BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Motivasi .

2y ago
31 Views
3 Downloads
593.22 KB
29 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaydence Vann
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Landasan Teori1. Motivasi Belajara. Pengertian Motivasi BelajarIstilah motivasi berasal dari kata ‘’motif’’ yangdiartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu,yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau diinterprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangandorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkahlaku tertentu.1Berikut ini pengertian motivasi menurut para ahli:1) John W Santrock adalah Proses yang memberi semangat,arah dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yangtermotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah danbertahan lama.22) Robert E. Slavin adalah sebagai proses internal yangmengaktifkan, menuntun, dan mempertahankan perilakudari waktu ke waktu. Dalam bahasa sederhana motivasiadalah sesuatu yang menyebabkan seseorang melangkah,1Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), hlm. 1.2John W santrock, Psikologi Pendidikan Edisi 2, (Jakarta: Kencana,2008), hlm. 510.9

membuat seseorang tetap melangkah dan menentukankemana anda coba melangkah.33) Ngalim Purwanto adalah pendorong bagi perbuatanseseorang. Ia menyangkut soal mengapa seseorang berbuatdemikian dan apa tujuannya sehingga ia berbuatdemikian.44) Mc. Donald sebagaimana dikutip oleh Noer Rohmah,motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorangyang ditandai dengan munculnya ‘’feeling’’ dan didahuluidengan tanggapan terhadap adanya tujuan.5Di dalam Islam motivasi sangat erat kaitannya .Sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’d : 11َّ )11َّ:َّ س َِّهمََّّ(َّالرعد َِّ َّ اَّماَّ َِّبهنَّف َّ للاهَّ َّلهَّيَّ َّغهَِّّيَّ هَّماََّّبِهَّق َّومََّّ هَّحّتََّّيَّ َّغهَِّّيَّو ه َّ ََّّ إِن ‘’Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatukaum sehingga mereka merubah keadaan yang adapada diri mereka sendiri’’. (Q.S. Ar-Ra’d : 11)6Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorongseseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam bidang pendidikan3Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik, (Jakarta:PT Indeks, 2011), hlm. 99.4Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan ., hlm. 81.5Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2012),hlm. 240.610Departemen Agama RI ., hlm. 370

motivasi tentunya berorientasi pada pencapaian kondisipsikologis yang mendorong seseorang untuk semangat dalambelajarnya .7Jadi, dapat dikatakan motivasi adalah dorongan padaseseorang yang menimbulkan keinginan untuk mencapai elakukan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan maupunkeinginannya.Belajar dalam pengertian umum dan sederhanadiartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan.Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan,ketrampilan dan sikap.8Berikut ini pengertian belajar menurut beberapa ahli:1) James O. Whittaker yang dikutip olehAunur Rahmandalam buku Belajar dan Pembelajaran, mengemukakanbelajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan ataudiubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalahsuatu proses yang dilakukan individu untuk eseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiridi dalam interaksi dengan lingkungannya.97Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail, 2007), hlm.96-97.8Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta,2009), hlm. 38.9Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran ., hlm. 35.11

2) Made Pinarta mendefinisikan belajar sebagai perubahanperilaku yang relatif permanen sebagai hasil kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuanlain serta mampu mengkomunikasikannya kepada oranglain.103) Lester D. Crow dan Alice Crow olehankebiasaan, pengetahuan, sikap, termasuk cara baru untukmelakukan sesuatu dan upaya-upaya seseorang dalammengatasi kendala atau menyesuaikan situasi yang baru.Belajar menggambarkan perubahan progresif perilakuseseorang ketika bereaksi terhadap tuntunan-tuntunan yangdihadapkan pada dirinya. 11Selanjutnya dalam perspektif agama islam pun,belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalamrangka memperoleh ilmu pengetahuan. Sebagaimana firmanAllah dalam surat az Zumar :9.ََّّ ستهَّوىَّ ََّّاهَّلّ َِّذيَّ هَّن َّيهَّعََّّلهمَّ َّو هَّن َّ هَّو َّالَّ َِّذيَّ هَّن َّهَّل َّيَّهعََّّلهمَّ َّو هَّن َّإَّّنها َّيَّهَّتهَّهذ َّّكر َّ قَّلَّ َّ هَّهلَّ ََّّيه َّ)َّ9َّ:َّ االهلََّّبهابَََّّّ(الزمر َّ اَّ َّولََّّو 10Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta : RinekaCipta,2007), hlm. 206.11Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2014), hlm. 48.12

Katakanlah ‘’adakah sama orang-orang yangmengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerimapelajaran (QS. Az zumar: 9)Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal daneksternal padaseseorang yang sedang belajar untukmengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya denganbeberapa indikator atau unsur yang mendukung.12Adanya motivasi belajar dapat disimpulkan dariobservasi tingkah laku.ciri manifestasi mahasiswa yangmemiliki motivasi positif dipaparkan oleh worrel dan stilwelsebagaimana yang dikutip oleh soekamto dan winata putrasebagai berikut:1.Memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan inginikut serta dalam belajar dan pembelajaran2.Bekerja keras serta memberikan waktu kepada usahatersebut3.Terus bekerja sampai tugas terselesaikan.13Menurut Hamzah B. Uno, Indikator motivasi belajardapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil2.Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar3.Adanya harapan dan cita-cita masa depan12Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis diBidang Pendidikan, . hlm. 23.13Soekamto & Winata Putra, Model Pembelajaran, (Surabaya: Giri Surya1997), hlm. 50.13

4.Adanya penghargaan dalam belajar5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehinggamemungkinkan seseorang dapat belajar denganbaik.14Mahasiswa di dalam belajar akan berhasil jika didalam dirinya ada keinginan untuk belajar, sebab tanpamengerti apa yang akan dipelajari dan tidak memahamimengapa hal tersebut dipelajari, maka kegiatan belajartersebut sulit mencapai keberhasilan. Keinginan atau doronganinilah yang disebut dengan motivasi. Dengan motivasi,mahasiswa akan terdorong untuk belajar sesuai dengansasaran dan tujuan karena yakin dan sadar akan manfaatnya.Bagi mahasiswa motivasi ini sangat penting karenadapat menggerakkan perilaku mahasiswa ke arah yang positifsehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan sertamenanggung resiko dalam aktivitas belajar di perguruantinggi.b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi BelajarMenurut Hamzah B. Uno , motivasi belajar dapattimbul karena faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktorinstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu14Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di BidangPendidikan, . hlm. 2314

‘’pertama; hasrat dan keinginan berhasil dan dorongankebutuhan belajar. Kedua; harapan akan cita-cita. Faktorekstrinsik yang mempengaruhi motivasi belajar nalingkungan belajar yang kondusif dan ketiga; kegiatan belajaryang menarik.15Jadi, motivasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktorbaik dari internal maupun eksternal seseorang. Motivasibelajar bisa datang dari luar diri seseorang manakala iaberada pada lingkungan belajar yang kondusif dan kegiatanbelajar yang menarik. Sehingga mahasiswa juga harusmencari faktor diluar dirinya yang berkaitan dengantumbuhnya motivasi belajar.c. Peran Motivasi dalam BelajarMotivasi sangat berperan dalam belajar. Denganmotivasi inilah seseorang menjadi tekun dalam proses belajar,dan dengan motivasi itu pulalah kualitas hasil belajar dapatdiwujudkan. Seseorang yang dalam proses belajar mempunyaimotivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasilbelajarnya.16Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalammemahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk1516Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya,.hlm. 23.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan ., hlm.86.15

perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa perananpenting dari motivasi dalam belajar, antara lain dalammenentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar,memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai, menentukanragam kendali terhadap rangsangan belajar dan menentukanketekunan belajar.17Menurut Wisnubroto HendroJuwono dalam bukuPsikologi Pendidikan karya Prof. Dr. H. Djaali motivasidiperlukan bagi rein-forcement (stimulus yang memperkuatdan mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yangmerupakan kondisi mutlak bagi proses belajar.18Motivasi mempunyai peran penting dalam belajarmahasiswa, karena motivasi akan menentukan intensitas usahabelajar yang dilakukan mahasiswa. Mahasiswa yang memilikimotivasi yang tinggi, belajarnya pasti akan lebih baikdibandingkan dengan para mahasiswa yang memiliki motivasirendah.d. Macam-Macam MotivasiMenurut Syaiful Bahri Djamarah dalam membicarakansoal macam-macam motivasi ada dua sudut pandang yaknimotivasi yang berasal dari diri pribadi seseorang yang disebut17Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis DiBidang Pendidikan,. hlm. 27.18104.16Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.

motivasi instrinsik dan motivasi yang berasal dari luar diriseseorang yang disebut motivasi ekstrinsik1. Motivasi fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalamsetiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukansesuatu.Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsikdalam dirinya, maka ia secara sadar akan melakukan suatukegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik selalu ingin majudalam belajar. 19Masih menurut Syaiful Bahri Djamarah, ada beberapaindikator seseorang yang memiliki motivasi instrinsik tinggi,sebagai berikut:a. Selalu ingin maju dalam belajarb. Kesadaran untuk melakukan aktivitas belajarc. Gemar belajard. Kebutuhan belajarBila seseorang telah memiliki motivasi instrinsikdalam dirinya , maka secara sadar ia akan melakukan suatukegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar. Seseorangyang memiliki motivasi ini, maka akan bisa melakukankegiatan belajar terus menerus.19Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Pendidikan, .hlm 149-15017

Seorang mahasiswa yang kegiatan belajarnya didorongoleh motivasi instrinsik maka melakukan kegiatannya sematamata untuk menguasai kompetensi, menikmati proses belajar,yang berlangsung serta merasakan kepuasaan bila kegiatanbelajarnya berhasil.Motivasi instrinsik ada didalam kegiatantanpa paksaan, tanpa iming-iming.Akan tetapi, peneliti melihat bahwa motivasi yangberasaldaridalam diri(instrinsik)mahasiswa masihkurangsehingga membutuhkan motivasi dari luar yang dapatmerangsang dirinya untuk semangat belajar.2. Motivasi EkstrinsikMotivasi ekstrinsik adalah daya dorongan dari luar diriseorang mahasiswa yang berhubungan dengan kegiatanbelajarnya sendiri .20 Motivasi ini akan aktif dan berfungdikarena adanya rangsangan dari luar diri mahasiswa.Beberapa bentuk motivasi ekstrinsik menurut Winkeldalam Yamin dapat berupa belajar demi memenuhi kewajiban,belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan, belajardemi memperoleh hadiah, belajar demi meningkatkan gengsidan belajar demi memperoleh pujian dari orang tua ataudosen.2120Iskandar, Psikologi Pendidikan Sebuah Orientasi Baru, (Jakarta:Gedung Persada Press, 2009), hlm. 18921M Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung PersadaPress, 2007), hlm 227-228.18

Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam kegiatanbelajar sebab tidak semua materi belajar menarik atau sesuaidengan kebutuhannya. Motivasi ini dapat berasal dari dosen,teman, keluarga maupun lingkungan yang akan memicukeinginan mahasiswa untuk belajar.2. Kesiapan Menjadi Guru Profesionala. Pengertian KesiapanPengertian kesiapan adalah kemampuan seseorangyang tersembunyi untuk belajar dengan cepat dan mudah, agardapat sampai kepada kemahiran yang tinggi dibidang-bidangtertentu apabila diberikan latihan-latihan yang uruhankondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberirespon/ jawaban di dalam cara tertentu terhadap situasi.”23Sedangkan menurut Muhaimin, “kesiapan adalahkematangan dan pertumbuhan fisik, psikis, intelegensi, latarbelakang pengalaman, motivasi, persepsi, dan faktor-faktorlain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.” 24 MenurutOemar Hamalik kesiapan adalah keadaan kapasitas yang ada22Abdullah Al-Gali dan Abdul Hamid Abdullah, Menyusun BukuAjar Bahasa Arab, (Padang: Akademia Permata, 2012), hlm. 13.23Slameto, Dasar-Dasar Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2003),hlm. 113.24Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: RemajaRosdakarya, 2002), hlm. 137.19

pada diri siswa dalam hubungan dengan tujuan pengajarantertentu.25Menurut Djamarah kesiapan merupakan kondisi diriyang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan .26Sedangkan menurut Soemanto ada orang yang mengartikanreadiness sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untukberbuat sesuatu. Seorang ahli bernama Cronbach memberikanpengertian tentang readiness sebagai segenap sifat ataukekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan caratertentu.27Dalam hubungannyadengankesiapanThordikemenyatakan bahwa belajar berlangsung berdasarkan tigamacam hukum pokok belajar yang salah satunya adalah hukumkesiapan (The Law of Readiness). Hukum ini menjelaskantentang kesiapan individu dalam melakukan sesuatu. Yangdimaksud kesiapan adalah kecenderungan untuk bertindak.Agar proses belajar mencapai hasil yang sebaik-baiknya, makadiperlukan adanya kesiapan organisme yang bersangkutanuntuk melakukan belajar tersebut. Ada 3 keadaan yangmenunjukkan berlakunya hukum ini. yaitu:25Oemar Hamalik, Perencanaan PengajaranPendekatan Sistem, 2003 (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 41.Berdasarkan26Syaiful Bahri Djamarah, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: RinekaCipta, 2002), hlm. 35.27Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hlm. 191.20

1. Bila pada organisme adanya kesiapan untuk bertindak atauberperilaku, dan bila organisme itu dapat melakukankesiapan tersebut, maka organisme akan mengalamikepuasan2. Bila pada organisme ada kesiapan organisme untukbertindak atau berperilaku, dan organisme tersebut tidakdapat melaksanakan kesiapan tersebut, maka organismeakan mengalami kekecewaan3. Bila pada organisme tidak ada persiapan untuk bertindakdan organisme itu dipaksa untuk melakukannya maka ak28Kesiapan yang dimaksud disini adalah kesiapanseseorang dalam hal ini mahasiswa ketika nanti akan terjunmenjadi guru yang profesional. Kesiapan itulah yang dibangunsejak menjalani masa studi atau belajar di perguruan tinggi.Jika mahasiswa tersebut merasa siap untuk menjadi guruprofesional setelah lulus tentu akan dibarengi dengan kesiapanmengikuti rangkaian pembelajaran di kampus dengan motivasibelajar yang besar.Menurut Wasty Soemanto dalam Psikologi pendidikan,motivasi yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuantujuan individu untuk mempertahankan serta mengembangkan28Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Beroirientasi Standar ProsesPendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2000), hlm. 11721

diri adalah sebagai salah satu faktor dari kesiapan.29 Jadi bisadikatakan bahwasanya motivasi adalah salah satu faktor yangmenjadikan seseorang itu mempunyai kesiapan. Dalam hal inimotivasi belajar mempengaruhi kesiapan untuk menjadi guruprofesionalSehingga kesiapan adalah keadaan yang menunjukkanbahwa seseorang sudah siap melakukan sesuatu. Dalampenelitian ini kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan baikfisik maupun psikis pada mahasiswa jurusan PGMI untukmenjadi guru profesional.b. Prinsip-Prinsip Kesiapan1) Menurut Slameto prinsip-prinsip kesiapan meliputi:a) Semuaaspekperkembanganberinteraksi(salingpengaruh mempengaruhi)b) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untukmemperoleh manfaat dari pengalamanc) Pengalaman - pengalaman mempunyai pengaruh yangpositif terhadap kesiapand) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalamperiode tertentu selama masa pembentukan dalam masaperkembangan302229Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan,.hlm. 191.30Slameto, Dasar-Dasar Pembelajaran,.hlm. 115.

2) Menurut Soemanto prinsip bagi perkembangan readinessmeliputi :a) Semua aspek pertumbuhan berinteraksi dan bersamamembentuk readinessb) Pengalaman seseorang ikut mempengaruhi pertumbuhanfisiologis individuc) Pengalamanmempunyaiefekkumulatifdalamperkembangan fungsi-fungsi kepribadian individu, baikyang jasmaniah maupun yang rohaniahd) Apabila readiness untukmelaksanakan kegiatanterbentuk pada diri seseorang, maka saat-saat tertentudalam kehidupan seseorang merupakan masa formatifbagi perkembangan pribadinya.31c. Pengertian Guru ProfesionalDalam pengertian yang sederhana, guru adalah orangyang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Gurudalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakanpendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembagapendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/musala,di rumah, dan sebagainya.3231Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan,.hlm. 192.32Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam InteraksiEdukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta,2010), hlm.31.23

Sedangkan makna guru atau pendidik sebagaimanadalam UUSPN No. 20 tahun 2003, Bab 1, pasal 1, ayat 6adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai r,instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengankekhusussannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakanpendidikan.33Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamamendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anakusia dini jalur pendidikan formal , pendidikan dasar danpendidikan menengah (UU No.14/2015).34Undang-Undang Guru dan Dosen no.14 tahun 2005pasal 1 ayat 4 mendefinisikan profesional sebagai pekerjaanatau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadisumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu ataunorma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.35Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, profesionaldiartikan sebagai “sesuatu yang memerlukan kepandaian33Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator ., hlm.2.34Harsono danJoko Susilo, Pemberontakan Guru: MenujuPeningkatan Kualitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 22.3524Undang-Undang Guru dan Dosen No.14 tahun 2015 pasal 1 ayat 4.

jelaskan profesional adalah orang yang melakukan sesuatudengan memperoleh pembayaran, sedangkan yang lain milikikemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruansehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagaiguru dengan kemampuan maksimal. Guru profesional adalahorang yang terdidik dan terlatih dengan baik , serta memilikipengalaman yang kaya di bidangnya.38Menurut Roestiyah seorang pendidik profesionaladalah seorang yang memiliki pengetahuan ketrampilan dansikap profesional pendidik, pendidikan memegang teguh engembangan profesi dan bekerja sama dengan profesiprofesi lainnya.39Sedangkan E. Mulyasa memberikan definisi bahwaGuru profesional adalah sebutan untuk guru yang telahmemiliki sertifikat pendidik berdasarkan undang-undang, dan36Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Edisi III, hlm.897.37Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan TenagaKependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 3.38Kunandar,

1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Istilah motivasi berasal dari kata ‘’motif’’ yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati langsung, tetapi dapat di

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis