BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konstruktivisme A .

2y ago
68 Views
3 Downloads
757.33 KB
16 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Vicente Bone
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian Teori1. Konstruktivismea. Pengertian KonstruktivismeKonstruktivisme adalah suatu pendekatan terhadap belajar yangberkeyakinan bahwa orang secara aktif membangun atau membuatpengetahuannya sendiri dan realitas ditentukan oleh pengalaman orang itusendiri pula (Abimanyu, 2008: 22).Pembelajaran yang berciri konstruktivisme menekankan terbangunnyapemahaman sendiri secara aktif, kreatif dan produktif berdasarkan pengetahuanterdahulu dan pengalaman belajaryang bermakna (Muslich, 2007:44).Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadapmanusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untukmenemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas oranglain. Manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atauteknologi dan hal yang diperlukan guna mengembangkan dirinya rupakanlandasanberfikirpendekatan kontekstual, pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit, hasilnyadiperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba(Sagala, 2007: 88).6

7Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwapengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siapuntuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuanitu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakanmemecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, danbergelut dengan ide-ide, yaitu siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri. Pengetahuan bukanlah serangkaian fakta, konsep sertakaidah yang siap dipraktikkan. Manusia harus mengkonstruksinya terlebihdahulu pengetahuan tersebut dan memberikan makna melalui pengalamannyata. Karena itu siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah,menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ideyang ada pada dirinya.b. Tujuan KonstruktivismeTujuan dilaksanakannya pembelajaran konstruktivisme yaitu (1)memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi langsung kepadabenda-benda konkrit ataupun model artifisial, (2) memperhatikan konsepsiawal siswa guna menanamkan konsep yang benar, dan (3) sebagai prosesmengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan mungkin salah (Karfi,dkk, 2002:6). Tujuan konstruktivisme yaitu: 1) Mengembangkan kemampuansiswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyanya 2)Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsepsecara lengkap 3) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikiryang mandiri (Thobroni, 2015:95).

8Berdasarkan uraian di atas maka untuk mencapai tujuan yang telahditetapkan, baik dalam tujuan intruksional umum maupun tujuan intruksionalkhusus, diperlukan penggunaan metode yang tepat yang sesuai dengan materi yangakan diajarkan. Dalam menyampaikan materi pelajaran, seorang guru harusmenggunakan metode yang tepat agar dapat meningkatkan motivasi siswa dalammengikuti pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yangbenar-benar sesuai dan mampu meningkatkan motivasi serta pemahaman siswadalam mengikuti pelajaran dan menerima pelajaran. Pembelajaran pada hakekatnyaadalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadiperubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekalifaktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diriindividu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.c. Langkah-Langkah KonstruktivismeTahapan-tahapan dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme,yaitu sebagai berikut:1. Tahap pertama, peserta didik didorong agar mengemukakan pengetahuanawalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancingdengan pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering dijumpai seharihari oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas.Selanjutnya, peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan danmengilustrasikan pemhamannya tentang konsep tersebut.2. Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki ian,danpenginterprestasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh

9guru. Secara keseluruhan dalam hidup ini akan terpenuhi rasakeingintahuan peserta didik tentang fenomena dalam lingkungannya.3. Tahap ketiga, peserta didik melakukan penjelasan dan solusi yangdidasarkan pada hasil observasi peserta didik, ditambah dengan penguatanguru. Selanjutnya peserta didik membangun pemahaman baru tentangkonsep yang sedang dipelajari.4. Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran mahamankonseptualnya, baik melalui kegiatan maupun pemunculan masalahmasalah yang berkatian dengan isu-isu dalam lingkungan peserta didiktersebut (Yager dalam Lapono, dkk, 2008: 3-28)Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa tahapantahapan dalam pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme padadasarnya merupakan upaya untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki siswasehingga proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yangtelah ditetapkan. Guru juga memberikan arahan atau solusi yang tepat dalamproses pembelajaran yang dilakukan.d. Keunggulan Pendekatan KonstruktivismeTerdapat kekhususan pandangan tentang belajar dalam teori belajarkonstruktivisme apabila dibandingkan dengan teori belajar behaviorisme dankognitivisme. Teori behaviorisme lebih memperhatikan tingkah laku yang teramati,dan teori belajar kognitivisme lebih memperhatikan tingkah laku belajar dalammemproses informasi atau pengetahuan yang sedang dipelajari peserta didik tanpamempertimbangkan pengetahuan atau informasi yang telah dikuasai sebelumnya.

10Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapatdipindahkan begitu saja dari pikiran guru kepada peserta didik. Artinya, bahwapeserta didik harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannyaberdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya, dengan kata lain pesertadidik tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap di isi denganberbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru. Pembelajaran yangmengacu pada teori belajar konstruktivisme lebih memfokuskan padakesuksesan peserta didik dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dandilakukan oleh guru, dengan kata lain peserta didik lebih didorong untukmengkontruksi sendiri pengetahuan mereka melalui kegiatan asimilasi danakomodasi (Lapono, 2008: 28).Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalahsuatu cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Kelangsungan proses pembelajaran disekolah ditentukan juga oleh banyaknya faktor yang mendukung dalampencapaian tujuan yang diharapkan.Metode adalah cara yang fungsinyaadalah alat untuk mencapai tujuan, makin baik metode makin baik pulapencapaian tujuan.Salah satu faktor yang menentukan adalah bagaimanaseorang guru mengadakan interaksi dalam proses pembelajaran di kelas,dengan menggunakan metode yang tepat, akan membuat pemahaman siswaterhadap materi pengajaran secara baik dan optimal. Oleh karena itu seorangguru dapat memiliki dan melaksanakan metode yang tepat dalammenyampaikan materi pengajaran sehingga suasana kelas akan hidup danmenimbulkan motivasi belajar pada siswa.

11e. Penerapan Konstruktivisme di katankonstruktivisme di dalam kelas adalah sebagai berikut : a) Kembangkanpemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerjasendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengalaman danketerampilan barunya b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuksemua topik c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d)Citpakan “Masyarakat Belajar” (belajar dalam kelompok -kelompok)(Abimanyu,2008:22).Sebuah kelas dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual, jikamenerapkan tujuh komponen kontekstual dalam pembelajarannya, dan untukmelaksanakan dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apasaja dan kelas yang bagaimana keadaan. Pendekatan konstruktivismemengarahkan siswa mengkontruksi gagasan masing-masing, lalu menemukansendiri pengetahuan yang dipelajari (inquiri). Model ini juga membentukkomunitas belajar dengan berbagai bentuk memberikan kesempatan untukmerefleksi seluruh materi, dan ada penilaian authentik.Jadi, pembelajaran ini berlandaskan teori belajar sosial, kognitif, dankonstruktif untuk memperoleh hasil belajar berupa keterampilan akademik,inquiry dan sosial. Jadi ciri model ini adalah kerja kelompok yang didasarkanpada penyelidikan dan penemuan melalui struktur tugas, ada ganjarankelompok, dan penilaian yang otentik secara fleksibel, demonstrasi, danberpusat pada siswa.

122. Aktivitas BelajarSiswa dalam kegiatan pembelajaran melakukan aktivitas. Tanpaaktivitas belajar tidak mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas memegangperanan penting dalam proses belajar karena dengan aktivitas belajar akanmenghasilkan perubahan. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpaada aktivitas, maka proses belajar tidak mungkin terjadi. Hal ini sesuaidengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri,penyelidikan sendiri,dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secararohani maupun teknis.Aktivitas belajar sangat diperlukan oleh siswa. Tanpa adanyaaktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. aktivitas dalambelajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifansiswa dalam mengikuti pelajaranm bertanya hal-hal yang belum jelas,mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukanyang dapat menunjang prestasi belajar (Sardiman, 2007:95). Belajar sambilmelakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebabkesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalambenak anak didik (Djamarah, 2007: 67).Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran adalah aktivitas yang utuhantara aktivitas jasmani dn rohani siswa, menyatakan bahwa yang dimaksudaktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental (Sardiman,2007:100). Aktivitas jasmani dan rohaniah adalah aktivitas belajar adalahaktivitas jasmaniah dan rohaniah, meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan,aktivitas mendengarkan, aktivitas gerak dan aktivitas menulis (Usman, 2000:45)

13Keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran akan menumbuhkankeinginan untuk belajar secara mandiri. Aktivitas belajar dapat diartikan sebagaipengembangan diri melalui pengalaman bertumpu pada kemampuan diri dibawah bimbingan tenaga pengajar. Aktivitas belajar merupakan faktor yangsangat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar siswa, karena padaprinsipnya belajar adalah berbuat, “learning by doing” (Sardiman, 2007: 15).Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitasmerupakan rangkaian kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan secarasadar oleh seseorang dan mengakibatkan adanya perubahan dalam dirinyabaik yang tampak maupun tidak tampak. Proses pembelajaran mengacukepada rencana yang telah direncanakan di dalam fungsinya untuk mencapaitujuan yang diharapkan. Interaksi dalam proses belajar mengajar seorang guruberperan sebagai penggerak/pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagaipenerima atau yang dibimbing. Proses pembelajaran dapat menuntut siswauntuk belajar lebih aktif dan kreatif di dalam kegiatan belajar mengajar yangdilaksanakan harus dapat mengurangi dominasi guru, untuk itu hendaknyaseorang guru harus mampu menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga gurudapat melakukan proses pembelajaran berjalan dengan baik dan optimalapabila siswa aktif di dalam proses pembalajaran.3. Hakikat Pembelajaran Matematikaa. Pengertian Pembelajaran MatematikaIstilah “matematika” berasal dari kata Yunani “mathein” atau“manthenein”yang artinya “mempelajari”. Mungkin juga kata itu erathubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya

14ialah “kepandaian”, “ketahuan”, atau “inteligensi” (Nasution, 1978:12). Dibagian lain beliau berpendapat istilah “matematika” lebih tepat digunakandaripada “ilmu pasti” karena memang benarlah, bahwa dengan menguasaimatematika orang akan belajar mengatur jalan pikirannya dan sekaligusbelajar menambah kepandaiannya (Nasution, 1987:12).Dengan demikian pembelajaran matematika adalah cara berpikir danbernalar yang digunakan untuk memecahkan berbagai jenis persoalan dalamkeseharian, sains, pemerintah, dan industri. Lambang dan bahasa dalammatematika bersifat universal sehingga dipahami oleh bangsa–bangsa di dunia.Hakikat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancangdengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkanseseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika danpembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untukberusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Rahayu, 2007:2)Istilah pembelajaran merupakan istilah lain dari proses belajarmengajar yang mempunyai arti dan ruang lingkup yang lebih mendalam.Istilah ini lebih dikhususkan untuk mengembangkan proses belajar mengajar.Untuk memudahkan dalam memahami apa yang dimaksud denganpembelajaran, di bawah ini akan penulis kemukakan pengertian pembelajaranmenurut ahli. Pembelajaran menurut Degeng (dalam Panawar, mplisitdalampembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkanmetode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Kegiatankegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

15Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaranadalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan komponen lainnyadalam proses pembelajaran yang saling mempengaruhi satu sama lain dalamrangka tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Denganadanya komponen-komponen pembelajaran di atas, maka seorang gurukiranya mampu memungkinkan terciptanya situasi yang tepat, sehinggamemungkinkan pula terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.Berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmupengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebihmenekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan darihasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiranpikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran(Russeffendi, 1980:148).Matematika adalah ilmu pengetahuan yang paling padat dan tidakmendua arti, karena itulah simbol, notasi dan semacamnya yang padatmatematika lama membingungkan, tidak jelas, keliru atau mendua arti, dalammatematika modern hal itu diperjelas, misalnya saja, beda antara bilangan danlambangnya, beda antara sisi yang sama dengan sisi ekivalen, beda antaragaris dan ruas garis, beda antara bentuk geometri dengan bendanya, bedaantara notasi garis dengan notasi ruas garis, beda antara konsep danperagaannya dan lain-lain. (Katili dalam Panawar, 2012:21).Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwaMatematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secaraempiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah

16secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampaiterbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematikayang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasisecara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematikayang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena prosesberpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.b. Tujuan Pembelajaran MatematikaMatematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol,maka konsep matematika harus dipahami terlebih dahulu sebelummemanipulasi simbol-simbol itu. Seseorang akan lebih mudah mempelajarimatematika apabila telah didasari pada apa yang telah dipelajari orang itusebelumnya. Karena untuk mempelajari suatu materi matematika yang baru,pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan mempengaruhiterjadinya proses belajar matematika tersebut. Manfaat gkandanmenyelesaikanpermasalahan dalam kehidupan sehari-hari Jihad (2008: 153).Menurut dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuksatuan SD dan MI pada kurikulum 2006 menyatakan tujuan pembelajaranmatematika adalah: 1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasihitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakan dalam pemecahan masalahkehidupan sehari-hari. 2) Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana,unsur-unsur dan sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah

17kehidupan sehari-hari. 3) Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat,panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikandalam pemecahan masalah sehari-hari. 4) Memahami konsep koordinat untukmenentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalahsehari-hari. 5) Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengantabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, reratahitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah sehari-hari. 5)Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaranmatematika terletak pada penataan nalar, pemecahan masalah, pembentukan sikap,dan keterampilan dalam penerapan matematika. Pembelajaran matematikadilakukan untuk menerapkan konsep pembelajaran yang dilakukan.c. Manfaat Pembelajaran bangkankemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, daneksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan modelmatematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik,diagram, dalam menjelaskan gagasan (Wahyudi, 2008: 3).Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gembangkankemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan untukmengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan,eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui polapikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol,tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

184. Kajian Penelitian yang RelevanMenurut hasil penelitian Chujaemah, Yuliana dan Utaminingsih (2015),Penggunaan Pendekatan KonstruktivismeDalam Peningkatan Hasil BelajarMatematika Siswa Kelas IV Materi Bangun Ruang. Penelitian ini menggunakanmetode Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam tiga siklus dan setiap siklusterdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaa, tahap tindakan, tahap observasi,dan tahap refleksi. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa penggunaan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkanhasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika yaitu dengan adanya peningkatanhasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada nilai awal diperoleh nilai rata- rata kelasyaitu 52. Setelah dilakukan tindakan siklus I terjadi peningkatan menjadi 63,2 dandengan tindakan siklus II terjadi peningkatan kembali menjadi 80, sedangkan padasiklusIII terjadi peningkatan kembali menjadi 90. Perbedaan dengan penelitianyang dilakukan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatankonstruktivisme dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.Menurut hasil penelitian Fitriyani (2014) Pengaruh Model PembelajaranKonstruktivis memenggunakan Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa PadaKonsep Cahaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen denganteknik pengambilan sampel purposive sampling. Siswa kelas VIII.I sebagaikelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional (ceramah) dansiswa kelas VIII.II sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajarankonstruktivisme melalui komputer. Instrumen yang digunaka

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

Genes Sequence of bases in a DNA molecule Carries information necessary for producing a functional product, usually a protein molecule or RNA Average gene is 3000 bases long 31 . 32 . Genes Instruction set for producing one particular molecule, usually a protein Examples fibroin, the chief component of silk triacylglyceride lipase (enzyme that breaks down dietary fat) 33 .