Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat Di Kawasan Adat Ammatoa . - Core

1y ago
10 Views
2 Downloads
2.13 MB
127 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Arnav Humphrey
Transcription

POLA PERILAKU KOMUNIKASI MASYARAKAT DI KAWASAN ADATAMMATOA KAJANGOLEH :EVA RAHMAYANIE311 13 026DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2017

POLA PERILAKU KOMUNIKASI MASYARAKAT DI KAWASAN ADATAMMATOA KAJANGOLEH :EVA RAHMAYANIE31113026Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PadaDepartemen Ilmu KomunikasiDEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2017i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSIJudul Skripsi :Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di KawasanAdat Ammatoa KajangNama Mahasiswa :Eva RahmayaniNomor Pokok :E311 13 026Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbingMakassar, 24 Mei 2017Menyetujui,Pembimbing IPembimbing IIDr. Muh. Nadjib, M. Ed, M. libDrs. Kahar, M. HumNIP. 195403061978031002NIP. 195910101985031005Mengetahui,Ketua Departemen Ilmu KomunikasiFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikDr. H.M. Iqbal Sultan, M.Si.NIP. 196312101991031002ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASITelah diterima oleh Tim Evaluasi Skripsi Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu yarat-syaratgunamemperoleh gelar kesarjanaan dalam Departemen Ilmu Komunikasi KonsentrasiPublic Relations, pada hari Rabu tanggal 24 Mei Tahun 2017.Makassar, 2 Juni 2017TIM EVALUASIKetua: Dr. Muh. Nadjib, M.Ed., M.lib.()Sekretaris: Drs. Kahar, M. Hum.()Anggota: 1. Dr. H. M. Iqbal. Sultan, M.Si.()()3. Alem Febri Sonni, S.Sos., M.Si. ()2. Drs. Mursalim, M.Si.iii

KATA PENGANTARAssalamu Alaikum Wr.WbPuji syukur senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karenaatas limpahan rahmat dan Inayah-Nya serta kesehatan dan keselamatan yangdiberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salahsatu syarat kelulusan dan memperoleh gelar sebagai lulusan dari Departemen IlmuKomunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepadakedua orang tua, Bapak Asri dan Mama Nurhayati, atas segala doa, kasih sayang,dukungan, kerja keras dan pengorbanan yang diberikan sampai saat ini.Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yangsetinggi-tingginya dan setulus-tulusnya kepada :1. Bapak Dr. Muh. Nadjib, M.Ed, M.lib, selaku penasehat akademik sekaliguspembimbing I dan Bapak Drs. Kahar, M.Hum selaku pembimbing II ataskesabaran dan segala ilmu, masukan, saran, dukungan, dan bimbingannyakepada penulis, mulai dari awal penyusunan hingga akhir, sehingga penulisdapat menyelesaikan skripsi ini.2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Moeh. Iqbal Sultan, M.Si danSekretaris Departemen Ilmu Komunikasi, Bapak Andi Subhan Amir, S.Sos,M.Si atas segala kebijaksanaan yang diberikan.iv

3. Dosen-dosen pengajar Departemen Ilmu Komunikasi atas ilmu-ilmu dannasehat-nasehat yang telah diberikan, semoga berguna dan dapat penulisimplementasikan di luar kampus.4. Seluruh staf Departemen Ilmu Komunikasi, Pak Amrullah, Pak Ridho, Ibu Idaserta para staf akademik FISIP atas bantuannya selama pengurusan berkas.5. Keluarga yang menjadi orang tua kedua bagi penulis, Nenek Mia, Tante Irma,Tante Ida, Om Akil dan Om Firman atas kasih sayangnya dalam merawatpenulis, khususnya Tante Irma atas perannya sebagai wali menggantikanperan orang tua penulis selama menempuh pendidikan. Terima kasih untukdoa dan dukungan yang tiada henti-hentinya diberikan, Dan untuk AlmarhumKakek Sakka terima kasih untuk kasih sayang, doa dan dukungan yang masihsempat diberikan pada penulis sampai melaksanakan KKN.6. Adikku satu-satunya, Mila dan Sepupu-sepupuku (Uppi, Uci, dan Rara) atassemangat dan dukungan yang diberikan. Khusus untuk Mila dan Uppi terimakasih telah menggunakan waktu liburnya untuk menemani penulis ke tempatpenelitian.7. Teman-teman Elita Kos, khususnya sesama angkatan 2013 (Devi, Anti, Ana,Rini, Asma, Imma, dan Ita) atas kegilaan-kegilaan yang dilakukan selamatinggal satu atap dan semangat begadang massalnya mengerjakan proposal danskripsi. Terima kasih untuk canda dan tawa, serta suka dan duka yang telahdilewati bersama selama kurang lebih satu tahun tinggal bersama. Semogakebersamaan singkat ini akan selalu kita kenang.v

8. Teman sekelas SMP (Triple B) dan SMA (Sepatu) atas kebersamaan yangmasih terjalin sampai saat ini, terima kasih karena masih saling mendukungsatu sama lain.9. BRITICAL 2013, teman angkatan dan teman berproses selama kurang lebih 4tahun. Terima kasih untuk kebersamaan, canda dan tawa serta semangat dansuka duka selama perkuliahan.10. Ayundah dan Mastura atas bantuannya kepada penulis dalam segala hal,terima kasih telah menjadi tetangga kos yang baik. Buat Yani, teman keperpustakaan dan mengurus berkas, terima kasih atas motivasi dansemangatnya selama penyusunan skripsi. Terima kasih juga buat Ica, Uni,Asni, Irma, Rahma, dan Reski atas bantuannya selama perkuliahan, terutamadalam pengurusan berkas. Dan juga untuk Nadia dan Afirah terima kasihuntuk bantuannya dalam berbagai hal.11. Keluarga besar KOSMIK, kakak-kakak dan adik-adik, atas pengalaman danilmu, serta pengalaman berproses yang unik dan radikal.12. Teman-teman KKN gelombang 93, khususnya posko Tanah Loe (Rahayu,Ratna, Tika, Linda, Kak Wawan, Kak Ijul, dan Ray) atas keseruan,pengalaman, dan kegilaan kalian selama di posko.13. Adik-Adikku di Ramsis (Cica, Sri, Nur, dan Fitri) atas bantuan, semangat dandukungannya kepada penulis.14. Andi Indah Dewi Ratu atas kesediaannya meluangkan waktu untuk menemanipenulis ke tempat penelitian dan menjadi penerjemah.vi

15. Pak Salam (Kepala Desa Tana Towa), Ammatoa, Pak Andi Asis, dan PakHerman, atas kesediaannya menjadi informan. Terima kasih juga untuk Hj.Cia (Ibu Desa) dan masyarakat Kawasan Adat Ammatoa atas kerjasama danbantuannya selama penulis melakukan penelitian.16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunanskripsi ini yang tak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas segalanya.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, olehkarena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untukperbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.Makassar, Mei 2017Penulisvii

ABSTRAKEVA RAHMAYANI. Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di KawasanAdat Ammatoa Kajang (Dibimbing oleh Muh. Nadjib dan Kahar).Tujuan penelitian ini adalah; (1) untuk mengetahui Pola perilakukomunikasi masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa Kajang; (2) untuk mengetahuisarana yang digunakan oleh masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa dalamberkomunikasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Adat Ammatoa, DesaTana Towa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Informan penelitian iniadalah pemimpin adat, dua pemangku adat dan salah satu masyarakat KawasanAdat Ammatoa Kajang. Informan penelitian ditentukan secara purposive samplingberdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tipe penelitian ini bersifat deskriptifkualitatif dengan pendekatan etnografi. Data primer dikumpulkan melaluiobservasi dan wawancara, dan data sekundernya dikumpulkan melalui hasil studipustaka yang terkait dengan penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola perilaku komunikasi masyarakatdi Kawasan Adat Ammatoa dipengaruhi oleh adat istiadat mereka yang masihdipertahankan hingga saat ini. Pola perilaku komunikasi mereka terjadi secaraverbal maupun nonverbal dengan sesama masyarakat serta dengan Tuhan danalam. Komunikasi verbal maupun nonverbal yang terjadi dalam masyarakatmencerminkan bagaimana mereka masih sangat menjaga kelestarian adat merekadengan bahasa, cara berkomunikasi dan simbol-simbol yang mereka gunakan,serta hubungan komunikasi mereka dengan Tuhan dan Alam. Sarana komunikasiyang mereka gunakan juga menunjukkan bagaimana mereka begitu menghargaileluhur mereka dengan tidak menggunakan hal-hal yang berbau teknologi.viii

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL.iHALAMAN PENGESAHAN .iiHASIL PENERIMAAN TIM EVALUASI .iiiKATA PENGANTAR .ivABSTRAK .viiiDAFTAR ISI .ixDAFTAR GAMBAR .xiiDAFTAR LAMPIRAN .xiiiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .1B. Rumusan Masalah .7C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.7D. Kerangka Konseptual .9E. Definisi Konseptual .15F. Metode Penelitian.17BAB II. TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Dasar Komunikasi.21B. Perilaku Komunikasi .28C. Budaya dan Kebudayaan .38D. Budaya dan Komunikasi .47E. Masyarakat, Komunikasi dan Kebudayaan .48ix

F. Komunitas .50BAB III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIANA. Letak Geografis Desa Tana Towa Kajang .52B. Sejarah Suku Kajang .53C. Sistem Sosial Masyarakat Suku Kajang .55D. Sistem Kebudayaan Suku Kajang .61E. Makna Bentuk Rumah Suku Kajang .61F. Sistem Pemerintahan Suku Kajang .63BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. HASIL PENELITIAN1. Pasang ri Kajang Sebagai Pedoman Hidup Masyarakat di KawasanAdat Ammatoa Kajang1.1 Pengertian dan Makna Pasang ri Kajang .701.2 Aturan-Aturan Adat yang Diatur dalam Pasang ri Kajang .742. Jawaban Rumusan Masalah2.1 Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di Kawasan Adat AmmatoaKajang .792.2 Sarana Yang Digunakan Oleh Masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa Kajang dalam Berkomunikasi .88B. PEMBAHASAN1. Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di Kawasan Adat AmmatoaKajang .x91

1.1 Pola Perilaku Komunikasi Verbal Masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa Kajang .951.2 Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di Kawasan Adat AmmatoaKajang .982. Sarana atau Aspek yang Digunakan oleh Masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa dalam Berkomunikasi .100BAB V. PENUTUPA. Kesimpulan .103B. Saran .104DAFTAR PUSTAKA .106LAMPIRAN .108xi

DAFTAR GAMBARHalamanGambar 1 : Bagan Kerangka Konseptual .15Gambar 2 : Pola Piramida .92xii

DAFTAR LAMPIRANHalamanLampiran 1. Pedoman Wawancara .109Lampiran 2. Dokumentasi .110xiii

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKomunikasi merupakan suatu hal yang sulit dipisahkan dari kehidupanmanusia. Disadari atau tidak, manusia sebagai mahkluk sosial senantiasa tidakakan lepas dari suatu proses-proses komunikasi, baik secara verbal maupunnon verbal.Everett M. Rogers (dalam Mulyana, 2005) mendefinisikan komunikasisebagai sebuah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatupenerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.Proses komunikasi tiap individu biasanya berbeda tergantung dimanaorang tersebut berkomunikasi dan dengan siapa dia berkomunikasi. Karaktertersebut tentu memunculkan suatu pola perilaku komunikasi yang berbedaantara individu yang satu dengan individu lain maupun masyarakat satudengan masyarakat lainnya. Perilaku komunikasi diartikan sebagai suatutindakan komunikasi, yang meliputi tindakan verbal maupun tindakan nonverbal atau disebut perilaku komunikasi verbal dan perilaku komunikasi nonverbal.Komunikasi dan budaya adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.Seperti dikemukakan oleh Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, dalambuku Komunikasi Antar Budaya (2005) sebagai berikut :1

2“Budaya dan Komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budayatidak hanya menetukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa danbagaimana orang menyampaikan pesan, makna yang ia miliki untuk pesan,dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkanpesan.”Pernyataan di atas mengindikasikan bahwa salah satu hal yang jugadapat berpengaruh besar dalam pola perilaku komunikasi adalah budaya.Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari prosesinteraksi antar individu. Nilai-nilai ini diakui, baik secara langsung maupuntidak langsung, seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut.Bahkan terkadang sebuah nilai tersebut berlangsung di dalam alam bawahsadar individu dan diwariskan pada generasi berikutnya (Nasrullah, 2012).Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Kebudayaan adadi antara umat manusia yang beraneka ragam, diperoleh dan diteruskan secarasosial melalui pembelajaran, dijabarkan dari komponen biologi, psikologi, dansosiologi sebagai eksistensi manusia, berstruktur, terbagi dalam beberapaaspek dinamis, dan nilainya relatif (Liliweri, 2002).Masyarakat yang maju selalu berubah menuju kehidupan yang lebihbaik. Mereka selalu mencari informasi baru agar tidak ketinggalan zamansehingga dapat berkompetisi dengan masyarakat lain, baik di dalam maupun diluar lingkungannya. Namun, di tengah gencarnya untuk mengaktualisasikandiri mereka juga dituntut untuk selalu sadar akan kekayaan budaya. Situasi initentu menjadi tantangan tersendiri di era globalisasi yang semakin harisemakin menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan.Indonesia menjadi salah satu Negara yang mendapat pengaruh yangsangat besar dari globalisasi. Indonesia dianggap sebagai pasar potensial

3berkembangnya budaya asing. Indonesia merupakan negara yang luas danmemiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Mereka mendiami wilayahdengan kondisi georafis yang bervariasi mulai dari pegunungan, tepian hutan,pesisir, dataran rendah, pedesaan hingga perkotaan. Kondisi geografis tersebutkemudian menjadikan Indonesia menjadi salah satu Negara yang kaya akankebudayaan.Kebudayaan di Indonesia yang sangat beragam berpengaruh terhadapkebiasaan, adat istiadat, pola hidup, dan cara pandang masyarakat terhadapsuatu hal. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran globalisasikemudian menjadikan keberagaman seperti hilang dalam diri bangsaIndonesia. Kebiasaan, adat istiadat, pola hidup dan cara pandang masyarakatterhadap suatu yang dulunya beragam kini terlihat hampir sama di setiapbudaya yang ada di Indonesia. Dengan kata lain, kehadiran globalisasi telahmengubah sebagian besar penduduk Indonesia yang dulunya menganutbudaya yang berbeda sesuai dengan daerahnya kini menganut satu budayayang sama yang dikenal dengan budaya modern.Disaat perkembangan globalisasi di Indonesia berhasil mengubahsebagian besar kebudayan tradisional Indonesia menjadi kebudayaan modern,masih ada beberapa wilayah yang tetap mempertahankan kebudayaan lokalmereka. Salah satu wilayah di Indonesia dengan integritas kebudayaan yangsangat tinggi dan dianggap cukup berhasil ‘melawan’ era globalisasi dengantetap mempertahankan budaya lokal di tengah maraknya budaya modern yangmasuk di Indonesia adalah masyarakat Kajang, khususnya yang bermukim

4dalam Kawasan Adat Ammatoa Kajang, yang berada di Provinsi SulawesiSelatan, tepatnya di Kabupaten Bulukumba. Masyarakat ini merupakan salahsatu fenomena sosial yang khas dan unik yang memberikan tatanan kehidupanyang berbeda dengan kebudayaan lainnya.Masyarakat Kajang terbagi dalam dua kawasan, yaitu masyarakatKajang Luar dan Masyarakat Kajang Dalam. Masyarakat Kajang Luarmenempati wilayah di luar kawasan adat Ammatoa sedangkan masyarakatKajang Dalam menempati wilayah di dalam kawasan Adat Ammatoa.Kawasan Adat Ammatoa ini berada di Desa Tana Towa, Kecamatan KajangKabupaten Bulukumba.Masyarakat yang bermukim di luar Kawasan Adat Ammatoa sedikitdemi sedikit mulai mengadaptasi kebudayaan lain dalam pola hidup mereka,sehingga nilai-nilai budaya khas masyarakat di luar kawasan Adat Ammatoayang dianut tidak sekuat dengan masyarakat yang bermukim di dalamKawasan adat Ammatoa. Sedangkan Masyarakat yang tinggal dalam KawasanAdat Ammatoa masih sepenuhnya berpegang teguh kepada adat Ammatoa.Mereka mempraktekkan cara hidup sangat sederhana dengan menolak segalasesuatu yang berbau teknologi. Bagi mereka, benda-benda teknologi dapatmembawa dampak negatif bagi kehidupan mereka, karena bersifat merusakkelestarian sumber daya alam. Masyarakat yang bermukim di dalam KawasanAdat Ammatoa meyakini bahwa hidup dengan kesederhanaan dan apa adanyaadalah sifat tak terpisahkan dari leluhur mereka yang harus tetap dilestarikan.Hidup sederhana yang dimaksud tercermin dalam keseharian mereka.

5Masyarakat yang tinggal dalam Kawasan Adat Ammatoa ini dikenaldengan Komunitas Ammatoa. Komunitas Ammatoa sendiri mudah dikenalkarena memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda dengan kelompok sosial lainnya.Komunitas Ammatoa ini biasanya menggunakan pakaian hitam-hitam yanghampir menyentuh lutut, sarung, daster, dan menggunakan kuda sebagai alattransportasi mereka. Mereka juga hidup secara apa adanya terlepas darimodernisasi, sangat menghormati leluhurnya, dan memiliki hubungan sosialyang sangat erat. Komunitas Ammatoa juga cenderung ‘membatasi diri’ darisemua kegiatan yang mengutamakan tujuan keduniaan.Di dalam lingkungan masyarakat, dalam suatu organisasi, lembagaatau komunitas selalu ada seseorang yang dianggap ‘lebih dari yang lain’.Seseorang yang memiliki kemampuan lebih tersebut kemudian diangkat atauditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur orang lainnya.Orang tersebut biasanya disebut pemimpin atau manajer. Hal ini juga berlakudalam Kawasan Adat Ammatoa. Mereka dipimpin oleh seorang pemimpinadat yang dikenal dengan sebutan Ammatoa. Amma artinya Bapak, sedangkanToa berarti yang diTuakan. Proses pemilihan Ammatoa dalam Kawasan AdatAmmatoa ini juga terbilang tradisional dan masih sesuai dengan adat dipilihberdasarkan petunjuk Tuhan. Orang yang menjadi Ammatoa juga harus dariketurunan orang yang pernah menjadi Ammatoa. Selain Ammatoa, dalamKawasan Adat Ammatoa ini juga terdapat pemangku adat yang jumlahnya 25orang dan juga masyarakat. Pemangku adat adalah orang-orang yang

6membantu Ammatoa dalam menjalankan dan mengurus kegiatan yangdilaksanakan dalam Kawasan Adat Ammatoa. Sedangkan masyarakat adalahmereka yang juga tinggal dalam kawasan adat dan menjalankan aturan-aturanserta adat-istiadat yang berlaku di kawasan adat.Kawasan Adat Ammatoa yang memiliki pemimpin adat, 25 pemangkuadat, dan masyarakat yang memiliki posisi serta tugas dan tanggung jawabyang berbeda tentu akan berpengaruh terhadap pola perilaku komunikasiketika mereka berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat diKawasan Adat Ammatoa Kajang yang masih memegang teguh adat dankebudayaan, percaya bahwa mereka bisa berkomunikasi dengan Tuhan danalam yang juga dapat menciptakan pola perilaku komunikasi.Ketika berkomunikasi tentu dibutuhkan media yang bisa digunakandalam berkomunikasi. Di zaman sekarang jika kita berbicara tentang media,tentu yang ada di pikiran kita adalah teknologi yang canggih sepertihandphone, laptop dan teknologi canggih lain yang sesuai denganperkembangan zaman. Kawasan Adat Ammatoa adalah kawasan yangmenolak masuknya teknologi yang dianggap hanya dapat membawa dampaknegatif bagi kehidupan mereka sehingga hanya sarana komunikasi yangmenjadi media bagi masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa dalamberkomunikasi.Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarikuntuk meneliti bagaimana pola perilaku komunikasi masyarakat di KawasanAdat Ammatoa Kajang ketika berkomunikasi dengan sesama masyarakat serta

7dengan Tuhan dan Alam, juga sarana yang mereka gunakan dalamberkomunikasi. Untuk itu, penulis mengangkat judul “POLA PERILAKUKOMUNIKASI MASYARAKAT DI KAWASAN ADAT AMMATOAKAJANG”.B. Rumusan MasalahDari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskanmasalah sebagai berikut :1. Bagaimana Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa Kajang?2. Sarana apa yang digunakan oleh masyarakat di Kawasan Adat Ammatoadalam berkomunikasi?C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitianini bertujuan untuk :a. Mengetahui Pola Perilaku Komunikasi Masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa Kajang.b. Mengetahui sarana yang digunakan oleh masyarakat di Kawasan AdatAmmatoa dalam berkomunikasi.2. Kegunaan PenelitianAdapun kegunaan dari penelitian ini terbagai menjadi 2, yakni

8a. Kegunaan Teoritis1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbanganilmiah bagi pergembangan ilmu pengetahuan, dalam berbagaibidang studi terkait, khususnya bidang studi Ilmu Komunikasi,terutama dalam kajian pola komunikasi yang berkaitan dengankebudayaan masyarakat.2) Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan bacaan atau referensi bagisemua pihakyang membutuhkan pustaka mengenaipolakomunikasi dalam kebudayaan masyarakat.b. Kegunaan Praktis1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusipenting bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Kajang danmasyarakat di daerah lain yang masih menjunjung tinggikebudayaannya.2) Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan pencerahankepada masyarakat di daerah lain bahwa mempertahankankebudayaan adalah suatu hal yang harus dilakukan karenamempertahankan kebudayaan tidak akan membawa dampak yangburuk bagi masyarakatnya.

9D. Kerangka KonseptualBudaya dan KebudayaanMenurut Edward Burnett Tylor (dalam Liliweri, 2002), Kebudayaanmerupakan keseluruhan kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan,seni, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan atau kebiasaan yangdilakukan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat. Kebudayaanmerupakan warisan orang dewasa kepada anak-anak. Manusia tidak dilahirkandengan kebudayaan, tapi kebudayaan itu dipelajari oleh manusia sepanjanghidupnya.Budaya menjadi acuan dasar bahkan bisa menjadi rel bagi proseskomunikasi antar manusia yang ada di dalamnya. Karena ia muncul dalamwilayah tertentu, tentu saja budaya memiliki keragaman perbedaan hinggakeunikan yang membedakan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya(Nasrullah, 2012). Pemikiran ini kemudian memberikan kesimpulan bahwabudaya dan komunikasi memang dua hal yang sangat berkaitan. Budaya bisamempengaruhi proses komunikasi dan komunikasi bisa menampilkan ciri khasdari suatu budaya yang membedakannya dengan budaya lain.Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat; Kebudayaansebagai ide, gagasan, nilai, atau norma; Kebudayaan sebagai aktivitas ataupola tindakan manusia dalam masyarakat; Kebudayaan sebagai benda-bendahasil karya manusia. Wujud pertama berbentuk abstrak, sehingga tidak dapatdilihat dengan indera penglihatan. Wujud ini terdapat di dalam pikiranmasyarakat. Ide atau gagasan banyak hidup bersama dengan masyarakat.

10Gagasan itu selalu berkaitan dan tidak bisa lepas antara yang satu dengan yanglainnya. Keterkaitan antara setiap gagasan ini disebut sistem. Koentjaraningratmengemukakan bahwa kata ‘adat’ dalam bahasa Indonesia adalah kata yangsepadan untuk menggambarkan wujud kebudayaan pertama yang berupa ideatau gagasan ini. Sedangkan untuk bentuk jamaknya disebut dengan adatistiadat.Wujud kebudayaan yang kedua disebut dengan sistem sosial. Sistemsosial dijelaskan Koentjaraningrat sebagai keseluruhan aktifitas manusia atausegala bentuk tindakan manusia yang berinteraksi dengan manusia lainnya.Aktivitas ini dilakukan setiap waktu dan membentuk pola-pola tertentuberdasarkan adat yang berlaku dalam masyarakat tersebut. bagaisistemsosialolehKoentjaraningrat. Sistem sosial berbentuk kongkrit karena bisa dilihat polapola tindakannya dengan indra penglihatan.Wujud ketiga kebudayaan disebut dengan kebudayaan fisik. Wujudkebudayaan ini bersifat konkret karena merupakan benda-benda dari segalahasil ciptaan, karya, tindakan, aktivitas, atau perbuatan manusia dalammasyarakat.Sistem-Sistem Kepercayaan dan NilaiKepercayaan secara umum dapat dipandang sebagai kemungkinankemungkinan subjektif yang diyakini individu bahwa suatu objek atauperistiwa memiliki karakteristik-karakteristik tertentu. Masyarakat KajangAmmatoa tentu memiliki alasan tersendiri untuk tetap mempertahankan

11kebudayaannya di tengah hiruk pikuk era globalisasi yang mampu‘menghipnotis’ beberapa budaya di Indonesia menjadi budaya modern. Salahsatu alasan yang dimaksud adalah kepercayaan mereka terhadap subjektertentu yang diyakini memiliki alasan mengapa subjek tersebut ada dalambudaya mereka. Contoh kepercayaan yang menjadi ciri khas komunitasAmmatoa adalah tidak menggunakan alas kaki ketika mereka berada dalamkawasan adat. Mereka meyakini bahwa dengan cara seperti itu mereka bisaberkomunikasi langsung dengan alam (tanah) yang merupakan tempat merekaberawal dan berakhir.Sementara itu nilai-nilai budaya umumnya normatif dalam arti bahwanilai-nilai tersebut menjadi rujukan seorang anggota budaya tentang apa yangbaik dan apa yang buruk, yang benar dan salah, yang sejati dan palsu, positifdan negatif, dan sebagainya. Nilai-nilai budaya menentukan bagaimana oranglayak mati dan untuk apa, apa yang pantas dilindungi, apa yang menakutkanorang-orang dan sistem sosial mereka, hal-hal apa yang patut dipelajari dandicemoohkan, dan peristiwa-peristiwa apa yang menyebabkan individuindividu memiliki solidaritas kelompok. Nilai-nilai budaya juga menegaskanperilaku-perilaku mana yang penting dan perilaku-perilaku mana pula yangharus dihindari.Masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa memegang teguh nilai-nilaikebudayaan yang telah mereka yakini. Gaya hidup mereka sederhana(kamase-masea) sebagaimana aturan-aturan yang terdapat dalam Pasang riKajang, yang menjadi persepsi, kognisi dan attiitudes mereka. Sehingga

12tingkah laku mereka pada akhirnya adalah tingkah yang sesuai dengan ajaranPasang ri Kajang, yang mendasari gaya hidup komunitas Ammatoa Kajang.KomunikasiMenurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi”dalam Teori dan Praktek. “Istilah komunikasi dalam bahasa inggris“Communications” berasal dari kata latin “Communication, dan bersumberdari kata “Communis” yang berarti “sama”, maksudnya adalah sama makna.Kesamaan makna disini adalah mengenai sesuatu yang dikomunikasikan,karena komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenaiapa yang dipercakapkan atau dikomunikasikan. Suatu percakapan dikatakankomunikatif apabila kedua belah pihak, yakni komunikator dan komunikan,mengerti bahasa pesan yang disampaikan.Masyarakat di Kawasan Adat Ammatoa menggunakan Bahasa Konjountuk berkomunikasi satu sama lain. Bahasa Konjo tidak hanya digunakanoleh masyarakat Kajang Dalam tapi juga masyarakat Kajang Luar. DialekKonjo merupakan sebuah dialek Makassar.Pola KomunikasiPola komunikasi adalah bentuk atau pola hubungan antara dua orangatau lebih dalam proses mengkaitkan dua komponen yaitu gambaran ataurencana yang menjadi langkah-langkah pada suatu aktivitas dengankomponen-komponen yang merupakan bagian penting atas terjadinyahubungan antar organisasi ataupun juga manusia.

13Pola Perilaku KomunikasiPola Perilaku komunikasi adalah tindakan dalam berkomunikasi yangterjadi secara berulang, meliputi tindakan verbal dan tindakan nonverbal atauyang lebih dikenal dengan perilaku komunikasi verbal dan perilakukomunikasi nonverbal.Perilaku komunikasi verbal adalah usaha-usaha yang dilakukan secarasadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan dengan menggunakanbahasa. Dalam proses komunikasi kelompok, perilaku komunikasi verbalterjadi dalam bentuk dialog, diskusi, dan percakapan dengan penggunaanbahasa sebagai simbol yang telah dikonstruksi dan memiliki makna yangsama. Sedangkan perilaku komunikasi nonverbal yaitu perilaku komunikasiyang menggunakan simbol atau isyarat selain dengan kata-kata.Perilaku komunikasi yang tampak disebut juga overt behavior danperilaku yang tidak tampak disebut covert behavior. Perilaku baik yangtampak maupun tidak tampak ada yang alami (innate) dan ada yang operan(operant). Sebagian besar perilaku manusia berupa perilaku operan, yakniperilaku yang dibentuk atau dipelajari, sed

Proses komunikasi tiap individu biasanya berbeda tergantung dimana orang tersebut berkomunikasi dan dengan siapa dia berkomunikasi. Karakter tersebut tentu memunculkan suatu pola perilaku komunikasi yang berbeda antara individu yang satu dengan individu lain maupun masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

Related Documents:

Pola Komunikasi Organisasi di Kantor Camat Tamalate Kota Makassar (dibimbing oleh Ihyani Malik dan Syukri) Pola komunikasi organisasi merupakan hal penting dalam sistem pengendalian kepada pegawai/bawahan. Adanya pola komunikasi yang ditetapkan oleh pimpinan membuat komunikasi dalam organisasi berjalan berdasarkan pola-

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi, sehingga dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok dan mungkin digunakan dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia.

Silabus : Komunikasi Bisnis (Praktek) Kode : KEU2012 SKS : 2 NO Pertemuan Bahan Kajian 1 I MEMAHAMI KOMUNIKASI BISNIS a. Pengertian Komunikasi Bisnis b. Bentuk Dasar Komunikasi c. Proses Komunikasi d. Munculnya Kesalahpahaman Komunikasi e. Bagaimana Memperbaiki Komunikasi 2 II KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI a.

Pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok Ikatan Scooter Wonogiri seperti misal pola komunikasi yang bersifat horizontal dan vertikal dari pola komunikasi tersebut komunitas Scooter, memiliki kelebihan dibanding

pemahaman kepada demonstran dan Pola Komunikasi Afektif yaitu dengan membangun kepercayaan dengan demonstran. (2). Faktor Pendukung dan Penghambat Pola Komunikasi Persuasif, pada faktor pendukung dijelaskan bahwa faktor pendukung dalam pola komunikasi adalah sarana dan prasana serta adanya kerjasama dengan media.

dan hambatan-hambatan komunikasi atau karena tidak ada komunikasi sama sekali. Dalam penulisan skripsi ini akan dibahas permasalahan bagaimana pola komunikasi guru dan murid disekolah. Fokus dalam penelitian ini adalah pola komunikasi antara guru dan murid yang terjadi di dalam kelas pada Sekolah Dasar Luar Biasa.

masyarakat, pola-pola perilaku individu dan organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan - lapisan maupun kelas - kelas dalam masyarakat, kekuasaan, dan wewenang. Dengan kata lain perubahan sosial meliputi perubahan organisasi sosial, status, lembaga, dan struktur sosial masyarakat. (Soerjono Soekanto, 2006:146).

tourism using existing information due to the subjective scope of the sector and a resultant lack of comparable data. However, a small number of studies which include aspects of outdoor activity tourism as defined for this study, as well as wider tourism research offer an insight into the market. These are discussed below. An economic impact study of adventure tourism (including gorge walking .