Analisis Faktor-faktor Penyebab Kanker Paru-paru Pada Pasien Di Rsud .

1y ago
18 Views
5 Downloads
1.58 MB
57 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Mollie Blount
Transcription

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KANKERPARU-PARU PADA PASIEN DI RSUDBATARA GURU BELOPAYULIANA RIFAI1603407012FAKULTAS SAINSUNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO2020

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KANKERPARU-PARU PADA PASIEN DI RSUDBATARA GURU BELOPASKRIPSIDiajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains padaProgram Studi Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto PalopoYULIANA RIFAI1603407012PROGRAM STUDI MATEMATIKAFAKULTAS SAINSUNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO2020i

ii

iii

iv

ABSTRAKYuliana Rifai.2020.Analisis Faktor-faktor Penyebab Kanker Paru-paru padaPasien di RSUD Batara Guru Belopa(dibimbing oleh Muhammad Ilyas, danMarwan Sam).Penelitianini bertujuan untuk mengetahui faktor-fakor yang mempengaruhipenderita kanker paru-paru di RSUD Batara Guru Belopa. Dalam penelitian inimenggunakan data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yakni RSUDBatara Guru Belopa dengan variabel yang dianalisis adalah Umur X 1 , jeniskelamin X 2 , pekerjaan X 3 , riwayat merokok X 4 , riwayat penyakit lain X 5 dan riwayat genetik X 6 . Data variabel tersebut selanjutnya dianalisismenggunakan analisis faktor dengan metode Principal ComponentAnalysis(PCA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 6 variabel yangdianalisis, diperoleh 3 variabel lolos uji MSA dan menghasilkan satu faktor yaitufaktor internal yang mempengaruhi penderita kanker paru-paru di RSUD BataraGuru Belopa yang meliputivariabel jenis kelamin, variabel riwayat merokok, danvariabel riwayat genetik.Kata kunci:analisis faktor, penderita kanker paru-paru,principal componentanalysis, uji MSA.v

KATA PENGANTAR الرحيمالرحمناللهبسم Assalamu‟alaikum Wr. Wb.Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnyasehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi inidengan tepat waktu sesuai dengan rencana dengan judul “Analisis Faktor-faktorPenyebab Kanker Paru-paru pada Pasien di RSUD Batara Guru Belopa”. Skripsiini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) padaJurusan Matematika Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo (UNCP)Penulis dalam menyusun skripsi ini banyak mendapat bimbingan danbantuan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkanterima kasih kepada:1.Bapak Prof. Drs. Hanafie Mahtika, M.Sc., selaku rektor UniversitasCokroaminoto Palopo.2.Ibu Pauline Destinugrainy Kasi, S.Si., M.Sc., selaku dekan Fakultas SainsUniversitas Cokroaminoto Palopo.3.Bapak Marwan Sam, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi MatematikaFakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo sekaligus pembimbing IIyang telah meluangkan waktu dengan sabar, keikhlasan dan ketulusan untukmemberikan bimbingan, pengetahuan, nasihat dan saran yang sangatberguna demi kelancaranskripsi ini.4.Bapak Dr. Muhammad Ilyas, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I yang telahmemberikan waktu, bimbingan, arahan,ilmu pengetahuan, dan masukannyakepada penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini5.Ibu Yuliani, S,Si., M.Si., selaku dosen Program Studi MatematikaUniversitas Cokroaminoto Palopo yang telah memberikan ilmu danpengetahuan kepada penulis.6.Ibu Ary Herlina Kurniati MM, S,Si., M.Pd., yang telah memberikanbimbingan, wawasan, dan ilmu pengetahuan yang begitu luar biasa kepadapenulis.7.Teman-teman mahasiswa seperjuangan teruntuk untuk mahasiswa ProgramStudi Matematika angkatan 2016 yang telah berjuang bersama-samavi

merasakan suka dan duka selama proses perkuliahann di UniversitasCokroaminoto Palopo sampai saat ini.8.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantudalam menyusun dan meyelesaikan skripsi ini.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan baik isidan susunannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yangmembangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaattidak hanya bagi penulis namun juga bagi para pembaca.Palopo,Juli 2020Yuliana Rifaivii

RIWAYAT HIDUPYuliana RifaiLahir di Dusun Baloa Desa BonelemoKecamatan Bajo Barat Kabupaten Luwu Provinsi SulawesiSelatan pada tanggal 1 April 1996. Penulis merupakan anakketiga dari lima bersaudara dari pasangan suami istri alm.Rifai dan Hartati. Peneliti menyelesaikan pendidikan ditingkat Sekolah Dasar di SDN 33 Bonelemo Kabupaten Luwu,dan lulus dari Sekolah Mengengah Pertama pada tahun 2012 di MTS Bonelemo,pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Atas diSMAN 14 Luwu. Pada tahun 2016, peneliti melanjutkan kuliah di UniversitasCokrominoto Palopo mengambil jurusan Matematika Sains. Selama perkuliahanpeneliti aktif pada organisasi internal kampus yaitu Himpunan MahasiswaMatematika selama 2 tahun periode kepengurusan dan sempat mengembanamanah sebagai koordinator Humas pada Periode 2017. Penulis mendapatkankesempatan Praktek Kuliah Lapang di (PKL) di salah satu instansi pemerintahyaitu di kantor Badan Pusat Statistika Kabupaten Maros pada bulan Januari-Marettahun 2019. Penulis juga mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata di DesaMurante, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu selama 40 hari.viii

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL.iHALAMAN PENGESAHAN .iiHALAMAN KETERANGAN UJI SIMILARITY .iiiSURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .ivABSTRAK .vKATA PENGANTAR .viRIWAYAT HIDUP . viiiDAFTAR ISI .ixDAFTAR TABEL . xiDAFTAR GAMBAR .xiiDAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN . xiiiDAFTAR LAMPIRAN . xivBAB IBAB IIPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.11.2 Rumusan Masalah.21.3 Tujuan Penelitian .21.4 Manfaat Penelitian .2TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kajian Teori .52.2 Hasil Penelitian yang Relevan .12BAB III METODE PENELITIAN3.1 Jenis dan Sumber Data .133.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .133.3 Teknik Penarikan Kesimpulan .133.4 Variabel Penelitian .143.5 Metode Analisis Data .143.6 Tahapan Penelitian .14BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANBAB V4.1 Hasil Penelitian .154.3 Pembahasan .25KESIMPULAN DAN SARANix

5.1 Kesimpulan .295.2 Saran .29DAFTAR PUSTAKA .30LAMPIRAN .32x

DAFTAR TABELHalaman1. KMO dan Batlett’s Test .152. Nilai Anti Image Matrices Correlation Variabel Setelah Uji MSA .173. Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 1 DikeluarkanPada Uji MSA .194. Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 3 DikeluarkanPada Uji MSA .195. Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 5 DikeluarkanPada Uji MSA .206. Nilai Variabel Hasil Factoring .207. Hasil Factoring Principal Component Analysis .218. Komponen Faktor Sebelum Rotasi Varimax.239. Komponen Faktor Setelah Rotasi Varimax .2310. Perbandingan Hasil Output Case Analysis .24xi

DAFTAR GAMBARHalaman1. Tahapan Analisis .152. Scree Plot .22xii

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATANLambang/SingkatanArti dan keteranganXvariabel yang dibakukan rata-rata peubah faktor khususFfaktor umum atau common factorLMuatan faktor atau loading factoret al.et alii, dan kawan-kawanPCAPrincipal Component AnalysisMSAMeasure of Sampling Adequacyxiii

DAFTAR LAMPIRANHalaman1. Data Analisis Penderita Kanker Paru-paru di RSUD Batara Guru Belopa332. OutputSPSS Nilai Anti Image Matrices Correlation Variabel Setelah Uji MSA.343. Output SPSS Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 1Dikeluarkan Pada Uji MSA .354. Output SPSS Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 3Dikeluarkan Pada Uji MSA .365. Output SPSS Nilai Anti Image Matrices Correlation Setelah Variabel X 5Dikeluarkan Pada Uji MSA .376. Output SPSS Proses Factoring dan Rotasi .387. Surat Penelitian .408. Dokumentasi Penelitian .41xiv

1BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangKanker paru merupakan tumor ganas primer yang berasal dari epitelbronkus. Umumnya jenis yang lebih banyak adalah bronkogenetik karsinoma(sekitar 90%).Kira-kira 1/3 dari kematian karena kanker pada laki-laki ternyatadisebabkan oleh kanker paru. Walaupun kekerapannya jauh lebih rendah dari padaperempuan, namun penyakit ini telah menduduki urutan ke 3 dalam penyebabkematian oleh kanker pada perempuan. Usia yang paling sering terkena kankerparu adalah pada usia 50-60 tahun jarang terjadi pada usia di bawah 35 tahun.Dari berbagai kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangatberhubungan dengan kebiasaan merokok. Diperkirakan sekitar 90% kanker parudisebabkan oleh merokok. Terdapat hubungan langsung antara durasi danintensitas merokok dengan mortalitas akibat kanker paru (Faisal dkk, 2008).Penelitian menunjukkan bahwa resiko terkena kanker paru-paru akibatmerokok meningkat sesuai dengan jumlah banyaknya rokok yang diisap perhariatau pertahun. Karena di dalam asap rokok terkandung lebih dari 7.000 zat kimia,dengan lebih dari 250 zat diantaranya aktif mempunyai resiko untuk terkenakanker paru-paru 20 kali lebih besar dari perokok pasif atau bukan perokok.Menjadi perokok pasif juga salah satu faktor risiko penyebab terkena kanker paruparu, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit. Perokok pasif juga adalah orangyang menghirup udara yang terkontaminasi oleh sisa asap rokok yangdihembuskan oleh perokok aktif. Sisa asap rokok menyebabkan lebih dari 600.000kasus kematian prematur setiap tahunnya. Di Amerika terjadi lebih dari 7.300kasus kematian karena kanker paru-paru akibat sisa asap rokok (menjadi perokokpasif) selama tahun 2005-2009 (Al Maududi, 2017).Di indonesia, kanker paru menempati peringkat ke-3 penyakit kankerterbanyak. Kanker paru masuk dalam 10 besar penyakit neoplasma ganas padapasien rawat inap dan rawat jalan di rumah sakit (Profil Kesehatan Indonesia,2004&2005). Apabila dilihat dari angka ketahanan hidup, penderita kanker parumemiliki angka ketahanan hidup yang relatif rendah. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh National CancerInstitute pada tahun 1983-1998 menunjukkan

2bahwa angka ketahanan hidup 1 tahun penderita kanker paru hanya 41,8% danangka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker paru hanya 12,0%. Faktor resikokanker paru juga belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan beberapa penelitianditemukan bahwa kanker paru disebabkan oleh beberapa faktor ( Benazir, 2013).Penyakit kanker perlu mendapat perawatan dan pengobatan yangmaksimal. Beberapa jenis pengobatan penyakit kanker, antara lain: bedah(operasi), radioterapi, kemoterapi, terapi hormon, immunoterapi dan kombinasi.Kemoterapi sebagai salah satu cara terapi kanker dengan menggunakan obatobatan atau senyawa kimia tertentu bertujuan untuk membunuh ataumeminimumkan proliferasi sel kanker (Lesnussa, 2012).American Cancer Society (ACS) tahun 2017 mengidentifikasi faktor risikokanker paru penting dalam upaya pencegahan dan diagnosis. Selain rokok, faktorrisiko lain yang pernah dilaporkan adalah paparan asap rokok lingkungan, paparanasap biomass, paparan radon, asbes, logam berat, infeksi, genetik dan lain-lain(Ernawati dkk, 2019). Menurut Macdonal, dkk (2005) penyakit kanker paru jugadapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus, kecanduan rokok,radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor keturunan, dan lainlain. Pada penelitian ini akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi penderitakanker paru-paru yang ada di RSUD Batara Guru Belopa.1.2Rumusan MasalahBerdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalahbagaimana faktor-faktor penyebab kanker paru-paru pada pasien di RSUD BataraGuru Belopa dengan menggunakan metode analisis faktor.1.3Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebabkanker paru-paru pada pasien di RSUD Batara Guru Belopa.1.4Manfaat PenelitianAdapun manfaat dari penelitian ini adalah :1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang faktorfaktor penderita kanker paru di RSUD Batara Guru Belopa.

32. Bagi peneliti dan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan menjadi acuan dansumber bacaan untuk penelitian-penelitian berikutnya.3. Untuk tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuanpenyebab kanker paru-paru di RSUD Batara Guru Belopa.4. Bagi peneliti sendiri, dapat dijadikan bahan masukan dan pembelajaran yangbermanfaat untuk perekembangan keilmuan penelitian.

4BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Kajian Teori1.Kanker Paru-paruKanker paru-paru adalah salah satu penyebab utama kematian di duniayang diakibatkan oleh penyakit kanker. Kanker ini menyebabkan kerusakan selsel tubuh yang berada di dalam paru-paru dan saluran udara Broncheal. Kasuskematian yang terjadi akibat kanker paru-paru (19,4% kasus kematian). Dan darikasus kanker yang terjadi di dunia 13% kasus diantaranya merupakan kasuskanker paru-paru. Kanker paru-paru termasuk ke dalam 5 besar kanker yangpaling sering terjadi di dunia (Al Maududi, 2017).Terjadinya kanker ditandai dengan pertumbuhan sel-sel paru yang normalmenjadi abnormal atau tidak terbatas dan merusak jaringan-jaringan sel yangnormal. Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besaryang biasa disebut tumor ganas (Benazir, 2013).Menurut beberapa literatur danpenelitian-penelitian terdahulu terdapat beberapa faktor risiko yang menjadipenyebab terjadinya kanker paru. Faktor risiko yang diduga paling berpengaruhterhadap kejadian kanker paru dan telah banyak penelitian serta bukti statistikyang menunjukkannya adalah merokok. Tiga penyelidikan prospektif yangmelibatkan hampir 200.000 pria usia 50-69 tahun, yang diteliti selama 44 bulanmenyatakan bahwa angka kematian akibat kanker paru per 100.000 orang diantaramereka yang merokok 10 sampai 20 batang per hari adalah 59,3 dan pada merekayang merokok 40 batang atau lebih per hari adalah 217,3 (Price&Wilson, 1982).Diperkirakan bahwa karsinogen atau metabolit lain dalam asap rokokdapat mempengaruhi fungsi gen-gen kunci yang mengatur pertumbuhan danperkembangan sel epitel. Mutasi tertentu pada gen supresor kanker tertentu telahmemperlihatkan pajanan asap rokok yang lama. Apabila gen supresor tumor tidakberfungsi dengan baik, pembelahan sel yang tidak terkendali dapat terjadi danmengakibatkan kanker ( Corwin, 2008).Adanya hubungan bermakna secara statistik antara umur40 tahunmemiliki risiko 18 kali lebih besar untuk mengalami kejadian kanker paru(Nuraini, 2011). Menurut Underwood (1996), insiden kanker meningkat seiring

5dengan bertambahnya umur. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya waktuinterval laten yang lama antara mulai terkenanya agen karsinogenik sampaimanifestasi klinis sebagai hasil terjadinya kanker. Tidak adanya hubungan yangsignifikan secara statistik antara umur dengan kejadian kanker paru dalampenelitian ini diduga disebabkan karena bias seleksi dalam pemilihan sampelkontrol.Riwayat kanker keluarga merupakan salah satu faktor yang dicurigaimemiliki asosiasi dengan kejadian kanker paru. faktor risiko riwayat kankerkeluargadidugasecara etiologiberhubungan dengan warisan genetik,kemungkinan di daerah gen supresor tumor dan proto-onkogen sehinggamenimbulkan kecenderungan untuk meningkatkan gangguan biologis (Ravina,2002).Dikatakan bahwa 1 dari 9 perokok berat akan mendeit kanker paru. Laporanbeberapa penelitian mengatakan bahwa perokok pasif pun berisiko terkena kankerparu. Diperkirakan 25% kanker paru dari pasien bukan perokok berasal dariperokok pasif. Terdapat perubahan atau mutasi beberapa gen yang berperanandalam kanker paru, yakni proto oncogen, tumor supressor gene, dan geneencodimg enzym (Pulmonologi, 2016).Pasien kanker paru banyak ditemukan sudah berada pada stadium lanjut.Nyeri banyak dikeluhkan oleh pasien kanker paru. Nyeri yang dialami oleh pasiendapat menurunkan kualitas hidup pasien (Ananda, dkk, 2018).Seseorangdidiagnosis menderita kanker, umumnya mereka akan beranggapan bahwapenyakit kanker yang diderita merupakan kondisi penyakit kronis yang memilikiefek yang sangat tidak menyenngkan bahkan menakutkan, mulai dari penurunankondisi secara fisik sampai pada kenyataan bahwa penyakit tersebut dapatmenyebabkan kematian ( Hopman & Rijekin, 2015).2.Faktor risiko kanker paru-paruFaktor risiko terjadinya kanker paru-paru adalah sebagai berikut(Melindawati BR.G, 2009) :a.UmurBerdasarkan hasil survei kanker paru yang dikutip dari Alsagap (1995),dilaporkan bahwa 90% kasus kanker paru terjadi pada usia 40 tahun. Di negara

6industri, kanker paru ditemukan pada kelompok diatas umur 40 tahun, terbanyakpada umur 55-75 tahun dengan rata-rata 65 tahun.b.Jenis KelaminInsidens kanker paru pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan. Halini disebabkan karena laki-laki lebih banyak terpapar dengan rokok dan bahankarsinogen di lingkungan kerja. Berdasarkan survei epidemiologi global tahun1994, di peroleh perbandingan kanker paru antara laki-laki dan perempuan yaitu5:1.c.Kebiasaan MerokokInsiden kanker paru berhubungan erat dengan kebiasaan merokok.Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru. Pada rokok terdapat zatkarsinogen dan zat pemicu timbulnya kanker. Resiko relatif terjadinya kankerparu pada perokok adalah 20 kali dibandingkan dengan non perokok. Kejadiankanker paru pada perokok dipengaruhi oleh usia perokok sewaktu mulai merokok,jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari, lamanya kebiasaan merokok dancara menghisap rokok. Jika seorang perokok menghentikan kebiasaan merokok,maka baru akan menunjukan risiko yang sama dengan bukan perokok 10-13 tahunkemudian.d.Predisposisi Karena Penyakit Lain.Tuberklosis paru merupakan faktor predisposisi kanker paru melaluimekanisme hiperplasi, metaplasi, karsinoma in situ, karsinoma bronkogeniksebagai akibat adanya jaringan parut tuberclosis.e.Pengaruh Genetik dan Status ImunologiKanker paru dapat dipengaruhi oleh keadaan genetik. Normalnya,pertumbuhan sel berjalan dalam beberapa tahapan dan dikontrol oleh gen(pembawa informasi) yang sebagian bertindak sebagai pemicu, penghambatpertumbuhan dan gen pengontrol proses lain dalam sel agar berjalan baik.f.Bahan Karsinogen di Lingkungan KerjaMineral dan zat-zat kimia tertentu, dapat memicu timbulnya kanker paru.Perlu waktu yang lama, yaitu 15-25 tahun antara terpapar sampai timbulnya gejalakanker paru. Beberapa karsinogen yang dapat menimbulkan kanker paru antara

7lain: asbes, arsen, khlor metil eter, pembakaran arang, aluminium, khrom, nikel,gas mustard, kalsium flurida, zat radioaktif dan tar batu bara. Bahan-bahantersebut sering dijumpai di lingkungan kerja, seperti pada penyulingan,pertambangan batu bara, penyulingan logam, pabrik seperti tekstil, semen,pembuatan asbes, dan industri kimia.3.Analisis FaktorSecara prinsip, analisis faktor mencoba menemukan hubungan (inter-relationship) antara sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling independensatu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabelyang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, jika ada 10 variabelyang independen satu dengan yang lain, dengan analisis faktor mungkin bisadiringkas hanya menjadi 3 kumpulan variabel baru (new set of variables).Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, dimana faktor tersebut tetapmencerminkan variabel-variabel aslinya. Adapun hal-hal tentang analisis faktorsebagai berikut (Santoso, 2017):a.Tujuan Analisis Faktor1) Data summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antar-variabeldengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar-variabel (dalampengertian SPSS adalah „kolom‟), analisis tersebut dinamakan R FactorAnalysis. Namun, jika korelasi dilakukan antar-responden atau sampel (dalampengertian SPSS „baris‟), analisis disebut Q Factor Analysis, yang jugapopuler disebut Cluster Analysis.2) Data reduction, yakni setelah melakukan korelasi, dilakukan proses membuatsebuah variabel set baru yang dinamakan faktor untuk menggantikansejumlah variabel tertentu.b.Jumlah Sampel yang IdealSecara umum, jumlah sampel yang dianjurkan adalah antara 50 sampai100 sampel (jika diterapkan di Data Editor SPSS, data di-input pada 50-100baris). Atau, bisa pula dengan menggunakan patokan rasio 10:1, dalam arti untuksatu variabel seharusnya ada 10 sampel. Dalam pengertian SPSS, hal ini berartisetiap 1 kolom yang ada seharusnya terdapat 10 baris data, sehingga jika ada 5kolom, minimal seharusnya ada 50 baris data.

8c.Asumsi pada Analisis Faktor1) Besar korelasi atau korelasi antar variabel independen harus cukup kuat,misalkan di atas 0,5.2) Besar korelasi parsial, korelasi antar-dua variabel dengan menganggap tetapvariabel yang lain, justru harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasiparsial diberikan lewat pilihan Anti-Image Correlation.3) Pengujian seluruh matriks korelasi (korelasi antar-variabel), yang diukurdengan besaran Bartlet Test Of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy(MSA). Pengujian ini mengharuskan adanya korelasi yang signifikan diantarapaling sedikit beberapa variabel.4) Pada beberapa kasus, asumsi normalitas dari variabel-variabel atau faktoryang terjadi sebaiknya dipenuhi.d.Metode Principal Component AnalysisMetode untuk mengekstraksi faktor ada dua, yakni principal componentanalysis (disebut pula dengan component analysis) dan common factor analysis.Sebelum membahas lebih jauh hal tersebut, perhatikan lagi dasar dari analisisfaktor. Tujuan dari analisis faktor, dijelaskan dalam „bahasa‟ sederhana adalah„mengelompokkan‟ sejumlah variabel ke dalam satu atau dua faktor. Misalkan,ada 10 variabel, mungkin saja ada beberapa variabel yang mempunyai kesamaanatau dapat dikelompokkan, sehingga, dari 10 variabel tersebut dapat diekstraksimenjadi tiga faktor. Faktor A mungkin mempunyai „anggota‟ variabel 1, variabel2, variabel 3 dan variabel 7. Demikian seterusnya untuk faktor B dan faktor C.Secara sederhana, sebuah variabel akan mengelompok kepada suatu faktor(yang terdiri dari variabel-variabel yang lainnya pula) jika variabel tersebutberkorelasi dengan sejumlah variabel lain yang „masuk‟ dalam kelompok tertentu.Dengan kata lain, ketika sebuah variabel berkorelasi dengan variabel lain, variabeltersebut berbagi varians dengan variabel lain tersebut, dengan jumlah varians yangdibagikan adalah besarkorelasi pangkat dua (R 2). Dengan demikian, varians totalpada sebuah variabel dapat dibagi menjadi tiga bagian (Santoso, 2017):1. Common variance, yakni varians yang dibagi dengan varians yang lainnya,atau jumlah varians yang dapat diekstrak dengan proses factoring.

92. Specific variance, yakni varians yang berkaitan dengan variabel tertentu saja.Jenis varians ini tidak dapat dijelaskan (diurai) dengan korelasi hinggamenjadi bagian dari variabel lain, namun varians ini masih berkaitan secaraunik dengan satu variabel.3. Error variance, yakni varians yang tidak dapat dijelaskan lewat proseskorelasi. Jenis ini muncul karena proses pengambilan data yang salah,pengukuran variabel yang tidak tepat, dan sebagainya.e.Rotasi FaktorSetelah salah satu atau lebih dari faktor terbentuk, dengan sebuah faktorberisi sejumlah variabel, mungkin saja sebuah variabel sulit untuk ditentukan akanmasuk ke dalam faktor yang mana. Atau, jika yang terbentuk dari proses factoringhanya satu faktor, bisa saja sebuah variabel diragukan apakah layak dimasukkandalam faktor yang terbentuk atau tidak. Untuk mengatasi hal tesebut, bisadilakukan proses rotasi pada faktor yang terbentuk, sehingga memperjelas posisisebuah variabel, akankah dimasukkan pada faktor yang satu ataukah ke faktoryang lain. Sama dengan proses factoring, proses rotasi juga ada berbagai macamcara, seperti (Santoso, 2017):1. Orthogonal Rotation, yakni memutar sumbu 900. Proses rotasi dengan metodeOrthogonal masih bisa dibedakan menjadi Quartimax, Varimax, dan Equimax.2. Oblique Rotation, yakni memutar sumbu ke kanan, namun tidak harus 900.Proses rotasi dengan metode oblique masih bisa dibedakan menjadiOblimin,Promax, Orthoblique, dan lainnya.Dengan demikian, urutan dalam proses factoring adalah: Proses factoringdengan metode Principal Component. Jika ada keraguan atas hasil yang ada, bisadilakukan proses rotasi.f.Model FaktorAnalisis faktor menerangkan variasi sejumlah variabel asal denganmenggunakan faktor yang lebih sedikit dan yang tidak teramati dengan anggapanbahwa semua variabel awal dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari faktorfaktor itu ditambahkan dengan suku residual. Peubah acak teramati X, dengan pkomponen mempunyai vektor rata-rata µ dan matriks kovariansi Σ . Model faktor

10mempostulatkan bahwa X bergantung linear pada beberapa peubah acak yang .tidak teramatiyang disebut faktor umum (common factors), dan psumber variansi tambahan, , , yaitu disebut kesalahan (errors), kadang-kadang juga disebut faktor khusus (specific faktors). Secara khusus, modelanalisis faktor adalah (Elpira, 2014):X 1 1 l11F1 l12 F2 .l1m Fm 1X 2 2 l 21F1 l 22 F2 .l 2m Fm 2 XP P lP1F1 lP 2F 2 .lPmFm P(1)atau dalam notasi matriksX p 1 p 1 L p m F m 1 p 1 (2)Koefisien disebut muatan (loading) dari peubah ke-i pada faktor ke- j, sehinggamatriksL disebutmatriks muatan faktor. Modelfaktor berimplikasitertentuterhadap hubungan kovariansi yaitu1. F 0 kov F FF T I2. 0 , dan kov T Kov T 1 0 0 2 0 0 0 p 0 3. F dan bebas sehingga kov , F , F T 0Hubungan dengan persamaan (2) merupakan model faktor orthogonaldengan faktor umum, dalam rotasi matriks ditulis sebagai berikut:X L F p 1 dimana:X variabel yang dibakukan. rata-rata peubah faktor khususF faktor umum atau common factorL muatan faktor atau loading factor p 1 p m m 1 p 1 (3)

11Variabel-variabel acak tidak teramati F dan memenuhi syarat berikut:F dan bebas, F 0 dan kov F I 0 dan kov T Model faktor orthogonal berimplikasi ke struktur kovariasi X , X X T LF LF T LF LF TT LF LF LF LF T TT T LFFLT LT F T LT LF T T(4)sehingga : kov X E X X T LE FF T LT E F LT LE F T E T LLT (5)Model faktor orthogonal X F T LF F TSehingga : LFF T F T (6) Kov X , F E X F T LE FF T E F T LJadi, struktur kovariansi untuk model faktor orthogonal memenuhi sifat1. Kov X LLT Var X i li21 li22 li23 lim2 iKov X i X k li1 l k1 lim l km2. Dan kov X , F L atau Kov X i , F j Lijdimana :X i variabel ke i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu).F j common factor ke j. i Faktor unik variabel ke i.M banyaknya common faktor.2.2Hasil Penelitian yang Relevan

12Kajian pustaka bertujuan untuk membantu peneliti dalam menyelesaikanmasalah penelitian dengan mengacu pada teori dan hasil-hasil peneliti

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : virus, kecanduan rokok, radiasi sinar ultraviolet, zat kimia, makanan berlemak, faktor keturunan, dan lain-lain. Pada penelitian ini akan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi penderita kanker paru-paru yang ada di RSUD Batara Guru Belopa. 1.2 Rumusan Masalah

Related Documents:

Buku saku pencegahan kanker leher rahim & kanker payudara. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2009:12. 13. Mugi W, Hardina S, Edi ST, Andriana, Dini W. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015:15. 14. Panduan Nasional Penanganan Kanker: Kanker Payudara. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015:20-21. 15. Nahleh Z dan Imad AT .

Tujuan akhir asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien kanker ovarium adalah peningkatan kualitas hidup (Yarbro, Wujcik & Gobel, 2011). Kanker ovarium merupakan penyebab kematian nomor satu dari seluruh kematian akibat kanker ginekologi di Negara Barat (FIGO, 2003; Jemal, 2011). Angka kejadian kanker ovarium di seluruh dunia setiap tahunnya mencapai 204.000 wanita dan 125.000 diantaranya .

perilaku gizi yang belum memadai berakibat munculnya masalah kurang gizi (Adisasmito, 2007). Masalah gizi kurang pada anak balita sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi yang terkait satu sama lain.

mengembangkan dan menguji teori. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemudian menganalisa faktor-faktor penyebab kebangkrutan usaha roti di kampung Sidodadi menggunakan analisis SWOT. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data dengan metode wawancara dan dokumentasi.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT MACET PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) KLAMPIS-BANGKALAN . Kredit Cepat Aman (KCA) pegadaian, pegadaian syariah dan lainnya. Nasabah bisa mengajukan pinjam uang atau kredit dengan . karena pemberian kredit ini debitur mendapatkan tambahan dana

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )

agile software development methodologies (SDMs) utilizing iterative development, prototyping, templates, and minimal documentation requirements. This research project investigated agile SDM implementation using an online survey sent to software development practitioners worldwide. This survey data was used to identify factors related to agile SDM implementation. The factors that significantly .