BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Dasar 1. Pengertian Etika

2y ago
29 Views
2 Downloads
1.02 MB
19 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Isobel Thacker
Transcription

22BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Pengertian Dasar1. Pengertian EtikaPengertian etika menurut filsafat adalah ilmu yang mencermati mana yangbaik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauhyang dapat diketahui oleh akal pikiran. Istilah etika dalam kehidupan sehari-harisering disamakan dengan istilah budi pekerti, cara berfikir, sikap, susila,kewajiban, sopan santun, moral, akhlak dan lain sebagainya. Akan tetapi,sebenarnya etika dan moral merupakan dua kata yang berbeda dan moral disinisama halnya dengan akhlak. Meski secara konseptual dasar etika dan moral samayaitu menilai terkait sesuatu yang dianggap baik dan buruk. Dalam pemakaiankehidupan sehari-hari antara etika dan moral ada sedikit perbedaan. Moral dipakaiuntuk perbuatan yang sedang dinilai sedangkan etika dipakai untuk mengkajisistem-sistem nilai yang ada.1Etika secara etimologi berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berartiwatak, adat atau sebuah kebiasaan dan sangat identik dengan moral atau akhlak.Ethikos yang berarti susila, kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika”dibedakan dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik yang berarti kumpulan asasatau nilai yang berkenaan dengan akhlak nilai mengenai benar dan salah yangdianut suatu golongan atau masyarakat. Adapun etiket yang berarti tata cara atau1A. Charris Zubair, Kuliah Etika (Jakarta: Raja Grafindoo Persada, 1995), 13.22digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23adat, sopan santun dan sebagainya dalam masyarakat serta memelihara hubunganbaik sesama manusia.2Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahasterkait baik dan buruk atau benar dan tidaknya tingkah laku manusia sertamemfokuskan atau melihat kewajiban-kewajiban manusia. Ethics arti sebenarnyaadalah kebiasaan namun seiring berjalannya waktu pengertian etika berubahyakni, suatu ilmu yang membahas tentang masalah perbuatan atau tingkah lakumanusia dengan memperlihatkan sejauh yang dapat dicerna oleh akal pikiran.3Etika berasal dari hati nurani yang timbul bukan paksaan akan tetapididasarkan pada ethos, jiwa dan semangat. Etichs dapat berasal dari luar diri(menyenangkan orang lain) timbul karena keterpaksaan didasarkan pada norma,kaidah dan ketentuan.4 Etika sosial lebih luas daripada etika individual karenahampir semua kewajiban bersamaan dengan kenyataan bahwa individu tersebutadalah makhluk sosial. Etika sosial membahas norma-norma moral yang dapatmenentukan sikap atau tindakan antarmanusia.Kata lain dari etika adalah akhlak, dari bahasa arab. Dalam bahasaIndonesia akhlak berarti tata susila atau budi pekerti.5 Kata akhlak dalam AlQuran disebutkan dalam bentuk tunggal. Kata khulq dalam firman Allah swt.merupakan pemberian kepada Muhammad sebagai bentuk pengangkatan menjadi2Abd. Haris, Pengantar Etika Islam (Sidoarjo: Al-Afkar, 2007), 3.Istighfarotur Rahmaniyah, Pendidikan Etika Konsep Jiwa dan Etika Perspektif IbnuMaskawaih (Malang: Aditya Media, 2010), 58.4A. W. Widjaja, Etika Pemerintahan (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 8.5Rahmat Jatnika, Sistem Etika Islam; Akhlak Mulia (Surabaya, Pustaka Islam, 1985), 25.3digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24Rasul Allah. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah swt dalam surat alQalam ayat 4: Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”Akhlak dalam Islam adalah sifat yang diperintahkan Allah kepada Muslimuntuk dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan sebuah perbuatan. Sehinggawajib bagi Muslim untuk memiliki akhlak terpuji ketika melaksanakan ataumeninggalkan sebuah perbuatan. Akhlak hanya bisa dilihat ketika seorang Muslimmelaksanakan aktivitas tertentu seperti jujur dalam melaksankan amalan, adildalam memimpin dan lain sebagainya. Ada kalanya seseorang memusatkanperhatian pada masalah yang sebenarrnya terkait masalah moral. Karena tanpadisadari masalah yang muncul pada ruang lingkup kehidupan ialah masalah moraldan kebutuhan manusia atas berbagai jawaban terhadap masalah etis.6Menurut Aristoteles dalam buku kuliah Islam tentang etika dan keadilansosial ada kebaikan yang dapat dicapai dengan melatih dan membiasakan denganpengajaran terkait etika. Agar apa yang telah diajarkan yaitu kebaikan dapatdicapai semata-mata dengan berfikir, berfikir mencapai hakikat. Jika kitamempelajari al-Quran maka akan sesuai dengan surat Al-A’raaf ayat 7 yaitu: 6M. Yatim, Studi Akhlak dalam Perspektif al-Quran (Jakarta: Amzah, 2007), 4.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25 Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakandari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannyauntuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidakdipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan merekamempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayatAllah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.mereka Itulah orang-orang yang lalai.”7Dalam ayat tersebut Allah mengancam orang-orang yang tidakmenggunakan hatinya untuk memahami, memakai matanya untuk melihat danmemakai telinganya untuk mendengar dengan Neraka Jahanam. Allah yang MahaPengasih dan Maha Penyayang tidak biasa mengancam orang jika kesalahanseseorang bukan termasuk kesalahan yang besar. Karena, kesalahan ibarat samadengan kekafiran.Etika dalam tujuan falsafah untuk mengukur tingkah laku yang baik danburuk dan mengetahui sejauh mana akal pikiran manusia. Namun, disini etikakemudian mengalami kesulitan karena pandangan baik dan buruk pada masingmasing golongan atau masyarakat memiliki pandangan berbeda-beda dan sifatnyapun relatif. Sedangkan akhlak adalah sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yangterlatih sehingga jiwa itupun telah melekat pada sifat seseorang yang melahirkanperbuatan-perbuatan secara spontan tanpa dipikirkan atau dibayang-bayangkanlagi.7Muchtar Lintang, Kuliah Islam Tentang Etika dan Keadilan Sosial (Jakarta: BulanBintang, 1976), 37.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26Menurut Virginia Held dalam bukunya yang berjudul Etika MoralPembenaran Tindakan Sosial banyak seseorang berpendapat bahwa tradisi danagama merupakan jalan untuk mencari bimbingan dalam memecahkanpermasalahan moral. Menurutnya kedua bidang ini memiliki nilai yang terbataskarena melihat setiap tradisi yang ditunjukkan seseorang masih meragukan.Semisal setiap tradisi membedakan antara pria dan wanita maka hal ini bisa sajadapat disalah artikan dimana wanita disini telah merendahkan kaum wanita ataudapat dikatakan tradisi bersifat selektif. Atau semisal mengacu pada agamasebagai sumber nilai suatu moral hal yang akan dipikirkan adalah merekabertindak bukan atas dasar jiwa atau lahiriyah melainkan mereka bertindak atasanjuran agama.8Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tindakan yang etis tidak cukupdisandarkan pada nilai agama dan tradisi saja. Melainkan tindakan baik buruk bisadipelajari dari pesan moral yang disampaikan. Belakangan inipun banyak filosofiyang menaruh minat pada etika penerapan yang menangani masalah moral bukanmenangani teori moral yang abstrak.92. Pengertian PolitikPengertian politik secara etimologis, politik berasal dari kata “polis” yangmerupakan bahasa Yunani yang artinya negara kota. Kemudian diturunkandengan kata lain yakni “polities” yang artinya warga negara. Secara terminologipolitik banyak pendapat dari para ilmuwan diantaranya:89Virginia Held, Etika Moral Pembenaran Tindakan Sosial (Jakarta: Erlangga, 1991), 8.Ibid.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27a. Menurut Miriam Budiardjo politik adalah bermacam-macam kegiatandalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses untukmenentukan sebuah tujuan-tujuan dari sistem dan menjalankannya.b. Menurut Ramlan Surbakti politik adalah interaksi antar pemerintah danmasyarakat dalam rangka pembuatan dan pelaksanaan suatu keputusanyang mengikat. Hal ini dengan tujuan kebaikan bersama masyarakat dalamsuatu wilayah tertentu.c. Menurut F. Iswara politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaanatau teknik menjalankan kekuasaan terkait masalah-masalah pelaksanaan,kontrol kekuasaan dan pembentukan kekuasaan. Politik sesungguhnyayang dimaksudkan ialah hal-hal yang dihadapi dalam kehidupan seharihari terkait masalah negara dan pemerintahan.10Teori politik memiliki dasar moral yang fungsinya untuk menentukanpedoman dan patokan moral yang sesuai dengan akhlak. Fenomena politik yangterjadi dimaksudkan dalam rangka tujuan dan pedoman moral. Karena, kehidupanpolitik yang sehat sangatlah diperlukan pedoman dan patokan.11 Sekiranya adalima pandangan mengenai politik. Pertama, Politik ialah usaha-usaha yangditempuh warga negara untuk membahas dan mewujudkan kebaikan bersama.Kedua, politik adalah segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negaradan pemerintahan. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan untuk mencapai ataumempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai kegiatan10F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Grafindo Persada, 1980), 23.Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2008), 44.11digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum. Kelima, politik sebagai konflikdalam rangka mencari dan mempertahankan sumber-sumber yang dianggappenting.12Makna politik dalam Islam atau biasa digunakan di dunia Timur yaknimenggunakan istilah siyasah sebagai pengganti istilah politik. Pemakaian katasiyasah jauh lebih tua atau lama dibandingkan kata politik. Siyasah berasal daribahasa arab yang merupakan pengganti dari kata “sasa yasusu”, pelakunyadisebut “sa’is”. Dalam artian bahwa siyasah adalah ilmu pemerintahan yaitukewajiban menangani suatu yang mendatangkan kemasalahatan. Oleh karena itu,hal ini harus dipegang oleh orang yang benar-benar mengetahui betul tentangdasar-dasar pengetahuan dan peraturan dalam negara. Politik atau siyasah dalamIslam memiliki makna mengurus, memimpin, memerintah, menyuruh, mengelolakepentingan umum, menegakkan syari’at.13Dalam tulisan Yusuf Qardhawi dengan bukunya berjudul PedomanBernegara dalam Perspektif Islam menyatakan kata siyasah berasal dari bahasaarab asli yang artinya kepemimpinan dan pengertian politik Islam ini berkaitandengan pandangan ulama terdahulu yang mengartikan politik pada dua makna.Pertama, makna umum yaitu mengenai urusan manusia dan masalah kehidupandunia mereka berdasarkan syari’at agama. Kedua, makna khusus, yangmenyatakan pemimpin, hukum dan ketetapan-ketetapan diciptakan untuk12Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik (Jakarta: Grasindo, 2010), 2.Zainal Raharawin, “Teologi Politik Islam”, Jurnal Fakultas Ushuluddin dan DakwahIAIN (Ambon: t.p, t.th).13digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29mencegah kerusakan atau memecahkan masalah khusus yang terbatas dalamlingkup pemerintahan dan negara tertentu.14Menurut M. Dhiauddin Rais dalam bukunya yang berjudul Teori PolitikIslam menyatakan bahwa sistem pemerintahan yang dibangun oleh Rasulullahsaw. dan kaum mukminin pada saat itu yang hidup bersama beliau di Madinah.15Secara praktis dapat dikatakan beliau menggunakan sistem dengan dua karaktersekaligus yakni hakikat Islam yang sempurna, baik dari segi mengurus urusanurusan materi maupun urusan rohani serta mengurus perbuatan-perbuatan manusiadalam kehidupan dunia maupun akhirat. Nabi Muhammad saw. diutus tidak hanyamenyempurnakan akhlak manusia melainkan juga pendekatan agama terhadappolitik. Para filsafatpun umumnya mengatakan kedua hal tersebut tidak dapatdipisahkan, menyatu, saling beriringan satu sama lain.16B. Konsep Etika PolitikEtika terbagi menjadi dua yakni etika umum berlaku umum dan etikakhusus berlaku khusus (terbatas) di kalangan tertentu. Etika umum membahasprinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan manusia baik dalamfalsafah Barat maupun Timur, seperti dalam Islam dan aliran-aliran pemikiranlainnya. Tapi pada prinsipinya membicarakan asas-asas dari tindakan danperbuatan manusia serta sistem nilai yang terkandung di dalamnya.14Yusuf Qardhawi, Pedoman Bernegara dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 1999), 38.15M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 4.16Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan, 1997. 21.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30Sedangkan etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individual danetika sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinyasendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya,kewajiban dan tanggungjawabnya terhadap Tuhannya. Etika sosial membahaskewajiban serta norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi dalam hubungansesama manusia, masyarakat, bangsa, dan negara.17 Etika sosial meliputi cabangcabang etika yang lebih khusus seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis,etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, dan etika politik. Etika politiksebagai cabang dari etika sosial yang membahas kewajiban dan norma-normakehidupan politik. Dimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan yangberhubungan secara politik dengan individu atau kelompok masyarakat lain.Sebagai cabang etika lain, etika politik meletakkan dasar fundamentalsebagai manusia. Yakni bahwa manusia pada hakikatnya merupakan individu dananggota sosial sekaligus merupakan pribadi yang merdeka dan juga sebagaimakhluk Tuhan. Manusia pada dasarknya adalah makhluk yang beradab danberbudaya yang tidak bisa hidup di luar adab dan budaya tertentu. Ukuran palingutama dalam etika politik ialah harkat dan martabat manusia. Etika politiktergambarkan dari sikap dan perilaku politik suatu bangsa yang mana sesuaidengan kerangka aturan yang dapat membentuk logika berpikir individu ataupunpublik demi mencapai tujuan berbangsa dan bernegara.1817K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), 5.Franz Magnis Suseno, Etika Politik Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern(Jakarta: Gramedia, 1994), 12.18digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31Dengan demikian pengertian politik yang diletakkan pada etika politikmengandung pengertian luas. Terutama dikaitkan dengan kegiatan yangmenyangkut kepentingan publik dan tujuan-tujuan yang berhubungan dengankehidupan kenegaraan, pemerintahan, serta kegiatan-kegiatan dari berbagailembaga sosial, partai politik, dan organisasi keagamaan yang berkaitan langsungdengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.Dalam kehidupan sehari-hari tidak semua manusia dapat melakukantindakan berdasarkan pertimbangan moral dan akal pikiran. Tidak jarangseseorang melalukan tindakan yang mengutamakan egonya untuk hal yang tidakmasuk akal dan tidak bermoral. Untuk itu hukum sangatlah berfungsi memberipengertian mendasar terkait tindakan yang baik dan buruk dan mengingatkanmanusia dampak dari pelanggaran yang dilakukannya.Etika politik adalah filsafat moral yang mempertanyakan tanggungjawabdan kewajiban manusia sebagai manusia bukan hanya sebagai warga negaraterhadap negara melainkan hukum juga berlaku atasnya. Jadi dapat dikatakanetika politik ialah menjalankan suatu sistem dengan aturan-aturan moral yang adasehingga dari sini tidak merugikan orang atau sebagai perwujudan sikap danperilaku politikus atau warga negara.Politikus dan warga negara yang baik adalah politikus dan warga negarayang memiliki moral dan sikap yang jujur, memiliki integritas, menghargai oranglain, memiliki keprihatinan terhadap kesejahteraan umum serta kemaslahatanbersama. Akan tetapi, pada kenyataannya para pejabat pemerintah saat ini adalahdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32mereka rela melanggar prinsip-prinsip moral karena ingin berkuasa, mencarikekayaan atau loyal terhadap keluarga dan golongannya saja dengan memasangwajah peduli terhadap masyarakat dan melayani kebaikan publik bukan untukkepentingan pribadi. Sejarah kerajaan-kerajaan atau pangeran zaman dahulumengingatkan kita kembali akan buruknya moralitas pada zaman mereka. Haltersebut seakan muncul kembali pada zaman ini.19Menurut Azyumardi Azzra penguatan etika politik tentu tidak bisadilepaskan dari ideologi dan konstitusi. Semua gerak politik yang diperankan olehpara elite dan publik haruslah berpijak pada dua bentuk sebagai landasanberbangsa dan bernegara bahkan juga dalam interaksi menyeluruh. Jika etikapolitik tidak dijalankan oleh para aktor negara maka akan adanya ketidakpedulianpolitik yang dapat menghambat partisipasi masyarakat. Peningkatan partisipasibisa tumbuh karena salah satunya yakni adanya apresiasi dari para elite atasaspirasi rakyat. Masyarakat disini akan benar-benar dilibatkan contohnya dalampengambilan kebijakan dan kontrol atas pemerintahan.20Sejak masa pemerintahan Orde Baru hingga saat ini berbagai peristiwa dankasus politik memperlihatkan cara-cara politik di Indonesia yang cenderungterjerumus pada paham memisahkan realitas politik dari moralitas. Pertarunganantara kekuatan-kekuatan politik dalam memperebutkan kekuasaan dan jabatan,tindakan korupsi yang melibatkan pejabat negara, penyalahgunaan keuangan1920Anicotes B. Sinaga, Etos dan Moralitas Politik (Yogyakarta: Kanisius, 2004), 16.Azyumardi Azra, Etika dan Logika Berpolitik (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 8.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33negara, dana reboisasi hutan merupakan contoh pelanggaran etika politik yangterjadi di Indonesia.Di tingkat daerah proses pemilihan Gubernur atau Walikota selalu menjadiajang pertarungan yang tidak sehat mengingat banyaknya para calon anggotadewan yang ikut dalam memainkan money politic. Praktek yang dilakukan sepertiitu tentu menjadi sangat jauh terhadap nilai “keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia” yang secara langsung dan secara verbal para politisi dan birokratsering menyatakan bahwa politik yang benar haruslah mengenal peringatanperingatan moral. Politik sebagai urusan kekuasaan dan kepentingan publik perludidasarkan atas ideal-ideal moral.21Upaya mewujudkan pemerintahan yang bersih merupakan keyakinan yangbaik untuk diperjuangkan dan selalu menjadi perbincangan dalam agenda politikdi setiap pergantian periode kepemimpinan. Indonesia merupakan salah satunegara yang cukup sulit untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Ketika sudahseringkali mensosialisasikan pernyataan untuk melawan korupsi dan dibentuknyatim khusus pemberantasan korupsi. Namun, tetap saja adanya praktek korupsiyang terus terjadi malah semakin tidak terhitung. Kualitas korupsi di Indonesiaberada pada titik yang sangat rawan dalam penanganan tindakan korupsi.Permasalahan suap, korupsi, ketidakjujuran dan kurangnya ketaatan dalammenjalankan tugas merupakan implikasi kemerosotan moralitas baik da

dan pemerintahan. Ketiga, politik sebagai segala kegiatan untuk mencapai atau mempertahankan kekuasaan dalam masyarakat. Keempat, politik sebagai kegiatan 10 F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik (Jakarta: Grafindo Persada, 1980), 23. 11 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .