PRODUKTIVITAS LAHAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN BERDASARKAN .

3y ago
36 Views
2 Downloads
348.60 KB
10 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Averie Goad
Transcription

PRODUKTIVITAS LAHAN DAN DISTRIBUSIPENDAPATAN BERDASARKAN STATUS PENGUASAANLAHAN PADA USAHATANI PADI(KASUS DI KABUPATEN KENDALPROPINSI JAWA TENGAH)Bagio MudakirFakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro SemarangE-mail: bagio.mersa@gmail.comDiterima 25 April 2011/Disetujui 9 Juni 2011Abstract: Ownership of farm land usually consistent to land tenure status affect to income distribution. The landtenure status are divided into owner operator, renter (cash tenant), and share-cropper operator (share tenant).The objective of this research were studied comparation of production, efficiency, and income distribution atfarming. This research analyze income distribution based on different land tenure and relationship inequalitywith poverty. This research use survey in data collecting and proportional stratified random sampling to choosesample. Analysis method and hypothesis test implement t-test and F-test from Cobb-Douglas function. Theresearch result showed efficiency and production rate of share-cropper operator was not too bad then owneroperator and renter (cash tenant). Land farm tenure has effect to income distribution, farmer who has widerland will have bigger income than other. Income inequality without other income higher than income whichinclude income outside farmer. Other income (outside farming) decrease income inequality.Keyword: farm land, income distribution, Cobb-Douglas functionSituasi ekonomi nasional saat ini di cirikan oleh kecenderungan kearah liberalisasi ekonomi yang sangatagresif. Hampir semua sektor ekonomi rakyat diserahkan dalam mekanisme perdagangan bebas yangbegitu massif termasuk pertanian. Dominasi kepentingan imperialis dalam perekonomian Indonesia memaksakan penyerahan kedaulatan atas kekayaan alam(tambang, mineral, hutan, hayati, perikanan, dan sebagainya) dalam kungkungan pemilik modal internasional. Jika di telusuri dari proses sejarah, sejak jamankolonialisme swasta mulai menjadikan pertanian sebagai lahan untuk menggandakan modalnya.Status penguasaan lahan pada pokoknya dapatdibagi menjadi tiga, yaitu pemilik penggarap (owneroperator), penyewa (cash tenant) dan penyakap ataubagi hasil (share tenant). Status penguasaan lahanyang berbeda secara teoritis akan menentukan tingkatkeragaman usaha tani yang berbeda pula. Secarateoritis kedudukan petani penyakap palinglah lemahsehingga akan berpengaruh terhadap keragaan usahatani, tetapi secara faktual tidaklah tentu demikianyang disebabkan oleh berbagai faktor yang perluditeliti lebih lanjut.Tingkat keragaan usaha tani yang dimaksudkan disini meliputi perbedaan tingkat produktivitaslahan dan distribusi pendapatan, yang akhirnya dapatdilihat bagaimana pengaruhnya pada tingkat kemiskinan. Tingkat produktivitas lahan yang dimaksudkandi sini meliputi perbedaan tingkat produktivitas lahandan distribusi pendapatan, yang pada akhirnya dapatdilihat bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat kemiskinan. Tingkat produktivitas lahan yang dimaksudkan berupa bagaimana alokasi penggunaan masukan-masukan yang ada kaitannya dengan keluaran74

Bagio, Produktivitas Lahan dan Distribusi Pendapatan Berdasarkan Status Penguasaan Lahan Pada UsahataniPadi (Kasus di Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah)yang diperoleh pada suatu status penguasaan lahantertentu.Salah satu masalah yang paling berat dan kompleks yang dihadapi Indonesia adalah masalah lahan.Salah satunya dari masalah perlahanan adalah menyangkut status penguasaan lahan yang mengkaitkanbanyak petani. Khususnya di pulau Jawa Bali dan beberapa daerah yang berpenduduk padat di pulau-pulau besar di luar jawa, sudah sejak sebelum Indonesiamerdeka, masalah lahan sudah diramalkan akan selalu “menghantui” para penentu kebijaksanaan (Mubyarto, 1981). Dilihat dari cara petani menguasai lahan,sebenarnya terjadilah stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ongkoham (1984) yang mengadakan penelitian tentang penguasaan lahan di Madiun pada abadXIX, menyebut petani yang menguasai lahan disebutsikep (petani yang memeluk atau menanggung bebanlahan). Strata di bawah petani sikep merupakan strataterendah dari petani juga disebut bujang. Numpangatau bujang ini merupakan petani yang mengerjakanlahan yang dikuasai sikep. Makan dan tempat tinggalpetani numpang ditanggung sepenuhnya oleh petanisikep. Di samping sikep dan numpang terdapat golongan petani menengah yaitu petani numpang yangtelah lama bekerja pada petani sikep dan kemudianmenikah, ia diberi bagian lahan dari lahan desa ataulahan persekutuan yang disebut lahan lanyah. Lahanpersekutuan ini tidak dikuasai secara tetap oleh petanimenengah melainkan digilirkan diantara petani-petanimenengah lainnya. Fungsi utama lahan persekutuanitu agaknya untuk mengikat buruh tani supaya menetap di desa tersebut, baik untuk kepentingan persekutuan maupun untuk kepentingan sikep.Purbayu Budi Santosa (2006) menyatakan perlunya dilakukan pendekatan terhadap kasus-kasusekonomi di Indonesia dengan pendekatan ekonomikelembagaan karena masih kacaunya data statistik.Pendekatan ini juga layak perlu dilakukan dalampenelitian pertanian pahan. Sektor pertanian pangansendiri merupakan sektor strategi untuk mendukungketahanan pangan nasional dan penanggulangan kemiskinan yang dapat dialami para petani Indonesia.LANDASAN TEORIBoeke (1910, dikutip oleh Mubyarto, 1985)menyatakan pembangunan pertanian dan pembangunan pedesaan berjalan lambat karena pada dasarnyapetani adalah kolot, konservatif, tidak kreatif, terle-75bih-lebih petani kecil. Akibatnya kemiskinan pedesaan bersumber pada kelambanan petani itu sendiri.Jadi petani miskin karena sikap hidupnya yang statis. Geertz (1963) tidak sependapat dengan Boeke, dimana menurutnya petani menjadi statis karena miskin. Kemiskinan yang terjadi pada petani di sebabkanoleh eksploitasi penjajah yang terlalu lama. Lebihlanjut dia menyatakan kebijaksanaan politik-ekonomitanam paksa oleh penguasa Kolonial Belanda telahmenyebabkan menjadi picu terjadinya proses involusi(“pemungkretan”) dan shared property (“berbagi kemiskinan”).Status penguasaan lahan yang berbeda akanmenentukan tingkat keragaman usaha tani, yangdalam hal ini meliputi tingkat produktivitas lahandan distribusi pendapatan yang berlainan pula. Teoridasar yang dapat dipakai untuk menerangkan tingkahlaku ekonomi dari petani pemilik- penggarap, petani penyewa dan petani penggarap, adalah teorinyaMarshall (1959), yang dikenal juga dengan “The Taxequivalent Approach”. Marshall dengan menggunakan analisis marjinal pada bagi hasil tanaman (sharecropping), menyatakan karena petani bagi hasil hanyamenerima sebagian produk marjinal dari masukanyang dikeluarkan (dalam hal ini tenaga kerja), makapetani dengan status penguasaan lahan ini tidak punya rangsangan yang cukup untuk an system menggunakan masukan yang dimilikinya sampai pada tingkatefisiensi Pereto.Pada analisis distribusi pendapatan fungsionaladalah menyoroti penggunaan faktor-faktor produksidalam proses produksi, sedangkan analisis produksipendapatan personal atau individu ditekankan kepadapemilikan faktor produksi. Pada umumnya teori ekonomi memfokuskan pada analisi distribusi pendapatan fungsional, namun akhir-akhir ini para ahli ekonomi tertarik pada distribusi pendapatan (kekayaan)yang lebih bersifat deskripsi dan analisis statistik(Soewito, 1987). Sedangkan distribusi pendapatanpersonal merupakan suatu konsep empiris untuk menentukan (menilai) bagaimana pendapatan total populasi itu telah terbagi di antara satuan-satuan penerimapendapatan. Menurut Soejono (1977, 1978) terdapatdua cara langsung menilai status distribusi pendapatan sesuatu populasi penerima pendapatan (incomerecipient), yaitu: (1) penaksiran distribusi persentasependapatan total yang diterima masing-masing golongan (equal-group percentage distribution), dan (2)penaksiran dengan indikator khusus (summary mea-

76 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1nier yang bentuknya menjadi sebagai berikut:sures/indicators).Guna melihat bagaimana distribusi pendapatanln Y ln A a1 ln X1 a2 ln X2 a3 ln X3 a4 ln X4 a5 ln X5 apersonal antar status penguasaan lahan, terlebih daa1 ln X1 a2lahanln Y lnln X2 yangA penguasaanX3 a4 ln X4 a5 ln X5 a6 ln X6 a7 ln X7 a8 ln X8 U E j D j a3 lnhulu perlu melihataliranbiasaa3 ln X3 a4 ln X1985).X5 a6 lnGambarX6 a7 ln1 a2 ln X2 terdapat4 a5 ln a8 ln X8 U E j D j . (2)(Sawit,Perhatikan3.1X7berikut yang akan menjelaskan aliran penguasaan lahan.dimana: Y adalah produksi padi.,A intersep, X1 jumlah benih padi (kg), X2 jumlah pupuk urea (kg),Gambar 1. Aliran Penguasaan LahanX3 jumlah pupuk TSP (kg), X4 jumlah pupuk lainnya (kg), X5 jumlah pestisida (linier), X6 jumlahtenaga kerja (orang), X7 luas lahan (m2), X8 pengeluaran lainnya (rp), Ej koefisien variabel boneka(dummy), Dj variabel boneka status penguasaan lahan; D1 1 untuk status pemilik, D1 0 untuk statusstatus penguasaan lahan lainnya; D2 1 untuk statuspenyewa, D2 0 untuk status lainnya.Berdasarkan kepada Gambar 3.1 terlihat bahwapenyakapan (bagi hasil) merupakan pengalihan pen- Subhipotesis 1bStatus penguasaan lahan penyakap tingkatguasaan lahan dari kelompok yang relatif kaya kepada kelompok yang relatif miskin, sedangkan perse- efisiensinya paling rendah dibandingkan petani pemiwaan lahan merupakan pengalihan yang berjalan lik penggarap dan petani penyewa. Subhipotesis 1b inisebaliknya, dari petani yang relatif miskin ke petani menggunakan model fungsi keuntungan Cobb-Douyang relative kaya. Jadi dengan mendasarkan kepada glas (UOP/Unit Output Price). Dalam menggunakanfenomena tersebut, diduga distribusi pendapatan per- fungsi keuntungan ini dilakukan dengan memasukansonal antara berbagai system penguasaan lahan akan tujuan masukan tetap (variabel input). Adapun modelmengalami ketimpangan, di mana terdapat golongan persamaan fungsi keuntungan Cobb-Douglas adalah:yang relatif kaya (petani pemilik dan penyewa) mau- ln ra ln A* a1* ln w1 a2* ln w2 a3* ln w3 a4* ln w4 a5* ln wpun terdapat golonganln ra yangln A* relatifln w2 a3* ln w3 a4* ln w4 a5* ln w5 a6* ln w6 b*1 ln z1 b*2 ln z2w1 a2*mampu a1* lnkurang(petanipenyakap).* a1* ln w1 a2* ln w2 a3* ln w3 a4* ln w4 a5* ln w5 a6* ln w6 b*1 ln z1 b*2 ln z2 . (3)METODE PENELITIANHipotesis ISubhipotesis 1aStatus penguasaan lahan penyakap tingkat produksinya paling rendah dibandingkan petani pemilikpenggarap dan petani penyewa. Hipotesis yang telahdinyatakan akan diuji dengan memakai uji t maupunF dari fungsi produksi Cobb-Douglas. derajat kepercayaan yang dipakai dalam uji hipotesis pada penelitian ini, masing-masing 90% (α 10%), 95% (α 5%),99% (α 1%). Pemakaian derajat kepercayaan sampai90% dengan alasan penelitian ini termasuk penelitiansosial-ekonomi, yang mentolelir derajat kesalahansampai sebesar 10% (Mirer, 1990). Adapun fungsiproduksi Cobb-Douglas yang dimaksud adalah:2Y AX1a X2a X3a .X8a e (U E j / D j) . (1)123j 1Persamaan (1) dapat dirubah dalam bentuk li-dimana: ln пa Keuntungan UOP jangka pendekyang dinormalkan (dibagi) harga padi, A* Konstanta, W1 Harga benih padi yang dinormalkan hargapadi , W2 Harga pupuk urea yang dinormalkan hargapadi, W3 Harga pupuk TSP yang dinormalkan hargapadi, W4 Harga pupuk lain yang dinormalkan hargapadi, W5 Harga pestisida per liter yang dinormalkanharga padi, W6 Tingkat harga (upah) tenaga kerjayang dinormalkan harga padi, Z1 Luas lahan usahatani (m2), Z2 Pengeluaran lainnya (rupiah), a*i Parameter masukan bebas yang diduga, i 1, 6, β*i Parameter masukan tetap yang diduga, i 1,2Hipotesis 2Ketimpangan dalam distribusi pendekatan personal diduga akan makin memperbesar tingkat kemiskinan yang dialami petani. Cara pengujian hipotesis ketiga dilakukan dengan cara menghitung proporsipetani yang hidup miskin, kemudian proporsi petanimiskin tersebut dikorelasikan dengan angka indeks

Bagio, Produktivitas Lahan dan Distribusi Pendapatan Berdasarkan Status Penguasaan Lahan Pada UsahataniPadi (Kasus di Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah)gini pada keseluruhan petani. Analisis korelasi sederhana digunakan dalam pengujian hipotesis ketiga.Sedangkan untuk distribusi pemilikan lahandi Desa Rowosari Kecamatan Rowosari KabupatenKendal dapat dilihat dalam Tabel 2.HASIL DAN PEMBAHASANPenggunaan Faktor-Faktor ProduksiProfil Sosial Ekonomi RespondenTenaga kerja adalah salah satu faktor produksiyang utama. Dalam usahatani kedudukan si petanidalam usahatani sangat penting. Petani dalam usahatani tidak hanya menyumbangkan tenaga saja, tapi lebih dari pada itu, Petani adalah pemimpin (manager)usaha tani, mengatur organisasi produksi secara keseluruhan. Salah satu faktor yang memiliki tingkat produktifitas adalah lahan garapan. Hal ini menyebabkanusaha pertanian yang mempunyai tanah sedikit di daerah tertentu produksinya atau pendapatan yang diperoleh juga sedikit. Dapat dikatakan pula bahwa luastanah berpengaruh positif terhadap hasil atau produksi. Semakin luas lahan sawah hasil yang diperoleh semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya semakin sempitluas lahan yang digunakan untuk berusahatani makaproduksi yang dihasilkan juga sedikit.Penggunaan benih unggul oleh para petani dapat meningkatkan produksi hasil usahatani. Jenis benih yang digunakan oleh petani di daerah penelitianadalah jenis benih situbagendit, Conde, IR 64, Cisadane dan Cihera. Rata-rata penggunaan benih oleh121 responden di daerah penelitian di musim kemaraudan penghujan berbeda. Pupuk yang digunakan olehpetani di daerah penelitian beragam. Ada yang memakai pupuk jenis Urea, pupuk TSP, pupuk NPK, pupukZA dan ada yang ditambah pupuk organik. Berbagaimacam pupuk ini digunakan untuk 2 kali pemupukanBedasarkan wawancara dan penelitian lapangan kepada 121 responden, maka didapatkan hasil bahwa rata-rata umur responden adalah 50 tahundengan responden terbanyak adalah responden yangberumur antara 40 sampai dengan 69 tahun. Pendidikan responden terbanyak adalah lulusan SD atauSR (sekolah rakyat). Dari keseluruhan sampel petani yang telah diwawancarai dapat ditarik kesimpulanbahwa hampir semua responden menyatakan bahwapertanian merupakan sumber pendapatan utama kemudian ada juga yang mempunyai pekerjaan sampingan lain selain bertani.Pengertian pemilikan dan penguasaan lahanbiasanya dibedakan. Pemilikan lahan mempunyaipengertian seseorang yang secara hukum dibenarkan(de jure) mempunyai sebidang lahan. Adapun penguasaan lahan adalah seseorang yang secara nyata(de fakto) mengerjakan sebidang lahan, baik yangdilakukan oleh pemilik lahan sendiri, secara sewamaupun bagi hasil. Dengan demikian seseorang yangmemiliki lahan belum tentu mengerjakan lahan untuk usahatani, sedangkan seseorang yang menguasailahan diartikan dengan seseorang yang mengerjakanlahan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana proporsi pemilikan lahan di daerah penelitian, perhatikanTabel 1.Tabel 1. Pemilikan Lahan Sawah Oleh RespondenNoKeterangan1Memiliki lahan sawah2Tidak memiliki lahanJumlah respondenMusim KemarauJumlahPersentase7360,33Musim 00121100Sumber: Data Primer diolah, 2009Tabel 2. Distribusi Pemilikan Lahan Sawah Pada Musim Kemarau dan PenghujanNoLuas kepemilikan (Ha)Musim KemarauMusim Penghujan1 1/3 lupit (0,3 Ha)72722 1/3 lupit (0,3 Ha)49490,53 Ha0,53 HaRata-rata pemilikanSumber: Data Primer diolah, 200977

78 JURNAL DINAMIKA EKONOMI PEMBANGUNAN, JULI 2011, VOLUME 1, NOMOR 1Tabel 3. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada musim penghujanNoFaktor Produksi1Benih (kg)2Pupuk Urea (kg)3Pupuk TSP (kg)4Pupuk lain (Kg)5Pestisida (liter)6Tenaga Kerja (orang)Sumber: Data Primer diolah, 300,2621,29Tabel 4. Rata-rata penggunaan faktor-faktor produksi pada musim KemarauNoFaktor Produksi1Benih (kg)2Pupuk Urea (kg)3Pupuk TSP (kg)4Pupuk lain (Kg)5Pestisida (liter)6Tenaga Kerja (orang)Sumber: Data Primer diolah, 300,2521,29yaitu pada saat akan penanaman dan saat perawatan daerah penelitiantanaman. Rata-rata penggunaan berbagai macam pupuk tersebut di musim penghujan dan kemarau berBiaya dan Pendapatan Usahatanibeda.Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata pengSecara umum rata-rata pengeluaran untuk petgunaan faktor-faktor produksi pada musim penghujan ani pemilik, penyewa dan penyakap akan diuraikan diddan musim kemarau di Desa Rowosari Kecamatan bawah ini seperti tampak pada Tabel 5.Rowosari Kabupaten Kendal akan disajikan ke daSedangkan rata-rata pengeluaran untuk petanilam Tabel 3. Sedangkan Tabel 4 merupakan rata-rata pemilik, penyewa dan penyakap akan diuraikan dipenggunaan faktor produksi pada musim kemarau di bawah ini seperti tampak pada Tabel 6.Tabel 5. Rata-Rata Biaya Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Setiap Hektar Pada Musim Penghujan(Dalam Rupiah)NoFaktor Produksi1Benih2Pupuk Urea3Pupuk TSP4Pupuk lain5Pestisida6Tenaga KerjaSumber: Data Primer diolah, 7.880,0024.423,3615.599,9236.580,00600.560,00Tabel 6. Rata-Rata Biaya Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Setiap Hektar Pada Musim Kemarau(Dalam Rupiah)NoFaktor Produksi1Benih2Pupuk Urea3Pupuk TSP4Pupuk lain5Pestisida6Tenaga KerjaSumber: Data Primer diolah, 105.680,0030.023,3616.799,9236.060,00569.800,00

Bagio, Produktivitas Lahan dan Distribusi Pendapatan Berdasarkan Status Penguasaan Lahan Pada UsahataniPadi (Kasus di Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah)Analisis Fungsi ProduksiUntuk melakukan estimasi fungsi produksiusahatani padi dipergunakan fungsi produksi CobbDouglas. Karena usahatani padi dilakukan baik padamusim kemarau dan musim penghujan, maka estimasi fungsi produksi juga dibedakan untuk musim penghujan dan kemarau. Hasil estimasi fungsi produksiCobb-Douglas untuk musim penghujan dan musimkemarau. Analisis fungsi Cobb-Douglass untukmusim penghujan dapat dilihat pada Tabel 7.Tabel 7. Estimasi Fungsi Produksi Cobb-DouglasUsahatani Padi Antar Status Penguasaan lahanPada Musim PenghujanPeubah LNKoefisien RegresiBenih0.334Urea0.317TSP0.200Pupuk lainnya0.133Pestisida0.206Tenaga kerja0.533Luas lahan0.745Pengeluaran lain-0.020Dumy Pemilik0.185Dumy Penyewa0.337konstanta16.949F hitung2.946R20.211Sumber: Data Primer diolah, 2009Keterangan:*): Signifikan pada α 10% (1,658)**): Signifikan pada α 5% (1,980)***): Signifikan pada α 1% (2,167)T 2870.6421.0178.462Hasil estimasi Cobb-Douglas pada musim hujan menghasilkan F hitung yang signifikan, hal ini berarti bahwa model yang dipakai cocok, karena semuavariabel bebas yang dimasukkan dalam model penting dalam menjelaskan variabel terikatnya. Jika dilihat secara parsial, terdapat empat variabel dependenyang signifikan mempengaruhi variabel independennya, yakni jumlah pupuk TSP, jumlah pupuk lainnya,jumlah tenaga kerja, dan luas lahan. Hal ini berartisemakin banyak jumlah pupuk TSP dan pupuk lainnya yang digunakan dalam usaha tani maka jumlahproduksi yang dihasilkan akan meningkat asalkanpenggunaan jenis-jenis pupuk tersebut tidak melebihidari standar yang telah ditentukan. Seiring dengan haltersebut maka semakin luas lahan garapan maka produksi yang diperolehpun juga akan meningkat.Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat79juga bahwa terdapat 4 variabel independen yang tidaksignifikan pengaruhnya. Variable tersebut antara lainjumlah benih padi, jumlah pupuk urea, jumlah pestisida dan pengeluaran lain. Beberapa alasan penggunaanpupuk urea tidak significan dalam penelitian ini adalah apabila pupuk urea digunakan pada saat kondisitanah kering dapat m

sehingga akan berpengaruh terhadap keragaan usaha tani, tetapi secara faktual tidaklah tentu demikian yang disebabkan oleh berbagai faktor yang perlu diteliti lebih lanjut. Tingkat keragaan usaha tani yang dimaksud-kan disini meliputi perbedaan tingkat produktivitas lahan dan distribusi pendapatan, yang akhirnya dapat dilihat bagaimana pengaruhnya pada tingkat kemiski-nan. Tingkat .

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

2.2 Distribusi Sampling Rata-rata Sampel Kecil DISTRIBUSI t Distribusi Sampling didekati dengan distribusi t Student distribusi t (W.S. Gosset). Distribusi-t pada prinsipnya adalah pendekatan distribusi sampel kecil dengan distribusi normal. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam Tabel t adalah 1. derajat bebas (db) 2. nilai α

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

Distribusi probabilitas yang sangat penting dalam ilmu statistik adalah distribusi normal. Distribusi ini bersifat kontinu dan bergantung pada dua parameter yaitu rata-rata dan simpangan baku . Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang memiliki rata-rata nol dan simpangan baku satu.

31/03/2019 2 DISTRIBUSI SAMPLING Pengertian Dan Konsep Dasar Distribusi Sampling Rata – Rata : a. Distribusi Sampling 1 Nilai Rata-Rata b. Distribusi Sampling Bagi Beda 2 Rata-Rata PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR

Distribusi Sampling RATA-RATA (HARGA MEAN) Pada umumnya, normalitas dari distribusi sampling rata-rata disebut teorema limit sentral dan dinyatakan sbb: 1. Jika populasi cukup besar dan berdistribusi secara normal maka distribusi samplingnya akan normal 2. Jika populasi tidak normal maka distribusi sampling rata-ratanya

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhu

JS/Typescript API JS Transforms [More] WebGL support Extras What’s next? 8 Completely rewritten since 0.11 Powerful and performant Based on tornado and web sockets Integrated with bokeh command (bokeh serve) keep the “model objects” in python and in the browser in sync respond to UI and tool events generated in a browser with computations or .