1.3. Kondisi Tata Air - Dedikalsim

3y ago
36 Views
3 Downloads
579.39 KB
25 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ryan Jay
Transcription

Kondisi Tata Air1.3.1Kondisi Tata AirSurvei untuk pembuatan saluran dilakukan oleh Medco pada bulan Maret 2008.Pembukaan lahan dilakukan pada bulan April 2008. Pelaksanaan pembuatan salurankeliling petakan lingkaran dan perbaikan drainase jalan dilakukan pada bulan Mei - Juni2008. Pembuatan long storage, pemasangan dan uji coba sprinkler dilakukan pada bulanJuli 2008. Survei IPB dilakukan pada bulan Agustus 2008. Kondisi pada bulan April, Meidan Juni 2008 dapat dilihat pada Foto 1.3.1 – 1.3.3).Dimensi saluran drainase keliling petakan lingkaran: lebar bawah 1 m, lebar atas 3m, dalam 1.25 m, talud 1 : 0.8 (vertikal:horizontal) (Gambar 1.3.1). Jalan usahatani lebar4 m, elevasi 0.5 m di atas lahan (Gambar 1.3.2). Dimensi saluran drainase jalan utamalebar bawah 1 m, lebar atas 3.2 m, dalam 1 m, talud 1 : 1.10. Saluran drainase dibuat dikedua sisi jalan utama. Jalan utama lebar 6 m, elevasi 0.6 m di atas lahan (Gambar 1.3.3).Di lokasi ini telah dibuat beberapa pintu air manual yang dibangun oleh ProyekPengembangan Rawa Dinas Pekerjaan Umum (Foto 1.3.1). Nampaknya pintu-pintutersebut tidak dioperasikan lagi, selalu tertutup untuk menahan air pasang dan air hujan.Foto 1.3.1 . Pintu Air tampak belakang (kiri) dan depan (kanan) di PA-1Foto 1.3.2. Pembuatan salurandrainaseFoto 1.3.3. Lahan tergenang padabulan April 08Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air2Jalan Usaha TaniSaluran Drainase Keliling0.5Ó1.25Lahan1.01.01.01.01.04.01.0Gambar 1.3.1. Saluran drainase keliling petak lingkaranFarm RoadSaluran DrainaseLahan1.50ÓÓ0. 501.001.000.754.001.000.750. 50Gambar 1.3.2. Saluran drainase dan jalan usahatani (farm road)Jalan Utama0.60Saluran ambar 1.3.3. Saluran drainase dan jalan utama (main road)Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/20091.003.20

Kondisi Tata AirFoto 1.3.4. Jalan usahatani dandrainase3Foto 1.3.5. Drainase keliling petaklingkaran1.3.1. Kondisi Musim HujanMusim hujan terjadi pada bulan Januari-April. Pada bulan Maret 2008 terjadi hujansebesar 400 mm/bulan yang menyebabkan genangan sekitar 10 – 30 cm di lahanusahatani di daerah ini selama 1 - 2 bulan. Genangan air tidak melimpas ke jalan utama.Genangan air berangsur surut setelah dibuat saluran keliling petakan lingkaran dan salurandrainase jalan. Data hujan bulanan tahun 2006 – 2008 tercantum pada Gambar 1.3.4.Kemungkinan pengendalian banjir pada musim hujan di areal ini dikaji denganmengukur profil memanjang saluran drainase yang ada ke arah pintu air PA-3 ke sungaiMaro. Pada musim kemarau muka air S. Maro pada waktu surut di PA-3 berada di bawahlahan. Menurut keterangan penduduk setempat pada musim hujan elevasi muka air padawaktu pasang 2.00 m, pada waktu surut 0.30 m. Untuk mendapatkan data yang akuratpada MH dipasang tiang ukur di tepi S. Maro yang elevasinya diikat di PA-3 dengan BMlokal. Fluktuasi muka air S. Maro jam-jaman diukur selama 2 hari di lokasi outlet PA-3 padatanggal 8-10 November 2008. Data hasil pengukuran tercantum pada Gambar 1.3.5.Dari hasil pengukuran tersebut terlihat bahwa dalam satu hari terjadi 2 kali pasangdan 2 kali surut. Pasang siang hari (jam 12.00) adalah yang tertinggi, dan surut terendahterjadi pada dini hari. Amplitudo pasang-surut sekitar 2.5 m. Dengan membandingkanelevasi air di saluran dekat titik pengukuran pasang surut terlihat bahwa hampir selama 24jam air dapat di buang secara gravitasi ke sungai Maro tanpa harus menggunakan pompa.Informasi mengenai pasang tertinggi dan surut terrendah saat puncak musim hujan(bulan Januari/Februari) diperlukan untuk menganalisis perlu tidaknya pintu air otomatis(flav gate), pompa drainase dan normalisasi saluran drainase. Hal ini akan dibahas lebihrinci di sub Bab Hidrotopografi.Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air4Hujan Bulanan Merauke 2006 - 2008Nop-Des 2006 no Bulan/TahunGambar 1.3.4. Hujan bulanan tahun 2006 – 2008 di 0-1.5-2.0-2.5Gambar 1.3.5. Fluktuasi pasang-surut S. Maro di PA-3tanggal 8-10 November 2008Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/20090:00

Kondisi Tata Air51.3.2. Modulus DrainaseModulus drainase atau koefisien drainase adalah jumlah kelebihan air yang harusdibuang per satuan waktu, dinyatakan dalam liter/detik/ha atau mm/hari. Perhitunganmodulus drainase dilakukan dengan analisis hujan maksimum untuk beberapa hariberturutan, yang didapat dari data hujan harian beberapa tahun (Tabel 1.3.1). Hasilanalisis frekuensi tercantum pada Tabel 1.3.2 dan Gambar 1.3.6 dan 1.3.7. Dengan asumsigenangan air dapat dibuang dalam jangka waktu maksimum 5 hari pada periode ulang 5tahun, maka modulus drainase yang dipilih adalah 54 mm/hari atau 6.3liter/detik/ha.Kemungkinan drainase pada MH dikaji dengan data peta hidro-topografi lahan dandata penampang memanjang dan melintang saluran drainase utama dan fluktuasi muka airS. Maro di PA-3 pada musim hujan 1 (Gambar 1.3.8). Uraian lengkap ditulis dalam Sub BabHidro-topografi.Tabel 1.3.1. Hujan maksimum 1, 2, dan 3 hari berturutandari tahun 1981 – 00320042005200620071 hari13067531059012811011368932111171501411413 hari200676410991151123164981023771213102202205 el 1.3.2. Hujan maksimum 1, 3, 5 hari berturutanpada berbagai periode ulangT(tahun)51025510251 hari(mm)151181218mm/hari1511812183 hari(mm)233303401mm/hari781011345 hari(mm)269347455mm/hari546991Pemasangan tiang ukur di S. Maro pada lokasi PA-3, dan pengamatan fluktuasi muka air pasangsurut, akan dilakukan oleh Staf Medco Foundation pada bulan Feb-Maret 20091Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air6Depth Duration Frequency Curve Hujan MeraukeHujan (mm)500450400350300269250233200150T 5 th151T 10 th100T 25 th5001 hari3 hari5 hariHari hujan berturutanGambar 1.3.6. Depth-Duration-Frequency Curve Hujan MeraukeModulusdrainase(mm/hari)600Modulus Drainase (mm/hari) Merauke PapuaT 25 th500T 10 thT 5 th400300200151100785401 hari3 hari5 hariHari BerturutanGambar 1.3.7. Modulus drainase daerah MeraukeSetelah elevasi muka air di saluran drainase utama dapat dikendalikan sekitar 1.0m di bawah lahan, maka drainase kolektor dan lapangan (field drainage) perlu dirancanguntuk mengendalikan kedalaman airtanah maksimal sekitar 0.5 m (d1) yang tidakberdampak negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Drainase lapang dapat berupa saluranterbuka (parit), pipa drainase, atau mole drainage.Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata AirGambar 1.3.8. Trase saluran drainase utama ke PA-3 S. MaroFoto 1.3.6 . Lokasi outlet drainase utama S. Maro dan Pintu Air PA-3Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/20097

Kondisi Tata Air1.3.2.18Drainase Saluran Terbuka LapanganDimensi saluran drainase lapang dan jarak antar saluran (spacing) (L) dihitunguntuk mengendalikan muka airtanah di lahan usahatani. Hasil perhitungan menunjukkan:lebar parit drainase lapangan 0.5 m, dalam 1.0 m (d3), kedalaman airtanah di bagiantengah petakan 0.5 m (d1), modulus drainase 50 mm/hari (q), muka air di salurandrainase lapangan dari permukaan tanah (level drainage) 0.8 m (d4), maka jarak antarsaluran drainase lapangan L 20 m. Pada kondisi ini pengisian air hujan sebesar 54mm/hari (q) akan menjamin proses pencucian garam di daerah perakaran. Perhitunganjarak antar saluran drainase lapangan dilakukan sebagai berikut (Gambar 1.3.9 dan Tabel1.3.3).Gambar 1.3.9. Skhematis sistem drainase lapangan saluran terbukaTabel 1.3.3. Perhitungan spasing drainase lapangan saluran terbukaDrainase ParitKeteranganKedalaman airtanah di tengah dari perm.tanahLevel drainage dari perm. TanahKedalaman saluranJarak mat ke level drainage di tengahKedalaman lapisan kedap dari perm.tanahJarak dari level drain ke lapisan kedapKedalaman air di saluran drainaseLebar bawah saluran drainaseTalud saluranperimeter basah parit drainaseModulus drainageDATAd1d4 d1 hd3hD1D D1-d4d2 d3-d4bzuqKonduktivitas hidrolikKCreated by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 00.9054.000.0543.23mmmmmmmmmm/harim/harim/hari

Kondisi Tata Air9Nomograf Hooghoudt: H DD/hh/u K/q L/h L L roundedDari nomograf didapat24.000.3359.8865.0019.5020.00mmSupaya terjadi aliran air drainase bawah permukaan pada musim hujan sehinggaterjadi proses pencucian garam di daerah perakaran tanaman, maka elevasi muka air disaluran drainase lapangan (d4) harus 0.8 m di bawah lahan, kedalaman saluran (d3) 1.0m. Selanjutnya elevasi muka air di saluran drainase kolektor dan saluran drainase utamaharus sekitar 1.0 m di bawah lahan. Kedalaman saluran kolektor 1.25 m, dan saluranutama 1.5 m. Kemungkinan kondisi ini dapat dikaji setelah didapatkan data penampangmemanjang dan melintang saluran drainase utama dan fluktuasi muka air S. Maro di PA-3pada musim hujan21.3.2.2Drainase PipaSistem drainase lapangan jika menggunakan drainase pipa dengan jari-jari 10 cm,maka jarak antar pipa (L) sekitar 20 meter, dengan perhitungan seperti di bawah ini(Gambar 1.3.10 dan Tabel 1.3.4):Gambar 1.3.10. Skhema drainase pipaPemasangan tiang ukur di S. Maro pada lokasi PA-3, dan pengamatan fluktuasi muka air pasangsurut, akan dilakukan oleh Staf Medco Foundation pada bulan Feb-Maret 20092Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air10Tabel 1.3.4. Perhitungan spacing drainase pipaDrainase PipaKeteranganJarak mat dari permukaan tanah di tengahKedalaman pipaJarak mat ke level drainage di tengahjari-jari pipa drainasePerimeter basahModulus drainageKonduktivitas hidrolikKedalaman lapisan kedap dari perm.tanahJarak dari level drain ke lapisan kedapNomograf Hooghoudt: H DDari nomograf didapat1.3.2.3DATAd1d3h d3-d1ruqKD1D i.r0 h/u K/q L/h L L mm/harim/harim/harimmmmDrainase MoleJika menggunakan drainase mole, maka jarak antar mole (spacing) tergantungpada kedalaman mole dan diameter mole yang dibuat. Kedalaman mole tergantung padadaya traktor yang digunakan dan kekerasan tanah lapisan bawah. Jika kemampuan traktormenarik mole pada kedalaman 0.6 m, maka jarak antar mole sekitar 6 m (Tabel1.3.5). Sifat jenis liat pada subsoil di daerah ini sesuai untuk drainase mole. Keuntungandrainase pipa dan mole adalah merupakan saluran tertutup sehingga tidak menggangguoperasional alat mesin pertanian. Drainase mole lebih murah konstruksinya tetapi umurekonomisnya relatif lebih pendek daripada drainase pipa.Gambar 1.3.11. Mole ploughCreated by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air11Gambar1.3.12. Retakan yang terbentuk pada drainase moleTabel 1.3.5. Perhitungan spacing drainase moleDrainase MoleKeteranganJarak mat dari permukaan tanah di tengahKedalaman moleJarak mat ke level drainage di tengahjari-jari mole drainasePerimeter basahModulus drainageKonduktivitas hidrolikKedalaman lapisan kedap dari perm.tanahJarak dari level drain ke lapisan kedapNomograf Hooghoudt: H DDari nomograf didapatDATAd1d3h d3-d1ruqKD1D i.r0 h/u K/q L/h L L /harim/harim/harimmmm1.3.3. Kondisi Musim KemarauPada musim kemarau (April – Oktober) terjadi defisit air, tanaman memerlukan airirigasi. Volume air di long storage hanya mencukupi areal seluas sekitar 5 ha dengan resikosalinitas air cukup tinggi (EC 5.6 mS/cm) yang dapat menyebabkan daun kekuningan (leafburn). Untuk itu diperlukan alternatif sumber air tawar dari rawa sekitar daerah survei.Ditengarai ada sejumlah rawa yang airnya relatif tawar di sekitar areal ke arah Utara darilokasi proyek berjarak sekitar 6 km. Areal rawa tersebut telah disurvai lokasinya padabulan November 2008, untuk dapat dideliniasi luas dan kedalamannya sehingga potensivolumetriknya dapat diperhitungkan apakah mencukupi kebutuhan air irigasi di areal ini.Hasil kajian dijelaskan pada Sub Bab Potensi Sumber Air Rawa.Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata Air1.3.3.1.12Keperluan Air IrigasiAnalisis keperluan air irigasi dilakukan dengan menggunakan software CROPWATwin ver 4.3. Data yang digunakan adalah: (a) Hujan efektif adalah hujan bulanan denganpeluang terlewati 80%, (b) tekstur tanah liat dengan TAM 3 120 mm/m, (c) kedalamanakar maksimum 0.6 m karena ada lapisan kedap. Data tanaman: (a) tebu, (b) jagung, (c)kedelai.Pola tanam yang dicobakan adalah (a) Tebu awal tanam 5 Oktober 4, (b) Jagung 1(5 Februari – 5 Juni) – Jagung 2 (10 Juli – 7 Nopember); (c) Kedele 1 (10 Maret – 18 Juni)– Kedele 2 (10 Agustus – 18 Nopember). Pola tanam diatur seperti pada Tabel 1.3.6.Analisis keperluan air irigasi dilakukan dua tahapan. Analisis tahap pertama adalahuntuk menghitung keperluan air irigasi untuk tanaman dinyatakan dalam liter/det/ha untuksetiap periode. Analisis tahap kedua untuk penjadwalan irigasi dimana skhemapanjadwalan irigasi dilakukan secara optimum yakni air irigasi diberikan jika 100% RAMsudah dievapotranspirasikan, jumlah air irigasi diberikan sampai 100% RAM yakni padakondisi lengas tanah kapasitas lapang. Hasil perhitungan ETo dapat dilihat pada Tabel1.3.7. Data karakteristik tanaman tercatum pada Tabel 1.3.8.Tabel 1.3.6. Pola tanamLuas 333Bedatanamantarblok 5(hari)101010SorghumPadi wal tanamJumlahMTsetahun12221MT15 Feb10Mar5-Nov10FebMT25 Oktober10 Jul10Agus5 Mei106.9Tabel 1.3.7. Hasil perhitungan EToCropWat 4 winVer 4.3Climate and ETo (grass) DataDataSource:C:\CROPWATW\CLIMATE\INDONE 2\PAPUA\MERAUKE.PEMCountry: PapuaStation:MeraukeAltitude:3 meter(s)aboveM.S.L.Latitude:-8.5 Deg.(South)Longitude:140.45 Deg.(East)3TAM: Total Available Moisture atau total lengas tanah tersedia hasil analisis fisika tanahPeriode pematangan dan panen tebu memerlukan hari kering, sehingga awal tanam Oktober5Beda tanam antar blok atau staggering4Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009MT3

Kondisi Tata 479.876.975.576.178.181.079.9Wind 15.75.96.98.08.07.86.26.5SolarRad2(MJ/m 621.7Pen-Mon equation was used in ETo calculations with the following valuesfor Angstrom Coefficients:a 0.29b 0.59Tabel 3.7.8. Data Karakteristik TanamanJAGUNG Crop DataGrowth StagesStage Lengths[Days]Crop Coefficients(Kc)Rooting Depths[m]Depletion Levels(P)Yield Factors(Ky)Initial250.30.30.50.4Develop-ment30 0.4Mid351.210.51.3Late200.510.80.5Total110TEBU Crop DataGrowth StagesStage LengthsCrop CoefficientsRooting DepthsDepletion LevelsYield velopment60 EDELEGrowth StagesStage LengthsCrop CoefficientsRooting DepthsDepletion LevelsYield Factors(Glysine max)Initial[Days]20(Kc)0.4[m]0.3(P)0.5(Ky)0.4Crop DataDevelopment20 d by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 5.66.76.96.55.75.6

Kondisi Tata AirSORGHUMGrowth StagesStage LengthsCrop CoefficientsRooting DepthsDepletion LevelsYield 2Crop DataDevelopment35 90Soil DataSoil description: Heavy Clay MeraukeTotal available soil moisture 120.0 mm/m depth.Initial soil moisture depletion 0 %Initial available soil moisture 120.0 mm/m depth.Maximum infiltration rate 40 mm/d.Depth of root-restricting layer 0.60 m 6.Analisis Tahap 1Analisis tahap 1 bertujuan menghitung keperluan air irigasi yang dinyatakan dalamsatuan liter/det/ha atau mm/hari. Hasil analisis untuk tanaman tebu pada kondisi tahunkering tercantum pada Tabel 1.3.9. FWS adalah Farm Water Supply dalam satuanliter/detik/ha dan liter/detik untuk luasan 16.8 ha. Analisis tahap 2 perhitungan operasionaljadwal irigasi ditulis lebih rinci pada Sub Bab Operasional Jadwal Irigasi.TebuTotal keperluan air untuk tanaman tebu 2 043 mm, Hujan efektif 612 mm,Keperluan air irigasi netto 1 431 mm atau 2 045 mm gross (efisiensi irigasi 70%). Airirigasi untuk tanaman tebu diperlukan mulai dari periode 5 Oktober sampai dengan panendengan rerata 0.61 l/det/ha. Jumlah air irigasi gross yang diperlukan untuk satu hatanaman tebu adalah 20 451 m3. Kapasitas tampung long storage 30 000 m3, hanyacukup untuk mengairi tebu seluas 1.5 ha. Jika jam operasional pompa maksimum padakeperluan air irigasi puncak sebesar 24 jam/hari, maka diperlukan kapasitas pompa 25liter/detik untuk mampu mengairi luasan tebu 16.8 ha.6Kondisi ini berdasarkan penyebaran akar pada tanaman jagung di lokasi sampai 60 cm.Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata AirNo Tanaman1 Tebu 16.8 haBlok 1Blok 2Blok 32 Jagung 10.3 haBlok 1Blok 2Blok 33 Kedele 9.3 haBlok 1Blok 2Blok 34 Sorghum 9.5 haBlok 1Blok 2Blok 35 Padi Gogo 53 haBlok 1Blok 2Blok 315OktNopDesJanFebMarAprMeiMT1MT1MT1Gambar 1.3.13. Pola tanam yang dicobakanCreated by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009JulAgsSepMT2MT1MT2JunMT2

Kondisi Tata Air16Tabel 1.3.9. Crop water requirement tebu pada kondisi tahun keringCrop Water Requirements ReportTEBUCrop1Block[All blocks]Planting date:05-OktCalculation time step:10Irrigation Efficiency70%iPercentage Area100%Number of blocks3.00Staggering10.0016.8Crop AreaTahun kering Hujan dengan Prb exc 59.457.8FWS(l/s/ha)FWSl/s16.8 7.1417.4717.4717.4717.3016.9716.4616.13Tahun kering adalah hujan bulanan dengan peluang terlewati (exceedance probabilty) 80%Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009

Kondisi Tata 0.00.00.0764.6611.7GrossGross 7.4724.96JagungTotal keperluan air untuk tanaman jagung awal tanam 5 Februari (MT1) 8 adalah436.4

Kondisi Tata Air Created by D.K.Kalsim, Sept 2008, ed. 17/4/2009 1 Foto 1.3.2. Pembuatan saluran drainase Foto 1.3.3. Lahan tergenang pada bulan April 08 1.3. Kondisi Tata Air Survei untuk pembuatan saluran dilakukan oleh Medco pada bulan Maret 2008. Pembukaan lahan dilak

Related Documents:

Tata Communications Tata Consultancy Services Tata Elxsi Tata Global Beverages Tata Interactive Systems Tata Sons North America Tata Technologies SOUTH AMERICA Rallis . Unique Portfolio of Authentic Living Palaces Rambagh Palace, Jaipur Taj Falaknuma Palace, Hyderabad Taj Lake Palace

Tata Consultancy Services Tata Motors Tata Steel Titan Tata Power Tata Communications Tata Chemicals Tata Global Beverages Indian Hotels Voltas Trent Rallis Notes: 1 As of June 30, 2016: Source NSE 2 Conversion rate of 1US INR 67 Promoter Shareholding (%)1 73.4 33.0 31.4 53.1 33.0 75.0 31.0 35.7 3

sisa fosil yang berumur jutaan tahun di dalam perut bumi. 17. Kondisi normal adalah kondisi operasi yang sesuai dengan parameter desain operasi sesuai kondisi rancang bangun/desain. 18. Kondisi tidak normal adalah kondisi operasi di bawah/di luar parameter operasi normal kondisi rancang b

TATA UDARA Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan menghasilkan kualitas . Beberapa jenis sistem tata udara juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan khusus, dengan kondisi perancangan tertentu, selain untuk tempat hunian manusia.Untuk mencapai tujuan diatas perlu . dengan jumlah ventilasi udara yang minimal.

Ibnu Qayyim menegaskan bahwasanya dasarnya Riba diharamkan, dalam kondisi tertentu menurutnya bisa ditolerir, adanya tolerir dalam kondisi Pertama, untuk Riba Jali dalam kondisi Darurat, sedangkan kedua, Riba Khafi diperbolehkan dalam kondisi hajat. Jelas apa yang dikemukan oleh Ibnu Qayyim

YANG BAIK 1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka yang selanjutnya disebut Pedoman Tata Kelola, memuat praktik tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan praktik internasional yang patut diteladani dan belum diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor Pasar Modal. 2. Pedoman Tata Kelola sebagaimana dimaksud pada angka 1 mencakup 5 (lima) aspek, 8 (delapan) prinsip tata .

prinsip tata kelola perusahaan yang baik 2. struktur tata kelola perusahaan 3. sosialisasi dan penyempurnaan praktik tata kelola perusahaan yang baik 4. kode etik dan tanggung jawab profesional 5. sistem pelaporan pelanggaran 6. sistem pengendalian internal 7. manajemen risiko 8. pelaksanaan penerapan aspek dan prinsip tata kelola sesuai ketentuan otoritas jasa keuangan 146 148 182 185 188 194 .

1 Advanced Engineering Mathematics C. Ray Wylie, Louis C. Barrett McGraw-Hill Book Co 6th Edition, 1995 2 Introductory Methods of Numerical Analysis S. S. Sastry Prentice Hall of India 4th Edition 2010 3 Higher Engineering Mathematics B.V. Ramana McGraw-Hill 11 th Edition,2010 4 A Text Book of Engineering Mathematics N. P. Bali and Manish Goyal Laxmi Publications 2014 5 Advanced Engineering .