Penerapan Inovasi Teknologi Mesin Penggorengan Vakum Dan .

3y ago
29 Views
2 Downloads
488.81 KB
7 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mara Blakely
Transcription

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol. 17 No. 2 Edisi Mei - Agustus 2017, ISSN 1411-5549Penerapan Inovasi Teknologi MesinPenggorengan Vakum dan Pelatihan OlahanKripik Buah di Kelompok UsahaBersama(Kub) Ayu di Kelurahan KranjinganKecamatan Sumbersari Kabupaten JemberApplication of Innovation of Vacuum FryingMachine Technology and Fruit ChipsProcessing Training at Ayu Group of Business(Kub) in Kranjingan Sub-District, SumbersariSub-district, Jember DistrictHesti HerminingsihProgram Studi Agribisnis Fakultas MIPA UPBJJ UT Jemberhestih@ecampus.ut.ac.idAbstractThe objective of Community Service Scheme Program for Community in KUB Ayu Kelurahan Kranjingan is toassist partner business groups in their efforts to improve partner productivity through the application of appropriatetechnology and business management training. Problems related to the production process faced by partners are 1)food frying is still done by traditional way, and 2) Partners difficulty in managing financial administration,management of raw material stock control, management of stock control of finished material. Motode in themanufacture of vacuum frying machine (Vacuum Frying Machine) begins with the process of planning,manufacturing, testing, and training the use of machinery for members of partners. The implementation methodconsists of 4 stages, the first coordination and socialization of the activity plan, the two identification and validation ofpartnerproblems, the three design, assembly, and field test of equipment and machinery according to the needs of partnertechnology, the four counseling and mentoring. The result of Community Science and Community Service programcan realize the implementation of vacuum fryer machine with specification of raw material capacity 3 kg / process,LPG fuel with automatic temperature control, water circulation coolant, cooking oil volume: 35 liters, powerrequirement 900 watt, 180 dimension X 120 x 120 cm, with an oil heating temperature range of 80 0C to 87 0C. Thefrying time ranges from 90-120 minutes. Variations of chips raw materials include; Jackfruit, pineapple, withdepreciation rates of 70%, 60% and 80%, respectively. Training of financial administration management skills,management of raw material stocks, management of finished material stock control has brought social and economicimpact to KUB Ayu's partners.Keyword : Training of fruit chips, Vacuum Frying Machine, KUB Ayu.I. PENDAHULUAN1.1 Analisis SituasiPenguatan kelompok usaha bersamaberbasis sumberdaya lokal merupakan salah satuupaya strategis untuk medorong kemandirian,produktifitas dan daya saing ekonomis daerah.Seperti halnya, Kelompok Usaha Bersama “Ayu”adalah usaha skala rumah tangga yang memproduksibahan pangan kemasan seperti; ladrang, keripikpisang (manis/asin), sale goreng dan kuping gajah.KUB “Ayu” memulai usahanya sejak tahun 2001dengan jumlah anggota 16. Pada tahun 2012, KUB102

Hesti Herminingsih. Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Petelur Semi Intensif Di Kabupaten Jember.„Ayu” telah memiliki sertifikat halal MUI dan ijinPIRT dengan nomor; 2143509090161-19. Hasilproduksi KUB “Ayu” dipasarkan dengan metodekonsinyasi di sejumlah toko yang menjual makananoleh-oleh. Wilayah pemasarannya meliputi;Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso danKabupaten Situbondo.Salah satu rangkaian proses produksi KUB“Ayu” proses penggorengan. Proses penggorenganyang dilakukan masih konvensional yaitu denganmenggunakan wajan dan minyak goreng pada suhutinggi. Cara ini dilakukan karena pertimbanganbiaya yang cukup murah dan ekonomis serta waktuyang diperlukan relatif singkat.Minyak goreng dalam proses penggorenganberfungsi sebagai medium penghantar panas,menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dankalori dalam bahan pangan. Penggorengan yangdilakukan dengan cara konvensional umumnyamenyebabkan minyak mengalami kontak langsungdengan KUBara. Kontak langsung minyak denganKUBara merupakan penyebab utama kerusakanminyak goreng (Ketaren.S, dalam Aswan 2012 ).Penggorengan yang dilakukan dengan suhutinggi menyebabkan minyak mengalami prosesoksidasi dan polimerasi. Minyak yang rusak i kualitas mutu dan nilai gizi bahanpangan yang digoreng. Penurunankualitas yang dimaksud meliputi warna dantampilan yang kurang menarik, perubahan cita rasa,dan kerusakan sebagian vitamin dan nutrisi yangdikandung baik dalam minyak maupun bahanpangan itu sendiri. (Ketaren. S, dalam Aswan 2012).Pemilihan suhu penggorengan merupakan faktoryang menentukan mutu hasil gorengan, yang dinilaiberdasarkan rupa, flavor, lemak yang terserap danstabilitas penyimpanan serta faktor ekonomi. Mutuhasil gorengan dengan stabilitas penyimpanan yangbaik dihasilkan pada suhu menggoreng yang palingrendah. Penggunaan suhu yang lebih rendah dapatmemperbaiki mutu hasil gorengan, namun cara inijarang diterapkan karena pertimbangan ekonomis.Kelebihanpenggorenganvakumdibandingkan dengan penggorengan konvensionaladalah warna bahan pangan relatif tidak berubah,lebih renyah, tampilan lebih menarik, lebih tahanlama dan rasa yang lebih enak. Karakteristik produkyang seperti inilah yang lebih disukai olehkonsumen. Selaian itu, Penggorengan vakummenjadikan kandungan gizi bahan pangan sepertiprotein, lemak, dan vitamin tetap terjaga. Sistem103penggorengan vakum akan menghasilkan produkyang kering dan renyah, tanpa mengalami kerusakannilai gizi dan flavor seperti halnya yang terjadi padapenggorengan konvensional.Keterbatasan SDM yang dimiliki KUBAyu dalam menjalankan usaha tanpa adanya catatandan pengelolaan administrasi keuangan usaha yangtertib dan manajemen persediaan bahan baku danbahan jadi yang baik. Akibatnya, mitra sering tidakdapat mengetahui dengan pasti keuntungan yangdiperoleh, jumlah modal atau biaya yang diperlukan.Informasi tersebut menjadi sangat penting manakalasebuah usaha akan memperluas usahanya.Kesulitan lainnya adalah pengelolaanmanajemen persediaan bahan baku dan bahan jadi.Pada bulan-bulan tertentu mitra mengalamikekurangan bahan baku maupun produk jadi. Hal inimenyebabkan tidak dapat terpenuhinya permintaanpasar dengan optimal. Persediaan bahan baku danbahan jadi sangat penting sekalipun bagi usaha skalakecil. Kedua kelompok mitra mengakui tidak beranimenyimpan produk jadi terlampau banyak karenatakut merugi jika produk tidak laku. Manajemenpersediaan terutama produk jadi yang saat inidilakukan oleh kedua kelompok mitra hanyadidasarkan pada pengalaman selama menjalankanusaha.Keberadaan persediaan dalam sebuahusaha memiliki tujuan penting. Alasan utamanyaadalah tidak selamanya sumber daya tertentu dapatdidatangkan ketika sumber daya annyadiperlukan persediaan yang siap digunakan ketikadibutuhkan. Pengendalian persediaan dalam sebuahusaha sangat penting dilakukan. Hal ini bertujuanuntuk menjamin terdapatnya persediaan sesuaikebutuhan. Pengendalian persediaan untukjenis usaha kecil umumnya terfokus pada persediaanbahan baku utama dan hasil produksi (barang jadi).1.2 Permasalahan MitraBerdasarkan analisis situasi dapat diuraikanbeberapa masalah yang dihadapi oleh KUB Ayudalam meningkatkan usahanya memproduksi anekacemilan yang terjamin ketersediaanya danberkualitas baik yaitu;1. KUB Ayu masih menerapkan cara penggorenganyang digunakan masih tradisional/konvensionalsehingga mempengaruhi kualitas produk yangdihasilkan.2. Belum melaksanakan pengeloaan administrasikeuangan sekalipun secara sederhana. Hal inimenyebabkan infromasi keuntungan yang diperoleh,

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol. 17 No. 2 Edisi Mei - Agustus 2017, ISSN 1411-5549jumlah modal, biaya yang diperlukan dan omzetusaha secara berkala tidak dapat dicatat dandibukukan dengan mudah. Bahan baku dan produkjadi dilakukan berdasarkan pengalaman pribaditidak merujuk pada standar teori yang ada sehinggapeluang pasar tidak dapat diserap dengan optimalterutama saat permintaan sedang tinggi.II.TINJAUAN PUSTAKA2.1 Mesin Penggorengan VakumMesin penggoreng vacum adalah mesinproduksi untuk menggoreng berbagai macam buahdan sayuran dengan cara penggorengan vacum.Teknik penggorengan vacum yaitu menggorengbahan baku (biasanya buahbuahan atau sayuran)dengan menurunkan tekanan udara pada ruangpenggorengan sehingga menurunkan titik didih airsampai 50 -60 C. Dengan turunnya titik didih airmaka bahan baku yang biasanya mengalamikerusakan/perubahan pada titik didih normal 100 Cbisa dihindari. Teknik penggorengan vacum ini akanmenghasilkan kualitas yang lebih baik dibandingkandengan cara penggorengan biasa Daryanto, 2003dalam Sunaryo (2014).GAMBAR 1. MESIN PENGGORENGAN HAMPA DAN acuumfrying.htmlKeterangan gambar:1. Pompa vacuum water jet, berfungsi untukmenghisap KUBara di dalam ruang penggorengsehingga tekanan menjadi rendah, serta untukmenghisap uap air dari bahan yang isikan bahan sesuai tekanan yangdiinginkan. Di dalam tabung dilengkapi keranjangbuah setengah lingkaran.3. Kondensor, berfungsi untuk mengembunkan uapair yang dikeluarkan selama penggorengan.Kondensor ini air sebagai pendingin.4. Unit pemanas, menggunakan kompor gas LPG.5. Unit Pengendali Operasi (Panel Kontrol),berfungsi untuk mengaktifkan alat vacuum dan unitpemanas.6. Bagian pengaduk penggorengan, berfungsi untukmengaduk buah yang berada dalam tabungpenggorengan. 7. Mesin peniris minyak (Spinner),berfungsi untuk meniriskan kandungan minyakkripik yang sudah jadi.Mesin penggorengan hampa bekerjadengan menggunakan prinsip Bernoulli (konsepdasar aliran fluida / zat cair dan gas). Dimanasemburan air dari pompa yang dilalui pipamenghasilkan efek sedotan (hampa). Denganmenggunakan 7 atau 8 nosel, pipa khusus penghisapKUBara sehingga tekanan di dalam tabungpenggorengan turun hingga 7.52 cmHg. Padatekanan 7.52 cmHg titik didih air akan turunmenjadi 45,8⁰C. Air di dalam tabung penggorengselanjutnya didinginkan di kondensor dengansirkulasi air pendingin. Setelah dingin airdimasukkan ke dalam bak air sedangkan uap airyang telah mengalami kondensi ditampung dipenampungan kondensat. Aneka Mesin (2012).Prinsip kerja vacum frying adalahmenghisap kadar air dalam sayuran dan buahdengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging.buah-sayur tidak cepat menutup, sehingga kadar airdalam buah dapat diserap dengan sempurna. Prinsipkerja dengan mengatur keseimbangan suhu dantekanan vakum. Faktor – faktor yang mempengaruhimutu akhir produk yang digoreng adalah kualitasbahan yang digoreng, kualitas minyak goreng, jenisalat penggorengan dan sistem kemasan produkakhir. Selama penyimpanan, produk yang digorengdapat pula mengalami kerusakan yaitu terjadinyaketengikan dan perubahan tekstur pada produk.Ketengikan dapat terjadi karena minyak/ lemakmengalami oksidasi. Hal ini dipengaruhi oleh mutuminyak, kondisi proses penggorengan dan sistempengemasan yang digunakan. Pada alat penggorengvacum ini uap air yang terjadi sewaktu prosespenggorengan disedot oleh pompa. Setelah melaluikondensor uap air mengembun dan kondensat yangterjadi dapat dikeluarkan. Sirkulasi air pendinginpada kondensor dihidupkan sewaktu prosespenggorengan (Sunaryo, 2014).III. METODE PELAKSANAANPelaksanaan Program Pengabdian KepadaMasyarakat untuk skeme Iptek bagi Masyarakat(IbM) ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan104

Hesti Herminingsih. Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Petelur Semi Intensif Di Kabupaten Jember.oleh LPPM Universitas Terbuka dengan pendanaandari Dirjen DIKTI tahun 2016. Metode pelaksanaankegiatan ini secara garis besar ada dua tujuan; (1)perbaikan kuantitas dan kualitas produksi usahamitra dan (2) peningkatan kemampuan manajemenpengelolaan usaha yang lebih professional. Metodepelaksanaan dan proses untuk mencapai targetluaran dari kegiatan ini terdiri dari asi dan sosialisasi serta sinkronisasimengenai rencana kegiatan dengan kelompok usahamitra. Pada tahap ini semua potensi dan peluangsumberdaya kelompok ditemukenali dan dipadukandalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan ini.Tahap Kedua adalah melakukan identifikasi danvalidasi permasalahan terkait dengan manajemenproduksi dan usaha kelompok mitra kebutuhanteknologi yang sesuai dengan spesifik lokasi. Hasilidentifikasi tersebut kemudian dijadikan sebagaiacuan dalam pengembangan prototipe alat danmesin yang akan diintroduksikan dan materipelatihan agar teknologi dan penyuluhan yangdihasilkan nantinya betul-betul dapat membawamanfaat bagi keberlanjutan usaha kelompok mitraserta dapat diinternalisasikan dalam proses adopsi.Beberapa faktor yang dijadikan pertimbangan antaralain kapasitas produksi yang diinginkan, kapasitasalat dan mesin yang dibutuhkan, ketersediaan dayalistrik, dan tingkatan teknologi yang dibutuhkan.Tahap ketiga adalah perancangan dan perakitan alatdan mesin yang sesuai dengan kebutuhan teknologidi tingkat kelompok mitra dan pembuatan modulberisi materi penyuluhan yang sesuai dengankebutuhan kelompok mitra. Setelah perakitan selesaikemudian dilakukan pengujian lapang bersamaandengan demo dan sosialisasi penggunaan alat danmesin di tingkat kelompok mitra.Tahap an mengenai manajemen usaha agarpenguatan kelompok dapat berjalan sesuai dengantarget dan kesepakatan bersama mitra. Metode yangdipilih disesuaikan dengan kondisi sosial dankemampuan serta waktu yang dimiliki anggotaseperti diskusi bersama, presentasi maupun metodelearning by doing santai tanya jawab yang pentingsemua dapat berjalan lancar.III. HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan permasalahan diatas dankesepakatan bersama dengan mitra dirancangbeberapa solusi yang mampu meningkatkan mitra105dari skala rumah tangga menjadi usaha menengahyang semakin profesional. Kegiatan yang akandilakukan sebagai alternatif strategi pengembanganusaha diuraikan sebagai berikut;1. Perbaikan Terknologi Peralatan ProduksiTeknologi peralatan produksi yang masih tradisionalperlu diperbaiki. Perbaikan teknologi dilakukandengan membuat paket teknologi tepat gunaberupamesin penggorengan hampa (vacuumfrying)yang dilengkapi denganpeniris minyak(spinner) dengan kapasitas produksi 3 kg. Teknologitepat guna tersebut akan dapat meningkatkankapasitas produksi dan hasil penggorengan yangberkualitas baik, tahan lama, memiliki rasa danaroma yang homogen dan memiliki tekstur yangkering karena kandungan minyak yang sedikit.2. Materi Penyuluhan dan Pendampingan mengenaiTeknik Pengemasan ProdukPenyuluhan mengenai teknik pengemasan produkyang baik perlu dilakukan. Kemasan yang baikdapat mencegah produk dari kerusakan lebih lama,mencegah bau tengik. Selain itu, kemasan yangcerah dan menarik dapat mendorong konsumenuntuk membeli siPelatihan manajemen persediaan dan administrasisangat perlu untuk dilakukan kepada seluruhanggota untuk mendukung keberlanjutan usahasecara umum. Pelatihan ini bertujuan untukmemperbaiki aspek pengendalian persediaan barangjadi dan bahan baku utama. Dengan demikiandiharapkan kelompok usaha bersama yangtergabung dalam KUB Ayu dapat menjadi usahahome industri yang profesional.4. Materi Penyuluhan dan pendampingan mengenaiTeknik Penyimpanan ProdukPenyimpanan produk sangat penting dalam industrirumah tangga terutama jenis olahan makanan.Penyimpanan bertujuan sebagai stok untukmenjamin ketersedian produk Teknik penyimpananyang baik akan menghindari produk dari penurunanberat, penurunan kualitas, dan kehilangan nilai uang.Hasil yang diperoleh dari kegiatan IbM ini bagiKUB Ayu adalah tersedianya teknologi tepat gunaberupa Mesin Penggorengan Hampa berkapasitas 3kg yang dilengkapi denganmesin peniris minyak dengan kapasitas yang sama.Pada awal pengoperasian mitra mengalami kesulitankarena mesin tersebut merupakan hal yang baru.Namun dengan bantuan Tim Abdimas dan setelahberkali-kali mencoba, pada akhirnya KUB Ayu

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol. 17 No. 2 Edisi Mei - Agustus 2017, ISSN 1411-5549dapat mengoperasikan mesin penggorengan vakumdengan baik. Praktek Pembuatan Kripik Buahdengan Penggorengan Vakum oleh mitra dapatdilihat pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 5.kesulitan untuk menentukan bahan baku yang tepatuntuk mesin penggorengan vakum. Kendala lainnyaadalah upaya untuk mencari pemasaran danpenentuan harga yang optimal dari produk barutersebut. Bahan baku yang sudah dicoba oleh KUBAyu adalah pisang mas, nanas, dan nangka. Setelahmelalui berbagai pertimbangan dari ketiga bahanbaku tersebut maka KUB Ayu memutuskan untukmenggunakan pisang mas sebagai produk baru hasilmesin penggorengan vakum. Berikut hal-hal secararingkas yang menjadi pertimbangan KUB Ayumemilih bahan baku pisang sebagai kripik dapatdilihat pada Tabel 3.1 :GAMBAR 2. MESIN PENGGORENGAN VAKUM 3 KG MITRATABEL 3.1 PERTIMBANGAN KUB AYU DALAMPEMILIHAN BAHAN BAKUGAMBAR 3. PERSIAPAN BAHAN BAKUGAMBAR 4. PRAKTEK PEMBUATAN KRIPIK BUAH OLEHMITRAGAMBAR 5. HASIL OLAHAN KRIPIK BUAHKendala sementara yang dialami oleh KUBAyu bedasarkan hasil pendampingan dan monitoringselama bulan Agustus-September 2016 adalahNo Uraian nangka pisang nanas1 Harga bahan baku relatif mahal terjangkau relatifmahal2 Penyusutan bahan baku menjadi bahan jadi 70%60% 80%3 Ketersediaan bahan baku musim panen singkat,harga bahan baku tidak menentu. Memilikikecenderungan lebih mahal musim panen sepanjangtahun, harga bahan baku relatif murah musim panensingkat, harga bahan baku tidak menentu. Memilikikecenderungan lebih mahalSumber: Data Primer, diolah 2016Saat ini KUB Ayu sudah mulai memproduksi secaraberkala produk kripik pisang mas denganmenggunakan penggorengan vakum. Kapasitasmesin yang kecil yakni 3 kg menjadikan KUB Ayutidak dapat memproduksi kripik pisang dalamjumlah besar dalam waktu yang cepat. Untuk satukali proses produksi pisang mas dibutuhkan waktu 90 menit, tingkat kevakuman di tabungpenggorengan sebesar 70cmHg dengan suhu 80 0C.Proses produksi menggunakan penggorengan vakumselalu dilakukan bersamaan dengan memproduksiproduk KUB Ayu yang lain seperti kripik pisangdengan penggorengan manual, kuping gajah dan106

Hesti Herminingsih. Faktor Produksi Usaha Ternak Itik Petelur Semi Intensif Di Kabupaten Jember.ladrang. Hal ini dilakukan karena pada prosesproduksinyapenggorenganvakumtidakmemerlukan tenaga kerja yang intensif. Tenagakerja hanya sesekali harus memutar tuas disampingkanan alat guna memberikan hasil gorengan yangmerata.Selain mendapatkan bantuan teknologi tepat guna,KUB Ayu juga memperoleh pelatihan ManajemenPersediaan Bahan Baku dan Administrasi KeuanganSederhana untuk Usaha Kecil. Untuk manajemenpersediaan bahan baku KUB Ayu telah dapatmelaksanakan dengan baik. Adapun AdministrasiKeuangan, KUB Ayu masih dalam tahappenyesuaian untuk menerapkan teori-teori yangdiberikan pada saat pelatihan. Kendala yang palingsulit adalah memisahkan keuangan rumah tanggadengan usaha. Secara umum, KUB Ayu sangatterbantu dengan adanya kegiatan pengabdian kepadamasyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Abdimas.Setelah mengikuti kegiatan IbM ini, Efektifitasinovasi teknologi yang berhasil dilakukan oleh KUBAyu secara lebih lengkap tersaji pada Tabel 3.2berikut ini :TABEL 3.2. HASIL CAPAIAN OLEH KUB AYUSEBELUM DAN SESUDAH IBMNo Sebelum IbM Sesudah IbMa.Penggorengan Vakum1. Penggorengan dilakukan dengan menggunakanwajan dengan bahan bakar kayu yang suhunya tidakdapat dikontrol Penggorengan dilakukan dengan107menggunakan tabung penggorengan hampa dengansuhu yang dapat dikontrol2. Minyak hasil penggorengan cepatrusak sehinggahasil pangan mengalami perubahan cita rasa dantampilan hasil gorengan agak gosong Minyak hasilpenggorengan tidakcepat rusak sehingga hasilpangan tidakmengalami perubahan citarasa dantampilan hasil gorengan tidak gosong3. Terdapat hasil gorengan yang yang gosong dantidak layak dijual Tidak terdapat hasil gorenganyang gosong dan tidak layak dijualProduk tidak tahan lama karena kandungan minyakyang tinggi Produk lebih tahan lama karenakandungan minyak yang rendah4. Dibutuhkan 3 (tiga) orang tenaga kerja dalam satukali proses penggorengan Dibutuhkan 1 (satu) orangtenaga kerja

berfungsi untuk mengaktifkan alat vacuum dan unit pemanas. 6. Bagian pengaduk penggorengan, berfungsi untuk mengaduk buah yang berada dalam tabung penggorengan. 7. Mesin peniris minyak (Spinner), berfungsi untuk meniriskan kandungan minyak kripik yang sudah jadi. Mesin penggorengan hampa bekerja

Related Documents:

dan Pola Pikir Inovasi serta pengelolaan program Merencanakan Inovasi Melaksanakan Inovasi Membangun Budaya Inovasi Strategi inovasi dalam Organisasi; Praktik Inovasi di Sektor Pemerintah. Praktik Inovasi di Sektor Swasta Praktik Inovasi di Masyarakat Inovasi pengelolaan program organisasi pada unit organisasi.

1.masalah yang dihadapi, sebelum ada inovasi 2.Siapa yang mengusulkan dan bagaimana inovasi tsb dapat memecahkan masalah 3.Inovasi kreatif & inovatif 4.Strategi inovasi 5.Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan inovasi 6. Sumber daya yang digunakan 7.Out put inovasi 8.Sistem untuk evaluasi inovasi 9.Kendala utama yang dihadapi & cara mengatasinya

tinggi. Mesin tersebut misalnya mesin frais profil, mesin frais dengan spindel ganda (dua, tiga, sampai lima spindel), dan mesin frais planer. Dengan menggunakan mesin frais khusus ini maka produktifitas mesin sangat tinggi, sehingga ongkos produksi menjadi rendah, karena mesin jenis ini tidak memerlukan seting yang rumit.

Mempergunakan mesin bubut (komplek) 21. Memprogram mesin CNC Wire Cut (lanjut) 22. Memprogram dan mempersiapkan CNC manufacturing cell 23. Mengoperasikan dan mengamati mesin/proses . BAGIAN-BAGIAN UTAMA MESIN BUBUT Kepala Tetap Eretan Kepala Lepas Alas mesin Woodstock international Inc. ERETAN MESIN DAN ALAT PEMUTARNYA. KEPALA LEPAS.

A. Bagian-Bagian Mesin Bubut CNC Mesin bubut CNC terdiri dari bagian mesin bubut dan bagian kontrol CNC. Bagian mesin bubut terdiri dari: spindel utama, meja mesin (bed), eretan (arah sumbu X dan sumbu Z), rumah alat potong (tool post), dan kepala lepas. Bagian kontrol mesin CNC terdiri dari papan ketik, panel kontrol mesin, dan l ay r.

2. Macam-macam mesin bubut CNC 3. Bagian-bagian utama mesin bubut CNC dan fungsinya 4. Perlengkapan mesin bubut CNC 5. Peralatan bantu kerja mesin bubut CNC 6. Dimensi mesin bubut CNC 7. Penggunaan mesin bubut CNC 8. Pemeliharaan mesin bubut CNC E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

A. Bagian-Bagian Mesin Bubut CNC Mesin bubut CNC terdiri dari bagian mesin bubut dan bagian kontrol CNC. Bagian mesin bubut terdiri dari: spindel utama, meja mesin (bed), eretan (arah sumbu X dan sumbu Z), rumah alat potong (tool post), dan kepala lepas. Bagian kontrol mesin CNC terdiri dari papan lketik, panel kontrol mesin, dan ay r. B gian-b .

Certification Standard Animal Nutrition – V5 for January 2020 P a g e 7 81 Daily ration: Average total quantity of feedingstuffs, calculated on a moisture content of 12 %, required daily by an animal of a given species, age category and yield, to satisfy all its needs (Regulation 1831/2003).