Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi Dengan Metode .

1y ago
11 Views
2 Downloads
546.33 KB
7 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429Analisis Penetapan Harga Pokok Produksi dengan MetodeActivity Based Costing pada Produk RubberJaka Purnama*1), Sajiyo2), Fiqi Andriyansyah3)1)Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 SurabayaJl. Semolowaru 45 Surabaya, 60119, IndonesiaEmail : jakapurnama@untag-sby.ac.id, sajiyo@untag-sby.ac.id, fiqiandrian@gmail.comABSTRAKCV Surya Mas Rubber salah satu perusahaan manufaktur bergerak dalam bidang pengolahan karet.Penentuan harga jual berdasarkan biaya produksi untuk biaya tenaga kerja dan biaya material ditambahdengan keuntungan yang inggin dicapai, sedangkan biaya overhead pabrik tidak dibebankan ke unit produk.Sistem dalam penentuan harga pokok produksi selama ini dirasa kurang tepat, sehingga keuntungan yangdicapai oleh perusahaan tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam upaya membatasi distorsi biaya dan subsidisilang dalam mencapai harga pokok produksi yang sesuai dengan karakteristik produk, maka digunakankonsep metode Activity Based Costing. Berdasarkan analisa data, maka harga pokok produksi masingmasing produk mengalami perubahan. Pengunaan metode Activity Based Costing berdasarkan beban tarifdan penggolongan biaya, maka harga pokok produksi jenis check valve sebesar Rp 15.947,46 per unit.Dalam upaya meningkatkan keuntungan yang ingin dicapai, maka penentuan harga jual dilakukan denganmenambah minimal 15% dari harga pokok produksi.Kata kunci: Activity Based Costing , Rubber, Produksi1.PendahuluanPersaingan yang ketat pada industri manufaktur disebabkan karena kemajuan bidangteknologi dan ilmu pengetahuan. Saat ini perusahaan bukan hanya berhadapan dengan pesainglokal, tetapi terdapat juga pesaing internasional. Salah satu cara strategi yang dapat dilaksanakanperusahaan supaya tetap bersaing dalam bisnis internasional yaitu menekan biaya, memperbaikiproduktivitas, memperbaiki mutu produk dan memperbaiki kemampuan dalam memberi responterhadap berbagai keinginan konsumen (Pawiyataningrum, 2014). Biaya produk yang tinggimerupakan salah satu kendala sering dialami pada industri manufaktur.Kegiatan manufaktur mengelompokan biaya ke dalam 3 biaya utama adalah biaya produksi,pemasaran, serta adminitrasi (Huijuan L., dkk. 2016). Berdasarkan pengelompokan biaya tersebutbisa diketahui analisis biaya produksi menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam rencanamerealisasikan tujuan dari perusahaan. Pada saat pembuatan produk, biaya digolongkan menjadi2 adalah pertama biaya produksi dan yang kedua biaya non produksi (David J. M., dkk, 2008).Terjadinya harga pokok produksi karena adanya biaya produksi yang dipakai untuk menganalisisharga produk jadi, dan biaya non produksi dilakukan penambahan pada harga pokok produksidalam menganalisis total harga produk terjadi.CV. Surya Mas Rubber merupakan perusahaan yang memproduksi produk olahan karetberdiri di Kecamatan Candi, Sidoarjo. Dalam proses pembuatan produk, menggunakan mesinyang sama hanya dibedakan pada bentuk cetakan untuk menghasilkan satu unit produk. Mesinyang dipakai dalam proses produksi meliputi : mesin bubut otomatis, bor frais, Rubber mouldingdan mesin hot bonding, mesin-mesin tersebut masih manual operation. Dalam satu dapatmemproduksi 500 unit dengan jenis produk : O ring, Disch Flange, Rubberimpact segment 25dan 75, Rubber disc 50, check valve, dan deflector.Selama ini dalam perhitungan harga pokok produksi hanya berdasarkan pengalaman danperkiraan, perusahaan hanya menghitung gaji yang telah ditentukan oleh perusahaan dan bahanbaku yang dipakai dalam produksi, sedangkan terjadinya biaya overhead pabrik tidak akandibebankan ke unit produk. Dalam penentuan sistem harga pokok produksi saat ini dirasa kurangtepat dalam menentukan harga pokok produksi yang sebenarnya dari suatu produk dan kurangmendukung keputusan manajemen untuk melakukan efisiensi biaya.E19.1

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429Dengan melihat karakteristik spesifikasi jenis produk, pelayanan, serta potensi pesaing makasalah satu cara untuk memperbaiki efisiensi biaya yaitu menentukan harga pokok produksi denganbenar/tepat. Agar penentukan harga pokok produksi dapat lebih efektif dibanding dengan metodesebelumnya, maka penelitian ini menggunakan konsep metode Activity Based Costing (ABC)(Renqian Z., dkk, 2012).Permasalahan yang perlu diteliti adalah bagaimana penentuan harga pokok produksidengan metode Activity Based Costing (ABC) dan penentuan harga pokok penjualan diCV. Surya Mas Rubber. Perusahaan manufaktur berupaya dalam menurunkan biayaproduksi seminimal mungkin, supaya dicapai harga pokok produksi lebih rendah.Rendahnya harga pokok produksi akan memberikan harga jual yang lebih kompetitif.Apabila penjualan produk dalam jumlah yang banyak dengan harga produk yang lebihrendah, maka keuntungan dari perusahaan akan naik dan akan memberikan pangsa pasaryang lebih luas, (Laith A.M., Yusuf A.K., 2017). Tujuan yang ingin dicapai adalahpeningkatan perbaikan keuntungan dengan memperbaiki penentuan harga pokokproduksi.2. Metode2.1. Harga Pokok ProduksiHarga pokok produksi didefinisikan harga pokok produk yang telah selesai pakai sertadipindahkan ke produk sesuai dengan proses saat periode berjalan. Menurut Nitin K., DalgobindM.(2013), menyatakan bahwa harga pokok produksi menggambarkan total biaya produk yangdilakukan selama waktu berjalan. Dalam hal ini harga pokok produksi dapat juga dinyatakansebagai biaya produksi. Yang dimaksud dengan biaya produksi yaitu pengeluaran yang digunakanuntuk mengolah material menjadi produk jadi. Dapat juga diartikan biaya produksi yaitu biayayang dipakai untuk membeli material yang digunakan membuat produk dan biaya yang dipakaiuntuk mengkonversi material menjadi produk jadi, (Yuvita M.dkk, 2016).Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah totalbiaya yang dipakai untuk mengolah material menjadi produk jadi, sehingga harga pokok produksi(HPP) dirumuskan :Harga Pokok Produksi (Biaya Material Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead) .(1)Pendapat dari Blocher, dkk (2007), manfaat ditetapkan harga pokok produksi terhadapmanajemen yaitu dapat menentukan harga jual produk, mengamati realisasi biaya produksi, dapatmenghitung rugi atau laba pada waktu tertentu dan menetapkan harga pokok dari persediaanproduk jadi serta produk masih dalam proses yang ditunjukan dalam neraca. Kegiatan produksisuatu produk, akan menggunakan bermacam-macam biaya untuk mengolah material sebagaibahan mentah untuk menjadi produk jadi. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biayaoverhead pabrik dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi.2.2. Activity-Based Costing SistemMenurut Blocher dkk, (2007), bahwa aktivitas Activity-Based Costing adalah pendekatananalisis biaya yang akan membebankan pengeluaran biaya sumber daya untuk objek biayamisalkan produk, jasa, dan pemakai berdasarkan aktivitas yang telah dilakasanakan untuk objekdari biaya tersebut. Dapat juga difinisi Activity-Based Costing Sistem adalah sebagai suatu sistemanalisis biaya dipakai sebagai tempat biaya overhead dengan jumlah lebih banyak dari satudialokasikan untuk digunakan dasar yang masuk satu/lebih faktor yang berhubungan denganvolume (Renqian Z.,dkk, 2012).Sistem Activity-Based Costing adalah merupakan analisis biaya yang menitikberatkan padaaktivitas yang menggunakan jenis berakibat biaya lebih banyak, maka bisa mengukur sumberE19.2

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429daya yang dipakai oleh produk secara lebih tetap serta bisa membantu pihak manajemen dalammemperbaiki kualitas pengambilan keputusan perusahaan. Model Activity-Based Costing Sistembukan hanya diarahkan dalam analisis biaya produk secara tepat, namun juga dimanfaatkantentang aktivitas yang menjadi penyebab timbulnya biaya.Kelompok aktivitas diklasifikasikan menjadi bermacam-macam level/tingkat aktivitasmeliputi level unit, batch, produk, dan fasilitas. Pengelompokan aktivitas dalam beberapalevel/tingkat ini akan memudahkan analisis karena biaya aktivitas yang berhubungan denganlevel/tingkat yang berbeda akan memakai jenis cost driver yang berlainan. Hierarki biayamerupakan pengelongan biaya dalam berbagai golongan biaya (cost driver) untuk dipakai dasardalam pengalokasian biaya, (Laith A.M., Yusuf A.K., 2017).Manfaat sistem Activity-Based Costing (ABC) menurut, Ayu Esa D., dkk (2016), yaitumenetapkan biaya produk lebih tepat, memperbaiki kualitas pembuatan keputusan, dan lebihmenyempurnakan dalam perencanaan strategis. Sedangkan menurut, Blocher dkk (2007), kendalaActivity-Based Costing Sistem dibandingkan Sistem Tradisional, adalah: adanya biaya mungkinmembutuhkan alokasi ke departemen atau produk berdasarkan ukuran volume arbitrer yangsecara praktis tidak dapat ditemukan aktivitas yang dapat menyebabkan biaya tersebut,Pengeluaran waktu yang dikonsumsi dan Beberapa biaya yang terabaikan.Menurut, Widyawati. (2013), bahwa batasan penerapan Activity-Based Costing Sistem yaitubermacam-macam biaya yang diidentifikasi terhadap produk tertentu tidak diperhatikan darianalisis. Dapat juga, Activity-Based Costing Sistem dianggap sangat tinggi biaya untukdikembangkan dan diterapkan karena biaya yang dipakai semakin komplek, membuat biayaadministrasi akan juga menjadi lebih tinggi biayanya. Demikian juga memerlukan waktu yangpanjang untuk menerapkan secara total.Dalam menentukan Tarif Biaya overhead perusahaan untuk kelompok aktivitas tertentudibagi berdasarkan pengukur aktivitas dari kelompok tersebut.π‘‡π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘“ 𝐡𝑂𝑃 π‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘’π‘™π‘œπ‘šπ‘π‘œπ‘˜ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Ž 𝐡𝑂𝑃 π‘˜π‘’π‘™π‘œπ‘šπ‘π‘œπ‘˜ π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘–π‘‘π‘Žπ‘  οΏ½οΏ½π‘Ÿ π‘π‘–π‘Žπ‘¦π‘Ž. (2)𝐡𝑂𝑃 π‘‘π‘–π‘π‘’π‘π‘Žπ‘›π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘–π‘“ π‘˜π‘’π‘™π‘œπ‘šπ‘π‘œπ‘˜ π‘₯ 𝑒𝑛𝑖𝑑 π‘π‘œπ‘ π‘‘ π‘‘π‘Ÿπ‘–π‘£π‘’π‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘”π‘’π‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘› .(3)Activity-Based Costing Sistem merupakan analisis biaya yang tepat dan akurat dalampengambilan keputusan sehingga keputusan itu dapat dipakai untuk menentukan harga pokokproduksi yang sesuai dengan kondisi aktivitas produksi dengan jumlah variasi produk yangbanyak. Dengan menggunakan Activity-Based Costing Sistem, sangat membantu pihakmanajemen dan juga banyak memberikan manfaat yang sangat banyak, (Stefanie, dkk, 2013).2.3. Tahapan PenelitianTahapan penelitian yang dipakai untuk melakukan penelitian ini adalah :a. Tahap IdentifikasiTahap Identifikasi terdiri dari beberapa langkah yang meliputi identifikasi masalah,penentuan tujuan dari penelitian, dan melakukan studi lituratur dan studi lapangan.b. Tahap Pengumpulan dan Pengolahan DataPada tahap ini terdiri dari pengumpulan data yang terdiri data input berupa data-datapenggunaan sumber daya yang digunakan untuk kegiatan produksi yang meliputi : tenagakerja, material, dan energi, (Pawiyataningrum, Agustina N., 2014). Selanjutnya melakukanpengolahan data dari hasil pengumpulan data yang berhubungan dengan biaya produksi.Biaya yang ditimbukan dari kegiatan produksi dipakai untuk menentukan harga pokokproduksi.c. Tahap Analisis dan KesimpulanE19.3

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429Pada tahap ini melakukan analisis biaya untuk mengetahui baiya-biaya yang terjadi pada setiapaktivitas dengan mengidentifikasi elemen-elemen biaya utama berdasarkan rekening, tagihan,ataupun catatan pengeluaran perusahaan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan.Selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan sesui dengan tujuan penelitian.3. Hasil Dan Pembahasan3.1. Operation Process ChartProses produksi agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibuat diagram proses operasiyang sesuia dengan produk yang dihasilkan, (Wignjosoebroto, S.,2009). Proses produksi dalammembuat produk Check Valve yang diperoleh dari perusahaan. Proses produksi denganmenggunakan bahan baku karet diproses menjadi produk jadi berupa check valve.Gambar 1. Peta Proses Operasi Check Valve3.2. Harga Pokok ProduksiBerdasarkan hasil pengumpulan data rata–rata kapasitas produksi setiap minggu sepertipada table berikut :Tabel 1. Kapasitas ProduksiNoProduk1234567Check ValveDeflectorRubber Impact Segmen 25Rubber Impact Segmen 75OringRubberDishc 50Disch 0500

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429Harga bahan baku karet yang dibutuhkan kegiatan produksi Rp. 15.000,-/kg dan besi platRp. 1.750,-/ meter. Waktu kerja hari senin sampai sabtu dalam seminggu dengan jumlah jam kerja167 jam dalam 1 bulan, sedangkan biaya tenaga kerja sebesar Rp 90.000,Tabel 2. Data PermesinanNoNama mesin1CutterBiaya per mingguRp 1.6502TimbanganRp 687,53MejaRp 2.5274Mesin CetakRp 6.7085Mesin GerindaRp 47.3136KuasRp 1.125Kapasitas Daya Listrik Mesin, Mesin Cetak 550 Watt, Mesin Gerinda 540 Watt denganbeban harga per KWH Rp 1.467,28. Biaya kebutuhan bahan baku untuk pembuatan produkCheck Valve Bahan baku produk Check Valve.1. Karet Rp 15.000/kg dan Plat besi Rp 3.000/unit.2. Kebutuhan karetCheck Valve 404 unit x 0.3 kg 121,2 kg3. Harga karet Check Valve Rp 15.000 x 121,2 kg Rp 1.818.0004. Biaya bahan baku Check Valve (Rp. 1.818.000/404) Rp. 1.750 Rp 6.250/ unitDalam tahapan proses menjadi produk Check Valve, jumlah produk mengalami pengurangproduk jadi karena di masing-masing proses ada produk cacat sehingga di awal proses dan diakhir jumlah produk tidak sama. Jumlah biaya untuk kebutuhan Tenaga kerjaTabel 3. Biaya Tenaga Kerja Check ValveNoOperasi1LembaranKaret2LempenganBesi BulatMesinJumlah(unit)Tenaga KerjaTeoritis(orang)AlokasiTenaga Kerja(orang)Biaya TenagaKerja/minggu(Rp)Total BiayaTenaga Kerja(Rp)CutterTimbanganMejamesin 2771336,6349.367, 102Total biayaBiaya Permesinan per minggu yang harus dikeluarkan perusahaan dalam membuat produkseperti dalam tabel berikut :Tabel 4. Biaya pemesianan Check ValveNo12OperasiLembaranKaretLempenganBesi BulatMesinJumlah(Unit)CuttertimbanganMejamesin 4404404Jumlah ,5610,1870,374Total 081.6502.52747.3132.5271.125Total 9117,1112,4212,785165,183

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-6429Biaya Listrik per mimggu yang digunakan selama aktivitas produksi untuk check valve dapatdilihat pada tabel berikut :Tabel 5. Biaya listrik Check ValveNo1OperasiLembaranKaret2LempenganBesi 04404CutterTimbanganMejamesin cetakCutterMejaGerindaMejaKuasJumlah otal BiayaTotal 78,4480,0000,000165,183Sehingga total perhitungan harga pokok produksi (Hpp) untuk produk Check Valve yaitu :biaya bahan baku tenaga kerja permesinan listrik Rp. 15.947,46Metode Activity Based Costing yang dilakukan dengan cara : mengidentifikasi,mengelompokan dan menghubungkan berbagai biaya dengan berbagai aktivitas. Secarakeseluruhan produk yang dihasilkan dalam menetapkan Harga Pokok Produksi memakai MetodeActivity Based Costing untuk tiap-tiap produk seperti tabel berikut :Tabel 6. Biaya ProduksiNo1234567Jenis ProdukCheck ValveDeflactorRubber Impact Segmen 25Rubber Impact Segment 75OringRubber Dishc 50Disch FlangeBahan Baku(Rp)6.2501.5005.25010.5001.1256.7501.500Tenaga 516.629,095.501,5312.273,725.985,703.3. Harga JualHarga pokok penjualan yang diinginkan perusahaan sebesar 15%, 25%, 40% dari hargapokok produksi maka didapatkan harga jual sebagai berikut :Tabel 7. Harga JualNo1234567Macam – macam ProdukCheck ValveDeflectorRubber Impact Segmen 25Rubber Impact Segmen 75OringRubber Dishc 50Disch FlangeHarga Jual 15%Rp. 18.339,58Rp. 8.773,85Rp. 12.387,40Rp. 19.123,45Rp. 6.326,75Rp. 14.114,77Rp. 6.883,55Harga Jual 25%Rp. 19.934,33Rp. 9.536,80Rp. 13.463,91Rp. 20.786,30Rp. 6.876,91Rp. 15.342,15Rp. 7.482,12Harga Jual 40%Rp. 22.326,46Rp. 10.681,23Rp. 15.080,35Rp. 23.280,73Rp. 7.702,15Rp. 17.183,21Rp. 8.379,98Dari tabel di atas, perusahaan menjual produknya dengan margin keuntungan 15% karenaperusahaan merasa pesemis saat bersaingan dengan perusahaan lain dan produk yang dijual dipasaran kurang laku. Saat perusahaan menggunakan margin keuntungan 25% karena perusahaanmerasa persaingan dengan perusahaan lain seimbang dan saat perusahaan menggunakan marginkeuntungan 40% karena perusahaan merasa optimis produk yang dihasilkan akan laku di pasaran.E19.6

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019ISSN: 2579-64294. SimpulanBerdasarkan dari analisa data maka dapat ditarik kesimpulan :a. Harga pokok prtoduksi dapat duitentukan berdasarkan aktivitas produksi untuk masing masingproduk, sehingga harga prokok produksi penentuan harga prok produksi dapat tepat sesuidengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kegiatan produksi. Untuk jenis checkvalve didapatkan harga pokok produksi dengan memakai Activity Based Costing Sistem yaituuntuk produk check valve Rp. 15.947,46 per unit.b. Dalam meraih keuntungan yang diterima perusahaan untuk menutupi biaya-biaya yang timbuldan agar supaya tetap berkelanjutan dari kegiatan produksi di CV. Surya Mas Rubber, makaharga penjualan dengan margin keuntungan minimal 15% dari harga pokok produksi sudahcukup baik, karena persaingan dengan kompetitor juga tinggi, maka keuntungan juga tidakboleh terlalu tinggi agar produk dapat tetap diterima oleh konsumen.Daftar PustakaAyu Esa D., Muhammad S., Zahro Z.A. (2016). Analisis penentuan harga pokok produksi denganmetode Activity Based Costing sistem (Sistem Abc) (Studi Kasus Pada Cv. IndahCemerlang Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 39 No. 1 Oktober 2016administrasi bisnis. journal.ub.ac.idBlocher, Edward J., Chen Kung H. Lin, Thomas W. (2007). Cost Management: ManajemenBiaya Penekanan Strategis. Jakarta: Salemba EmpatDavid J. Meadea, Sameer Kumarb, Kevin R. Kensinger , (2008), Investigating Impact Of TheOrder Activity Costing Method On Part Cost Calculations. Journal of ManufacturingSystems 27 (2008), pp. 176-189.Huijuan L., Yanglin L., Wanxin L., (2016). An Empirical Analysis of Activity Based Costing inChinese Enterprises, Journal of Finance and Accounting, 4(5): 301-309Laith A.M., Yusuf A.K., (2017). The Implementing Activity-based Costing Technique and ItsImpact on Profitability: A Study of Listed Manufacturing Companies in JordanInternational Journal of Economics and Financial Issues. ISSN: 2146-4138 , 7(2), 271276.Nitin K., Dalgobind M., (2013). A Comparative Analysis and Implementation of Activity BasedCosting (ABC) and Traditional Cost Accounting (TCA) Methods in an Automobile PartsManufacturing Company: A Case Study, Global Journal of Management and BusinessResearch Accounting and Auditing, V.13 I.4 V.1.0.Pawiyataningrum, Agustina N., (2014). β€œPenerapan Activity Based Costing (ABC) System UntukMenentukan Harga Pokok Produksi (Studi Pada PT. Indonesia Pet Bottle PandaanPasuruan)”. Jurnal Administrasi Bisnis, Volume 10 No. 1 Malang: Universitas Brawijaya.Renqian Z., Lankang Z., YiYong X., Ikou K., (2012). The Activity-Based Aggregate ProductionPlanning With Capacity Expansion in Manufacturing Systems. Journal Computers &Industrial Engineering 62, pp. 491-503.Stefanie , Gloria R., (2013). Penerapan Metode Activity Based Costing Dalam Penentuan HargaPokok Produksi Pada PT. Tropica Coco Prima. Jurnal EMBA 1023 Vol.1 No.3 September2013, Hal. 1019-1029.Widyawati. (2013). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Penerapan Metode MarkUp Dalam Penentuan Harga Jual Produk Pada Usaha Amplang Di Samarinda, eJournalAdministrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201Wignjosoebroto, S. (2009) . Tata Letak dan Pemindahan Bahan. Surabaya: Guna WidyaYuvita M. F Goni, Dhullo Afandi. (2016). Analisis Perhitungan Harga Pokok Produk di PT.Bangun Wenang Beverages Company Manado. Jurnal EMBA Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal.624-633E19.7

Sistem dalam penentuan harga pokok produksi selama ini dirasa kurang tepat, sehingga keuntungan yang . Biaya yang ditimbukan dari kegiatan produksi dipakai untuk menentukan harga pokok produksi. c. Tahap Analisis dan Kesimpulan . Seminar dan Konferensi Nasional IDEC 2579 ISSN: -6429 2019 Surakarta, 2-3 Mei 2019 E19.4 .

Related Documents:

A. Harga Pokok Produksi 1. Pengertian harga pokok produksi Harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban (expense).1 Sedangkan harga pokok produksi adalah mewakili jumah biaya barang yang .

harga pokok produksi tahu Rp. 85.066.032 untuk 124.800 biji tahu sehingga harga pokok per biji tahu Rp. 681,62 dan harga jual Rp 1.050,00, (3) selisih harga pokok produksi antara perhitungan metode full costing dengan perhitungan perusahaan Rp. 8,32 per biji tahu, sedangkan selisih harga jual antara

yang jatuh secara drastis. Oleh sebab itu, nilai dari harga pokok produksi cabai giling menjadi sangat menantang untuk ditetapkan. Saat ini, PT X masih belum memiliki harga pokok produksi yang pasti yang akan diterapkan untuk perusahaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis harga pokok produksi produk cabai giling PT X

Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting mengingat manfaat informasi harga pokok produksi adalah untuk menentukan harga jual produk, pemantauan realisasi biaya produksi, perhitungan laba rugi periodik serta penentuan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang akan disajikan dalam neraca.

Pertama adalah penentuan harga pokok produksi berdasarkan pesanan dan kedua adalah penentuaan harga pokok produksi berdasarkan proses. Salah satu fungsi akuntansi biaya yaitu untuk menentukan harga pokok suatu produk yang dihasilkan suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak . analisis data sehingga akan membantu dalam perencanaan .

"ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PROPERTI PADA PT. MENTENG MANDIRI SEJAHTERA GRESIK". Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan . Metode Penentuan Harga Pokok Produksi. 26 2.1.6.3. Tujuan dan Manfaat Penentuan Harga Pokok Produksi .

Evaluasi penentuan harga pokok produksi mempunyai peranan penting bagi perusahaan untuk membantu dalam menentukan harga jual suatu produk, perusahaan terlebih dahulu harus menghitung harga pokok produksinya. Hal ini mengingat bahwa harga jual ditentukan dengan menjumlah harga pokok produksi

3. Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode, misalnya setiap akhir bulan. B. Perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan kedua metode tersebut terletak pada: 1. Pengumpulan biaya produksi 2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan 3. Penggolongan biaya produksi 4.