Skripsi Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Inspeksi .

1y ago
7 Views
1 Downloads
2.25 MB
108 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Albert Barnett
Transcription

SKRIPSIFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANPEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA)PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS JEMBATAN KECIL TAHUN 2018Oleh:YURIZKI TELOVAP0 5140314045KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULUPROGRAM STUDI DIV KEBIDANANJURUSAN KEBIDANAN2018i

ii

iii

KATA PENGANTARAssalmu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhPuji syukur penulis ucapkan kepada Allah Azza Wa Jalla, yang telahmemberikan rahmat, karunia serta hidayah-Nya. Sehingga akhirnya penulisdapat menyelesasikan Skripsi ini dengan judul “Faktor yang berhubungandengan IVA tes pada WUS terhadap perilaku pemeriksaan IVA tes di wilayahkerja puskesmas Jembatan Kecil kota bengkulu tahun 2018”. Tujuan Skripsiini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, tingkatpendidikan sikap dan perilaku WUS terhadap pemeriksaan IVA tes . Dalampenyelesaian Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan baikmateril maupun moril dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkanterima kasih kepada:1. Bapak Darwis, S.Kep.M,Kes, selaku Direktur Poltekkes KemenkesBengkulu2. Bunda Mariati, SKM. MPH, selaku Ketua Jurusan Kebidanan3. Bunda Rialike Burhan, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma IVKebidanan4. Bunda Epti Yorita,SST.MPH, selaku pembimbing I yang telahmemberikan banyak pemikiran, motivasi, bimbingan dengan penuhketegasan, perhatian dan kesabaran serta masukan terbaik dalampenyelesaian skripsi ini.iv

5. Bunda Hj. Rachmawati,M.Kes selaku pembimbing II yang telahmemberikan banyak pemikiran, motivasi, bimbingan dengan penuhketegasan, perhatian dan kesabaran serta masukan terbaik dalampenyelesaian skripsi ini.6. iati,SKM,M.Kes selaku penguji saya, sudah memberikan pelajaran danmotivasi untuk ke depan yang lebih baik.7. Seluruh dosen dan staf Poltekkes Kemenkes Bengkulu.8. Kedua orang tua saya, Bapak Mukmin Kemar dan Zawani yang telahmendoakan, memotivasi, memberikan dukungan semangat yang tiadahentinya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.9. Teman-teman mahasiswi Jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Benkuluterutama angkatan 2014 Proram studi Diploma IV Kebidanan PoltekkesKemenkes Bengkulu yang telah memberikan semangat dan bantuan.10. Kepada semua pihak terkait yang telah banyak membantu hinggaterselesainya pembuatan skripsi sempurnaan, untuk itu saran beserta kritik yang membangun sangatdiharapkan demi kesempurnaan dan perbaikan proposal ini. Akhir kata,penulis berharap semoga proposal ini dapat dilaksanakan penelitiannya.Bengkulu,Juli 2018Yurizki Telovav

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL . iLEMBAR PERSETUJUAN . iiKATA PENGANTAR . iiiDAFTAR ISI. vBAB I PENDAHULUAN . 11. Latar Belakang . 12. Rumusan Masalah . 43. Tujuan Penelitian . 64. Manfaat Penelitian . 65. Keaslian Penelitian. 7BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. PEMERIKSAAN IVA TES . 9B. Faktor yang memepengaruhi pemeriksaan IVA . 12PENGETAHUAN . 15Hubungan pengetahuan terhadap pemeriksaan IVA . 21PENDIDIKAN. . 23Faktor yang mempengaruhi pendidikan . 25Hubungan pendidikan dengan pememriksaan IVA. . 26SIKAP. . 27Faktor yang mempengaruhi sikap. . 28Hubungan Sikap dengan pemeriksaan IVA . 30C. Kerangka Teori. .35D. Kerangka konsep. . .36E. Hipotesis. .36BAB III METODE PENELITIANA. Desain Penelitian . .37B. Variabel Penelitian . .38C. Definisi Operasional . .36D. Populasi dan Sampel . .39E. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian . .41F. Rencana Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data . .41BAB IV DAN VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. JALANYA PENENLITIAN . 45B. UNIVARIAT . 46C. BIVARIAT . 47D. MULTIVARIAT . 48E. PEMBAHASAN . 50F. KESIMPULAN . 60G. SARAN . 61DAFTAR PUSTAKA . 63vi

ABSTRAKDi Indonesia, kanker serviks merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi. WUSdi Provinsi Bengkulu yang periksa IVA hanya 678 orang dari 49.011 orang denganjumlah IVA positif sebesar 7,23%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganpengetahuan, tingkat pendidikan dan sikap dengan perilaku pemeriksaan IVA tes padaWUS di Wilayah Kerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu tahun 2018. Penelitianini menggunakan metode Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampeldalam penelitian berjumlah 93 orang yang diambil dengan tehnik non probabilityaccidental sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square dan regresi logistik.Hasilpenelitian didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan IVA (p-value 0,007; OR 3,75), tidak ada hubungan pendidikan dengan pemeriksaan IVA (p-value 0,336; OR 1,750), dan ada hubungan sikap dengan pemeriksaan IVA (p-value 0,002;OR 4,674). Faktor yang paling berpengaruh terhadap pemeriksaan IVA adalah sikapdengan nilai Exp B 3,948.Diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan penyuluhan rutinterhadap masyarakat dan skrining melalui pemeriksaan IVA sebagai upaya deteksi dinikanker serviks.Kata Kunci : Pemeriksaan IVA, Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, WUSvii

ABSTRACTIn Indonesia, cervical cancer is a disease with the highest incidence rate. women ofchildbearing age in Bengkulu Province who checked IVA only 678 people from 49,011people with a positive IVA amount of 7.23%. This study aims to determine therelationship of knowledge, education level and attitudes with the behavior of IVAexamination tests in women of childbearing age Public Health Center of Small BridgeBengkulu City 2018.This research use Analytical Survey method with Cross Sectionalapproach. Samples in the study were 93 people taken with non probability accidentalsampling technique. Statistical test using chi square test and logistic regression. Theresult of the research shows that there is a correlation of knowledge with the examinationof IVA (p-value 0,007; OR 3,75), there is no correlation of education with IVAexamination (p-value 0,336; OR 1,750) p-value 0.002; OR 4,674). The mostinfluential factor on IVA examination is attitude with value Exp B 3,948. It is expectedthat Puskesmas can increase routine information to the community and screeningthrough IVA examination as an effort to early detection of cervical cancer.Keywords: IVA Examination, Knowledge, Education, Attitudes, women of childbearingviii

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangKanker Serviks adalah penyebab kanker kedua yang paling umumterjadi setelah kanker payudara pada kaum wanita. Angka kajadian kankerserviks Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2013, sekitar270.000 wanita dengan jumlah kematian lebih dari 85% terutama terjadi dinegara berkembang.Di Indonesia, kanker serviks merupakan penyakit kanker denganangka kejadian tertinggi. pada tahun 2013 kasus Kanker Serviks diIndonesia meningkat menjadi 98.632 penderita dan kasus tertinggi di JawaTengah terdapat 19.734 penderita (Kementerian Kesehatan RI, 2014).Kejadian kanker serviks tertinggi terdapat di 3 Provinsi di Indonesia yaituD.I Yogyakarta , Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Maluku, di D.IYogyakarta memiliki pravelensi kanker serviks tertinggi sebesar 1,5%(Kemenkes RI ,2015).Jumlah penderita kanker serviks terbanyak terdapat pada ProvinsiJawa Timur (21.313) dan Provinsi Jawa Tengah (19.734). Kemudian diProvinsi Bengkulu jumlah keseluruhan kanker serviks sebesar 5,02 %dengan perkiraan jumlah penderita kanker serviks sebanyak 127 penderita(Profil kesehatan Provinsi bengkulu, 2015)1

2Faktor penyebab penyakit kanker serviks adalah multifaktor yangdibedakan atas faktor risiko mayor, minor dan ko-faktor. faktor resikomayor yaitu Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik merupakanrisiko tertinggi penyebab yang berperan paling besar untuk terjadinyakanker serviks. Sementara faktor risiko minor adalah paritas tinggi denganjarak persalinan pendek, hubungan seksual dini di bawah umur 17 tahun,multipartner seksual, merokok aktif dan pasif, status sosial ekonomirendah. Sedangkan faktor ko-faktornya antara lain infeksi lainnya(Suwiyoga,2007)Faktor lain dari tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesiadikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran wanita yang merasatidak perlu mengetahui resiko dari kanker leher rahim yang merupakanpenyakit mematikan (klug,2005). Maka dari itu dilakukanlah Deteksi diniuntuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan secara klinis yang bertujuanuntuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan sertauntuk mengurangi morbiditas dan mortalitas karena kanker (Rasijidi,2009)Salah satu program pemerintah untuk mencegah kanker serviks iniadalah skrining lesi pra kanker, skrining ini dapat mendeteksi kanker padatahap awal dan memiliki potensi penyembuhan yang tinggi. Karena lesipra kanker memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang. cakupanskrining yang efektif dapat menurunkan angka kesakitan dan kematiankanker serviks adalah 85% (Rasjidi, 2010).

3skrining direkomendasikan untuk setiap wanita berusia 30 – 49 tahunsetidaknya sekali dalam seumur hidup dan idealnya lebih sering. Ada 3jenis tes skrining yang telah ada saat ini yaitu uji konvensional (Pap) dansitologi berbasis cairan (LBC), Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), danpengujian HPV untuk tipe HPV berisiko tinggi (WHO, 2016).Upaya penurunan kanker serviks dengan melakukan deteksi dinikanker leher rahim yaitu dengan metode Inspeksi Visual dengan AsamAsetat (IVA) dan pengobatan segera dengan krioterapi untuk IVA positif(lesi pra kanker leher rahim positif). metode ini lebih mampu dilakukankarena murah, praktis, efektif dan hasil langsung bisa diketahui(Rasijidi, 2009). IVA adalah skrining yang ditemukan oleh Hinselmen ditahun 1925 yang bertujuan untuk menemukan lesi pra kanker leher rahim,sebelum menjadi kanker.Data WHO tahun 2006, Cakupan deteksi dini dengan IVA minimal80% selama 5 tahun akan menurunkan insiden kanker leher rahim secarasignifikan dan sensitifitas IVA sebesar 77% (range antara 56-94%) danspesifisitas 86% (antara 74-94%). Target program IVA saat ini adalah50% perempuan berusia 30-50 tahun yang dicapai pada tahun 2019.Namun pemeriksaan IVA di Indonesia dari tahun 2008–2016 hanya 4,34%(1.623.913) dari total target 37.500.000 WUS (Kementrian Kesehatan RI2016), sedangkan di provinsi Bengkulu Cakupan IVA tes hanya 7,23%(Dinas kesehatan Kota Bengkulu.,2016), hal ini menunjukan bahwa masihrendahnya cakupan pemeriksaan IVA tes di Indonesia.

4Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan deteksidini kanker serviks yaitu harus memperhatikan pendidikan danmeningkatkan pengetahuan WUS. Maka dari itu, seorang tenaga kesehatanharus mengetahui latar belakang pengetahuan dan pendidikan WUSsehingga mampu memberikan penyuluhan deteksi dini Kanker Servikssecara optimal dengan penyebaran informasi melalui yayasan, organisasimasyarakat atau agama, sekolah dan universitas serta melalui media cetakdan elektronik yang diharapkan timbul kesadaran WUS ingin melakukanpemeriksaan kesehatan agar ditemukan penyakit kanker sedini mungkin(Sabrida,2015)Pada saat ini data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2016,di Kota Bengkulu Wanita Usia Subur seluruhnya berjumlah 49.011 orangsedangkan total penjumlahan wanita yang melakukan pemeriksaan IVAtes hanya berjumlah 678 orang, dengan jumlah IVA test Positif didapatkansebanyak 49 orang (7,23%) dari 9 kecamatan dan 20 Puskesmas di daerahBengkulu.Dari hasil pemeriksaan deteksi dini kanker serviks melalui metodeIVA tes di Kecamatan daerah Bengkulu, hasil perbandingan antarpuskesmas yang memiliki WUS terbanyak namun sangat sedikitpemeriksaan IVA tes yaitu Puskesmas Jembatan Kecil, KecamatanSingaran Pati hal ini di lihat dari data rekapitulasi pemeriksaan deteksi diniPuskesmas jembatan kecil dengan jumlah WUS 4,013 sedangkan yangperiksa hanya 13 orang (0,3%) selama tahun 2017 .

5Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada 5 orang wanita usiasubur (WUS) di wilayah kerja Puskemas Jembatan Kecil Kota Bengkuludari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang WUS pada tanggal8 maret 2018, dimana 4 dari 5 WUS tersebut memiliki pengetahuan yangrendah tentangIVA test serta sikap yang kurang ingin melakukanpemeriksaan IVA test karena pemeriksaan tersebut dilakukan denganpemeriksaan dalam wanita.Kurangnya cakupan pemeriksaan IVA tes tersebut karena tidak pernahmendapatkan media cetak berupa leaflet tentang informasi IVA test ditempat pelayanan kesehatan ataupun di tempat lainnya, serta kurangnyapenyampaian informasi berupa bentuk koseling, penyuluhan dan promosikesehatan dengan poster leaflet dan lain-lain tentang manfaat daripemeriksaan IVA test sebagai deteksi dini kanker serviks.B. Rumusan MasalahMasalah penelitian yaitu rendahnya cakupan deteksi dini pemeriksaanIVA tes. Dengan pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubunganpengetahuan, tingkat pendidikan dan sikap dengan perilaku pemeriksaanIVA tes pada WUS di wilayah kerja Puskesmas Jembatan Kecil KotaBengkulu tahun 2018

6C. Tujuan Umum1. Tujuan umumUntuk mengetahui hubungan pengetahuan,tingkat pendidikan dansikap terhadap perilaku pemeriksaan IVA Tes pada WUS di wilayahkerja Puskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu.2. Tujuan khususa. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan, pendidikan dansikap WUS dalam prilaku pemeriksaan IVA tes di wilayah kerjaPuskesmas Jembatan Kecil Kota Bengkulu.b. Diketahui hubungan yang bermakna antara pengetahuan, pendidikandan sikap WUS terhadap prilaku pemeriksaan IVA tes di wilayahpuskesmas jembatan kecil kota Bengkulu tahun 2018c. Diketahui variable yang paling berpengaruhantara pengetahuan,pendidikan dan sikap WUS terhadap prilaku pemeriksaan IVA tes diwilayah puskesmas jembatan kecil kota Bengkulu tahun 2018

7D. Manfaat Penelitian1. Manfaat bagi AkademikSebagai acuan bagi institusi pendidikan dalam mengembangkan penelitiansejenis dan serta dapat dijadikan dasar untuk penelitian dasar untukpenelitian lebih lanjut khususnya tentang pemeriksaan IVA Test.2. Manfaat bagi Puskesmas.Sebagai masukan dalam merencanakan strategi pelayanan khususnya padapemeriksaan IVA Test di wilayah puskesmas tersebut.3. Manfaat bagi Peneliti lain.Dapat menambah pengetahuan tentang pemeriksaan Inspeksi Visual AsamAsetat dan dapat mengembangkan kemampuan di bidang penelitian sertamelatih kemampuan dalam analisis data penelitian.E.Keaslian PenelitianNoNama PenelitiJudulDesainHasil1Roswati Dani Ningrum (2012)Faktor-faktoryangmempengaruhiMotivasi ibumengikutiDeteksi DiniKanker Serviksmelalui metodeInspeksi VisualAsam Asetat(IVA) diKabupatenBanyumasCros sectionalAda kuPencegahanKankerServiks PadaWanita UsiaSubur2Rina Arum Rahma dan FitriaPrabandariBeberapa FaktoryangmempengaruhiMinatWUSdalamCros sectionalada hubunganyang signifikanantarapengetahuandengan minat

8melakukanPemeriksaanIVA testDI sTahun 20113Mimatun NasihahSifia Lorna B (2013)Hubunganantarapengetahuan danpendidikandenganpelaksaandeteksidinikanker serviksMelalui IVACross sectionalWUS(Wanita UsiaSubur) dalammelakukanpemeriksaanIVA (InspeksiVisualdengan pulasanAsam asetat) angberarti keeratanhubungantersebut adalahlemah.Ada HubunganantaraPengetahuandenganPelaksanaanDeteksi DiniKanker Servikmelalui IVA.Sedangkanuntuk VariableIndependentPendidikandiperoleh nilaisig 2 tailed (p) 0,000dimana p 0,05 maka H0ditolak,artinyaAda HubunganantaraPendidikandenganPelaksanaanDeteksi DiniKankerServik melaluiIVA.

9BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Kanker Serviks1. PengertianKanker serviks adalah kanker pada leher rahim (serviks), yaitu areabagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina.Kanker leher rahim terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal danmembelah secara tidak terkendali (Emilia, et all, 2010). Kanker leherrahim adalah salah satu jenis keganasan atau neoplasma yanglokasinya di daerah serviks, daerah leher rahim dan mulut rahim(Rasjidi, 2010).2. Penyebab Kanker ServiksFaktor penyebab kanker serviks adalah infeksi HumanPavilloma Virus (HPV). HPV tipe 16, 18, 31, 33, 45, 52, 56 dan 58sering ditemukan pada kanker dan lesi prakanker. HPV dapat denganmudah ditularkan melalui aktifitas seksual dan beberapa sumbertranmisi tidak tergantung dari adanya penetrasi, tetapi juga melaluisentuhan kulit di wilayah genital tersebut (skin to skin genitalcontact). Dengan demikian setiap wanita yang aktif secara seksualmemiliki resiko untuk terkena kanker serviks (Emilia, et all, 2010).9

103. Faktor RisikoFaktor risiko yang berhubungan dengan kanker serviks adalahaktivitas seksual pada usia muda ( 16 tahun), hubungan penyakit/penekanan kekebalan (immunosupressive) yang bersamaandengan infeksi HPV dan perempuan merokok (Prawirohardjo, 2011).4.Tanda-tanda dan Gejala Kanker ServiksTanda dan gejala kanker serviks seperti sekret vagina yang agakberlebihan dan kadang-kadang disertai dengan bercak perdarahan.Gejala umum yang sering terjadi berupa perdarahan pervaginam(pasca senggama, perdarahan diluar haid) dan keputihan. Padapenyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yangberbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, seringberkemih, buang air kecil atau buang air besar yang sakit. Gejalapenyakit yang residif berupa nyeri pinggang, edema kaki unilateral,dan obstruksi ureter (Prawirohardjo, 2011).5. Deteksi Kanker Serviks DiniDeteksi dini kanker serviks menurut Wijaya (2010) yaitu :a. Tes Pap SmearTes pap smear merupakan cara atau metode untuk mendeteksisejak dini munculnya lesi prakanker serviks. Pemeriksaan inidilakukan dengan cepat, tidak sakit dan dengan biaya yangrelative terjangkau serta hasil yang akurat.

11b.IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).Pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung leher rahimsetelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5%.c. Tes HPV DNAPengambilan jaringan dari serviks untuk kemudian doperiksadi laboratorium.d. Thin Pred (Liquid Base Cytology).Memeriksa seluruh bagian leher rahim.e. KoloskopiProsedur ginekologik yang menerangi dan memperbesar vulva,dinding vagina dan serviks untk dideteksi dan di uji megenaiabnormalitas strukturnya.d. BiopsiSalah satu jaringan sampel dipotong dari leher rahim kemudiandilihat dibawah mikroskop oleh patolog untuk memeriksatanda-tanda kanker.e. Biopsi Kerucut (Cone Biopsy)Prosedur ini juga sering direkomendasikan jika tes pap smearmenunjukkan adanya sel-sel yang abnormal. Merupakanpengobatan konservatif untuk kanker serviks bagi wanita yangingin menghindari histerektomi.

12f. Pemeriksaan Pelvis (panggul)Tes ini digunakan untuk memeriksa vagina, leher rahim, tubafallopi. Ovarium dan rectum.g. Kuretase EndoserviksSuatu prosedur untuk mengumpulkan sel-sel atau jaringan darisaluran leher rahim menggunakan kuret (alat berbentuksendok).B. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Astat (IVA)1.PengertianPemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang menghimpundan mengolah data, keterangan atau bukti yang dilaksanakansecara objektif dan professional berdasarkan suatu standar. Secaraumum pemeriksaan suatu organ dapat melalui inspeksi , palpasi,perkusi dan auskultasi,dengan tujuan memastikan klasifikasikelainan dan riwayat keesehatan dengan menggunakan prinsipumum yaitu Sistematis dan Komperhesif.Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) yaitu suatumetode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahimmenggunakan lidi wotten yang telah dicelupkan kedalam asamasetat/asam cuka 3-5%tanpa menggunakan mikroskop. Daerahyang tidak normal akan berubah menjadi putih (aceto white)dengan batas tegas dan mengindikasikan bahwa serviks mungkin

13memiliki lesi pra kanker. Jika tidak ada perubahan warna, makadapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Kumalasari, 2012).2.Kelebihan pemeriksaan IVA TestTabel 2.1 Sumber Kementrian Kesehatan RI AYAYAYAYAPAP TIDAKYASERVICHOYATIDAKTIDAKYAGRAPHY3.Kategori IVATabel 2.2 Klasifikasi IVA Sesuai Temuan KlinisKlasifikasi IVAHasil Tes-positifTemuan KlinisPlak putih yang tebal atau epitel acetowhite, biasanya dekat SCJ (SquoamosaColumnar Junction)Hasil Tes-negatifPermukaan polos dan halus, bewarnamerah jambu, ektropion, polip, servisitis,inflamasi, kista nabotianKankerMassa mirip kembang kol atau ulkusSumber: (Kemenkes RI, 2015)4. Syarat melakukan pemeriksaan IVASyarat seseorang melakukan pemeriksaan IVA yaitu WUS yangsudah pernah melakukan hubungan seksual, Tidak sedang datangbulan atau sedang haid, tidak sedang hamil serta ketika ingin

14melakukan IVA sebainya tidak melakukan hubungan seksual 24 jamsebelum pemeriksaan.5.Jadwal IVAProgram skrining menurut WHO:Ideal nya dilakukan setiap 3 tahun sekali sejak umur 25 – 60 tahun,Skrining setiap wanita minimal 1 kali jika usia 35 – 40 tahun, untukusia 35-55 lakukan pemeriksaan IVA ini setiap 10 tahun sekali, danbaiknya setiap 5 tahun jika fasilitas ini tersedia dengan baik. JikaIVA positif dilakukan pemeriksaan setaip 1 tahun sekali, kemudianjika setelah pemeriksaan pertama hasilnya negatif baiknya dilakukan setap 5 tahun sekali.6.Persiapan alat dan bahan pemeriksaan IVAMenurut Rasjidi (2008), penatalaksanaan Persiapan alat danbahan untuk melakukan IVA tes yaitu Sabun dan air untuk cucitangan, Lampu yang terang untuk melihat serviks, Spekulum dengandesinfeksi tingkat tinggi, Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksitingkat tinggi,Meja ginekologi, Lidi kapas, Asam asetat 3-5%Larutan iodium lugol, Larutan klorin 0,5 serta format pencatatan.7. Teknik/ ProsedurSebelum dilakukan pemeriksaan pasien akan mendapatkanpenjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan, privasi dankenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini. Pasien berbaringdi tempat tidur dengan posisi lititimi ( berbaring dengan dengkul di

15tekuk dan kaki melebar) Vagina akan dilihan secara visual apakahada kelainan dengan bantuan cahaya yang cukup, kemudianspekulum akan di masukan ke dalam vagina pasien untuk melihanleher rahim, dengan menggunakajn pipet kapas, larutan Asam asetat3-5% di teteskan ke leher rahim dalam waktukurang lebih satu menitreaksinya di leher rahim akan segera dapat di lihat dan catat hasiltemuan untuk mengetahui hasil sesuai dengan katagori IVA.C. Faktor-faktor yang mempengaruhi WUS terhadap pemeriksaan IVA tes1. Pengetahuana. PengertianPengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal kembaliobjek yang telah dipelajari melalui panca indra pada suatu bidangtertentu secara baik (Lestari, 2015). Pengertian Pengetahuan adalahhasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraanterhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indramanusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa danraba. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dantelinga (Notoatmodjo, 2007).b. Tingkat PengetahuanTingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa bisa seseorang dapatmenghadapi, mendalami, memperdalam perhatian seperti sebagaimanamanusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep baru dan

16kemampuan dalam belajar. Ranah Kognitif teori Bloom berpendapatbahwa pengetahuan dibagi kedalam 6 domain yang meliputi :1) Tahu (know)Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajarisebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalahmengingat kembali (recall) sesuatu spesifik dari suatu bahan yangditerima atau dipelajari. suatu materi yang telah dipelajarisebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali)terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajariatau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalahyang paling rendah. Kata kerja yang dipelajari untuk mengukurbahwa orang tahu apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,menguraikan, mendefisikan, menyatakan, dan sebaginya.2) Memahami (Comprehension)Kemampuan untuk menjelaskan tentang objek yang diketahui danmenginterpresentasikan materi tersebut secara benar3) Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materiyang telah dipelajari pada suatu kondisi atau situasi nyata.4) Analsis (Analysis)Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponenkomponen, tapi masih ada kaitannya satu sama lain.

175)SintesisKemampuan meletkkan atau menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau mengusunformulasi baru dari formulasi yang ada.6) EvaluasiEvaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukanjustifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek.c. Sumber PengetahuanBerbagai upaya yang dapat dilakukan oleh manusia untukmemperoleh pengetahuan. Upaya-upaya serta cara-cara tersebut yangdigunakan dalam memperoleh pengetahuan menurut Lestari (2015),yaitu:1) Orang yang memiliki otoritasSalah satu upaya seseorang mendapatkan pengetahuan yaitu denganbertanya pada orang yang memiliki otoritas atau yang dianggapnyalebih tahu .2) IndraIndra adalah peralatan pada diri manusia sebagai salah satu sumberinternal pengetahuan. Dalam filsafat science modern menyatakanbahwa pengetahuan pada dasarnya adalah pengalaman-pengalamankonkrit yang terbentuk kerena persepsi indra, seperti persepsipenglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pencicipandengan lidah.

183) Akalkenyataan ada pengetahuan tertentu yang bisa di bangun oleh manusiatanpa harus atau tidak bisa mempersepsikan dengan indra terlebihdahulu. Pengetahuan dapat diketahui dengan pasti dan dengansendirinya karena potensial akal.4) IntuisiSalah satu sumber pengetahuan yang mungkin adalah intuisi ataupemahaman yang langsung tentang pengetahuan yang tidak meupakanhasil pemikiran yang sadar atau persepsi rasa yang langsung. Intuisidapat berarti kesadaran tentang data-data yang langsung dirasakan.d.Jenis Pengetahuan1) Pengetahuan implisitPengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanamdalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yangtidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, danprinsip. Pengetahuan seseorang biasanya sulit ditransfer ke oranglain baik secara tertulis ataupun lisan. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya bahkan bisa tidak di sadari(Riyanto dan Budiman, 2013).2) Pengetahuan eksplisitPengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata, bisa dalamwujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata di deskripsikan dalam

19tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan (Riyanto danBudiman, 2013).e.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:1) gkankepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah (baik formalmaupun nonformal), berlangsung seumur hidup. Pendidikan adalahsebuah proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang ataukelompok dan juga usaha mendewasakan manusian melalui upayapengajaran dan pelatihan. Pendidikan memengaruhi proses belajar,maki

dapat menyelesasikan Skripsi ini dengan judul "Faktor yang berhubungan dengan IVA tes pada WUS terhadap perilaku pemeriksaan IVA tes di wilayah kerja puskesmas Jembatan Kecil kota bengkulu tahun 2018". Tujuan Skripsi ini adalah untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, tingkat pendidikan sikap dan perilaku WUS terhadap pemeriksaan .

Related Documents:

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI KLINIK UTAMA VIDYAN MEDIKA . Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi selama masa pandemi COVID-19 yaitu umur ibu, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, .

SKRIPSI . Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) . dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengetahuan merupakan faktor yang dominan dalam membentuk suatu . penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan WUS dalam memilih jenis kontrasepsi di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK JAMBI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Skripsi Oleh : Marsis Mayanti 1903021419 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYRIAH . Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanan IMD seperti faktor

Skripsi ini yang berjudul "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil TM II di Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Tahun 2018" dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

Skripsi yang berjudul "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2016" adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Tia Arsittasari NIM : P07124213036 Tanggal : 05 Juli 2017 Yang menyatakan, ( Tia Arsittasari )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PEKERJA KONSTRUKSI PROYEK PEMBANGUNAN 6 RUAS TOL DALAM KOTA JAKARTA SEKSI 1A SKRIPSI ZEFANYA GERALDINE RUTHIN 1710713108 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA . Low Back Pain (LBP) dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor individu, lingkungan, dan juga .