MODEL RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SEMARANG JAWA TENGAH

3y ago
30 Views
2 Downloads
287.53 KB
15 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronan Orellana
Transcription

Tugas M.K Biometrika HutanHari/jam : Senin, jam 13.00-16.00MODEL RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SEMARANG JAWATENGAHoleh:Kelompok 9Taufiq HidayatE14100013Lili Nurindah SE14100019Sukmandari HersandiniE14100036Desi WulanE14100044Andrian Eka NugrahaE14100061Novita WulandariE14100067Rizka Khoirul AE14100071Halim AmranE14100075Muhammad IrfanE14100131Dibimbing Oleh : Dr. Ir. Budi Kuncahyo, MSDEPARTEMEN MANAJEMEN HUTANFAKULTAS KEHUTANANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013

PENDAHULUANLatar BelakangPermasalahan perubahan iklim global merupakan isu hangat yangdiperhatikan oleh semua manusia. Suhu udara semakin meningkat menyebabkankondisi lingkungan menjadi tidak nyaman untuk ditempati oleh manusia. Kondisiini sangat dirasakan oleh penduduk kota-kota besar seperti halnya Kota Semarang.Suhu udara di areal Kota Semarang mudah meningkat karena aktivitas manusiayang sangat padat sehingga mengeluarkan emisi yang berlebihan. Kondisi diSemarang suhunya lebih tinggi disbanding dengan kota-kota disekitarnya. Banyakfactor yang menyebabkan meningkatnya suhu di Kota Semarang seperti GRK(Gas Rumah Kaca) dan presentase lahan terbangun diperkotaan yang dihasilkanoleh aktivitas manusia seperti transportasi, industry, dan limbah.Akibat dari berbagai macam aktivitas yang menyebabkan peningkatanpolutan khususnya CO2 dan suhu udara sehingga kualitas udara menurun dansuhu udara meningkat. Ramainya lahan terbangun dan volume alat transportasiakan menghambat terwujudnya RTH (Ruang Terbuka Hijau). RTH sangatberguna untuk menurunkan emisi yang dikeluarkan oleh transportasi. Denganmelihat pentingnya dibentuk RTH maka perlu adanya pembuatan semulasi modelRuang Terbuka Hijau.Model ini dibentuk dari variable yang terkait dengan permasalahan polusiudara di Semarang seperti Jumlah penduduk, kendaraan, industry, lahanterbangun, dan RTH.Simulasi pemodelan akan menghasilkan scenario yangdapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan para pengambilkebijakan yakni Pemerintah Daerah Semarang.TujuanTujuan dari pembuatan simulasi model ini adalah1. Menghasilkan model Ruang Terbuka Hijau2. Menghasilkan skenario terbaik untuk melakukan mitigasi penurunan suhukota semarang.

TINJAUAN PUSTAKAAlbidoSetiap jenis penutupan lahan mempunyai nilai albedo yang berbeda.Albedo lahan terbangun sebesar 0,12; albedo tanah terbuka 0,17; albedo hutan0,15 (Akbari 2008). Nilai albedo masing-masing jenis penutupan lahanmenentukan proses absorbsi dan refleksi (pantulan) radiasi. Pada jenis penutupanlahan yang sama misalnya jenis lahan terbangun, maka semakin tinggi nilaialbedo, akan semakin tinggi pula radiasi yang direfleksikan ke atmosfer sehingganilai radiasi neto akan rendah. Radiasi neto yang rendah akan menyebabkan suhuudara juga rendah. Sebaliknya semakin rendah nilai albedo, maka semakin sedikitradiasi yang direfleksikan ke atmosfer, sehingga radiasi neto tinggi. Energi radiasineto yang tinggi menyebabkan suhu udara menjadi tinggi. Jenis penutupan lahanruang terbuka hijau berupa lapangan rumput dengan hutan akan memiliki albedoberbeda.Tinggi rendahnya suhu udara tidak hanya ditentukan oleh nilai albedo,tetapi juga ditentukan oleh neraca energi radiasi neto (Arya 2001). Meskipunalbedo tanah terbuka (0,17) lebih besar dibandingkan hutan (0,15), tetapi suhuudara di dalam hutan lebih rendah dibandingkan suhu udara tanah terbuka.Radiasi yang direfleksikan lapangan tanah terbuka lebih besar dan menyebabkanradiasi neto lebih kecil, tetapi karena nilai ΔHS (penggunaan energi untukfotosintesis) dan HL (energi yang digunakan untuk evapotranspirasi) lapanganrumput lebih kecil bahkan mungkin 0, maka energi radiasi neto di tanah terbukabanyak digunakan untuk HG (memanaskan permukaan) dan H (memanaskanudara) sehingga suhu udara di lapangan rumput lebih tinggi dibandingkan hutan.Sebaliknya, energi radiasi neto di hutan lebih banyak digunakan untuk ΔHS danHL sehingga nilai H (pemanasan udara) lebih kecil. Hal ini menyebabkan suhuudara di hutan lebih rendah (Arya 2001).Metode Pendekatan Dinamika SistemMenurut Purnomo (2004) analisis sitem lebih mendasarkan padakemampuan kita untuk memahami fenomena dari data yang tersedia. Analisissistem adalah sebuah pemahaman yang berbasis pada proses, sehingga sangatpenting untuk memahami proses-proses yang terjadi. Membuat analogi-analogiterkadang merupakan cara yang penting untuk memahami sesuatu. Pemahamanakan adanya isomorisme antar beragam sistem menjadikan pemahaman terhadapsesuatu menjadi mungkin, bahkan pada suatu sistem yang kita buta sekali akanperilakunya.Pemodelan adalah kegiatan membuat model untuk tujuan tertentu. Modeladalah abstraksi dari suatu sistem. Sistem adalah sesuatu yang terdapat di dunianyata. Sehingga pemodelan adalah kegiatan membawa sebuah dunia nyatakedalam dunia tak nyata atau maya tanpa kehilangan sifat-sifat utamanya denganmenggunakan perpaduan antara seni dan logika. Sistem adalah suatu gugus darielemen yang saling berhubungan dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan.Sedangkan subsistem adalah suatu unsur atau komponen dari suatu sistem, yangberperan dalam pengoperasian sistem tersebut. Dasar dari analisis sistem adalahasumsi bahwa proses alami terorganisasi dalam suatu hierarki yang kompleks.Proses sistem terbentuk dari hasil aksi dan interaksi proses-proses yang sederhana.

Tidak ada sistem yang terpisahkan dan setiap sistem saling berinteraksi satu samalain (Gayatri, 2010)Menurut Grant et al. (1997), analisis sistem adalah studi yang dibentuksatu atau beberapa sistem, atau sifat-sifat umum dari sistem. Analisis sistemadalah pendekatan filosofis dan kumpulan teknik, termasuk simulasi yangdikembangkan secara eksplisit untuk menunjukan masalah yang berkaitan dengansistem yang kompleks. Analisis sistem menekankan pada pendekatan holistikuntuk memecahkan masalah dan menggunakan model matematika untukmengidentifikasi dan mensimulasikan karakteristik yang penting dari sistem yangkompleks. Tahapan analisis sistem menurut Grant et al. (1997), sebagai berikut :a. Formulasi KonseptualTujuan tahapan ini untuk menentukan suatu konsep dan tujuan model sistem yangdianalisis. Penyusunan model konseptual ini didasarkan pada kenyataan di alamdengan segala sistem yang terkait antara satu dengan yang lainnya serta salingmempengaruhi sehingga dapat mendekati keadaan yang sebenarnya. Kenyataanyang ada di alam dimasukan dalam simulasi dengan memperhatikan komponenkomponen terkait yang sesuai dengan konsep dan tujuan melakukan pemodelansimulasi. Tahapan ini terdiri dari tiga langkah sebagai berikut :1. Penentuan isu, tujuan, dan batasan model.2. Kategorisasi komponen-komponen dalam sistem.3. Pengedintifikasian hubungan antar komponen.Setiap komponen yang masuk dalam ruang lingkup sistem dikategorisasikankedalam berbagai kategori sesuai dengan karakter dan fungsinya sebagai berikut ;1. State variable, yang menggambarkan akumulasi materi dalam sistem.2. Driving variable, variable yang dapat mempengaruhi variabel lain namuntidak dapat dipengaruhi oleh sistem.3. Konstanta. Adalah nilai numerik yang menggambarkan karakteristiksebuah sistem yang tidak berubah atau suatu nilai yang tidak mengalamiperubahan pada setiap kondisi simulasi.4. Auxiliary variable, variable yang dapat dipengaruhi dan mempengaruhisistem.5. Material transfer, menggambarkan transfer materi selama periode tertentuyang terletak diantara dua state, source, dan sink.6. Information transfer, menggambarkan penggunaan informasi tentang statedari sistem untuk mengendalikan perubahan state.7. Source and sink berturut-turut menggambarkan asal (awal) dimulainyaproses dan akhir dari masing-masing transfer materi.b. Spesifikasi Model KuantitatifTujuan dari tahapan ini adalah untuk mengembangkan model kuantitatif darisistem yang diinginkan. Pembuatan model kuantitatif ini dilakukan denganmemberikan nilai kuantitatif terhadap masing-masing nilai variabel danmenterjemahkan setiap hubungan antar variabel dan komponen penyusunmodelsistem tersebut kedalam persamaan matematik sehingga dapat dioperasikanoleh program simulasi. Spesifikasi model terdiri dari tahapan-tahapan sebagaiberikut :1. Memilih struktur kuantitatif umum dari model dan waktu dasar yangdigunakan dalam simulasi.

2. Mengidentifikasi bentuk fungsional dari persamaan model.3. Menduga parameter dari persamaan model.4. Memasukan persamaan ke dalam program simulasi.5. Menjalankan simulasi dan menampilkan persamaan model.c. Evaluasi ModelEvaluasi model dilakukan dengan mengamati kelogisan model danmembandingkannya dengan dunia nyata. Tujuannya adalah mengevaluasi modelyang dibangun dalam hal kegunaan relatifnya untuk memenuhi tujuan-tujuantertentu. Tahapan evaluasi model adalah sebagai berikut :1. Mengevaluasi kewajaran dan kelogisan model2. Mengevaluasi hubungan perilaku model dengan pola yang diharapkan.3. Membandingkan model dengan sistem nyata.Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat kewajaran perilaku model jikadilakukan perubahan salah satu parameter dalam model yang telah dibuat.d. Penggunaan ModelTujuan tahapan ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasipada awal pembuatan model. Tahapan ini melibatkan pe-rencanaan dan simulasibeberapa hasil skenario yang telah di evaluasi, sehingga dapat digunakan untukmemahami pola perilaku model, serta mengetahui tren yang akan datang. Modeljuga dapat dipakai untuk menguji sebuah hipotesis atau dipakai untukmengevaluasi ragam skenario yang ada. Bila terjadi perbedaan, maka ada dua halyang harus dilakukan, sebagai berikut :1. Memeriksa ulang stuktur model, termasuk nilai parameter yangdipergunakan untuk mengawali pemodelan dan konsistensi internal model.2. Memeriksa ulang cara pengukuran parameter di lapangan, denganmemperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi secara seksama.METODOLOGIWaktu dan TempatLokasi penelitian pada makalah ini dilaksanakan di Kota Semarang.Pengambilan, pengolahan data, dan pembuatan model dilaksanakan pada bulanDesember 2013 sampai dengan Januari 2014.Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah peralatan tuliskantor, kalkulator, perangkat keras (hardware) berupa seperangkat komputer,serta perangkat lunak (software) berupa program-program komputer untukmengolah data seperti Microsoft Office Word 2007, Microsoft Office Excel 2007,STELLA 9.0.2.Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Datasekunder berupa data luas Kota Semarang, laju pertumbuhan penduduk, lajupertumbuhan kendaraan roda 2 dan 4, laju pertumbuhan dan penurunanperusahaan sedang dan besar, jumlah kendaraan roda 2 dan 4 dan lain-lain.

Prosedur Analisis DataMetode pengembangan model yang digunakan dalam penelitian ini adalahdengan pendekatan sistem. Model yang dibangun dari pendekatan sistem ini akanmenjelaskan perbandingan tata guna lahan dengan tingkat serapan karbon dilokasi penelitian. Tahapan pembuatan analisis dan simulasi model adalah sebagaiberikut (Purnomo 2012):1. Identifikasi isu, tujuan, dan batasanIdentifikasi isu, tujuan, dan batasan dilakukan untuk mengetahui dimanasebenarnya pemodelan perlu dilakukan. Tujuan yang spesifik diperlukan untukmemudahkan proses pembuatan model.2. Konseptualisasi modelPemodelan dinamik merupakan pemodelan yang menggambarkanperubahan yang terjadi pada suatu sistem berdasarkan waktu (bersifat dinamis).Dalam pemodelan ini satuan waktu yang digunakan adalah tahun. Fase inibertujuan untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang model yangdibuat, memasukkan data yang telah diolah ke dalam model (sebagai input) danmembuat simulasi.3. Spesifikasi modelPerumusan yang lebih detail dari setiap hubungan yang ada dalam modelkonseptual dilakukan di fase ini. Jika pada model konseptual hubungan duakomponen dapat digambarkan dengan anak panah, maka pada fase ini anak panahtersebut dapat berupa persamaan numerik dengan satuan-satuan yang jelas.Peubah waktu yang dapat digunakan dalam model juga harus ditentukan.4. Evaluasi modelFase evaluasi model bertujuan untuk melihat apakah relasi yang dibuattelah logis seuai dengan harapan atau perkiraan. Tahapan dalam fase ini adalah:a. Pengamatan kelogisan model dan membandingkan dengan kenyataan padadunia nyatab. Mengamati perilaku model dengan harapan atau perkiraan yang digambarkanpada fase konseptualisasi modelc. Membandingkan antara perilaku model dengan dat yang didapat dari sistematau dunia nyata. Proses pengujian kewajaran dan kelogisan model adalahmelakukan pembandigan dunia nyata dengan model yang dibuat.5. Penggunaan modelTahapan penggunaan model bertujuan untuk menjawab pertanyaan yangtelah diidentifikasi pada awal pembuatan model. Tahapan ini melibatkanperencanaan dan simulasi dari beberapa skenario.

HASIL DAN PEMBAHASANIdentifikasi Isu, Tujuan, dan BatasanMenurut Peraturan Menteri PU No.8 Tahun 2008 , ruang terbuka hijau(RTH) suatu wilayah minimal 30% dari luas wilayah tersebut. Ruang terbukahijau tersebut terdiri atas 20% ruang terbuka hijau untuk umum dan 10% ruangterbuka hijau privat. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan PembangunanDaerah Kota Semarang, ruang terbuka hijau (RTH) pada tahun 1994 sebesar65,008 persen berkurang menjadi 61,74 persen (2002), dan turun lagi menjadi52,29 persen (2006). Kota Semarang memiliki 16 kecamatan dan terdapatdelapan kecamatan yang belum memenuhi ketentuan RTH, antara lain GajahMungkur (7,48 persen), Candisari (6,26 persen), Pedurungan (24,18 persen),Gayamsari (19,21 persen), Semarang Timur (9,54 persen), Semarang Utara (9,47persen), Semarang Tengah (11,9 persen), dan Semarang Barat (27,9 persen).Semarang sebagai daerah perkotaan, jalan raya dan industri merupakan sumberutama CO2. Data dari tahun 1978 sampai 2010, tren suhu rata-rata tahunan diStasiun Klimatologi Semarang menunjukkan tren peningkatan suhu sebesar 0.01ºC pertahun. Suhu rata-rata tertinggi pada kurun waktu tersebut terjadi pada tahun1998 yaitu 28.3ºC dan suhu rata-rata terendah terjadi pada tahun 1984 sebesar27.1 ºC (BMKG 2012).Model yang dikembangkan dalam makalah ini dibatasi pada hal-hal yangmenyangkut sumber pencemaran CO2, suhu udara, dan penutupan lahan yangterfokus di Kota Semarang. Sumber pencemaran CO2 berdasarkan tingkatpertumbuhan kendaraan roda 4 dan 2, pertumbuhan industri sedang dan besar danpertumbuhan penduduk. Peningkatan suhu udara yang berasal dari presen albidotanah terbuka, presen albido tanah terbangun, presen albido ruang terbuka hijaudan sumber peningkatan CO2. Penutupan lahan terdiri dari tanah terbuka, lahanterbangun, dan ruang terbuka hijau. Tujuan pemodelan adalah menghasilkanmodel ruang terbuka hijau Kota semarang dan membuat skenaario terbaik untukmelakukan mitigasi penurunan suhu Kota Semarang.Konseptualisasi ModelPemodelan sistem dalam makalah ini dilakukan dengan menyusun modeldalam beberapa submodel. Submodel yang disusun terdiri dari submodel sumberpeningkatan CO2, submodel suhu udara, dan submodel penutupan lahan. Modelkonseptual dalam makalah ini dideskripsikan melalui hubungan sebab akibatberikut ini.

Gambar 1. Model Ruang Terbuka Hijau Kota SemarangSpesifikasi ModelSubmodel Suhu UdaaraEfek rumah kaca di kawasan perkotaan ini membentuk pulau bahangkota dan menyebabkan suhu udara di kota lebih tinggi dibandingkan dengandaerah sekitarnya (Voogt 2002). Selain diakibatkan oleh polutan udara, efek pulaubahang dipengaruhi oleh jenis penutupan lahan. Lahan terbangun meningkatkanefek pulau bahang yang mengakibatkan suhu udara semakin tinggi. Salahsatu cara untuk mengatasi efek pulau bahang adalah dengan meningkatkanruang terbuka hijau.Berdasarkan pengoganisasian model, model kota hijau di Kota Semarangdibagi menjadi tiga sub model yaitu sub model sumber pencemar CO2, submodel suhu udara dan sub model penutupan lahan. Model terdiri darivariabel jumlah kendaraan yang dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitujumlah kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat. Selain itu jugaterdiri dari variabel jumlah unit industri, variabel jumlah penduduk danvariabel luas penutupan lahan. Luas penutupan lahan terdiri dari ruang terbukahijau, lahan terbangun dan lahan terbuka. Secara keseluruhan ketiga sub modeltersebut akan dikaitkan sehingga terbentuk skenario dari model.

Gambar 2. Sub Model Suhu UdaraSubmodel Sumber Penngkatan CO2Peningkatan suhu disebabkan oleh tingginya gas rumah kaca (CO2,N2O, CFC, CH4) dan lahan terbangun di area perkotaan. Peningkatan gasrumah kaca berawal dari banyaknya aktivitas di perkotaan (transportasi,industri, sampah) sehingga gas-gas rumah kaca terakumulasi di atmosferyang menyebabkan pancaran radiasi balik gelombang panjang terperangkapoleh gas-gas. Peningkatan suhu ini menyebabkan suhu udara ditempat tersebutakan lebih panas dari pada sekitarnya, yang disebut juga efek pulau bahang.Lahan terbangun di area perkotaan menyebabkan albedo menurun sehinggasemakin banyak radiasi yang diserap maka dapat meningkatkan pemanasan danpeningkatan suhu udara. Lahan terbangun berpengaruh pada proses refleksidan absorbsi radiasi yang juga mengakibatkan peningkatan suhu udara,sedangkan ruang terbuka hijau berperan terhadap penurunan suhu udara melaluiproses refleksi radiasi, evapotranspirasi dan fotosintesis.

Gambar 3. Sub Model Sumber Pencemaran CO2Kota Semarang merupakan salah satu kota di Indonesia yang sudahmengalami efek pulau bahang. Peningkatan jumlah penduduk, lahan terbangundan jumlah kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat terus meningkatdengan peningkatan masing-masing sebesar 1,36%; 9,8%; 6,1%; dan 6,1%.Purnomohadi (1995) menyatakan bahwa kontribusi sektor transportasi terhadapSektor industri merupakan sektor penting dalam menyumbang PDRB(Produk Domestik Regional Bruto) di kota Semarang. Industri di KotaSemarang sebanyak 364 buah dengan produksi hasil barang bervariasi. Sampahmengemisikan gas rumah kaca methana yang menyebabkan peningkatan suhuudara. Menurut Suprihatin et al. (2003), produksi 55 sampah per orang adalah0,6 kg/hari atau 214 kg/tahun. Per kg sampah menghasilkan 235 L methana(CH4), sedangkan 0,5 juta ton methana setara dengan 12,8 juta ton CO2 Denganjumlah penduduk sebanyak 3.127.008 orang, maka produksi sampahdiperkirakan sebanyak 684.815 ton yang menghasilkan gas rumah kacasetara CO2sebanyak 1.753.126 ton. Berdasarkan data produksi sampah di KotaSemarang sebesar 7000 m3/ tahun. Hal ini akan terus meningkat sejalan denganpeningkatan jumlah penduduk.Submodel Penutupan Lahan

Gambar 4. Sub Model Penutupan LahanFungsi ruang terbuka hijau dalam penurunan suhu udara sangatpenting. Hal ini didukung oleh penelitian Mather (1974) yang melakukanpengukuran suhu udara di beberapa jenis permukaan. Secara berurutan suhu udaradari yang terendah sampai suhu udara tertinggi adalah sebagai berikut : hamparanpohon oak (27 ºC), lapangan rumput (31 ºC), dan jalan beton tanpa peneduhtumbuhan (35 ºC). Ruang terbuka hijau berupa hutan kota berbentuk jalurterdapat di kawasan industri dengan jenis tumbuhan mahoni dewasa yangditanam di jalur kanan kiri jalan. Penggunaan jenis tumbuhan mahoni ditujukanuntuk dapat menciptakan kenyamanan (iklim mikro) bagi para pekerja.Tabel 1 Model baseline Kota Semarang lima puluh tahun ke depan.

Gambar 5 Model baseline Kota Semarang lima puluh tahun ke depan.Pada makalah ini, model yang telah dibuat menghsilkan grafik. Grafiktersebut menggambarkan hubungan antara beberapa variabel dari sub model yangdibuat yaitu suhu, sumber CO2, ruang terbuka hijau dan lahan terbangun. Dimanatersebut menunjukkan jika luas ruang terbuka hijau menurun dan tanah terbangunmeningkat maka suhu akan meningkat seiring dengan peningkatan CO2. Suhuudara di Kota Semarang akan mencapai suhu rata-rata 30,040C Pada tahun 2035dan pada lima puluh tahun ke depan Kota Semarang memiliki suhu rata-ratasebesar 61,210C . Ruang terbuka hijau di Kota Semarang akan habis pada tahun2055. Tentu saja hal ini menjadi kehawatiran banyak pihak jika kondisi ini terusdibiarkan untuk itu dibangunlah skenaario terbaik untuk melakukan mitigasipenurunan suhu Kota Semarang, yaitu dengan skenario model Kota Semaranghijau.Skenario Model Kota Semarang HijauMenurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

Pemodelan adalah kegiatan membuat model untuk tujuan tertentu. Model . untuk memecahkan masalah dan menggunakan model matematika untuk . sekunder berupa data luas Kota Semarang, laju pertumbuhan penduduk, laju pertumbuhan kendaraan roda 2 dan 4, laju pertumbuhan dan penurunan .

Related Documents:

aktivitasnya, Ruang Terbuka Hijau tersebut cenderung mengalami alih fungsi lahan menjadi ruang terbangun. Konsep dasar hukum untuk mewujudkan Ruang Terbuka Hijau sebenarnya sudah diatur dalam konstitusi dasar Negara Indonesia yaitu dalam Undang – undang Dasar (UUD) 1945 pasal 28 H ayat (1) menyatakan:

rate) adalah jumlah penduduk migran per 1000 penduduk, yanng artinya lebih terbandingkan antar kabupaten/kota. Jika dilihat dari angka migrasi maka 5 kabupaten/kota dengan angka migrasi tertinggi adalah Kota Malang (73), Kota Blitar (72), Kota Madiun (77), Kota Mojokerto (76), dan Kabupaten Sidoarjo (15) seperti terlihat pada Gambar 2.

Industry Overview 5-6. Longboards Past to Present 5 Evolution of the Longboard 5 Traditional Market 6 Mainstream Market 6. Brand Overview & Strategy. 8-9. KOTA Logo 8 Brand Strategy 9. KOTA Product Differentiation 10-13. KOTA Longboard Engineering 10 KOTA Design & Styling 10 KOTA Spitfire Mk V Electric 12 Demographic Analysis 13 Innovation 14 .

Modul 7: GEOMETRI RUANG -halaman 70 GEOMETRI RUANG 1. Pengantar Topik yang Anda pelajari kali ini adalah modul ke tujuh dari mata kuliah Materi Kurikulum Matematika SMA. Modul ini membahas tentang titik, garis, bidang, dan sudut, dalam geometri ruang (dimensi tiga), ditambah dengan masalah volume bangun ruang.

kolong rumah, saat ini telah beralih fungsi sebagai ruang penyimpanan dan tempat bekerja bahkan sebagai ruang hunian bagi pemilik rumah. Pada tabel di bawah ini, menjelaskan bagaimana fenomena transformasi fungsi tata ruang awa bola pada rumah nelayan di Kabupten Bone. Tabel 1. Transformasi Pemanfaatan Ruang Awa Bola

Lantai 1 Desk information, Layanan CSR (Pojok BNI, Sampoerna Corner, Nation Building Corner), loker, Ruang Kepala, Ruang Administrasi, Ruang Pertemuan, Musala, Rest Room Lantai 2 Layanan Sirkulasi (peminjaman dan pengembalian buku), ruang baca, Musala, Rest Room Lantai 3 Layanan buku Tandon, ruang

Geometri transformasi merupakan ilmu geometri yang mempelajari tentang jenis-jenis transformasi. Transformasi yang dimaksud adalah suatu fungsi bijektif yang memetakan titik pada ruang ke titik lainnya pada ruang itu juga, atau biasa disebut transformasi geometri. Pada ruang berdimensi tiga, geometri transformasi merupakan ilmu .

Step-by-step learning in playing and reading, starting from absolute scratch Performance pieces in a range of styles from classical and folk through to jazz A helpful and stimulating CD with recordings of the pieces together with many ‘play-along’ tracks and aural development exercises Explanation of music theory Warm-up exercises Even more performance pieces for each .