Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di .

1y ago
15 Views
2 Downloads
1.20 MB
83 Pages
Last View : Today
Last Download : 3m ago
Upload by : Macey Ridenour
Transcription

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANDENGAN STATUS GIZI PADA BALITADI PUSKESMAS UNAAHATAHUN 2017SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Diploma IV Kebidanan Jurusan KebidananPoliteknik Kesehatan KendariOLEHNIEN DWI WARDANIP00312016130KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARIJURUSAN KEBIDANANPRODI DIV KEBIDANANTAHUN 2017i

i

ii

iii

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atassegala kebesaran dan berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga penulisdapat menyelesaikan Skripsiini yang berjudul “Faktor-Faktor YangBerhubungan dengan Status Gizi Pada Balita Di Puskesmas UnaahaTahun 2017”.Penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih penulis haturkankepada Ibu Hasmia Naningsi SST, M. Keb selaku pembimbing I dan petunjuk,pengarahan dan dorongan baik moril maupun materil yang begitu sangatberharga. Terima kasih yang mendalam tidak lupa penulis sampaikankepada :1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik KesehatanKemenkes Kendari2. Bapak Sunusi SKM, M.Kes selaku Kepala Puskesmas Unaaha3. Ibu Sultina sarita SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan KebidananPoliteknik Kesehatan Kemenkes Kendari4. Ibu Melani Asi S.Si.T, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIVKebidanan5. Ibu Wahida, S.Si.T, M.Keb selaku penguji I, ibu Hj. Sitti Zaenab,SKM, SST, M.Keb selaku penguji II dan ibu Nasrawati, S.Si.T, MPHselaku penguji III6. Seluruh dosen dan staf pengajar Politeknik Kesehatan KemenkesKendari yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulismengikuti pendidikan.7. Orang tua saya tercinta H. Dasiman dan Hj. Sutatik yang telahmemberikan dukungan moril, doa restu, pengorbanan serta kasihsayang yang begitu besar kepada penulis dan anakku Muhammadiv

Gibran Al Fatih yang menjadi penyemangat penulis untukmenyelesaikan skripsi ini.Penulis menyadari penyusunan Skripsi ini masih banyakkekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari pembacauntuk kesempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharapsemoga membawa manfaat bagi pembaca.Kendari, desember 2017Penulisv

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iHALAMAN PERSETUJUAN . iiHALAMAN PENGESAHAN . iiiRIWAYAT HIDUP . ivKATA PENGANTAR . vDAFTAR ISI . viDAFTAR GAMBAR . viiiDAFTAR TABEL . ixDAFTAR LAMPIRAN . xINTISARI . xiBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang . 1B. Rumusan Masalah . 6C. Tujuan Penelitian . 7D. Manfaat Penelitian . 7E. Keaslian Penelitian . 8BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka . 9B. Landasan Teori . 31C. Kerangka Teori . 33D. Kerangka Konsep Penelitian . 34E. Hipotesis Penelitian . 35BAB III METODE PENELITIANA. Jenis Penelitian . 36B. Waktu dan Tempat Penelitian . 36C. Populasi dan Sampel . 36D. Definisi Operasional . 37E. Instrument Penelitian . 37F. Alur Penelitian . 38vi

G. Pengolahan dan Analisis Data . 39H. Etika Penelitian . 41BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian . 42B. Hasil Penelitian . 44C. Pembahasan . 54BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan . 55B. Saran . 56DAFTAR PUSTAKAvii

DAFTAR GAMBARGambar 1. Skema kerangka teori . 33Gambar 2. Kerangka Konsep. 34viii

DAFTAR TABELTabel 2.1 Klasifikasi gizi anak bawah lima tahun. 12Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden terhadap status gizi balitadi Puskesmas Unaaha Tahun 2017. 44Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan ibuterhadap status gizi balita di Puskesmas UnaahaTahun 2017. 45Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendapatan ibuterhadap status gizi balita di Puskesmas UnaahaTahun 2017. 45Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyakit infeksiterhadap status gizi balita di Puskesmas UnaahaTahun 2017. 46Tabel 4.5 Hubungan antara pengetahuan ibu dengan Status GiziPada Balita di Puskesmas Unaaha Tahun2017. 47Tabel 4.6 Hubungan antara pendapatan ibu dengan Status GiziPada Balita di Puskesmas Unaaha Tahun2017. 48Tabel 4.7 Hubungan antara penyakit infeksi dengan Status GiziPada Balita di Puskesmas Unaaha Tahun2017. 49ix

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 Master Tabel PenelitianLampiran 2 Hasil uji chi-squareLampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Balitbang Provinsi SulawesiTenggaraLampiran 4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitianx

INTISARIFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANDENGAN STATUS GIZI PADA BALITADI PUSKESMAS UNAAHATAHUN 2017Nien Dwi Wardani1. Hasmia Naningsi2. Andi Malahayati N3.Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan status gizi pada balita di puskesmas unaaha tahun 2017Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengandesain Cross Sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua anakbalita yang berkunjung di Puskesmas Unaaha pada bulan April-Meiberjumlah 43. Sampel dalam penelitian ini adalah semua anak balita yangberkunjung di Puskesmas Unaaha pada bulan November-Desemberdengan mengunakan teknik accidental sampling berjumlah 30 orang.Analisis menggunakan uji chi-square.Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi square , di perolehnilai p-value sebesar p 0,029 (p-value 0,05) yang berarti adahubungan antara pengetahuan denganstatus gizi pada balita.Berdasarkan uji statistik menggunakan uji chi square , di peroleh nilai pvalue sebesar p 0,031 (p-value 0,05) yang berarti ada hubunganantara pendapatan dengan status gizi pada balita. Berdasarkan ujistatistik menggunakan uji chi square , di peroleh nilai p-value sebesar p 0,010 (p-value 0,05) yang berarti ada hubungan antara penyakit infeksidengan status gizi pada balita.Kata kunci : faktor-faktor, status gizi, balita1. Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan Kebidanan2. Dosen Poltekkes Kendari Jurusan Kebidananxi

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKesehatan adalah hak asasi manusia, dan merupakan investasisumber daya manusia yang paling mahal, serta memiliki kontribusiyang besar untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia(Human Development Index-HDI). Oleh karena itu menjadi keharusanbagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan dan melindungikesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat (Depkes RI, 2007).Pembangunan suatu negara pada hakekatnya adalah suatu upayapemerintah bersama masyarakat untuk mensejahterakan bangsa.Keberhasilan pembangunan nasional suatu negara ditentukan olehketersediaanya sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusiayang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, mental yangkuat, kesehatan yang prima dan menguasai ilmu pengetahuan sertateknologi. Salah satu indikator untuk mengukur tinggi rendahnyakualitas SDM adalah Indek Pembangunan Manusia. Tiga faktor utamapenentu HDI adalah pendidikan, kesehatan, dan ekonomi (Azwar,2011).Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa kesehatan adalahkeadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiaporang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Makanan adalahsumber energi satu-satunya 2 bagi manusia untuk mencapaikesehatan. Karena jumlah penduduk yang terus berkembang, makajumlah produksi makananpun harus tetap bertambah melebihi jumlahpenduduk ini, apabila kecukupan pangan harus tercapai. Seperti patmengakibatkan kualitas dan kuantitas bahan pangan. Hal ini tidakboleh terjadi atau tidak dikehendaki karena orang makan itusebetulnya bermaksud mendapatkan energi agar tetap bertahan hidup,1

2dan tidak untuk menjadi sakit karena makanan. Dengan demikianmakanan sangat bermanfaat bagi anak balita (Slamet, mDevelopment Goals (MDGs) 2007 yang terdiri dari 8 tujuan, 18 target,dan 59 indikator, menegaskan bahwa pada tahun 2015 setiap negaramenurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi tahun1990. Seperti pada tujuan pertama MDGs yaitu menanggulangikemiskinan dan kelaparan. Dengan target pertama yaitu menurunkanproporsi penduduk yang tingkat pendapatannya dibawah US 1 perharimenjadi setengahnya dalam kurun waktu 1990-2015. Target keduamenurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadisetengahnya dalam kurun waktu 1990-2015 dengan (indikator 6)presentase anak-anak berusia lima tahun yang mengalami gizi buruk(severe underweight), (indikator 7) yaitu presentase anak-anak berusialima tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight).Sejalan dengan upaya mencapai kesepatan global, World Summitfor Children 2010, International Conference on Nutrition 1992 di Romadan World Food Summit 2008 menetapkan sasaran program pangandan perbaikan gizi yang harus dicapai oleh semua negara. Sasaranglobal tersebut sampai saat ini menjadi salah satu acuan pokokdidalam pembangunan program gizi di semua negara termasukIndonesia. Pembangunan program pangan dan gizi di Indonesiaselama 30 tahun terakhir menunjukan hasil yang positif. Analisispenyediaan pangan tahun 2009 secara makro disimpulkan bahwapersediaan energi dan protein perkapita/hari masing-masing sebesar2.890 Kkal dan 62,7 gram, telah memenuhi kecukupan yangdianjurkan. Masalah pangan baru terlihat pada tingkat konsumsi rumahtangga.Data tahun 1998 menunjukan bahwa antara 49% sampai 53%rumah tangga diberbagai daerah mengalami defisit energi (konsumsi 70% kebutuhan energi).

3Defisit pangan ditingkat rumah tangga disertai distribusi panganantar anggota keluarga yang tidak baik didasari pengetahuan atauperilaku gizi yang belum memadai berakibat munculnya masalahkurang gizi (Adisasmito, 2007).Masalah gizi kurang pada anak balita sangat dipengaruhi oleh duafaktor yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktorpenyebab langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi yangterkait satu sama lain. Sedangkan faktor penyebab tidak langsungseperti ketersediaan dan pola konsumsi pangan dalam rumah tangga,pola pengasuh anak, jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.Apabila anak tidak mendapatkan asupan makanan yang tidak cukupakan memiliki daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit. Statusgizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatanindividu, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapatmemperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan gangguankesehatan, bahkan status gizi janin yang masih berada dalamkandungan dan masih menyusu sangat dipengaruhi oleh status gizi(Depkes RI, 2007).Gizi kurang dan gizi buruk berdampak serius terhadap generasimendatang. Anak yang menderita gizi kurang akan mengalamigangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Gangguanpertumbuhan diartikan sebagai ketidakmampuan untuk gguanpertumbuhan juga merupakan akibat dari gangguan yang terjadi padamasa balita, bahkan pada masa sebelumnya, dan pertumbuhan fisikanak menjadi terhambat (anak akan mempunyai tinggi badan lebihpendek). Perkembangan mental dan kecerdasan terhambat, anakakan mempunyai IQ lebih rendah. Setiap anak yang berstatus giziburuk mempunyai risiko kehilangan IQ 10-13 poin (Depkes RI, 2007).Pertumbuhan anak yang kurang gizi akan tidak sempurna,termasuk pertumbuhan organ tubuhnya. Banyak organ tubuh yang

4berkualitas rendah. Penyakit kekurangan gizi, bila tidak terlalu parahjarang menyebabkan kematian, kecuali karena timbulnya komplikasi.Penyakit penyulit justru mudah timbul karena status gizi sedemikian.Penyakit penyulit yang sering terjadi sebagai kekurangan gizi ampumembentuk antibodi (daya tahan) terhadap penyakit infeksi. Sebagaiakibatnya, anak-anak ini sering kali terkena penyakit sehinggapertumbuhannya terganggu dan sering pula tidak sembuh sempurnadan menjadi penyandang cacat (Slamet, 2014).Ketidakstabilan ekonomi, politik dan sosial, dapat berakibat padarendahnya tingkat kesejahteraan rakyat yang dapat mencerminkanmasalah gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat. Upaya mengatasimasalah ini bertumpu pada pembangunan ekonomi, politik dan sosialyang kondusif sehingga mampu menurunkan tingkat kemiskinan setiaprumah tangga untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi sertamemberikan akses kepada pendidikan dan pelayanan kesehatanData yang dicatat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), padatahun 2004 ada 5.119.935 anak balita yang menderita gizi kurang dangizi buruk. Kondisi gizi buruk, termasuk busung lapar yang belakanganterungkap, sebenarnya dapat dicegah. Gizi buruk sebenarnya masalahyang bukan hanya disebabkan oleh kemiskinan. Juga karena aspeksosial-budaya yang ada di masyarakat kita, sehingga menyebabkantindakan yang tidak menunjang tercapainya gizi yang memadai untukbalita (masalah individual dan keluarga) (Novita Adelia, diBangladesh terdapat dua juta anak usia antara 6 bulan sampai limatahun menderita kurang gizi akut dan merupakan masalah yang besaryang tengah dihadapi Bangladesh. Sedangkan dari laporan UNICEFdan Institusi Kesehatan Nutrisi Publik, tiap satu dari empat rumahtangga di Bangladesh mengalami kekurangan pangan dan dari duajuta 6 yang kekurangan gizi terdapat setengah juta yang menderita

5malnutrisi akut dan dari hasil survey 58% rumah tangga mengaku sulitmendapatkan makanan yang cukup sepanjang tahun 2008 akibatkenaikan harga bahan pangan (Novita Adelia, 2009).Data survey Demografi dan Kesehatan Indonesia / SDKI tahun2007 menunjukkan sedikit penurunan, yaitu AKB menjadi 34 anak per1.000 kelahiran hidup, dan AKBa menjadi 44 anak per 1.000 enunjukanprevalensi gizi buruk Nasional menurun (5,4%) jika dibandingkandengan hasil Susenas 2005 (8,8%), namun masalah anemia diIndonesia masih berada diatas ambang batas masalah kesehatan.Dimana presentase berat badan lahir rendah (BBLR) 12 bulan terakhirmenurut Provinsi yaitu sekitar 11,5% dari 33 Provinsi. Sedangkanprevalensi status gizi anak balita menurut BB/U berdasarkan wilayah(Kota dan Desa) yaitu prevalensi gizi buruk wilayah Kota sebesar4,2%, dan wilayah Desa 6,4% dimana prevalensi gizi kurang wilayahKota sebesar 11,7% dan wilayah Desa 14,0% dengan prevalensiNasional 13,0% (Depkes RI, 2007).Menurut Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara(2016) kasus gizikurang masih ditemukan di 17 kabupaten kota di Sulawesi Tenggara.Kasus gizi kurang terbanyak ditemukan di kabupaten Bombana yakni35 kasus , Buton 32 kasus, Muna dan Konawe Selatan masingmasing 31 kasus, Kolaka Utara dan Buton Tengah 26 kasus, KotaKendari dan Kabupaten Konawe masing-masing 23 kasus, ButonSelatan 13 kasus, Kabupaten Kolaka 9 kasus, Wakatobi 8 kasus, KotaBau-Bau dan Kabupaten Muna Barat masing-masing 7 kasus, ButonUtara 3 kasus, Kolaka Timur dan Konawe Kepulauan masing-masing2 kasus dan Konawe Utara 1 kasus.Menurut data dari Puskesmas Unaaha pada tahun 2016 balitayang tercakup sekitar 230 dimana balita laki-laki berjumlah 110 danbalita perempuan berjumlah 120, jumlah balita yang berkunjung di

6puskesmas Unaaha sebanyak 198 balita, dimana balita dengan gizikurang adalah 5 balita (2,5%).Dengan semakin berkembangannya masalah kurang gizi dimasyarakat, maka sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) yangsudah ada perlu diaktifkan kembali terutama di tingkat kecamatan.Sistem ini akan berjalan efektif apabila di tunjang oleh kerja samalintas sektoral yang baik antara sektor Pertanian, Kesehatan, BKKBNdan dikoordinasi langsung oleh camat setempat. Ujung tombak untukmengetahui pelaksanaan SKPG ada di Posyandu (sektor kesehatan)karena efektivitas penimbangan berat badan anak balita dilakukansecara rutin. Posyandu akan efektif memantau secara dini terjadinyamasalah kekurangan gizi di masyarakat. Penimbangan berat badananak di posyandu perlu diprioritaskan untuk wilayah kerja Puskesmasyang rawan pangan. Anak-anak yang sakit karena kekurangan giziyang berat akan dipantau melalui Balai Pengobatan Puskesmas. Olehkarena itu, peningkatan efesiensi dan efektivitas manajemen programpelayanan kesehatan merupakan alternatif terbaik untuk terusdikembangkan.Berdasarkan data diatas, penentuan baik buruknya status gmempengaruhinya, artinya bahwa status gizi balita dapat ditingkatkansecara optimal jika faktor-faktor yang mempengaruhinya dapatdikondisikan secara optimal.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penelitibermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor – FaktorYang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita Di PuskesmasUnaaha Tahun 2017”B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskanmasalah penelitian sebagai berikut :

71. Adakah hubungantingkat pengetahuan ibu dengan status gizipada balita di Puskesmas Unaaha?2. Adakah hubungan pendapatan ibu dengan status gizi pada balita diPuskesmas Unaaha?3. Adakah hubungan penyakit infeksi dengan status gizi pada balita diPuskesmas Unaaha?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan denganstatus gizi pada balita di Puskesmas Unaaha Tahun 2017.2. Tujuan khususa. Untuk mengetahui status gizi pada balita di Puskesmas UnaahaTahun 2017.b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang status gizi diPuskesmas Unaaha Tahun 2017.c. Untuk mengetahui pendapatan ibu di Puskesmas Unaaha Tahun2017.d. Untuk mengetahui penyakit infeksi pada balita di PuskesmasUnaaha Tahun 2017.e. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan status gizipada balita di Puskesmas Unaaha Tahun 2017.f. Untuk mengetahui hubungan pendapatan ibu dengan status gizipada balita di Puskesmas Unaaha Tahun 2017.g. Untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi dengan status gizipada balita di Puskesmas Unaaha Tahun 2017.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat IlmiahHasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan danmenjadi salah satu sumber bacaan bagi para peneliti dimasa yangakan datang.

82. Manfaat Praktisa. Untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyatadalam melakukan penelitian khususnya mengenai faktor-faktoryang berhubungan dengan status gizi pada balita.b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahanmasukkan bagi dinas kesehatan agar bisa memperhatikan gizibalita.E. Keaslian Penelitian1. Rona Firmana Putri (2014) dengan judul analisis faktor yang yangberhubungan dengan status gizi pada balita. Metode Penelitianyang digunakan adalah analitik dengan rancangan penelitian crosssectional dengan teknik simple random sampling. Perbedaanpenelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalahterletak pada metode penelitian yang digunakan yaitu teknikaccidental sampling.2. Gumelar (2009) dengan judul hubungan antara pengetahuan dansikap ibu tentang pola makan dengan status gizi balita di wilayahkerja Puskesmas Jagasatru Cirebon. Penelitian ini menggunakanjenis penelitian observasional dengan rancangan cross sectionalstudy. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yangpenulis lakukan adalah terletak pada variabel dependen danindependennya, jenis penelitian analitik dan metode penelitian yangdigunakan yaitu teknik accidental sampling.3. Beni Putra Indrawan (2014) dengan judul gambaran faktor-faktoryang mempengaruhi kejadian pada balita gizi kurang di wilayahkerja Puskesmas Jetak. Metode penelitian yang digunakan adalahdeskriptif kuantitatif dengan teknik total sampling. Perbedaanpenelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan adalahterletak pada jenis penelitian penulis yaitu analitik dengan metodepenelitian yang digunakan yaitu teknik accidental sampling.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka1. Tinjauan Umum Tentang Gizia. Pengertian GiziIstilah “gizi” dan “ilmu gizi” di Indonesia baru mulai dikenalsekitar tahun 1952-1955 sebagai terjemahan kata bahasaInggris Nutrition. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza”yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza tritiondengan mengejanya sebagai “nutrisi”. Terjemahan initerdapat dalam kamus umum bahasa Indonesia Badudu-Zaintahun 1994.Gizi adalahsuatu proses organisme menggunakan makananyang dikonsumsisecara normal melalui proses digesti, absorbsi,transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zatzat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, sertamenghasilkan energi.Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan gi,membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur prosesproses kehidupan.Status gizi adalah keadaan tubuh sebagaiakibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.Dibedakan antara status gizi buruk,kurang, baik dan lebih.(Almatsier, 2015).b. Zat GiziMakanan setelah dikonsumsi mengalami proses pencernaandidalam alat pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi9

10zatgizi atau nutrient. Zat tersebut selanjutnya diserap melaluidinding usus dan masuk ke dalam cairan tubuh.Fungsi umum zat gizi tersebut ialah:1. Sebagai sumber energi atau zat pembangun.2. Menyumbang pertumbuhan badan.3. Memelihara jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak.4. Mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air,mineral dan asam-basa di dalam cairan tubuh.5. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadappenyakit sebagai antibodi dan dasarkan fungsi zat gizi tersebut, yaitu sebagai berikut:1. Zat gizi penghasil energi, ialah karbohidrat, lemak, danprotein. Zat gizi ini sebagian besar dihasilkan dari makananpokok.2. Zat gizi pembangun sel, terutama diperankan protein. Olehkarena itu, bahan pangan lauk pauk digolongkan makanansumber zat pembangun.3. Zat pengatur, termasuk didalamnya vitamin dan mineral.Bahan pangan sumber mineral dan vitamin adalah buahsayur. (Yuniastuti, 2008)c. Standar Kecukupan GiziStandar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yangdibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari untukmencapai derajat optimal. Kebutuhan gizi setiap man pada Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG yangdigunakan sebagai pedoman adalah hasil Widya Karya Pangandan Gizi yang direvisi setiap lima tahun sekali.

11d. Konsep dan Kegunaan Angka Kecukupan GiziPedoman atau acuan jenis dan jumlah zat gizi yangdibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam satu hari sangatdiperlukan. Berkaitan dengan itu 20terdapat konsep kebutuhangizi minimum sehari (minimum daily requirement), yaitu jumlahzat gizi minimal yang diperlukan seseorang dalam sehari untukhidup sehat. Selain itu, juga dikenal konsep jumlah yangdianjurkan sehari (recommended dietary allowance/RDA), yaitustandar gizi yang dianjurkan untuk dimakan agar dapatmenjamin kesehatan yang sebaik-baiknya. Dengan demikian,RDA adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagihampir semua orang (97,5%) menurut golongan umur, jeniskelamin, ukuran tubuh dan aktivitas untuk mencapai derajatkesehatan yang optimal.e. Penilaian Status GiziDefinisi Penilaian Status Gizi (PSG) adalah interpretasi daridata yang didapatkan dengan menggunakan berbagai metodeuntuk mengindentfikasi populasi atau individu yang berisiko ataudengan status gizi buruk.Tujuan Penilaian Status Gizi:1. Memberikan gambaran secara umum mengenai metodepenilaian status gizi.2. Memberikanpenjelasanmengenaikeuntungandankelemahan dari masing-masing metode yang ada.3. Memberikan gambaran singkat mengenai pengumpulandata, perencanaan, dan implementasi untuk penilaian statusgizi.f. Pengukuran AntropometriPengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalahantropometri gizi. Antropometri gizi berhubungan denganberbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi

12tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenisukuran tubuhantara lain berat badan, tinggi badan, lingkarlengan atas dan tebal lemak kulit. Antropometri sangat idakseimbangan antara asupan dan kebutuhan (Supariasa,2012)g. Klasifikasi status giziPertimbangan dalam menetapkan batas ambang (cut-offpoint)status gizi ini, adalah didasarkan pada asumsi resikokesehatan:a. Antara –2 SD sampai 2 SD, tidak memiliki atau beresikopaling ringan untuk menderita masalah kesehatan.b. Antara –2 SD sampai –3 SD atau antara 2 SD sampai 3SD, memilki resiko cukup tinggi (moderate) untuk menderitamasalah kesehatan.c. Dibawah –3 SD atau diatas 3 SD memiliki resiko tinggiuntuk menderita masalah 95/Menkes/SK/XII/2010, disebutkan status gizi anak bawahlima tahun, sebagai berikut:Tabel 2.1Klasifikasi Gizi Anak Bawah Lima Tahun (Balita)IndeksStatus GiziAmbang Batas *)Gizi Lebih 2Berat BadanGizi Baik -SD sampai 2 SDMenurutGizi Kurang -2 SD sampai -3 SDUmur (BB/U)Gizi Buruk -3 SDTinggi BadanNormal -2 SDMenurutPendek -2 SDUmur(TB/U)Gemuk 2 SDBerat BadanNormal -2 SD sampai SDMenurutTinggi BadanKurus -2 SD sampai -SD(BB/TB)Kurus sekali -3 SD* SD : Standar Deviasi

13h. Nilai Gizi Pangan(Nutritional Value of Food) Menurut UU RI No. 7Tahun1996, mutu pangan (food quality)adalah nilai yangditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungangizi dan standar perdangan terhadap bahan makanan, makanandan minuman. Tampak jelas bahwa nilai gizi pangan merupakansalah satu kriteria mutu pangan yang penting. Nilai gizi pangan,atau mutu pangan dalam dimensi gizi, yaitu nilai kemanfaatansuatu pangan terhadap kebutuhan baku tubuh akan energi danzat gizi. Lebih rinci zat gizi pangan diartikan sebagai asupanenergi dan zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan tubuhuntuk beraktivitas (tenaga), pertumbuhan, pemeliharaan, danpengaturan reaksi biokimiawi tubuh. Oleh karena itu nilai gizipangan perlu dipertahankan dan diperbaiki agar bermanfaatbagi keseimbangan proses biokimiawi dalam tubuh manusia.Kandungan zat gizi (nutrient content) pangan menunjukanjumlah energi dan zat gizi dalam pangan, namun tidak langsungmenentukan nilai gizi pangan. Sementara, konsep anuntukmenentukan suatu pangan bergizi atau tidak. Yang dimaksuddengan kepadatan zat gizi adalah nisbah antara kandunganenergi, atau zat gizi terhadap kebutuhan energi, atau zat giziyang dianjurkan (AKG atau angka kecukupan gizi).Kepadatan zat gizi dinyatakan sebagai persentase terhadapenergi, atau zat gizi yang dianjurkan (% AKG). Konsep tersebutmenjelaskan bahwa pangan bergizi (nutrient food)adalahpangan yang mampu memberi sumbangan tinggi terhadapkecukupan dan kebutuhan energi dan zat gizi yang dianjurkan.Oleh karena itu, kepadatan zat gizi dapat digunakan untukmenilai suatu pangan lebih bergizi darijenis pangan yang lain.

142. Tinjauan Umum Tentang Balitaa. Pengertian BalitaBalita adalah anak dengan usia dibawah lima tahun dengankarakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 01 tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2 kali beratbadan lahir, dan tiga kali berat badan lahir pada umur 1 tahundan menjadi empat kali pada umur 2 tahun. (Septiari, 2012).Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas 1tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak dibawahlima tahun. Balita merupakan kelompok anak berada dalamproses pertumbuhan, dan perkembangan yang bersifat unik,artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan fisikcontohnya koordinasi motorik halus dan motorik kasar jugakecerdasan yang

perilaku gizi yang belum memadai berakibat munculnya masalah kurang gizi (Adisasmito, 2007). Masalah gizi kurang pada anak balita sangat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi yang terkait satu sama lain.

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA . Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi selama masa pandemi COVID-19 yaitu umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, .

SKRIPSI . Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) . dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk suatu . penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam memilih jenis kontrasepsi di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Skripsi Oleh : Marsis Mayanti 1903021419 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYRIAH . Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanan IMD seperti faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN 6 RUAS TOL DALAM KOTA JAKARTA SEKSI 1A SKRIPSI ZEFANYA GERALDINE RUTHIN 1710713108 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA . Low Back Pain (LBP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, lingkungan, dan juga .

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN TIDAK AMAN PADA PELAKU USAHA RPH UNGGAS RAWA KEPITING TAHUN 2019 SKRIPSI DIAN KOMALASARI 1510713027 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" JAKARTA . Tindakan tidak aman disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor manajemen, desain peralatan, lingkungan fisik, pekerjaan, lingkungan .

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )