Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan - Unnes

1y ago
14 Views
2 Downloads
1.23 MB
144 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maleah Dent
Transcription

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAPKINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN(STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERCATATDI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2007)SKRIPSIDiajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata IUntuk Mencapai Gelar Sarjana EkonomiOleh :Riza Firmansyah3351405020JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2009

PERSETUJUAN PEMBIMBINGSkripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidangpanitia ujian skripsi pada:Hari: SelasaTanggal: 25 Agustus 2009Pembimbing IPembimbing IIDrs. Kusmuriyanto, M.SiNIP. 196005241984022002Indah Fajarini S.W., SE. M.Si. Akt.NIP. 197804132001122002Mengetahui,Ketua Jurusan AkuntansiAmir Mahmud, S.Pd, M.SiNIP . 197510101999031001ii

PENGESAHAN KELULUSANSkripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian SkripsiFakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada:Hari: SelasaTanggal: 15 September 2009Penguji SkripsiMuhammad Khafid, S.Pd, M.SiNIP.197510101999031001Anggota IAnggota IIDrs. Kusmuriyanto, M.SiNIP. 196005241984022002Indah Fajarini S.W., SE. M.Si. Akt.NIP. 197804132001122002Mengetahui,DekanDrs. Agus Wahyudin, M.SiNIP 196208121987021000iii

PERNYATAANSaya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benarhasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atauseluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi inidikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.Semarang,Agustus 2009Riza FirmansyahNIM. 3351405020iv

MOTTO DAN PERSEMBAHANMOTTO Hidup adalah perjuangan maka jangan pernah menyerah.PERSEMBAHANKupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang selalu menyayangiku danselalu ada untukku Orang tuaku tercinta Bapak Abdul Choliq dan Ibu Kusmiyati yang selalumendoakan dan memberi semangat. Kakak-kakakku Mbak Frida, Mas Irul, Mas Eko dan Mbak Ning yang selalumendukung. Keponakanku yang lucu-lucu Dhia dan Abrar. Teman-teman Akuntansi S1 Reg ’05, Aan, Arif, Frantau, Taufik, Ani, Hariniyang selalu memberi motivasi. Teman-teman Imtihan Kost yang keren abis. My best friends Eko, Rohman, Firman, Angga yang telah membantu danMumun (thanx 4 de computer and printing my project).v

PRAKATASegala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan LQ 45 yang Tercatat di BursaEfek Indonesia 2005-2007)”. Skripsi ini disusun dalam rangka menyelesaikanstudi strata satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpabimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsungmaupun tidak langsung. Oleh karena itu, maka dalam kesempatan ini penulis jugaingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yangterhormat :1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M. Si, Rektor Universitas NegeriSemarang.2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas NegeriSemarang.3. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Semarang.4. Drs. Kusmuriyanto,M.Si, Dosen Pembimbing I yang telah membimbing danmemotivasi dalam penyelesaian skripsi.5. Indah Fajarini SW. S.E, M.Si, Akt., Dosen Pembimbing II yang telahmembimbing dan memotivasi dalam penyelesaian skripsi.6. Dosen wali, Drs. Subowo, M.Si, yang selalu membimbing dan memberikannasehat kepada penulis selama menempuh studi.7. Dosen-Dosen Fakultas Ekonomi UNNES, yang telah memberikan ilmu, danpengalaman paling berharga, serta bimbingannya hingga penulis berhasilmenyelesaikan studi.8. Segenap tenaga administrasi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telahbegitu banyak membantu dan memudahkan urusan penulis.vi

9. Pihak JSX Corner-UNDIP, yang memberikan bantuan dan pengarahan saatpenelitian.10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telahmembantu penyusunan skripsi ini.Semoga amal baik yang diberikan kepada penyusun mendapat imbalandari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, danbagi semua pihak pada umumnya.Semarang, Agustus 2009Penulisvii

SARIRiza Firmansyah. 2009. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap KinerjaKeuangan Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan LQ 45 Yang Tercatat Di BursaEfek Indonesia 2005-2007). Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UniversitasNegeri Semarang. Drs Kusmuriyanto, M.Si. Indah Fajarini SW. SE. M.Si. Akt.140 halamanKata kunci: Intellectual Capital, Kinerja Keuangan Perusahaan, Perusahaan LQ45.Perkembangan ekonomi baru yang dikendalikan oleh informasi danpengetahuan mengubah dasar dan tumpuan industri. Industri yang sebelumnyabertumpu pada aset wujud fisik, menjadi tergantung pada aset nirwujud(intangible assets). Aset nirwujud seperti informasi dan knowledge telahmeningkat signifikansi perannya. Salah satu pendekatan yang digunakan dalampenilaian dan pengukuran aset nirwujud adalah intellectual capital (IC). IC telahmenjadi fokus perhatian diberbagai bidang, baik teknologi informasi, manajemen,maupun akuntansi. IC merupakan komponen yang sangat penting bagikemakmuran, pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di era ekonomi baru.Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahannyayaitu (1) Apakah IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, (2)Apakah IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan masa akan datang,(3) Apakah rata-rata pertumbuhan IC berpengaruh terhadap kinerja keuanganperusahaan masa akan datang.Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat (GoPublic) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan masuk dalm indeks LQ 45 tahun 20052007. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposivesampling dan diperoleh sampel sebanyak 18 perusahaan. Data yang digunakandalam penelitian ini adalah data sekunder dan metode yang digunakan adalahdokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara IC(VAICTM) terhadap kinerja keuangan perusahaan LQ 45 di Indonesia untuk tahun2005, 2006, dan 2007, Terdapat pengaruh IC (VAICTM) terhadap kinerjakeuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode 20052006 maupun 2006-2007. Terdapat pengaruh ROGIC terhadap kinerja keuanganmasa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode ROGIC 20062007 terhadap kinerja keuangan 2006 maupun ROGIC 2006-2007 terhadapkinerja keuangan 2007.Simpulan dari penelitian ini yaitu IC (VAICTM) berpengaruh terhadapkinerja keuangan perusahaan LQ 45 di Indonesia, IC (VAICTM) berpengaruhterhadap kinerja keuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia danROGIC berpengaruh terhadap kinerja keuangan masa depan perusahaan LQ 45 diIndonesia Saran yang diberikan kepada para peneliti selanjutnya adalahmempertimbangkan untuk menggunakan proksi ukuran IC selain VAICTM yangmungkin lebih sesuai untuk menjelaskan IC, melakukan penelitian terhadapviii

perusahaan yang belum listing di BEI, serta menguji pengaruh IC terhadap kinerjaperusahaan dengan lag 2-3 tahun.ix

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL.iHALAMAN PERSETUJUAN .iiHALAMAN PENGESAHAN.iiiPERNYATAAN.ivMOTTO DAN PERSEMBAHAN .vPRAKATA .viSARI.viiiDAFTAR ISI .ixDAFTAR TABEL .xiDAFTAR GAMBAR .xiiDAFTAR LAMPIRAN .xiiiBAB IPENDAHULUAN . .11.1.Latar Belakang .11.2.Rumusan Masalah .101.3.Tujuan Penelitian .101.4.Manfaat Penelitian .11BAB II LANDASAN TEORI .122.1. Kinerja Perusahaan.122.2.1. Debt to Equity Ratio .132.2.2. Total Asset Turnover .142.2.3. Net Profit Margin .152.2.4. Return on Asset .162.2.5. Return on Equity .182.2.6. Price to Book Value .182.2.Intellectual Capital .202.2.1. Defenisi Intellectual Capital .202.2.2. Komponen Intellectual Capital .222.3.Pengukuran dan Penilaian Intellectual Capital .27TM2.4.Value Added Inellectual Capital (VAIC ) .x28

2.5.Penelitian Terdahulu .322.6.Kerangka Berpikir .382.7.Hipotesis.43BAB IIIMETODE PENELITIAN.453.1. Populasi dan Sampel Penelitian .453.2. Variabel Penelitian .473.2.1 Variabel Independen (X) .473.2.2 Variabel Dependen (Y) .503.3. Metode Pengumpulan Data .513.4. Metode Analisis Data .52BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .554.1. Hasil Penelitian .554.1.1. Deskripsi Objek Penelitian .554.1.2. Statistik Deskriptif .564.2. Uji Outer Model .594.2.1 Uji Outer Model Indikator IC dan Kinerja Keuangan 2005 .594.2.2 Uji Outer Model Indikator IC dan Kinerja Keuangan 2006 .624.2.3 Uji Outer Model Indikator IC dan Kinerja Keuangan 2007 .664.2.4 Uji Outer Model Indikator IC 05 dan KK 05-06 dan IC 06 .694.2.5 Uji Outer Model Indikator IC 06 dan KK 06-07 dan IC 07 .724.3. Uji Inner Model .744.4. Pembahasan .78BAB V PENUTUP.86A. Simpulan .86B. Keterbatasan .87C. Saran.87DAFTAR PUSTAKA .89LAMPIRANxi

DAFTAR TABELTabel 2.1 Ikhtisar Penelitian Terdahulu .36Tabel 3.1 Penentuan Sampel .46Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel .46Tabel 4.1 Daftar perusahaan LQ 45 berdasarkan sektor industri .55Tabel 4.2 Statistik Deskriptif VAICTM 2005-2007 .56Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan 2005-2007 .57Tabel 4.4 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2005 .60Tabel 4.5 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2005 (Drop 1) .61Tabel 4.6 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2005 (Drop 2) .62Tabel 4.7 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2006 .63Tabel 4.8 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2006 (Drop 1) .64Tabel 4.9 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2006 (Drop 2) .65Tabel 4.10 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2006 (Drop 3) .66Tabel 4.11 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2007 .67Tabel 4.12 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2007 (Drop 1) .68Tabel 4.13 Nilai Outer Weight Indikator IC dan KK 2007 (Drop 2) .69Tabel 4.14 Nilai Outer Weight Indikator IC 05 dan KK 05-06 dan IC 06.70Tabel 4.15 Nilai Outer Weight Indikator IC 05 dan KK 05-06dan IC 06 (Drop) .72Tabel 4.16 Nilai Outer Weight Indikator IC 05 dan KK 05-06 dan IC 06.73Tabel 4.17 Nilai Outer Weight Indikator IC 05 dan KK 05-06dan IC 06 (Drop) .74Tabel 4.18 Nilai R-Square .75Tabel 4.19 Nilai Inner Weight .76Tabel 4.20 Rangkuman Hasil PLS untuk H1 .79Tabel 4.21 Rangkuman Hasil PLS untuk H2 .82Tabel 4.22 Rangkuman Hasil PLS untuk H3 .84i

DAFTAR GAMBARGambar 2.1Kerangka Berpikir. .43Gambar 4.1Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2005 .60Gambar 4.2Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2005 (Drop 1) .61Gambar 4.3Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2005 2005 (Drop2) .62Gambar 4.4Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2006 .63Gambar 4.5Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2006 (drop 1) .64Gambar 4.6Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2006 (drop 2) .65Gambar 4.6Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2006 (drop 3) .65Gambar 4.7Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2007 .66Gambar 4.8Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2007 (Drop 1) .67Gambar 4.9Hasil Outer Model Indikator IC dan KK 2007 (drop 2) .68Gambar 4.10 Hasil Outer Model Indikator IC 05 dan KK 05-06 dan IC06 .69Gambar 4.11 Hasil Outer Model Indikator IC 05 dan KK 05-06 dan IC06 (Drop) .71Gambar 4.12 Hasil Outer Model Indikator IC 06 dan KK 06-07 dan IC07 .72Gambar 4.13 Hasil Outer Model Indikator IC 06 dan KK 06-07dan IC07 (Drop) .ii73

BAB IPENDAHULUAN1.1 . Latar BelakangKekayaan dan daya saing perusahaan pada masa lalu selalu didasarkanpada kepemilikan sumberdaya yang bersifat fisik (tangible asset). Tangible assettercermin dalam berbagai faktor produksi seperti tenaga kerja, uang, bangunan,dan tanah, sedangkan kebutuhan terhadap pengetahuan kurang mendapatperhatian. Kebutuhan akan pengetahuan hanya sebatas pada aktivitas yang terkaitdengan faktor produksi itu sendiri. Tetapi, pada era globalisasi, kesadaranterhadap pentingnya sumberdaya pengetahuan (modal intelektual) sebagai sumberkekayaan perusahan semakin tinggi, seiring dengan terus meningkatnya intensitaspersaingan diantara para pelaku bisnis dan perkembangan dunia bisnis.Sawarjuwono dan Kadir (2003) menyatakan bahwa perkembangan duniabisnis mengharuskan perusahaan mengubah strateginya dari bisnis yangdidasarkan pada tenaga kerja (labour-based business) menuju knowledge basedbusiness (bisnis berdasarkan pengetahuan) agar perusahaan terus bertahan. Hal inimengubah karakteristik utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmupengetahuan. Seiring dengan perubahan ekonomi yang berkarakteristik emenpengetahuan(knowledge management), kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung padasuatu penciptaan transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri.1

2Perkembangan ekonomi baru yang dikendalikan oleh informasi danpengetahuan mengubah dasar dan tumpuan industri. Industri yang sebelumnyabertumpu pada aset wujud fisik, yakni produksi barang dan jasa serta penciptaannilai menjadi tergantung pada aset nirwujud (intangible assets). Dewasa inisemakin dikenali bahwa aset nirwujud dan pengelolaannya yang efektifmerupakan sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Pentingnya perandan kontribusi aset nirwujud dapat dilihat pada perbandingan antara nilai buku(book value) dan nilai pasar (market value) pada perusahaan-perusahaan yangberbasis pengetahuan (knowledge base).Mulai dua dekade yang lalu dapat dicermati bahwa proses produksi telahberubah.Faktor produksi tradisional seperti sumber daya alam, pekerja dankapital telah banyak kehilangan peran signifikansinya. Aset nirwujud sepertiinformasi dan knowledge telah meningkat signifikansi perannya. Salah satupendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset nirwujud adalahintellectual capital (IC). Intellectual capital telah menjadi fokus perhatiandiberbagai bidang, baik teknologi informasi, manajemen, maupun akuntansi.Fenomena IC mulai berkembang terutama setelah munculnya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aktiva tidak berwujud. Aktiva tidak berwujud tersebuttidak dinyatakan secara eksplisit sebagai IC, namun lebih kurang IC telahmendapat perhatian. Menurut PSAK No. 19, aktiva tidak bewujud adalah aktivanon-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik sertadimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang ataujasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif (IAI, 2007)

3Sampai saat ini intellectual capital perusahaaan masih dianggap sebagaibentuk unaccounted capital dalam sistem akuntansi tradisional meskipunbeberapa diantaranya, misalnya goodwill, patent, copy right, dan trade markdiakui sebagai aktiva tidak berwujud. Timbulnya unaccounted capital tersebutdikarenakan sangat ketatnya kriteria akuntansi bagi pengakuan dan penilaianaktiva, yaitu keteridentifikasian, adanya pengendalian sumber daya, dan adanyamanfaat ekonomis masa depan. Akibatnya, ketidakpuasan terhadap laporankeuangan tradisional menjadi semakin meningkat karena ketidakmampuannyauntuk menyediakan informasi yang cukup kepada stakeholders tentangkemampuan perusahaan menciptakan nilai. Informasi akuntansi telah kehilanganrelevansinya dalam pembuatan keputusan investasi. Tanda bahwa informasiakuntansi telah kehilangan relevansinya yaitu semakin meningkatnya kesenjanganantara nilai pasar dan nilai buku ekuitas perusahaan dalam financial markets.Menurut Stewart dalam Astuti dan Sabeni (2005) kesenjangan antaranilai kapitalisasi saham dan nilai buku ekuitas perusahaan merupakan intellectualcapital. Kenaikan nilai kapitalisasi saham yang cukup tinggi dan adanya selisihantara nilai buku dengan nilai kapitalisasi saham pada knowledge based industriesmenunjukkan terjadinya “missing value” pada laporan keuangan. Perbandingannilai buku dengan nilai pasar saham yang terdapat di neraca pada perusahaanberbasis pengetahuan adalah 1 : 7. Terjadinya selisih tersebut karena terdapatintangible asset yang tidak dicatat dalam neraca oleh perusahaan.Sangkala (2006) menyatakan bahwa pada tahun 1978 ditunjukkan,bahwa terdapat 80% dari nilai perusahaan terkait dengan “tangible asset” dan

420% terkait dengan “intangible asset”. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1988,ternyata keadaan tersebut telah bergeser, yakni 45% tangible asset dan 55%intangible asset. Penelitian berikutnya, di tahun 1998 terungkap bahwa hanya30% nilai perusahan bersumber dari tangible asset, sementara sudah 70% nilaidari perusahaan terkait dengan nilai dari intangible asset.Perusahaan-perusahaan Indonesia pada kenyataannya tidak mampuuntuk mencatat intellectual capital dalam neraca karena standar akuntansi yangada belum mampu menangkap dan melaporkan investasi yang dikeluarkan untukmemperoleh sumberdaya nonfisik. Standar akuntansi untuk investasi sumberdayanonfisik saat ini baru sebatas investasi dalam bentuk intellectual property.Akuntansi juga diyakini belum mampu melakukan pengakuan dan pengukuranterhadap intellectual capital, karena akuntansi cenderung hanya berfokus padaaktiva yang sifatnya nyata (hard assets) saja. Kalaupun ada intangible asset yangdiakui dan diukur dalam laporan keuangan, kebanyakan masih didasarkan padanilai historis (historical cost) bukan potensinya dalam menambah nilai.Fenomena tersebut memberikan tantangan bagi akuntansi manajemenmaupun akuntansi keuangan. Akuntansi manajemen memerlukan adanya alat baruyang dapat mengelola investasi keahlian karyawan, informasi dan teknologi,memerlukan pengukuran akuntansi yang tidak sama antara perusahaan satudengan lainnya untuk menunjukkan indikator intellectual capital, danmemerlukan pengukuran tingkat pengembalian investasi keahlian karyawan,informasi dan teknologi dalam jangka panjang. Sedangkan akuntansi keuanganmemerlukan adanya pengukuran baru yang tidak berbasis moneter. Tantangan-

5tantangan tersebut muncul karena saat ini, penilaian suatu perusahaan danterutama untuk perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi danpelayanan yang profesional adalah intellectual.Intellectual capital merupakan cara untuk memperoleh keunggulankompetitif dan menjadi komponen yang sangat penting bagi kemakmuran,pertumbuhan dan perkembangan perusahaan di era ekonomi baru berbasispengetahuan. Intellectual capital merupakan kunci penentu nilai perusahaan dankinerja ekonomi nasional. Pulic (1998), Bontis (1998), Bontis e al (2000) danPartiwi (2004) menunjukkan bahwa intellectual capital memiliki hubungan positifdengan business performance. Oleh sebab itu, meskipun masih tidakmemungkinkan untuk memberikan nilai moneter terhadap intellectual capital,namun intellectual capital perlu dipertimbangkan agar proses penciptaan nilaimudah dipahami.Choo dalam Sangkala (2006) menyatakan bahwa perusahaan yangbenar-benar mampu bertahan lama, terus berkembang, bukan karena ukuran dankeberuntungan, tetapi karena memang perusahaan-perusahan tersebut mempumenunjukkan kapasitasnya untuk beradaptasi lebih cepat dengan tuntutan zaman.Perusahaan tersebut secara terus menerus melakukan inovasi, dan mengambiltindakan yang tepat untuk menggerakkan perusahaannya kearah tujuan yangdiinginkan. Kemampuan tersebut hanya mungkin terwujud jika perusahaantersebut secara efektif menggunakan sumber daya pengetahuan atau intellectualcapital.

6Intellectual capital masih belum digunakan secara efektif dan jarangmendapat perhatian utama perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sampai saat iniperusahaan-perusahaan cenderung menggunakan conventional based dalammembangun bisnisnya, sehingga produk yang dihasilkannya masih miskinkandungan teknologi. Hal ini dapat dibuktikan melalui sistem pelaporanperusahaan yang dibuat setiap akhir tahun. Artinya secara eksplisit komponenkomponen modal intelektual tidak dijadikan sebagai bagian dari indikatorpenilaian pelaporan atau keberhasilan perusahaan. Padahal modal intelektual telahmenjadi hal yang lebih penting dari sumberdaya lainnya.Umumnya kalangan bisnis masih belum menyadari bahwa intellectualcapital merupakan sumber daya yang sangat penting dalam mempertahankankeunggulan dan daya saing perusahaan. Jika suatu perusahaan mampu mengelolaintellectual capital-nya secara efektif maka akan mampu mendorong perusahaanuntuk tetap memiliki keunggulan dibanding para pesaingnya. Santosus danSurmach dalam Sangkala (2006) menyatakan bahwa bagi perusahan yang mampumenciptakan, mengembangkan, memelihara, mengungkit dan memperbaharuiintangible asset-nya, maka akan memiliki kemampuan untuk menciptakan nilai(value) yang dapat meningkatkan kekayaannya.Perusahaan yang mampu menciptakan nilai dan memiliki kinerja yangbaik dari perusahaan lain masuk dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.Agar perusahaan dapat masuk dalam indeks LQ 45 maka perusahaan tersebutharus memiliki saham dengan kriteria tertentu yaitu, masuk dalam rangking 60terbesar dari total transaksi saham di pasar, masuk dalam ranking yang didasarkan

7pada nilai kapitalisasi pasar, telah tercatat di BEI sekurang-kurangnya 3 bulan,kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi danjumlah transaksi di pasar regular. Perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45berarti perusahaan tersebut memiliki memiliki nilai kapitalisasi pasar yang tinggidan mampu menunjukkan konsistensi kinerja. Kapitalisasi pasar yang tinggi danmampu menunjukkan konsistensi kinerja mengindikasikan bahwa perusahaanmemiliki intellectual capital yang tinggi dibanding perusahaan lain. Intellectualcapital inilah yang menjadi salah satu alat dalam memberikan nilai lebih dankeunggulan perusahaan.Berbagai kalangan telah meningkatkan perhatian terhadap Intellectualcapital dalam menciptakan nilai lebih dan keunggulan bagi perusahaan, namunpengukuran yang tepat belum dapat ditetapkan. Pulic (1999) membuat suatuukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai hasil dari kemampuanintellectual perusahaan yaitu VAICTM (value added intellectual coefficient).Komponen utama dari VAICTM dapat dilihat dari sumber daya perusahaan, yaituphysical capital yang dihitung dengan VACA (value added capital employed),human capital yang dihitung dengan VAHU (value added human capital), danstructural capital yang dihitung dengan STVA (structural capital value added).Menurut Pulic dalam Ulum (2008), tujuan utama dalam ekonomi yangberbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added. Sedangkan untukdapat menciptakan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang physicalcapital (yaitu dana-dana keuangan) dan intellectual potential (direpresentasikanoleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang melekat pada

8mereka). Lebih lanjut Pulic (1998) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwaintellectual ability (yang kemudian disebut dengan VAIC ) menunjukkanbagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan intellectualpotential) telah secara efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan.TMPenelitian tentang intelectual capital yang diproksikan dengan VAICyang dihubungkan dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan adanyakeanekaragaman hasil. Firrer dan Williams (2003) menyatakan bahwa hubunganTMantara efisiensi dari VAICdan kinerja keuangan adalah terbatas dan tidakkonsisiten. Chen et al (2005), Tan et al (2007) dan Ulum (2008) menunjukkanTMbahwa intellectual capital yang diproksikan dengan VAICberpengaruh positifterhadap nilai pasar dan kinerja keuangan. Sedangkan Kuryanto (2008)menyatakan bahwa secara statistik tidak ada pengaruh positif antara IC sebuahperusahaan dengan kinerjanya.Keanekaragaman dari hasil yang diperoleh dikarenakan adanyaperbedaan objek, proksi variabel kinerja keuangan dan alat analisis yangdigunakan. Firrer dan Williams (2003) menggunakan objek 75 perusahaanperbankan di Afrika Selatan dengan proksi Kinerja Keuangan ROA, ATO danMB menggunakan alat analisis Regresi. Chen et al (2005) menggunakan objekperusahaan publik di Taiwan dengan menggunakan alat analisis korelasi danregresi. Tan et al (2007) menggunakan 150 perusahaan yang terdaftar di Bursaefek Singapura dengan alat analisis PLS. Ulum (2008) menggunakan 130perusahaan perbankan di Indonesia Kinerja Keuangan ROA, ATO, GR danmenggunakan alat analisis PLS, sedangkan Kuryanto (2008) menggunakan

9sampel 73 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan proksikinerja keuangan ROE, EPS, ASR dengan PLS sebagai alat analisis.Perbedaan hasil membuat peneliti ingin meneliti kembali pengaruhintellectual capital yang diproksikan dengan VAICTM dengan kinerja perusahaantetapi dengan proksi kinerja keuangan perusahaan yang berbeda. Proksi darikinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakanproksi profitabilitas Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Net ProfittMargin (NPM), rasio leverage Debt to Equit

keuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode 2005-2006 maupun 2006-2007. Terdapat pengaruh ROGIC terhadap kinerja keuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode ROGIC 2006-2007 terhadap kinerja keuangan 2006 maupun ROGIC 2006-2007 terhadap kinerja keuangan 2007.

Related Documents:

4. Apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui stress kerja Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja dan stress kerja karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk menganalisis pengaruh langsung stress kerja terhadap kinerja karyawan. 4.

menemukan hubungan yang positif dan signifikan secara statistik antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Dengan demikian, hipotesis pertama penelitian ini adalah H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. 2.3.Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Finansial

E. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan 17 F. Pengertian Kinerja 19 G. Pengertian Karyawan 21 H. Pengukuran Kinerja 21 I. Evaluasi Kinerja dan Manfaatnya 23 J. Hambatan dalam Evaluasi Kinerja 26 K. Teknik-Teknik Penilaian Kinerja 27 L. Rerangka Pikir 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

kerja, iklim organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Setelah kuesioner terkumpul, teknik pengujian data dilakukan dengan dua

psikologis dan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial. : Menjelaskan pengaruh parsial sistem pengukuran kinerja, sistem reward budaya organisasi, pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial. : Menjelaskan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Hipotesis H

Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Karyawan dihubungkan dengan pekerjaan yan Sistem pengukuran kinerja merupakan mekanisme perbaikan secara periodik terhadap keefektifan tenaga kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional di perusahaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan pengukuran

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL . (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing dalam Indeks Sri Kehati yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Ekonomi (S.E)

(CCSS) for Writing, beginning in early elementary, will be able to meet grade-level writing goals, experience success throughout school as proficient writers, demonstrate proficiency in writing to earn an Oregon diploma, and be college and career-ready—without the need for writing remediation. The CCSS describe ―What‖ writing skills students need at each grade level and K-12 Writing .