Naskah Publikasi Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan .

1y ago
12 Views
2 Downloads
1,020.75 KB
18 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Lucca Devoe
Transcription

NASKAH PUBLIKASIHUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAPPELAYANAN GIZI DENGAN SISA MAKANAN PASIENDI RUANG VIP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTABERNADETH DWI WAHYUNANINIM : P07131216054PRODI D-IV GIZI ALIH JENJANGJURUSAN GIZIPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN YOGYAKARTATAHUN 2017

i

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANANGIZI DENGAN SISA MAKANAN PASIEN VIPDI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTABernadeth Dwi Wahyunani ¹, Joko Susilo², Lastmi Wayansari³¹·²·³ Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes YogyakartaJalan Tatabumi no 3 Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta 55293.(Email : bdwiwahyunani@yahoo.com)ABSTRAKKeberhasilan dari penyelenggaraan makanan di rumah sakit dapat dilihat darikepuasan pasien. Penilaian kepuasan pasien adalah salah satu cara pendekatanyang cukup efektif, murah dan mudah dalam upaya menjaga mutu pelayanan dirumah sakit. Indikator mutu pelayanan gizi yang lain adalah sisa makanan. Sisamakanan yang tinggi menunjukkan asupan gizi pasien tidak adekuat dan secaraekonomis menunjukkan banyaknya biaya yang terbuang.Tujuan dari penelitian ini diketahuinya tingkat kepuasan pasien, sisa makananpasien dan hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi dengan sisamakanan di ruang VIP RS Panti Rapih Yogyakarta.Jenis Penelitian ini adalah cross-sectional analitik dengan responden adalahpasien rawat inap di ruang VIP yang mendapatkan diet makanan biasa (n 50).Data sisa makanan diperoleh dengan metode visual Comstock skala 6 poin.Kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi, meliputi aspek citarasa makanan,variasi menu, kebersihan dan keutuhan alat makan, ketepatan waktu penyajian,penampilan petugas dan edukasi gizi. Data dianalisis dengan menggunakan ujichi square.Sebanyak 62% responden berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usiaresponden adalah 35 tahun. Responden yang rata-rata sisa makanannya baiksebanyak 60 %. Rata-rata sisa makanan adalah 24,62 %. Rata-rata sisa makananterbanyak pada makan pagi sebesar 31,42%. Rata-rata sisa makanan tertinggiadalah jenis makanan pokok yaitu 35,62 %. Tingkat kepuasan pasien terhadappelayanan gizi sebesar 56 %. Uji statistik menggunakan chi-square menunjukkanbahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi dengansisa makanan pasien di ruang VIP RS Panti Rapih Yogyakarta.Kata Kunci : Sisa Makanan, Kepuasan Pasien, Visual Comstock, Makanan Biasaii

THE CORRELATION BETWEEN PATIENT’ LEVEL OF SATISFACTIONTOWARD FOOD SERVICE WITH VIP PATIENT ‘PLATE WASTE FOODAT PANTI RAPIH HOSPITAL YOGYAKARTABernadeth Dwi Wahyunani¹, Joko Susilo², Lastmi Wayansari³¹·²·³ Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes YogyakartaJalan Tatabumi no 3 Banyuraden Gamping Sleman Yogyakarta 55293.Email bdwiwahyunani@yahoo.comABSTRACTThe success of food service at hospitals could be viewed from patient’ssatisfaction. Assessing patient’s satisfaction is one effective, less costly and easyway in maintaining the quality of hospital services. Another indicator of hospitalfood service quality is the plate waste. The large amount of the plate wasteshowspatient’s inadequate nutrient intake and economically speaking it shows waste ofresources. The objective of the research was to gain insight into patient’s level ofsatisfaction, patient’s plate wasteand the correlation betweenpatient’s level ofsatisfaction toward food service with the plate waste at the VIP ward atPantiRapih Hospital, Yogyakarta.The research was ananalytical cross-sectional one whose respondents werehospitalized patients in VIP ward and were administered a regular diet (n 50).The data of the plate waste was obtained using visual estimation method by a-6point scale as developed by Comstock. Patient’s satisfaction toward the foodservices included taste of food, menu variation, cleanliness and perfection oncutlery, tardiness, staff’s appearance and nutrient education. The data wasanalyzed using chi-square test.62% of the respondents were female with the average age of 35. 65% of therespondents had good average ofplate waste. The average plate waste was24.62%. Breakfast had the highest average of plate waste. It was 31.42%. Thetype of food with the highest average of plate waste was staple food. It was35.62%. Patient’s level of satisfaction toward food service was 56%. Thestatistical analysis using chi-square test did not show any correlation betweenpatient’s level of satisfaction toward food service with patient’splate waste at theVIP ward of PantiRapih Hospital, Yogyakarta.Keywords: plate waste, patient’s satisfaction, Comstock’s visual estimationmethod, regular dietiii

PENDAHULUANSalah satu upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah pelayanan giziyang dalam pelaksanaannya berintegrasi dengan pelayanan kesehatan lain yangada di rumah sakit. Saat ini pelayanan gizi mulai dijadikan tolok ukur mutupelayanan di rumah sakit karena makanan merupakan kebutuhan dasar manusiadan sangat dipercaya menjadi faktor pencegah dan membantu penyembuhan suatupenyakit. Ruang lingkup kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dibagi atas empatkegiatan pokok yaitu :1) Asuhan gizi pasien rawat jalan 2) Asuhan gizi pasienrawat inap 3) Penyelenggaraan makanan 4) Penelitian dan pengembangan gizi(Kemenkes, 2013).Keberhasilan suatu penyelenggaraan makanan sering dikaitkan denganadanya sisa makanan, yang menjadi indikator sederhana untuk mengevaluasikeberhasilan pelayanan gizi rumah sakit. Tingginya sisa makanan mengakibatkankebutuhan gizi pasien tidak adekuat dan secara ekonomis menunjukkanbanyaknya biaya yang terbuang, yang menyebabkan anggaran makanan kurangefisien dan efektif, sehingga pengelolaan biaya makan tidak mencapai tujuan yangoptimal.Salah satu indikator mutu pelayanan gizi lainnya adalah kepuasan pasienterhadap berbagai fasilitas dan pelayanan rumah sakit, termasuk kepuasan pasienterhadap pelayanan gizi. Kepuasan pelayanan gizi rumah sakit dapat dilihat darimakanan yang disajikan maupun jasa yang diberikan kepada pasien. Kualitaspelayanan makanan dapat dinilai dari mutu makanan meliputi: penampilan(warna, konsistensi/tekstur, porsi, bentuk makanan, jenis bahan makanan, carapenyajian) dan rasa antara lain; suhu, bumbu, kerenyahan, keempukan, aroma dantingkat kematangan (Akmal, 2002). Kualitas jasa yang diberikan kepada pasienyaitu berupa ketepatan waktu penyajian, penampilan pramusaji, dan kejelasan ahligizi dalam memberikan edukasi tentang gizi.Sejalan dengan tuntutan RS yang tertuang dalam program kerja InstalasiPelayanan Gizi RS Panti Rapih, bahwa Instalasi Pelayanan Gizi menjadi revenuecentre, di mana pasien dan keluarga pasien yang dirawat di ruang VIP menjadisalah satu sasaran program revenue centre, maka dirasa perlu untuk terusmenerus dilakukan evaluasi daya terima makanan pasien VIP dan kepuasan pasienterhadap pelayanan gizi. Di RS Panti Rapih sendiri belum pernah dilakukanpenelitian mengenai hubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizidengan sisa makanan pasien.Berdasarkan hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisishubungan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi dengan sisa makananpasien di ruang VIP RS Panti Rapih Yogyakarta.1

METODEJenis penelitian ini merupakan penelitian observasonal analitik dengandesain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2017di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, ruang VIP RS Panti Rapih Yogyakarta,yaitu ruang Maria Yoseph, Carolus 6, Carolus 5, CB4BK, CB3KK, dan Lukas.Penelitian ini melibatkan 50 responden, yang merupakan pasien yangmendapatkan makan biasa standar RS Panti Rapih dengan bentuk makanan biasaatau lunak yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada penelitian iniadalah pasien dewasa usia 18-65 tahun yang mendapatkan makanan biasaberbentuk nasi dan lunak, serta dirawat minimal 2 hari, pasien dirawat di ruangVIP, pasien memiliki kesadaran yang baik, pasien tidak mengalami ganggguanmengunyah atau menelan, dan pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitiandengan menandatangani informed consent.Penilaian daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan dinilaidengan melihat sisa makan pasien selama dua sampai tiga hari, yang dilakukanterhadap sisa makan pagi, makan siang, makan sore serta selingan pagi dan sore.Penilaian survey kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi dilakukan denganmelakukan wawancara menggunakan Pedoman Wawancara Kepuasan Pasienterhadap Pelayanan Gizi. Kepuasan pasien dinilai dari beberapa aspek, antara laincitarasa makanan, variasi menu makanan, kebersihan dan keutuhan alat, ketepatanwaktu distribusi, penampilan pramusaji dan kejelasan ahli gizi dalam memberikanedukasi. Penilaian kepuasan terhadap pelayanan gizi yaitu menggunakanparameter 1. Tidak puas, 2. Kurang Puas, 3. Puas, dan 4. Sangat Puas.Data yang didapatkan pada penelitian ini kemudian diolah menggunakanIBM SPSS Statistics Editor 20. Uji normalitas Kolmogoroov-Smirnov terhadapsisa makan dan kepuasan pasien pada masing-masing aspek menunjukkan bahwasebaran data tersebut tidak menunjukkan data yang normal. Selanjutnya dilakukanuji statitistik yang untuk menganalisis hubungan kepuasan pasien terhadappelayanan gizi terhadap sisa makan pasien menggunakan uji chi square.2

HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum PenelitianPenelitian ini melibatkan 50 pasien, yang merupakan pasien yang dirawatdi kelas VIP di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta selama penelitianberlangsung. Bangsal rawat inap yang digunakan sebagai tempatpengambilan data yaitu Bangsal Lukas 2 Penyakit Dalam dan Bedah (2%),Bangsal Lukas 3 Penyakit Dalam dan Bedah (6%), Bangsal CarolusBorromeus 4 Bedah dan Kandungan (5%), Bangsal Carolus Borromeus 5Penyakit Dalam dan Bedah (48%), Carolus Borromeus 6 Penyakit Dalam danBedah (28%).B. Karakterisitik PasienTabel 1. Karakteristik PasienKriteriaBangsalLK2LK3CB4CB5CB6Jenis kelaminlaki - lakiperempuanKelompok usia18-29 tahun30-49 tahun50-65 tahunJenis DietNasiTimSumber: Data 218Pasien yang terlibat dalam penelitian ini adalah pasien yang mendapatmakan biasa dengan bentuk makanan pokok nasi dan tim, dan yang tidakmemesan menu pilihan. Pasien yang terlibat dalam penelitian ini 48%terdapat di bangsal CB5. Pada penelitian ini, responden yang paling banyakterlibat yaitu pasien berjenis kelamin perempuan (62%). Pasien yang terlibatdalam penelitian ini mayoritas berada pada range usia 18 – 29 tahun (46%).3

C. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan GiziTabel 2. Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan GiziIndikator Kepuasan PasienPuasn%Tidak Puasn%Totaln%Citarasa MakananVariasi MenuKebersihan dan Keutuhan AlatKetepatan Waktu PenyajianPenampilan PramusajiEdukasi GiziPelayanan 9898564224222244100100100100100100100Sumber : Data PrimerTabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas pasien merasa puas denganpelayanan gizi yang diberikan. Namun demikian, ada sebagian kecilpasien yang merasa tidak puas terhadap citarasa makanan (42%), variasimenu (24%), dan pelayanan gizi secara keseluruhan (44%).Philip Kotler (2005 : 45), menyatakan bahwa kepuasan pelangganadalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan ketika emosi yangmengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaanperasaan yang terbentuk mengenai pengalaman pengonsumsian.Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi pada penelitianini sebesar 56%. Hal ini kurang dari target yang ditetapkan oleh InstalasiPelayanan Gizi dalam Pedoman Pelayanan Gizi RS Panti Rapih (2016)dan Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (Kemenkes, 2013), yaitu 80%. Rendahnya tingkat kepuasan pasien ini disebabkan adanyaketidakpuasan pasien terhadap pelayanan gizi dalam aspek citarasamakanan (42%) dan variasi menu (24%). Dari hasil wawancara denganpasien, 19 pasien atau 38% mengatakan kurang puas terhadap bumbu,masakan terasa hambar, khususnya untuk lauk nabati.D. Sisa MakananTabel 3 menunjukkan distribusi pasien berdasarkan sisa makanan.Pasien yang rata-rata sisa makanannya baik sebanyak 60 % dan yangtidak baik sebanyak 40 %.4

Tabel 3. Distribusi Pasien berdasarkan Sisa Makanan PasienSisa MakananTidak baik 20 %Baik 20 %TotalSumber : Data Primern203050%4060100Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa rata-rata sisa makanan pasiensebesar 24, 62 %, Sesuai KMK no 129/ Menkes/SK/II/2008 tentangStandar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, sisa makanan pasien dikatakanbaik bila 20 %. Rata-rata sisa makanan pasien dalam penelitian ini tidakbaik karena 20% yaitu sebesar 24, 62 %. Sisa makanan tertinggi adalahmakanan pokok yaitu 35,62 %., lauk nabati 33,75 %, sayur 31,87 %, laukhewani 28, 84 % dan sup pembuka sebanyak 25, 94 %. Sedangkan yangsisa makanan yang sudah baik adalah untuk buah dan snack, masingmasing 10,61 % dan 5,88 %.Tabel 4. Distribusi Sisa Makanan berdasarkan Jenis MenuJenis MenuSup pembukaMakanan PokokLauk HewaniLauk NabatiSayurBuahSelinganRata-rata sisa makananSumber : Data PrimerRata-rata sisa makanan (%)25, 9435, 6228, 8433, 7531, 8710, 615, 8824, 62Rata-rata terbanyak sisa makanan berdasarkan waktu makan (Tabel5) adalah makan pagi yaitu 31,42 % . Untuk makan pagi, siang danmalam rata-rata sisa makanan didapatkan hasil yang tidak baik, yaitu28,52 % untuk makan siang dan 27,02 % untuk makan malam. Untukselingan pagi dan selingan siang hasilnya sudah baik yaitu 12,69 % untukselingan pagi dan 4,90 % untuk selingan siang.5

Tabel 5. Distribusi Sisa Makanan berdasarkan Waktu MakanWaktu MakanHari ISisa makanan ( % )Hari II Hari IIRata-rataMakan pagiSelingan pagiMakan siangSelingan siangMakan umber : Data PrimerRata-rata sisa makanan terbanyak, terjadi pada menu makan pagisebesar 31, 42 %. Hal ini sejalan dengan penelitian Djamaluddin(2005)yang meneliti rata-rata sisa makanan di RSUP Dr Sardjito, yangdidapatkan rata- rata sisa makanan pada makan pagi lebih besar darimakan siang atau pun sore. Tingginya rata-rata sisa makanan pada makanpagi bisa disebabkan oleh jam makan pagi yang terlalu siang, yangditetapkan pada pukul 07.00 – 08.30, sehingga pasien sudah makan darimakanan luar rumah sakit. Selain itu, sisa makan pagi yang tinggi jugadapat disebabkan karena kurangnya daya terima pasien terhadap menumakan pagi yang disajikan, di mana menu yang disajikan adalah jenismenu one dish meal, seperti nasi uduk, nasi kebuli, nasi liwet, nasi soto,nasi goreng, nasi bakmoy, nasi gurih, nasi langgi, nasi bakso kuah dannasi rames. Dari 10 menu makan pagi, 7 di antaranya adalah menu tanpakuah, hal ini dapat juga menjadi alasan kurangnya daya terima pasienterhadap menu makan pagi. Mungkin dapat ditambahkan sup atausayuran berkuah yang sesuai sebagai pendamping menu makan pagi.Berdasarkan Tabel 6 mengenai sisa makanan pasien berdasarkanjenis kelamin, pasien laki-laki yang baik sisa makanannya sebesar 53 %dan pasien perempuan sebesar 65 %.Tabel 6. Distribusi Sisa Makanan berdasarkan Jenis KelaminJenisKelaminLaki lakiPerempuanSisa MakananBaik ( 20 %) Tidak Baik ( 20%)n%n%10205365911Sumber : Data Primer64735Totaln%1931100100

Dari tabel 7, dapat diketahui bahwa pasien dengan kelompok umur 18 –29 tahun,sebanyak 48 % pasien menyisakan makanan lebih banyak ( 20 %).Sedangkan yang sisa makanannya baik justru pasien dalam kelompok umur60 -65%, sebanyak 58 %.Tabel 7. Distribusi Sisa Makanan berdasarkan Kelompok UsiaUsia (th)18 -2930 - 5960 - 65Sisa MakananBaik ( 20 %) Tidak baik ( 0Sumber : Data PrimerE. Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Gizi denganSisa Makanan1. Kepuasan Pasien terhadap Citarasa MakananTabel 8. Kepuasan Pasien terhadap Citarasa Makanan dengan Sisa MakananKepuasan PasienTerhadap CitarasaMakananSisa MakananBaikTidak baik( 20 %)( 20%)n%n%n%PuasTidak puas1812292110010062571193843Totalp0,726Sumber : Data PrimerPasien yang puas dengan citarasa makanan dan baik sisa makanannyasebanyak 62 % dan terdapat 38 % pasien yang puas terhadap citarasamakanan, namun sisa makanannya tidak baik. Hasil uji statistik menunjukkanbahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pasien terhadap citarasa makanandengan sisa makanan pasien (p 0,05). Hal ini sejalan dengan penelitianAula ( 2011) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara kepuasan pasiendengan komponen pada citarasa makanan yaitu aroma, bumbu dankeempukkan dengan sisa makanan. Sedangkan pada penelitian Djamaluddin(2005) mendapatkan hasil bahwa tidak ada perbedaan bermakna pada sisamakanan menurut citarasa makanan.Dari hasil wawancara dengan pasien, 19 pasien atau 38% mengatakankurang puas terhadap bumbu, masakan terasa hambar, khususnya untuk lauknabati, 12% pasien mengatakan kurang puas terhadap aroma makanan dan10% pasien mengatakan kurang puas terhadap tingkat kematangan,7

khususnya untuk nasi yang dinilai keras oleh pasien. Dari hasil pengamatandan evaluasi, nasi yang keras di bagian atasnya dapat disebabkan lamanyawaktu tunggu saat nasi mulai dicetak dan ditata di piring serta dapat jugadisebabkan oleh pemanasan dari trolly pemanas.2. Kepuasan Pasien terhadap Variasi MenuTabel 9. Kepuasan Pasien terhadap Variasi Menu dengan Sisa MakananSisa MakananKepuasanPasienTerhadapVariasi Menun%n%n%PuasTidak puas246635014627503812100100Baik( 20 %)TotalTidak baik( 20 %)P0,417Sumber : Data PrimerTabel 9 menunjukkan bahwa 63 % pasien sisa makanannya baik dan puasterhadap variasi menu dan ada 27 % pasien yang puas terhadap variasi menunamun sisa makanannya tidak baik. Hasil analisa statistik menunjukkanbahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pasien terhadap variasi makanandengan sisa makanan pasien p 0,05.Siklus menu yang diterapkan di RS Panti Rapih adalah siklus menu 10hari, ini dimaksudkan supaya terdapat variasi menu. Menu makanandikatakan bervariasi bila tidak terjadi penggunaan hidangan yang sama dalamsatu siklus menu dan tidak terjadi metode yang sama dalam satu kali makan.Walaupun pasien mengatakan puas dengan variasi menu makanan, tidakberarti menghabiskan makanan yang disajikan. Dari hasil uji statistikmenunjukkan bahwa antara variasi menu dengan sisa makanan tidak adahubungan yang bermakna.Berdasarkan hasil wawancara, variasi menu yang dikeluhkan pasienadalah variasi menu lauk nabati. Jenis lauk nabati yang disediakan di RSPanti Rapih adalah tempe dan tahu. Lauk nabati yang disajikan umumnyadiolah dengan cara direbus seperti tahu dan tempe bumbu kuning, tahu dantempe opor, tahu bumbu bali, bacem basah (tidak digoreng) sehingga kurangmenggugah selera makan pasien. Penelitian Lau dan Gregoire (1998) dalamPartiwi (2015) menyebutkan penelitian di rumah sakit pendidikanMidwestern yang menyimpulkan bahwa variasi bahan makanan yangdisajikan merupakan prediktor pelayanan makan di rumah sakit. Variasibahan makanan yang baik akan meningkatkan kualitas makanan yangdisajikan dan dapat meningkatkan daya terima makan pasien.8

3. Kepuasan Pasien terhadap Kebersihan dan Keutuhan Alat MakanTabel 10. Kepuasan Pasien terhadap Kebersihan dan Keutuhan AlatMakan dengan Sisa Makanan PasienSuKepuasanPasienmTerhadapkebersihan danbKeutuhanAlat makanerPuasTidak puas:Sisa MakananBaikTidak baik( 20 %)( 20 %)n%n%Totaln %30049161019139100100100Sumber: Data PrimerPasien yang mengatakan puas terhadap kebersihan dan keutuhan alatmakan sekaligus yang memiliki sisa makanan baik sebanyak 61 %,sedangkan yang mengatakan puas namun sisa makanannya tidak baiksebanyak 39 %. Tidak dapat dilakukan uji statistik untuk hubungan antarakepuasan pasien terhadap kebersihan dan keutuhan alat makan dengan sisamakanan pasien karena terdapat hasil 0 (nol) dalam salah satu sel yaitu tidakada pasien yang tidak puas dengan kebersihan dan keutuhan alat makan yangsisa makanannya baik.Peralatan makan yang digunakan untuk penyajian makan di ruang VIPadalah piring, mangkok, dan cawan warna putih dan diberi garnish untukmemperindah tampilan makanan. Kepuasan pasien terhadap kebersihan dankeutuhan alat makan adalah 98% puas (Tabel 2). Dari 98% tersebut, 38% sisamakanannya tidak baik, dan 60% sisa makanannya baik.4. Kepuasan Pasien terhadap Ketepatan Waktu Penyajian dengan SisaMakananTabel 11. Kepuasan Pasien terhadap Ketepatan Waktu Penyajian dengan SisaMakananKepuasan PasienTerhadap KetepatanWaktu PenyajianSisa MakananBaik ( 20 %)Tidak baik ( 20 %)n%n%n%PuasTidak puas30049110010061019139100TotalSumber : Data PrimerPasien yang mengatakan puas terhadap ketepatan waktu penyajiansekaligus yang memiliki sisa makanan baik sebanyak 61 %, sedangkan yangmengatakan puas namun sisa makanannya tidak baik sebanyak 39 %. Tidak9

dapat dilakukan uji statistik untuk hubungan antara kepuasan pasien terhadapketepatan waktu penyajian dengan sisa makanan pasien karena terdapat hasil0 (nol) dalam salah satu sel yaitu tidak ada pasien yang tidak puas dengankebersihan dan keutuhan alat makan yang sisa makanannya baik.Waktu penyajian makan di RS Panti Rapih sudah diatur dandiinformasikan kepada pasien saat edukasi gizi oleh ahli gizi. Kepuasanpasien terhadap ketepatan waktu penyajian adalah 98% puas (Tabel 2). Dari98% tersebut, 38% sisa makanannya tidak baik, dan 60% sisa makanannyabaik.5. Kepuasan Pasien terhadap Penampilan PramusajiTabel 12. Kepuasan Pasien terhadap Penampilan Pramusaji dengan SisaMakanan sTidak puasSisa MakananTidak baik ( 20Baik ( 20 %)%)Totaln%n%n%30061019139100491100100Sumber : Data PrimerPasien yang mengatakan puas terhadap penampilan pramusaji sekaligusyang memiliki sisa makanan baik sebanyak 61 %, sedangkan yangmengatakan puas namun sisa makanannya tidak baik sebanyak 39 %. Tidakdapat dilakukan uji statistik untuk hubungan antara kepuasan pasien terhadappenampilan pramusaji dengan sisa makanan pasien karena terdapat hasil 0(nol) dalam salah satu sel yaitu tidak ada pasien yang tidak puas dengankebersihan dan keutuhan alat makan yang sisa makanannya baik.Penampilan pramusaji yang dimaksud dalam penelitian ini adalahkerapihan, kesopanan dan keramahan petugas pramusaji saat mengantarkanmakanan. Prosedur yang berlaku di RS Panti Rapih saat menyajikan makananadalah memberi ucapan salam, melakukan identifikasi pasien dengan caramencocokkan nama dengan diet yang akan disajikan, menata hidangan,mempersilahkan makan dan menawarkan bantuan bila pasien mengalamikesulitan untuk makan. Dengan penampilan pramusaji yang baik diharapkanpasien termotivasi untuk menghabiskan makanan yang dihidangkan. Hal inisejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Uji, 2007) dalam (Cahyawari2013) yang mengatakan terdapat hubungan yang bermakna antara sikappetugas dengan sisa makanan.10

6. Kepuasan Pasien terhadap Edukasi GiziTabel 13. Kepuasan Pasien terhadap Edukasi Gizi dengan Sisa MakananPasienKepuasanPasienEdukasiSisa MakananTotalBaik ( 20 %)Tidak baik ( 20 %)n%n%n%Puas3061193949100Tidak puas0011001100Sumber : Data PrimerPada awal masuk semua pasien baru mendapatkan edukasi gizi oleh ahligizi. Pasien yang mengatakan puas terhadap edukasi gizi sekaligus yangmemiliki sisa makanan baik sebanyak 61%, sedangkan yang mengatakanpuas namun sisa makanannya tidak baik sebanyak 39%. Tidak dapatdilakukan uji statistik untuk hubungan antara kepuasan pasien terhadapedukasi gizi dengan sisa makanan pasien karena terdapat hasil 0 (nol) dalamsalah satu sel yaitu tidak ada pasien yang tidak puas dengan kebersihan dankeutuhan alat makan yang sisa makanannya baik.Edukasi gizi adalah pemberian informasi tentang oleh ahli gizi pada awalpasien masuk untuk rawat inap. Materi yang diberikan pada pasien baruadalah diet pasien, waktu makan dan himbauan untuk tidak membawamakanan dari luar. Dengan himbauan untuk tidak membawa makanan dariluar diharapkan pasien hanya mengkonsumsi makanan dari rumah sakit.Pemberian edukasi gizi ini bertujuan juga untuk memberikan motivasi kepadapasien untuk sembuh dengan cara menghabiskan makanan yang disajikan.Dengan menghabiskan makanan yang disajikan, maka kebutuhan gizi pasienakan terpenuhi dan akan membantu mempercepat kesembuhan pasien. Hal inisejalan dengan penelitian Putri (2012) dalam Dillak (2012) yang mengatakanbahwa ada hubungan antara motivasi pasien untuk sembuh dengan sisamakanan pasien.7. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Gizi Rumah SakitTabel 14. Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Gizi dengan Sisa MakananKepuasan PasienTerhadap VariasiMenuSisa MakananBaikTidak baik( 20 %)( 20%)n%n%n%PuasTidak puas1812282210010064551010Sumber : Data Primer113645Totalp0,485

Dari seluruh pasien terdapat 36 % yang menyatakan puas terhadappelayanan gizi dan baik sisa makanannya. Hasil analisa statistikmenunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kepuasan pasien terhadappelayanan gizi dengan sisa makanan pasien p 0.05. Hal ini tidak sejalandengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyawari, 2013 yang menelititingkat kepuasan dengan sisa makanan pasien Diabetes Mellitus, denganhasilnya adalah terdapat hubungan antara kepuasan pasien DM dengan sisamakanan pasien. Ketidakpuasan pasien terhadap makanan yang disajikandapat juga dipengaruhi oleh kebiasaan dan pola makan pasien di rumahsebelum sakit. Kebiasaan makan pasien dapat mempengaruhi pasien dalammenghabiskan makanan yang disajikan. (Moehyi,1999). Bila kebiasaanmakan pasien sesuai dengan makanan yang disajikan baik dalam susunanmenu dan besar porsi maka pasien akan cenderung dapat menghabiskanmakanan yang disajikan, sebaliknya bila tidak sesuai dengan kebiasaanmakan dan selera makan pasien, maka diperlukan waktu untukmenyesuaikannya ( Dillak, 2012).Dari hasil wawancara beberapa pasien mengatakan bahwa tidak adaselera makan, sehingga walaupun makanan yang disajikan enak danpenampilannya menarik namun pasien hanya makan sedikit. Hal ini bisadipengaruhi juga dengan saat penelitiaan adalah hari kedua pasien dirawat, dimana pada awal perawatan pasien masih memerlukan penyesuaian dengankondisi penyakitnya dan lingkungan ruang perawatan.12

KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanKesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi adalah 56%2. Sisa makanan pasien sebesar 24,62 %3. Tidak ada hubungan antara kepuasan terhadap pelayanan gizi dengan sisamakanan pasien diet makanan biasa dan lunak di ruang VIP RS PantiRapih Yogyakarta, p 0,05B. Saran1. Instalasi Gizi perlu meningkatkan citarasa dan variasi makanan untukmeningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang disajikan, dengancara menetapkan standar bumbu dan standar resep,melakukan supervisidan mengadakan pelatihan bagi juru masak.2. Untuk meningkatkan kepuasan pasien VIP terhadap pelayanan gizi , perlumelakukan perubahan strategi pelayanan, misalnya dengan room servicesystem, dan melakukan penilaian kepuasan pasien secara berkala3. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengukur sisa makanan di semuaruang perawatan, dengan memasukkan faktor-faktor yang dianggapberpengaruh terhadap sisa makanan seperti selera makan, kondisi psikisdan kondisi penyakit pasien.13

DAFTAR PUSTAKA1. Aula, L.E. 2011. Factor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya SisaMakanan pada Pasien Rawat Inap di RS Haji Jakarta tahun 2011.Available at: 6789/18122. Departemen Kesehatan RI, 2007. Pedoman Penyelenggaraan MakananRumah Sakit, Jakarta : Depkes RI3. Djamaluddin, M.2005. Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan padapasien dengan Makanan Biasadi RS Sardjito Yogyakarta. Jurnal GiziKlinik Indonesia 1(3); 108-1124. Kementrian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Penyusunan StandarPelayanan Minimum Rumah Sakit.Jakarta: Dirjen BUK Kemenkes RI5. Kementerian Kesehatan RI.2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.Jakarta : Kemenkes RI6. Kementrian Kesehatan RI.2014. Angka Kecukupan Gizi yang DianjurkanBagi Bangsa Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI7. Moehyi, S.1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga,Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama8. Moehyi, S.1995. Pengaturan Makanan dan Diet untuk PenyembuhanPenyakit, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama9. Yang, I.S.,Kim,J.L., Seoul, H.Y.2001. Assesment of factors Affecting PlateWaste and Its Effects in Normal and Soft Diets Provided from HospitalFoodservice. Korean Journal of Community Nutrition 6(5) : 830-836.14

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN GIZI DENGAN SISA MAKANAN PASIEN DI RUANG VIP RS PANTI RAPIH YOGYAKARTA BERNADETH DWI WAHYUNANI NIM : P07131216054 . Asuhan gizi pasien rawat jalan 2) Asuhan gizi pasien rawat inap 3) Penyelenggaraan makanan 4) Penelitian dan pengembangan gizi (Kemenkes, 2013). .

Related Documents:

Kepuasan Pasien Rawat Jalan Yang Berorientasi Pada Standar Akreditasi Klinik Di Klinik dr. M. Suherman Jember Variabel 1 Variabel 2 Nilai r Hitung P Value N Pelayanan Obat Tingkat Kepuasan Pasien 0.606 0.000 100 Berdasarkan tabel 5.9 hasil penelitian hubungan pelayanan obat dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan yang

Tata ruang kantor, iklim lembaga, dan kepuasan kerja guru sangat penting untuk diperhatikan di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat tata ruang kantor, tingkat iklim lembaga dan tingkat kepuasan kerja guru, mengetahui pengaruh secara parsial tata ruang kantor terhadap kepuasan kerja guru, pengaruh

A. Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan, yang dihasilkan dari suatu evaluasi pada karakteristik-karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan yang positif mengenai pekerjaannya,

Kepuasan Pasien Rawat Inap di BLUD RS Kab. Konawe Tahun 2013 75 Tabel 15 Hubungan Antara Jaminan Petugas dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di BLUD RS Kab. Konawe Tahun 2013 76 Tabel 16 Hubungan Antara Bentuk Fisik Instalasi Farmasi dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di BLUD RS Kab. Konawe Tahun 2013 77 Tabel 17

tingkat pendidikan responden sebagian besar rendah 56,1%. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p value 0,02), tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p value 0,1) dan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan diet (p 0,05). Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet (p 0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara tingkat

Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan prevalensi Tabel 3 Hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu tentang penyakit DHF dengan prevalensi penyakit DHF di Desa Kedung Kendo Kecamatan Candi, Juni 2010 Tingkat Pengetahuan penyakit Prevalensi penyakit DHF Ada Kejadian Tidak ada kejadian N % N % Baik 6 2,2 % 83 30,6 .

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ORGANISASI NIRLABA ENTITAS GEREJA BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 45 (STUDI KASUS GEREJA MASEHI INJILI DI MINAHASA BAITEL KOLONGAN) KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI POLITEKNIK NEGERI MANADO – JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN AKUNTANSI KEUANGAN TAHUN 2015 Oleh: Livita P. Leiwakabessy NIM: 11042103 TUGAS AKHIR .