BAB I PENDAHULUAN - Universitas Pendidikan Indonesia

3y ago
31 Views
2 Downloads
418.67 KB
16 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lee Brooke
Transcription

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangNegara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, sepertiminyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampakpertambangan sangat besar kontribusinya dalam pembangunan ekonomi jangkapanjang Indonesia. Salah satu daerah yang memiliki sumber daya alam adalahkepulauan Bangka Belitung, yang merupakan penghasil timah terbesar diIndonesia, sehingga secara langsung ikut memberikan sumbangan sebagai devisanegara. Seperti yang dikemukakan oleh Sujitno (2007: 87) daerah Bangka,Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Demikianpula dalam data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau Of Mines(USBM) tercatat bahwa Indonesia memiliki cadangan timah nomor dua setelahMalaysia dengan jumlah cadangan 800.000 ton di dunia. Dengan demikian, timahini telah menjadi komoditi utama yangdiandalkan oleh masyarakat BangkaBelitung dan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Bangka Belitung dalammemenuhi kehidupan berlangsunganpertambangan timah, walaupun tidak ada data kongkrit mengenai usahapertambangan oleh rakyat tersebut. Setidaknya pada masa lalu, terdapat beberapakegiatan pertambangan dan perizinan untuk menambang yang diberikan olehpenguasa setempat. Seperti yang dikemukakan oleh Sujitno (2007:46) “ agarFerdy Auliyah, 2011Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2membeli pasir timah yang ditambang oleh penduduk pribumi Belitung denganharga yang memadai, karena mendapat laporan bahwa penduduk menjual timahmereka ke Lingga, Singkep dan tempat-tempat lainnya”. Dari pendapat di atas,menunjukkan bahwa rakyat memiliki peranan penting dalam pertambangan timahdi pulau Belitung.Pertambangan timah di Indonesia memiliki sejarah pengelolaan tambangyang panjang meskipun hanya dalam skala kecil ketika timah pertama kaliditemukan di pulau Bangka (Osberger dalam Sujitno, 2007: 11). Pada tahun 1970an, pemerintah membuka kesempatan bagi pihak asing untuk menanamkanmodalnya dibidang pertambangan, yakni Tambang Karya (TK) selain PN. Timahyang mengelola tambang timah. Tambang karya ini dimiliki oleh pihak swastaIndonesia dan asing yang telah mengadakan perjanjian kontrak dengan pemerintah(kontrak karya) dengan memanfaatkan para penambang rakyat. Tambang karyaberkontribusi dalam meningkatkan kapasitas produksi Timah karena menambangdalam wilayah kuasa pertambangan (KP) PN. Timah. Pada umumnya aktivitaspenambangan tambang karya dilakukan pada wilayah-wilayah bekas “tambangdalam” yang sudah ditingalkan Belanda, adapun PN. Timah tetap berfungsisebagai pengumpul timah yang dihasilkan oleh tambang karya, sedangkan jenistimah yang ditambang adalah timah primer (Zulkarnaen, 2005 :203).Penghasilan penambang rakyat dalam tambang karya tergantung padajumlah pasir timah dan kandungan biji timah yang terdapat didalamnya. Semakinbanyak pasir timah yang berhasil ditambang dan semakin tinggi kandungan bijitimahnya maka penghasilan yang diperoleh penambang rakyat akan semakin

3besar, begitu pula sebaliknya jika semakin sedikit pasir timah yang diperoleh dansemakin rendah kandungan biji timah maka pendapatan yang diperolehpenambang rakyat akan rendah. Sebagian penambang hanya menjadikanpenambang timah sebagai pekerjaan sampingan saja karena pekerjaan tetapmereka yaitu sebagai nelayan dan berladang, kecuali bagi sebagian orang yangtelah dikontrak untuk menjadi pegawai oleh pemilik tambang karya dan pihakswasta.Pada tahun 1980-an PN. Timah mengalami masa-masa yang sulit akibatterjadinya defisit keuangan karena dalam perkembangan pertambangan timah diIndonesia termasuk pulau Belitung dipengaruhi oleh situasi harga pasaran dunia.Tahun 1985 harga timah di pasaran dunia turun sehingga tambang karya diBelitung tutup dan PN. Timah mengadakan restrukturasi pada perusahaan karenahasil yang diperoleh dari penjualan timah tidak mampu menutupi biaya produksi.Pada perkembangan selanjutnya PN. Timah berubah menjadi PT. Timah karenamasuknya investasi dari luar.Mundurnya industri timah di Belitung pada tahun 1991 memberikesempatan bagi penambang untuk mengola lahan tambang yang telahditinggalkan dengan menambang timah secara tradisional, sehingga tambangrakyat mulai berkembang di Belitung. Awalnya yang mendapatkan toleransi daripemerintah adalah kegiatan kecil-kecilan yang bersifat lokal, yang khususdiperuntukan bagi penduduk setempat. Hal ini menyebabkan makin banyaknyapenambang timah rakyat. Selain penambang rakyat yang sudah lama berkecipungdibidang pertambangan ini, banyak bermunculan penambang baru yang

4keterlibatannya dilatarbelakangi oleh kebutuhan hidup masyarakat pascarestrukturasi PT. Timah yang disebabkan harga timah di pasaran dunia sedangnaik.Pada tahun 1991 PT. Timah berhenti beroperasi yang membawa dampakpositif bagi masyarakat Belitung, karena masyarakat melakukan penambanganyang menjadikan peningkatan taraf ekonomi masyarakat sekitar. Kegiatanpertambangan timah pasca 1990-an merujuk pada surat keputusan menteriperindustrian dan perdagangan (KEPMENPERINDAG) no. 558 tahun 1998 danno. 146 tahun 1999 yang menyatakan timah sebagai komoditas bebas ekspor(Sujitno, 2007 : 281). Hal ini yang melandasi masyarakat Belitung melakukanpertambangan untuk memenuhi kehidupan mereka sehari-hari karena barangtambang timah sudah tidak lagi menjadi komoditi utama negara dalammeningkatkan kualitas ekspor.Pada tahun 1992 PT. Timah di Belitung bangkrut akibat kerugian yangdialami. Pada tahun ini, terjadi pelimpahan kepengurusan yaitu dari PN. Timahkepada pemerintah daerah yang bertugas untuk mengelolah timah secara baik.Setelah PT. Timah tutup makin banyaknya penambangan yang dilakukan olehmasyarakat Belitung hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Hadirnyapertambangan rakyat yang tidak memiliki izin ini sangat meresahkan pemerintahdaerah sehingga pertambangan rakyat ini disebut pertambangan liar.Pada tahun 1993 mulai masuknya perusahaan swasta yang bergerak dibidang timah yang telah mendapat perizinan dari pemerintah setempat. Hadirnyaperusahaan swasta ini membawa dampak yang buruk kepada masyarakat sekitar

5karena lahan tambang dikelola oleh perusahaan swasta dan secara tidak langsungperusahaan swasta ini telah mengambil lahan pekerjaan mereka. Keberadaanperusahaan swasta membawa harapan yang positif bagi penduduk sekitar daerahpertambangan tersebut, penduduk berharap dengan keberadaan perusahaan swastamereka akan mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan dari perusahaan swastatersebut. Akan tetapi perusahaan swasta tidak mau mempekerjakan merekasebagai karyawan. Sebaliknya, masyarakat yang menambang timah di daerahmereka sendiri dilarang oleh pemerintah dengan alasan bahwa yang berhakmengambil timah adalah yang telah mendapat izin dari pemerintah sedangkanyang tidak memiliki izin disebut penambang illegal atau penambangan liar. Haltersebut membuat kecemburuan sosial yang dialami oleh masyarakat sehinggamenimbulkan pertentangan yang berujung terjadinya konflik. Seperti yangdikemukakan oleh Zulkarnaen dalam bukunya konflik di daerah pertambanganemas kasus Pongkor dan Cikotok bahwa :Potensi konflik sebagai bagian dari dinamika hidup kemasyarakatan,berpotensi menjadi pemicu perbaikan kualitas kehidupan apabila dapatdikelola secara efektif. Adanya sumber-sumber stategis seperti bahantambang, cenderung berpotensi diperebutkan oleh perusahaan danmasyarakat sekitar. Persaingan akses terhadap sumber daya, alat-alatproduksi dan kesempatan ekonomi merupakan faktor pemicu konflik yangsangat mendasar (Zulkarnaen, 2003 : 29).Dalam konflik ini hampir selalu dimenangkan oleh pihak-pihak yang mempunyaikemampuan yang lebih unggul seperti sumber daya manusia.Pada tahun 1994 penduduk lokal berdemonstrasi terhadap perusahaanswasta dengan alasan perusahaan tersebut telah mengambil lahan mereka sehinggakegiatan penambangan mereka menjadi terbatas. Aksi yang dilakukan oleh

6penduduk tersebut tidak dihiraukan oleh perusahaan swasta dan berujung padapenyerangan dan pengrusakan kantor perusahaan swasta yang dilakukan olehpenduduk lokal serta melakukan pemboikotan alat-alat pertambangan milikperusahaan swasta.Pada tahun 2005 ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang terdapatpada Undang-undang yang melarang pertambangan yang berisi :Syarat untuk melakukan pertambangan adalah harus mempunyai surat izinpertambangan rakyat (SIPR) dan surat izin pertambangan daerah (SIPD).Melakukan proses pertambangan tanpa memiliki SIPR dan SIPDmerupakan tindakan pencurian yang selanjutnya akan diproses secarahukum ( Undang-undang no.35, 2005 : 34).Hal ini membuat penambang rakyat sulit untuk melakukan pertambangan, karenasebagian besar dari para penambang rakyat ini tidak memiliki surat izinpertambangan rakyat.Berbagai hal yang penulis deskripsikan di atas menjadi latar belakangpenulis tertarik mengangkat skripsi dengan judul “Pertambangan Timah Rakyat diPulau Belitung (kajian historis tahun 1991-2005)”. Adapun yang menjadi fokuskajian penulis adalah konflik yang terjadi antara rakyat dengan perusahaan swastadan tindakan para pemodal dalam menyingkapi konflik tersebut. Penulismengambil di Belitung karena daerah tersebut memiliki kandungan timah keduaterbanyak di Indonesia setelah pulau Bangka.Alasan penulis mengangkat judul skripsi tersebut adalah masih hrakyatdanperkembangannya. Penulis memilih awal kajian tahun 1991 - 2005, karena padatahun 1991 terjadinya pertambangan timah rakyat secara besar-besaran karena

7PN. Timah berhenti beroperasi dan tahun 2005 sebagai akhir kajian karena padatahun tersebut bertepatan dengan dikeluarkanya surat keputusan dari GubernurBangka Belitung tentang Undang-Undang pertambangan yang isinya mengenaipertambangan yang tidak memiliki izin dilarang beroperasi.Alasan penulisan skripsi karena pertama, rakyat memiliki peranan pentingdalam perjalanan pertambangan timah di pulau Belitung secara historispertambangan timah telah lama dilakukan sejak zaman kolonial Belanda diIndonesia hingga saat ini, dan sebagian besar penduduk pernah terlibat dalampertambangan dalam memenuhi kehidupan ekonominya. Kedua, masih minimnyatulisan mengenai pulau Belitung terutama membahas peran tambang rakyat dalammenghadapi konflik di daerah tersebut. Ketiga, alasan pemilihan pulau Belitungsebagai objek studi kasus dalam penelitian ini karena pulau Belitung merupakanpenghasil timah terbesar setelah pulau Bangka. Keempat, dikalangan UniversitasPendidikan Indonesia khususnya Jurusan Pendidikan Sejarah, penulisan karyailmiah yang membahas konflik di daerah pertambangan timah sangat sedikit,maka atas dasar tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan pengkajianlebih dalam mengenai potensi konflik di daerah pertambangan. Berdasarkanalasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pengkajian lebih dalammengenai konflik di daerah pertambangan dilihat dari sudut pandang sejarah yangmengambil objek kajian penelitian di Pulau Belitung.Pentingnya penelitian ini dilakukan karena untuk mendapatkan data danfakta mengenai masalah yang terjadi didalam masyarakat Pulau Belitungmengenai pertambangan timah dalam mengatasi perusahaan swasta dan tindakan

8pemodal timah rakyat dalam menghadapi masalah tersebut. Dengan melakukanpenelitian ini, kita bisa mengetahui masalah-masalah dalam masyarakat danmemberikan informasi kepada pemerintah daerah bahwa kehadiran perusahaanswasta memberikan masalah dalam pertambangan rakyat di Pulau Belitung.1.2 Rumusan MasalahInti dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah“bagaimana perkembangan dan tantangan penambang timah rakyat di PulauBelitung dengan adanya perusahaan swasta?”. Untuk membatasi ruang lingkuppenelitian ini maka peneliti terfokus membuat sebuah batasan masalah dalambentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :1. Bagaimana kehidupan penambang timah rakyat saat di Pulau Belitung ?2. Bagaimana perkembangan pertambangan timah rakyat di Pulau Belitung padatahun 1991-2005?3. Bagaimana tantangan yang dihadapi oleh penambang timah rakyatdi PulauBelitung tahun 1991-2005?4. (ASTIRABEL) dalam membantu kehidupan penambang di Pulau Belitung?1.3 Tujuan PenelitianTujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukantindakan. Begitupun dalam penulisan ini memiliki tujuan tertentu, sehingga yangmenjadi tujuan dalam penulisan ini mencakup dua aspek yaitu tujuan umum dan

9tujuan khusus. Tujuan umum bermaksud untuk memperoleh informasi danpelajaran yang berharga dari peristiwa sejarah dimasa lampau agar menjadipijakan dalam melangkah ke masa depan. Tujuan khusus dari penulisan ini adalah“untuk mengetahui dampak yang di timbulkan setelah perusahaan swasta masukdalam pertambangan timah di Pulau Belitung tahun 1991-2005”. Oleh sebab itu,kita dapat belajar dari peristiwa yang sedikitnya telah banyak meresahkanmasyarakat ini agar kelak tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.Terdapat beberapa tujuan yang ingin di capai oleh penulis dalampenelitian ini, yakni sebagai berikut :1. Memberikan gambaran mengenai keadaan sosial-ekonomi masyarakat PulauBelitung yang meliputi mata pencaharian, kondisi geografis, kependudukan,serta aspek-aspek sosial lainnya pada saat PN. Timah masih ada dan setelahPN. Timah tidak ada di Kabupaten Belitung.2. Menjelaskan perkembangan pertambangan rakyat di Pulau Belitung tahun1991-2005 dengan melihat aspek jumlah pengusaha, modal, jumlah tenagakerja, pemasaran dan lain-lain.3. Menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh penambang rakyat yang terdiridari eksternal dan internal. Adapun permasalahan eksternal berupa perusahaanswasta dan Pemerintah daerah.4. Menjelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh para pemodal denganmembentuk ASTIRABEL untuk membantu para penambang timah di PulauBelitung.

101.4 Manfaat PenelitianManfaat yang dapat diperoleh baik aspek subjek penelitian maupunimplementasi bagi bidang penelitian khususnya pendidikan sejarah, adanyainformasi mengenai dampak yang ditimbulkan masuknya perusahaan swastadalam bidang pertambangan timah di Pulau Belitung tahun 1991-2005. Selain itu,penelitian ini memberikan kontribusi dalam pembelajaran sejarah di PulauBelitung khususnya dalam perkembangan pertambangan Timah dan pembelajaransejarah lokal di Pulau Belitung. Adapun tujuan pembelajaran sejarah lokaldiantaranya dapat meningkatkan pengetahuan di daerahnya, pengajaran akan lebihmudah diserap oleh siswa karena lebih mengenal kondisi alam lingkungan yangterdapat di daerahnya.Dengan melakukan penelitian ini, dapat memberikan kontribusi bagipemerintah daerah di Pulau Belitung. Penelitian ini memberikan masukan kepadapemerintah daerah tentang pertambangan rakyat di Pulau Belitung mengenaimasalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat setelah masuknya perusahaanswasta dalam pertambangan timah. Setelah melakukan penelitian ini diharapkankebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah mendukungpertambangan timah rakyat dengan ketentuan yang tidak memberatkanmasyarakat Belitung karena masyarakat Belitung melakukan pertambangan hanyauntuk memenuhi kebutuhan hidup bukan untuk menumpuk kekayaan.Penelitian ini juga memberikan manfaat kepada pihak pertambangan timahrakyat di Pulau Belitung. Dengan melakukan penelitian ini, kita dapat mengetahuikeluhan-keluhan atau ketidak puasan para penambang rakyat tentang kebijakan-

11kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah terlebih lagi setelah masuknyaperusahaan swasta dalam bidang pertambangan. Setelah melakukan penelitian inidiharapkan para penambang rakyat memperoleh haknya sebagai penduduk sekitaruntuk merasakan sumber daya alam yang terdapat di daerahnya sendiri dalammemenuhi kebutuhan hidup dengan mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku yangdikeluarkan oleh pemerintah daerah.1.5 Metode dan Teknik Penelitian1.5.1 Metode PenelitianMetodologi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah erdisiplineryangmenggunakan bantuan ilmu sosial lainnya seperti disiplin ilmu sosiologi danekonomi. Metode sejarah menurut Gottschalk (1985: 32) adalah proses kritisrekaman dan peninggalan masa lampau. Metodologi sejarah merupakan suatukeseluruhan metode-metode, prosedur, konsep kerja, aturan-aturan dan teknikyang sistematis yang digunakan oleh para penulis sejarah atau sejarawan dalammengungkapkan peristiwa sejarah. Dalam Metodologi Penelitian Sejarah, terdapatbeberapa tahapan, diantaranya Heuristik, Kritik baik intern maupun kritik ekstern,Interpretasi dan tahapan terakhir Historiografi.1. Heuristik, yaitu suatu kegiatan untuk mencari, menemukan, danmengumpulkan data serta fakta. Pada tahapan ini, penulis mengumpulkanbeberapa sumber dan data yang relevan, baik sumber primer maupunsekunder yang dapat digunakan dalam menjawab permasalahan yang akan

12dibahas. Sumber sejarah yang digunakan dalam penulisan skripsi iniadalah sumber tertulis dan sumber lisan. Sumber tertulis terdiri dari buku,arsip, artikel, jurnal, makalah dan lain sebagainya. Sumber tertulis ini,penulis peroleh dari perpustakaan dan kantor kearsipan atau instansi terkaityang menurut penulis relevan dengan permasalahan penelitian. Selainmenggunakan sumber tertulis, penulis juga menggunakan sumber lisandengan pendekatan sejarah lisan sebagai sumber primer. Sumber lisandiperoleh dengan mewawancarai pelaku dan saksi sejarah dalam hal inipegawai dari perusahaan swasta, para penambang rakyat dan pihakpemerintah daerah pada era tahun 1991-2005.2. Kritik, yaitu menganalisis secara kritis sumber-sumber yang telahdiperoleh dengan menyelidiki serta menilai apakah sumber-sumber yangtelah terkumpul sesuai dengan masalah penelitian baik isi maupunbentuknya. Semua sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internalsehingga diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan permasalahanpenelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakahsumber-sumber yang telah diperoleh tersebut asli atau tiruan dan relevanatau tidak dengan permasalahan yang penulis kaji sehingga dapatdiperoleh fakta sejarah yang otentik.3. Interpretasi, yaitu untuk menafsirkan keterangan-keterangan sumber secaralogis dan rasional dari fakta dan data yang telah terkumpul dengan caradirangkaikan dan dihubungkan sehingga tercipta penafsiran sumbersejarah yang relevan dengan permasalahan. Penafsiran atau interpretasi

13tidak lain dari pencarian pengertian yang lebih luas tentang sumber yangtelah ditemukan. Tahapan penafsiran ini dilakukan dengan cara mengolahbeberapa fakta yang telah dikritisi dan merujuk kepada beberapa referensi.Dengan menggunakan pemahaman tersebut, maka penulis dapat terbantudalam menjelaskan atau menginterpretasikan fakta sehingga menjadi suaturangkaian yang utuh. Setelah melalui proses yang selektif maka fakta-faktatersebut dijadikan pokok pikiran sebagai kerangka dasar penyusunanskripsi ini. Pada tahap ini penulis berusaha mencari berbagai hubunganantara berbagai fakta tentang: “Pertambangan Timah Rakyat di PulauBelitung (tinjauan historis tahun 1991-2005)”. Kemudian dilakukananalisis berdasarkan fakta-fakta yang ada. Adapun pendekatan yangdipergunakan dalam menganalisis permasalahan dalam skripsi inimenggunakan pendekatan interdisipliner, dengan penggunaan beberapakonsep sosiologi dan ekonomi yang relevan dengan permasalahan yangakan dibahas seperti masyarakat, kebutuhan, kekuasaan dan konflik.4. Historiografi atau penulisan sejarah, yaitu proses penyusunan hasilpenelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.Tahapan ini merupakan tahapan terakhir dari metode penelitian sejarah.Setelah sumber-sumber ditemukan, dianalisis, ditafsirkan, kemudiandituangkan dalam bentuk tulisan yang ilmiah sesuai dengan kaidahpenulisan ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia(Ismaun, 1992 : 125-131).

141.5.2 Teknik PenelitianDalam penelitian ini, teknik yang digunakan penulis adalah melalui studiliteratur dari berbagai sumber seperti buku ataupun laporan yang berkaitan

Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan sangat besar kontribusinya dalam pembangunan ekonomi jangka panjang Indonesia.

Related Documents:

Pengaruh nya di Indonesia. Gerakan baru pendidikan dan pengaruhnya terhadap pelaksanaan pendidikan di Indoesia. Bab kelima menyajikan Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam bab lima ini membahasperanan, kedudukan, dan penerapatan Tri Pusat Pendidikan. Bab keenam membahas Sistem Pendidikan Nasional berdasarkan UUSPN.

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

Texts of Wow Rosh Hashana II 5780 - Congregation Shearith Israel, Atlanta Georgia Wow ׳ג ׳א:׳א תישארב (א) ׃ץרֶָֽאָּהָּ תאֵֵ֥וְּ םִימִַׁ֖שַָּה תאֵֵ֥ םיקִִ֑לֹאֱ ארָָּ֣ Îָּ תישִִׁ֖ארֵ Îְּ(ב) חַורְָּ֣ו ם

silabus dan sap mata kuliah universitas pendidikan indonesia fakultas pendidikan bahasa dan seni satuan acara perkuliahan mata kuliah : semantik bahasa indonesia kode : in105 dra.nunungsitaresmi, m.pd. mahmud fasya, s.pd., m.a. jurusan pendidikan bahasa dan sastra indonesia fakultas pendidikan bahasa dan seni universitas pendidikan indonesia 2013

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Ruang lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual , serta hipotesis penelitian.

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

of tank wall, which would be required by each design method for this example tank. The API 650 method is a working stress method, so the coefficient shown in the figure includes a factor of 2.0 for the purposes of comparing it with the NZSEE ultimate limit state approach. For this example, the 1986 NZSEE method gave a significantly larger impulsive mode seismic coefficient and wall thickness .