PEDOMAN PAKET DASAR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT . - WordPress

1y ago
21 Views
2 Downloads
6.14 MB
68 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Amalia Wilborn
Transcription

617IndpPEDOMAN PAKETDASAR PELAYANANKESEHATAN GIGI DANMULUTDI PUSKESMASKEMENTERIAN KESEHATAN RITAHUN 2012

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI617IndpIndonesia. Kementerian Kesehatan RI. DirektoratJenderal Bina Upaya KesehatanPedoman paket dasar pelayanan kesehatan gigidan mulut di Puskesmas,-- Jakarta : KementerianKesehatan RI. 2012ISBN 978-602-235-188-71. JudulI. DENTISTRYII. ORAL HEALTHIII. COMMUNITY HEALTHSERVICES

617IndpPEDOMAN PAKETDASAR PELAYANANKESEHATAN GIGI DANMULUTDI PUSKESMASKEMENTERIAN KESEHATAN RITAHUN 2012a

b

KEMENTERIAN KESEHATAN RIDIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANJalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faximile : (021) 5261814, 5203872Surat Elektronik : yanmed@depkes.go.id, seyanmed@depkes.go.id, mailing list : buk3@yahoogroup.comKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANNOMOR: HK.02.04/II/964/2012TENTANGPEDOMAN PAKET DASAR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DIPUSKESMASDIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN,Menimbang :a.bahwa upaya kesehatan adalah se apkegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yangdilakukan secara terpadu, terintregasi danberkesinambungan untuk memelihara danmeningkatkan derajat kesehatan masyarakatdalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatankesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihankesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.b.bahwa pelayanan kesehatan gigi dasardimaksudkan untuk menyediakan pelayananpreven f dan kura f yang melipu penanganankegawatdaruratan gigi dan mulut (Oral UrgentTreatment/OUT), penggunaan pasata gigi yangmengandung fluoride (Affordable FluorideToothpaste/AFT), penambalan gigi dengan invasiminimal (tanpa bur) / Atrauma c Restora veTreatment (ART)i

Mengingatii:c.bahwa berdasarkan per mbangan sebagaimanadimaksud pada huruf a, dan b perlu menetapkanPedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigidan Mulut di Puskesmas dengan KeputusanDirektur Jenderal Bina Upaya Kesehatan.1.Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125);2.Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2009 tentangPelayanan Publik (Tambahan Lembar NegaraRepublik Indonesia Nomor 5038);3.Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentangKesehatan (Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5063);4.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi danPemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor82);5.Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Stándar Pelayanan MinimalBidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;6.Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi danTata Kerja Kementerian Kesehatan;7.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan DasarPusat Kesehatan Masyarakat;

8.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 296/Menkes/ SK/III/2008 tentang Pengobatan DasarPuskesmas.MEMUTUSKANMenetapkan :KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYAKESEHATAN TENTANG PEDOMAN PAKET DASARPELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DIPUSKESMASKESATU:Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi danMulut di Puskesmas, sebagaimana terlampir dalamSurat Keputusan ini.KEDUA:Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi danMulut di Puskesmas dipergunakan sebagai acuandalam pelaksanaannya.KETIGA:Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, apabiladikemudian hari terdapat kekeliruan akan diperbaikisebagaimana mes nya.Ditetapkan diPada tanggal: JAKARTA: 14 Juni 2012DIREKTUR JENDERALSUPRIYANTORONIP 195408112010061001iii

iv

KATA PENGANTARPelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah bagian integral daripelayanan kesehatan dalam upaya pencapaian pemerataaan, jangkauandan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut, maka kamimenyusun buku Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi danMulut yang harus ada di Puskesmas.Buku ini disusun berdasarkan “Basic Package of Oral Care” oleh WHOCollabora ng Centre for Oral Health Care Planning and Future Scenariosdan College of Dental Science University of Nijmegen, The Netherlands,yang telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia serta masukanmasukan yang diperoleh selama penyusunan buku ini yang melibatkanbaik lintas program maupun lintas sektor, juga dilengkapi denganmasukan-masukan langsung dari Dr. Jo E. Frencken.Diharapkan agar Buku Pedoman Paket Dasar Pelayanan KesehatanGigi dan Mulut ini dapat menjadi pegangan dan arahan dak hanya bagitenaga kesehatan gigi, juga bagi penentu kebijakan di Pemerintah pusatmaupun di daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan gigidan mulut.Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada para penyusun dankontributor yang telah memberikan masukan sampai dengan tersusunnyabuku ini, saran dan kri kan tetap kami harapkan guna menyempurnakanbuku ini.Jakarta, November 2012Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasardr. H.R. Dedi Kuswenda, M.Kesv

SAMBUTANDIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATANPertama-tama saya panjatkan puji dan syukur ke hadirat TuhanYang Maha Kuasa, atas perkenanNya maka penyusunan buku PedomanPaket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut dapat diselesaikan. Timpenyusun buku ini telah bekerja selama lebih kurang ga bulan sejakbulan September 2011.Seper kita ketahui, Survei Nasional Riskesdas 2007 melaporkansebesar 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi; denganrata-rata jumlah kerusakan gigi sebesar 5 gigi se ap orang. Juga dilaporkanpenduduk Indonesia yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi danmulut hanya 23%, dan diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya30% yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesionalgigi. Temuan selanjutnya adalah angka keperawatan yang sangat rendah,terjadinya keterlambatan perawatan yang nggi, sehingga kerusakan gigisebagian besar berakhir dengan pencabutan.Pemerintah telah mengadopsi pendekatan Pelayanan KesehatanDasar (Primary Health Care/PHC) di Puskesmas dalam sistem pelayanankesehatan nasional. PHC dimaksudkan untuk menyediakan pelayanankura f dan preven f mendasar dengan biaya yang terjangkau bagi negaradan masyarakat. Penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi denganonsetnya di usia dini, ada diantaranya penyakit-penyakit yang palingsering ditemukan. Karenanya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut harusmenjadi bagian dari sistem PHC.Buku ini disusun dalam rangka mengintegrasikan paket pelayanankesehatan gigi dan mulut dasar ke dalam sistem pelayanan kesehatannasional melalui pendekatan Primary Health Care (PHC). Selain itu jugaagar dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi dan mulut diPuskesmas yang aman, bermanfaat, bermutu dan terjangkau oleh semualapisan masyarakat terutama di DTPK (Daerah Terpencil PerbatasanKepulauan) serta meningkatkan ketrampilan tenaga pelayanan kesehatangigi dan mulut.vi

Penyusunan buku ini telah melibatkan banyak orang, namundemikian sebagaimana pepatah “tak ada gading yang tak retak”, buku inimasih mengandung banyak kekurangan, untuk itu, dak lain harapan sayasudilah kiranya para pembaca membuka pintu maaf yang seluas-luasnya.Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah memberka kita, sehinggaupaya kecil ini besar manfaatnya bagi masyarakat pada umumnya danpeningkatan derajat kesehatan masyarakat yang se nggi- ngginya dapatterwujud.Jakarta, November 2012Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatandr. Supriyantoro, Sp. P, MARSvii

TIM PENYUSUNdr. Bambang Sardjono, MPHdrg. Sudono, M.Kesdrg. Dewi Kar ni Sari, M.Kesdrg. Ellya Farida, M.Kesdrg. Nurindah.K,M.Kesdrg. Yunnie Adise anidrg. Adi a Putridrg. Leslie Nur Rahmaniviii

KONTRIBUTORdrg. Zaura Rini Anggraeni, MDSdrg. Andreas Adyatmaka, MScdrg. Anton Rahardjo, MKM, Phddrg. Armasastra Bahar, Phddrg. Yulia S.B Widyastu , Sp.Pedodrg. Sondang M. Lumban Gaoldrg. Asyura Asia, M.Kesdrg. Peter Andreasdrg. Paulus Januardrg. Kristandrg. Sintawadrg. Indirawadr. Irni Dwi Apriantydr. Ernawa AtmaningtyasZaeni Dahlan, MPHRa h Wijayandrg. HerminBerlin Silalahi, SEEmma Ningrum, SHDewi Esty, Bscix

DAFTAR ISIKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN .NOMOR: HK.02.04/II/964/2012 TENTANGPEDOMAN PAKET DASAR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DANMULUT DI PUSKESMASiKATA PENGANTARv.SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN . viDAFTAR ISI .xDAFTAR GAMBAR . xiiBAB IBAB IIBAB IIIxPENDAHULUAN .1A.TUJUAN .5B.SASARAN .6PENANGANAN KEGAWATDARURATAN MEDIK GIGI .ORAL URGENT TREATMENT (OUT)7A.INDIKASI .7B.PENATALAKSANAAN KASUS KEGAWATDARURATAN .GIGI DAN MULUT8C.TENAGA KESEHATAN PELAKSANA . 17D.INSTRUMEN / ALAT . 18E.BAHAN . 19PENCEGAHAN KARIES GIGI MELALUI PEMBERIAN . 20PASTA GIGI MENGANDUNG FLUORAFFORDABLE FLUORIDE TOOTHPASTE (AFT)

A.EVIDENCE BASED . 20B.PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG FLUOR . 21YANG TERJANGKAU DAN EFEKTIF DI MASYARAKATC.PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG FLUOR . 22SECARA EFEKTIFD.REKOMENDASI . 24BAB IV PENAMBALAN GIGI DENGAN INVASI MINIMAL TANPA BUR . 26ATRAUMATIC RESTORATIVE TREATMENT (ART)BAB VA.PENGERTIAN ART . 26B.BAHAN TAMBALAN YANG DIGUNAKAN DENGAN . 27METODE ARTC.EVIDENCE BASED . 28D.KETAHANAN SEALANT DAN TUMPATAN ART . 29E.PENERIMAAN ART OLEH MASYARAKAT . 35F.BIAYA RESTORASI DAN SEALANT ART . 37G.TENAGA KESEHATAN PELAKSANA ART . 37H.INSTRUMEN/ALAT . 37I.BAHAN . 39J.PROSEDUR PENATALAKSANAAN ART . 39K.KESIMPULAN . 43PENUTUP . 45A.MONITORING DAN EVALUASI . 45B.PENCATATAN DAN PELAPORAN . 46DAFTAR PUSTAKA . 47xi

DAFTAR GAMBARGambar 1.Abses pada gigi .7Gambar 2.Fraktur Mahkota .8Gambar 3.Set Alat untuk Penanganan Kegawatdaruratan . 18Medik GigiGambar 4.Sterilisasi Menggunakan Panci Tekan . 18Gambar 5.Tumpatan ART . 30Gambar 6.Tumpat ART (3 bulan setelah penumpatan) . 32Gambar 7.Tumpat ART (5 tahu setelah penumpatan) . 32Gambar 8.Excavator Besar dan Kecil; Hatchet . 38Gambar 9.Enamel Access Cauter . 38xii

BAB IPENDAHULUANPembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi se ap orang agar peningkatanderajat kesehatan masyarakat yang se nggi- ngginya dapat terwujud.Undang-Undang Dasar 1945, pasal 28 H angka (1) mengamanahkan,bahwa se ap orang berhak hidup sejahtera lahir dan ba n, bertempatnggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pada pasal 34 angka (3)Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatandan fasilitas pelayanan umum yang layak.Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 93dan 94, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukanuntuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatdalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi,pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukansecara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakanmelalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatangigi masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah danpemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitaspelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangkamemberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu,dan terjangkau oleh masyarakat.Undang-Undang nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional, mengamanahkan bahwa pembangunankesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan,pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaandan manfaat dengan perha an khusus pada penduduk rentan, antaralain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut (manula), dan keluarga miskin.Pelaksanaan kewenangan wajib bagi pemerintahan daerah baik diprovinsi, kabupaten/kota yang tertuang pada Peraturan Pemerintah1

nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan AntaraPemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota, dinyatakan pada pasal 7 bahwa urusan wajib adalahurusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahandaerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitandengan pelayanan dasar. Pada penjelasan Peraturan Pemerintah nomor38 tahun 2007, bahwa kewenangan bidang kesehatan untuk pencegahandan pemberantasan penyakit yang menjadi tanggungjawab daerahyaitu penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit dakmenular tertentu pada skala provinsi, kabupaten/kota.Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut pada sebagianbesar penduduk Indonesia. Di banyak negara, sebagian besar karies padaanak-anak masih dak dioba sehingga mengakibatkan sakit gigi, penyakitpulpa, ulserasimukosa di jaringan sekitarnya, abses dan fistula. Kondisiini dapat berdampak pada kesehatan umumanak. Di seluruh dunia,karies berkontribusi 15 kali lebih nggi sebagai beban penyakit disabilityadjusted life year (DALY) dibandingkan dengan penyakit periodontal.Keterbatasan (disable) berar rasa sakit dan ke daknyamanan sertakurangnya perawatan diri, sering dak masuk sekolah, gangguan kognisi,terganggunya kegiatan interpersonal, gangguan dur dan berkurangnyaenergi.Survei Nasional Riskesdas 2007 melaporkan sebesar 75% pendudukIndonesia mengalami riwayat karies gigi; dengan rata-rata jumlahkerusakan gigi sebesar 5 gigi se ap orang, diantaranya 4 gigi sudahdicabut ataupun sudah dak bisa dipertahankan lagi, sementara angkapenumpatan sangat rendah (0,08 gigi per orang). Juga dilaporkanpenduduk Indonesia yang menyadari bahwa dirinya bermasalah gigi danmulut hanya 23%, dan diantara mereka yang menyadari hal itu, hanya 30%yang menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi.Ini berar effec ve demand untuk berobat gigi sangat rendah, yaitu hanya7%. Temuan selanjutnya adalah angka keperawatan yang sangat rendah,terjadinya keterlambatan perawatan yang nggi, sehingga kerusakan gigisebagian besar berakhir dengan pencabutan.2

Sebetulnya teknik pencegahan yang selama ini sudah dikenal adalahmenjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baikdan benar. Survei nasional Riskesdas 2007 melaporkan sebagian besarpenduduk berperilaku menyikat gigi se ap hari; namun yang berperilakubenar yaitu menyikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum dur malam,baru mencapai 7%.Hasil peneli an kandungan ion fluor bebas yang dilakukan olehDepartemen Pelayanan Kesehatan Gigi Brunei Darussalam pada beberapapasta gigi yang dijual bebas di Brunei Darussalam, bahwa pasta gigibuatan Indonesia sudah mengandung fluor pada standar 1000 – 1500ppm tetapi dak semua pasta gigi mengandung fluor bebas minimal 800ion fluor bioavailable, sehingga efek fluornya rendah.Pemerintah telah mengadopsi pendekatan Pelayanan KesehatanDasar (Primary Health Care/PHC) di Puskesmas dalam sistem pelayanankesehatan nasional. PHC dimaksudkan untuk menyediakan pelayanankura f dan preven f mendasar dengan biaya yang terjangkau bagi negaradan masyarakat. Penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi denganonsetnya di usia dini, ada diantaranya penyakit-penyakit yang palingsering ditemukan. Karenanya, pelayanan kesehatan gigi dan mulut harusmenjadi bagian dari sistem PHC. Sayangnya, pelayanan kesehatan gigidan mulut dak terintegrasi secara adekuat dalam sistem PHC.Dua halangan utama dalam menggabungkan pelayanan kesehatangigi dan mulut dalam sistem PHC adalah orientasi kedokteran gigikonvensional yang masih diarahkan pada pelayanan individual, bukanpendekatan komunitas dan karakter teknisnya dibandingkan dengan sosialdan perilaku sertar filosofi kedokteran gigi konvensional yang harus diubahmenjadi perawatan yang dak terlalu membutuhkan teknologi, kontroldan pencegahan untuk mengatasi kebutuhan perawatan kesehatan gigidan mulut komunitas.Upaya Pelayanan kesehatan gigi di Indonesia dilaksanakan baikoleh pemerintah maupun swasta. Upaya pelayanan kesehatan gigi yangdilaksanakan oleh pemerintah selama ini mengacu pada pendekatanlevel of care (kebijakan WHO) yang melipu ndakan promo f, preven f,3

deteksi dini, kura f dan rehabilita f yaitu merumuskan pelayanankesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang menyeluruhdikaitkan dengan sumber daya yang ada.Pendekatan WHO saat ini untuk upaya pelayanan kesehatan gigidilakukan dengan pendekatan Basic Package of Oral Care (BPOC)atauPaket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di puskesmas, yangterdiri dari:1.Penanganan Kegawatdaruratan Gigi dan Mulut (Oral UrgentTreatment/OUT) yang terdiri atas 3 elemen mendasar: Tindakan mengurangi rasa sakit melalui ndakan pemberianobat-obatan dan perawatan penambalan gigi Pertolongan pertama infeksi gigi dan mulut serta trauma gigidan jaringan penyangga Rujukan untuk kasus-kasus yang kompleks2.Tersedianya Pasta Gigi yang mengandung fluoride dengan hargaterjangkau (Affordable Fluoride Toothpaste/AFT) dan3.Penambalan gigi dengan invasi minimal (tanpa bur)/Atrauma cRestora ve Treatment (ART).Situasi di sebagian besar negara belum berkembang dan sejumlahkomunitas kurang mampu di negara maju membutuhkan perubahandalam metode pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Pelayanan kesehatangigi dan mulut konvensional harus digan kan dengan pelayananyang mengiku prinsip-prinsip Oral Health Care. Hal ini menyiratkandibutuhkannya penekanan lebih kuat pada promosi kesehatan gigi danmulut yang berorientasi komunitas. Perawatan yang dapat disediakanoleh pemerintah dan individu dengan biaya yang terjangkau harusmendapat lebih banyak perha an.Dengan menggunakan pendekatan ini, jumlah penyakit gigi dan mulutyang dak dirawat diharapkan berkurang. BPOC (Basic Package Oral Care)dimaksudkan untuk dapat mencakup seluruh masyarakat dengan biayapelayanan kesehatan gigi dan mulut yang rendah.4

Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen integraldari BPOC untuk meningkatkan kepedulian akan apa yang dibutuhkanoleh masyarakat. Keberhasilan diperkenalkannya BPOC pada masyarakatbergantung pada komunikasi yang baik dari seluruh sektor yang terlibat.Tidak terdapat satu model atau metode tertentu yang dapat diaplikasikansecara universal. Tiap daerah atau negara harus mengembangkanmetode BPOC mereka sendiri berdasarkan kebutuhan populasi dandengan menggunakan struktur pelayanan kesehatan yang telah ada.Sudah terlalu banyak program kesehatan gigi dan mulut yang mengalamikegagalan karena masalah manajemen, logis k dan finansial karenadijalankan secara terpisah dari PHC yang telah ada.Begitu pula dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesiadimana rasio tambal dan cabut masih nggi rata-rata adalah 1:4 yaitu satutambal dan empat gigi yang dicabut, hasil monitoring dan evaluasi tahun2011 ini di beberapa daerah rasionya bisa mencapai 1:10. Dengan melihatpermasalahan ini dan hasil Riskesdas 2007, maka pembinaan pelayanankesehatan gigi dan mulut di Indonesia selama ini dak ada pembinaanyang berjenjang dari pusat sampai daerah, yang rata-rata disebabkankarena terbatasnya dana, sumber daya manusia, manajemen program,dan begitu pula beberapa teknik teknologi tepat guna yang sudah pernahberkembang di Indonesia yaitu teknik ART dak pernah di evaluasi danteknik aplikasinya di lapangan masih belum benar.Berdasarkan hal tersebut diatas diharapkan penerapan BPOC dapatmemecahkan masalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia.A.TUJUANa.Tujuan UmumMengintegrasikan paket pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasarke dalam sistem pelayanan kesehatan nasional melalui pendekatanPrimary Health Care (PHC).5

b.B.Tujuan Khusus-Terselenggaranya pelayanan kesehatan gigi dan mulut diPuskesmas yang aman, bermanfaat, bermutu dan terjangkauoleh semua lapisan masyarakat.-Meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan gigi dalammemberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar.-Tersedianya pedoman pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasarterutama di DTPK (Daerah Ter nggal Perbatasan Kepulauan).SASARANSasaran pedoman paket pemeliharaan kesehatan gigi dan mulutdasar adalah:1.Kementerian Kesehatan RI2.Dinas Kesehatan Provinsi3.Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten4.Puskesmas5.Organisasi Profesi (Persatuan Dokter Gigi Indonesia, PersatuanPerawat Gigi Indonesia)6.Ins tusi Pendidikan (Fakultas Kedokteran Gigi, Program StudiKedokteran Gigi, Poltekes Jurusan Kesehatan Gigi)7.Dunia Usaha seper Produsen Pasta Gigi6

BAB IIPENANGANAN KEGAWATDARURATAN MEDIK GIGI(ORAL URGENT TREATMENT/OUT)Pelayanan kesehatan dalam menghilangkan nyeri gigi dan mulutserta penatalaksanaan infeksi gigi-mulut dan trauma gigi dilakukan dalamPenanganan Kegawatdaruratan Medik Gigi (Oral Urgent Treatment/OUT)yang melipu :1.Tindakan mengurangi rasa sakit melalui ndakan pemberian obatobatan dan perawatan penambalan gigi2.Pertolongan pertama infeksi gigi dan mulut serta trauma gigi danjaringan penyangga3.Rujukan untuk kasus-kasus yang kompleksA.INDIKASIa.Infeksi Rongga MulutInfeksi rongga mulut yang paling sering membutuhkanpenanganan dalam situasi kegawatdaruratan medik gigi adalah absesgigi. Keadaan ini terjadi akibat gigi berlubang yang dak dirawatdan/atau akibat penyakit periodontal. Selain abses gigi, kasus yangmembutuhkan penanganan kegawatdaruratan adalah pulpi s akut,gingivi s, periodon s dan perikoroni s akut.Gambar 1. Abses pada gigi7

b.Trauma Gigi dan Jaringan PenyanggaAlasan paling sering kedua bagi anak-anak dan dewasa untukdatang ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi dalam penananganankegawatdaruratan medik adalah karena membutuhkan perawatantrauma gigi. Jenis trauma gigi yang paling sering terjadi adalah frakturemail dan fraktur email-den n. Peneli an menunjukkan prevalensitrauma gigi yang dak terawat pada anak-anak sampai usia 15 tahunadalah berkisar antara 7-50% bergantung pada usia dan lokasi.Data ini menunjukkan bahwa dibutuhkan penanganan yang lebihterorganisir dalam memberikan perawatan trauma gigi pada fasilitaspelayanan kesehatan gigi pemerintah. Diketahui bahwa komplikasijangka panjang dari trauma tersebut adalah kema an pulpa, resorpsiakar serta tulang alveolar.Sampai saat ini, kecelakaan kendaraan bermotor merupakanpenyebab trauma dentofasial yang sering ditemukan disampingkekerasan rumah tangga dan kecelakaan akibat olah raga sebagaipenyebab utama lainnya.Gambar 2. Fraktur MahkotaB.PENATALAKSANAAN KASUS KEGAWATDARURATAN GIGI DANMULUT1.Abses gigiDefinisi:Pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi kejaringan di sekitarnya, biasanya berasal dari suatu infeksi. Abses gigiyang dimaksud adalah abses pada pulpa dan periapikal.8

Penyebab:Abses ini terjadi dari infeksi gigi yang berisi cairan (nanah) dialirkan kegusi sehingga gusi yang berada di dekat gigi tersebut membengkak.Gambaran Klinis:--Pada pemeriksaan tampak pembengkakan disekitar gigi yangsakit. Bila abses terdapat di gigi depan atas, pembengkakandapat sampai ke kelopak mata, sedangkan abses gigi belakangatas menyebabkan bengkak sampai ke pipi. Abses gigi bawahmenyebabkan bengkak sampai ke dagu atau telinga dansubmaksilaris.Pasien kadang demam, kadang dak dapat membuka mulutlebar.Gigi goyah dan sakit saat mengunyah.Diagnosis:Pembengkakan gusi dengan tanda peradangan di sekitar gigi yangsakit.Penatalaksanaan:-Pasien dianjurkan berkumur dengan air garam hangat.-Jika abses meluas dapat diberikan:Dewasa :Amoksisilin 500 mg dan Metronidazol 500 mgse ap 8 jamAnak:Amoksisilin 10-15 mg/kgbb, se ap 6-8 jam-Simtoma k: Parasetamol atau ibuprofen atau asam mefenamatDewasa :500 mg se ap 6-8 jamAnak:10-15 mg/kgbb, se ap 6-8 jam-Bila dak ada dokter gigi, maka dirujuk ke dokter gigi untukpenanganan selanjutnya sesuai dengan indikasi.9

-Bila ada dokter gigi dengan fasilitas memadai, maka dapatdilakukan ndakan lebih lanjut sesuai kompetensi dokter gigi.KIE2.-Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkangejala, mencegah komplikasi-Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigise ap setelah makan pagi dan sebelum dur, memeriksakan kedokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berseratdan berair.-Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.PulpiƟs AkutDefinisi:Pulpi s adalah peradangan pada pulpa gigi yang menimbulkan rasanyeri, merupakan reaksi terhadap toksin bakteri pada karies gigi.Penyebab:Penyebab pulpi s yang paling sering ditemukan adalah pembusukangigi, penyebab kedua adalah cedera. Pulpa terbungkus dalamdinding yang keras sehingga dak memiliki ruang yang cukupuntuk membengkak ke ka terjadi peradangan. Yang terjadihanyalah peningkatan tekanan di dalam gigi. Peradangan yangringan jika berhasil diatasi, dak akan menimbulkan kerusakan gigiyang permanen. Peradangan yang berat bisa mema kan pulpa.Meningkatnya tekanan di dalam gigi bisa mendorong pulpa melaluiujung akar, sehingga bisa melukai tulang rahang dan jaringan disekitarnya.Gambaran Klinis:-10Gigi yang mengalami pulpi s akan nyeri berdenyut, terutamamalam hari. Nyeri ini mungkin menjalar sampai ke daerah sinus

dan pelipis (pulpi s gigi atas) atau ke daerah telinga (pulpi s gigibawah).-Bila kemasukan makanan, karena rangsangan asam, manis,atau dingin akan terasa sakit sekali. Sakit saat mengunyahmenunjukkan bahwa peradangan telah mencapai jaringanperiapikal.-Gigi biasanya sudah berlubang dalam dan pulpa terbuka.Diagnosis:Nyeri dan tanda peradangan.Penatalaksanaan:-Bila dak ada tenaga kesehatan gigi, lubang gigi dibersihkandengan ekskavator dan semprit air, lalu dikeringkan dengankapas dan dimasukkan pellet kapas yang ditetesi eugenol.-Berikan analge k bila diperlukan:Dewasa :parasetamol 500 mg 3 – 4 x sehari, atau analgesiklainnya seper ibuprofen atau asam mefenamatAnak:parasetamol 10-15 mg/kgBB 3 – 4 x sehari-Bila sudah ada peradangan jaringan periapikal, lihat Abses gigi-Dirujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya sesuaidengan indikasi.KIE:-Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkangejala, mencegah komplikasi-Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigise ap setelah makan pagi dan sebelum dur, memeriksakan kedokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berseratdan berair (sayur dan buah).11

3.GingiviƟsDefinisi:Gingivi s adalah inflamasi gingiva marginal atau radang gusi.Penyebab:Radang gusi ini dapat disebabkan oleh faktor lokal maupunfaktor sistemik. Faktor lokal diantaranya karang gigi, bakteri, sisamakanan (plak), pemakaian sikat gigi yang salah, rokok, tambalanyang kurang baik. Faktor sistemik melipu Diabetes Melitus(DM), ke dakseimbangan hormon (saat menstruasi, kehamilan,menopause, pemakaian kontrasepsi), keracunan logam, dansebagainya.Gambaran Klinis:-Pasien biasanya mengeluh mulut bau, gusi bengkak mudahberdarah, tanpa nyeri, hanya kadang terasa gatal.-Pada pemeriksaan gusi tampak bengkak, berwarna lebih merahdan mudah berdarah pada sondasi. Kebersihan mulut biasanyaburuk.-Ginggivi s herpes biasanya disertai gejala herpes simpleks.Tanda di gusi dak disertai bau mulut.-Salah satu bentuk radang gusi adalah perikoroni s yanggejalanya lebih berat: demam, sukar membuka mulut.Diagnosis:Peradangan pada gusi.Penatalaksanaan:-12Pasien dianjurkan untuk memperbaiki kebersihan mulut danberkumur dengan 1 gelas air hangat ditambah 1 sendok tehgaram, atau bila ada dengan obat kumur iodium povidon se ap8 jam selama 3 hari.

-Bila kebersihan mulut sudah diperbaiki dan dak sembuh, rujukke Rumah Sakit untuk perawatan selanjutnya. Perlu dipikirkankemungkinan sebab sistemik.-Perikoroni s memerlukan an bio k selama 5 hari: amoksisilin500 mg se ap 8 jam.-Di rujuk ke dokter gigi untuk penanganan selanjutnya yaitumembersihkan karang gigi.KIE:4.-Tujuan penatalaksanaan: menyembuhkan infeksi, menghilangkangejala, mencegah komplikasi-Pencegahan: menjaga kebersihan gigi dan mulut, menggosok gigise ap setelah makan pagi dan sebelum dur, memeriksakan kedokter gigi minimal 2x setahun, makan makanan yang berseratdan berair (sayur dan buah).-Jangan mengunyah hanya pada satu sisi gigi.-Alasan rujukan: bila kebersihan mulut sudah diperha kan danpenyakit dak sembuh, perlu dirujuk ke rumah sakit untukperawatan selanjutnya.PeriodonƟƟsDefinisi:Peradangan jaringan periodon um yang lebih dalam yang merupakanlanjutan dari peradangan gingiva.Penyebab:Sebagian besar periodon s merupakan akibat dari penumpukanplak dan karang gigi (tartar) diantara gigi dan gusi. Akan terbentukkantong diantara gigi dan gusi, dan meluas ke bawah diantara akargigi dan tulang dibawahnya. Kantong ini mengumpulkan plak dalamsuatu lingkungan bebas oksigen yang mempermudah pertumbuhan13

bakteri sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan gigi tersebuttanggal.Gambaran Klinis:-

Diharapkan agar Buku Pedoman Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut ini dapat menjadi pegangan dan arahan dak hanya bagi tenaga kesehatan gigi, juga bagi penentu kebijakan di Pemerintah pusat maupun di daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada para penyusun dan

Related Documents:

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

iv Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan Kajian Sektor Kesehatan v KATA PENGANTAR Indonesia menganut sistem pelayanan kesehatan berjenjang, yaitu pelayanan tingkat pertama atau primer, tingkat kedua atau sekunder, dan tingkat ketiga atau tersier.

No. SOP 020.002/OT 01 01/SDM.4 Revisi: 0/1 SOP PELAYANAN KESEHATAN Tgl. Berlaku : 6 Desember 2013 Halaman 5 dari 16 1. TUJUAN Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk mengatur tata cara pelayanan kesehatan umum dan gigi agar tertib dan lancar. 2. RUANG LINGKUP SOP ini berlaku di Biro Sumber Daya Manusia (BSDM) meliputi pelayanan .

BAB X Pengembangan Pelayanan x Pedoman Pelayanan Hemodialisis di Sarana Pelayanan Kesehatan. 43 45 47 48 49 51 59 61

makam pejuang kesehatan, penggerakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, pameran hasil pembangunan kesehatan, gelar pelayanan kesehatan preventif dan promotif, gelar pelayanan medis tertentu , gerakan membangun kesehatan masyarakat desa, seminar dan lokakarya pemecahan masalah

penggunaan obat. Pedoman ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan . - Sebagai pedoman bagi Dinas Kesehatan dalam pembinaan pelayanan kefarmasian di Puskesmas 1.3. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan . Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

o Additif alimentaire. 41 Intrants alimentaires: o Matière première : matière unique ou principale soumise à la transformation Unique : blé en minoterie, betterave ou canne en sucrerie Principale en volume : lait pour le yaourt, eau pour les boissons gazeuses Principale en valeur : sucre pour les boissons gazeuses 1. Chapitre introductif 1.4- Intrants et produits des IAA. 42 o Ingrédient .