II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fitokimia

3y ago
14 Views
3 Downloads
475.66 KB
25 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Macey Ridenour
Transcription

II. TINJAUAN PUSTAKAA.FitokimiaMenurut Robinson (1991) alasan melakukan uji fitokimia adalah untuk menetukanciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukkan olehekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan sistem biologis. Pemanfaatan prosedur uji fitokimiatelah mempunyai peranan yang mapan dalam semua cabang ilmu tumbuhan. Meskipun caraini penting dalam semua telaah kimia dan biokimia juga telah dimanfaatkan dalam kajianbiologis.Analisis fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajarimetode atau cara analisis kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan secarakeseluruhan atau bagian-bagiannya, termasuk cara isolasi atau pemisahannya (Moelyono,1996). Pada tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang menjadi satudisiplin ilmu tersendiri, berada diantara kimia organik bahan alam dan biokimia tumbuhan,serta berkaitan dengan keduanya. Bidang perhatiannya adalah aneka ragam senyawa organikyang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya,biosintesisnya, perubahan serta metabolismenya, penyebaran secara ilmiah dan fungsibiologisnya (Harborne, 1984).Keanekaragaman dan jumlah struktur molekul yang dihasilkan oleh tumbuhan banyaksekali, demikian juga laju pengetahuan tentang hal tersebut. Masalah utama dalam penelitianfitokimia adalah menyusun data yang ada mengenai setiap golongan senyawa khusus.Kandungan kimia tumbuhan dapat digolongkan menurut beberapa cara. Pengolahandidasarkan pada asal biosintesis, sifat kelarutan dan adanya gugus fungsi tertentu.B.Cara Pengolahan Daun PepayaDaun pepaya adalah daun tunggal, berukuran besar, berbentuk menjari (palmatifidus),bergerigi dan mempunyai bagian-bagian tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina).

Daun papaya dibagian ujung biasanya meruncing, tangkai daun panjang dan berongga.Permukaan daun pepaya licin dan sedikit mengkilat, susunan tulang daun-daun pepaya adalahmenjari, daun yang muda terbentuk di bagian tengah tumbuhan.Kandungan biochemical daun pepaya disajikan pada Tabel 1. dan kandungan daunpepaya dalam setiap 100 g disajikan pada Tabel 2.Tabel 1. Kandungan Biochemical Daun PepayaBahan arpaineSumber : Anonim (2009)Kandungan (ppm)1.300-4.0000-2.0005.000-6.0001.000100Tabel 2. Kandungan daun pepaya dalam setiap 100 amin AVitamin B1Vitamin CSumber : Thomas (1989)Kandungan75,4 g79 kal8,0 g2,0 g11,9 g353 mg18250 SI0,15 mg140 mgSelain zat di atas, berdasarkan hasil analisis fitokimia daun pepaya terdapat beberapasenyawa aktif yang diduga berperan dalam penyembuhan berbagai macam penyakit. Manfaattanaman pepaya dan senyawa aktif yang diduga berperan disajikan pada Tabel 3.Tabel 3. Manfaat tanaman pepaya dan senyawa aktif yang berperanNo.ManfaatSenyawa aktif yang diduga berperanalfatokoferol, likopene, flavonoid,1. antikankerbenzylisothiosianat alkaloid (daun)2. antidiabetesalkaloid, saponin, dan tanin3. antiinflamasialkaloid, tanin, glikosida jantung, saponinpapain, flavanoid, alkaloid, saponin,glikosida4. antibakterifenol

flavonol, vitamin C dan E, antraquinon,alkaloid seperti karpain (daun)alkaloid termasuk karpain, pseudocarpain,6. antidenguedehidrocarpain I dan II (daun)7. penyembuh lukavitamin C, papain, chymopapain (daun)Sumber : Rahayu dan Tjitraresmi (2016)5.antimalariaMenurut Tjitrosoepomo (2004), sistematika tumbuhan pepaya (Carica papaya L.)berdasarkan taksonominya adalah sebagai berikut:Kingdom: PlantaeDivisi: SpermatophytaOrdo: cistalesFamily: caricaceaeGenus: caricaSpesies: carica papaya L.Menurut Erin (2012) rasa pahit pada daun pepaya dapat dikurangi dengan berbagaimacam cara, diantaranya perebusan dengan penambahan:1. Tanah LiatPerebusan daun papaya dengan penambahan tanah liat umum dilakukan sejak jamandahulu. Caranya dengan mencampur air dengan tanah liat kemudian digunakan untukmerebus daun papaya selama 10 menit. Daun pepaya setelah empuk, dicuci kembalidengan air mengalir hingga bersih dari sisa tanah liat.2. Daun Jambu BijiMenyiapkan beberapa lembar daun jambu biji, direbus bersama daun pepaya hinggamendidih selama 10 menit kemudian ditiriskan dan dipisahkan kedua daun tersebut. Caraini dapat mengurangi rasa pahit pada daun pepaya.3. Daun Jambu Mete

Mencampur dan merebus daun pepaya dengan daun jambu mete secara bersamaan.Proses perebusan hingga mendidih selama 10 menit, lalu tiriskan dan pisahkan kedua dauntersebut.4. Daun SingkongMencampur daun pepaya dan daun singkong kemudian direbus bersama air sampaimendidih selama 10 menit. Ditiriskan dan dipisahkan antara daun pepaya dan daunsingkong. Daun singkong dan daun pepaya dapat dikonsumsinya secara bersamaan yaitudengan tanpa dipisahkan atau membiarkan daun singkong menyatu dengan daun pepaya.Gabungan hasil olahan daun pepaya memiliki tekstur serat lebih kasar dan tekstur seratdaun singkong lebih lembut.5. Garam KasarMengambil garam kasar dan dicampur dengan daun papaya, kemudian diremas-remashingga getahnya keluar. Daun pepaya dicuci hingga bersih sebelum akan diolah. Daunpepaya direbus hingga mendidih selama 10 menit dan ditiriskan, sehingga akan diperolehdaun pepaya rebus yang berkurang rasa pahitnya.6. Meremas dan Mencuci UlangMeremas-remas daun pepaya hingga getahnya keluar kemudian menyiram dengan airkran (air mengalir kecil) sambil terus diremas hingga air remasannya tidak berwarna hijaulagi. Proses perebusan dilakukan hingga mendidih selama 10 menit kemudian ditiriskan.C.1.Antioksidan Daun PepayaAlkaloidAlkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakanheterosiklik dan terdapat pada tumbuh-tumbuhan tetapi tidak mengecualikan senyawa yangberasal dari hewan. Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino danantibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Pada prinsip yang sama, senyawa

netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini. Tipedan struktur inti alkaloid disajikan pada Tabel 4.Tabel 4. Tipe dan struktur inti alkaloidTipe alkaloidStruktur etilisokuinolinAlkaloid sejatiIndol sederhanaβ-karbolinIndol nPiridin, pirolidinFeniletilaminProtoalkaloid eroidPurinSumber : Hanani (2014)AlkaloidHigrin, kuskohigrinAtropin, hiosiamin, kokainMeteolidin, retronesinLobelin, pilletierin, piperinLupanin, spartein, sitisinSwansonin, kastanosperminAnhalamin, tiramin, dopaminKodein, morfin, tebain, papaverinGalantine, maritidin, gantaminSerotonin, triptamin, psilosinHarmin, elaeagninAjmalin, katarantin, sekologaninKuinin, kuinidin, kinkonidinKorinantin, korinanteinPilokarpin, pilosin, histaminAkuntin, BukharinAkronisinAnabasin, nikotin, evolinHordenin, meskalin, efedrinYohimbin, reserpinSenesioninKonini, koniseinAkonitin, gentianinSolanidin, solasodin, tomatidinKafein, teobromin, teofilinAlkaloid dibagi menjadi 3 tipe yaitu alkaloid sejati, protoalkaloid dan pseudoalkaloid.Alkaloid sejati dibentuk dari asam amino yang mempunyai unsur N dalam sistemheterosiklik, memiliki aktivitas biologis, rasa pahit dan berbentuk padatan warna putih.Protoalkaloid memiliki unsur N bukan dalam sistem heterosiklik, strukturnya sederhana danbiasanya merupakan alkaloid minor. Pseudoalkaloid memiliki unsure N dalam kerangkakarbon yang tidak atau bukan berasal dari asam amino, tetapi pada kenyataannya berkaitan

dengan pembentuk asam amino atau sebagai hasil reaksi aminasi dan tansaminasi. Strukturkimia protoalkaloid dan pseudoalkaloid disajikan pada Gambar 1 dan 2.Gambar 1. Struktur kimia protoalkaloid (Hanani, 2014)Gambar 2. Struktur kimia pseudoalkaloid (Hanani, 2014)Berikut adalah struktur inti senyawa alkaloid yang disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur inti senyawa alkaloid (Hanani, 2014)Alkaloid mempunyai struktur yang berbeda dan banyak menunjukkan jangkauanaktivitas farmakalogis termasuk aktivitas antimikrobial (Hadi, 2001). Alkaloid serumpun(molekul organik basa yang mengandung nitrogen) yang mempunyai struktur yang miripdengan struktur efedrin dan sekarang penting sebagai obat, terdapat dalam sejumlahtumbuhan. Efedrin adalah unsur penting dalam tanaman jenis ephedra yang dipakai di Chinaselama lebih dari 5000 tahun.Struktur kimia asam amino pembentuk alkaloid disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Struktur kimia asam amino pembentuk alkaloid (Hanani, 2014)Banyak senyawa dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa dan dapatdiekstrak dengan asam encer. Senyawa ini disebut alkaloid yang artinya “mirip alkali”(Fessenden, 1989). Ada sekitar 5500 alkaloid yang telah diketahui, alkaloid tersebutmerupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar. Alkaloid seringkali beracun bagimanusia dan banyak yang mempunyai aktivitas fisiologi yang menonjol, jadi digunakansecara luas dalam bidang pengobatan (Harborne, 1996).Alkaloid Merupakan golongan senyawa organik yang paling banyak ditemukan dalamtumbuhan. Alkaloid merupakan senyawa yang menyerupai basa, terbukti dari asal namanyaalkali (basa) dan oid (menyerupai). Dalam struktur dasarnya alkaloid banyak mengandunggugus atom N.Alkaloid memiliki aktivitas terapeutik yang menonjol. Isolasi murni alkaloid danderivatnya digunakan untuk sebagai bahan medis dasar karena efek analgesik, antispasmodic

dan antibakteri (Stray, 1998). Senyawa yang bersifat sitotoksik seperti alkaloid dapatmempunyai efek imunosupresif pada dosis tinggi. Imunosupresif dapat menghambatproliferasi sel imun, sitotoksiksitas dan menghambat produksi limfosit sel T (Hargono, 1996).Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari bakteria, fungi (jamur),tumbuhan dan hewan. Ekstraksi secara kasar biasanya dengan mudah dilakukan melaluiteknik ekstraksi asam-basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan olehalkaloid. Salah satu contoh tanaman alkoloid adalah pepaya yang merupakan penghasilpapaine. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat basa) pertama kalidipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang apoteker dari Halle (Jerman)untuk menyebut berbagai senyawa yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa(pada waktu itu sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina serta solanina). Alkaloid dikenalsekitar 10.000 senyawa dengan struktur sangat beragam dan sampai saat ini tidak ada batasanyang jelas.2.FlavonoidFlavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar didunia tumbuhan. Sebanyak 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah diidentifikasi,namun ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol dan flavon.Antosianin (dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah pigmen berwarnayang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu dan biru. Pigmen ini juga terdapat diberbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu, batang, daun dan bahkan akar.Flavonoid sering terdapat di sel epidermis. Sebagian besar flavonoid terhimpun di vakuola seltumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola (Lukman dan Sumaryono, 1995).Struktur kimia senyawa flavonoid disajikan pada Gambar 5. dan biosintesis hubungan antarajenis monomer flavonoid dari alur asetat-malonat dan alur sikimat disajikan pada Gambar 6.

Gambar 5. Struktur kimia senyawa flavonoid (Hanani, 2014)

Gambar 6. Biosintesis hubungan antara jenis monomer flavonoid dari alur asetat-malonat danalur sikimat (Markham, 1988)Flavonoid adalah senyawa metabolit yang memiliki struktur inti C6-C3-C6 yaitu duacincin aromatic yang dihubungkan dengan 3 atom C, biasanya dengan ikatan atom O yang

berupa ikatan oksigen heterosiklik. Flavonoid termasuk senyawa polifenol karenamengandung dua atau lebih gugus hidroksil, bersifat agak asam sehingga dapat larut dalambasa. Struktur kimia senyawa flavonoid O-glikosida dan C-gliko disajikan pada Gambar 7.Gambar 7. Struktur kimia senyawa flavonoid O-glikosida dan C-glikosida (Hanani, 2014)Flavonoid O-glikosida merupakan flavonoid yang gugus hidroksilnya berikatandengan satu atau lebih gula dengan ikatan hemiasetat, lebih mudah terurai dengan adanyaasam. Flavonoid C-glikosida merupakan flavonoid yang memiliki gula yang terikat langsungpada atom karbon pada inti benzena, berupa ikatan karbon-karbon dengan sifat tahanterhadap asam.Hasil metabolisme sekunder yang termasuk dalam senyawa fenolat terdiri dari beragamsenyawa dengan struktur molekul yang heterogen. Dalam dunia pengobatan dan farmasikelompok flavonoid dan tanin adalah yang paling dikenal. Flavonoid yang berhasildiidentifikasi sudah ada berkisar antara 2.000 macam. Flavonoid bertanggung jawabmelindungi tanaman dari pengaruh buruk sinar ultra violet dan berperan sebagai pemberiwarna pada tanaman.Flavonoid merupakan senyawa yang larut dalam air. Bahan aktif tersebut dapatdiektraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocokdengan eter minyak bumi. Flavonoid merupakan senyawa fenol, oleh sebab itu warnanyaakan berubah bila ditambah basa atau amoniak, jadi flavonoid mudah dideteksi pada

kromatogram atau dalam larutan (Harborne, 1996). Struktur kimia beberapa senyawabiflavonoid disajikan pada Gambar 8.Gambar 8. Struktur kimia beberapa senyawa biflavonoid (Hanani, 2014)Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat pada seluruhdunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae. Pada tumbuhan tingkat tinggi,flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetatif maupun dalam bunga (Robinson, 1995).Flavonoid sebagian besar terdapat pada tumbuhan terikat pada molekul gula sebagaiglikosida dan dalam bentuk campuran, sangat jarang dijumpai dalam senyawa tunggal.Flavonoid yang berbeda kelas masih sering ditemukan, misalnya antosianin dalam mahkotabunga yang berwarna merah, hampir selalu disertai oleh flavon atau flavonol yang takberwarna. Senyawa bioaktif pada tumbuhan diperkirakan telah berhasil diisolasi sekitar 3.000senyawa flavonoid.Flavonoid dalam tumbuhan mempunyai empat fungsi:1. Sebagai pigmen warna

2. Fungsi fisiologi dan patologi3. Aktivitas Farmakologi4. Flavonoid dalam makananAktifitas Farmakologi dianggap berasal dari rutin (glikosida flavonol) yang digunakanuntuk menguatkan susunan kapiler, menurunkan permeabilitas dan fragilitas pembuluh darah.Flavonoid dapat digunakan sebagai obat karena mempunyai bermacam macam bioaktifitasseperti antiinflamasi, antikanker, antifertilitas, antiviral, antidiabetes, antidepresant, diuretic.Flavonoid mempunyai bermacam-macam efek yaitu efek antitumor, immunostimulant,antioksidan, analgesik, antiradang, antivirus, antibakteri dan antifungi. Penelitianmembuktikan bahwa senyawa flavonoid dapat meningkatkan aktivitas IL-2 dan proliferasilimfosit. Proliferasi limfosit akan mempengaruhi sel CD4 , kemudian menyebabkan sel Th1teraktivasi (Baratawidjaja, 2002). Sel Th1 yang teraktivasi akan mempengaruhi SMAF(Spesific Makrofag Activating Factor), yaitu molekul molekul multipel termasuk IFN γ yangdapat mengaktifkan makrofag, sehingga makrofag mengalami peningkatan angka metabolik,motilitas dan aktivitas fagositosis secara cepat dan lebih efisien dalam membunuh bakteri,atau mikroorganisme patogen lainnya (Paul, 2003).Jenis flavonoid yaitu flavonol, flavone dan glikosida sering terdapat di daun atau dibagian luar dari tanaman, kecuali pada bawang. Aktivitas biologi flavonoid telah banyakdiketahui. Hasil studi yang telah banyak dilakukan menunjukkan bahwa flavonoid memilikibanyak manfaat untuk kesehatan manusia karena kapasitas antioksidan dari flavanoid dankemampuannya dalam:a. memodulasi enzim yang berbedab. interaksi dengan reseptor spesifikc. efek vasodilatasid. berikatan dengan ion logam seperti Cu dan Fe (Pietta dan Paolo, 1999)

Sifat anti inflamasi dari flavonoid telah terbukti secara in vivo maupun in vitro,sedangkan mekanisme flavonoid dalam menghambat terjadinya inflamasi melalui dua carayaitu:a. Menghambat pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari selneutrofil dan sel endotelial.b. Menghambat fase proliferasi dan fase eksudasi dari proses inflamasi. Konsentrasitinggi dari beberapa senyawa flavonoid dapat menghambat pelepasan asamarakidonat dan enzim lisosom dari membran dengan jalan memblok jalursiklooksigenase, jalur lipoksigenase dan fosfolipse A2, sementara pada konsentrasirendah hanya memblok jaringan lipoksigenase. Terhambatnya pelepasan asamarakidonat bagi jalur siklooksidase dan lipooksidase pada akhirnya akan menekanjumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksida, asam hidrosiekosatetrainoat,leukotrin disisi lainnya (Sabir, 2003).3.TaninTanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenolyang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan danmenggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino danalkaloid.Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti“pohon ek” atau “pohon berangan”) pada awalnya didasarkan pada penggunaan bahan taninnabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulitmasak yang awet dan lentur. Pengertian tanin saat ini telah meluas mencakup aneka senyawapolifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lainyang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan

protein dan makromolekul yang lain. Struktur kimia beberapa tanin terhidrolisis disajikanpada Gambar 9.Gambar 9. Struktur kimia beberapa tanin terhidrolisis (Hanani, 2014)Tanin dapat terhidrolisis oleh asam atau enzim menjadi beberapa molekul asamfenolat seperti asam galat dan asam heksahidroksidifenat. Ada 2 tipe tanin terhidrolisis yangdikenal, yaitu galitanin dan elagitanin, masing-masing memiliki unit asam galat dan asamheksahidroksidifenat. Struktur kimia tanin bentuk monomerik, dimerik dan trimerik disajikanpada Gambar 10.Gambar 10. Struktur kimia tanin bentuk monomerik, dimerik dan trimerik (Hanani, 2014)

Tanin terkondensasi tersebar luas dalam dunia tumbuhan dan merupakan kondensasi(polimer) dari katekin atau galokatekin membentuk suatu oligomer yang lebih tinggi sepertidimer. Flavolan merupakan tanin terkondensasi bentuk trimetik dari katekin, dengan ikatankarbon-karbon yang menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya melaluiikatan 4-8 atau 6-8. Kelompok tanin terkondensasi menyebar pada seluruh bagian tumbuhanakar, rimpang, kulit kayu, daun dan bunga. Pembentukan asam galat dari asam sikimatdisajikan pada Gambar 11. dan Pembentukan asam elagat, katekin, epikatekin danpentagaloilglukosa dari asam galat disajikan pada Gambar 12.Gambar 11. Pembentukan asam galat dari asam sikimat (Hanani, 2014)

Gambar 12. Pembentukan asam elagat, katekin, epikatekin dan pentagaloilglukosa dari asamgalat (Hanani, 2014)Biosintesis tanin diawali dengan terbentuknya asam galat. Pembentukan asam galatdimulai dari asam sikimat melalui 3-dehidroksisikimat yang diikuti dengan proses dehidrasidan enolisasi. Pada proses ini terbentuk asam protokatekuat. Asam galat merupakan suatusenyawa yang sering menjadi pembentuk berbagai jenis tanin lain seperti katekin, asamelagat, prosianidin, epikatekin dan pentagaloilglukosa yaitu suatu galotanin yang sudahratusan tahun digunakan untuk penyamakan kulit hewan.Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan, berbagai senyawa iniberperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama,serta dalam pengaturan pertumbuhan. Tanin yang terkandung dalam buah mudamenimbulkan rasa sepat, perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersamaberjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah (McGee Harold, 2004).

Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalamair hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa danrawa gambut berwarna coklat kehita

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fitokimia Menurut Robinson (199 1) alasan melakukan uji fitokimia adalah untuk menetukan ciri senyawa aktif penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukkan oleh ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan sistem biologis. Pemanfaatan prosedur uji fitokimia

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Artificial intelligence (AI) – a broad concept used in policy discussions to refer to many different types of technology – greatly influences and impacts the way people seek, receive, impart and access information and how they exercise their right to freedom of expression in the digital ecosystem. If implemented responsibly, AI can benefit societies, but there is a genuine risk that its .