GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN .

3y ago
41 Views
2 Downloads
244.23 KB
15 Pages
Last View : 4d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Camryn Boren
Transcription

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUKPENGOBATAN SENDIRI PADA MASYARAKATDI DESA JIMUS POLANHARJO KLATENNASKAH PUBLIKASIOleh :FARIZA ISMIYANAK 100 070 015FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASURAKARTA20131

2

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUKPENGOBATAN SENDIRI PADA MASYARAKAT DI DESA JIMUSPOLANHARJO KLATENTRADITIONAL DRUG USAGE PICTURE FOR THE SELF MEDICATIONSOCIETY COUNTRY SIDE JIMUS POLANHARJO KLATENFariza Ismiyana*, Arief Rahman Hakim**, Tanti Azizah Sujono*,*Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta**Fakultas Farmasi Universitas Gadjah MadaABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan obattradisional untuk pengobatan sendiri pada masyarakat di Desa Jimus PolanharjoKlaten.Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian non eksperimentalterhadap responden yang berdomisili di Desa Jimus dengan jumlah responden 35orang menggunakan alat bantu kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan secaraquota sampling. Analisis penggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiridilakukan secara deskriptif.Gambaran penggunaan obat tradisional di Desa Jimus adalah obattradisional digunakan dalam berbagai bentuk sediaan untuk mengatasi penyakitringan, penyakit degeneratif dan ada yang menggunakan untuk mengatasi infeksi.Obat tradisional yang digunakan kebanyakan tidak memunculkan efek samping(42,8 %), ketika muncul efek samping beberapa responden tetap melanjutkan obattradisional, tetapi ada yang pergi kedokter atau beralih ke obat modern. Dosispemakaian di dasarkan atas pengalaman pribadi atau turun temurun dari keluarga.Kata kunci : pengobatan sendiri, obat tradisional, masyarakat di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten.ABSTRACTThis study aims to describe the use of traditional medicine to treat yourselfto the community in the village of Klaten Polanharjo Jimus.Type of research is non-experimental research with respondents who livein the village with a number of respondents Jimus 350 people using questionnaire1

tool. Sampling was done by quota sampling. Analysis of the use of traditionalmedicine for the treatment themselves be descriptive.Overview of the use of traditional medicine in the village Jimus is atraditional remedy used in a variety of dosage forms to overcome ailments,degenerative disease and no use to overcome the infection. Traditional medicineis used mostly not bring side effects (42.8%), when side effects appear somerespondents continued to traditional medicine, but there is go to a doctor orswitch to modern medicine. Dosage is based on personal experience or downthrough generations of the family.Keywords: self-medication, traditional medicine, the people in the village Jimus,Polanharjo, Klaten.PENDAHULUANSwamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan sendiri.Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringanyang banyak dialami masyarakat seperti : demam, nyeri, pusing, batuk, influenza,sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Obat-obat yangtermasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif aman digunakanuntuk pengobatan sendiri (Depkes, 2006).Pengobatan tradisional masih banyak digunakan sebagai alternatif dalammasyarakat, hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat masih mengakui khasiat daripengobatan tradisional, dengan demikian jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikanobat harus tetap dilestarikan dan dijaga agar dapat dimanfaatkan sebagai resepresep tradisional warisan orang tua terdahulu dalam upaya menunjang pelayanankesehatan (Wijayakusuma dan Dalimartha, 2001).Pengobatan tradisional dan obat tradisional telah menyatu denganmasyarakat, digunakan dalam mengatasi masalah kesehatan. Kemampuanmasyarakat untuk mengobati sendiri, mengenai gejala penyakit dan memeliharakesehatan perlu ditingkatkan dalam rangka menjaga kesehatan bagi seluruhlapisan masyarakat. Untuk ini obat tradisional dan jamu merupakan potensi yangbesar karena sudah dikenal masyarakat, mudah diperoleh, harga relatif murah,serta merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat (Agoes dan Jacob, 1996).2

Hasil penelitian yang dilakukan di masyarakat Kecamatan Warung KondangKabupaten Cianjur Jawa Barat menunjukkan masyarakat melakukan pengobatansendiri dengan alasan sakit masih ringan, hemat biaya, hemat waktu serta sifatnyasementara yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas ataumantri. Pengobatan sendiri yang benar masih rendah karena umumnya masyarakatmembeli obat secara eceran sehingga tidak dapat membaca keterangan yangtercantum pada kemasan obat. Pada penelitian ini data yang diperoleh berasaldari: ketua RT, ketua RW, pengajar, kader kesehatan dan ibu rumah tangga.(Supardi & Notosiswoyo, 2005).METODEJenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimentaldengan metode survei, data dianalisis secara deskriptif. Data yang diperlukandalam rangka penelitian ini diperoleh melalui survei lapangan (observasi). Datadata diperoleh langsung dari responden yang berada di daerah yang telahditentukan peneliti. Untuk menggali informasi dari responden, digunakankuisioner yang memuat beberapa pertanyaan bentuk semi terbuka yaitu ada yangberupa multiple choice yang bisa dipilih oleh responden serta essay yang bisadijawab sesuai keinginan. Data ini nantinya akan menjadi data primer karenadidapat langsung dari narasumber atau responden. Data kuesioner yang berupajawaban yang diisi oleh responden dianalisis secara deskriptif untuk mengetahuipersentase keberadaan kuesioner tersebut di dalam populasi (Sugiyono, 2003).Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh masyarakatyang berada di Desa Jimus Polanharjo Klaten. Dari data kependudukan desa,diperoleh jumlah populasi sebanyak 1593 orang, data ini terdiri dari 780 laki-lakidan 813 perempuan (Subroto, 2012).Besaran sampel untuk penelitian swamedikasi obat tradisional ini sebesar350 responden, pengambilan sampel dilakukan dengan cara memberikan kuotaatau jumlah yang diinginkan pada masing-masing padukuhan yang berada di DesaJimus. Setiap Padukuhan mendapatkan kuota sebesar 22% dari jumlahkeseluruhan penduduk. Dari 10 Padukuhan yang berada di Desa Jimus maka3

didapatkan 350 responden yang bersedia menjadi responden dengan kriteriainklusi yang telah ditentukan peneliti. Pengambilan sampel untuk penelitian inidapat dilakukan dengan cara teknik quota sampling. Penyebaran kuisionerdilakukan dari tanggal 24 Februari 2012 sampai 24 April 2012 sebanyak 350responden.HASIL DAN PEMBAHASANDari 350 responden terdapat 25 responden yang drop out karena belumpernah melakukan swamedikasi dengan menggunakan obat tradisional sehinggajumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 325 responden. Berdasarkan hasiljawaban dari 325 responden yang telah mengisi kuisioner secara sukarela yangdiambil dari 10 Padukuhan di Desa Jimus, yang meliputi Padukuhan Kradenan,Demangan, Nglembu, Kahuman, Mranggen, Sawahan, Pucangan, Pilangan,Jetisan, dan Cangkring, diperoleh demografi responden yang meliputi umur, jeniskelamin, status, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan tingkat nganjudulgambaranpenggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiri pada masyarakat di DesaJimus Polanharjo Klaten dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1. Karakteristik Responden Di Desa Jimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012(n 325)NoKarakteristik RespondenJumlahPersentaase (%)1.Umur (th)20-3013340,931-5014544,651-604714,52.Jenis ikah21967,4Belum Menikah7121,8Tidak Ada gawai swasta4413,5Pegawai Negeri41,2Sopir41,2Perawat10,34

Lanjutan (Tabel 1)No5.6.Karakteristik RespondenDosenTidak ada keteranganPendidikan TerakhirSDSLTPSLTAPerguruan TinggiSDTingkat Penghasilan Rp. 1.000.000Rp. 1.001.000-Rp. 2.000.000Rp. 2.001.000-Rp. 3.000.000Rp. 3.001.000-Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000Tidak ada keteranganTotalJumlah17Persentaase 332543,430,29,21,52,513,2100Jenis penyakit yang paling banyak diderita masyarakat dideskripsikandalam tabel 2.Tabel 2. Jenis Penyakit Yang Pernah Diderita Dan Diobati Sendiri Oleh Responden Di DesaJimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoJenis PenyakitJumlahPersentase .Kencing manis/diabetes175,28.Pusing41,29.Darah rendah41,210. Sakit gigi10,311. Tipus10,312. Infeksi saluran kemih10,313. Asam urat10,3Jumlah744228,7Umumnya penyakit yang sering diobati sendiri adalah : batuk, flu, masukangin, pusing, gangguan pencernakan, dan gangguan gigi. batuk biasanya diobatidengan rebusan daun sirih atau jeruk nipis dengan kecap, untuk diabetesmenggunakan temulawak, untuk diare menggunakan daun lidah buaya atau jambubiji, sedangkan untuk demam pada anak menggunakan bawang merah yangdibalurkan keseluruh tubuh.5

Jangka waktu menderita sakit berdasarkan hasil survei yang dilakukandapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3. Jangka Waktu Menderita Sakit Yang Dialami Oleh Responden Di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoJangka WaktuJumlahPersentase (%)1.Kurang dari satu minggu20763,72.Satu minggu-satu bulan10933,53.Lebih dari satu bulan92,8Jumlah325100Dari data tersebut menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akankesehatan cukup tinggi terbukti bahwa pada saat mereka sakit, mereka berupayauntuk mengobatinya sehingga sakit yang diderita hanya sebentar selain itupenyakit yang diderita masyarakat hanya penyakit-penyakit ringan dengankeluhan sakit bersifat selflimiting.Tindakan yang dilakukan ketika sakit yang paling banyak dilakukanresponden dideskripsikan pada dalam tabel 4.Tabel 4. Tindakan Yang Dilakukan Ketika Sakit Oleh Responden Di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoTindakanJumlahPersentase (%)1.Minum obat tradisional3251002.Periksa kedokter, puskesmas atau rumah sakit144,33.Minum obat secara bebas51,54.Membiarkan sampai sembuh30,9Jumlah347106,7Penggunaan obat tradisional meningkat mungkin disebabkan adanyaintervensi pemerintah melalui promosi pemanfaatan obat asli Indonesia danpenggalakkan TOGA (Taman Obat Keluarga) secara lintas sektor di jajaranDepkes dan tim penggerak PKK. Peningkatan penggunaan obat tradisionalmungkin berkaitan juga dengan peningkatan jumlah industri obat tradisional danindustri kecil obat tradisional (Notoatmodjo, 2007).Tujuan terbanyak responden menggunakan obat tradisional diperlihatkanpada tabel 5.6

Tabel 5. Tujuan Penggunaan Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Responden Di DesaJimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoTujuanJumlahPersentase (%)1.Menyembuhkan penyakit yang mendadak/ringan16249,82.Mencegah penyakit8425,83.Perawatan tubuh78244.Menyembuhkan penyakit menahun (kronis)7121,85.Menyembuhkan penyakit yang parah175,2Jumlah412126,6Masyarakat beranggapan bahwa pada saat mereka sakit merekamenginginkan pengobatan yang murah dan mudah didapat sehingga merekamenggunakan pengobatan tradisional untuk mengobati penyakit yang mendadak,penyakit mendadak yang dimaksud disini adalah penyakit-penyakit mendadakyang bersifat ringan sebelum yang bersangkutan memeriksakan diri ke petugaskesehatan atau dokter.Cara mendapatkan obat tradisional paling banyak dideskripsikan dalamtabel 6.Tabel 6. Cara Mendapatkan Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh Responden Di DesaJimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoTempat atau cara memperolehJumlahPersentase (%)1.Penjual jamu gendong14945,82.Apotek9027,73.Toko kelontong8526,24.Meracik sendiri6319,45.Resep obat tradisional dari orang tua5115,76.Tenaga kesehatan185,57.Penjual obat keliling123,7Jumlah468144Cara yang paling sering untuk mendapatkan obat tradisional adalah daripenjual jamu gendong. Alasan ini sangat umum terjadi, karena dari penjual jamugendong tersebut biasanya responden dapat memperoleh obat tradisional denganmudah. Selain itu, adanya anggapan oleh masyarakat bahwa obat tradisional yangberasal dari penjual jamu gendong tersebut adalah obat tradisional yang diraciksecara sederhana dan terbuat dari bahan-bahan alami tanpa ada campuran denganbahan kimia (Notoatmodjo, 2007).Pada umumnya masyarakat Desa Jimus menggunakan bentuk sediaanyang dapat dilihat pada tabel 7.7

Tabel 7. Bentuk Sediaan Obat Tradisional Yang Dipakai Oleh Responden Di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoBentuk sediaanJumlahPersentase (%)1.Jamu16149,52.Rebusan atau seduhan9428,93.Serbuk ekstrak kering yang dikapsul8225,24.Ekstrak kering5115,75.Dalam keadaan segar4714,5Jumlah435133,8Pengolahan obat tradisional sangat bervariasi, mulai dari yang masihdilakukan dengan cara sederhana seperti direbus, dipipis atau diseduh sampaidengan yang menggunakan teknologi maju yang dikemas. Agar jamu punyaimage yang modern tidak terasa pahit dan aromanya tidak menyengat sertadifungsikan seperti obat dibuatlah sediaan jamu jadi kapsul, kaplet dan sirup yangmanis. Masyarakat Desa Jimus sendiri lebih banyak menggunakan sediaan berupajamu karena jamu mudah didapat yaitu dengan cara menggunakan tanaman yangada disekitar ataupun membeli dari penjual jamu gendong.Jenis obat tradisional yang pernah digunakan paling banyak dideskripsikanpada tabel 8.Tabel 8. Jenis Obat Tradisional Yang Pernah Digunakan Oleh Responden Di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoJenis ObatJumlahPersentase (%)1.Jamu17353,22.Obat herbal terstandar16851,7Jumlah341104,9Jamu yang dimaksud disini adalah semua sediaan obat tradisional baikyang dibeli secara bebas maupun hasil racikan sendiri. Contoh OHT adalahdiabmeneer, diapet, kiranti, fitolac, lelap. Untuk contoh fitofarmaka adalahNodiar, Stimuno, Rheumaneer, Tensigard Agromed.Rata-rata lama penggunaan obat tradisional dapat dilihat pada tabel 9.Tabel 9. Rata-Rata Lama Menggunakan Obat Tradisional Yang Dilakukan Oleh RespondenDi Desa Jimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoLama rata-rataJumlahPersentase (%)1.1hari saja237,12.2-3 hari14644,93.1minggu309,24.Sebulan51,55.Sampai sembuh12237,5Jumlah326100,28

Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang telah dilakukanKhusna Di Pondok Pesantren Islam Assalam Sukoharjo-Surakarta yangmenyatakan bahwa lama penggunaan obat tradisional oleh responden biasanyaselama satu minggu yang merupakan distribusi terbesar (Khusna, 2006).Sumber informasi obat tradisional dapat dilihat pada tabel 9.Tabel 9. Sumber Informasi Obat Tradisional Yang Diperoleh Oleh Responden Di DesaJimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoSumber informasiJumlahPersentase (%)1.Tradisi nenek moyang14444,32.Keluarga10833,23.Media cetak atau elektronik5516,94.Tetangga atau teman5015,45.Tenaga kesehatan134Jumlah370113,8Sedangkan keluarga memiliki peran yang penting dalam memberikaninformasi mengenai obat tradisional. Keluarga merupakan sekumpulan orang yanghidup bersama dalam tempat tinggal yang sama. Keluarga merupakan pihakterdekat bagi reponden, sehingga dari keluarga inilah responden memperolehinformasi tentang obat attradisionaldideskripsikan dalam tabel 10.Tabel 10. Alasan Menggunakan Obat Tradisional Yang Dilakukan OlehResponden Di DesaJimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoAlasanJumlahPersentase (%)1.Terbuat dari bahan alami16851,72.Harganya lebih murah12237,53.Efek samping yang ditimbulkan relatif kecil8325,54.Terdapat kandungan tanaman herbal8225,25.Tidak perlu menggunakan resep7422,86.Dapat diperoleh dengan mudah5516.9Jumlah584179,6Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang telah dilakukan olehSupardi yang menyatakan bahwa alasan menggunakan obat tradisional palingbanyak adalah praktis sebesar 92,2%, kemudian 90,6% karena dapat diperolehdengan mudah, 89,7% karena aman, 87,2% karena murah harganya, 80,3% karenauntuk penyakit ringan dan 67,5% karena manjur (Supardib, 1997).9

Waktu penggunaan paling banyak dapat dilihat pada tabel 11.Tabel 11. Waktu Penggunaan Obat Tradisional Terbanyak Oleh Responden Di Desa Jimus,Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoWaktuJumlahPersentase 1,25.Tidak tentu4814,8Jumlah349107,4Digunakan di sore hari karena adanya asumsi masyarakat bahwa pada sorehari sudah tidak banyak aktifitas sehingga efek obat akan cepat tercapai,sedangkan pada pagi hari karena pada pagi hari perut belum terisi makanansehingga obat akan langsung bekerja dan terasa khasiatnya.Banyaknya obat tradisional untuk satu kali pemakaian diperlihatkan dalamtabel 12.Tabel 12. Banyaknya Obat Tradisional Untuk Satu Kali Pemakaian Yang Dilakukan OlehResponden Di Desa Jimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoTakaranJumlahPersentase (%)1.Satu sendok teh123,72.Satu sendok makan4012,33.Setengah gelas9930,54.Satu gelas15246,85.Tidak terukur247,4Jumlah327100,7Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang belumbanyak didukung oleh data hasil penelitian. Peracikan secara tradisionalmenggunakan takaran sejumput, segenggam atau pun seruas yang sulit ditentukanketepatannya. Penggunaan takaran yang lebih pasti dalam satuan gram dapatmengurangi kemungkinan terjadinya efek yang tidak diharapkan karena batasantara racun dan obat dalam bahan tradisional amatlah tipis.10

Efek samping yang ditimbulkan paling banyak dapat dilihat pada tabel 13.Tabel 13. Efek Samping Yang Dirasakan Oleh Responden Di Desa Jimus, Polanharjo,Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)NoEfek sampingJumlahPersentase (%)1.Tidak muncul efek samping13942,82.Mengantuk91283.Mual5516,94.Nafsu makan turun288,65.Pusing2686.Timbul gatal pada kulit113,47.Jantung berdebar-debar72,28.Sesak ndentidakmunculefeksampingobatyangmembahayakan selama menggunakan obat tradisional, dari hasil ini dapatdisimpulkan bahwa obat tradisional dianggap aman dalam penggunaannya karenaefek sampingnya relatif sangat kecil.Tindakan yang dilakukan apabila setelah menggunakan obat tradisionaltetapi belum juga sembuh diperlihatkan dalam tabel 14.Tabel 14. Tindakan Yang Dilakukan Oleh Responden Di Desa Jimus, Polanharjo, KlatenPada Tahun 2012 Apabila Setelah Menggunakan Obat Tradisional Tetapi Belum JugaSembuh (n 325)NoTindakanJumlahPersentase (%)1.Masih tetap melanjutkan pemakaian obat tradisional14444,32.Periksa ke dokter14243,73.Menghentikan pemakaian obat tradisional3611,14.Dibiarkan1345.Beralih pengobatan dengan menggunakan obat123,7modern6.Pergi ke dukun10,3Jumlah348107,1Masyarakat masih menggunakan obat tradisional walaupun belum sembuhkarena mereka beranggapan bahwa obat tradisional mengandung bahan-bahanalami maka efeknya lambat, obat tradisional digunakan untuk menguatkan kondisitubuh atau meningkatkan daya tahan, berbeda dengan obat medik yang berfungsiuntuk mengobati langsung pada penyakit.11

Hubungan antara efek samping yang ditimbulkan obat tradisional dengantindakan yang dilakukan responden apabila belum sembuh dapat dilihat pada tabeldibawah ini.Tabel 15. Hubungan Antara Efek Samping Dengan Tindakan yang Dilakukan OlehResponden Di Desa Jimus, Polanharjo, Klaten Pada Tahun 2012 (n 325)StopLanjutPergi kePergi keDibiarkan Alih k su makan turun723832Jantung berdebar22411Tidak muncul ESO5745832Keterangan: OT : Obat tradisionalUntuk efek samping kejang ada 1 orang responden tetap melanjutkanpemakaian obat tradisional, responden merasa kejang bukan merupakan efeksamping dari obat tradisional sementara responden lain ada yang mendatangidukun ketika muncul efek samping kejang.KESIMPULANGambaran penggunaan obat tradisional di Desa Jimus adalah obattradisional digunakan dalam berbagai bentuk sediaan untuk mengatasi penyakitringan, penyakit degeneratif dan ada yang menggunakan untuk mengatasi infeksi.Obat tradisional yang digunakan kebanyakan tidak memunculkan efek samping(42,8 %), ketika muncul efek samping beberapa responden tetap melanjutkan obattradisional, tetapi ada yang p

2 tool. Sampling was done by quota sampling. Analysis of the use of traditional medicine for the treatment themselves be descriptive. Overview of the use of traditional medicine in the village Jimus is a

Related Documents:

PEDOMAN CARA PEMBUA TAN OBAT TRADISIONAL YANG BAlK i. PENDAHULVAN 1.1. Latar 8elakang Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan . selumh aspek pembuatan obat tradisional dalam industri obat tradisional tersebut selalu mel11enulu CPO'lH.

Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.42.2996 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat Tradisional, Dalam rangka pengawasan importir, distributor, industri obat tradisional dan atau industri farmasi yang memasukkan obat tradisional wajib melakukan pendokumentasian distribusi obat tradisional. 11

tempat dimana Obat tradisional itu di buat dan di produksi. b. Sales S. a. les dalam proses peredaran obat tradisional ilegal merupakan pihak yang menawarkan obat tradisional kepada penjual obat tradisional, Jadi pengertian Sales Person atau Salesman di sini adalah individu yang menawarkan suatu produk

Keywords: empon-empon, herbal medicine, production, management, marketing. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatan yang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahan baku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah antara lain karena berkembangnya industri obat modern dan .

obat dan alat kesehatan c. Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku alam yang terkaitdengan kesehatan d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan .

2. lndustri Obat Tradisional : adalah industri yang memproduksi obat traditional dengan total asset diatas Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan 3. lndustri Kecil Obat Tradisional : adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta

Daftar Obat Esensial Nasional adalah daftar yang memuat obat esensial yang diterbitkan oleh suatu negara. Daftar obat esensial nasional disusun berdasarkan konsensus untuk pengobatan dengan obat yang tersedia yang dipilih berdasarkan kemanfaatan dan keamanan. Daftar obat esensial dapat disesuaikan dengan level pelayanan yang ada, misal daftar .

untuk Obat herbal ada 3 : Jamu, obat herbal terstandarisasi dan fitofarmaka. Obat tradisional merupakan salah satu warisan nenek moyang atau leluhur yang secara turun temurun dipergunakan dalam proses mencegah, mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan penyakit, luka dan mental pada manusia atau hewan. Sebagai warisan nenek moyang yang dipergunakan secara turun temurun . 3 maka perlu kiranya .