BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai

3y ago
68 Views
2 Downloads
342.14 KB
25 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Adalynn Cowell
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Deskripsi Teori1. NilaiNilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinyaberguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilaidiartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaatdan paling benar menurut keyakinan seseorang atausekelompok orang. 1Mengenai definisi nilai ini, telah di sampaikan olehbanyak ahli, diantaranya:a. W.J.S. Purwadarminta dalam Kamus Umum BahasaIndonesia mendefinisikan nilai dengan sifat-sifathal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.b. Muhaimin dan Abdul Mujib mendefinisikan nilai sebagaisesuatu yang praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakanmanusia dan melembaga secara objektif di dalammasyarakat.c. Sementara dalam pandangan Sidi Gazalba sebagaimanayang dikutip oleh Chabib Thoha mendefinisikan nilaisebagai sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukanbenda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar1Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-nilai Karakter Konstruktivismedan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, (Jakarta: Rajawali Pers,2012), Cet 1. Hlm. 56.10

dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkanpenghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki. 2d. Menurut Sutarjo Adisusilo Nilai adalah kualitas suatu halyang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar,dihargai, berguna dan dapat membuat orang yangmenghayatinya menjadi bermartabat. 3e. Sedangkan pengertian nilai menurut Chabib Thoha,“Esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berartibagi kehidupan manusia”. 4Kajian tentang nilai (Value) dalam filsafat moraldapat disebut sebagai kajian yang amat penting. Hal ini tidaksaja posisinya sebagai problema awal dalam kajian ini, tetapilebih dari itu, yaitu sebagai kajian yang menyentuh persoalansubtansial dalam etika atau filsafat moral. Kajian dalampersoalan ini biasanya mempertanyakan apakah yang “baik”dan “tidak baik”, atau bagaimana seseorang “mesti” berbuat“baik” serta tujuan yang bernilai. Khusus dengan karakteristikyang terakhir ini menyentuh pula mengenai apa dasar yangmenjadi pembenaran suatu keputusan moral, ketika disebut“baik” atau “tidak baik”. Dengan kata lain kajian tentang nilai2Muri’ah Siti, Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karir, (RASAILMedia Group, 2011 ). Hlm. 9-10.3Sutarjo Adisusilo, J.R, Pembelajaran Nilai-nilai Karakter Konstruktivismedan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Cet 1. Hlm. 56.4Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 1996),hlm. 62.11

dalam filsafat moral selain bermuatan normatif, juga mataetika.Setidaknya ada dua aliran dalam kajian nilai (Value),yakni naturalisme dan non naturalisme. Bagi naturalisme, nilai(Value), adalah sejumlah fakta, oleh karena itu, setiapkeputusan nilai dapat diuji secara empirik. Sementara baginon-naturalisme, nilai (Value), itu tidak sama dengan fakta,artinya fakta dan nilai merupakan jenis yang terpisah dansecara absolut tidak tereduksi satu dengan orang lain. Olehkarena itu, nilai (values), tidak dapat di uji secara empirik.Mengingat nilai itu fakta bagi naturalism, maka sifatprilaku yang baik seperti jujur, adil , dermawan dan lainnyaatau kebalikannya merupakan indikator untuk memberiseseorang itu berprilaku baik atau tidak baik. Sedangkan baginon-naturalisme nilai itu bukan fakta, tetapi bersifat normatifdalam memberitahukan sesuatu itu apakah ia baik atau buruk,benar atau salah maka keputusan nilai pada kelompok initidak dapat diketahui melalui uji empirik, akan tetapi hanyadapat diketahui melalui apa yang disebut dengan intuisi moralyang telah dimiliki oleh manusia, yaitu kesadaran langsungadanya nilai murni seperti benar atau salah dalam setiapprilaku, objek atau seseorang.5Nilai-nilai tersebut sesungguhnya bila dicermatisecara seksama sangat relevan dan bersifat korelatif dengan5Amril, Etika Islam, ( Pekan Baru: Pustaka Belajar, 2002 ), Hlm. 212-213.12

fitrah (potensi dasar manusia yang di bawa sejak lahir)sebagaimana yang telah di jelaskan pada pembicaraanterdahulu, seperti: agama, intelek, sosial, susila, ersamaan, politik, cinta bangsa, dan tanah air, ingin di hargaidan sebagainya. Potensi-potensi tersebut dapat wakemakmuran dan kebahagiaan), apabila dikembangkan secarasadar, berencana, dan sistematis dengan dilandasi oleh nilainilai ajaran Islam yang telah terlembagakan dalam nilai-nilaipendidikan Islam.6Berdasarkan pada beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah harapan tentang sesuatu yangberguna dan bermanfaat bagi manusia dan diugemi sebagaiacuan tingkah laku.2. AkhlakAda dua pendekatan yang dapat digunakan c(kebahasaan) dan pendekatan terminologis (peristilahan).7Akhlak dalam Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq,bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq, yang secara6Muri’ah Siti, Nilai-nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karir, (RASAILMedia Group, 2011 ). Hlm. 11.7Yusuf Anwar Ali,Studi Agama Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003),Hlm. 174.13

etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yangmenyelidiki asal usul kata serta perubahan-perubahan dalambentuk dan makna) antara lain berarti budi pekerti, perangai,tingkah laku atau tabi’at. 8Akhlak ( )اخالق adalah kata jamak dari kata tunggalkhuluq ( )خلق . Kata khuluq adalah lawan dari kata khalq.Khuluq merupakan bentuk batin sedangkan khalq merupakanbentuk lahir. Khalq dilihat dengan mata lahir (bashar)sedangkan khuluq dilihat dengan mata batin (bashirah).Keduanya dari akar kata yang sama yaitu khalaqa. Keduanyaberarti penciptaan, karena memang keduanya telah terciptamelalui proses. Khuluq atau akhlaq adalah sesuatu yang telahtercipta atau terbentuk melalui sebuah proses. 9Sedangkan menurut Ahmad Amin yang dikutip olehSudarsono merumuskan pengertian akhlak sebagai berikut:Akhlaq ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik danburuk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan olehsetengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yangharus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka danmenunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harusdiperbuat.108Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: RinekaCipta,2005), hlm. 1269Nasirudin, Pendidikan Tasawuf, (Semarang, Rasail: 2009), hlm. 3110Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: RinekaCipta,2005), hlm. 12614

Akhlak sebagaimana pengertian tersebut, baik akhlakyang baik maupun yang buruk, semuanya didasarkan padaajaran Islam. Abudin Nata dalam Akhlak Tasawuf, menuliskanbahwa akhlak islami berwujud perbuatan yang dilakukandengan mudah, disengaja, mendarah daging dan kebenarandidasarkan ajaran Islam. 11Al-Ghazali mendefinisikan akhlak sebagai berikut:12Akhlak adalah suatu perangai (watak/tabiat) yangmenetap dalam jiwa seseorang merupakan sumbertimbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari dirinyasecara mudah dan ringan tanpa dipikirkan ataudiirencanakan sebelumnya.Akhlak berartibudi pekerti atau perangai. Dalamberbagai literature Islam, akhlak diartikan sebagai (1)pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, tujuanperbuatan, serta pedoman yang harus diikuti, (2) pengetahuanyang menyelidiki perjalanan hidup manusia sebagai parameterperbuatan, perkataan, dan ikhwal kehidupan, (3) sifat permanendalam diri seseorang yang melahirkan perbuatan secara mudah57.1511Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 14712Imam Al-Ghozali, Ihya ulumuddin, Juz III, (Beirut: Darul Fikr, 2002), hlm.

tanpa membutuhkan proses berpikir, (4) sekumpulan nilai yangmenjadi pedoman berperilaku dan berbuat. 13Budi pekerti adalah kata majemuk perkataan budi danpekerti, gabungan kata ang berasal dari bahasa sansekertabudi artinya alat kesadaran (batin), sedangkan dalam bahasaIndonesia pekerti berarti kelakuan. Menurut kamus besarbahasa Indonesia (1989) budi pekerti ialah tingkah laku,perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung makna perilakuyang baik, bijaksana dan manusiawi. Di dalam perkataan itutercermin sifat, watak seseorang dalam kehidupan sehari-hari.Kalau perkataan budi pekerti dihubungkan denganakhlak, jelas, seperti yang disebutkan kamus besar bahasaIndonesia di atas, keduanya mengandung makna yang sama.Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yangideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melaluitingkah laku yang mungkin positif, mungkin negatif, mungkinbaik mungkin buruk.Akhlak Islami, seperti yang telah dikemukakan diatasadalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itusuatu perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak, jikamemenuhi beberapa syarat. Syarat itu diantara lain adalah (1)dilakukan berulang-ulang. Jika dilakukan sekali saja, ataujarang-jarang, tidak dapat dikatakan akhlak. (2) timbul dengan13Rois Mahfud, Al-Islam; Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,2011), hlm. 9616

sendirinya, tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulang-ulangkarena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. Jikasuatu perbuatan dilakukan setelah dipikir-pikir dan ditimbangtimbang, apalagi karena terpaksa, perbuatan itu bukanlahpencerminan akhlak. 14Dalamkehidupansehari-hari,akhlakseringdisamakan dengan kata etika dan moral. Sebagai contoh,dalam ungkapan sehari-hari, kita suka mendengar’’ orang ituetikanya tidak baik” atau “anak itu moralnya tidak baik”.Padahal, dalam dunia akademik, moral dibedakan dari etika.Menurut Frans Magnis-Suseno, moral adalah ,patokan-patokan,kumpulan peraturan dan ketetapan, entah lisan atau tertulis,tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agardia menjadi manusia yang baik. ”Sementara etika adalah“filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaranajaran dan pandangan-pandangan moral. 15Dari definisi diatas akhlak tersebut dapat disimpulkanbahwa suatu perbuatan atau sikap dikategorikan akhlak bilamemenuhi kriterianya sebagai berikut: Pertama, perbuatanakhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwaseseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya. Kedua,14Ali Muhammad Daud, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT RajaGravindo Persada, 2006 ), Hlm. 346.15Makruf Jamhari, Pendikan Agama Islam di SMP dan SMA untuk Guru,(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), Hlm. 96.17

perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan denganmudah tanpa pemikiran. Ini tidak berarti bahwa pada saatmelakukan sesuatu perbuatan yang bersangkutan dalamkeadaan tidak sadar, hilang ingatan, tidur atau gila. Ketiga,perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalamdiri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atautekanan dari luar. Keempat, perbuatan akhlak adalahperbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan mainmain atau karena bersandiwara.163. Tujuan Penanaman Nilai-nilai AkhlakMelihat dari segi tujuan akhir setiap ibadah adalahmeningkatnya ketakwaan seseorang. Bertakwa mengandungarti melaksanakan segala perintah agama dan meninggalkansegala larangan agama. Ini berarti menjauhi perbuatanperbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan hlakul madzmumah). Orang bertakwa berarti orangberakhlak mulia, berbuat baik dan berbudi luhur.Dengan mempelajari akhlak ini akan dapat menjadisarana bagi terbentuknya insan kamil (manusia sempurna,ideal). Insan kamil dapat diartikan sebagai manusia yang sehatdan terbina potensi rohaniahnya, sehingga dapat berfungsi16Yusuf Ali Anwar, Studi Agama Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2003),Hlm. 176.18

secara optimal dan dapat berhubungan dengan Allah dandengan makhluk lainnya secara benar sesuai dengan ajaranakhlak. Manusia yang akan selamat hidupnya di dunia dan endidikan akhlak adalah untuk membentuk manusia yangbermoral baik, keras kemauan, sopan dalam bicara danperbuatan, mulia dalam bertingkah laku, bersifat bijaksana,sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur, dan suci. Dengankata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkanmanusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah).18Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwatujuan dari pembinaan akhlak adalah untuk melahirkanmanusia yang memiliki berbagai keutamaan (al-fadhilah)yang bermuara pada terbentuknya insan kamil (manusia yangsempurna), yaitu manusia yang sehat dan terbina potensirohaniahnya, sehingga dapat berfungsi secara optimal dandapat berhubungan dengan Allah dan dengan makhluk lainnyasesuai ajaran akhlak.17Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam; upaya pembentukanpemikiran dan kepribadian muslim, ( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 16018Khozin, Khazanah; Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT RemajaRosdakarya), hlm. 14319

4. Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate ( PSHT )Pencak silat merupakan hasil budi daya manusia yangbertujuan untuk menjamin keamanan dan kesejahteraanbersama, pencak silat merupakan bagian dari kebudayaan danperadaban manusia yang diajarkan kepada warga masyarakatyang meminatinya. 19Sedangkan menurut Kamus Besar Indonesia, pencaksilat memiliki pengertian permainan (keahlian) menyerang, dan membela diri, baik dengan atau tanpa senjata.Sebelum ada kesepakatan untuk mengukuhkan kataPencak Silat sebagai istilah nasional, bahkan mungkin sampaisekarang walaupun kelompok minoritas, di kalangan pendekarmasih ada yang mengartikan istilah Pencak Silat yang berasaldari dua kata yang berbeda masing-masing artinya, sepertipendapat:a. Abdus Syukur yang dikutip oleh O’ong Maryonodalam bukunya Pencak Silat Merentang Waktu Pencakadalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar,yang besertakan gerakan berangsur komedi. ngkan, Silat adalah unsur tehnik bela diri19Pandji Oetojo, Pencak Silat, (Semarang: Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2000),hlm. 2.20

menangkis, menyerang dan mengunci yang tidak dapatdiperagakan di depan umum.b. R.M. Imam Koesoepangat, Guru Besar PersaudaraanSetia Hati Terate di Madiun: Pencak silat sebagaigerakan bela diri tanpa lawan, sedang Silat sebagaigerakan bela diri yang tidak dapat dipertontonkan.20c. Menurut Prof. Dr. Purbo Tjaroko dalam bukunya”Pencak Silat Diteropong dari Sudut KebangsaanIndonesia”, dikatakan bahwa kata pencak berasal eriasdiri),(berulang-ulangpencakbaris(mengatur baris), pencak (memasang diri). Sedangkankata silat berasal dari kata lat (pisah), welat (bambuyang pisah dari batangnya), silat (memisahkan diri).21Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan suatuorganisasi "Persaudaraan"yang bertujuan membentukmanusia berbudi pekerti luhur tahu benar dan salah sertabertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam jalinanpersaudaraan kekal abadi.Organisasi ini didirikan pada tahun 1922 oleh KiHadjar Hardjo Oetomo di Desa Pilangbango Madiun(Sekarang Kelurahan Pilangbango Kecamatan Kartoharjo20Sucipto, Materi Pokok Pencak Silat, (Jakarta: Universitas TerbukaDEPDIKNAS, 2009), hlm. 121Sakti, Persaudaraan Setia Hati Terate, (Ponorogo: Komisariat WalisongoNgabar, 2002), hlm. 19.21

Kota Maadiun). Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah siswaKinasih dari Ki Ageng Soerodiwirjo (pendiri Setia Hati ataudikenal sebagai aliran SH). Beliau juga tercatat sebagaipejuang perintis kemerdekaan Republik Indonesia. aan Setia Hati Terate bernama Setia Hati PencakSilat Sport Club (SH PSC). Semula, SHPSC lebihmemerankan diri sebagai basis pelatihan dan pendadaranpemuda Madiun dalam menentang penjajah. Untuk menyiasatikolonialisme, bela diri pencak silat ini beberapa kali sempatberganti nama yakni, SH PSC, Setia Hati Pemuda Sport Club.Perubahan dilakukan agar Pemerintah Hindia Belanda tidakmenaruh curiga dan tidak membatasi kegiatan SH PCS. hkan.23Melalui MUBES (Musyawarah Besar) Madiun,dengan arif diakui sebagai era baru perjalanan roda organisasidari tradisional ke organisasi modern. Konsekuensinya ngentalkan komitmen pengembangan organisasi agarsemakin maju, berkembang dan berkualitas. 24 Sampai saat22Andi Casiyem Sudin, Guru Sejati Bunga Rampai Telaah Ajaran Setia Hati,(Madiun: Lawu Pos, 2008), hlm. 1.23Andi Casiyem Sudin, Guru Sejati, hlm. 2.24Andi Casiyem Sudin, Guru Sejati, hlm. 5.22

ini, PSHT semakin berkembang serta diakui MasyarakatIndonesia dan Internasional. 255. Nilai-NilaiAkhlakdalamPencakSilatPSHT(Persaudaraan Setia Hati Terate )Di dalam pencak silat PSHT sendiri mengenai ajaranakhlak falsafah budi pekerti luhur diberi landasan atau jiwaajaran agama Islam seperti contoh Persaudaraan setia HatiTerate mewajibkan anggotanya diantaranya untuk menjunjungtinggi derajat dan martabat wanita, berendah hati danmenjauhkan diri dari watak sombong. Dikarenakan adabeberapa nilai akhlak yang diajarkan seperti bertakwa kepadaTuhan YME, menghormati kepada yang tua, menyayangiyang lebih muda dan menjaga kelestarian alam, yangselanjutnya dapat disingkronkan dengan akhlak Islam dalambukunya Abudin Nata, ruang lingkup akhlak dalam Islamdibagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: a. Akhlak terhadapAllah. b. Akhlak terhadap sesama manusia. c. Akhlakterhadap lingkungan.a. Akhlak terhadap AllahAkhlak terhadap Allah adalah sikap atau perbuatanyang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk25Tercatat ada 5 komisariat luar negeri yang berhasil dikukuhkan. Masingmasing, komisariat PSHT Bintulu, Serawak Malaysia, Komisariat Belanda,Komisariat Timor Leste, Komisariat Hongkong, dan Komisariat Moskow Rusia,dalam Andi Casiyem Sudin, Guru Sejati, hlm. 10.23

kepada Tuhan (Allah) sebagai Khalik. 26 Kaitannya denganpencak silat dalam PSHT diajarkan keimanan danketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, seperti setiapmau melakukan latihan diajarkan untuk berdoa matan, kekuatan dan kelancaran.Sikap atau perbuatan tersebut bertitik tolak padapengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkanAllah. Allah memiliki sifat-sifat terpuji, demikian agungsifat itu, jangankan manusia, Malaikat pun tidak akanmampu menjangkau hakikatnya.27Ada beberapa Akhlak terhadap Allah, diantaranya yaitu:1) Beribadah kepada Allah, sebagaimana yang tercantumdalam al-Qur’an Surat al-Dzariyat, 51:56, sebagaiberikut:Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiamelainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S. al-Dzariyat, 51:56).282) Bertakwa kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalamQur’an Surat Ali Imran, 3: 102.26Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, hlm. 149.27M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur an: Tafsir atas pelbagai PersoalanUmat, hlm. 262.28Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Surabaya: Duta Ilmu,2009), hlm. 75824

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepadaAllah sebenar-benar takwa kepada-Nya; danjanganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalamKeadaan beragama Islam. (Q.S. Ali Imran, 3:102)293) Mencintai Allah, sebagaimana telah tercantum dalamQur’an Surat al-Baqarah, 2:165.Adapun orang-orang yang beriman Amat sangatcintanya kepada Allah. (Q.S. al-Baqoroh, 2:165)Masih banyak lagi akhlak terhadap Allah seperti tidakmenyekutukan Allah, taubat atas segala dosa, syukur atasnikmat Allah, berdo’a dan lain-lain.b. Akhlak Terhadap Sesama ManusiaAkhlak terhadap manusia adalah sikap danperbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusiaterhadap sesama manusia pula.Akhlak terhadap sesama manusia ini merupakanpenjabaran dari akhlak terhadap makhluk sebagaimanadituliskan di atas. Ada bermacam-macam akhlak terhadapsesama manusia yang terdapat dalam al-Quran atau hadits,Diantaranya:1) Berucapdenganucapanyangtidakmenyakitiperasaan, ucapan yang baik benar (sesuai dengan2925Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 80

lawan bicara), sebagaimana ditunjukkan dalam alQuran Surat al-Baqarah, 2:263, 83 dan al-Ahzab, 33:70sebagai berikut:Perkataan yang baik dan pemberian maaf, lebihbaik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatuyang menyakitkan (perasaan si penerima). AllahMaha K

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis

Paediatric Anatomy Paediatric ENT Conditions Paediatric Hearing Tests and Screening. 1 Basic Sciences HEAD AND NECK ANATOMY 3 SECTION 1 ESSENTIAL REVISION NOTES medial pterygoid plate lateral pterygoid plate styloid process mastoid process foramen ovale foramen spinosum jugular foramen stylomastoid foramen foramen magnum carotid canal hypoglossal canal Fig. 1 The cranial fossa and nerves .