PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMBELAJARAN IPS DI MTs . - UMS

1y ago
9 Views
2 Downloads
549.61 KB
25 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADAPEMBELAJARAN IPS DI MTs NEGERI NGEMPLAKBOYOLALIArtikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Magister dalam IlmuAdministrasi Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan Program PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah SurakartaOleh :MUTA’ALINNIM.: Q. 100 160 022PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2017i

i

ii

iii

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER PADA PEMBELAJARANIPS DI MTs NEGERI NGEMPLAK BOYOLALIABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Penanaman nilaikarakter dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran IPS di MTs Negeri NgemplakKabupaten Boyolali; 2) Usaha-usaha menanamkan nilai karakter dalam kegiatan intipembelajaran IPS di MTs Negeri Ngemplak Kabupaten Boyolali; 3) Pelaksanaanpenanaman nilai karakter dalam kegiatan penutup pada pembelajaran IPS di MTsNegeri Ngemplak Kabupaten Boyolali.Jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatifdeskriptif dengan kajian etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakandokumentasi, wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan denganmengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, danmembuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Ada tiga tahapandalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.Hasil penelitian: 1) Penanaman nilai karakter pada kegiatan pendahuluandalam pembelajaran IPS di MTs Negeri Ngemplak Boyolali dilakukan sesuai denganrencana pelaksanaan pembelajaran yaitu guru menyampaikan salam dan berdoabersama; mengkondisikan kelas, menanyakan materi yang sudah dipelajari denganbab sebelumnya dengan kompetensi yang akan dipelajari; memberi motivasi, danmenginformasikan topik dan tujuan pembelajaran dengan siswa dibagi menjadibeberapa kelompok; 2) Penanaman nilai karakter pada kegiatan inti dalampembelajaran IPS di MTs Negeri Ngemplak Boyolali, yaitu mengamati, menanya,mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Adapun padakegiatan ini, karakter yang dikembangkan meliputi: adil, berani berpendapat,toleransi, menghargai, kerja sama, mandiri, gemar membaca, jujur dan nasionalisme;3) Penanaman nilai karakter pada kegiatan penutup dalam pembelajaran IPS di MTsNegeri Ngemplak Boyolali yaitu siswa diberi kesempatan menanyakan hal yangbelum dipahami, guru memberikan penjelasan atas pertanyaan siswa, siswa dimintamelakukan refleksi terhadap proses pembelajaran terkait dengan penguasaan materi,pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan, siswa diberi pesan tentangnilai dan moral serta diberi tugas untuk menyempurnakan laporan hasil diskusikelompok dan guru menyampaikan salam penutupKata Kunci : Penanaman, Nilai-nilai Karakter, Pembelajaran IPS.ABSTRACTThe purpose of this study is to describe: 1) The planting of character valuesin the learning IPS preliminary activity in MTs NegeriNgemplakBoyolali District; 2)Efforts to instill character values in core activities of IPS learning in MTsNegeriNgemplak of Boyolali Regency; 3) Implementation of character values inclosing activities on IPS learning in MTs NegeriNgemplakBoyolali District.The type of research is qualitative research with qualitative descriptive1

approach with ethnography study. Data collection techniques use documentation,interviews and observation. Data analysis is done by organizing data, breaking itinto units, synthesizing, organizing into patterns, choosing what is important andlearning, and making conclusions that can be shared with others. There are threestages in data analysis that is data reduction, data presentation, and verification.Result of research: 1) The planting of character value in preliminary activityin IPS lesson in MTs NegeriNgemplakBoyolali done in accordance with the learningimplementation plan that is the teacher convey the greeting and pray together;condition the class, ask the material already learned with the previous chapter withthe competence to be studied; motivate, and inform the topics and learning objectiveswith students divided into groups; 2) The planting of character values in coreactivities in IPS learning in MTs NegeriNgemplakBoyolali, ie observing,questioning, gathering information, associating, and communicating. As for thisactivity, the characters developed include: fair, courageous opinion, tolerance,respect, cooperation, independent, reading, honest and nationalism; 3) The plantingof character values in closing activities in Social Studies lesson in MTsNegeriNgemplakBoyolali is that students are given the opportunity to ask things thathave not been understood, the teacher gives explanation on the student's question,the students are asked to reflect on the learning process related to the mastery of thematerial, the approach and the learning model used, students are given a messageabout values and morals and given the task to refine the report of the results ofgroup discussions and teachers deliver the closing greetingsKeywords: Planting, Character Values, Social Studies1. PENDAHULUANSalah satu tujuan dari mata pelajaran IPS adalah mempunyai kompetensimelakukan komunikasi, kerjasama dan bersaing di lingkungan masyarakat yangberagam, baik di kalangan lokal, nasional, dan global. Acuan tujuan tersebutberdasarkan tantangan berat yang akan dihadapi siswa pada masa yang akan datangakibat dinamika hidup masyarakat global yang senantiasa berubah. Maka pelajaranbidang studi IPS dirumuskan sebagai pengembangan pengetahuan, pandangan, dankompetensi analisis pada keadaan masyarakat ketika menghadapi situasi kehidupandalam lingkungan masyarakat.Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan masyarakat danbangsa untuk mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupanmasyarakat yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan tersebut ditandai olehpewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. tsebagaiupayauntukmengembangkan pada diri seseorang yang mencakup tiga aspek, yaitu pandangan2

hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup. Upaya untuk mengembangkan ketigaaspek tersebut bisa dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga. Kegiatan disekolah direncanakan dan dilaksanakan secara ketat dengan prinsip-prinsip yangsudah ditetapkan. Pelaksanaan di luar sekolah, meski memiliki rencana dan programyang jelas tetapi pelaksanaannya relatif longgar dengan berbagai pedoman yangrelatif fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Pelaksanaanpendidikan dalam keluarga dilaksanakan secara informal tanpa tujuan yangdirumuskan secara baku dan tertulis.Pewarisan nilai budaya dan karakter dalam pendidikan Indonesia harus sejalandengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang pada Bab I Pasal 1 Undang-UndangNomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menegaskanbahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara”. (Depdiknas, 2003: 1)Selama ini, mata pelajaran yang materi ajarnya berkaitan langsung denganpendidikan karakter salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Dalam praktiknya, pendidikan karakter yang diberikan melalui mata pelajarantersebut baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, danbelum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.Padahal pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilaisecara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilaisecara nyata.Mata pelajaran IPS atau sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasarsebagai bagian yang integral dari mata pelajaran IPS. Pada tingkat SD Sejarahdibicarakan dengan pendekatan estetis. Maksudnya adalah bahwa sejarah diberikansemata-mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air,dan bangsa. Untuk SMP/MTS Ilmu Pengetahuan Sosial atau khususnya pelajaranSejarah lebih diberikan dengan pendekatan etis. Yakni untuk memberikanpemahaman tentang konsep hidup bersama sehingga selain memiliki rasa cintakepada perjuangan, pahlawan, tanah air dan bangsa mereka tidak canggung dalampergaulan masyarakat yang semakin majemuk (Kuntowijoyo, 2012:3-4). Menurut3

Suryadi (2012:77) untuk jenjang SMP/MTs, tujuan pendidikan sejarah sudahberkembang pada pemahaman mendalam sebagai peristiwa sejarah yang dianggappenting untuk membangun kemampuan berpikir kritis, kemampuan belajar, rasaingin tahu, kepedulian sosial, dan semangat kebangsaan. Namun, yang biasanyamenjadi masalah adalah guru terkadang hanya menyampaikan materi yangmenekankan pada ranah kognitif tanpa ada implikasinya bagi kehidupan pesertadidik di masyarakat. Hal ini merupakan tugas besar guru mata pelajaran sejarahyang harus bisa menanamkan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah kepadapeserta didik. Hal inilah yang jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan oleh guruguru, sehingga guru sangat dituntut untuk kreatif serta melihat kebutuhan pesertadidik untuk menghadapi masa yang akan datang.Pendidikan karakter telah diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia.Berdasarkan observasi awal pada bulan Februari 2017, salah satu sekolah yang telahmenerapkan sistem pendidikan karakter ini adalah MTs Negeri Ngemplak Boyolali.Alasan mengapa peneliti hendak melakukan penelitian di sekolah ini karena sekolahini merupakan MTs Negeri Ngemplak di Kabupaten Boyalali yang baru gencargencar menanamkan nilai karakter pada pembelajaran IPS. Penanaman nilai-nilaikarakter pada peserta didik dinilai penting, agar peserta didik mampu bersaing,beretika, bermoral, sopan, santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Kesuksesanseseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis(hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (softskill). Sehingga, penanaman nilai karakter pada pembelajaran sudah seharusnyaditerapkan oleh guru kepada peserta didik.Tujuan dari penelitian ini: untuk mendeskripsikan penanaman nilai karakterdalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup pada pembelajaran IPS di MTs NegeriNgemplak Kabupaten Boyolali.Beberapa peneliti terdahulu yang dapat dijadikan acuan, diantaranyaadalah:Penelitian yang dilakukan oleh Karminah (2013) yang meneliti tentangimplementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran Sejarah (Studi Kasus Di SMANegeri 1 Ambarawa) Tahun Ajaran 2012/2013, merupakan penelitian dengan jenispenelitian yang digunakan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwaguru sejarah telah siap dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah tersebut.Guru mata pelajaran sejarah menerapkan pendidikan karakter pada pelajaran4

sejarahnya. Pelajaran sejarah dinilai mampu memberikan pendidikan karakter bagisiswa di sekolah tersebut. Daya beda penelitian ini dengan penelitian yang dilakukanoleh Karminah adalah pada penelitian Karminah hanya membahas tentang kesiapanguru dan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, tidak menyinggung mengenaikendala apa saja yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter padapembelajaran IPS. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil fokus penelitian di MTsNegeri Ngemplak dengan forkus pada penanaman karakter pada pembelajaran IPSdilihat dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.Penelitian Annas (2012) yang meneliti tentang model implementasipendidikan karakter dalam pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS SMA 2 Kudus,dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada pengembangan RPP, modul, danevaluasi. Pada RPP pengembangan dilakukan pada men-sistematiskan karakter yangingin dicapai dengan proses pelaksanaan pembelajaran yang direncanakan. Padamodul, pengembangannya dilakukan pada perluasan materi dengan pemakaianbahasa yang lebih interaktif. Pada evaluasi, pengembangan pada penambahan bentuksoal afektif tertulis sebagai bentuk baru dalam mengukur pemahaman siswa terhadapkandungan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran sejarah. Penelitian tersebutmenghasilkan hasil uji coba produk menunjukkan nilai baik dalam rancangan awalmodel implementasi pendidikan karakter. Hasil tes kognitif menunjukkanpeningkatan yang signifikan, dan nilai afektif tercatat rata-rata baik. Hasilketerterapan model juga menunjukkan nilai sangat baik. Sehingga, hasil penilaianuntuk pengembangan model implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaransejarah efektif diimplementasikan. Penelitian terdahulu tidak dijelaskan bagaimanamenanamkan ke 18 nilai karakter dalam proses belajar mengajar dan kendala apasaja yang dihadapi guru dalam menerapkan nilai karakter pada proses pembelajaransejarah. Daya beda penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain jenispenelitian tersebut adalah kuantitatif yang memfokuskan pada pengembangan RPP,modul, dan evaluasi sedangkan penelitian ini adalah penelitian kualitatif yangmenjelaskan bagaimana upaya guru sejarah dalam menanamkan ke 18 nilai karakterpada proses pembelajaran sejarah dan kendala apa saja yang dihadapi oleh ejarah.Penelitimemfokuskan penelitian pada MTs N Ngemplak, dengan forkus pada penanamankarakter pada pembelajaran IPS dilihat dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan5

kegiatan penutup.Agung (2011) yang membahasan tentang Character Education Integration inSocial Studies Learning (integrasi pendidikan karakter dalam studi sosial belajar),jenis penelitain studi pustaka. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa baru-baru inibanyak degradasi kekerasan dan moral yang terjadi di Indonesia telah mempengaruhisebagian besar kaum muda. Gejala degradasi moral ditunjukkan oleh peningkatanpenyalahgunaan obat terlarang, seks bebas, kejahatan, tindak kekerasan, dan banyakperilaku tidak sopan lainnya. Sumber krisis multidimensional ini dan penurunannyaadalah krisis identitas dan kegagalan dalam mengembangkan pendidikan karakterbangsa. Pelajaran IPS (pelajaran sosial), pada kenyataannya, ditujukan untukmeningkatkan kompetensi pribadi, sosial, dan intelektual. Oleh karena itu, saatnyamengintegrasikan pendidikan karakter dengan pelajaran di sekolah, khususnya dibidang studi sosial atau IPS di tingkat SMP. Dalam hal ini, pelajaran diharapkanmenjadi alat dan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan berbagaikarakteristik bagus seperti kualitas religius, jujur, terintimidasi, toleran, disiplin,mandiri, pekerja keras, kreatif, patriotik, dan ramah.Anwar (2015) yang meneliti tentang Learning Value at Senior High SchoolAl-Kautsar Lampung for the Formation of Character (Nilai Belajar di SekolahMenengah Atas Al-Kautsar Lampung untuk Pembentukan Karakter), penelitian inibertujuan untuk mengetahui nilai proses pembelajaran di lingkungan SMA AlKautsar Lampung untuk siswa pembentukan karakter. Mempelajari nilai terbawamelalui mata Studi Agama Islam yang didukung oleh dua kegiatan utama, termasukkegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan untuk meningkatkan prestasi belajar. Jenispenelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa belajar nilai diAl-Kautsar masih merupakan rintisan awal tapi bekerja sungguh-sungguh untukkeperluan pembekalan nilai-nilai agama dan karakter siswa. Nilai religius yangditanamkan terdiri dari aqidah, akhlak dan moral. Realisasinya dilakukan melaluikegiatan intra dan ekstra kurikuler, yang bertujuan untuk membentuk sikap, karakterdan perilaku siswa. Mempelajari nilai penekanan pada keterkaitan antara materipembelajaran dengan kehidupan nyata peserta didik, sehingga peserta didik mampumenghubungkan dan menerapkan hasil belajar kompetensi ke dalam kehidupansehari-hari. Pendekatan yang diadopsi oleh Al-Kautsar adalah pendekatan habituasi(habituasi) dan teladan, walaupun dalam praktiknya pendekatan ini tidak tertangkap6

sebagai proses belajar holistik.Penelitian oleh Ikwemelu S.N, at all (2015), yang meneliti tentang socialstudies education and the need for value-based caracter education in Nigeria (Studisosial pendidikan dan kebutuhan pendidikan berbasis nilai karakter di Nigeria). Jenispenelitian studi kasus, dengan referensi khusus mengenai nilai-nilai yangbertentangan ini dalam masyarakat majemuk seperti pendidikan Ilmu Sosial kitamemiliki peran penting untuk mewujudkan mimpinya ini. Hasil tulisannyamenjelaskan bahwa ini dipersembahkan untuk mengeksplorasi: perubahan peranpendidikan dan implikasi nilai dan versa, tujuan pendidikan berbasis nilai dalamkonteks modern, jenis nilai, peran Studi Sosial dalam menanamkan pendidikanberbasis nilai, pendidikan Ilmu Sosial dan dimensi spasial dari pendidikan berbasisnilai, pendidikan Ilmu Sosial dan Kognitif, dan dimensi afektif pendidikan berbasisnilai, pendidikan Ilmu Sosial dan berbasis karakter, fungsi guru Ilmu Sosial sebagaimodel untuk pengembangan nilai, nilai inti Nigeria dan beberapa rekomendasidibuat.Penelitian Wagner dan Ruch (2015) yang meneliti tentang good character atschool: positive classroom behavior mediates the link between character strengthsand school achievement (Perbaikan Karakter di sekolah: perilaku kelas yang positifmemediasi hubungan antara kekuatan karakter dan prestasi sekolah), jenis penelitiankomparatif, sampel dua kelompok usia yang berbeda yaitu satu kelompok siswasekolah dasar dan satu kelompok sekolah menengan pertama. Hasil penelitianmenjelaskan bahwa beberapa kekuatan karakter dikaitkan dengan perilaku kelaspositif dan prestasi sekolah. Di kedua sampel tersebut, prestasi sekolah berkorelasidengan cinta belajar, ketekunan, semangat, rasa syukur, harapan, dan perspektif.Korelasi terkuat dengan perilaku kelas positif ditemukan untuk ketekunan,selfregulation, kehati-hatian, kecerdasan sosial, dan harapan. Untuk kedua sampeltersebut, ada beberapa efek tidak langsung dari beberapa kekuatan karakter padaprestasi sekolah melalui perilaku kelas positif guru. Temuan konvergen dari keduasampel tersebut mendukung anggapan bahwa kekuatan karakter berkontribusi padaperilaku kelas positif, yang pada gilirannya meningkatkan prestasi sekolah.Penelitian Mondal, B.C. (2017), yang meneliti tentang Inculcating humanvalues among School Students through Effective Teaching (Memasukkan NilaiManusia di antara Siswa Sekolah melalui Pengajaran yang Efektif), jenis penelitian7

studi kasus. Hasil penelitian menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang muncul daridalam atau inti hati, seperti cinta, kemanusiaan, kasih sayang, kebaikan hati,penghargaan, kesabaran, dan lain-lain merupakan dasar bagi nilai-nilai yangdipraktikkan eksternal seperti keadilan, disiplin, ketepatan waktu dan iman. Pentinguntuk diingat bahwa nilai tak ternilai harganya, sementara barang berharga dihargai.Sulit untuk menciptakan nilai tanpa proses dan orientasi bagian lain dari sistemsekolah. Jika nilai-nilai tersebut terintegrasi dengan sistem pendidikan secarakeseluruhan, akan semakin baik hasil dari nilai penyampaiannya. Melalui gurupengajar berkualitas dapat mentransfer pengetahuan sejati yang membantumeningkatkan nilai di antara siswa.Rusmini (2011), yang meneliti tentang : “Proses Pembelajaran IPS Terpadudan Upaya Pengembangannya di Sekolah Menengah Pertama”, hasil penelitiannyamenjelaskan bahwa proses pembelajaran IPS terpadu belum dilaksanakan seusiaKTSP 2006, hambatan-hambatan yang dihadapi antara lain : perpaduan antar materikurang karena IPS Terpadu dipegang oleh beberapa guru dengan disiplinnya masingmasing, pemahaman terhadap standar isi masing kurang sehingga penyampaiandalam, proses pembelajaran masih kurang, penyusunan RPP dan indikator masihterpaku pada contoh yang sudah ada. Selain itu usaha-usaha yang dilakukan untukmengatasi hambatan tersebut antara lain : dilihat dari aspek guru, dapat dibuat teamteaching atau dikembangkan menjadi guru tunggal disebabkan pembelajaran IPSdengan seorang guru tunggal merupakan hal yang ideal dan juga sosialisasi danpelatihan yang insentif dari MGMP untuk memahami standar isi dari pemebalajaranIPS.Penelitian yang dilakukan oleh Aisyiyah, Nur (2014), yang meneliti tentang“Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS oleh Guru di SMP NegeriSe-Kabupaten Banjarnegara”, hasil penelitiannya menjelaskan mengenai pelaksanaanpembelajaran IPS SMP Negeri di Kabupaten Banjarnegara termasuk kedalam kriteriacukup baik, hal ini terlihat dari proses pembelajaran IPS yang sudah berjalan denganbaik, walaupun belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur pelaksanaan pembelajaranIPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang benar dan faktoryang menghambat dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yaitu: tujuan pembelajaran,mata pelajaran/bidang studi, karaterisitik siswa, setting pembelajaran, karakteristikguru, kurikulum, metode/model mengajar, dan lingkungan masyarakat dan sekolah.8

2. METODE PENELITIANJenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Desain penelitian adalahpengamatan lapangan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-September 2017di MTS N Ngemplak Boyolali. Teknik pengumpulan data dengan menggunakanwawancara, dokumentasi, dan observasi. Dalam penelitian kualitatif wawancaradilakukan secara bebas terkontrol artinya wawancara dilakukan secara bebassehingga diperoleh data yang luas dan mendalam,tetapi masih memperhatikan unsurterpimpin pada persoalan-persoalan yang diteliti dalam hal inilah pedomanwawancara digunakan. Proses wawancara dalam penelitian ini mengacu pada teorifirst order understanding dan second order undertsanding yaitu penelitimenginterpretasikan interpretasi dari informan tersebut sehingga menemukan maknabaru yang akurat.Analisis dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto, dan naskahnaskah yang terkait dengan penanaman nilai karakter pada pembelajaran IPS di MTsNegeri Ngemplak Kabupaten Boyolali.Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri daritiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan denganverifikasinya.3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN1. uluandalampembelajaran PKn di MTs Negeri Ngemplak BoyolaliBerdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penanaman nilai karakterdalam kegiatan pendahuluan pada pembelajaran IPS di MTs Negeri NgemplakBoyolali yang dilakukan adalah: a) Peserta didik bersama guru menyampaikansalam dan berdoa; b) Peserta didik bersama guru mengondisikan kelas; c) Gurumenanyakan tentang materi pembelajaran berkaitan materi yang sudah dipelajaridengan bab sebelumnya dengan kompetensi yang akan dipelajari; d) Gurumemberi motivasi, menampilkan peta Negara ASEAN dan Negara yang pernahmenjajah, serta Negara yang tidak mengalami penjajahan bangsa barat; e) Pesertadidik menerima informasi tentang topik dan tujuan pembelajaran dari guru; dan f)Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri 3 – 4 orang. Karakteryang dikembangkan: Relegius, Rajin, Jujur, Peduli Lingkungan, Perhatian, CintaTanah air dan Rasa ingin tahu.9

Pendidikan memiliki relevansi yang kuat dalam peningkatan karakterpeserta didik.Hal ini sangat relevan karena selain merupakan wadah untukmenuntut ilmu pengetahuan, pendidikan juga merupakan tempat menyiapkangenerasi bangsa dan calon pemimpin bangsa. Hal ini seperti yang dikemukakandalam Rumusan Hasil Seminar Nasional yang diselenggarakan di UniversitasMerdeka Malang (1992:7) dalam Ulum (2012: 134) bahwa pembinaan karaktersecara tepat dan efektif mutlak diperlukan agar supaya nyala karakter tetapberkobar di dalam jiwa para generasi muda bangsa Indonesia yang hidup jauhsetelah perjuangan kemerdekaan hyangakandilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebutdapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai ibuatharusdapatdilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran (Majid, 2008: 15). Sesuai uraian diatas , penanaman nilai-nilai nasioanalisme di MTs Negeri Ngemplak Boyolalitelah direncanakan dengan sedemikian rupa. Berdasarkan hasil penelitian,perencanaan penanaman nilai karakter di MTs Negeri Ngemplak Boyolalidituangkan ke dalam bentuk program kerja dengan tujuan untuk menumbuhkan,memelihara dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,kecintaan terhadap tanah air, keyakinan Pancasila sebagai ideologi, falsafah dandasar negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta kemampuan awal belanegara bagi seluruh warga MTs Negeri Ngemplak Boyolali serta dapatmenerapkan wawasan kebangsaan itu ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal inisesuai dengan Kemendiknas Provinsi Jawa Tengah (2010: 10) yang menyatakanbahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mendukung pembangunan sumberdaya manusia Indonesia melalui pembinaan dalam rangka menumbuhkan,memelihara dan mengembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia,kecintaan terhadap tanah air, keyakinan Pancasila sebagai ideologi, falsafah dandasar negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta kemampuan awal belanegara. Program kerja tersebut kemudian dikembangkan melalui silabus, RPPserta program-program guna mencapai target atau tujuan dari program kerjatersebut. Di dalam program kerja penanaman nilai karakter terdapat targetprogram yaitu melalui strategi sebagai berikut.10

Pertama, Pengintegrasian nilai karakter ke dalam mata pelajaran.Berdasarkan hasil penelitian penanaman nilai karakter di MTs Negeri NgemplakBoyolali direncanakan salah satunya melalui pengintegrasian ke dalam 6 matapelajaran yaitu IPS, bahasa Indonedia, bahas Inggris, Penjaskes, PAI dan PKn.Mata pelajaran tersebut di atas merupakan mata pelajaran yang dianggap relevandengan penanaman nilai karakter. Pengintegrasian nilai karakter ke dalam matapelajaran direncanakan oleh guru mata pelajaran terkait dengan cara menyisipkannilai karakter ke dalam slabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).Guru menyusun silabus untuk setiap kelompok mata pelajaran dengan tematertentu dengan terlebih dahulu mengintegrasikan nilai karakter di dalamnya laksanaanpembelajaran. Hal ini sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 tahun 2007 bahwasilabus sebagai acuan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran yangmemuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,kompetensi inti,kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikatorpencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabusdikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standarkompetensi lulusan, serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP).Kedua, kegiatan terprogram yang merupakan kegiatan yang dalampelaksanaannya terlebuh dahulu diawali dengan adanya perencanaan atauprogram dari sekolah.Kegiatan terprogram tersebut direncanakan melaluiprogram kerja yang disusun oleh sekolah.Berdasarkan hasil penelitian kegiatanterprogram tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan memperingati hari besarNasional, bakti sosial, ekstrakurikuler, menghias kelas dengan tema karakter.Ketiga, pembiasaan adalah kegiatan yang sering dilakukan sehinggamenjadi kebudayaan dan hal yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan.Pembiasaan merupakan sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulangulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Dalam proses pembelajaran disekolah, kebiasaan dijadikan sebagai pendekatan pembiasaan. Hal ini sesuaidengan pendapat Djamarah & Zain (2002: 71) bahwa pendidikan adalah alatpendidikan. Pembiasaan yang baik di sekolah akan membentuk anak menjadiberkepribadian baik. Tujuan pembiasaan secara umum menurut Undang-Undang11

Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu untuk mengembangkan potensi siswaagar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang MahaEsa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.Nilai karakter yang ditanamkan oleh sekolah kepada peserta didik adalahnilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, pedulisosial, tanggung jawab. Tetapi nilai karakter yang utama untuk ditanamkan diMTs Negeri Ngemplak Boyolali adalah religius, toleransi, disiplin, cinta tanahair, menghargai prestasi, dan peduli sosial.2. Penanaman nilai karakter dalam kegiatan inti pada pembelajaran IPS di MTsNegeri Ngemplak BoyolaliPenanaman nilai karakter dalam kegiatan inti pada pembelajaran IPS diMTs Negeri Ngemplak merupakan operasionalisasi dari tahap dariperencanaanpengajaran/pembelajaran/ pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanyadalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaanpengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Penanaman nilaikarakter pada siswa di MTs Negeri Ngemplak Boyolalidilaksanakan sesuaidengan perencanaan yang telah disusun oleh sekolah. Kegiatan inti yangdilakukan guru antara lain :a. Mengamati, yaitu guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik tentangkondisi Indonesia sebelum kedatangan bangsa–bangsa barat, peserta didikmengamati gambar tentang hasil pertanian bangsa Indonesia yang menjadidaya tarik bangsa barat, hasil pengamatan gambar tersebut, peserta didikdiminta berdiskusi dalam kelompok untuk menuliskan hal – hal yang ingin diketahui dari hasil pengamatan, peserta didik iajak untuk menyeleksi apakahhal–hal yang ingin diketahui sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran jikabelum, dengan panduan guru, peserta didik diminta untuk memperbaikinya.b) Menanya, yaitu Peserta didik diminta berdiskusi dalam kelompok ngindiketahuiberdasarkan pengamatan tersebut, Peserta didik mendiskusikan dengan12

kelompok untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang

Mata pelajaran IPS atau sejarah telah diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian yang integral dari mata pelajaran IPS. Pada tingkat SD Sejarah dibicarakan dengan pendekatan estetis. Maksudnya adalah bahwa sejarah diberikan semata-mata untuk menanamkan rasa cinta kepada perjuangan, pahlawan, tanah air, dan bangsa.

Related Documents:

PENANAMAN DAN IMPLEMENTASI NILAI KARAKTER TANGGUNG JAWAB Paningkat Siburian Abstrak Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada mahasiswa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ber-Ketuhanan.

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SD NEGERI . DIMAS ADITYA NUGROHO NIM:201410430311114. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG . Analisis Penanaman Karakter Kedisiplinan Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SDN .

religius, seperti: Program kegiatan harian sekolah, peraturan atau tata tertib yang dibuat sekolah. Peran aktif guru serta orang tua dalam penanaman nilai-nilai religius berdampak pada terbiasanya peserta didik melaksanakan Ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Implementasi penanaman nilai-nilai religius pada peserta didik

pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler pramuka dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui kegiatan upacara, latihan rutin, permainan/ outbond dan perlombaan. Nilai-nilai karakter yang ada di dalam kegiatan upacara yaitu kedisiplinan, religius, dan tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam

Sukoharjo dan menggambarkan penanaman karakter disiplin melalui kegiatan Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 3 Sukoharjo. 2. METODE Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa yang mengikuti kegiatan Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Objek penelitian ini adalah penanaman karakter disiplin melalui kegiatan Patroli Keamanan Sekolah (PKS).

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Judul Skripsi : Penanaman Nilai Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Pada Siswa Melalui Ekstrakurikuler Pencak Silat di MI Ma'arif NU Lamuk Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil

Dalam kegiatannya Badan Pelayanan Perizinan Terpadu menjalankan sebagian fungsi penanaman modal yaitu memberikan persetujuan atau perizinan untuk melakukan penanaman modal. Namun fungsi penanaman modal yang lain masih dilaksanakan oleh Kantor Penanaman Modal, karena Badan Pelayanan Perizinan Terpadu belum menjadi satu dengan instansi penanaman .

tesis dengan judul"implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada sd negeri mannuruki makassar",yang disusun oleh saudara muhammad arfin, nim: 80200215059, telah diujikan dan dipertahankan pada sidang ujian munaqasyah yang diselenggarakan pada selasa, 11 juli 2017 masehi bertepatan dengan tanggal 11 syawal 1438 hijriah, dinyatakan telah