NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL “HAFALAN

2y ago
27 Views
2 Downloads
409.78 KB
70 Pages
Last View : 28d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Melina Bettis
Transcription

NILAI-NILAI EDUKATIFDALAM NOVEL “HAFALAN SHALAT DELISA”KARYA TERE LIYESKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi SyaratGuna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1Dalam Ilmu TarbiyahDisusun Oleh:MUNDAROH3105121FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGOSEMARANG2010

PERSETUJUAN PEMBIMBINGii

PENGESAHAN PENGUJITanggaliiiTanda Tangan

MOTTO.“.sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan)keji dan mungkar.”( QS. Al-Ankabut: 45).11Mahmud junus, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), hlm.401iv

PERSEMBAHANPersembahan ini kuberikan pada:1. Abi dan Umi.2. Pembimbing (Dra.Siti Mariam, M.Pd. dan Drs Abdul Wahib, M.Ag).3. Sahabat-sahabat.v

DEKLARASI“Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsiini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikianjuga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasiyang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan”.Semarang, 17 Januari 2010DeklaratorMundarohNIM: 3105121vi

ABSTRAKMundaroh (NIM: 3105121). Nilai-nilai Edukatif dalam Novel HafalanShalat Delisa Karya Tere Liye, Program Strata S1 Jurusan Pendidikan AgamaIslam IAIN Walisongo Semarang 2010.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Nilai-nilai Edukatif dalamNovel “Hafalan Shalat Delisa”. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan(library research). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalahmetode dokumen dan metode wawancara. Data penelitian yang terkumpulkemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif untukmendeskripsikan novel Hafalan Salat Delisa, metode analisis isi (content analysis)untuk mengungkapkan isi pesan dalam novel Hafalan Shalat Delisa, dan metodeinterpretative penulis gunakan dalam memahami melalui isi buku denganmenangkap arti dan nuansa uraian yang disajikan. Novel “Hafalan Shalat Delisa”ditulis oleh Tere Liye diterbitkan oleh Republika pada tahun 2005 terdiri dari 265halaman dan 19 episode.Adapun nilai-nilai edukatif dalam novel Hafalan Shalat Delisa dapatdiambil beberapa nilai edukatif di antaranya adalah: kebersihan, kejujuran,kesabaran, kedisiplinan, dan keikhlasan.Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi danmasukan bagi mahasiswa, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah.vii

KATA PENGANTARDengan menyebut Asma Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang, penulis panjatkan syukur ke Hadirat-Nya yang telah melimpahkanRahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunanskripsi ini yang merupakan tugas dan syarat yang wajib dipenuhi gunamemperoleh gelar sarjana dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, NabiMuhammad SAW yang telah membawa Risalah Islam yang penuh dengan ilmupengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman, sehingga dapat menjadi bekalhidup kita, baik di dunia dan di akhirat kelak.Selanjutnya penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepadapihak-pihak yang telah memberi bantuan baik moril maupun materiil terutamakepada:1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang;2. Dra. Siti Mariam, M,Pd. dan Drs. Abdul Wahib, M.Ag. selaku DosenPembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikirannyauntuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini;3. Para dosen pengajar dan staff karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang;4. Abi Sulthon dan Umi Sriyati serta seluruh keluarga yang telah berkenanmemberikan motivasi dan do’a yang tulus bagi penulis selama menyelesaikanstudi serta penyusunan skripsi ini;5. Abi Abdul Qodir Al-kaf yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi.6. Mutiara dalam hidupku “Hadad al-Kaf”, yang selalu memberikan supportkepada penulis dan telah mewarnai hari-hari penulis dengan tawa, canda,tangis.7. Teman-teman senasib dan seperjuangan; Nika, U2n, Yu2n, Sa’adah, Yu’ Tun,Yu’ Tri, Yu’ Ci2k, Yu’ Baeni.viii

8. Teman-temanku yang baik hati dan semua pihak yang tidak dapat penulissebutkan yang telah memberikan semangat dan bantuannya dalam penyusunanskripsi ini.Penulis sadar sepenuhnya, bahwa skripsi ini sangat jauh dari sempurna.Oleh karena itu saran dan kritik membangun selalu penulis harapkan demikebaikan di masa mendatang. Dengan ucapan al-Hamdulillah dan La Haula waLa Quwwata illa Billah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagipenulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya. Amin Penulis,17 Februari 2010Mundarohix

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .iHALAMAN NOTA PEMBIMBING.iiHALAMAN PENGESAHAN . iiiHALAMAN DEKLARASI . ivHALAMAN ABSTRAK .vHALAMAN MOTTO . viHALAMAN PERSEMBAHAN . viiHALAMAN KATA PENGANTAR. viiiHALAMAN DAFTAR ISI.xBAB IPENDAHULUAN .1A. Latar Belakang Masalah.1B. Penegasan Istilah.5C. Rumusan Masalah.6D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.7E. Telaah Pustaka .7F. Metode Penelitian.8BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NILAI-NILAI EDUKATIFDAN NOVEL . 11A. Nilai-Nilai Edukatif. 111. Pengertian Nilai Edukatif . 112. Ruang Lingkup Nilai Edukatif. 123. Tujuan Nilai Edukatif. 14B. Novel Sebagai Media Pendidikan . 171. Pengertian Novel. 172. Media Pendidikan . 193. Novel Sebagai Media Pendidikan. 204. Nilai-nilai Edukatif di dalam Novel. 21BAB III DESKRIPSI NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYATERE LIYE . 22x

A. .Biografi dan Karya-karya Tere Liye . 221. Biografi Tere Liye. 242. Karya-karya Tere Liye . 25B.Alur Cerita Novel Hafalan Shalat Delisa . 271. Shalat Lebih Baik dari Tidur . 272. Kalung Separuh Harga . 283. 26 Desember 2004 itu! . 294. Pulang ke Lhok Nga. 295. Hari-hari Berlalu Cepat . 306. Ajarkan Kami Arti Ikhlas . 307. Ajarkan Kami Arti Memahami . 318. Hafalan Shalat Delisa . 31C. .Ringkasan Isi Novel. 33BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVELHAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE . 39A. Kebersihan . 39B. Kejujuran . 41C. Kesabaran. 42D. Kedisiplinan. 45E. Keikhlasan . 47BAB V PENUTUPA. Kesimpulan. 49B. Saran-saran . 49C. Penutup. 50DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANDAFTAR RIWAYAT HIDUPxi

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahDi dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa “tujuan Tuhan menciptakan jindan manusia adalah agar mereka menyembah kepada-Nya”. Ibadah itumencakup segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia, baik berupa amalperbuatan, pemikiran ataupun perasaan, yang senantiasa ditujukan/diarahkankepada Allah SWT. Tujuan Tuhan menciptakan manusia ini kemudiandijadikan sebagai tujuan akhir dari kegiatan pendidikan Islam. Pada umumnyapara ulama berpendapat bahwa tujuan akhir pendidikan Islam adalah “untukberibadah kepada Allah kanyangberdasarkan atas al Qur’an dan sunnah Rasul, bertujuan untuk membantuperkembangan manusia menjadi lebih baik. Pada dasarnya manusia lahirdalam keadaan fitrah, ‘bertauhid’, pendidikan adalah upaya seseorang untukmengembangkan potensi tauhid agar dapat mewarnai kualitas kehidupanpribadi seseorang.3 Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, fitrah,bagaimana keadaan kelak di masa datang bergantung dari didikan orangtuanya. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya.4()“Dari Abu Hurairah RA menceritakan, sesungguhnya Rasulullah SAWbersabda: Tak seorangpun anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan suci,2Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan PendidikanAgama Islam di Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 48.3Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1996),hlm. 25.4Imam Abi Abdillah Muhammad Ibnu Ismail Ibnu Ibrahim Ibnu Maghirah IbnuBaridzabah, Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Kutub ll-Ilmiah, 1992), hlm. 413.1

maka orangtuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nasrani atauMajusi”. (HR. Bukhari).5Hadits di atas menjelaskan betapa besar pengaruh pendidikan orangtua terhadap anak-anaknya, ia bisa menentukan keadaan anaknya kelak dimasa datang. Oleh karena itu sudah seharusnyalah para orang tua bersungguhsungguh dan berhati-hati dalam mendidik anaknya.Sebelum anak mengenal sekolah dan masyarakat lingkungan di manadia bergaul dengan orang lain, terlebih dahulu ia hidup dalam alam dan dikanatau6mengenyamnya pada mula pertama kali. Keluarga adalah unit terkecil darimasyarakat. Baik tidaknya suatu masyarakat ditentukan oleh baik tidaknyakeadaan keluarga umumnya pada masyarakat tersebut, oleh karena itu apabilakita menghendaki terwujudnya suatu masyarakat yang baik, tertib dan diridhaiAllah mulailah dari keluarga. 7Kemudian dalam keluarga anak mula-mula mengenal kata-kata danpengertiannya, ucapan-ucapan dan bacaan-bacaan, juga berbagai contohteladan yang nantinya tidak bisa lepas dari apa yang bakal dipraktekkan dalamkehidupan selanjutnya.Orang tua adalah orang yang menjadi teladan anaknya. Setiap anakmula-mula mengagumi kedua orang tuanya, semua tingkah orang tuanyaditiru oleh anak itu.8 Orang tua hendaknya membuat anak-anak suka meniruperbuatan orang dewasa sebagai kesempatan untuk membiasakan diriberibadah. Sebab anak-anak cenderung mengikuti dan meniru perbuatan orangtua.9 Kebiasaan orang tua dalam melaksanakan ibadah, misalnya seperti5Ahmad Syafi’I, Filsafat pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2005), hlm. 336Umar Hasyim Anak Sholeh, Cara Mendidik Anak Dalam Islam, (Surabaya: PT. BinaIlmu, 1980), hlm. 90.7Heri Jauhari Muchtar, Op.Cit., hlm. 43.8Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama dalam Keluarga, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2000), hlm. 7.9Netty Hartati dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hlm.38.2

shalat, puasa, infaq, shadaqah menjadi suri tauladan yang mengikutinya. Disini nilai-nilai agama dapat bersemi dengan suburnya di dalam jiwa anak.Kepribadian yang luhur agamis yang membuat jiwa anak menjadikannyainsan-insan yang penuh iman dan taqwa kepada Allah SWT.10Pengalaman awal dan emosional dengan orang tua dan orang dewasamerupakan dasar dimana hubungan keagamaan dimasa mendatang dibangunketaatan mereka pada ajaran agama merupakan kebiasaan yang menjadi milikmereka, yang dipelajari dari orang tua atau guru mereka. Bagi anak, sangatlahmudah untuk menerima ajaran dari orang dewasa, walaupun belum merekasadari sepenuhnya manfaat ajaran tersebut.11Sungguh suatu kebahagiaan dalam hidup terutama dalam keluargadengan orang-orang yang berpegang teguh terhadap agama. Sebab apa yangdilakukan sebagai pencerminan dari pemahaman dengan ajaran agama yangdianutnya, dan akan berakibat terhadap orang disekitarnya terutama terhadapanak-anaknya. Untuk itu para orang tua harus berhati-hati dalam berperilakuagar menjadi contoh bagi anak-anaknya. Keluarga memang mempunyaipengaruh yang sangat dalam membentuk dan tumbuh kembangnya akhlak.Demikian pula anak memerlukan perhatian dan kasih sayang,memerlukan kehangatan dan kedekatan dengan orang lain terutama denganorang tuanya, kakaknya, adiknya, juga dengan anak-anak lain. 12 Hadiah jugamempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menumbuhkan rasa cinta dankasih sayang. Di dalam hadiah terdapat nilai penghargaan dan penghormatan,orang tua diharapkan memberikan dorongan dan penghargaan kepada anakanak untuk memacu mereka agar mengerjakan shalat dan berpuasa, dalam10Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga,Sebuah Perspektif Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta), 2004, hlm. 20.11Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), 2004, hlm. 57.12Sonny Semiawan dkk., Pengenalan dan Pengembangan Bakat Sejak Dini, (Bandung:Remaja Rosdakarya), Cet. 4, hlm. 9.3

mengerjakan sholat dan puasa semisal memberikan hadiah atau penghargaankepada mereka secara moral maupun material.13Banyak sekali cara yang digunakan dalam penyampaian moral, diantaranya melalui media pendidikan yang memuat cerita atau kisah, diantaranya adalah novel. Novel mampu memikat dan menarik perhatianpembaca tanpa memakan waktu yang lama, menyentuh nurani manusia dalamkeadaan utuh menyeluruh, mendidik perasaan ketuhanan seperti rasa khauf,rasa ridha dan cinta terhadap apa yang patut dicintai dan diridhai.Tentunya tidak semua novel bisa menjadi media pendidikan. Novelyang menjadi media pendidikan adalah novel yang memuat nilai-nilai ceritayang mendidik manusia secara menyeluruh. Sedangkan cerita yang baikadalah cerita yang mampu mendidik akal budi, imajinasi dan etika seoranganak, serta mengembangkan potensi pengetahuan yang dimiliki.14Novel Hafalan Shalat Delisa adalah novel pertama Tere Liye, dicetakpada tahun 2005, mengambil setting daerah bernama Lhok Nga, yang menjadisalah satu korban tsunami tahun 2004 lalu. Novel ini mengisahkan seoranganak berumur 6 tahun yang pada awalnya hidup di keluarga bahagia bersamaorang tua dan ketiga kakak perempuannya, dari yang penulis dapat di dalamnovel ini, di daerah Lhok Nga ada semacam kebiasaan masyarakat untukmemasukkan anak mereka ke semacam TPA.Anak yang bernama Delisa itu harus menyelesaikan hafalan shalatnyayang akan disetor kepada Ibu Guru Nur untuk nanti mendapat piagamkelulusan.Bunda Delisa pun menjanjikan sebuah kalung emas 2 gram yangmemiliki liontin D untuk Delisa, jika hafalan shalatnya terpenuhi. Oleh karenaiming-iming hadiah itu Delisa sangat bersemangat untuk menghafal bacaan13Hartati Netty, dkk., Lock.Cit, hlm. 38.14Abdul Majid, Abdul Aziz, Mendidik Anak dengan Cerita, terj, Syarif Hade Masyah,(Jakarta: Mustabiin, 2003), hlm. 12-13.4

shalat ketika Delisa sedang mempraktekkan shalat, terjadi gempa dahsyat diAceh.Pada akhir novel diceritakan penyebab hafalan shalat itu hilang karenasebelum bencana tsunami terjadi, Delisa menghafal bacaan shalat karenaiming-iming hadiah, bukan ikhlas karena Allah.Shalat tidaklah semata-mata melaksanakan kewajiban yang diwajibkanoleh Allah kepada manusia saja, tetapi lebih jauh dari itu, shalat merupakanpenghubung langsung seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Dengan menghadaphati kepada-Nya, hal ini akan mendatangkan keikhlasan dan kekhusyukandengan meninggalkan sifat-sifat buruk yang ada dan tumbuh dalam dirimanusia sehingga diperoleh rasa ketenangan dan ketentraman dalam hatimanusia.Novel Hafalan Shalat Delisa merupakan salah satu dari sekian usahauntuk memanfaatkan metode cerita yang menarik berupa novel yangmenjadikan nilai-nilai edukatif mudah dicerna oleh para pembacanya,merupakan sebuah karya seni yang sarat akan nilai-nilai edukatif untuk anakanak yang mengajak kepada pembacanya untuk ikhlas menerima segalaketentuan Allah juga agar senantiasa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.B. Penegasan IstilahUntuk memudahkan pemahaman dalam judul skripsi ini, maka penulisperlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:1. Nilai EdukatifMenurut bahasa nilai artinya hal-hal yang penting / berguna bagikemanusiaan,15 sedangkan secara istilah nilai adalah esensi yang melekat15Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LPKN), hlm. 801.5

pada suatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. 16 Edukatif adalahperihal mendidik atau sesuatu yang berkaitan dengan sifat mendidik.17Jadi nilai edukatif adalah hal-hal penting yang berguna bagikemanusiaan dan dapat memberikan tuntunan kepada manusia dalampertumbuhan dan perkembangannya hingga tercapai kedewasaan dalamarti jasmani dan rohani.2. Novel Hafalan Shalat DelisaNovel Hafalan Shalat Delisa adalah hasil karya Tere Liye yangkaya akan makna kehidupan. Cerita dengan background tragedi Tsunamidi Aceh tahun 2004 ini melahirkan sebuah kontemplasi tentang maknarutinitas shalat sebagai sebuah wujud penghambaan makhluk pada Rabbnya.Dari pengertian di atas yang dimaksud NILAI-NILAI EDUKATIFDALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA (karya Tere Liye)adalah suatu penelitian terhadap novel Hafalan Shalat Delisa karya TereLiye tentang nilai-nilai edukatif yang ada dalam novel.C. Rumusan MasalahMasalah atau problematika adalah hal-hal yang akan dicarijawabannya melalui kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi pokok masalahdalam penelitian ini adalah;Apa saja nilai-nilai edukatif yang dapat diperoleh dalam NovelHafalan Shalat Delisa?16Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),17Save M. Dagun, op.cit., hlm, 193hlm. 60.6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan penelitianBerdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan tersebut makatujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah; untuk mengetahuinilai-nilai edukatif yang ada dalam Novel Hafalan Shalat Delisa.2. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:a. Bagi penulis penelitian ini akan menambah pengetahuan, wawasan,serta pengalaman tentang pendidikan.b. Memperkaya penelitian terdahulu khususnya yang berkenaan dengantelaah masalah nilai-nilai pendidikan yang ada dalam novel maupunbuku.c. Memberikan masukan kepada pembaca untuk senantiasa berbuat baikdan mengurangi hal-hal yang kurang terpuji.E. Kajian PustakaNovel Hafalan Shalat Delisa yang telah ditulis Tere Liye merupakannovel yang berisi tentang pendidikan moral dan penuh dengan nilai-nilaiedukatif. Ada karya yang agak mirip dengan kajian ini yang penulis jadikanacuan antara lain yang hampir senada berjudul “ Nilai pendidikan AkhlakDalam Novel Rindu Ibu Adalah Rinduku Karya Motinggo Busye” yang ditulisoleh Umi Kulsum, NIM 3198139, Fakultas Tarbiyah Institut Agama IslamNegeri Semarang 2005. Skripsi ini mengkaji tentang pendidikan moral danpenuh dengan nilai-nilai akhlak Islami baik berisi etos kerja, cara mendidikanak, ajaran untuk berbakti kepada orang tua.Skripsi Kasmijan (3100315), Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo2007 yang berjudul Manifestasi Cinta dalam Perspektif Pendidikan Akhlak(Study Analisis Terhadap Novel Ayat-Ayat Cinta Karya Habiburrahman ElShirazy). Dari penelitian ini ditemukan bahwa peneliti memfokuskan padabagaimana perwujudan cinta dalam novel ayat-ayat cinta yang direlevansikan7

dengan pendidikan akhlak. Jadi yang membedakan skripsi Umi Qulsum danKasmijan dengan penelitian yang penulis teliti adalah bahwa jika dalampenelitian Umi Qulsum lebih memfokuskan pada pembahasan tentang muatanpendidikan akhlak. Penelitian Kasmijan tentang manifestasi cinta nelitilebihmemfokuskan pada aspek pendidikan dengan memfokuskan pada usaha untukmendeskripsikan nilai-nilai edukatif yang terkandung dalam novel HafalanShalat Delisa.F. Metode Penelitian1. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah library research, yaitu usaha untukmemperoleh data dengan menggunakan sumber kepustakaan.18 Artinyameneliti buku-buku yang ada relevansinya dengan permasalahan yangsedang dibahas.2. Sumber Dataa. Sumber PrimerSumber primer dalam penelitian ini adalah bahan utama yangdijadikan referensi. Dalam pembahasan ini sumber primernya diambildari novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye yang secara langsungmenjadi obyek dalam penelitian skripsi ini.b. Sumber SekunderSumber sekunder merupakan sumber yang dijadikan alat bantudalam menganalisa masalah yang muncul. Yakni dengan buku-buku ,artikel, majalah, karangan, dan sebagainya yang menceritakan novelHafalan Shalat Delisa.18Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2004), hlm. 1-2.8

3. Metode Pengumpulan Dataa. DokumenDokumen adalah telaah sistematis atas catatan atau dokumendokumen sebagai sumber data.Dalam analisis dokumenter, sumber-sumber datanya meliputicatatan atau laporan resmi, barang cetakan, buku teks, buku referensi,surat, oto-biografi, catatan harian, majalah, karangan, koran, buletin,katalog, gambar, film, wawancara dan sebagainya.19b. awancara untuk memperoleh informasi atau data dari orang yangdiwawancarai.20 Wawancara ini dilakukan dengan pengarang novelHafalan Shalat Delisa yaitu Tere Liye.4. Metode Analisis Dataa. Metode DeskriptifAdalah pemaparan gambaran mengenai hal yang diteliti dalambentuk uraian naratif, metode ini digunakan untuk mendeskripsikannovel Hafalan Shalat Delisa.b. Metode Content AnalysisContent analysis adalah usaha untuk mengungkapkan isisebuah buku. Dalam karya sastra, isi yang dimaksudkan adalah pesanpesan, yang dengan sendirinya sesuai dengan hakikat sastra. Metodeanalisis isi ini dilakukan dalam dokumen-dokumen yang padat isi.21Dengan kata lain content analysis adalah suatu metode untuk19Sanapiah dan Mulyadi Guntur, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: UsahaNasional, 1982), hlm. 133.20Suharsimi Arikonto, Pendekatan Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, (jakarta: RinekaCipta), hlm.126.21Nyoman Kutha Ratna, Teori, metode, dan teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta;Pustaka Belajar,2006), hlm, 48.9

mengungkapkan isi pesan dalam suatu buku. Jadi metode ini sangaturgen sekali untuk mengetahui kerangka berfikir Tere Liye yangtertuang dalam novel Hafalan Shalat Delisa untuk selanjutnya dicari isiatau nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut.c. Metode InterpretatifYang dimaksud interpretatif yaitu metode yang digunakandengan cara menyelami isi buku, untuk secepatnya menangkap artiyang disajikan. 22 Metode ini penulis gunakan dalam memahamimaksud yang terkandung dalam buku.Penelitian interpretatifberupaya menciptakan interpretasi (penafsiran). Karya sastra perluditafsirkan sebab di satu pihak karya sastra terdiri atas bahasa, di pihaklain, di dalam bahasa sangat banyak makna yang tersembunyi.22Anton Bekker, dan Ahmab Haris zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:Kanisius, 1989), hlm, 63.10

BAB IITINJAUAN UMUMTENTANG NILAI-NILAI EDUKATIF DAN NOVELA. Nilai-nilai Edukatif1. Pengertian Nilai EdukatifMenurut Milton Rokeach dan James Bank, nilai adalah suatu tipekepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan yangmana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenaisesuatu yang pantas / tidak pantas dikerjakan.Sedangkan pengertian nilai menurut Sidi Gazalba adalah sesuatuyang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta,tidak hanya persoalan benar dan salah dan menurut pembuktian empirik,melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki,disenangi dan tidak disenangi.23Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagikemanusiaan. Nilai merupakan sesuatu yang dihargai, selalu dijunjungtinggi, serta dikejar manusia dalam memperoleh kebahagiaan hidup. Nilaimerupakan sesuatu yang abstrak tetapi secara fungsional mempunyai cirimembedakan satu dengan yang lainnya.Edukatif berasal dari bahasa Inggris education, yang berarti “theword education means just a process and leading or bringing up”.24Artinya, pendidikan merupakan sebuah proses memimpin / mengasuh.Kata edukatif berasal dari bahasa Inggris educate yang berarti mengasuh /mendidik.Berdasarkan pengertian di atas nilai edukatif adalah hal-hal pentingyang dapat memberikan tuntunan kepada manusia dalam pertumbuhan dan23Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),hlm. 60-61.24John Dewey, Democrazy and Education, (New York: The Mac Milan Company, 1964),hlm. 10.11

perkembangannya hingga tercapai kedewasaan dalam arti jasmani danrohani.2. Ruang Lingkup Nilai ntukmengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakuppengetahuannya, nilai serta sikapnya dan ketrampilannya. Pendidikan padahakekatnya akan mencakup kegiatan mendidik, kegiatan tersebutdilaksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilaiyang mencakup nilai-nilai religi, nilai-nilai kebudayaan serta nilaipengetahuan.25Nilai edukatif merupakan nilai-nilai pendidikan yang di dalamnyamencakup sikap individu dalam kehidupan pribadi maupun kehidupansosial. Nilai edukatif dalam kehidupan pribadi merupakan nilai-nilai yangdigunakan untuk melangsungkan hidup pribadi, mempertahankan sesuatuyang benar untuk berinteraksi. Nilai edukatif dalam kehidupan sosialmerupakan nilai-nilai yang dapat menuntut tiap individu ketika berperilakudi dalam kehidupan bermasyarakat.Makna nilai yang diacu dalam sastra menurut Waluyo adalahkebaikan yang ada dalam karya sastra bagi kehidupan seseorang. Hal iniberarti bahwa dengan adanya berbagai wawasan yang dikandung dalamkarya sastra novel akan mengandung bermacam-macam nilai kehidupanyang bermanfaat bagi pembaca. Nilai edukatif dalam karya sastramerupakan suatu hal positif yang berguna bagi kehidupan manusia. Nilainilai tersebut berhubungan dengan etika, estetika dan logika.Novel sebagai gambaran kehidupan tentunya sarat dengan nilainilai dan norma yang ada dalam masyarakat yang bersifat mendidik. Jadi,sebuah karya sastra khususnya novel memiliki bobot apabila di dalamnyamengandung bermacam-macam nilai edukatif tentang kehidupan yangbermanfaat. Novel sebagai karya sastra dapat memberi perenungan,25Burhanudin Salam, Pengantar Pedagogik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 10.12

penghayatan dan tindakan para pembacanya tentang nilai-nilai edukatifyang terdapat dalam ceritanya. Nilai-nilai itu mengungkapkan perbuatanyang dipuji atau dicela, pandangan hidup mana yang dianut dan dijauhi,dan hal-hal apa yang dijunjung tinggi yang berkaitan dengan moral, sosial,religi dan budaya dalam kehidupan manusia.26Dalam karya sastra ruang lingkup nilai edukatif dapat disimpulkanmenjadi empat yaitu:a. Nilai religi/Nilai agamaAgama adalah risalah yang disampaikan Allah kepada Nabisebagai petunjuk bagi manusia dalam menyelenggarakan tata carahidup yang nyata serta mengatur hubungan dan tanggung jawabkepada Allah, dirinya sebagai hamba Allah, manusia dan masyarakatserta alam sekitarnya. Agama dan pandangan hidup kebanyakan orangmenekankan kepada ketentraman batin, keselarasan dan keseimbanganserta sikap menerima terhadap apa yang terjadi. Pandangan hidup yangdemikian jelas memperhatikan bahwa apa yang dicari adalahkebahagiaan jiwa, sebab agama adalah pakaian hati, batin, atau jiwa.Kesadaran religius dalam upaya mengembangkan kepribadian melaluipendidikan dan pengajaran27.b. Nilai estetikaSemua karya sastra atau karya seni memiliki keindahan apabilaterdapat antara keutuhan antara bentuk dan isi, keseimbangan dankeserasian penampilan dari karya seni yang lain. Nilai keindahan akantampak lebih relatif, jika yang diperhatikan adalah penilaian ataupenghargaan terhadap sastra 0031.pdf. 10 januari 2010.http://organisasi.org. diakses tanggal 13 Januari 2009.13

Nilai estetika adalah nilai kesopanan dan budi pakerti atauakhlak. Nilai susila adalah yang berkenaan dengan tata krama atauadab28.c. Nilai sosialKeadaan seseorang sebagai individu tidak terlalu penting.Tetapi individu ini secara bersama membantu masyarakat yang selarasakan menjamin keh

ditulis oleh Tere Liye diterbitkan oleh Republika pada tahun 2005 terdiri dari 265 halaman dan 19 episode. Adapun nilai-nilai edukatif dalam novel Hafalan Shalat Delisa dapat diambil beberapa nilai edukatif di antaranya adalah: kebers

Related Documents:

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Nilai – Nilai Islam 1. Pengertian Nilai Dalam Islam Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep nilai.

Hamzah Fansuri. 2. Pembahasan Naskah Syair Perahu karya Hamzah Fansuri ini terdapat bermacam-macam nilai agama diantaranya nilai tauhid, nilai akidah, dan nilai akhlak. Untuk penggunaan nilai tauhid yang terdapat di dalam Syiar Per

Secara keseluruhan novel ini terdiri dari 10 bab, yang tiap babnya berisi cerita bersambung hingga akhir. Kemudian penulis pilih beberapa dialog ataupun prolog dari novel 5 cm yang menonjolkan nilai-nilai moral. Untuk langkah awal, data disajikan dalam bentuk potongan dialog atau prolog yang disertai dengan penulisan keterangan.

pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler pramuka dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui kegiatan upacara, latihan rutin, permainan/ outbond dan perlombaan. Nilai-nilai karakter yang ada di dalam kegiatan upacara yaitu kedisiplinan, religius, dan tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam

PENANAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB Paningkat Siburian Abstrak Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ber-Ketuhanan.

religius, seperti: Program kegiatan harian sekolah, peraturan atau tata tertib yang dibuat sekolah. Peran aktif guru serta orang tua dalam penanaman nilai-nilai religius berdampak pada terbiasanya peserta didik melaksanakan Ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Implementasi penanaman nilai-nilai religius pada peserta didik

Target Publications Pvt. Ltd. Std. XI Sci.: Perfect Maths - I 4 In figure XOP, XOQ and XOR lie in first, second and third quadrants respectively. Quadrantal Angles: If the terminal arm of an angle in standard position