FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS KESEHATAN DOSEN . - Unhas

1y ago
2 Views
1 Downloads
1,008.62 KB
90 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Noelle Grant
Transcription

SKRIPSI 2014FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUSKESEHATAN DOSEN DAN KARYAWAN UNIVERSITASHASANUDDINOLEH :Meyke LiechandraC 111 09 130PEMBIMBING :DR. dr. Andi Armyn Nurdin, MSc.DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR20141

PANITIA SIDANG UJIANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINSkripsi dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG IVERSITAS HASANUDDIN” telah diperiksa, disetujui, untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan IlmuKedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada:Hari/Tanggal : Senin / 3 Februari 2014Waktu: 10.00 WITATempat: Ruang Seminar IKM-IKK FKUH PB.622Ketua Tim Penguji:(Dr. dr. Andi Armyn Nurdin, MSc.)Anggota Tim Penguji:Anggota I(Dr. dr. Sri Ramadany, Mkes.)Anggota II(dr. Muh. Rum Rahim, Mkes.)2

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMUKEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUSKESEHATAN DOSEN DAN KARYAWAN UNIVERSITAS HASANUDDIN”TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DANDIPERBANYAKMAKASSAR, 3 FEBRUARI 2014PEMBIMBING(Dr. dr. Andi Armyn Nurdin, MSc.)3

KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat danrahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukandalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Dokter FakultasKedokteran Universitas Hasanuddin. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan danbimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunanskripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,saya mengucapkan terima kasih kepada:(1) DR. dr. Andi Armyn Nurdin, MSc. selaku dosen pembimbing yang telahmenyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunanskripsi ini;(2) Pihak Universitas Hasanuddin yang telah banyak membantu dalam usahamemperoleh data yang saya perlukan;(3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan materialdan moral; dan(4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segalakebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaatbagi pengembangan ilmu.Makassar, 29 Januari 2014Meyke Liechandra4

SKRIPSIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINJanuari, 2014Meyke Liechandra, C11109130Andi Armyn HATAN DOSEN DAN KARYAWAN UNIVERSITAS HASANUDDIN(xii 81 halaman)ABSTRAKLatar belakang: Untuk memperoleh kinerja optimal dari civitas akademikadiperlukan beberapa daya dukung, salah satunya adalah kesehatan yang prima. Untukitu penting diketahui faktor-faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan statuskesehatan pada civitas akademika Universitas Hasanuddin. Status kesehatanmerupakan keadaan penting sebagai awal dari morbiditas dan mortalitas di seluruhdunia. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor risikopada berbagai status gizi sehingga dapat dilakukan deteksi dini dan upaya preventifuntuk pencegahan penyakit. Status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor utama, yaitugaya hidup, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik. Dengan diadakan surveikesehatan maka dapat diperoleh data mengenai konsumsi kalori, aktivitas fisik, danjuga keadaan fisik seseorang yang dapat berpengaruh pada status kesehatanseseorang.Metode: Sampel yang digunakan untuk penelitian ini berjumlah 60 orang. Jenispenelitian ini adalah cross sectional study dengan metode deskriptif untukmenggambarkan karakteristik, aktivitas fisik, konsumsi kalori, dan keadaan fisik padadosen dan karyawan Universitas Hasanuddin. Cara pengumpulan sampel dilakukandengan sampling (acak) dengan cara simple random sampling.Hasil: Dengan menggunakan analisis deskriptif terhadap data primer yang telahdikumpulkan serta dihitung nilai rata-rata dari setiap variabel yang ada maka dapatdiperoleh kesimpulan bahwa umur dosen dan karyawan Universitas Hasanuddinberkisar di 42,77 tahun dengan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, mayoritaspekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, tempat tugas terbanyak di Fakultas Kelautandengan rata-rata pendidikan S1 dan S3. Riwayat keluarga yang diperoleh padaumumnya memiliki hipertensi dan atau diabetes mellitus dan atau penyakit jantung.Aktivitas fisik dari dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin tergolong rating dimana lemak tubuh rata-rata dan level massa otot sedikit di bawah rata-rata dengankonsumsi kalori per hari tergolong aktivitas ringan. Status kesehatan dosen dankaryawan itu sendiri pada umumnya merupakan sampel yang sakit dengan riwayatkeluarga yang juga sakit dengan tingkat sosial ekonomi menengah ke atas.Kesimpulan: Karakteristik status kesehatan umum dosen dan karyawan UniversitasHasanuddin terbanyak adalah sampel yang sakit (memiliki hipertensi dan ataudiabetes mellitus dan atau kolesterol dan atau trigliserida tinggi) dengan riwayat5

keluarga yang bermasalah kesehatannya (memiliki hipertensi dan atau diabetesmellitus dan atau penyakit jantung), yaitu 25 sampel atau sebesar 41,67% sehinggamemerlukan terapi lebih lanjut terkait kualitas kesehatan yang dimiliki. Urutan keduaditempati oleh 19 sampel sehat (tidak memiliki hipertensi, diabetes mellitus,kolesterol, dan trigliserida tinggi) dengan riwayat keluarga yang bermasalahkesehatannya (memiliki hipertensi dan atau diabetes mellitus dan atau penyakitjantung) atau sebesar 31,67% dari total sampel sehingga tidak memerlukanpengobatan tetapi perlu mewaspadai adanya faktor-faktor resiko. Urutan terakhirditempati oleh sampel yang dinyatakan sehat murni (tidak memiliki hipertensi,diabetes mellitus, kolesterol, trigliserida tinggi, riwayat keluarga hipertensi, riwayatkeluarga diabetes mellitus, dan riwayat keluarga penyakit jantung) dan sampel yangsakit (memiliki hipertensi dan atau diabetes mellitus dan atau kolesterol dan atautrigliserida tinggi) tanpa ada riwayat keluarga dengan kesehatan bermasalah (tidakmemiliki hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung), yaitu masing-masing 8sampel atau sebesar 13,33%. Sampel yang sakit ini memerlukan pengobatan.Kata Kunci: skripsi, daftar pustakaDaftar Pustaka: 30 (1981 – 2013)6

DAFTAR ISIHALAMAN JUDULDAFTAR ISIBAB I.PENDAHULUAN.1A. Latar Belakang. 1B. Rumusan Masalah. 2C. Tujuan Penelitian. 2D. Manfaat Penelitian. 3E. Ruang Lingkup Penelitian. 3BAB II.TINJAUAN PUSTAKA. 4A. Tinjauan Umum Tentang Status Kesehatan. 4B. Tinjauan Umum Tentang Karakteristik Status Kesehatan. 25C. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Fisik / Latihan Jasmani. 27D. Tinjauan Umum Tentang Konsumsi Kalori. 30E. Tinjauan Umum Tentang Keadaan Fisik. 32BAB III.KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISIOPERASIONAL. 40A. Kerangka Teori. 40B. Kerangka Konsep. 41C. Definisi Operasional. 41BAB IV.METODE PENELITIAN. 43A. Jenis Penelitian. 43B. Lokasi dan Waktu Penelitian. 43C. Populasi dan Sampel. 43D. Pengumpulan Data. 44E. Instrumen Penelitian. 44F. Variabel Dependen dan Variabel Independen. 44G. Manajemen Data. 44BAB V.HASIL PENELITIAN. 45BAB VI.PEMBAHASAN. 75BAB VII.KESIMPULAN DAN SARAN. 80A. Kesimpulan. 80B. Saran. 81DAFTAR PUSTAKA7

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangHakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesiaseutuhnya serta membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adildan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. VisiIndonesia sehat 2015 akan dicapai melalui program pembangunan kesehatan yangtercantum dalam undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang programpembangunan nasional. Sedangkan salah satu misi pembangunan kesehatan 2015,yaitu memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata danterjangkau. 1Beberapa survei dan penelitian dilakukan untuk mendapatkan statuskesehatan dari setiap negara yang ada di dunia. Salah satu dari survei yang diadakanmengenai gaya hidup masyarakat Indonesia mendapatkan hasil bahwa saat ini AIAGroup memberikan Indonesia skor 55 dari 100 yang membuat Indonesia berada ditingkat paling rendah dibanding 15 negara lain. 2Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan SurveiKesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa selama 12tahun (1995-2007) telah terjadi transisi epidemiologi dimana kematian karenapenyakit tidak menular semakin meningkat sedangkan kematian karena penyakitmenular semakin menurun. Selama tahun 1995 hingga 2007, di Indonesia proporsipenyakit menular telah menurun sepertiganya dari 44,2% menjadi 28,1%, akantetapi proporsi penyakit tidak menular mengalami peningkatan cukup tinggi dari41,7% menjadi 59,5% sedangkan gangguan maternal/perinatal dan kasus cederarelatif stabil. Menurut hasil survei, kasus hipertensi, jantung, dan diabetes mellitusmenduduki peringkat tiga besar sebagai penyakit terbanyak pada kasus rawat inapseluruh rumah sakit di Indonesia. Untuk penyebab kematian terbanyak didudukioleh kematian akibat penyakit jantung disusul oleh kematian akibat kanker. 38

Untuk wilayah Sulawesi Selatan pada tahun 2008, penyakit yang mendudukilima besar pada rawat inap adalah kecelakaan lalu lintas dan cidera, hipertensi,asma, diabetes mellitus, dan stroke. Untuk penyakit yang menduduki lima besarpada rawat jalan adalah kecelakaan lalu lintas, hipertensi primer, asma, hipertensisekunder, dan diabetes mellitus. 4B. Rumusan MasalahBelum diketahui bagaimana status kesehatan dosen dan karyawanUniversitas Hasanuddin sehingga yang menjadi rumusan masalah dalam penelitianini adalah:1. Bagaimana karakteristik (umur, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tugas,pendidikan, dan riwayat keluarga) dosen dan karyawan UniversitasHasanuddin.2. Bagaimana aktivitas fisik dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin.3. Bagaimana konsumsi kalori dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin.4. Bagaimana keadaan fisik (tekanan darah, tinggi badan, berat badan, IndeksMassa Tubuh, status gizi, body fat percentage, Total Body Water, musclemass, bone mass, level visceral fat, lingkar pinggang, kadar kolesterol total,HDL, LDL, kadar trigliserida, kadar Glukosa Darah Puasa, TNF Alfa, kadarinsulin, dan HOMA-IR) dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin.5. Bagaimana status kesehatan (hipertensi, diabetes mellitus, dan kolesterol)dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin.C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumSecara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui statuskesehatan dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin serta faktor-faktor yangberhubungan dengan status kesehatan tersebut.9

2. Tujuan Khusus:a. Untuk mengetahui karakteristik dosen dan karyawan UniversitasHasanuddinb. Untuk mengetahui aktivitas fisik dosen dan karyawan UniversitasHasanuddinc. Untuk mengetahui konsumsi kalori dosen dan karyawan UniversitasHasanuddind. Untuk mengetahuikeadaan fisik dosen dan karyawan UniversitasHasanuddin.e. Untuk mengetahui status kesehatan (hipertensi, diabetes mellitus, dankolesterol) dosen dan karyawan Universitas HasanuddinD. Manfaat PenelitianManfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:1. Manfaat bagi peneliti sendiri, yaitu sebagai bentuk peningkatan wawasanmengenai status kesehatan dosen dan karyawan Universitas Hasanuddindalam kaitannya dengan upaya peningkatan status kesehatan dalam bentukpencegahan dan deteksi dini.2. Manfaat praktis, yaitu diharapkan dapat menambah informasi mengenaistatus kesehatan dosen dan karyawan Universitas Hasanuddin.3. Manfaat ilmiah, yaitu diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan salahsatu sumber bacaan untuk memperoleh wawasan dan sebagai bahaninformasi bagi peneliti berikutnya.E. Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup penelitian adalahdosen dankaryawanUniversitasHasanuddin.10

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Status Kesehatana. Pengertian Status KesehatanStatus kesehatan adalah suatu keadaan kedudukan orang dalam tingkatansehat atau sakit. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosialyang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai kesatuan utuh terdiridari unsur-unsur fisik, mental, dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwamerupakan bagian integral kesehatan. Pemeliharaan kesehatan adalah upayapenanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukanpemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasukpersalinan.kehamilan dan5b. Faktor yang Mempengaruhi Status KesehatanMenurut Blum (1981), faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatanterdiri dari: 61. Gaya hidupa. Lingkungan fisik- Alami- Buatanb. Lingkungan Kimia- Organik/anorganik- Logam berat- Debuc. Lingkungan sosial budaya- Ekonomi- Pendidikan- Pekerjaan11

2. Lingkungana. Sikapb. Kebiasaanc. Tingkah laku3. Pelayanan kesehatana. Promotifb. Preventifc. Perawatand. Pengobatane. Pencegahan kecacatanf. Rehabilitasi4. Genetikc. DiagnosisCara mendiagnosis akan adanya masalah pada status kesehatan seseorang,yaitu dengan melakukan survei kesehatan. Survei kesehatan yang disebutsurveilans ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terus-menerus dansistematis dalam bentuk pengumpulan data, analisis data, interpretasi data,diseminasi informasi hasil interpretasi data bagi mereka yang membutuhkan.Hasil ini penting untuk perencanaan, penerapan, evaluasi, praktik-praktikkesehatan. Kegiatan surveilans ini diadakan untuk mencapai tujuan utama dariprogram pengedalian masalah kesehatan, yaitu mengurangi resiko terjadinyamasalah kesehatan tertentu. 7Beberapa metode surveilans yang dapat digunakan, yaitu: 71. Cara melaksanakana. Survei pasifSurvei ini dilakukan bila memiliki sumber daya yang terbatas.Tenaga medis diminta untuk melaporkan kasus-kasus yang ditemukankepada komite atau administrasi rumah sakit. Komite atau administrasirumah sakit hanya menjumlahkan saja. Metode ini tidak akurat.12

Walaupun dalam format pelaporan yang dibuat sudah diuraikan tentangdefinisi atau batasan-batasan yang dibutuhkan tetapi seringkali paratenaga medis terlalu sibuk dan tidak merasakan kepentingannya untukterus berpartisipasi sehingga sering terjadi perbedaan persepsi ataupuntidak terlaporkan walaupun bila ditinjau dari aspek biaya maka surveidengan cara ini adalah yang termurah.b. Survei aktifHasil akurasi data dan interpretasi data dengan survei jenis inilebih baik. Bila ditinjau dari aspek biaya maka survei dengan cara inilebih mahal daripada survei pasif.2. Waktu pelaksanaana. Survei berkalaSurvei ini dilaksanakan pada unit berbeda dalam kurun waktuyang juga berbeda. Frekuensi survei disesuaikan dengan program secarakeseluruhan.b. Survei per bagian yang berlangsung secara terus-menerusSurvei ini berfungsi untuk mendapatkan suatu angka kejadian.Survei jenis ini ditujukan di daerah beresiko tinggi sehingga pencegahandapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.c. Survei yang dilaksanakan pada saat tertentuSurvei ini dilakukan dengan cara menghitung jumlah kasus lamadan kasus baru yang terjadi dalam jangka waktu spesifik atau pada saattertentu.Beberapa evaluasi medis perlu dilakukan tergantung pada penilaian risikosesuai prosedur yang dimiliki. Evaluasi medis ini bisa berupa anamnesa, pemeriksaanfisik, dan evaluasi tekanan darah, kolesterol dan lipoprotein serum, variabel darahtambahan, dan fungsi paru. Sebelumnya subjek harus memperoleh informed consentyang adekuat sebagai pertimbangan etis dan legal yang penting. Meskipun isi dan13

bentuk formulir persetujuan bisa beragam, perlu ada informasi yang memadai didalam proses informed consent untuk meyakinkan bahwa peserta mengetahui sertamemahami tujuan dan risiko yang berkaitan dengan program uji tersebut. Formulirpersetujuan sebaiknya mencakup pernyataan yang menunjukkan bahwa peserta telahdiberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang prosedur dan memilikiinformasi yang memadai untuk memberikan informed consent. Jika subjek yangharus diuji masih di bawah umur, wali yang sah atau orang tua harus menandatanganiformulir persetujuan. Disarankan untuk berkonsultasi dengan badan-badan yangberwenang (manajemen risiko rumah sakit, dewan review, konsultan hukum) untukmenentukan proses informed consent yang dapat diterima. Tidak ada contoh formuliryang wajib diterima untuk suatu program yang spesifik, kecuali jika disetujui olehkonsultan hukum setempat. Jika tes ini mempunyai tujuan selain diagnosis ataupemberian resep, misalnya untuk tujuan eksperimen, tujuan ini harus tertuang dalamformulir informed consent tersebut dan kebijakan untuk pengujian manusia harusditerapkan. Secara umum informed consent mengandung penjelasan tentang tes,risiko dan rasa tidak nyaman peserta, tanggung jawab peserta, manfaat yangdiharapkan, keterangan, dan kebebasan persetujuan juga memiliki tanggal, tandatangan peserta, tanda tangan saksi, dan tanda tangan dokter atau wakil yangberwenang. 8Seseorang harus tahu sebelumnya untuk apa data pribadi ditanyakan dandicatat sehingga ia bisa menjawab pertanyaan tanpa ragu-ragu, berterus terang sertatidak ada keterangan yang disembunyikan. Semua data yang diberikan tersebut akandiperlakukan secara rahasia, tidak akan diberitahukan kepada orang lain. Umur dantanggal lahir serta tahun kelahiran tidak perlu dirahasiakan agar kesimpulan akhiryang dibuat tepat. Untuk alamat diharuskan untuk memberi alamat tempat tinggalyang paling sering didiami. Hal ini mengingat saat ini banyak pribadi yangmempunyai rumah sebagai tempat tinggal lebih dari satu. Dengan mengetahui alamattempat tinggal maka bisa diperkirakan yang mendasari timbulnya gejala suatupenyakit. 914

Riwayat kesehatan harus menyeluruh dan meliputi riwayat dahulu maupunsekarang. Untuk beberapa tipe, pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan kehadirandokter atau oleh petugas lain yang ahli. Selain itu perlu diberikan instruksi kepadapasien dengan jelas sebelum diuji karena hal ini akan meningkatkan validitas tes dankeakuratan data. Jika memungkinkan, instruksi tertulis dengan deskripsi sebaiknyatersedia pada saat membuat perjanjian sehingga peserta bisa mempersiapkan dirisecukupnya. Instruksi ini beragam sesuai dengan kebutuhan, misalnya pesertasebaiknya menahan diri untuk tidak mengonsumsi makanan, alkohol, atau kafein atautembakau dalam beberapa jam terakhir; peserta sebaiknya beristirahat khusus untukpemeriksaan tersebut seperti menghindari penggunaan tenaga atau latihan yangberlebihan pada hari uji; peserta menggunakan pakaian yang memungkinkan gerakanleluasa termasuk sepatu untuk jalan dan lari dan pakaian baju lengan pendek yangberkancing depan serta menghindari pakaian dalam yang ketat; evaluasi tertentu biladilakukan pada rawat jalan maka sebaiknya ditemani seseorang yang mengantarmerek sepulang tes karena beberapa tes tertentu dapat melelahkan; bila tes bertujuandiagnostk maka akan sangat membantu bila peserta menghentikan penggunaan obatobatan kardiovaskuler (hanya dengan persetujuan dokter) karena obat-obat antianginadapat mengubah respons hemodinamik terhadap hasil tes dan secara nyatamengurangi sensitivitas perubahan EKG terhadap iskemia juga peserta yangmenggunakan obat beta blocker dosis tinggi atau menengah harus menurunkan dosisobat secara bertahap selama dua sampai empat hari untuk memperkecil responsrespons putus obat hiperadrenergik; bila tes digunakan untuk tujuan fungsional,peserta harus melanjutkan pengobatan mereka sesuai jadwal sehingga respon hasilakan konsisten dengan respon yang diharapkan dengan pengobatan tersebut; pesertaharus membawa daftar obat mereka untuk penilaian, termasuk dosis dan frekuensipenggunaan, dan harus melaporkan dosis yang paling akhir dimana sebagai alternatifpasien diminta untuk membawa obat mereka untuk dicatat. 8Pemeriksaan yang dilakukan terhadap peserta, yang merupakan titik sentral,memerlukan ilmu pengetahuan untuk mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaanyang bersifat menyelidik, yang harus dilakukan oleh seorang dokter yang terlatih dan15

keterampilan untuk dapat mengamati yang jeli dan cermat, oleh seseorang yang pekaserta mudah melihat maupun mudah memahami. Yang dikemukakan pertamamenuntun kepada pelaksanaan pemeriksaan apakah ada atau tidaknya sesuatupenyakit pada seorang penderita yang tengah dihadapi melalui suato prosesdiagnostik sedangkan yang terakhir mengantarkan kepada kesadaran bahwa penderitayang tengah dihadapi itu merupakan seorang pribadi tunggal melalui dimensi yangbersifat manusiawi. Proses pengambilan riwayat (anamnesis) seorang peserta yangkemudian dilanjutkan dengan melalukan pemeriksaan fisik dan diteruskan denganmelakukan pencatatan seluruh keterangan yang kita peroleh secara sistematismerupakan fase pertama pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan terhadap seorangpeserta. Disiplin, ketekunan, kepekaan, kesabaran serta jiwa dan pikiran yang selaluingin bertanya maupun menyelidik adalah merupakan sifat-sifat yang akanmempertinggi mutu langkah awal yang pemeriksa lakukan tersebut. 10Penganalisaan semua data serta keterangan-keterangan yang diperoleh dariatau mengenai seorang peserta yang tengah pemeriksa hadapi dan langkahberikutnya, memadukan kembali, sehingga akan menjadi suatu diagnosis danprognosis yang sesuai, merupakan fase kedua, yang dinamakan proses diagnostik.Fakta-fakta, hubungan, penafsiran-penafsiran serta prinsip-prinsip yang pemeriksaperoleh sebagai hasil daripada mempelajari ilmu-ilmu dasar maupun literatur-literaturklinik yang dilakukan secara terus-menerus, dijalin bersama-sama dengan segala datadasar yang diperoleh dari peserta, untuk kemudian menghasilkan bangunandiagnostik. Proses intelektual ini, dan yang kadang-kadang juga merupakan prosesintuisi, merupakan gambaran penting daripada pemeriksaan, mengenai interaksiantara orang – penyakit – lingkungan. Perkembangan hipotesis dan diagnosis bandingyang diikuti dengan hubungan dan pengecualian akan membawa pemeriksa kepadasuatu perangkat diagnosis yang terpadu. Diagnosis ini dapat dipertanggungjawabkanserta dipertahankan maupun dihasilkan pada waktunya dan akan membentuk landasanyang aman serta efektif untuk melakukan langkah lebih lanjut. 10Hak istimewa yang diperoleh pemeriksa cukup menonjol. Pemeriksasepenuhnya diperkenankan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan menyelidik16

yang eraba,memanipulasi, dan memeriksa tubuh peserta. Pemeriksa diperkenankan mengajukanpertanyaan-pertanyaan yang akrab sekalipun pertanyaan tersebut bila diajukan olehorang lain akan ditolak. Kemungkinan akan ada beberapa rahasia yang tidakseorangpun dari keluarga peserta yang mengetahuinya. Secara singkat, denganmandat yang sesuai dan persetujuan yang diberikan oleh individu, pemeriksadiperkenankan untuk menjalankan tindakan-tindakan yang tidak akan diberikankepada orang lain. Dengan hak-hak istimewa ini juga terdapat tanggung jawab yangdibebankan kepada pemeriksa agar pemeriksa peka dan penuh tanggung rasa danpertimbangan terhadap perasaan-perasaan peserta yang diperiksa, baik secaraemosional maupun secara fisik. Dan hendaknya pemeriksa dapat pula menerangkandengan penuh kebijaksanaan dan dengan cara yang sejelas-jelasnya kepada merekatentang alasan-alasan mengapa pemeriksa harus mengajukan pertanyaan-pertanyaanyang menyelidik dan pemeriksaan-pemeriksaan yang demikian itu. Perlu diingatbahwa bagaimanapun juga kebaikan yang terkandung dalam tindakan-tindakan yangpemeriksa jalankan maka apa yang pemeriksa katakan dan pemeriksa lakukan padawaktu tertentu akan disalahtafsirkan oleh peserta. Pemeriksa harus sadar dan jadianinidanmenyelesaikannya dengan penuh kesabaran. 10Perpaduan daripada hak istimewa dan tanggung jawab tidak hanya menuntutbahwa pemeriksa harus mengembangkan keterampilan dan pertimbangan dalammelaksanakan pemeriksaan pada seorang pasien, tapi juga pemeriksa harusmengembangkan stabilitas yang berarti suatu sikap yang penuh keyakinan di sampingsuatu pengertian sehingga permintaan-permintaan yang pemeriksa ajukan kepadapeserta benar-benar dapat mereka rasakan dengan jelas dan tidak dimaksudkan untukkepentingan pemeriksa sendiri dan bukan suatu usaha yang terselubung, yangpemeriksa lakukan untuk mendapat imbalan dan keuntungan bagi diri pemeriksasendiri. 10Semua keperluan pemeriksa untuk menggapai perasaan pribadi yang begitumendalam dari pengalaman demikian itu adalah mengingat kembali perasaan17

perasaan pemeriksa ketika terakhir kali memeriksakan diri kepada seorang dokter.Namun, bagaimanapun luasnya serta banyaknya pengalaman seseorang, terdapatsuatu perasaan rendah diri, yang berdekatan dengan perasaan tidak berdaya serta tetapprofesional. 10Adapun komponen anamnesis berupa: 8, 9, 101. Diagnosis medisDiagnosis medis ini di antaranya berupa penyakit kardiovaskulertermasuk infark miokard, angioplasti, bedah jantung, CAD, angina, danhipertensi; penyakit paru termasuk asma, emfisema, dan bronkitis; penyakitserebrovaskuler termasuk stroke; diabetes; penyakit pembuluh darah perifer;anemia; phlebitis atau emboli; kanker; kehamilan; osteoporosis; gangguanemosi; gangguan makan. Diagnosis ini diharapkan berwujud pernyataan daridokter sebelumnya yang menyatakan bahwa peserta menderita penyakittertentu sehingga harap untuk tidak dikacaukan dengan diagnosis dari merekayang bukan ahlinya.2. Hasil-hasil pemeriksaan fisik sebelumnyaHasil pemeriksaan ini berupa bising jantung, klik, bunyi jantungabnormal lain, hasil jantung tidak biasa yang lain, lipid, dan lipoprotein darahabnormal, tekanan darah tinggi, atau edema.3. Riwayat gejalaRiwayat gejala berupa perasaan tidak enak (tekanan, kesemutan, sakit,merasa berat, terbakar, mati rasa) pada dada, rahang, leher, atau lengan;kepala terasa ringan, rasa pening atau pingsan; sesak napas, detak jantungcepat atau berdebar-debar khususnya jika berkaitan dengan kegiatan fisik,makan banyak, kekecewaan emosional, atau terpapar terhadap dingin. Sedapatmungkin anamnesis ini diselenggarakan tersendiri. Sering terjadi peserta tidakmampu menguraikan penyakit mereka dengan jelas dan bahkan mungkin lupaatau denga sengaja menyembunyikan keterangan-keterangan yang penting.Jika pemeriksa menduga bahwa hal yang demikian terjadi maka carilah temanatau kerabat peserta untuk menguatkan riwayat peserta tersebut. Dalam usaha18

menetapkan hubungan waktu, jika memungkinkan, permulaan timbulnyagejala hendaknya ditetapkan waktunya dengan tepat. Pertanyaan-pertanyaanyang bersifat menuntun penderita harus dihindarkan dalam rangka inginmengorek riayat penderita. Keinginan untuk memperlihatkan sikap inginbekerja sama dengan pemeriksa seringkali akan berakibat timbulnyatanggapan bahwa peserta percaya memang hal yang demikian ini yangsebenarnya dihendaki oleh pemeriksa tetapi justru peserta malah menciptakangambaran yang salah mengenai penyakit yang dideritanya. Dan sudahmerupakan hal yang lazim juga bahwa peserta mengira penyakitnya mulaitimbul pada saat yang lebih belakangan daripada saat sebenarnya.Penggambaran tentang gejala-gejala dan tanda-tanda penyakit yang diberikanoleh peserta jelas dan nyata akan menguntungkan bagi pemeriksa untukmencatatnya. Gejala-gejala serta tanda-tanda khusus yang terdapat lebih lanjutharus pemeriksa tetapkan dengan menguraikan, misalnya waktu mulaitimbulnya, lamanya, timbulnya kekambuhan, periodisitasnya, sifat sensasiyang diberikannya, tempat, penjalaran, faktor-faktor yang dapat menimbulkaneksaserbasi atau penyembuhan, gejala-gejala atau kegiatan lain yang adakaitannya, keharusan berbaring di tempat tidur dan respon yang diberikannyaterhadap pengobatan. Rasa nyeri, misalnya, digambarkan dengan menyatakandi mana tempatnya, penyebarannya, sifatnya (tajam, bersifat kolik, membakar,tumpul, menggerogoti), tingkat kehebatan rasa nyeri tersebut (sehinggamemaksa peserta menggunakan morfin, menyebabkan peserta harusmelipatkan badannya atau peserta sampai menangis), lamanya (terus-menerus,intermiten) dan saat timbulnya perasaan nyeri tersebut. Catat hubungan antaratimbulnya rasa nyeri dengan makanan (berkurang, bertambah berat ataubahkan ditimbulkan oleh makan), fungsi tubuh, kerja dan istirahat, panas dandingin, kecemasan dan pengobatan-pengobatan yang diberika

diperlukan beberapa daya dukung, salah satunya adalah kesehatan yang prima. Untuk itu penting diketahui faktor-faktor risiko penyakit yang berhubungan dengan status kesehatan pada civitas akademika Universitas Hasanuddin. Status kesehatan merupakan keadaan penting sebagai awal dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA . Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi selama masa pandemi COVID-19 yaitu umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, .

SKRIPSI . Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) . dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk suatu . penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam memilih jenis kontrasepsi di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Skripsi Oleh : Marsis Mayanti 1903021419 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYRIAH . Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanan IMD seperti faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN 6 RUAS TOL DALAM KOTA JAKARTA SEKSI 1A SKRIPSI ZEFANYA GERALDINE RUTHIN 1710713108 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA . Low Back Pain (LBP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, lingkungan, dan juga .

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA PELAKU USAHA RPH UNGGAS RAWA KEPITING TAHUN 2019 SKRIPSI DIAN KOMALASARI 1510713027 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAKARTA . Tindakan tidak aman disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor manajemen, desain peralatan, lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan .

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )