BAB II KONSEP PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED

2y ago
21 Views
3 Downloads
500.62 KB
45 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Waller
Transcription

BAB IIKONSEP PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM BASED LEARNINGA. Konsep Pembelajaran1. Arti dan Makna PembelajaranPembelajaran merupakan bagian atau elemen yang memiliki peran yangsangat dominan untuk mewujudkan kualitas lulusan (out put) pendidikan.Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas hidup suatu bangsa.Kegagalan pendidikan berimplikasi pada kegagalan suatu bangsa, sebaliknyakeberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa keberhasilan sebuahbangsa.Hakikat pembelajaran adalah mengasah atau melatih moral kepribadianmanusia, oleh karena itulah proses pembelajaran dituntut untuk selalumenyesuaikan dinamika masyarakat, artinya proses yang didalamnya dibutuhkanteknik dan model yang senantiasa sesuai tuntunan zaman yang menjadi dinamikakehidupan masyarakat. Untuk itu perlu kupasan dan kajian arti dan makna yangmendalam tentang bagaimana konsep pembelajaran itu sendiri.Menilik dari kata pembelajaran, dasar katanya adalah belajar yang dibubuhi awalan „pe‟ dan akhiran „an‟, yang berarti proses atau hal yang berkenaandengan membuat jadi. Muchith (2008: 2) mengibaratkan proses pembelajaransebagai sebuah proses meramu masakan untuk menjadi enak dan lezat. Kelezatansuatu masakan tidak cukup ditentukan oleh kelengkapan bumbunya, justru yangamat penting adalah kemampuan seorang cooki dalam meramu bumbu masakan.29

30Berdasarkan analog ini, maka pembelajaran adalah proses meramu bumbu,sedangkan guru adalah cooki.Agar ada pemahaman yang jelas, clear and distitict maka penting chith(2008:9)mengemukakan belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang ataupeserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara pembelajaran itu melibatkandua pihak yaitu guru dan peserta didik, yang didalamnya mengandung dua unsursekaligus, yaitu mengajar dan belajar (teaching and learning).Sagala (2009: 61) juga menilai bahwa pembelajaran merupakan proseskomunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagaipendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Jadi pembelajaranmenurutnya ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupunteori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. MenurutCorey (Sagala, 2009: 61) menyatakan bahwa konsep pembelajaran adalah suatuproses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelolauntukmemungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisikhusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaranmerupakan subset khusus dari pendidikan.Jadi pembelajaran telah mencakup di dalamnya proses upaya belajar danmengajar. Istilah pembelajaran ini merupakan perubahan istilah yang sebelumnyadikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) atau kegiatan belajarmengajar (KBM). Istilah pembelajaran mengusung misi perubahan paradigma di

31dalam proses belajar mengajar, dari belajar yang berpusat pada guru (teachercentred) menjadi belajar yang berpusat pada siswa (student centred).Hal tersebut ditegaskan Sanjaya (2008: 102) bahwa kata “pembelajaran”adalah terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam duniapendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliranpsikologi kognitif holistik yang menempatkan siswa sebagai sumber darikegiatan. Selain itu istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologiyang diasumsikan dapat mempermudah siswa mempelajari segala hal lewatberbagai macam media cetak, gambar, audio dan internet, sehingga semua inimendorong terjadinya perubahan peran guru dalam mengelolah proses belajarmengajar, dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai sumberfasilitator.Pengajaran lebih menekankan pada guru sebagai ”pemeran utama”(teacher centered), sedangkan belajar-mengajar menempatkan guru sebagaisubjek dan siswa sebagai obyek. Karena terjadinya transformasi makna—sebagaimana dijelaskan sebelumnya, maka istilah ”pengajaran” sebagai rmaknanyamenjadi”pembelajaran” sebagai bentuk pembendaan dari kata kerja ”belajar” (Manser,1996: 134).Untuk memahami lebih mendalam apa itu pembelajaran, akan ditelusurikonsep dan pengertiannya. Jonh W. Santrock (2007: 265) menyatakan bahwapembelajaran itu pada hakekatnya membantu murid untuk belajar. Lantasbagaimanakah belajar itu?. Teori dan konsep pembelajaran beragam macamnya,

32ini tergantung dari sudut pandang melihat dan cara mendeskripsikannya, namunmakna dan tujuannya sama.Morgan (Sagala, 2009: 13) menyatakan bahwa belajar adalah setiapperubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatuhasil dari latihan dan pengalaman. Menurut Bloom dikutip Sagala (2009: 33)belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorikuntuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat maupun sebagaimahkluk Tuhan Yang Maha Esa.Definisi belajar yang banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan,Abdul Mukti dalam Ismail (2008: 9) melihat beberapa dimensi dan indikatorbelajar sebagai berikut:a. Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, sikap tingkah lakudan keterampilan yang relatif tetap dalam diri seseorang sesuai tujuanyang diharapkan;b. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif;c. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mentalproses. Mental proses adalah serangkaian proses kognitifBelajar yang di indikatorkan diatas, jika ditelaah itu masih terkesan luasbelum mengambarkan secara detail belajar dimana, kapan dan bagaimana, karenabelajar cakupan luas, berlangsung dimana saja, di sekolah maupun di seputardunia anak. Untuk itulah dalam tulisan ini, penulis membatasi pengertian belajaryang hanya terjadi pada suatu proses hasil yang diharapkan pada suatu tujuanyang ditentukan secara akademik, yakni proses belajar yang terjadi secara formal

33pada sebuah lembaga pendidikan formal, jadi proses itu merupakan salah satupembelajaran.Pembelajaran yang didefinisikan oleh Oemar Hamalik (2001: 57) adalahsuatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal materialfasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapaitujuan pembelajaran. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297)bahwa kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untukmembantu siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumberbelajar.Mulyasa (2004: 100) melihat bahwa pembelajaran pada hakekatnyainteraksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilakukearah yang lebih baik. Darsono (2000; 24) merangkum pengertian pembelajarandari sudut pandang teori-teori belajar yang mengacu pada aliran Psikologitertentu diantaranya :a. BehavioristikPembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yangdiinginkan dengan menyediakan lingkungan (stimulus). Agar terjadihubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang diiginkan) perlulatihan, dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan ataureinforcement (penguatan).b. KognitifPembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada siswauntuk berfikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang

34dipelajari. Ini sesuai dengan pengertian belajar menurut aliran kognitifyang menekankan pada kemampuan kognisi (mengenal) pada individuyang belajar.c. GestaltPembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk memberikanmateri pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih stalt(polabermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensimengorganisir yang terdapat dalam diri siswa.Berdasar teori yang diuraikan di atas, maka tentunya dalam pemilihanakan konsep pembelajaran untuk kemudian diterapkan hendaknya berdasar padatujuan tertentu, artinya jika tujuan dari pembelajaran untuk memperolehketerampilan, maka teori behavioristik boleh diterapkan, sedangkan untukproblem based learning teori kognitif lebih tepat.2. Pendekatan Dalam PembelajaranPendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh olehguru dan peserta didik dalam mencapai tujuan kompetensi dasar. Pendekatanpembelajaran juga merupakan pilihan guru untuk beraktivitas, apakah guruakan menjelaskan suatu materi yang sudah tersusun pada bidang studitertentu, ataukah menggunakan materi yang terkait satu dengan yang lainnyadalam tingkat kedalaman yang berbeda atau bahkan merupakan materi yangterintegrasi dalam suatu kesatuan multi disiplin ilmu.

35Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponem atau unsuryaitu: peserta didik, pendidik atau guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran,metode mengajar yang digunakan, media pembelajaran, dan evaluasi yangcocok. jika semua komponem ini saling berinteraksi dalam prosespembelajaran maka sudah barang tentu akan memberikan konstribusi yangsignifikan terhadap perolehan mutu hasil pembelajarn.Akan tetapi ada hal yang perlu dipersiapkan oleh guru jadiotonomiprofesionalisme keguruan.Para ahli kependidikan dan ahli psikologi belajar telah banyakmemaparkan sejumlah konsep pendekatan pembelajaran, karena pendekatanini mengedepankan sebuah kajian psikologi, dimana pendekatan beracu padakondisi dan situasi peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran. Olehkarena itulah pendekatan pembelajaran yang dulu telah banyak mengalamiperubahan seiring dengan perkembangan zaman perlu dialihkan kependekatan yang baru, dalam hal ini Sagala (2009: 69) menidentifikasibeberapa perubahan dalam pendekatan dari cara lama ke cara yang baruyakni :a. Penerapan prinsip-prinsip belajar mengajar yang lugas dan terencanab. Mengacu pada aspek-aspek perkembangan sesuai tingkat peserta didikc. Dalam proses pembelajaran betul-betul menghormati individu pesertadidik

36d. adaperkembangan pribadi peserta didike. Menggunakan metode dan tekhnik mengajar yang sesuai dengankebutuhan materi pelajaranf. Memaparkan konsep masalah dengan penuh disipling. Menggunakan pengukuran dan evaluasi belajar yang standar untukmengukur kemampuan belajarh. Penggunaan alat-alat audio visual dengan memanfaatkan fasilitasmaupun perlengkapan yang tersedia secara optimal.Banyak pendekatan yang kita kenal dam digunakan dalampembelajaran dan tiap-tiap pendekatan memiliki karakteristik tersendiri.Karakteristik ini berhubungan dengan apa yang menjadi fokus dan mendapattekanan dalam pembelajaran. Ada pendekatan pembelajaran yang berfokuspada siswa, kemampuan berfikir, aktivitas, pengalaman siswa, berfokus padaguru, berfokus pada masalah (personal, lingkungan, sosial), berfokus padatekhnologi seperti sistem instruksional, media dan sumber belajar. Olehkarena itulah akan di uraikan macam-macam pendekatan yang dapatdiaplikasikan dalam proses pembelajaran diantaranya :a. Pendekatan Konsep dan ProsesPendekatan pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan karyaJerome Brunner, Jacqueline Goodnow, dan George Austin Brunner.Goodnow dan Austin (Uno: 2008: 9) yakin bahwa lingkungan sekitarmanusia beragam, dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan,

37mengkategorikan, dan menamakan semua itu. Kemampuan manusiadalam membedakan, mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilahyang menyebabkan munculnya sebuah konsep.Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yangsecara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatankepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh (Sagala,2009: 71). Pendekatan pembelajaran perolehan konsep adalah suatupendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswamemahami suatu konsep tertentu. Pendekatan pembelajaran ini dapatditerapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa.Untuk taman kanak-kanak, pendekatan ini dapat digunakan untukmemperkenalkan konsep yang sederhana (Uno: 2008: 11).Suatu konsep diperoleh melalui tiga tahap. Pertama adalah tahapkategorisasi, yaitu upaya mengkategorikan sesuatu yang sama atau tidaksesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian masuk ke tahapselanjutnya (kedua), kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategoriyang sesuai digabungkan sehingga membentuk suatu konsep (conceptformation). Setelah itu, suatu konsep tertentu baru dapat disimpulkan(tahap ketiga). Tahap terakhir inilah yang dimaksud dengan perolehankonsep. Sebagai contoh, seorang guru ingin mengenalkan konsepmamalia kepada siswanya. la tentu akan memperkenalkan beberapakategori (contoh) yang sesuai dan tidak sesuai. Misalnya, menyusui(sesuai), bertelur (tidak sesuai), mengandung (sesuai), tidak berbulu (tidak

38sesuai), berbulu (sesuai). Dalam hal ini anak akan memperoleh konsepbahwa mamalia adalah hewan yang menyusui, mangandung anaknya, danberbulu.Prosedur pelaksanaan pendekatan konsep dalam pembelajaranmelalui tiga tahap yakni (Uno: 2008: 12):Pertama, guru menyajikan data kepada siswa. Setiap datamerupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tersebut dapatberupa peristiwa, orang, objek, cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahubahwa dalam daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yangmemiliki kesa maan. Mereka diminta untuk memberi nama konseptersebut dan menjelaskan definisi konsep berdasarkan ciri-cirinya.Contohnya adalah seperti pembelajaran konsep mamalia di atas.Tahap kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertamadengan cara mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu padakonsep tersebut. Atau kedua dengan memunculkan contoh merekasendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi kebenaran dari dugaansiswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka untuk merevisikonsep yang masih kurang tepat.Tahap ketiga, mengajak siswa untuk menganalisis/mendiskusikanstrategi sampai mereka dapat memperoleh konsep tersebut. Dalamkeadaan sebenarnya, pasti penelusuran konsep yang mereka lakukanberbeda-beda. Ada yang mulai dari umum, ada yang mulai dari khusus,dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi di antara siswa ini menjadi

39pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi mana yang palingtepat dalam mamahami suatu konsep tertentu.Konsep tersebut di atas, memberikan gambaran bahwa sulitrasanya untuk sampai pada suatu definisi konsep. Rosser (Sagala, 2009:73) menyatakan bahwa konsep pada dasarnya abstraksi yang mewakilisatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan atauhubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Orangmengalami stimulus-stimulus berbeda-beda, membentuk konsep sesuaipengelompokan stimulus dengan cara tertentu. Menurut Gagne (1977)formasi konsep dapat disamakan dengan belajar konsep-konsep konkret,dan asimilasi konsep merupakan cara utama memperoleh konsep-konsepselama dan sesudah sekolah.Jadipendekatan tersebutsangatsesuai digunakan untukpembelajaran yang menekankan pada perolehan suatu konsep baru atauuntuk mengajar cara berpikir induktif kepada siswa. Model ini jugarelevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Bagianak-anak, konsep dan contohnya harus lebih sederhana dibandingkanuntuk anak tingkatan kelas yang lebih tinggib. Pendekatan Deduktif dan InduktifPendekatan ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuansiswa dalam mengolah informasi. Secara singkat pendektan tersebutuntuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

40Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula darikeadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yangbermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum diikuti dengan contohcontoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum itu kedalam keadaankhusus. Sedangkan pendekatan induktif pendekatan pengajaran yangbermula dengan menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian dapatdisimpulkan menjadi suatu fakta, prinsip atau aturan (Sagala, 2009: 77).Prosedur pelaksanaan pendekatan tersebut melibatkan tiga tahapanyang dikembangkan pada 3 strategi yakni:Strategi I: Pembentukan KonsepTahapan pertama dalam strategi pembentukan konsep ini terdiridari tiga Langkah, yaitu :(1) mengidentifikasi data yang relevan dengan permasalahan,(2) mengelompokkan data atas dasar kesamaan karakteristik, dan(3) membuat kategori serta memberi label pada kelompokkelompok data yang memiliki kesamaan karakteristik.Strategi 2: Interpretasi DataStrategi kedua ini merupakan cara mengajarkan bagaimanamenginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategipertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.Sebagai langkah pertama, guru dapat mengajukan pertanyaanyang dapat mendorong siswa agar dapat mengidentifikasi aspek-aspek

41tertentu dari suatu data. Sebagai contoh, setelah siswa membaca bahasantentang sistem ekonomi Afrika Selatan, Inggris, dan Jerman, gurumengajukan pertanyaan, "Aspek-aspek apa saja yang menjadi tulangpunggung sistem ekonomi ketiga negara tersebut?"Berikutnya guru meminta siswa untuk menjelaskan berbagaiinformasi yang diperolehnya dan menghubungkan antara yang satudengan yang lainnya. Pertanyaan yang diajukankan ini menekankan padapertanyaan-pertanyaan yang menunjukkan sebab akibat. Sebagai contoh,"Apakah menurut kalian sistem ekonomi ketiga negara tersebut sama atauberbeda? Mengapa?" atau "Apakah sistem ekonomi ketiga negara tersebutdidasarkan atas hal yang sama? Jika ya, apa yang membuat sistemekonomi antara ketiga negara tersebut sama dan apa yang membuatnyaberbeda?"Langkah ketiga adalah membuat kesimpulan. Pada bagian ini,guru dapat mengajukan pertanyaan "Jika demikian, aspek apa saja yangdapat menjadi dasar sistem ekonomi suatu negara?"Strategi 3: Pembelajaran prinsipStrategi ketiga merupakan kelanjutan dari strategi pertama dankedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, rekadiharapkandapatmenerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam situasi permasalahan yangberbeda. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untukmenjelaskan suatu fenomena baru.

42Langkah pertama yang harus diajukan guru adalah mengajukansuatu permasalahan baru. Pada bagian ini guru dapat mengajukanpertanyaan, "Apa yang akan terjadi jika Pak Dudung tidak memilikiseperangkat komputer di meja kasir toko swalayannya?" Langkahberikutnya adalah meminta siswa untuk menjelaskan prediksi atauhipotesisnya. Pertanyaan yang dapat diajukan adalah, "Menurut Andamengapa hal tersebut dapat terjadi?" Langkah terakhir adalah memintasiswa untuk menjelaskan dasar teori/argumen yang memperkuathipotesisnya. Pada bagian ini, siswa diminta untuk menggunakan logikadengan memanfaatkan data dan informasi pendukung yang cukup danakurat. Untuk kebutuhan ini, pertanyaan yang dapat diajukan guru adalah,"Apa alasan yang dapat memperkuat hal tersebut terjadi?"Jadi pendekatan pembelajaran ini ditujukan untuk membangunmental kognitif. Karenanya sangat sesuai untuk mengembangkankemampuan berpikir. Namun demikian, strategi ini sangat membutuhkanbanyak informasi yang harus digali oleh siswa. Kelebihan lain dari modelini, selain sangat sesuai untuk social study, juga dapat digunakan untuksernua mata pelajaran, seperti sains, bahasa, dan lain-lain. Satu hal lagiyang tidak kalah penting, model ini juga secara tidak langsung dapatmengembangkan kemampuan berpikir kreatif.c. Pendekatan Ekspositoris dan HeuristikEkspositorismemandang bahwatingkahlakukelasdanpenyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh pengajar.

43Hakekatnya bahwa mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuankepada peserta didik, peserta didik sebagai objek yang menerima apayang diberikan guru. Pendekatanekspositorismenempatkan gurusebagai pusat pengajaran, karena guru lebih aktif memberikan informasi,menerangkan suatu konsep,mendemonstrasikan keterampilan besertapenyelesaiannya, memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanyadan kegiatan guru lainnya dalam pembelajaran ini.Prosedur pelaksanaannya adalah pertama, persiapan yaitu gurumenyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi, kedua,pertautan bahan terdahulu yaitu: guru bertanya dan memberikan uraiansingkat untuk mengarahkan perhaatian peserta didik kepada materi yangtelah diajarka

pendekatan pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Pendekatan pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang dewasa. Untuk taman kanak-kanak, pendekatan ini dapat digunakan untuk

Related Documents:

Konsep dan Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran a. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Pembelajaran-1 ini, anda diharapkan dapat: 1. menjelaskan pengertian desain pembelajaran dengan bahasa sendiri. 2. menjelaskan konsep Pembelaj

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

pada setiap bab di Buku Siswa. Pertama, gambaran umum bab yang mendeskripsikan tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran, keterkaitan antar subbab dan keterkaitan bab ini dengan bab lain. Kedua, skema pembelajaran yang memuat waktu, aktivitas pembelajaran, kata kunci, sumber belajar utama dan tambahan. Ketiga, panduan pembelajaran yang

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN . PENGEMBANGAN KAMPUNG NELAYAN . Pada bab ini akan dilakukan sinstesis analisis guna mendapat arahan konsep desain Pengembangan Kampung Nelayan Karangwuni yang tepat sasaran. 6.1 KONSEP SISTEM LINGKUNGAN . 6.1.1 KONSEP KONTEKS FISIKAL . Kampung Nelayan berlokasi di Dusun Karangwuni, Desa Karangwuni,

audara pokok bahasan Hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa ini merupakan materi awal pengajaran keterampilan berbahasa. Pokok bahasan ini mencakup: (1) konsep umum strategi pembelajaran, (2) pendekatan pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, dan (5) teori yang melandasi berbagai strategi pembelajaran bahasa.

Nurhikma, 2020, Model pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika, Skripsi. Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguaran dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Bagaimana konsep penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran fisika, (2)

BAB KONSEP PERENCANAAN 1. Pengertian Perencanaan . tujuan dan manfaat perencanaan pembelajaran antara lain adalah; a. Sebagai landasan pokok bagi guru dan siswa dalam . PERENCANAAN PEMBELAJARAN PLS Page 11 BAB MERENCANAKAN PEMBELAJARAN Di berbagai wilayah, khususnya di daerah pedesaan, guru

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .