BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. 1. Pengertian Nilai Dalam Islam

3y ago
59 Views
3 Downloads
945.68 KB
43 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Wallis
Transcription

BAB IIKAJIAN KEPUSTAKAANA. Nilai – Nilai Islam1.Pengertian Nilai Dalam IslamPada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kitatentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi.Hubungan suatukomoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untukmemunculkan konsep nilai. Sedangkan mkna spesifikasi nilai dalamekonomi adalah segala sesuatu yang diminta dan diinginkan olehmanusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka barang itu mengandungnilai.1Akan tetapi makna nilai dalam pembahasan ini berbeda dengankonsep nilai dalam bidang ekonomi bank karena pembahasan iniberobjek pada manusia dan perilakunya, maka kita akan berbicaramengenai hal – hal yang dapat membantu manusia agar lebih bernilaidari sudut pandang Islam.Menurut Zakiyah Darajat, mendefinisikan nilai adalah suatuperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitasyang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran danperasaan, keterikatan maupun perilaku.21M.Taqi Mishbah, Monoteisme Sebagai Sistem Nilai dan Aqidah Islam,:Lentera,1984),h.1112Zakiah Darajat, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1984), h. 26017(Jakarta

18Kalau definisi nilai merupakan suatu keyakinan atau identitassecara umum, maka penjabarannya dalam bentuk formula, peraturan atauketentuan pelakasanaannya disebut dengan norma. Dengan kata lain,norma merupakan penjabaran dari Nilai sesuai dengan sifat dan tata nilai.Adapun definisi nilai yang benar dan dapat diterima secara universalmenurut Linda dan Ricard Eyre adalah sesuatu yang menghasilkanperilaku dan perilaku berdampak positif baik yang menjalankan maupunbagi orang lain.2.Nilai Yang Terkandung Dalam IslamLuasnya meteri ajaran agama Islam haruslah dipahami oleh seorangmukmin yang ingin mengamalkan ajaran Islam secara khaffah, akantetapi ari kesemuanya itu yang juga penting untuk diketahui adalahpemahaman tentang nilai – nilai atau unsur – unsur yang terkandungdalam agama Islam.Pendidikan Islam dikalangan umatnya merupakan salah satu bentukmanifestasi cita-cita hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan,menanamkan, dan mentransformasikan nilai-nilai Islam kepada pribadipenerusnya. Dengan demikian pribadi seorang muslim pada hakikatnyaharus mengandung nilai-nilai yang didasari atau dijiwai oleh iman dantaqwa kepada Allah SWT sebagai sumbermutlak yang harus ditaati.Ketaatan kepada kekuasaan Allah SWT yang mutlak itumengandung makna sebagai penyerahan diri secara total kepadanya. Danbila manusia telah bersikap menghambakan diri sepenuhnya kepada

19Allah, berarti ia telah berada dalam dimensi kehidupan yang dapatmensejahterakan kehidupan didunia dan membahagiakan kehidupan diakhirat.Adapun dimensi kehidupan yang mengandung nilai – nilai idealIslam dapat dikategorikan kedalam tiga kategori, yaitu :a.Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan kesejahteraanhidup manusia didunia.b.Dimensi yang mengandung nilai yang mendorong manusia untukmeraih kehidupan di akhirat yang membahagiakan.c.Dimensi yang mengandung nilai yang dapat memadukan antarakepentingan hidup duniawi dan ukhrawi.3Dari dimensi nilai-nilai kehidupan tersebut, seharusnya amelaluiprosespembudayaan secara paedagogis dengan sistem atau strukturkependidikan yang beragam. Dari sinilah dapat kita ketahui bahwadimensi nilai - nilai Islam yang menekankan keseimbangan dankeselarasan hidup duniawi ukhrawi menjadi landasan ideal yang hendakdikembangkan/dibudayakan dalam pribadi muslim melalui pendidikansebagai alat pembudayaan.Adapun nilai-nilai pendidikan Islam pada dasarnya berlandaskanpada nilai-nilai Islam yang meliputi semua aspek kehidupan. Baik itumengatur tentang hubungan manusia, dan hubungan manusia dengan3 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1993), h. 120

20lingkungannya. Dan pendidikan disini bertugas untuk mempertahankan,menanamkan, dan mengembangkan kelangsungan berfungsinya nilainilai Islam tersebut.Adapun nilai – nilai Islam apabila ditinjau dari sumbernya, makadigolongkan menjadi dua macam, yaitu :a) Nilai Ilahi adalah nilai yang bersumber dari Al-Qur‟an dan hadits.Nilai ilahi dalam aspek teologi (kaidah keimanan) tidak akanpernah mengalami perubahan, dan tidak berkecenderungan untukberubah atau mengikuti selera hawa nafsu manusia. Sedangkanaspek alamiahnya dapat mengalami perubahan sesuai denganzaman dan lingkungannnya.b) Nilai Insani Nilai insani adalah nilai yang tumbuh danberkembangatas kesepakatan manusia. Nilai insani ini akan terus berkembangke arah yang lebih maju dan lebih tinggi. Nilai ini bersumberdarira‟yu, adat istiadat dan kenyataan alam.4Perlu kita ketahui, sumber nilai-nilai yang tidak berasal dari AlQur‟an dan Hadits, dapat digunakan sepanjang tidak menyimpang ataudapat menunjang sistem nilai yang bersumber pada Al-Qur‟an danHadits. Sedangkan nilai bila ditinjau dari orientasinya dikategorikankedalam empat bentuk nilai yaitu:a) Nilai etis Nilai etis adalah nilai yang mendasari orientasinya padaukuran baik dan buruk.4Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara, 1991), h 111

21b) Nilai Pragmatis Nilai Pragmatis adalah nilai yang mendasariorientasinya pada berhasil atau gagalnya.c) Nilai Efek Sensorik Nilai efek sensorik adalah nilai yang mendasariorientasinya pada hal yang menyenangkan atau menyedihkan.d) Nilai Religius Nilai religius adalah nilai yangmendasariorientasinya pada dosa dan pahala, halal dan haramnyaKemudian sebagian para ahli memandang bentuk nilai berdasarkanbidang apa yang dinilainya, misalnya nilai hukum, nilai etika, nilaiestetika, dan lain sebagainya. Namun pada dasarnya, dari sekian nilaidiatas dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:a.Nilai formalNilai formal, yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapimemiliki bentuk, lambang, serta simbol – simbol. Nilai ini terdiridari dua macam yaitu nilai sendiri dan nilai turunan.b.Nilai materialNilai material, yaitu nilai yang berwujud dalma kenyataanpengalaman rohani dan jasmani. Nilai ini juga terbagi menjadi duamacam yaitu : nilai rohani yang terdiri dari : nilai logika, nilai estetika,nilai etika, dan nilai religi, yang kedua yakni nilai jasmani yang terdiridari :niali guna, nilai hidup, dan nilai ni‟mat.Dan untuk memperjelas nilai – nilai diatas maka akan dirincimengenai nilai – nilai yang mendominasi jika ditinjau dari segala sudutpandang, yaitu antara lain :

221. Nilai EtikaNilai etika adalah nilai yang mempunyai tolak ukur baik atuburuk. Sedangkan pandangan baik dan buruk dalam nilai etikasangatlah beragam,. Hal ini karena sudut pandang tinjauannyaberbeda.2. Nilai EstetikaNilai estetika ini mutlak dibutuhkan oleh manusia, karenamerupakan bagian hidup manusia yang tak terpisahkan, yang dapatmembangkitkan semangat baru dan gairah berjuang. Nilai inimerupakan fenomena sosial yang lahir dari rangsangan cipta dalamrohani seseorang . rangsangan tersebut untuk memberikan ekspresidalam bentuk cipta dari suatu emosi, sehingga akan melahirkan rasayang disebut dengan indah.3. Nilai oengetahuan, penelitian, keputusan, penuturan, pembahasan, teoriatau cerita. Nilai ini bermuara pada pencarian kebenaran.4. Nilai religiNilai religi merupakan tingkatan integritas kepribadian yangmencapai tingkat budi, juga sifatnya mutlak kebenarannya, universal,dan suci.55Muhaimin, Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Bumi Aksara, 1991), h 114

23Jadi, dari sekian banyak nilai yang disebutkan , untuk mengetahuibentuk – bentuk kongkrit dari nilai – nilai itu, maka kita harus dapatmelihat nilai dari sudut pandang mana kita meninjaunya. Karena hal inimempermudah bagi kita semua untuk mengetahui apakah sesuatu yangkita lakukan sudah mengandung nilai – nilai Islam atua belum.3.Nilai – Nilai Ajaran Islama. SabarSabar diambil dari kata mengumpulkan, memeluk, ataumerangkul. Sebab orang yang sabar itu yang merangkul atuamemeluk dirinya dari keluh kesah. Ada pula kata shabrah yangtertuju pada makanan. Pada dasarnya dalam sabar itu memiliki tigaarti, menahan, keras, mengumpulkan, atau merangkul, sedang lawansabar adalah keluh kesah.6Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, sabar artinya menahandiri dari rasa gelisah , cemas dan amarah; menahan lidah dari keluhkesah ; menahan anggota tubuh dari kekacauan. Menurut AhmadMubarok, pengertian sabar adalah tabah hati tanpa mengeluh dalammenghadapi godaan dan rintangan dalam jangka waktu tertentudalam rangka mencapai tujuan.Dalam agama, sabar merupakan satu diantara stasiun – stasiun(maqamat) agama, dan satu anak tangga dari tangga seorang salikdalam mendekatkan diri kepada Allah. Struktur maqamat agama6 Muhammad Rabbi Muhammad Jauhari, Keistimewaan Akhlak Islami, terj. Dadang Sobar Ali,(Pustaka Setia, Bandung, 2006), hlm. 342

24terdiri dari (1) pengetahuan yang dapat dimisalkan sebagai pohon, (2)sikap yang dapat dimisalkan sebagai cabangnya, dan (3) perbuatanyang dapat dimisalkan sebagai buahnya. Seseorang bisa bersabar biladalam dirinya sudah terstruktur maqamat itu. Sabar bisa bersifat fikis,bisa juga bersifat psikis.Karena sabar bermakna kemampuan mengenadalikan emosi,maka nama sabar berbeda – beda tergantung obyeknya1. Ketabahan menghadapi musibah, sisebut sabar, kebalikannyaadalah gelisah (gaza’) dan keluh kesah (hala’)2. Kesabaran menghadapi godaan hisup nikmat disebut, mampumenahan diri (dlobith an nafs), kebalikannya adalah ketidaktahanan (bather)3. Kesabaran dan peperangan disebut pemberani, kebalikannyadisebut pengecut4. Kesabaran dalam menahan marah disebut santun (hilm),kebalikannya disebut pemarah (tazammur)5. Kesabaran dalam menghadapi bencana yang mencekam disebutlapang dada, kebalikannya disebut sempit dadanya6. yikan rahasia (katum)7. Kesabaran terhadap kemewahan disebut zuhud, kebalikannyadisebut serakah, loba(al hirsh)

258. Kesabaran dalam menerima yang sedikit disebut kaya hati(qana’ah), kebalikannya disebut tamak, rakus syarahun)7Seorang mukmin yang sabar tidak akan berkeluh kesah dalammenghadapi segala kesusahan yang menimpanya serta tidak akanmenjadi lemah atau jatuh gara-gara musibah dan bencana yangmenderanya. Allah SWT. telah mewasiatkan .kesabaran kepadanyaserta mengajari bahwa apa pun yang menimpanya pada kehidupandunia hanyalah merupakan cobaan dari-Nya supaya diketahui orangorang yang bersabar.Kesabaran mengajari manusia ketekunan dalam bekerja -tujuanamaliah dan ilmiahnya. Sesungguhnya sebagian besar tujuan hidupmanusia, baik di bidang kehidupan praksis misalnya sosial, ekonomi,dan politik maupun di bidang penelitian ilmiah, membutuhkanbanyak waktu dan banyak kesungguhan. Oleh sebab itu, ketekunandalam mencurahkan kesungguhan serta kesabaran dalam menghadapikesulitan pekerjaan dan penelitian merupakan karakter penting untukmeraih kesuksesan dan mewujudkan tujuan-tujuan luhur.87Achmad Mubarok, Psikologi Qur’ani, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001, hlm 73-74Muhammad Utsman Najati, Hadits dan Ilmu Jiwa, terj. Zaka alfarizi, Pustaka, Bandung,2005, hlm 4678

26b. TawakalTawakal (bahasa Arab: )تْ ُكل atau tawakkul dari kata wakaladikatakan, artinya, „meyerah kepadaNya‟.9Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakanhasil dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalamtauhid ia diajari agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakansegala-galanya, pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang yangmendorongnya untuk menyerahkan segala persoalannya kepadaAllah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak ada rasa curiga,karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.10Tawakal tidak didapati kecuali sesudah mengimani empat halyang merupakan rukun-rukun tawakal yaitu.1. Beriman bahwa Al Wakil Maha Mengetahui segala apa yangdibutuhkan oleh si muwakkil (yang bertawakal).2. Beriman bahwa Al Wakil Maha Kuasa dalam memenuhikebutuhan muwakkil.3. Beriman bahwa Dia tidak kikir.4. Beriman bahwa Dia memiliki cinta dan rahmat kepadamuwakkil.119Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al (Jakarta : PT Darul Falah, 2006),hal 110Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot & Tashowwuf(Surabaya: Bintang Usaha Jaya), hal 5511Imam Khomeini, Insan Ilahiah; Menjadi Manusia Sempurna dengan Sifat-sifat Ketuhanan :Puncak Penyingkapan Hijab-hijab Duniawi (Jakarta : Pustaka Zahra, 2004), hal 210

27Selain rukun tawakkal adapula derajat – derajat tawakal.Pertama, keyakinannya kepada Allah seperti keyakinannya kepadawakil yang telah dikenal kebenarannya, kejujurannya, perhatian,petunjuk dan kasih sayangnya. Kedua, keadaanya terhadap AllahSWT seperti keadaan anak kecil kepada ibunya. Ia tidak mengenalselain ibunya dan segala urusan hanya mengandalkannya. Ia adalahpikiran pertama yang terlintas dihatinya. Kedudukan ini menuntutmanusia untuk tidak berdoa dan tidak memohon kepada selain AllahSWT. Kerena percaya pada kemurahan-Nya dan kasih sayang-Nya.Ketiga, seperti pucatnya orang sakit, yang bisa terus berlangsung danterkadang lenyap. Jika engkau katakan apakah hamba bolehberencana dan mengandalkan sebab-sebab.Maka ketahuilah bahwakedudukan ketiga menolak perencanaan secara berlangsung selama iatetap dalam keadaan itu. Kedudukan kedua menolak perencanaan,kecuali dari segi pengandalan kepada allah SWT dengan berdoa danmerengek seperti anak kecil yang hanya memanggil ibunya.12c. TaubatKata Taubat secara etimologis adalah berasal dari kata - تبة تْبت - ٗتْة yang berarti „kembali dan menyerah‟. Ini sebagaimanadalam ungkapan, “seseorang telah bertaubat” yang artinya seseorangitu telah kembali dari berbuat dosa. Dalam keadaan yang demikian iamenjadi orang yang bertaubat. Dalam kamus bahasa Indonesia taubat12Imam Ghazali, Ihya’ Ulumuddin (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2004), 247

28berarti sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan salah atau jahat) danberniat akan memperbaiki tingkah laku dan perbuatan tersebut. Yaituberjanji tidak akan mengulangi kejahatan yang pernah dilakukan.Taubat mendapat porsi perhatian yang sangat besar dalam Al-Qurân,sebagaimana tertuang di berbagai ayat dari surat Makiyyah maupunMadaniyyah.Taubat jika dinisbahkan kepada hamba mengandung arti,kembalinya seorang hamba kepada Allah SWT setelah sebelumyamelakukan maksiat terhadap ketaatan. Sedangkan bila dinisbahkankepada Allah SWT, maka itu artinya Allah SWT menerima taubat,memaafkan, serta mengampuni kesalahan hambanya. Sebagaimanafirman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 117: بة ه ع ِت َ سب َ ُ اَّلل َ َ لَقَ ْذ ت َ ِٖ بس الهزِٗيَ ات ه َبعٍُُْ ف ِ َِ ٖ َّ ْال ُو َ ًْ بج ِشٗيَ َّاأل ِ ص ِّ علَٔ الٌه ِب علَ ْ٘ ِِ ْن ِإًهَُ ِب ِِ ْن ُ ُ ْالعُس َْش ِة ِه ْي َب ْع ِذ َهب َكبدَ َٗ ِزٗ ُغ قُل َ بة َ َ ق ِه ٌْ ُِ ْن ث ُ هن ت ٍ ٗ ْة فَ ِش )١١١( ّف َس ِح٘ ٌن ٌ َس ُء Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orangmuhajirin dan orang-orang anshar yang mengikuti Nabi dalammasa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampirberpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu.Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayangkepada mereka.Allah SWT bersifat al-Tawwâb, artinya maha pengampun; Diamemberi ampunan terhadap hamba-hamba-Nya. Kata tâba dalamtâballah ‘alaih artinya : Allah mengampuni seseorang dan

29menyelamatkannya dari kemaksiatan. Sedangkan kata tawwâb jikadigunakan sebagai kata keterangan yang disandarkan kepadamanusia, maka artinya ialah: ia banyak kembali kepada -haltersebut.14Perlu diperhatikan pula bahwa sebagian orang memaknaitaubat ini hanya dengan asumsi bahwa seseorang harus melakukandosa besar terlebih dahulu baru setelah itu diharuskannya bertaubat.Dengan demikian akan timbul pertanyaan, “untuk apa saya bertaubatjika tidak melakukan dosa”? Pemahaman seperti itu sangat perludiluruskan karena sesungguhnya taubat berlaku bagi semua tingkatkeimanan, pelaku dosa besar wajib taubat, pelaku dosa kecil wajibtaubat dan orang yang bertaubatpun sangat perlu memperbaharuitaubatnya setiap waktu. Karena taubat itu sudah menjadi kewajibanyang mengharuskan manusia untuk selalu kembali kepada AllahSWT setiap hari baik siang maupun malam. Ini sesuai dengan firmanAllah SWT dalam Al-Qurân surat at-Tahrim ayat 8:13Ibrahim al- Karazkani, Taman Orang-Orang Yang Bertaubat (Jakarta: Pustaka Zahra2005) Cet,1,hlm 2114Imam Ghazali, Ihya Ulumu al-Diin, ( Dâr Ihya Al-Kutb Arabiyah, Beirut juz II ) hal.15.

30 َٗب أَُّٗ َِب الهزِٗيَ آ َهٌُْا تُْبُْا ِإلَٔ ه سٔ َس ُّب ُك ْن أ َ ْى ُٗ َك ِفّ َش ُ ًَ ً اَّللِ ت َ ْْ َبت َ صْ ًحب َ ع ٍ سِّ٘ئَب ِت ُك ْن َُّٗذ ِْخلَ ُك ْن َجٌهب ٕ بس َٗ ْْ َم ال ٗ ُْخ ِز ُ َِ ًْ ث ت َ ْج ِشٕ ِه ْي تَ ْح ِت َِب األ ََ ع ٌْ ُك ْن ه َ ْس ُُ ْن َٗ ْس َعٔ َبْ٘يَ أ َ ْٗذِٗ ِِ ْن َّ ِبأ َ ْٗ َوب ًِ ِِ ْن َٗقُْلُْى ُ ًُ َُ ٖ َّالهزِٗيَ آ َهٌُْا َه َع اَّللُ الٌه ِب ه )٨( ِٗش َ علَٔ ُك ِّل ٌ ش ْٖءٍ قَذ َ ْسًَب َّا ْغ ِف ْش لٌََب ِإًه َك َ ًُ َسبهٌَب أَتْ ِو ْن لٌََب Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allahdengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahankesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yangmengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allahtidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yangbersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dandi sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "YaRabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami danampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atassegala sesuatu.Taubat juga merupakan cara atau penebusan dosa hambaterhadap tuhannya sebagaima dalam hadis yang dicertitakan olehMuhammad Ibn Shabah:َ ع ْب ِد ٍِ ِح ٍي َ شدُّ فَ َس ًحا ِبت َ ْْ َب ِت َ ُ اَّلل َ َ سله َن َ هَّللُ أ صلهى ه ه َ ِ اَّلل َ َّ َِ ٍْ َ عل ٌَُْ ض فَ ََل ٍة َفا ًْفَلَتَتْ ِه َ ِه ْي أ َ َح ِد ُك ْن ك َ َاى ِ علَى َز ِ احلَ ِت َِ ِبأ َ ْز سْ ُل ُ قَا َل َز َِ ٍْ ْب ِإ َل ُ ُ ٌَت َ ض َ علَ ٍْ َِا ْ ش َج َسةً فَا ط َج َع فًِ ِظ ِلّ َِا َ ََّ س ِه ٌْ َِا فَأَتَى َ ٌِ َ ط َعا ُهَُ َّش ََسابَُُ فَأ َ احلَتِ َِ فَبَ ٌٍَْا ُُ َْ َكرَ ِلكَ ِإذَا ُُ َْ ِب َِا قَائِ َوتً ِع ٌْدٍَُ فَأ َ َخر ِ س ِه ْي َز َ ٌِ َ قَ ْد أ َ ع ْبدِي َّأًََا َزبُّكَ أ َ ْخ َ ِب ِخ طأ َ ِه ْي َ َ شده ِة ا ْلفَ َسحِ الله ُِ هن أ َ ًْت ِ اه َِا ث ُ هن قَا َل ِه ْي ِ ط 15ِِ شده ِة ا ْلفَ َسح Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: SungguhAllah akan lebih senang menerima tobat hamba-Nya ketika iabertobat kepada-Nya daripada (kesenangan) seorang di antarakamu sekalian yang menunggang untanya di tengah padang15Muslim, Shahih Muslim, (Saudi Arabia:dar al-tayyibah, 2006), hal. 1259

31luas yang sangat tandus, lalu unta itu terlepas membawa laribekal makanan dan minumannya dan putuslah harapannyauntuk memperoleh kembali. Kemudian dia menghampirisebatang pohon lalu berbaring di bawah keteduhannya karenatelah putus asa mendapatkan unta tunggangannya tersebut.Ketika dia dalam keadaan demikian, tiba-tiba ia mendapatiuntanya telah berdiri di hadapan. Lalu segera ia menarik talikekang unta itu sambil berucap dalam keadaan sangat gembira:Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhan-Mu.Dia salah mengucapkan karena terlampau merasa gembira.d. Tolong MenolongTolong-menolong adalah termasuk persoalan-persoalan yangpenting dilaksanakan oleh seluruh umat manusia secara bergantian.Sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat hidup sendirisendiri tanpa menggunakan cara pertukaran kepentingan dankemanfaatan. Menolong artinya membantu teman atau orang yangmengalami kesulitan, tolong menolong artinya saling membantu ataubekerja sesama dengan orang yang ditolong. Bekerja sama denganorang yang membutuhkan pertolongan, tolong menolong dapatdilakukan di rumah, di sekolah dan lingkungan masyarakat sekitarkita. Setiap orang membutuhkan pertolongan orang lain. Memberibantuan menurut kemampuan bila ada anggota masyarakat yangmemerlukan bantuan. Rasulull

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Nilai – Nilai Islam 1. Pengertian Nilai Dalam Islam Pada dasarnya konsep umum yang ada dalam masyarakat kita tentang istilah nilai merupakan konsep ekonomi. Hubungan suatu komoditi atau jasa dengan barang yang mau dibayarkan seseorang untuk memunculkan konsep nilai.

Related Documents:

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Landasan Teori 1. Teori Umum (Grand . menimbulakan pemahaman tentang pajak kepada masyarakat. 5) Penyuluhan dan edukasi perpajakan. . Serta persepsi wajib pajak terhadap sanksi pajak. 4. Sikap Wajib Pajak (X 2) Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau tidak tentang objek, orang atau .

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori Kajian teori merupakan deskripsi hubungan antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoretik yang dipakai. Kajian teori dalam penelitian dijadikan sebagai bahan rujukan untuk memperkuat teori dan mem

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori Kajian teori berfungsi sebagai landasan teoretik yang digunakan oleh peneliti untuk membahas dan menganalisis masalah yang diteliti. Kajian teori disusun berdasarkan perkembangan terkini bidang ilmu yang berkaitan dengan inti penel

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

Community Mental Health Care in Trieste and Beyond An ‘‘Open DoorYNo Restraint’’ System of Care for Recovery and Citizenship Roberto Mezzina, MD Abstract: Since Franco Basaglia’s appointment in 1971 as director of the former San Giovanni mental hospital, Trieste has played an international benchmark role in community mental health care. Moving from deinstitu- tionalization, the .