PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL .

3y ago
357 Views
131 Downloads
293.34 KB
31 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Victor Nelms
Transcription

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP CORPORATE SOCIALRESPONSIBILITY (CSR) DISCLOSURE DAN KINERJA FINANSIALPERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEKINDONESIAALDILLA NOOR RAKHIEMAHUNIVERSITAS AIRLANGGADIAN AGUSTIAUNIVERSITAS AIRLANGGAABSTRACTThis research is aiming at studying the influence of environmental performancewhich measured by the company performance in PROPER (Program Penilaian PeringkatKinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) toward Corporate SocialResponsibility disclosure, and toward financial performance, and also the influence ofCorporate Social Responsibility disclosure toward financial performance. The number ofsamples used in this research were sixteen manufacturing company. Data are taken fromannual report 2004-2006 of the manufacture companies listed on Indonesia Stock Exchangeand also participated in PROPER since 2004. The statistical method being used for thisresearch were simple linier regression analysis to examine the influence of environmentalperformance toward Corporate Social Responsibility disclosure and multiple linearregression analysis to examine the influence of the environmental performance andCorporate Social Responsibility disclosure toward financial performance. The data analysisand test of the hypothesis is done by using the software SPSS version 13.The test result for the first hypothesis indicated that environmental performance has asignificant influence toward Corporate Social Responsibility disclosure. Meanwhile, the testresult for the second hypothesis indicated that environmental performance has no significantinfluence toward financial performance and the test result for the third hypothesis also showsthat Corporate Social Responsibility disclosure has no significant influence toward thefinancial performance. However, from the test result, this research show that there are anindirect impact that statistically significant of environmental performance toward financialperformance through Corporate Social responsibility Disclosure.Keywords: environmental performance, Corporate Social Responsibility disclosure,participation in PROPER, financial performance.1

1. LATAR BELAKANG PENELITIANSelama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat memberikan banyakkeuntungan bagi masyarakat, di mana menurut pendekatan teori akuntansi tradisional,perusahaanharus memaksimalkan labanya agar dapat memberikan sumbangan yangmaksimum kepada masyarakat. Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakatsemakin menyadari adanya dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh perusahaan dalammenjalankan operasinya untuk mencapai laba yang maksimal, yang semakin besar dansemakin sulit untuk dikendalikan. Oleh karena itu, masyarakat pun menuntut agar perusahaansenantiasa memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupayamengatasinya.Atas tuntutan – tuntutan tersebut kemudian muncul konsep akuntansi yang barumenggantikan konsep akuntansi tradisional dimana dalam akuntansi tradisional pusatperhatian perusahaan hanya terbatas kepada stockholders dan bondholders, yang secaralangsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan, sedangkan pihak lain sering diabaikan.Corporate Social Responsibility sebagai konsep akuntansi yang baru adalah transparansipengungkapan sosial atas kegiatan atau aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan,dimana transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya informasi keuanganperusahaan, tetapi perusahaan juga diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampaksosial dan lingkungan hidup yang diakibatkan aktivitas perusahaan.Di Indonesia sendiri kelestarian lingkungan sudah menjadi kebijakan pemerintah padasetiap periode. Pada Pelita ketujuh melalui TAP MPR No. II/MPR/1998 tentang GBHN,dinyatakan “Kebijakan sektor Lingkungan Hidup, antara lain, megenai pembangunanlingkungan hidup diarahkan agar lingkungan hidup tetap berfungsi sebagai pendukung danpenyangga ekosistem kehidupan dan terwujudnya keseimbangan, keselarasan dan keserasianyang dinamis antara sistem ekologi, sosial ekonomi, dan sosial budaya agar dapat menjamin2

pembangunan nasional yang berkelanjutan” ( GBHN, 1998 ). Begitu juga Undang UndangRepublik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 5menyatakan 1) setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dansehat, 2) setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitandengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup, 3) setiap orang mempunyai hak untukberperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang –undangan yang berlaku.Sejak tahun 2002 KLH (Kementrian Lingkungan Hidup) mengadakan PROPER (ProgramPenilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup) di bidangpengendalian dampak lingkungan untuk meningkatkan peran perusahaan dalam programpelestarian lingkungan hidup,. Melalui PROPER, kinerja lingkungan perusahaan diukurdengan menggunakan warna, mulai dari yang terbaik emas, hijau, biru, merah, hingga yangterburuk hitam untuk kemudian diumumkan secara rutin kepada masyarakat agar masyarakatdapat mengetahui tingkat penataan pengelolaan lingkungan pada perusahaan dengan hanyamelihat warna yang ada.Hasil dari diberlakukannya peraturan – peraturan pemerintah tersebut sampai saat inipelaksanaannya masih jauh dari harapan, terbukti dari masih banyaknya perusahaan diIndonesia yang tergabung dalam PROPER mendapatkan peringkat hitam pada periode 2006 –2007 yang berarti bahwa perusahaan tersebut secara sengaja tidak melakukan upayapengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan serta berpotensi mencemarilingkungan.Hal ini menggambarkan masih banyak perusahaan – perusahaan yang memberikan andildalam masalah pencemaran lingkungan di Indonesia. Oleh karena itulah diperlukanpengaturan secara khusus mengenai masalah pengelolaan lingkungan hidup ini. Dan tentunyasudah selayaknya perusahaan bersedia untuk menyajikan suatu laporan yang dapat3

mengungkapkan bagaimana kontribusi mereka terhadap berbagai permasalahan sosial yangterjadi di sekitarnya.2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS2.1. Penilaian Kinerja Lingkungan Perusahaan melalui PROPERKinerja lingkungan perusahaan menurut Suratno dkk. (2006) adalah kinerjaperusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Kinerja lingkunganperusahaan dalam penelitian ini diukur melalui PROPER atau Program Penilaian PeringkatKinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang merupakan instrumen yangdigunakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk mengukur tingkat ketaatanperusahaan berdasarkan peraturan yang berlaku. PROPER diumumkan secara rutin kepadamasyarakat, sehingga perusahaan yang dinilai akan memperoleh insentif maupun disinsentifreputasi, tergantung kepada tingkat ketaatannya.Penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolan lingkungan mulaidikembangkan Kementrian Lingkungan Hidup, sebagai satu alternatif instrumen sejak 1995.Program ini awalnya dikenal dengan nama PROPER PROKASIH. Alternatif instrumenpenataan dilakukan melalui penyebaran informasi tingkat kinerja penataan masing – masingperusahaan kepada stakeholder pada skala nasional. Program ini diharapkan dapatmendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya. Dengandemikian dampak lingkungan dari kegiatan perusahaan dapat diminimalisasi.Penggunaan warna di dalam penilaian PROPER merupakan bentuk komunikatifpenyampaian kinerja kepada masyarakat, mulai dari terbaik, EMAS, HIJAU, BIRU,MERAH, sampai ke yang terburuk, HITAM. Secara sederhana masyarakat dapat mengetahuitingkat penaatan pengelolaan lingkungan pada perusahaan dengan hanya melihat peringkatwarna yang ada. Bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi yang lebih rinci, KLH dapatmenyampaikan secara khusus.4

Aspek penilaian PROPER adalah ketaatan terhadap peraturan pengendalianpencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengelolaan limbah B3, AMDAL sertapengendalian pencemaran laut. Ketentuan ini bersifat wajib untuk dipenuhi. Jika perusahaanmemenuhi seluruh peraturan tersebut (in compliance) maka akan diperoleh peringkat BIRU,jika tidak maka MERAH atau HITAM, tergantung kepada aspek ketidak-taatannya.2.2. Hubungan Kinerja Lingkungan dengan CSR DisclosureWorld Bank sebagai lembaga keuangan global memandang CSR sebagai “Thecommitment of business to contribute to sustainable economic development working withemployees and their representatives the local community and society at large to improvequality of life, in ways that are both good for business and good for development.” (IFC,2002). Sementara CSR disclosure oleh Gray dkk, (2001) didefinisikan sebagai suatu prosespenyediaan informasi yang dirancang untuk mengemukakan masalah seputar socialaccountability, yang mana secara khas tindakan ini dapat dipertanggungjawabkan dalammedia-media seperti laporan tahunan maupun dalam bentuk iklan-iklan yang berorientasisosial. Sedangkan Deegan (2002, dalam Chambers dkk, 2004) mendefinisikan CSRdisclosure sebagai suatu metode yang dengannya manajemen akan dapat berinteraksi denganmasyarakat secara luas untuk mempengaruhi persepsi luar masyarakat terhadap suatuorganisasi atau perusahaan.Menurut Verrecchia (1983, dalam Suratno dkk., 2006) dengan discretionarydisclosure teorinya mengatakan pelaku lingkungan yang baik percaya bahwa denganmengungkapkan performance mereka berarti menggambarkan good news bagi pelaku pasar .Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlumengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan denganperusahaan dengan environmental performance lebih buruk. Penelitian dari Al-Tuwaijri, etal. (2004) yang menemukan hubungan positif signifikan antara environmental disclosure5

dengan environmental performance menunjukkan hasil yang konsisten dengan teori tersebut.Begitu pula halnya dengan penelitian serupa di Indonesia oleh Suratno dkk. (2006) yangmenemukan hubungan yang positif dan signifikan secara statistik antara kinerja lingkungandengan kinerja ekonomi. Dengan demikian, hipotesis pertama penelitian ini adalahH1 :Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR disclosure.2.3. Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Kinerja FinansialBeberapa penelitian menunjukkan bahwa kinerja lingkungan akan berpengaruhterhadap kinerja finansial perusahaan. Almilia dan Wijayanto (2007) menemukan bahwaterdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Hal inimemberikan penjelasan bahwa kinerja lingkungan perusahaan memberikan akibat padakinerja finansial perusahaan yang tercermin pada tingkat return tahunan perusahaan yangdibandingkan dengan return industri. Hipotesis kedua penelitian ini dirumuskan sebagaiberikut:H2 :Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja finansial.2.4. Hubungan CSR Disclosure dengan Kinerja FinansialDari perspektif ekonomi, perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jikainformasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan (Verecchia, 1983, dalam Basamalahet al, 2005). Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasisosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006).Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan akandirespon positif oleh para pelaku pasarDiharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkandalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidaksemata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu mediayang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para investor.6

Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi tambahan kepada parainvestor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi. Berdasarkan beberapa hasilpenelitian di atas, maka hipotesis ketiga penelitian ini adalah:H3 :CSR disclosure memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja finansial.3. METODE PENELITIAN3.1. Pemilihan Sampel dan Data PeneltianPopulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yangterdaftar (go-public) di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hingga 2006 yang telahmengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan LingkunganHidup (PROPER) sejak tahun 2004 yang berjumlah 23 perusahaan. Metode pengambilansampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampelyang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria pemilihan sampelyang digunakan adalah sebagai berikut:Kriteria Pemilihan SampelTotal Populasi1. Data harga saham dan pembagian dividen selama periodepengamatan tidak mendukung2. Data annual report tidak mendukungTotal sample23(4)(3)163.2. Definisi Operasional Variabel PenelitianDefinisi operasional dari masing – masing variabel yang digunakan dalam penelitianini adalah :a. Kinerja LingkunganKinerja lingkungan perusahaan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakanlingkungan yang baik (green). Kinerja lingkungan ini diukur dari prestasi perusahaanmengikuti program PROPER yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh7

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong penataan perusahaan dalampengelolaan lingkungan hidup melalui instrumen informasi. Sistem peringkat kinerjaPROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna yakni : Emas : Sangat sangat baik;skor 5 Hijau : Sangat baik;skor 4 Biruskor 3 Merah : Buruk;skor 2 Hitam : Sangat burukskor 1: BaikKriteria Peringkat PROPERPERINGKATEmasKETERANGANTelah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yangdipersyaratkan dan telah melakukan upaya 3R (Reuse, Recycledan Recovery), menerapkan sistem pengelolaan lingkunganyang berkesinambungan,serta melakukan upaya-upaya yangHijauberguna bagi kepentingan masyarakat pada jangka panjang;Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yangdipersyaratkan, telah mempunyai sistem pengelolaanlingkungan, mempunyai hubungan yang baik denganmasyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reuse, Recycle danBiruRecovery);Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yangdipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yangMerahberlaku;Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi barusebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratanHitamsebagaimana diatur dengan peraturan perundang-undangan;Belum melakukan upaya lingkungan berarti, secara sengajatidak melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimanayang dipersyaratkan, serta berpotensi mencemari lingkungan.Sumber : Laporan PROPER periode 2006 – 20078

b. CSR DisclosureCSR Disclosure adalah pengungkapan informasi yang berkaitan denganlingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan. Untuk mengukur CSR disclosure inidigunakan CSR index yang merupakan luas pengungkapan relatif setiap perusahaansample atas pengungkapan sosial yang dilakukannya (Zuhroh dan Sukmawati, 2003),dimana instrumen pengukuran dalam checklist yang akan digunakan dalam penelitian inimengacu pada instrumen yang digunakan Sembiring (2005), yang mengelompokkaninformasi CSR ke dalam 7 kategori yakni :lingkungan, energi, kesehatan dankeselamatan tenaga kerja, lain - lain tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat, danumum. Kategori ini diadopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hackston dan Milne(1996). Ke tujuh kategori tersebut terbagi dalam 90 item pengungkapan., Berdasarkanperaturan Bapepam No. VIII.G.2 tentang laporan tahunan dan kesesuaian item tersebutuntuk diaplikasikan di Indonesia maka dilakukan penyesuaian (Sembiring, 2005) hinggatersisa 78 item pengungkapan. Tujuh puluh delapan item tersebut kemudian disesuaikankembali dengan masing – masing sektor industri sehingga item pengungkapan yangdiharapkan dari setiap sektor berbeda – beda. Total item CSR berkisar antara 63 sampai78, tergantung dari jenis industri perusahaan.Pendekatan untuk menghitung CSRI pada dasarnya menggunakan pendekatandikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jikadiungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan (Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti danWondabio, 2007). Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperolehkeseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRI adalah sebagaiberikut: (Haniffa et al, 2005 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007)ΣXijCSRIj nj9

Keterangan:CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan jnj : jumlah item untuk perusahaan j, nj 78Xij : dummy variabel: 1 jika item i diungkapkan; 0 jika item i tidak diungkapkanDengan demikian, 0 CSRIj 1c. Kinerja FinansialKinerja finansial ini merupakan kinerja perusahaan – perusahaan secara relatifdalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return tahunan industri yangbersangkutan. Kinerja finansial perusahaan diukur dengan menghitung return tahunanperusahaan untuk kemudian dibandingkan dengan return tahunan industri manufaktur.Return tahunan perusahaan diukur dengan membagi median harga saham perusahaanpada tahun tersebut setelah dikurangi dengan dividen dengan harga saham di awal tahunkemudian dikurangkan dengan median return industri manufaktur pada tahun tersebut.Menurut Al – Tuwajiri, et al. (2004) kinerja finansial dinyatakan dalam skala yangdihitung :(P1 – P0) DivPoDimana :– MeRIP1 harga saham akhir tahunP0 harga saham awal tahunDiv pembagian dividenMeRI median return industriReturn industri diukur dari indeks industri yang diperoleh dari laporanIndonesia Stock Exchange (IDX)4. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Statistik Deskriptif10

Sebelum melakukan pengujian, data disajikan dalam bentuk statistik deskriptif agarlebih mudah untuk dipahami dan dibaca. Statistik deskriptif penelitian ini terdapat padalampiran 4.4.2.Pengujian Asumsi KlasikUji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalampenelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji asumsi klasik terdiri dari ujimultikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Uji multikolinearitas dilakukan denganmelihat nilai VIF dan TOL, uji heterokedastisitas menggunakan scatterplot, dan ujiautokorelasi menggunakan Durbin-Watson. Hasil uji normalitas dan asumsi klasik dapatdilihat pada lampiran 5.4.3. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap CSR DisclosureDari hasil uji analisis pertama yang menggunakan regresi linier sederhana dengankinerja lingkungan sebagai variabel independen menunjukkan adanya pengaruh yangsignifikan terhadap variabel CSR disclosure. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan pada tarafsignifikasi dari uji parsial yang kurang dari 0,05 yakni sebesar 0,000. Hasil pengujian dapatdilihat di lampiran 6.Temuan penelitian ini mendukung temuan Li, et al. (1997), Al–Tuwajiri, et al.(2004) dan Suratno dkk. (2006) yang menemukan hubungan signifikan antara kinerjalingkungan dengan CSR disclosure. Hasil ini konsisten dengan model discretionarydisclosure menurut Verecchia (1983, dalam Suratno dkk., 2006) dimana pelaku lingkunganyang baik percaya bahwa mengungkapkan performance mereka menggambarkan good newsbagi pelaku pasar.Kinerja lingkungan yang dinilai melalui program PROPER memberikan pengaruhyang cukup signifikan terhadap pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan.11

Program yang diadakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup ini pada intinya bertujuan untukmemacu perusahaan – perusahaan di Indonesia untuk dapat meningkatkan kinerjalingkungannya. Keikutsertaan perusahaan dalam program ini saja sudah dinilai positif.Selanjutnya, penilaian kinerja lingkungan akan menentukan seberapa besar tingkat kinerjalingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.Perilaku variabel kinerja lingkungan tersebut sejalan dengan prediksi menurut teoritis.Hasil analisis ini menggambarkan bahwa perusahaan dengan kinerja lingkungan yang baikakan cenderung mengungkapkan performance mereka, karena percaya hal tersebutmenggambarkan good news bagi pelaku pasar (Verecchia, 1983 dalam Suratno dkk., 2006).Perusahaan dengan k

menemukan hubungan yang positif dan signifikan secara statistik antara kinerja lingkungan dengan kinerja ekonomi. Dengan demikian, hipotesis pertama penelitian ini adalah H1 : Kinerja lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap CSR disclosure. 2.3.Hubungan Kinerja Lingkungan dengan Kinerja Finansial

Related Documents:

E. Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Karyawan 17 F. Pengertian Kinerja 19 G. Pengertian Karyawan 21 H. Pengukuran Kinerja 21 I. Evaluasi Kinerja dan Manfaatnya 23 J. Hambatan dalam Evaluasi Kinerja 26 K. Teknik-Teknik Penilaian Kinerja 27 L. Rerangka Pikir 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

4. Apakah berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui stress kerja Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja dan stress kerja karyawan. 2. Untuk menganalisis pengaruh langsung beban kerja terhadap kinerja karyawan. 3. Untuk menganalisis pengaruh langsung stress kerja terhadap kinerja karyawan. 4.

PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL . (Studi Empiris pada Perusahaan yang Listing dalam Indeks Sri Kehati yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2018) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Ekonomi (S.E)

kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja (Tanjung, 2016). Dari uraian mengenai beban kerja dan lingkungan kerja, dapat saya simpulkan bahwa pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sangat berpengaruh, dimana pemberian beban kerja

keuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode 2005-2006 maupun 2006-2007. Terdapat pengaruh ROGIC terhadap kinerja keuangan masa depan perusahaan LQ 45 di Indonesia, baik untuk periode ROGIC 2006-2007 terhadap kinerja keuangan 2006 maupun ROGIC 2006-2007 terhadap kinerja keuangan 2007.

kerja, iklim organisasi berpengaruh positif terhadap motivasi kerja, motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan iklim organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Setelah kuesioner terkumpul, teknik pengujian data dilakukan dengan dua

psikologis dan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial. : Menjelaskan pengaruh parsial sistem pengukuran kinerja, sistem reward budaya organisasi, pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja terhadap kinerja manajerial. : Menjelaskan bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi kinerja manajerial. Hipotesis H

fructose, de la gélatine alimentaire, des arômes plus un conservateur du fruit – sorbate de potassium –, un colorant – E120 –, et deux édulco-rants – aspartame et acésulfame K. Ces quatre derniers éléments relèvent de la famille des additifs. Ils fleuris-sent sur la liste des ingrédients des spécialités laitières allégées .