Pengembangan Soal Matematika Serupa Pisa Dalam Konten Change And .

1y ago
4 Views
2 Downloads
566.58 KB
15 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Wallis
Transcription

PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA SERUPA PISA DALAMKONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP PADA SISWA KELAS VIIINASKAH PUBLIKASIUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Mencapai Derajat S-1Pendidikan MatematikaDiajukan Oleh :NUNIK TRIHARYATIA 410 110 136PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURURAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAOKTOBER, 2015

PENGEMBANGAN SOAL MATEMATIKA SERUPA PISA DALAMKONTEN CHANGE AND RELATIONSHIP PADA SISWA KELAS VIIIOlehNunik Triharyati , Budi MurtiyasaMahasiswa Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah SurakartaEmail : nuniqqinun@yahoo.comDosen Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Muhammadiyah SurakartaEmail : bd.murtiyasa@yahoo.comABSTRACTThis research aims to design and develop the PISA math problems similarchange in the content and relationship in the eighth grade. The model used in thisresearch is the development research (research and development). which consists oftwo stages, there are two stages in this study is preliminary and formative stage ofevaluation that includes self evaluation, expert reviews and one-to-one (lowresistance to revision) and a small group and field test (hight resistance in revision).Data collection techniques used by the walkthrough, document analysis and tests.During through stage one-to-one to small group, validated by qualitative descriptivematter after it tested to the field test stage. Research subjects are students of classVIII E SMPN 1 Kerjo. The test results with the average value of reasoning ability forreproduction 59.3 competencies included in both categories, with 44.3 connectionscompetence included in the category enough and to competence 35.8 reflectionsincluded in the category enough. According the average score in each competencycan be seen that the matter was appropriate level of competence. From these resultsit can be said that the PISA math problems similar in content and relationshipchange has potential effects on students' mathematical reasoning abilities.Keyword : Development Research, Mathematical Problems on PISA, Change andRelationship, Reasoning.

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengembangkan soalmatematika serupa PISA dalam konten change and relationship pada siswa kelasVIII. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (researchand development). yang terdiri dari dua tahapan ada dua tahapan pada penelitian iniyaitu preliminary dan tahap formatif evaluation yang meliputi self evaluation, expertreviews dan one-to-one (low resistance to revision) dan small group serta field test(hight resistance in revision). Teknik pengumpulan data yang digunakan berdasarkanwalkthrough, analisis dokumen dan tes. Selama melalui tahap one-to-one hinggasmall group, soal divalidasi secara deskriptif kualitatif setelah itu diujicobakan ketahap field test. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Kerjo.Hasil tes dengan nilai rata-rata kemampuan penalaran untuk kompetensi reproduksi59,3 termasuk dalam kategori baik, kompetensi koneksi 44,3 termasuk dalamkategori cukup dan untuk kompetensi refleksi 35,8 termasuk dalam kategori cukup.Sesuai rata-rata skor dalam setiap kompetensi dapat dilihat bahwa soal sudah sesuaitingkatan kompetensi. Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa soalmatematika serupa PISA dalam konten change and relationship memiliki efekpotensial terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.Kata kunci : Penelitian Pengembangan, Soal Matematika PISA, Change andRelationship, Penalaran.PENDAHULUANDi era pasar global, suatu negara harus mengikuti standar internasional agarkemajuan suatu negara diakui di dunia internasional. Tahun 2015 mulailah eraMasyarakat Ekonomi Asean (asean economics community) atau MEA. Negaranegara di wilayah asia tenggara ikut terlibat dalam menghadapi era MEA. Indonesiaadalah salah satu negara di wilayah asean yang ikut serta dalam bersaing di duniainternasional. Salah satu perantara persaingan dalam menghadapi MEA adalahmelalui dunia pendidikan.Melalui studi PISA (Programme for International Student Assessment)kualitas pendidikan dan kemampuan siswa dapat diamati. Dalam survey OECD(Organization for Economic Co-operation and Development), Indonesia mengikutistudi PISA sebanyak lima kali selama tahun 2000-2012. Namun, sejak pertama kalikeikusertaan ini, prestasi siswa-siswa Indonesia belum menunjukkan hasil yangmemuaskan. Dalam kurun waktu 2003-2009 hampir 80% siswa Indonesia hanyamampu mencapai di bawah garis batas level 2 dari enam level soal yang diujikan.

Level soal dalam PISA, berkaitan dengan kecakapan siswa dalammengkaitkan matematika dengan masalah sehari-hari. Kecakapan yang biasa disebutoleh PISA adalah kemampuan siswa dalam merumuskan masalah secara matematisberdasarkan konsep dan hubungan yang ada, lalu menerapkan prosedur matematikauntuk memperoleh hasil matematika dan menafsirkan kembali hasil tersebut kedalam bentuk yang berhubungan dengan masalah awal.Dilihat dari hasil data PISA 2003, aljabar dan pengukuran secara signifikanlebih sulit untuk dipahami siswa Indonesia dari pada quantitas, geometri, dan data(Stacey, 2011). Karena aljabar lebih menekankan pada hubungan dan keterkaitan,dimana mengubah dan menghubungan di keaksaraan matematika. Hampir semuasiswa bisa memahami materi aljabar dengan baik, tetapi jika materi aljabar dikemasdalam bentuk soal yang berbeda dengan standar PISA maka siswa akan mengalamikesulitan dalam menyelesaikan soal matematika.Dalam soal PISA, siswa dituntut untuk membaca dan menulis ataupun melekaksara, dalam hal ini semua hal itu biasa disebut dengan literasi matematika. Stacey,K (dalam Kohar,dkk : 2014) juga berpendapat bahwa “Mathematical literacy is anindividual’s capacity to formulate, employ, and interpret mathematics in a variety ofcontexts. It includes reasoning mathematically and using mathematical concepts,procedures, facts and tools to describe, explain and predict phenomena. It assistsindividuals to recognise the role that mathematics plays in the world and to make thewell-founded judgments and decisions needed by constructive, engaged andreflective citizens.” Dari definisi ini, setidaknya ada tiga hal utama yang menjadipokok pikiran dari konsep literasi matematika, yaitu (1) kemampuan merumuskan,menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks yang selanjutnyadisebut sebagai proses matematika, (2) pelibatan penalaran matematis danpenggunaan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk mendeskripsikan,menjelaskan, dan memprediksi fenomena, dan (3) manfaat dari kemampuan literasimatematika yaitu dapat membantu seseorang dalam menerapkan matematika kedalam dunia sehari-hari sebagai wujud dari keterlibatan masyarakat yang konstruktifdan reflektif.

Dalam menggunakan istilah “literasi”, fokus PISA adalah pada jumlahpengetahuan matematika anak umur 15 tahun yang mampu digunakan dalamberbagai konteks dan situasi. PISA mengukur kemampuan siswa pada akhir usiawajib belajar untuk mengetahui kesiapan siswa menghadapi era MEA. Olehkarena itu, kemampuan dan pengetahuan matematika siswa kelas VIII sudahtermasuk cukup mampu menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalammenyelesaikan masalah dalam soal serupa PISA.Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan mengadakan penelitian yangberjudul “Pengembangan Soal Matematika Serupa PISA dalam Konten Change andRelationship pada Siswa Kelas VIII”. Agar siswa dapat berlatih dan mengasahkemampuan penalaran dalam mengerjakan soal-soal matematika serupa PISA.METODE PENELITIANModel penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (researchand development). Menurut Sukmadinata (2012: 162), penelitian dan pengembanganadalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baruatau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.Dalam mengembangkan suatu produk baru harus berpedoman dengan produk anpenelitianpengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yangefektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Penelitian yangdilakukan peneliti berfokus pada mendesain soal-soal matematika serupa PISAdengan berpedoman pada soal PISA tahun sebelumnya. Model soal PISA yangdidesain dan dikembangkan adalah soal PISA konten Change and liddanpraktisuntukditerapkan.Tahapan pengembangan soal yang digunakan peneliti sesuia pendapatTessmer (dalam Jurnaidi dan Zulkardi: 2013) yang menyatakan dalam penelitianterdapat tahap preliminary dan tahap formatif evaluation yang meliputi selfevaluation, expert reviews dan one-to-one (low resistance to revision) dan smallgroup serta field test (hight resistance in revision).

Prosedur penelitian ini ditempuh melalui 2 tahapan, yang meliputi : selfevaluation dan formatif evaluation. Self evaluation terdiri dari persiapan danpendesaian. Sedangkan formatif evaluation meliputi expert reviews, one-to-one,small group dan field test. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1Kerjo kelas VIII E tahun ajaran 2014/2015. Teknik analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dan untuk melihatkemampuan penalaran matematis siswa dapat diketahui berdasarkan hasil tes soalsoal matematika serupa PISA dalam konten change and relationship yangdiberikan kepada siswa.Selanjutnya dilakukan penyekoran terhadap jawaban siswa dan skor diperolehsiswa dianalisis secara deskriptif kualitatif dan dikelompokkan dalam kategoridengan mengacu pada indikator kemampuan penalaran matematis siswa, data yangdidapatkan dikategorikan berdasarkan tabel 1.Tabel 1. Kategori Kemampuan Penalaran MatematisNilai SiswaTingkat Kemampuan PenalaranMatematis Siswa76-100Sangat Baik51-75Baik26-50Cukup0-25KurangSumber : Modifikasi Arikunto (dalam Jurnaidi dan Zulkardi, 2013)Dari tabel 1, dijadikan acuan peneliti dalam penentuan kemampuanmatematis siswa. Dari hasil penskoran field test dapat dilakukan penskoran dandikelompokkan berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis siswa.HASIL DAN PEMBAHASANPada tahap awal peneliti berhasil mendesain dan mengembangkan 21 soalmatematika serupa PISA dalam konten change and relationship pada siswa kelasVIII yang dinyatakan Pro.Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom selaku pakar/ahli bahwa soaldapat diujicobakan ke siswa. Sedangkan sesuai pendapat validator, perangkat soalyang dapat diujicobakan hanya sebanyak 15 soal, karena keterbatasan intrument dan

waktu pelaksanaan. Desain (prototype) yang dihasilkan divalidasi denganmenggunakan teknik analisis deskripsi.Berdasarkan formatif evaluation dari tahap one-to-one maka desain soal akandirevisi, komentar validator dan keputusan revisi tahap one-to-one bisa dilihat padatabel 2.Tabel 2. Komentar Validator dan Keputusan Revisi Tahap One-to-oneKOMENTARKEPUTUSAN REVISISetelah tahap one-to-one1. Soal tema tangga basementuntuk satuan dibedakan saja.Soal nomor 2 dibuat setengahkalinya tinggi saja2. Untuk soal dengan tema pagarkolam renang, gambarnya itumenunjukkan bangun segiempatatau bangun ruang sisi datar.1 Satuan dibedakan dan merubahnomor 2 menjadi setengahkalinya tinggi.2. Diperjelas dengan bangun yangmenyusun pagar yaitu bangunpersegi dan persegi panjang.3. Untuk tema angkutan, dibuat 3. Dibuat2jenismobil,tabel biar tidak membingungkanmenentukan harga setiap mobildalam penentuan variable nya. Dan membuat 2disesuaikanhargasetiappaket mobil untuk soal nomor 8.mobilnya. Dan nomor 8 dibuatSerta merubah merk menjadidua paket saja yang dicari bolehpajero dan avanza.merubah merk mobil.4. Diperjelasvariabeldan4. Untuk tema pembangkit perluketerangan rumusnya.adanya variable dan keteranganrumus. bahwa ada soal yang 5. Kata eksemplar diganti koran.menggunakanrumusyangtertera dalam keterangan.5. Untuk tema koran, eksemplardan banyaknya koran apakahsama. Pakai salah satu kata sajauntuk memperjelasSumber : Hasil analisis validator dalam penelitian, 2015

Pada tabel 2, terlihat komentar dan keputusan validator dalam tahap one-toone. Pada tema tangga basement, dari satuan cm dirubah menjadi satuan dm. Untuktema pagar rumah yang sebelumnya di dalam soal tidak ada penjelasan bahwabangun apa saja yang menyusunnya, sesuai saran dan keputusan validator makapeneliti mengambil tindakan untuk memberikan keterangan bahwa bangun yangmenyusunnya adalah bangun persegi dan persegi panjang. Untuk tema angkutan,pada soal awal karena bersumber dari soal PISA terdahulu jadi peneliti hanyaterfokus pada soal yang membutuhkan 2 persamaan, sedangkan soal yang dibuatpeneliti menentukan harga setiap mobil dari paket 1 dan paket 4, jika paket yangdicari bukan paket 1 dan paket 4 maka harga setiap jenisnya akan berbeda denganlangkah paket 1 dan paket 4, sehingga dari catatan validator peneliti merevisi soaldengan menentukan harga setiap mobilnya terlebih dahulu setelah itu hargapaketannya. Serta data disajikan dalam bentuk tabel dan untuk nomor 8 hanyamemakai dua paket saja dalam penyelesaian. Untuk tema pembangkit listrik, soalyang dibuat peneliti tidak semua pembangkit listrik diberi variabel, dan belumadanya keterangan penggunaan rumus, dari catatan validator dapat diambilkeputusan untuk memberikan variabel disetiap pembangkit dan keterangan rumusdalam soal.Dari hasil one-to-one soal direvisi oleh peneliti dan dapat diujicobakan padatahap small group. komentar dan keputusan revisi validator pada tahap small groupdikemas peneliti dalam tabel 3.Tabel 3. Komentar Validator dan Keputusan Revisi Tahap Small GroupKOMENTARSetelah small group1. Untuktemabasementsudahmenggunakan angka yang sesuaidengan kehidupan sehari-hari, dansudah layak untuk diujicobakan ketahap akhir.KEPUTUSAN

Lanjutan Tabel 3. Komentar Validator dan Keputusan Revisi Tahap Small GroupKOMENTARKEPUTUSAN2. Untuk soal pagar kolam jugasudahpenyusunnya adalah bangunpersegi dan persegi panjang.3. Untuk tema angkutan, untuk soal no 3. Merubah no 9 menjadi no 8 danpeneliti mencoba membuat9 diganti menjadi soal no 8, karenakembali untuk soal no 9 tetapvalidaor ingin melihat kemampuandengan kompetensi koneksi.siswa dan agar siswa lebih terpacudalammenyelesaikansoal 4. Soal yang tidak bermasalahsesudahnya.ataupun dianggap layak oleh4. Untuk tema pembangkit listrik, validator dan sudah dapat dipahamisudah baik dengan memberikan siswa, tidak perlu direvisi dan bisadi ujicobakan ke tahap field testnama di setiap pembangkit.5. Untuk tema koran, sudah baikSumber : Hasil analisis validator dalam penelitian, 2015Tabel 3, adalah catatan validator dalam small group. Untuk soal tema tanggabasement, tema pagar kolam, tema angkutan, tema pembangkit dan tema koran sudahdikatakan baik menurut validator. Sedangkan yang masih menjadi perhatian adalahtema angkutan. Pada soal nomor 8 berisia meminta siswa membuat bentukpersamaan matematika untuk sewa mobil paket 1 dan paket 4. Dan soal nomor 9berisi jika seorang penyewa ingin menyewa dengan paket 1 dan paket 4, berapakahharga setiap jenis mobil. Dari saran dari validator agar siswa lebih terpacu dalammenyelesaikan soal sesudahnya, maka soal nomor 9 dijadikan nomor 8. Dan penelitimembuat lagi desain soal nomor 9 dengan berpedoman pada kompetensi koneksi.Akhirnya pertanyaan nomor 9 dirubah menjadi jika ada yang ingin menyewa tigapajero dan dua avansa, berapa uang yang harus dibayarkan oleh penyewa.Dari tahap small group dapat disimpulkan bahwa rata-rata soal PISA yangdibuat peneliti dianggap layak oleh validator dan dapat diujicobakan ke tahapselanjutnya. Walaupun dalam tahap small group ada satu soal yang harus dihilangkandan dibuat lagi desain soalnya, tetapi karena hanya satu soal yang dirubah maka

validator menyarankan langsung diujicobakan ke tahap field test. Dalam paparanvalidator, bahwa tahap one-to-one hingga small group mengalami pengembangansoal, dan soal bisa diujicobakan pada tahap field test.Soal dinyatakan valid tergambar dari hasil penilaian validator selamatahap one-to-one hingga small group, dimana validator menyatakan baikberdasarkan konten (sesuai dengan framework dari soal serupa PISA padakonten Change and Relationship), konteks, kelompok kompetensi, indikatorpenalaran matematis. Sedangkan soal dikategorikan praktis tergambar dari tahapone-to-one hingga small group. dimana semua siswa dapat menggunakan perangkatsoal dengan baik. Dan pada akhirnya hasil tes kemampuan penalaran matematispada soal matematika serupa PISA dalam konten change and relationship darihasil ujicoba, dimana semua siswa mampu menggunakan perangkar soal denganbaik.Tabel 4. Skor Rata-rata Kemampuan Penalaran Matematis SiswaKompetensiReproduksiKoneksiSoalJumlah SkorTotal Skordalam Satudalam SatuKelasKelasNo. 154No. 485No. 7110No. 1056No. 14125No. 268No. 573No. 881No. 1136No. 1364RatarataKategori43059,3Baik32244,4Cukup

Lanjutan Tabel 4. Skor Rata-rata Kemampuan Penalaran Matematis SiswaKompetensiRefleksiSoalJumlah SkorTotal Skordalam Satudalam SatuKelasKelasNo. 348No. 672No. 959No. 1248No. 1533260Ratarata35,8KategoriCukupSumber : Hasil analisis peneliti, 2015Dari tabel 4, terlihat hasil tes siswa yang menunjukkan bahwa soal mampumelatih kemampuan penalaran matematis siswa pada soal matematika serupa PISAdalam konten change and realtionship pada siswa kelas VIII dapat diketahui bahwarata-rata untuk kompetensi reproduksi 59,3 termasuk dalam kategori baik,kompetensi koneksi 44,3 termasuk dalam kategori cukup dan untuk kompetensirefleksi 35,8 termasuk dalam kategori cukup. Sesuai rata-rata skor dalam setiapkompetensi dapat dilihat bahwa soal dibuat peneliti sudah sesuai tingkatankompetensi.Dari hasil analisis peneliti, bisa dilihat rata-rata siswa kategori baik dan cukupmemiliki selisih presentase yang sedikit. Seperti yang diungkapkan Zulkardi danDarmawijoyo (2011) bahwa kemampuan siswa dalam membaca soal danmenginterpretasikan makna soal ke dalam permasalahan matematika rata-ratasudah cukup baik, namun perlu waktu lama bagi siswa berkemampuan rendahuntuk memahaminya.Siswa berkemampuan rendah dirasa masih mengalami kesulitan dalamproses; (1) merumuskan masalah dalam kehidupan sehari-hari kedalam modelmatematika, seperti mengintreprestasikan konteks situasi nyata ke dalam modelmatematika, memahami struktur matematika (termasuk keteraturan, hubungan, dan

pola) dalam masalah, (2) mengevaluasi kewajaran dari solusi matematika dalamkonteks masalah dunia nyata, (Edo, dkk: 2014). Hal ini dapat diliha dalammerumuskan masalah termasuk dalam kompetensi koneksi, sedangkan mengevaluasimasalah termasuk dalam kompetensi refleksi. Jika dilihat dari hasil penelitian, untukkompetensi koneksi dan kompetensi refleksi siswa tergolong dalam kategori cukup.Hasil penelitian yang dilakukan peneliti tidak jauh beda dengan penelitiansebelumnya. Sesuai hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa soal yangdikembangkan dapat memicu siswa untuk mengeksplor kemampuan matematisdengan memberikan jawaban soal beserta penjelasan, langkah-langkah penyelesaian,dan kesimpulan terhadap jawaban dari soal yang dikerjakan dapat dilihat bahwaperangkat soal tipe PISA yang dikembangkan memiliki efek potensial terhadapkemampuan matematis siswa (Aisyah: 2013).Membiasakan siswa mengerjakan soal matematika serupa PISA dirasamampu mengasah pemahaman siswa. Sesuai pendapat Mardhiyanti (dalam Aisyah,2013), yang memaparkan bahwa dengan membiasakan siswa mengerjakan soal-soaltipe PISA akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.Pengembangan ini adalahbentukupayauntukmembekali siswa dengankemampuan yang dibutuhkan dalam konteks masyarakat ekonomi asean sekarangini.KESIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa desain soal matematika serupa PISA dalam konten change andrelationship pada siswa kelas VIII SMP dinyatakan valid ditinjau dari penilaianpakar/ahli dimana dinyatakan sudah sesuai konteks (pribadi, pekerjaan, umum, danilmiah) dan kompetensi (reproduksi, koneksi, dan refleksi) serta bahasa yangdigunakan sesuai EYD. Dan dinyatakan praktis dilihat dari hasil ujicoba small groupdimana sebagian siswa mampu menyelesaikan soal matematika serupa PISA dalamkonten Change and Relationship pada siswa kelas VIII.Berdasarkan proses pengembangan diperoleh nilai rata-rata rata-rata untukkompetensi reproduksi 59,3 termasuk dalam kategori baik, kompetensi koneksi 44,3

termasuk dalam kategori cukup dan untuk kompetensi refleksi 35,8 termasuk dalamkategori cukup. Sesuai rata-rata skor dalam setiap kompetensi dapat dilihat bahwasoal dibuat peneliti sudah sesuai tingkatan kompetensi dinyatakan memiliki efekpotensial terhadap kemampuan penalaran siswa.Dari hasil penelitian dan kesimpulan, bahwa bagi siswa dalam belajarmatematika dapat meningkatkan kemampuan literasi matematis dan memilikimotivasi yang tinggi untuk bisa menyelesaikan setiap permasalah yang diberikandalam berbagai soal. Bagi guru matematika, agar dapat menggunakan danmenerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari agar dapat melatih kemampuanmembaca yang merupakan kemampuan yang paling dasar yang dapat mempengaruhipada kemampuan penalaran matematika siswa. Bagi peneliti, agar dapat merancangdan mengembangkan soal-soal matematika serupa PISA dan mengkaji lebih dalampenelitian pada konten yang berbeda.DAFTAR PUSTAKAAdawiyah, Robiatul 2014 Pengembangan Soal Matematika Mengacu Pada StandarPISA. Skripsi, UIN Sunan Ampel Surabaya.Ahyan, Shahibul, Zulkardi, dan Darmawijoyo. 2014. Developing MathematicsProblems Based On PISA Level. IndoMS Journal on Mathematics Education(IndoMS-JME). 5(1): 47-56Aisyah. 2013. Pengembangan Soal Tipe PISA Di Sekolah Menengah Pertama.Edumatica. 3(1).Edo,S. I., Ilma, R., dan Hartono, Y. (2014). Investigating Secondary SchoolStudents’ Difficulties in Modeling Problems PISA-Model Level 5 And 6.IndoMS Journal on Mathematics Education (IndoMS-JME), 4(01)Kohar, Ahmad Bachidul dan Zulkardi. 2014. “Pengembangan Soal Berbasis LiterasiMatematika dengan Menggunakan Kerangka PISA Tahun 2012”. ProsidingKonferensi Nasional Matematika XVII. Universitas ITS, Surabaya.Sukmadinata , Nana Syaodih. 2012. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : PTREMAJA ROSDAKARYA.Stacey, K. (2011). The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia. IndoMSJournal on Mathematics Education (IndoMS-JME), 2(2), 95-126.

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengembangkan soal matematika serupa PISA dalam konten change and relationship pada siswa kelas VIII. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan (research and development). yang terdiri dari dua tahapan ada dua tahapan pada penelitian ini yaitu preliminary dan tahap formatif evaluation yang meliputi self evaluation, expert

Related Documents:

Soal Matematika Model PISA Indonesia Tahun 2015 Soal Matematika Model PISA Menggunakan Konteks Lam. Soal UAN dan Jawaban Matematika SMA Lingkaran Soal UN dan Jawaban Matematika Peluang Soal Matematika Eksponen UM UNDIP Contoh Soal Matematika Masuk UGM Soal UN dan Jawaban Persamaan Linier Soal UN dan Jawaban Trigonometri

butir soal latihan, 131 butir soal uji kompetensi dan 29 butir soal ulangan akhir semester I terdapat 155 butir soal atau 34,60% yang sesuai dengan model PISA dan 293 butir soal tidak serupa PISA atau 65,40% dari jumlah keseluruhan soal. Soal serupa PISA banyak terdapat dalam bab I, III dan IV dengan materi pokok bilangan,

penulisan kisi-kisi, penulisan soal, telaah (analisis kualitatif), ujicoba, analisis kuantitatif soal, dan kalibrasi soal. Soal-soal yang terbukti bermutu secara kualitatif dan kuantitiatif dikumpulkan dan disimpan dalam bank soal. Alur kegiatan pengembangan bank soal di Puspendik terlihat dalam diagram berikut. Penulis Soal Soal Mentah D i t e r i m a D i t o l a k Baik Kurang Baik Revisi U j .

PENULISAN SOAL BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PUSAT ASESMEN DAN PEMBELAJARAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2020 . ALUR PENGEMBANGAN BANK SOAL PENYUSUNAN KISI-KISI PENULISAN SOAL TELAAH SOAL ANALISIS UJI COBA PERAKITAN BANK SOAL. BENTUK SOAL ./? ?/! Pilihan Ganda Kompleks* Pilihan Ganda Menjodohkan Isian/Jawaban Singkat .

Desain Pengembangan Soal Asesmen Kompetensi Minimum 2020 4 B. Tujuan Tujuan penulisan desain pengembangan soal AKM adalah menyusun rancangan pengembangan soal AKM agar memberikan gambaran utuh mengenai kerangka, framework, dan pemanfaatan soal-soal AKM melalui survei nasional, survei kelas, maupun sertifikasi.

Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Palembang. Metode . soal-soal pengayaan matematika untuk siswa kelas X semester 1 Sekolah Menengah Atas yang valid dan praktis. Alur penelitian pengembangan ini terlihat pada gambar 1. Diagram tersebut menjelaskan bahwa penelitian ini melalui tiga tahap, yaitu: preliminary (tahap persiapan dan tahap pengembangan soal-soal), formative .

soal, dan soal buatan guru kelas VIII pilihan SMPN 1 Mempura Tahun Pelajaran 2017/2018. Mencocokkan soal buatan guru matematika yang digunakan dengan kisi-kisi soal dan silabus. 3. Mencocokkan soal buatan guru dengan kaidah-kaidah menelaah butir soal. Butir soal dianalisis menggunakan lembar analisis. Lembar analisis adalah

conforms to the ISO 14001 Standard.1 While ISO 14001 has existed for more than 20 years, the changes adopted by the International Organization of Standards in 2015 are the most sweeping since the standard’s inception. Organizations certified to the former version must incorporate the new requirements by September 15, 2018. The articles that follow examine key changes in the ISO 14001:2015 .