DRAFT PEDOMAN TEKNIS ANGKUTAN BUS KOTA Dengan SISTEM . - WordPress

1y ago
10 Views
2 Downloads
902.31 KB
60 Pages
Last View : 30d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Troy Oden
Transcription

DRAFTPEDOMAN TEKNISANGKUTAN BUS KOTAdenganSISTEM JALUR KHUSUS BUS (JKB / BUSWAY)DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAANDITJEN PERHUBUNGAN DARAT2006Draft Pedoman Teknis JKB1

DAFTAR ISIBAB IPENDAHULUAN1.Umum2.Pengertian3.Maksud dan Tujuan4.Ruang LingkupBAB II PERENCANAAN1. Tahap I : Proposal Bus Kota Jalur Khusus1.1Membangun Misi1.2Rencana Kerja1.3Analisis Pendahuluan1.4Studi Asal Tujuan1.5Pemilihan Teknologi Angkutan Massal1.6Analisis Dampak1.7Struktur Tarif1.8Analisis Biaya1.9Struktur Badan Pengelola2. Tahap II : Sosialisasi3. Tahap III : Manajemen dan Rekayasa3.1. Lokasi Koridor3.2. Manajemen Sistem JKB3.2.1.Pelayanan Sistem JKB3.2.1.1. Feeder-Trunk3.2.1.2. Konvoi3.2.2.Manajemen Arus Lalu Lintas3.2.2.1. Arus Searah (with flow)3.2.2.2. Arus Berlawanan Arah (contra flow)3.2.2.3. Arus Dua Arah Di Tengah (axial)3.2.2.4. Arus Dua Arah di Pinggir Lintasan (uni-lateral)Draft Pedoman Teknis JKB2

3.2.3.Prioritas Persimpangan3.2.3.1. Pengendalian Larangan Belok Kanan3.2.3.2. Prioritas APILLa. Pengaturan Awalb. Kesempatan Dini3.3. Rekayasa Sistem JKB3.3.1.Disain Lajur3.3.2.Tipikal Potongan Melintang3.3.3.Alinyemen Horizontal dan bu dan Marka3.4. Desain Halte3.5. Desain Pool Bus3.6. Desain JPO4. Tahap IV : Teknologi4.1. Sistem Penarikan Tiket4.2. Teknologi Bus4.3. Estetika4.4. Desain Interior Bus5. Tahap V : Integrasi5.1. Integrasi Moda5.2. Integrasi Lahan6. Tahap VI : Rencana Pelaksanaan6.1. Pendanaan6.2. Pemeliharaan6.3. Pemantauan dan EvaluasiBAB IIIPENUTUPDraft Pedoman Teknis JKB3

DAFTAR TABELTabel II.1Rencana Kerja Perencanaan Pembangunan Bus Kota Jalur KhususTabel II.2Bus Kota Jalur Khusus dan Penurunan EmisiTabel II.3Perkiraan Perhitungan BiayaTabel II.4Tingkat Pelayanan JalanTabel II.5Variasi Normal, ZaTabel II.6Keuntungan Dan Kerugian Pemilihan Letak JKBTabel II.7Rekomendasi Lebar Jalur Untuk Volume Kendaraan 60 kend/jamTabel II.8Radius Minimal JKBTabel II.9Kemiringan Longitudinal MaksimumTabel II.10Bentuk-bentuk Garis PembagiTabel II.11Jenis Phisik Garis PembagiTabel II.12Lebar Jalur Sepeda yang DianjurkanDraft Pedoman Teknis JKB4

DAFTAR GAMBARGambar II.aStruktur BOAUGambar II.b Bentuk KSOGambar II.cGrafik Ambang Batas Suatu Jalan ditetapkan sebagai JKBGambar II.dTeknik Feeder-TrunkGambar II.eTeknik KonvoiGambar II.fJalur khusus bus searah lalu lintas (sebelah kiri)Gambar II.gJalur khusus bus searah lalu lintas (sebelah kanan)Gambar II.hJalur khusus bus berlawanan arah arus(1 lajur)Gambar II.iJalur khusus bus berlawanan arah arus(2 lajur)Gambar II.jJalur khusus bus yang ditempatkan ditengah jalanGambar II.k. Lajur khusus bus dua arah yang ditempatkan ditepi jalan.Gambar II.lTipikal Konfigurasi JKBGambar II.m Tipikal Potongan Melintang JKBGambar II.nTata Letak JKB pada PersimpanganGambar II.oTata Letak JKB di Belakang Garis HentiGambar II.pPenampang melintang perkerasan JKBGambar II.qLangkah Penghematan dengan Penutupan Bagian Tengah JKBGambar II.rPenggunaan Emulsi BerwarnaGambar II.sRambu Akhir JKBGambar II.tRambu Awal JKBGambar II.uArah yang Dituju Terdapat JKBGambar II.vRambu Petunjuk Jenis Kendaraan Yang Menggunakan JKBGambar II.w Rambu petunjuk Batas Waktu Penggunaan JKBGambar II.xMarka ‘Jalur Khusus Bus’Gambar II.ySimbol panah bercabangGambar II.zHubungan antara Jarak bus stop dan kecepatan komersialGambar II.aa Fasilitas Overtaking (menyiap)Gambar II.ab Estétika Teknologi BusGambar II.ac Akses Pejalan KakiGambar II.ad Jalur sepedaGambar II.ae Integrasi TaksiDraft Pedoman Teknis JKB5

BAB IPENDAHULUAN1. UmumPelayanan angkutan umum di wilayah kota-kota besar di Indonesia saat ini sangat buruk,selain tidak dapat dihandalkan, tidak nyaman, juga berbahaya bagi penumpang. Pengoperasianangkutan umum masih didominasi oleh angkutan berkapasitas kecil, di samping tidak efisienjuga berdampak pada kesemerawutan lalu lintas.Kondisi ini diperburuk dengan dilema pertumbuhan penduduk yang signifikan tingginya sertaketerbatasan pendanaan, maka ANGKUTAN BUS KOTA dengan konsep Sistem JalurKhusus Bus (JKB/BUSWAY), yang selanjutnya dalam buku ini disebut dengan BUS JALURKHUSUS adalah solusi yang cerdas.BUS JALUR KHUSUS baik yang dioperasikan sepanjang hari maupun hanya pada jam-jamsibuk adalah salah satu bentuk sikap keberpihakan pemerintah pada angkutan umum.Adapun ciri-ciri utama BUS JALUR KHUSUS adalah Jalur/lajur bus terpisah, Mendapat prioritas jalan di setiap persimpangan, Penumpang dapat naik/turun bus dengan cepat, Penarikan tiket yang efisien, karena dilakukan sebelum keberangkatan, Tampilan pelayanan yang atraktif dan mudah dikenali sepanjang jalan, Petugas dan awak kendaraan berseragam serta tampil profesional. Teknologi bus yang modern dan bersih, Halte yang bersih, aman dan nyaman, Integrasi moda di halte-halte.BUS JALUR KHUSUS bila dibandingkan dengan sistem angkutan umum berbasis massallainnya memiliki keuntungan :Draft Pedoman Teknis JKB6

a. Fleksibilitas BUS JALUR KHUSUS yang beroperasi dapat dialihkan untuk beroperasi di lajur yanglain jika diperlukan; Pengguna kendaraan lain juga dapat menggunakan JKB pada kondisi darurat misal :ambulans, polisi, pemadam kebakaran; Sistem pengoperasian BUS JALUR KHUSUSdapat dilakukan sesuai kebutuhan,misalnya pada kondisi sibuk pengoperasian bus dapat dilakukan dengan sistem konvoiatau beriringan, dan begitu juga sebaliknya;b. Swa-pengawasanKarena BUS JALUR KHUSUS secara fisik terpisah dengan lalu lintas umum, maka tidakdiperlukan aparat penegak hukum untuk melakukan pengawasan.c. Berbiaya rendah Jaringan JKB dapat dibangun bertahap sesuai dengan ketersediaan dana. Bantuan dari negara asing dapat diminimalkan karena material konstruksi dan tenagakerja cukup memakai sumber lokal. Demikian juga kendaraan dapat menggunakanproduksi dalam negeri.dPengalamam lokalUmumnya kota-kota telah memiliki pengalaman mengelola angkutan umum, sehinggapengoperasian BUS JALUR KHUSUShanya merupakan peningkatan dari sistempelayanan yang ada.Kendala utama dalam manajemen BUS JALUR KHUSUS adalah sulitnya menjalin koordinasidengan berbagai pihak seperti polisi, operator bus, pemberi izin, pengelola jalan dansebagainya.Draft Pedoman Teknis JKB7

2. Pengertian Dasara. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat laindengan menggunakan kendaraanb. APILL adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untukmengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan.c. BUS JALUR KHUSUS adalah angkutan bus cepat yang berbasis pada pengoperasian busdengan sistem jalur khusus busd. BOAUadalah Badan Otorita Angkutan Umum yang mengelola sistem manajemenangkutan yang modern dengan melibatkan pihak swasta.e. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan umum untuk menaikkan dan/ataumenurunkan penumpangf. Jalur Khusus Bus (JKB) adalah pemisahan fisik ruang jalan bus dari lalu lintas lainnyabaik dengan pemisah permanen maupun pemisah sementarag. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringanpelayanan angkutan orangh. Kapasitas Jalur Khusus Bus adalah kapasitas untuk satu JKB, dihitung dengan asumsidimana setiap bus tidak dapat saling mendahuluii. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotoratau kendaraan tidak bermotor;j. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakanoleh umum dengan dipungut bayaran;k. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupuntanpa perlengkapan pengangkutan bagasi;l. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempatduduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapanpengangkutan bagasiDraft Pedoman Teknis JKB8

m. Perusahaan angkutan umum adalah perusahaan yang menyediakan jasa angkutan orangdan atau barang dengan kendaraan umum di jalan;n. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang, yangmempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidakberjadwal;o. Trayek tetap dan teratur adalah pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan trayeksecara tetap dan teratur, dengan jadwal tetap atau tidak berjadwal;3. Maksud dan TujuanMaksud dan tujuan dalam penyusunan pedoman teknis angkutan bus cepat dengan jalurkhusus bus sebagai berikut :Maksud adalah memberikan petunjuk kepada instansi yang berkepentingan dalamperencanaan dan pengoperasian BUS JALUR KHUSUSdi wilayahperkotaan.Tujuan pokok penerapan BUS JALUR KHUSUS adalah :a. Salah satu cara untuk mengurangi kemacetan lalu lintas.b. Meningkatkan pelayanan angkutan umum.c. Mewujudkan pelayanan angkutan umum yang atraktif dan dapat diandalkan.d. Melayani penumpang dengan kecepatan yang lebih tinggi.e. Menggugah pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke angkutan umum denganmenyaksikan sendiri kelebihan BUS JALUR KHUSUS .Draft Pedoman Teknis JKB9

4. Ruang LingkupDalam pedoman ini, diuraikan prinsip dasar tahapan perencanaan sistem BUS JALURKHUSUS yang meliputi antara lain: desain sarana dan prasarana, sistem pelayanan, aspekkepengusahaan, serta pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan. Adapun tahapanperencanaan meliputi:-Tahap I: Proposal Bus Jalur Khusus-Tahap II: Sosialisasi-Tahap III: Manajemen dan Rekayasa-Tahap IV: Teknologi-Tahap V: Integrasi-Tahap VI: Rencana PelaksanaanDraft Pedoman Teknis JKB10

BAB IIPERENCANAANDalam merencanakan sistem, perlu dibedakan antara JKB sebagai alat dari manajemenlalu lintas untuk keperluan penanganan lalu lintas jangka pendek, dan JKB sebagai sistem dariangkutan massal berbasis bus untuk kepentingan penanganan lalu lintas jangka menengah.Meskipun infrastruktur yang dipakai keduanya sama,namun organisasi dan operasionalnyasangat berbeda sehingga diperlukan perencanaan yang seksama.BUS JALUR KHUSUS sangat tepat diperuntukkan bagi berbagai kota dengan kondisiantara lain:aKota Sedang dengan permintaan penumpang pada koridor primer mencapai 20.000 – 25.000pnp/jam/arah;bKota Besar dimana koridor sekundernya dapat difungsikan sebagai layanan pengumpan(feeder services) bagi angkutan massal berbasis kereta api;cDi wilayah pinggiran kota, BUS JALUR KHUSUS dapat berfungsi untuk membentuk strukturpengembangan kota baru.Melalui proses perencanaan yang terarah dan logis, kegiatan tersebut dapat diselesaikandalam waktu 12 sampai 24 bulan. Adapun tahapan perencanaan secara garis besar meliputi antaralain :1.TAHAP I : PROPOSAL BUS JALUR KHUSUS1.1MEMBANGUN VISITahap pertama proses perencanaan ini adalah membangun visi.Penyampaian visi harus diumumkan secara politis, isinya berupa tujuan umum usulanpembangunan sistem BUS JALUR KHUSUS dengan sasaran memberikan arahan bagiperencana serta membuka wawasan masyarakat luas.Kemauan, komitmen, dan konsistensi Pemerintah Daerah beserta perangkat DPRD adalahunsur terpenting dalam perencanaan BUS JALUR KHUSUS. Sangatlah wajar bila adapihak-pihak yang pro dan kontra. Keengganan akan perubahan (status quo) sering menjadirintangan yang sulit diatasi, dan keadaan ini dapat menjadi lebih buruk bila disusupi motif-Draft Pedoman Teknis JKB11

motif tertentu. Hal-hal seperti ini harus dimengerti dan disadari.Semua pihak harus meletakkan BUS JALUR KHUSUS pada prioritas yang tertinggi,bahwa pembangunan sistem BUS JALUR KHUSUS adalah untuk kepentingan masyarakat,bukan kepentingan golongan atau pribadi.Kebijakan politis dapat mendukung dan menciptakan atmosfir yang diinginkan karenamempunyai alasan : Besarnya peranan angkutan umum sebagai penggerak roda perekonomian perkotaan. Jumlah penumpang yang terangkut lebih banyak dari kendaraan pribadi, sehinggasekaligus menunjang program penghematan BBM dan udara bersih di setiapperkotaan. Tidak ada pihak yang akan dirugikan dengan adanya sistem BUS JALUR KHUSUS,para investor dijamin pengembalian investasinya. Pemerintah menjamin tidak akan merugikan operator angkutan umum yang ada dantidak mencari keuntungan dari program ini. Pemerintah mengutamakan bangkitnyaperekonomian perkotaan ataupun daerah. Jaminan politik sangat diperlukan karena program ini tidak mungkin selesai dalamwaktu 5 tahun sehingga budget pembiayaan pun tidak akan dapat diselesaikan dalam5 tahun. Diharapkan pada perggantian pengelola kota tidak terjadi perubahankebijakan dan alokasi dana.1.2RENCANA KERJAMenyusun rencana kerja untuk masing-masing tahapan kegiatan.Tabel II.1Rencana Kerja Perencanaan Pembangunan Bus Jalur KhususKegiatanBulan keBulan keBulan keBulan keBulan keBulan keBulan ke0-32–56-89-1213 -1516-1920-24Tahap ITahap IITahap IIITahap IVTahap VTahap VIDraft Pedoman Teknis JKB12

Keterangan :1.3-Tahap I: Proposal Bus Jalur Khusus-Tahap II: Sosialisasi-Tahap III : Manajemen dan Rekayasa-Tahap IV : Teknologi-Tahap V-Tahap VI : Rencana Pelaksanaan: IntegrasiANALISIS PENDAHULUANPada analisis pendahuluan ini diidentifikasi gambaran umum perkotaan, yang meliputi : kepadatan penduduk, pembagian moda transportasi saat ini, besaran tarif dan biaya transport, identifikasi kawasan tertentu, misal : kawasan yang perkembangannya cepat ataukawasan yang tercemar, dan sebagainya.Analisis ini akan membantu dalam menetukan orientasi pengembangan angkutan massalberbasis jalan atau berbasis rel.1.4SURVEI ASAL TUJUANDari hasil survei, akan diperoleh gambaran pola transportasi di perkotaan yang meliputi : pergerakan perjalanan, banyaknya perjalanan, maksud perjalanan, lokasi asal dan tujuan perjalanan.Dari data tersebut dapat diidentifikasikan koridor BUS JALUR KHUSUS dan layananlayanan pengumpan.Draft Pedoman Teknis JKB13

1.5PEMILIHAN TEKNOLOGI ANGKUTAN MASSALPada tahap ini pemilihan teknologi angkutan massal ditetapkan, apakah berbasis jalan (busjalur khusus, O Bahn-guided bus) atau berbasis rel (light rail, urban rail, metro, dll).Pemilihan teknologi ini berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain performansi danbiaya yang didapat dari analisis obyektif terhadap bentuk kota, kondisi eksisting dankondisi mendatang, serta studi asal tujuan.1.6ANALISIS DAMPAKAnalisis dampak proyek transportasi dilakukan untuk mengukur dampak ekonomis,lingkungan dan sosial yang ditimbulkan dari proyek tersebut. Biasanya proyek transportasimembawa dampak positif melalui : penurunan emisi akibat berkurangnya penggunakendaraan pribadi.Uraian dampak yang ditimbulkan dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel II.2Bus Antima dan Penurunan nkendaraan pribadiBus Jalur Khusus mampuTEKNIK PENGUKURANmengalihkan penumpang dari kendaraan pribadi yangsebelum dan sesudah; beremisi tinggi.Survei pemilihan modaPerbandingan faktor emisiuntuk berbagai moda.Kapasitas busPerubahan tata guna lahan1 (satu) Bus Jalur Khusus dapat menggantikanPerbandingan ekonomis bahansekitar 4 – 5 mini busbakar per penumpangPerubahan struktur wilayah kota dapat terjadiPemodelan dan perbandinganditata guna lahan sesudah dansekitarJKB;perubahaninidapatmengurangi jumlah trayek, panjang trayek dansebelumjenis moda yang digunakan dalam trayektrayek tersebut.JKB terpisahPengoperasian bus-bus di lajur terpisah akanPerbandingan ekonomis bahanmengurangi kemacetan dan meningkatkanbakarpenghematan bahan bakar, tidak hanya bagibus namun juga lalu lintas lainnya.Jarak pemberhentianEfisiensi bahan bakar dapat dicapai lebihAnalisis ekonomis bahan bakartinggi, karena halte BUS JALUR KHUSUSdibangun dengan jarak-antara yg teratur ( Draft Pedoman Teknis JKB14

ASPEKURAIANTEKNIK PENGUKURAN500 m). Dengan demikian berhenti pada jarakpendek dapat dihindari.Waktu berhenti/mengetemWaktu naik dan turun penumpang dapatAnalisis ekonomis bahan bakardilakukan dengan cepat sehingga penguranganwaktu berhenti berefek pada efisiensi bahanbakarEfisiensi ruteStruktur rute secara rasional dapat berartiAnalisis ekonomis bahan bakarbahwa jarak perjalanan lebih pendek dandan jarak perjalananefisiensi penggunaan sumber energiPemilihanbahanbakar/teknologi penggerakSistem propulsi dan bahan bakar beremisiAnalisis ekonomis bahan bakarrendah dapat mengurangi emisidan emisi(propulsi) busPeningkatan antu meningkatkan kinerja ekonomisAnalisis ekonomis bahan bakar.bahan bakar1.7STRUKTUR TARIFTingkat tarif akan menentukan segmen pelanggan dan perilaku operator. Operatorsebaiknya tidak dibebankan mencari penumpang, sehingga pengemudi tidak bertindakugal-ugalan. Struktur tarif hendaknya berbasis jumlah kilometer penjalanan yang sangatditentukan oleh sistem penjadwalan.Dari prespektif pelanggan, tarif dapat menggunakan tarif dalam/flat fare sebagai fungsidari jarak tempuh rata-rata.a. Besaran tarif yang sama memudahkan sistem penarikan ongkos termasuk biaya modaldan operasional sistem ini, selain itu dapat membentuk subsidi silang bagi masyarakatberpenghasilan rendah.b. Tarif berdasarkan jarak dapat mencerminkan biaya operasi yang sebenarnya danukuran-ukuran pengeluaran yang nyata.Draft Pedoman Teknis JKB15

1.8ANALISIS BIAYAPada proposal ini dihitung secara umum biaya operasi dan biaya investasi.Tabel II.3Perkiraan Perhitungan BiayaJenisUnit PengukuranKonsumsi perkendaraanPengembalian modalDepresiasi kendaraan% per harga kendaraan / tahun10%Biaya modalSuku bunga efektif tahunan untuk modal15%investasiBiaya tetapGaji pengemudiPegawai / kendaraan1,62Gaji staf mekanikPegawai / kendaraan0,38Gaji personil dan penyelia Pegawai / kendaraan0,32administratifPengeluaranadministratif % biaya variabel pemeliharaan personil4,0 %lainnyaAsuransi kendaraan% harga kendaraan / tahun1,8 %liter diesel / 22.2 km (galon diesel/ 100km)18,6Biaya variableBahan bakar3M gas alam / 100 km74Ban- ban baruUnit / 100.000 km10,0- tukar tambahUnit / 100.000 km27,6- motor0,25 liter/8.89 km (quart galon/ 10.000km)78,9- transmisi0,25 liter/8.89 km (quart galon/ 10.000km)4,5- differensial0,25 liter/8.89 km (quart galon/ 10.000km)5,8- olikilogram / 10.000 km3,0Pemeliharaan% harga kendaraan / tahun6,0 %Pelumas1.9ANALISIS STAKEHOLDERDraft Pedoman Teknis JKB16

Identifikasi opini dan kepentingan dari berbagai kelompok dan organisasi yang kutantersebut.Organisasinonpemerintah dan organisasi berbasis komunitas misalnya Organda, YLKI, KoperasiAngkutan, Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), dan sebagainya, merupakan sumberpenggerak dalam proses partisipasi masyarakat1.10STRUKTUR BADAN PENGELOLAPada tahap ini dipertimbangkan apakah sistem pelayanan BUS JALUR KHUSUS inidikelola oleh swasta atau pemerintah atau merupakan campuran antara keduanya. Adapunbentuk kerjasama yang dapat dipilih adalah :1) Alternatif-1 (Infrastruktur, Ticketing, Operation oleh BOAU) Kelebihan: Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terpadu Kekurangan: Memerlukan personal dan manajemen yang profesional2) Alternatif-2 (Infrastruktur oleh BOAU, Ticketing dan Operation dikelola swastaterpisah) Kelebihan: Manajemen bersifat terbuka, bisa dipilih swasta yangprofesional Kekurangan: Memerlukan koordinasi operasional yang baik3) Alternatif-3 (Infrastruktur oleh BOAU, Ticketing dan Operation oleh satu swasta) Kelebihan: Koordinasi operasional koleksi tiket dan operasi bus terpadu Kekurangan: tanpa audit manajemen, dapat terjadi ”subsidi silanginternal”4) Alternatif-4 (Infrastruktur dan Ticketing oleh BOAU, operation oleh swasta) Kelebihan: Swasta terfokus dalam pemberian layanan prima Kekurangan: Dana masuk sebagai pendapatan, pengeluaran perlu birokrasiHal-hal yang harus diperhatikan agar pengelolaan BUS JALUR KHUSUS dapat berjalandengan efektif sebagai berikut : Manajemen koridor-koridor JKB Perawatan koridor-koridor JKB termasuk halte, rambu dan marka Inovasi sistem tiketDraft Pedoman Teknis JKB17

Pelatihan pengemudi Fasilitas dan petugas yang disiapkan untuk mengerjakan bus ordering/tata urutan bus. Layanan informasi penumpang. Penyelia yang mengawasi waktu naik turun penumpang di halte untuk meninimalkanketerlambatan dan gangguan perjalanan bus lainnya, sehingga penumpukan di ruasruas tertentu tidak terjadi.Draft Pedoman Teknis JKB18

NormaManajemenKSOPengembangan danPembangunanJaringan/sistemFungsi ngelolaanKeuanganPemdaBankPengadaanBusTugas :BUMD/Swasta- Menyediakanbussiap pakai- Menyediakan lahanpool- Mengelola SDM- MengoperasikanbusDraft Pedoman Teknis JKBBUMD/Swasta- Menyediakanmesin&Peralatan ticketing- Mendesign & mencetaktiket- Menjual tiket & menerimauangnya- Menyetor hasil penjualan- Jalur Khusus Bus- Marka jalan- Mengelola sumberdana- Halte- Mengelolaanggaran- Rambu- JembatanPenyeberanganGambarII.aStruktur BOAU10Pabrik Bus- Pengadaan bus- Pengadaansukucadang- Pelatihan teknis

Bentuk KSOPENGELOLAANKERJASAMA OPERASI(KSO)SUMBER DANAAPBDOPERASIONALPENGGUNAANSUMBANGANOPRT BUS-OPRT TIKETFeeBiaya Oprs-Gambar II.bBentuk KSODraft Pedoman Teknis JKB11FeeBiayaPengelolaanPENGADAAN-BusSuku Cadang

2. TAHAP II : SOSIALISASIKemajuan tahapan perencanaan dapat terhambat bila komunikasi dan partisipasi daripihak-pihak yang terkait kurang terbangun, maka langkah yang perlu diambil adalah“Sosialisasi” yang harus dimulai sedini mungkin sebelum sistem tersebut dioperasikan.Bentuk-bentuk sosialisasi mulai dari pembuatan logo dan nama yang disebarluaskan.melalui media cetak maupun elektronik, dengan sasaran mengubah citra pelayananangkutan umum yang ada. Dalam sosialisasi diinformasikan kepada masyarakat rencanapelayanan seperti :-peta dan jadwal kedatangan-keberangkatan bus yang jelas dan mudah dimengerti olehsetiap strata penumpang,-pengemudi dan petugas yang ramah, profesional dan berpenampilan rapi.-halte dan bus yang bersih, aman dan nyaman.-perlindungan penumpang dengan teknologi informasi (kamera pemantau) danpetugas keamanan berseragam.3. TAHAP III : MANAJEMEN DAN REKAYASATahapan selanjutnya adalah perencanaan manajemen dan rekayasa.3.1Lokasi KoridorPertimbangan utama dalam perencanaan koridor adalah untuk meminimumkan jarakdan waktu tempuh perjalanan. Banyak alasan dalam penetapan koridor BUS JALURKHUSUStidak dapat dihitung, karenanya dalam penganalisisan dipergunakankombinasi faktor kualitatif dan kuantitatif yang meliputi:1) Masukan dari studi Asal-Tujuan.2) Lokasi pusat-pusat tujuan utama (kantor, sekolah, pusat perbelanjaan, dsb).3) Sistem transportasi perkotaan yang telah ada.4) Jumlah penumpang yang dapat diangkut bus vs kendaraan pribadi.5) Jalan dengan frekuensi bus sudah mencapai 20-40 bus per jam.Cara yang paling konservatif adalah perbandingan banyaknya penumpang yang dapatdiangkut bus dengan penumpang kendaran pribadi pada lajur yang sama :Draft Pedoman Teknis JKB12

qAqB ------ XN-1Keterangan :qA volume kendaraan (sedan dan truk)qB volume busN jumlah lajurX rasio rata-rata okupansi sedan dan busGrafik berikut inidapat dipakai untuk menilai layak-tidaknya suatu jalan dapatditetapkan sebagai JKBSumber : Urban Public Transportation, Vukan R Vuchic, 1981Gambar II cDraft Pedoman Teknis JKB13

Bila sudah ditetapkan ruas-ruas jalan yang akan dipakai sebagai JKB, maka kapasitasJKB dapat dihitung berdasarkan rumus berikut : Tidak bersinyal(g/C) 3600 RNbCB (g/C)D tcSumber : HCM, 2002 Bersinyal(g/C) 3600CB tc (g/C)D ZaCyDSumber : HCM, 2002Dimana :CB banyaknya bus per jam per JKB per halteD waktu naik/turun penumpang per halte (detik)tc headway (waktu antara) bus (detik), biasanya 10 s/d 15 detikNb jumlah efektif halteR faktor reduksi untuk menghitung variasi waktu kedatangan dan waktunaik/turun penumpang. Asumsi yang digunakan di HCM adalah 0.833 untukbus dengan tingkat pelayanan Eg waktu hijau efektif per siklus (detik)C panjang siklus (detik)SD standar deviasi waktu naik/turun (detik)Za variasi normal one-tail yang berhubungan dengan adanya kemungkinanantrian tidak terjadi di belakang pemberhentian busDraft Pedoman Teknis JKB14

Tabel II.4Tingkat Pelayanan JalanTingkatPelayananNILAI REfektif detik/jam(3,600 R)Indeks TingkatKemungkinan TerjadinyaPelayananAntrian SebelumE 1.00Pemberhentian 8010D0,7502,7000,9020E0,8333,0001,00301,000Sumber : HCM 19943,60050Tabel II.5Variasi Normal, Za3.2Gagal 0Manajemen JKBDraft Pedoman Teknis JKB15

3.2.1. Pelayanan sistem JKB meliputi :3.2.1.1. Feeder-trunkDengan teknik trunk-feeder, bus-bus yang lebih besar melayanikoridor utama. Pada simpul-simpul dibangun sebuah terminalterintegrasi untuk memindahkan penumpang secara efisien ke busbus feeder yang lebih kecil, yang akan meneruskan ke komunitasyang lebih kecil. Keunggulan utama dari teknik ini bahwa ukuran bus dapatdisesuaikan secara efisien untuk ukuran-ukuran rute yang dituju. Kerugian utama adalah penumpang harus berpindah, sehinggaperjalanannya menjadi lebih panjang, namun hal ini dapatdikompensasi melalui sistem tiket dimana penumpang tidak perlumembayar ongkos tambahan.Gambar II.dTeknik Feeder-Trunk3.2.1.2. Konvoi Teknik ini tidak memerlukan perpindahan di terminal. emuanyamemanfaatkan jalur koridor utama. Keunggulan teknik ini adalah bahwa pelayanan hanya tersedia(terkonsentrasi) pada koridor yang ramai, kemudian melewatkanbus-bus yang sudah dibedakan tersebut untuk memasuki komunitasyang lebih kecil tanpa penumpang harus berpindah. Kerugian utama dari teknik ini adalah adanya kemungkinankelebihan tempat duduk pada bagian feeder dari rute tersebut,khususnya jika digunakan bus-bus gandeng yang besar.Draft Pedoman Teknis JKB16

Gambar II.eTeknik KonvoiKedua teknik di atas dapat diisi dengan Layanan Ekspres, yaitu : Layanan ini hanya menaikkan dan menurunkan penumpang di tempat-tempatdengan permintaan tinggi sehingga halte-halte dengan permintaan relatif sedikitdilewatkan saja. Keunggulan utama dari layanan ini adalah waktu tempuh perjalanan menjadilebih singkat. Kerugian utamanya adalah layanan ini menambah kompleksitas rancangan dandesain sistem. Besar ruang jalan harus memadai bagi rombongan bus ekspreslainnya.3.2.2. Manajemen arus lalu lintas meliputi :3.2.2.1. Arus Searah (with flow) Lajur khusus bus dapat dibuat "searah arus", artinya arus lalu lintasBUS JALUR KHUSUS berjalan searah dengan arus lalu lintaslainnya. Lajur khusus ini dapat ditempatkan di sebelah kiri/kanan jalan, danuntuk membedakannya dari lalu lintas lainnya perlu diberi tandaataupun batas, yang dapat dilihat dan dimengerti oleh lalu lintaskendaraan lainnya, sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 9.Draft Pedoman Teknis JKB17JKB

Gambar II.fJalur khusus bus searah lalu lintas (sebelah kiri)JKBGambar II.gJalur khusus bus searah lalu lintas (sebelah kanan)3.2.2.2. Arus Berlawanan Arah (contra flow) Lajur bus "berlawanan arus" merupakan lajur bus yang berlawananarah dengan arah lalu lintas lainnya, seperti terlihat dalam gambar9.6. Lajur yang berlawanan arah ini dapat ditempatkan di sebelahkiri/kanan jalan. Lajur yang berlawanan arah ini mempunyai sifat'self enforcing' karena bus besar dan dapat dengan mudah terlihatoleh pemakai jalan lainnya, tetapi perlu diberi tanda ataupun batasyang jelas untuk menghindari terjadinya kecelakaan.JKBLALULINTASGambar II.h. Jalur khusus bus berlawanan arah arus(1 lajur)JKBGambar II.i. Jalur khusus bus berlawanan arah arus(2 lajur)Draft Pedoman Teknis JKB18

3.2.2.3.Arus Dua Arah Di Tengah (Axial) Lajur khusus bus dua arah dapat ditempatkan ditengah jalan dandiberi pemisah fisik dengan lalu lintas kendaraan lainnya, sepertiterlihat dalam gambar 9.7 yeberangan disetiap perhentian.LALU LINTAS LAINNYALALU LINTAS LAINNYAGambar II.j Jalur khusus bus yang ditempatkan ditengah jalan3.2.2.4.Arus dua arah di pinggir lintasan (Uni-lateral) Lajur khusus bus dua arah dapat ditempatkan dipinggir pada salahsatu sisi jalan dan diberi pemisah fisik dengan lalu lintas kendaraanlainnya seperti terlihat dalam gambar 9.8. yeberangan disetiap pemberhentian.Gambar II.k. Lajur khusus bus dua arah yang ditempatkan ditepi jalan.Draft Pedoman Teknis JKB19

3.2.3. Prioritas Bagi Bus Pada PersimpanganAda beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberi kemudahan kepada busdi persimpangan antara lain dengan :3.2.3.1.Pengendalian Terhadap Larangan Belok KananPada persimpangan yang dilarang belok kanan dapat diberikankemudahan bagi bus untuk dapat belok kanan. Hal tersebut dapatditerapkan pada persimpangan yang tidak dikendalikan dengan APILLmaupun pada persimpangan yang dikendalikan dengan APILL.3.2.3.2.Prioritas APILLPrioritas bus terhadap APILL dapat dilakukan dengan beberapa carayaitu :a. Pengaturan awalPada 'pengaturan awal' penetapan waktu APILL dilakukan denganmemberikan tambahan beberapa detik waktu hijau diataskebutuhan sebenarnya pada kaki yang dilalui oleh trayek ersimpangan yang dilalui oleh trayek bus.b. Kesempatan diniPada 'kesempatan dini' di persimpangan dilengkapi dengan detektorbus, yang berfungsi untuk medeteksi bus yang akan melewatipersimpangan. Bus dilengkapi dengan transponder sehingga bilaada bus yang akan melewati persimpangan maka sinyal yangdikeluarkan transponder bus akan ditangkap oleh detektor danditeruskan ke kontroller (control box) untuk selanjutnya diberikanperioritas kepada bus untuk melalui persimpangan, yang dilakukandengan beberapa cara seperti:Draft Pedoman Teknis JKB20

lampu hijaunya diperlambat sampai bus tersebut lewat ataubila lampu sedang merah, merahnya diperpendek; dilakukan pengaturan seperti yang dilakukan pada a, dan biladiperlukan phase-phase tertentu dilompati sehingga bus dapatmelintasi persimpangan dengan lebih cepat.3.3 Rekayasa Sistem JKB3.3.1. Desain lajurJKB dapat diletakkan sepanjang ruas jalan yang ada atau dibangun pada ruasbaru. Pada ruas jalan yang ada dapat diletakkan di tengah (median) atau di tepi(lateral). Adapun prinsip-prin

Draft Pedoman Teknis JKB 9. 4. Ruang Lingkup Dalam pedoman ini, diuraikan prinsip dasar tahapan perencanaan sistem BUS JALUR KHUSUS yang meliputi antara lain: desain sarana dan prasarana, sistem pelayanan, aspek kepengusahaan, serta pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan. Adapun tahapan perencanaan meliputi: .

Related Documents:

1. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 2 2. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 4 3. Spesifikasi Teknis Rice Transplanter 4. Spesifikasi Teknis Pompa Air 5. Spesifikasi Teknis Chopper 6. Spesifikasi Teknis Cultivator 7. Form Laporan Bantuan Alsintan Poktan/Gapoktan/UPJA 8. For

pasal 9 : pedoman laporan tugas akhir 13 12. pasal 10 : pedoman teknis penulisan laporan tugas akhir 16 13. pasal 11 : pedoman teknis gambar kerja 20 14. pasal 12 : pedoman gambar presentasi 24 15. pasal 13 : poster presentasi 25 16. pasal 14 : skema material dan maket 27 17. .

pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. 20.

BIMBINGAN TEKNIS KURIKULUM A. KONSEP DASAR BIMBINGAN TEKNIS 1. Pengertian Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis kurikulum dalam panduan ini didefinisikan sebagai proses fasilitasi pemerolehan dan/atau peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan Kurikulum. 2.

Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus. C. Tujuan Tujuan penyusunan pedoman bimbingan teknis ini adalah agar diperoleh acuan dalam penyelenggaraan bimbingan teknis program pemenuhan guru

Pedoman Teknis ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi petugas Dinas lingkup baik ProPeternakaninsi, v Kabupaten/ kota maupun petugas lapangan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dengan anggaran APBN TA 2014. Pedoman teknis

Bimbingan Teknis Guru Sasaran. Berkaitan dengan hal tersebut telah disiapkan perangkat pendukung bimbingan teknis Kurikulum 2013 dalam bentuk modul bimbingan teknis implementasi Kurikulum 2013 tahun 2017 untuk 31 mata pelajaran dan bimbingan konseling serta panduan teknis pengelolaan bimbingan teknis Kurikulum 2013.

FSA ELA Reading Practice Test Questions Now answer Numbers 1 through 5. Base your answers on the passages “Beautiful as the Day” and “Pirate Story.” 1. Select the sentence from Passage 1 that supports the idea that the children are imaginative. A “‘Father says it was once,’ Anthea said; ‘he says there are shells there thousands of years old.’” (paragraph 2) B “Of course .