Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, Dan .

3y ago
60 Views
3 Downloads
214.95 KB
12 Pages
Last View : 12d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Elise Ammons
Transcription

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 19, No. 1, April 2017Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, danSikap Profesi Guru Tehadap Kinerja Penilaian Guru di SekolahDasarNursiah Sappaile*Abstract: The aim of this research is to examine the effect of pedagogical competence,professional competence and attitude of teaching profession towards performanceassessment of primary school teachers. The population is the primary school teacherswho teach advanced classes who hold bachelor degree, possess five-year teachingexperience and competence certification. The sampling technique is stratified randomsampling and get the sampling is 63 primary schools with 71 respondents. Thepedagogical and professional competence scores are obtained from the UKG. Theattitudes of teaching profession and the performance assessment is measured byinstrument which is filled by the teachers and teacher respectively who wererespondents in the study. The results show that: (1) there is a direct positive effect ofpedagogical competence on teachers’ assessment performance, professionalcompetence, and attitude of teaching profession on the teachers’ assessmentperformance; (2) there is a direct positive effect of pedagogical competence andprofessional competence on of the attitude of teaching profession.Keywords:professionassessment performance, teacher competence, attitudes of teachingAbstrak: Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh kompetensi pedagogik,kompetensi profesional, dan sikap profesi guru terhadap kinerja penilaian guru SD.Populasi terjangkau adalah guru SD kelas akhir di Jakarta Timur dengan tingkatpendidikan minimal S1, pengalaman mengajar 5 tahun, dan memiliki sertifikatkompetensi. Sampel diambil menggunakan teknik acak berstrata dengan total sampeladalah 63 SD dan 71 guru. Skor kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionaldiperoleh dari hasil UKG yang dilaksanakan secara nasional, sedangkan pengukuransikap profesi guru dan kinerja penilaian guru dilakukan dengan pengisian instrumenmasing-masing oleh guru dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)terdapat pengaruh langsung positif kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, dansikap profesi guru terhadap kinerja penilaian guru; (2) terdapat pengaruh langsungpositif pengaruh kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional terhadap sikapprofesi guru.Kata kunci: kinerja penilaian, kompetensi guru, sikap profesi guruPENDAHULUANPendidikan sebagai suatu sistem nasional telahdiatur dalam Undang-Undang Sistem PendidikanNasional nomor 20 Tahun 2003, menyatakanbahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdas-an,akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara. Tujuan pendidikan nasional adalah untukberkembangnya potensi peserta didik agarmenjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis sertabertanggung jawab. Dalam menjalani prosespendidikan sesuai dengan sistem pendidikannasional, jalur pendidikan terdiri atas pendidikanformal, nonformal, dan informal, yang beradapada jenjang pendidikan dasar, pendidikanmenengah,dan pendidikan tinggi.Dengandemikian, setiap anak bangsa tanpa kecuali* Nursiah Sappaile, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kusuma Negara,email: nursiah djaali@yahoo.com47

Nursiah Sappaile, Pengaruh Kompetensi Pedagogik dapat menjangkau layanan pendidikan dan setaradalam jenjang pendidikannya.Evaluasi menjadi salah satu aspek yangpenting dalam proses pembelajaran terutamauntuk menilai efektivitas pembelajaran yangsedang atau telah berlangsung. Sesuai dengankonsep Nitko, bahwa guru perlu untuk membuatkeputusan tentang siswa dalam atkan informasi yang bermakna.Keputusan tersebut meliputi keputusan tentangsiswa sebelum pembelajaran, selama prosespem-belajaran, dan setelah proses pem-belajaran.Untuk itu dilakukan evaluasi an berlangsung atau evaluasi formatif,dan evaluasi akhir pembelajaran atau evaluasisumatif (Nitko, 1996).Untuk kebutuhanevaluasi tersebut berbagai teknik penilaian,seperti teknik penilaian dengan tes, penilaianperformance (penilaian kinerja), penilaianautentik, atau penilaian portofolio. PendapatNitko ini sejalan dengan Permendikbud No 66Tahun 2013 tentang Standar PenilaianPendidikan, yang menyatakan bahwa berbagaipenilaian tersebut dapat dilakukan oleh guru dikelas.Dalamtulisannya,Pophamjugamengungkap bahwa seorang guru seharusnyatahu tentang penilaian, karena (1) hasil penilaiandapat mempengaruhi persepsi masyarakattentang efektivitas pendidikan; (2) penilaianmembantu untuk mengevaluasi guru; dan (3)memperjelas intensitas pembelajaran yangdilaksanakan oleh guru. Oleh karena itu,selanjutnya Popham menyatakan bahwa gurumelakukan pengembangan perangkat penilaiankelas, menginterpretasi hasil tes standar, danmempersiapkan siswa untuk penilaian (Popham,1995).Namunpemahamangurutentangpenilaian atau evaluasi hanya terbatas padapemberian tes saja, tanpa menilai prosespembelajaran yang berlangsung. Hal ini dapatdiidentifikasi dari buku-buku mata pelajarankhususnya pada buku mata pelajaran SD untukmengukur pemahaman siswa tentang materipembelajaran dengan memberikan pertanyaanpertanyaan tentang materi yang telah dipelajariatau pemberian tes. Adapun pemberian testersebut menggunakan istilah penilaian atauevaluasi. Walaupun sesungguhnya untukpenilaian hasil belajar tidak hanya menggunakantes saja, bahkan tidak cukup hanya dengan tes.48Teknik penilaian yang menggunakan tes hanyadapat mengukur pecapaian kompetensi secaraterbatas.Definisi penilaian menurut Sudjana adalahbahwa penilaian merupakan proses memberikanatau menentukan nilai kepada objek tertentuberdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana,2011). Menurut TGAT (The Task Group onAssessment and Testing) yang dikutip olehMardapi, asesmen atau penilaian mencakupsemua cara yang digunakan untuk menilai unjukkerja individu atau kelompok (Mardapi, 2012).Sejalan dengan maksud tersebut, Sudjanamenjelaskan lebih jauh bahwa pemberian nilaiberlangsung dalam bentuk intrepretasi yangdiakhiri dengan judgment. Intrepretasi danjudgment menunjukkan suatu perbandinganantara kriteria dan kenyataan dalam kontekssituasi tertentu, sehingga dalam kegiatanpenilaian ada objek/program, ada kriteria, danada interpretasi/judgment (Sudjana, 2011).Penilaian formatif seharusnya bisamenjadi ukuran keberhasilan mengajar danmemberikanmasukanuntukperbaikanpembelajaran, tetapi kemudian fungsi ujianlahyang lebih terlihat. Dalam membuat soal pun,guru tidak lagi mengembangkan menyesuaikandengan karakteristik materi dan anak, tetapi lebihinstan dengan mengumpulkan soal-soal yangbanyak diperjualbelikan. Kondisi ini tentu sajamenjadi masalah yang dapat memberikanpengaruh pada proses pembelajaran dan hasilbelajar siswa. Oleh karena itu kinerja guru dalammelakukan penilaian menjadi hal yang pentinguntuk diperhatikan.Permasalahan tentang guru menjadiperhatian pemerintah. Hal ini dituangkan dalambeberapa peraturan dan perundang-undangan,diantaranya Undang-undang RI Nomor 14 Tahun2008 tentang Guru dan Dosen, PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan, dan PeraturanMenteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun2007 tentang Standar Kualifikasi danKompetensi Guru. Secara umum, an 2 dari 4 kompetensi utama yangharus dimiliki oleh guru untuk dapatmenjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.Menurut penjelasan Peraturan PemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan dijelaskan bahwa kompetensipedagogik adalah kemampuan mengelolapembelajaran peserta didik yang meliputi

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 19, No. 1, April 2017pemahaman terhadap peserta didik, perancangandan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasilbelajar, dan pengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensi yangdimilikinya. Kompetensi profesional adalahkemampuan penguasaan materi pembelajaransecara luas dan mendalam sehingga mampumembimbing peserta didik memenuhi standarkompetensi yang ditetapkan dalam StandarNasional Pendidikan.Lebih rinci Hoogveld dalam Sadullohmenyebutkan bahwa pedagogik adalah ilmuyang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia“mampu secara mandiri menyelesaikan tugashidupnya”. Disini dapat dikatakan bahwa tujuan“pedagogi”, bagaimana agar anak bisa ”denganistilah“pedagogi”.Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, yanglebih menitik beratkan kepada pemikiran,perenungan tentang pendidikan atau suatupemikiran bagaimana membimbing anak, danmendidik anak, sedangkan istilah pedagogiberarti pendidikan, yang lebih menekankankepada praktek, menyangkut kegiatan mendidik,kegiatan membimbing anak (Sadulloh, 2011).Kemudian lebih luas disebutkan bahwapedagogik adalah ilmu yang berdasarkankonsep-konsep pemikiran mengenai prosespendidikan dan sekaligus merupakan petunjukbagi tindakan proses mendidik itu sendiri (Tilaar,2002). Individu menampilkan kreasinya sebagaifakta–fakta yang obyektif dari alam, bukandalambentuksuatukonstrukyangdiimajinasikan. Jadi kesatuan dan keragamanmasyarakat adalah hasil kreatif dari seseorang didalam suatu situasi yang historis dan secara a. Dapat dikatakan bahwapedagogik bukan hanya menyimak mengenaihakikat manusia dan hakikat alam, akan tetapijuga menyimak proses hubungan tersebut dalamkehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa cakupanpedagogik itu berkaitan dengan pendidikan anaksampai dengan dewasa.Dapat disimpulkan bahwa kompetensipedagogik adalah kemampuan seorang gurudalam menguasai atau memahami karak-teristikpeserta didik, menerapkan teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,merancang kurikulum mata pelajaran yangdiampu, menyeleng-garakan pembelajaran yangmendidik, mengembangkan potensi peserta didikuntuk mengaktualisasikan berbagai potensi yangdimilikinya, ber-komunikasi secara efektif,empatik dan santun dengan peserta didik,melaksanakan penilaian dan evaluasi proses danhasil pembelajaran.Kompetensi pedagogik merupa-kan salahsatu kompetensi yang harus dimiliki olehseorang guru dan berperan penting terhadapkinerja penilaian guru. Kinerja penilaian guru disekolah membutuhkan kompetensi pedagogikagar apa yang dilakukan, dilaksanakan dandihasilkan guru di sekolah, dapat dipertanggungjawabkan kebenaran dan obyektifitas-nya. Jadicukup jelas bahwa kompetensi pedagogikberpengaruh langsung positif terhadap kinerjapenilaian guru di sekolah.Kurikulum dan kompetensi guru secarabersama–sama berpengaruh terhadap prestasibelajar siswa (Rofiq, 2011). Hasil pengujianlebih lanjut secara parsial menunjukkan bahwahanya kompetensi guru yang berperan sangatsignifikan terhadap prestasi belajar siswa,sedangkan kurikulum tidak berpengaruh. Hal inimenunjukkan bahwa kompetensi guru berperansangat penting dalam meningkatkan prestasibelajar siswa.Kompetensi profesional juga merupakansalah satu kompetensi yang wajib dimiliki olehseorang guru. Menurut Gulo dalam Sanjayaistilahkompetensidipahamisebagaikemampuan. Kemampuan itu, didasarkan padakemampuan yang tampak dan kemampuan yangtidak tampak (Sanjaya, 2009). Kemampuan yangtampak disebut performance (penampilan).Performance itu ditunjukkan dalam bentuktingkah laku yang dapat didemonstrasikan,sehingga dapat diamati, dapat dilihat dan dapatdirasakan. Sedangkan kemampuan yang tidaktampak disebut juga kompetensi rasional, yangdikenal seperti dalam taksanomi Bloom sebagaikemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.Kedua kemampuan itu saling berhubungan,kemampuan performance akan berkembang jikakemampuan rasional meningkat (Silverius,1991). Seseorang yang memiliki ilmupengetahuanluas,akanmenampilkanperformance yang lebih baik uan.Sementara itu Istilah profesi berasal darikata “profesion” yang berarti mampu atau ahlidalam suatu bentuk pekerjaan (Ramayulis,2013). Kata profesi itu ternyata mengandungberbagai makna dan pengertian. Pertama, profesi49

Nursiah Sappaile, Pengaruh Kompetensi Pedagogik itu menunjukkan dan mengungkapkan suatukepercayaan (to profess means to trust), bahkansuatu keyakinan (to belief in) atas sesuatukebenaran (ajaran agama) atau kredibilitasseseorang. Kedua, profesi itu dapat pulamenunjukkan dan mengungkapkan suatupekerjaan atau urusan tertentu (Saud, 2010).Menurut Doyle dalam Sutarmanto bahwa profesisesungguhnya menunjukkan pada pekerjaanuntuk mencapai suatu reputasi tingkat tinggiberkenaan dengan pengetahuan, keterampilan,komitmen dan sifat-sifat yang dapat dipercaya(Sutarmanto, 2009).Disimpulkanbahwakompetensiprofesional adalah kemampuan seorang gurudalam penguasaan materi pembelajaran secaraluas dan mendalam yang minimal meliputikonsep-konsep yang tercantum dalam kurikulumsekolah.Kinerja penilaian guru akan meningkatapabila guru tersebut menjalankan tugas dankewajibannya dengan profesional. Guru yangberwawasan luas terhadap bidang ilmunya, akanmampu menilai dirinya dan menilai kemampuansiswanya dalam memahami materi sebagaibentuk capaian hasil belajar.Hubungan yang positif antara minatterhadap profesi guru, keinovatifan guru, danpengalaman diklat dengan gugus kompetensiprofesional guru. Sehingga dapat disimpulkanbahwa peran minat terhadap profesi guru dapatmeningkatan profesionalisme guru itu sendiri(Abbas, 2006). Penelitian lain an dan latihan, pengalaman mengajar,perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,penilaian dariatasan dan pengawas, prestasiakademik, karya pengembangan profesi,keikutsertaan dalam forum ilmiah danpengalaman menjadi pengurus suatu organisasipendidikan dan sosial signifikan berpengaruhterhadap mutu guru. Sehingga dapat meguruberperandalammeningkatkan kualitas dan mutu guru (Salim,2009).Selain kompetensi pedagogik dankompetensi profesional, sikap terhadap profesiguru juga merupakan hal penting dalam rangkaguru menjalankan fungsinya dengan baik. Guruyangprofesionaldiharapkanmampuberpartisipasi dalam pembangunan nasionaldalam mewujud-kan insan Indonesia yangbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul50dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memilikijiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, danberkepribadian. Untuk itu tidak berlebihan kalaumasa depan bangsa, dan negara, sebagian besarditentukan oleh guru. Disisi lain hanya gurugurulah yang paling memahami apakah kualitaspendidikan meningkat atau menurun. Gurudengan mudah dapat menjawab berbagaipersoalan sehari-hari di sekolah seperti mengapaprestasi belajar siswa menurun, mengapasebagian murid bolos atau putus sekolah, metodemengajar apakah yang efektif, apakah kurikulumdapat dilaksanakan dan sebagainya. SelanjutnyaUsman membagi tiga tugas utama seorang guruyaitu sebagai profesi, kemanusiaan, dankemasyarakatan. Tugas sebagai profesi yaitumendidik, mengajar dan melatih. Dengan,mendidik berarti ia telah mengembangkan danmeneruskannilai-nilaihidupdalambermasyarakat, mengajar berarti meneruskan danmengembangkanilmupengetahuandanteknologi, sedangkan melatih berarti ia telahmengembangkan keterampilan kepada siswanya(Usman, 2010).Spencermendefinisikansikap(attitude) sebagai status mental seseorang. Sikapdalam bidang eksperimen mengenai responsuntuk menggambarkan kesiapan subyek dalammenghadapi stimulus yang datang tiba-tiba(Spencer, 1862). Sementara itu Deaux danWrightsman juga menyatakan bahwa sikapterdiri dari tiga komponen utama, yaitu: (a)kognisi, yang terdiri dari keyakinan dan gagasanseseorang tentang suatu objek dan diperolehkarena adanya keinginan untuk tetap konsistendengan gagasan, keyakinan, atau tingkahlakunya (Deaux dan Wrightsman, 1984); (b)afeksi, yaitu perasaan atau emosi seseorangtentangsuatu objek, yang dapat bersifatpositifatau negatif. Perasaan positif dapat dinyatakandalam bentuk rasa hormat, menyenangi, atausimpati; perasaan negatif dinyatakan dalambentuk rasa takut, menolak, atau tidakmenyenangi (Soekamto, 1991); (c) konasi atautingkah laku, walaupun pada dasarnyakomponen ini mempunyai konsistensi dengankedua komponen lainnya tetapi hasil–hasilpenelitian menunjukkan bahwa seringkalimanifestasi komponen ini sangat berlainan, dantergantung kepada situasi di cenderungan berbuat terhadap objek tertentu,misalnya sikap siswa terhadap mata pelajarandan sikap guru terhadap profesinya (Sudjana,

Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 19, No. 1, April 20172011). Beberapa sub variabel atau dimensi dalammengukur sikap profesi guru antara lain sikapterhadap peraturan perundang–undangan, sikapterhadap organisasi profesi, sikap terhadapteman sejawat, sikap terhadap anak didik, sikapterhadap tempat/lingkungan kerja, sikap terhadappemimpin, dan sikap terhadap pekerjaan(Shoimin, 2013).Dengan demikian dapat disintesis-kanbahwa sikap terhadap profesi guru adalahketeraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan(konasi) seorang guru terhadap profesinya yangmeliputi tugas, status, lingkungan kerja danimbalan, dimana dimensinya berupa sikapterhadap diri sendiri, sikap terhadap bidangilmunya, sikap terhadap profesi pendidikan, dansikap terhadap anak didiknya.Sikap profesi guru dapat menjadi cerminkepribadian guru tersebut. Guru yang selalubersikap positif merupakan guru yangprofesional dan kinerjanya dalam melakukanpenilaian di sekolah akan semakin obyektif,terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan, baiksebagai bagian dari norma, etika dan sikapprofesi guru tersebut. Hasil penilaian yang telahdilakukan oleh guru dapat dijadikan acuansebagai nilai yang berkorelasi tinggi terhadapkesuksesan siswa dalam melanjutkan pendidikankejenjang yang lebih tinggi. Tentunya penilaianini dapat diukur validitas dan reliabilitasnyakarena sikap terhadap profesi seorang guru,sebagai bagian dari membangun mutu dankualitas sekolah, bangsa dan negara.Kompetensi profesionalisme guru 6,1%ditentukanolehkepemimpinan kepala sekolah, sedangkan sikapguru dan kepemimpinan sekolah terhadappekerjaan secara bersama-sama nalisme guru (Sugeng, 2004). Terdapatpula determinasi yang signifikan antara sikapguru terhadap profesinya dengan kinerja gurusekolah dasar dengan koefisien korelasi sebesar0,401, berarti makin positif sikap guru terhadapprofesinya, maka makin baik kinerja gurusekolah dasar tersebut (Sugiarta, Dantes, &Natajaya, 2013).Kondisi saat ini menunjukkan bahwa tidaksemua guru memiliki kompetensi yang memadaiuntuk melakukan penilaian, baik penilaianproses maupun penilaian hasil belajar. Hal initerkait dengan latar belakang pendidikan guru,sistem perekrutan, motivasi guru untukberkembang dan meningkatkan kompetensi,serta termasuk kesejahteraan guru yang belummemadai dan tidak disesuaikan dengan prestasi.Berkaitan dengan pentingnya prosespenilaian yang dilakukan oleh guru di sekolahdengan berbagai kompetensi yang diperlukan,maka penelitian ini ingin mengkaji tentangpengaruh kompetensi pedagogik, kompetensiprofesional, dan sikap profesional guru terhadapkinerja penilaian guru di Sekolah Dasar.METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif dengan metode survey-kausalasosiatif, yang mengkaji pengaruh kompetensipedagogik, kompetensi profesional, sikap profesiguru terhadap kinerja penilaian guru.Untuk mengukur kompetensi pedagogikdan kompetensi profesional guru menggunakanhasil pengukuran Uji Kompetensi Guru (UKG)dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayan,untukmengukursikapprofesigurumenggunakan instrumen sikap berupa skalasikap, dan kinerja penilaian guru menggunakaninstrumen penilaian ya

dapat menjangkau layanan pendidikan dan setara dalam jenjang pendidikannya. . pengaruh pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu kinerja guru dalam . bahwa kompetensi pedagogik dan profesionalisme guru berperan dalam meningkatkan kualitas dan mutu guru (Salim, 2009).

Related Documents:

Pengaruh kompetensi pedagogik guru dan penggunaan ICT (Information And Communication Technology) terhadap motivasi belajar PAI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data melalui angket dan . 7 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifik

akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan . Berikut ini adalah rekapitulasi kriteria analisis data angket kompetensi pedagogik guru dalam . setiap butir soal yang dijawab benar dan 0 (nol) untuk setiap butir soal yang dijawab salah. .

memisahkan kompetensi dasar yang sudah dikuasai dari kompetensi yang belum dikuasai mahasiswa 5. Memberi nomor setiap kompetensi dasar, dimulai dari kompetensi yang paling awal yang harus dikuasai mahasiswa (dimulai dengan nomor 1) 6. Memberi tanda panah pada kompetensi dasar dimulai dari kompetensi yang paling awal disampaikan ke kompetensi .

kelompok di dalam setingnya, mengekspor tema-tema atau isu-isu yang . serta bimbingan dan konseling (BK). Berbagai cara telah dilakukan oleh guru di . teori pembelajaran, rencana dan desain kurikulum, manajemen dan pengaturan waktu, penilaian kualitas dan kemampuan tim. Pada dasarnya persepsi peserta didik terhadap kompetensi pedagogik

KISI-KISI SOAL UKG TAHUN 2015 PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN JENJANG SD STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI KOMPETENSI GURU Indikator Esensial/ INTI GURU MATA PELAJARAN/ Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) . 8.6.2 Melakukan analisis hasil penilaian pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar.

Kompetensi Dasar dikembangkan dari Kompetensi Inti, sedangkan pengembangan Kompetensi Inti mengacu pada Struktur Kurikulum. Kompetensi Inti merupakan kompetensi yang mengikat berbagai Kompetensi Dasar ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. .

NASKAH SOAL PEDAGOGIK. 1. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010 - 2014, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang dilakukan melalui

TCIA (ASC A300) (Tree Care Industry Association) Revision BSR A300 Part 2-201x, Tree, Shrub, and Other Woody Plant Management - Standard Practices (Soil Management a. Assessment, b. Modification, c. Fertilization, and d. Drainage) (revision of ANSI A300 Part 2-2011) A300 (Part 2) Soil Management standards are performance standards for