PENGGUNAAN PENDEKATAN WRITING TO TEACH YANG DIMODIFIKASI .

3y ago
50 Views
2 Downloads
524.63 KB
9 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170PENGGUNAAN PENDEKATAN WRITING TO TEACH YANGDIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILANBERARGUMENTASI CALON GURU KIMIAD. Nurdiyanti 1, 2*, A. Permanasari2, S. Mulyani2, Hernani21Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Jl.Tuparev No. 70, Cirebon, Indonesia2Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Pascasarjana,Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setia Budhi No. 229, Bandung,Indonesia*E-mail: dewi.nurdiyanti@umc.ac.idAbstrak: Keterampilan berargumentasi adalah keterampilan yang harus dimilikioleh mahasiswa untuk mendukung keterampilan berpikir kritis yang merupakansalah satu keterampilan abad 21. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkanketerampilan berargumentasi mahasiswa calon guru kimia pada materi elektrokimiamelalui perkuliahan kimia sekolah menggunakan pendekatan writing to teach(WtT) yang dimodifikasi. Penelitian melibatkan 20 orang mahasiswa calon gurukimia semester 5. Data keterampilan berargumentasi diperoleh melalui tesketerampilan berargumentasi sebelum dan sesudah pembelajaran. Data responmahasiswa terhadap penggunaan pendekatan WtT yang dimodifikasi diperolehmelalui wawancara. Data dianalisis menggunakan uji N-gain untuk menilhatpeningkatan keterampilan berargumentasi dan uji t untuk melihat perbedaanketerampilan berargumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilanberargumentasi mahasiswa meningkat dan mahasiswa menyatakan bahwakegiatan-kegiatan dalam pendekatan WtT yang dimodifikasi dapat membantumeningkatkan keterampilan berargumentasi.Kata Kunci: Tuliskan kata kunci dari tulisan anda dari khusus ke umum (3-7 kata)Keterampilan berargumentasi, writing to teach, elektrokimia.PENDAHULUANKeterampilan berargumentasi merupakan salah satu keterampilan yangdibutuhkan oleh mahasiswa, karena menurut Jiménez dan Puig (2007) keterampilanberargumentasi berkontribusi terhadap keterampilan berpikir kritis yangmerupakan salah satu keterampilan abad 21. Disamping itu, keterampilanberargumentasi penting dimiliki mahasiswa calon guru kimia karena argumentasidapat digunakan untuk membangun penjelasan yang disampaikan kepada pesertadidik mereka kelak. Hal ini sejalan dengan pernyataan McNeill, dkk. (2006),Sandoval dan Reiser (2004), Suthers, Toth dan Weiner, (1997), Zembal-Saul, dkk.(2002) yang menyebutkan bahwa penjelasan dibangun oleh oleh argumentasi17Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170menggunakan struktur argumen ilmiah (klaim) yang dipertahankan dengan buktisebagaimana penelitian yang dilakukan oleh. Argumetasi memegang perananpenting dalam membangun penjelasan, model dan teori (Siegel, 1995) sebagaimanailmuwan menggunakan argumen untuk menghubungkan bukti-bukti dengan klaimmelalui warrant dan backing (Toulmin, 1958). Eskin dan Bekiroglu (2013)menyebutkan bahwa proses argumentasi memfasilitasi pembangunan konsepilmiah suatu penjelasan. Oleh karena itu keterampilan berargumentasi menjadipenting untuk dimiliki oleh mahasiswa calon guru. Keterampilan berargumentasidapat juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mendukung keterampilan menulismateri ajar. Hal ini disebabkan karena di dalam materi ajar berisikan penjelasan.Salah satu pendekatan yang dapat membekalkan mahasiswa dalam membuatsuatu penjelasan adalah pendekatan Writing to Teach / WtT (Vazquez, 2012). Agardapat membekalkan keterampilan memberikan penjelasan dan keterampilanargumentasi maka harus dilakukan modifikasi dengan menambahkan beberapakegiatan. Kegiatan yang dapat ditambahkan adalah kegiatan analisis representasikimia dan analisis miskonsepsi secara argumentatif, dan diskusi argumentatif.Argumentaasi memiliki manfaat ketika dilibatkan dalam proses pembelajaranyaitu meningkatkan kualitas belajar karena melibatkan peserta didik dalam kegiatanlatihan penalaran secara umum (Bricker dan Bell, 2008; Erduran dan JimenezAleixandre, 2008). Penggunaaan argumentasi dalam pembelajaran dapatmeningkatkan penguasaan konsep siswa (Venville dan Dawson, 2010).Argumentasi memiliki dampak positif terhadap penguasaan konsep siswa tentangide-ide dan proses ilmiah (Cross, dkk., 2008; Venville dan Dawson, 2010; Zohardan Nemet, 2002). Keterlibatan siswa dalam argumentasi menghasilkanpemahaman yang lebih baik terhadap konsep yang sudah ada, mengenalkan merekapada ide-ide baru, memperluas pengetahuan, dan menghilangkan miskonsepsi(Cross, dkk., 2008).Tujuan dilakukan analisis representasi kimia ini adalah untuk membantumahasiswa memahami konsep-konsep tentang elektrokimia. Hal ini dilakukankarena penggunaan representasi kimia dalam pembelajaran dapat membantu siswamemahami konsep dengan lebih mendalam (Treagust, Chittlebrough & Mamiala,2003; Tsui & Treagust, 2003; Ainsworth, 2006; Hubber, Tyller dan Haslam, 2010;Meij dan de Jong, 2006: Shehab dan BouJaoude, 2016; Talanquer, 2010; Jaber danBouJaoude, 2012; Sunyono dan Meristin, 2018). Disamping itu analisisrepresentasi silakukan untuk membantu mahasiswa dalam berargumentasi saatmembahas miskonsepsi dan diskusi argumentatif di kelas sebagaimana pernyataanNamdar dan Shen (2016) yang menyebutkan representasi konsep mendukungargumentasi. Melalui representasi maka siswa dapat memperoleh hubungan setiapinformasi dari representasi untuk mendukung klaim dan membangun argumentasi(Hand dan Choi 2010; Pallant dan Lee, 2014).18Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170Berdasarkan latar pendahuluan tersebut maka penelitian ini bertujuan untukmengetahui apakan pendekatan WtT yang dimodifikasi ini dapat meningkatkanketerampilan berargumentasi mahasiswa?METODEPenelitian dilaksanakan di salah satu universitas di Kota Bandung denganmelibatkan 20 mahasiswa calon guru kimia semester lima. Penelitian dilaksanakanpada mata kuliah kimia sekolah dengan materi elektrokimia yang meliputi sel volta,korosi dan sel elektrolisis. Instrumen yang digunakan adalah tes keterampilanberargumentasi yang berbentuk uraian. Tes diberikan pada saat sebelum dan setelahpembelajaran menggunakan pendekatan WtT yang dimodifikasi.Pada penelitian ini mahasiswa melakukan kegiatan-kegiatan perkuliahanyang merupakan pendekatan WtT yang dimodifikasi. Modifikasi yang dilakukanadalah dengan menambahkan kegiatan anlisis representasi kimia, analisismiskonsepsi secara argumentatif dan diskusi argumentatif. Kegiatan tersebutterbagi menjadi lima tahap yaitu 1) pengenalan konsep tentang materi ajar danargumentasi, 2) perancangan materi ajar, 3) menulis materi ajar, 4) peer review, 5)revisi. Pada tahap perencanaan mahasiswa melakukan kegiatan analisis KD,penentuan tujuan atau indikator pembelajaran, penentuan konsep esensial danprasyarat, penentuan peta konsep, analisis representasi kimia, analisis miskonsepsi,presentasi materi, diskusi argumentatif, dan penyusunan otline materi ajar. Padapenelitian ini yang menjadi fokus adalah bagaimana pendekatan WtT yangdimodifikasi ini dapat meningkatkan keterampilan berargumentasi.Penilaian keterampilan berargumentasi dilakukan menggunakan pedomanpenilaian yang dikemukakan oleh Sampson dan Gerbino (2010) yang terdiri dariketerampilan memberikan klaim, data, warrrant, dan backing. Wawancaradigunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan mahasiswa terhadappenggunaan pendekatan WtT dalam pembelajaran.Data keterampilan berargumentasi kemudian diuji menggunakan uji t untukmenetahui apakah terdapat perbedaan keterampilan berargumentasi sebelum dansesudah pembelajaran. Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui peningkatanketerampilan berargumentasi sebelum dan sesudah pembelajaran.HASIL DAN PEMBAHASANTerdapat perbedaan skor keterampilan berargumentasi mahasiswa pada saatsebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan pendekatan WtT yangdimodifikasi. Hal ini dikuatkan juga oleh hasil uji perbedaan terhadap skor testseperti yang terlihat pada Tabel 1.19Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170Tabel 1. Hasi Tes Keterampilan Berargumentasi pada Materi elektrokimiaUji bedarata-rataPairedsample ttestMateriPre testPost testSel SelelektrolisisAsymp.sig.(2tailed)0,000 0,05(berbedasignifikan)0,000 0,05(berbedasignifikan)0,000 0,05(berbedasignifikanTabel 1 tidak hanya menunjukkan adanya perbedaan keterampilanberargumentasi antara sebelum dan sesudah pembelajran, akan tetapi menunjukkanpulan peningkatan keterampilan berargumentasi mahasiswa pada materielektrokimia. Pernyataan ini didasari oleh skor hasil tes keterampilanberargumentasi yang meningkat pada saat post test seperti yang disajikan padaGambar 2325,0020,000,740,790,610,00Sel VoltaKorosiPrePostSel ElektrolisisN-gainGambar 1. Keterampilan BerargumentasiGambar tersebut menunjukkan bahwa keterampilan berargumentasimahasiswa meningkat pada saat post test untuk semua materi dengan peningkatanyang sedang untuk materi korosi dan tinggi untuk sel volta dan sel elektrolisis.Peningkatan keterampilan berargumentasi ini tidak terlepas dari kegiatan-kegiatanyang dilakukan dalam perkuliahan kimia sekolah dengan pendekatan WtT yangdimodifikasi ini. Pada perkuliahan ini mahasiswa dilibatkan secara aktif dalamkegiatan argumentasi ilmiah seperti pada saat pembahasan miskonsepsi dan diskusi20Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170argumentatif. Mahasiswa pada saat perkuliahan dilatih untuk dapat membangunargumentasi dengan cara dilibatkan dalam permasalahan terkait miskonsepsikemudian diminta menyelesaikan permasalahan tersebut dengan dukungan datadata, warrant dan backing. Pelibatan komponen argumentasi Keterlibatanmahasiswa dalam kegiatan argumentasi ilmiah dalam pembelajaran tersebut dapatmeningkatkan keterampilan berargumentasi (Hong dan Talib, 2018; Erika danPrahani, 2017; Sampson dan Gerbino, 2010).Kegiatan analisis representasi kimia dalam proses pembelajaran jugaberkontribusi terhadap keterampilan berargumentasi, karena melalui representasikimia yang melibatkan ketiga levelnya membuat mahasiswa dapatmengembangkan keterampilan berargumentasinya. Pernyataan ini sejalan denganbeberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ketika melibatkan representasimaka siswa dapat memperoleh informasi yang relevan dari representasi yangdiberikan untuk mendukung klaim dan membangun argumen Hand & Choi (2010)dan Pallant & Lee (2014), pengintegrasian multiple representasi dan argumentasimeningkatkan keterampilan berargumentasi (Suminar, 2017), penalaranrepresentasional membantu mengembangkan argumen yang lebih kuat (Waldrip,2015).Tanggapan yang diperoleh melalui wawancara mendukung pernyataanperkuliahan kimia sekolah dengan pendekatan WtT yang dimodifikasi ini mampumeningkatkan keterampilan berargumentasi. Mahasiswa pada umumnyamemberikan tanggapan positif terhadap kegiatan-kegiatan dalam perkuliahan kimiasekolah dengan pendekatan WtT yang dimodifikasi. Mahasiswa menyatakankegiatan kegiatan analisis miskonsepsi dan diskusi kelas yang argumentatifmembantu mereka untuk berlatih argumentasi dan menulis materi ajar karenamelalui kegiatan analisis dan diskusi argumentasi yang menyoroti komponenkomponen argumentasi membantu memahami materi yang dipelajari terutama saatdilakukan bersama-sama, selain itu mereka juga menjadi lebih mudah untukmemasukkan komponen-komponen argumentasi dalam materi ajar.Keterampilan berargumentasi paling tinggi ada pada materi sel elektrokimiadan yang terendah ada pada materi sel volta. Keterampilan berargumentasi padamateri sel volta memperoleh skor yang paling kecil disebabkan karena mahasiswatidak dapat memberikan data yang lengkap untuk mendukung klaim. Pemberiandata yang lengkap menjadi sangat penting dalam argumentasi karena data akanmenjadi bukti yang mempengaruhi penerimaan klaim (Osborne, Erduran danSimon, 2004). Hasil peskoran menunjukkan Empat belas mahasiswa hanyamemberikan 1 data dari 3 data (skor PRS, terbentuk padatan dan perubahan warna)yang terdapat dalam soal yaitu data potensial reduksi standar dan dua mahasiswamemberikan 2 data yaitu data potensial reduksi standar dan terbentuknya padatan,dan satu orang yang tidak memberikan data. Mahasiswa yang memberikan data21Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170yang lengkap hanya berjumlah dua orang. Mahasiswa hanya fokus pada data PRSkarena mahasiswa lebih mudah menentukan mana yang akan tereduksi danteroksidasi hanya dengan melihat data PRS. Mahasiswa tidak mempertimbangkandata lain yang dapat mendukung klaim merekaPenyebab lainnya keterampilan berargumentasi pada materi sel voltamendapatkan skor paling kecil adalah warrant yang kurang tepat untuk untukmenghubungkan klaim dan data yang tepat. Warrant merupakan penjelasan yangmenghubungkan antara klaim dan data (Driver, Newton dan Osborne, 2000) artinyawarrant harus bisa menjelaskan bagaimana data yang diberikan dapat mendukungatau menguatkan klaim sehingga klaim diterma. Warrant yang diberikan harusbenar-benar terkait dengan klaim dan data yang diberikan sebagaimana yangdiungkapkan Erduran dan Zimenez-Aleixandre (2008) yang menyebutkan bahwawarrant harus relevan dan spesifik untuk mendukung klaim dan data yang tepat.Warrant yang kurang tepat yang diberikan mahasiswa adalah “semakin besar skorPRS maka semakin mudah suatu spesi tereduksi”. Warrant yang tepat seharusnyaadalah spesi dengan skor PRS yang lebih positif akan mengalami reduksi sehinggapada soal ini ion Cu2 yang tereduksi. Ketika ion Cu2 tereduksi maka akanterbentuk padatan Cu (s) dan terjadi perubahan warna larutan dari biru menjadipudar warna birunya. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa ion Cu2 telahberkurang di larutan membentuk padatan Cu(s).PENUTUPBerdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan diketahui bahwaketerampilan berargumentasi mahasiswa untuk ketiga materi (sel volta, korosi dansel elektrolisis mengalami peningkatan pada kategori tinggi untuk materi sel voltadan sel elektrolisis, sedangkan pada materi korosi peningkatannya pada kategorisedang. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan keterampilanberargumentasi mahasiswa pada materi elektrokimia setelah mengikuti perkuliahanmenggunakan pendekatan WtT yang dimodifikasi. Rangkaian kegiatan yangdilakukan pada pendekatan WtT yang dimodifikasi berkontribusi terhadappeningkatan beargumentasi sebagaimana yang dinyatakan oleh mahasiswaREFERENSIAinsworth, S. (2006). DeFT: A conceptual framework for considering learning withmultiple representations. Journal Learning and Instruction, (16), 183–198.Bricker, L. & Bell, P. (2008). Conceptualizations of argumentation from sciencestudies and the learning sciences and their implications for the practices ofscience education. Science Education, 92(3), 473–498.Cross, D.; Taasoobshirazi, G.; Hendricks, S; and Hickey, D.T. (2008).Argumentation: a trategy for improving achivement and revealing scientificidentities. International Journal of Science Education, 30 (6). DOI:10.1080/0950069070141156722Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170Driver, R., Newton, P., & Osborne, J. (2000). Establishing the norms of scientificargumentation in classrooms. Science Education, 84 (3), 287-312. DOI:10.1002/(SICI)1098-237X(200005)84:3 287::AID-SCE1 3.0.CO;2-AErduran, S., & Jimenez-Aleixandre, M. P. (2008). Argumentation in scienceeducation. Florida State University-USA: Springer.Erika, F., & Prahani, B. K. (2017). Innovative chemistry learning model to improveargumentation skills and self-efficacy. IOSR Journal of Research & Methodin education, 7 (11), 62-68. DOI: 10.9790/7388-0701026268Eskin, H., & Bekirogul, F. O. (2013). Argumentation as strategy for conceptuallearning of dynamics. Res. Sci. Edu.Springer. DOI: 10.1007/s1165-01293339-5Hand, B., & Choi, A. (2010). Sequencing embedded multimodal representation inconstraction argumen in organoc chemistry laboratory classes. Research inScience Teaching, 46 (3), 225-247. DOI: 10.1002/tea.20282Hong, L. Y., & Talib, C. A. (2018). Scientific argumentation in chemistryeducation: implication and suggestions. Asian Social ScienceI, 14 (11),1429.Hubber P Tytler R and Haslam F 2010 Teaching and learning about force with arepresentational focus: Pedagogy and teacher change Journal Research inScience Education 40 1 5–28Jaber, L. Z., & Jaoude, B. S. (2012). A macro-micro-symbolic teaching to promoterelational understanding of chemical reaction. International JournalScience Education, 34 (7), 973-998.Jimenez-Aleixandre, M.P. (2008). “Designing argumentation learningenvironments”. In Argumentation in science education: Prespective fromclassroom-based research, edited by S. Erduran and M. P. JimenezAleixandre, 3-27. Netherlands: Springer.Jimenez-Alexandre, M. P., & Puig, B. (2007). Argumentation in Science EducationPrespectives from Classroom-Based Research. Chapter 1. Argumentation inScience Education: An Overview. Springer Netherlands. DOI: 10.1007/978-1-4020-6670-2.McNeill, K.L., Lizotte, D.J., Krajcik, J., & Marx, R.W. (2006). Supporting students'construction of scientific explanations by fading scaffolds in instructionalmaterials.Journal of the Learning Sciences, 15(2), 153-191.Meij J Van der and Jong T de 2006 Supporting students’ learning with multiplerepresentations in a dynamic simulation-based learning environmentJournal Learning and Instruction 16 3 199-212Namdar, B., dan Shen, J. (2016). Intersection of argumentation and the use ofmultiple representation in contex of socioscientific issues. InternationalJournal of Science Education. DOI: 10.1080/09500693.2016.1183265Osborne, J. F., Erduran, S., & Simon, S. (2004). Enhancing the quality of argumentin school science. Journal of Research in Science Teaching, 41, 994-1020.Pallant, A., & Lee, H. S. (2014) Constructing scientific arguments using evidencefrom dynamic computional climate models. Journal of Science Educationand Thecnology. DOI:10.1007/s110956-014-9499-323Copyright 2019 JSEPhttps://journal.unpak.ac.id/index.php/jsep

Journal of Science Education And PracticeVolume 3 Nomor 2 Tahun 2019p-ISSN 2548-950Xe-ISSN 2549-7170Sampson, V., & Gerbino, F. (2010). ”Two instructional models that teachers canuse to promote anf support scientific argumentation in the biologyclassroom. The American Biology Teacher. 72 (7), 247-431.Sandoval, W. A., & Reiser, B. J. (2004). Explanation-driven inquiry: Integratingconceptual and epistemic scaffolds for scientific inquiry. ScienceEducation, 88(3), 345 – 372.Shehab, S. S., & BouJaoude, S. (2016). Analysis of chemical representation insecondary lebanes chemistry textbook. International Journal of Science andMathematics Education, 15 (5), 797-816.Siegel, H. (1995).Why should educator care about argumentation?. Informal Logic,17 (2), 159-176.Suminar, L. (2016). Penerapan model argument-based inquiry menggunakanpendekatan multi representasi untuk meningkatkan kemampuan translasiantar modus representasi dan kemampuan berargumentasi siswa SMA padamateri fluida statis. (Thesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas PendidikanIndonesia. Bandung.Suthers, D., Toth, E. E., & Weiner, A. (1997). An integrated approach toimplementing collaborative inquiry in the clasroom, 2nd InternationalConference on Computer Supported Collaborative Learning (pp. 272 –279). Toronto, Ontario, Canada: University of Toronto.Suyono S and Meristin A 2018 The effect of multiple repr

mahasiswa memahami konsep-konsep tentang elektrokimia. Hal ini dilakukan karena penggunaan representasi kimia dalam pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih mendalam (Treagust, Chittlebrough & Mamiala, . penentuan peta konsep, analisis representasi kimia, analisis miskonsepsi, presentasi materi, diskusi argumentatif, dan .

Related Documents:

3 BAB 3 METODOLOGI KAJIAN 3.1 Pengenalan 31 31 3.2 Kajian Penentuan Subjek 32 3.3 Kajian Pengumpulan Data 33 3.3.1 Pendekatan Sejarah (Historik) 33 3.3.2 Pendekatan Dokumentasi 34 3.3.3 Pendekatan Perpustakaan 35 3.4 Kajian Analisis Data 35 3.4.1. Pendekatan Induktif 36 3.4.2 Pendekatan Deduktif 36

Pendekatan-Pendekatan dalam Karya Sastra Mimetik Ekspresif Pragmatik Objektif 10/4/2014 Menurut Abrams 2 . Pendekatan Mimetik Realitas: sosial, budaya, politik. ekonomi, dan lain-lain. Karya Sastra 10/4/2014 3 . Mimetik Asal Kata Mimesis (Yunani) berarti tiruan Berupaya memahami hubungan

panduan, nasihat, bimbingan dan tunjuk ajar yang amat berguna sehingga Penulisan . Kekerapan Penggunaan Kata Pinjaman Bahasa Arab Kekerapan Penggunaan Dialek Kekerapan Penggunaan Bahasa Bombastik Kekerapan Penggunaan Apostrophe . remaja dari seluruh tanah air dan diberi pendekatan teknik menulis novel, cerpen, dan puisi.

d. Penggunaan deiksis persona kedua bentuk jamak kalian 20 penemuan. e. Penggunaan deiksis persona ketiga bentuk tunggal dia 50 penemuan, ia 42 penemuan, dan – nya 377 penemuan. f. Penggunaan deiksis persona bentuk jamak mereka 75 penemuan. Penggunaan deiksis persona

3. Apakah kepercayaan memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO? 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi manfaat terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO. 2. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan penggunaan terhadap minat penggunaan pada aplikasi OVO. 3.

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu (2) hasil pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan saintifik yang dilakukan di MAN Kota Batu pada September 2020.

“Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul” hasil penelitiannya adalah pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 masih rendah. Sehingga guru lebih nyaman menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), namun guru tetap menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Implementasi pendekatan