BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Kesejahteraan Sosial 1 .

2y ago
30 Views
2 Downloads
326.72 KB
54 Pages
Last View : 26d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronan Garica
Transcription

BAB IIPEMBAHASANA. Tinjauan Kesejahteraan Sosial1.Pengertian Kesejahteraan SosialKesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan tatanan (tata kehidupan) yangmeliputi kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satuaspek lebih penting dari lainnya, tetapi lebih tetapi lebih mencoba melihat padaupaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangannya adalahkeseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbanganantara aspek material dan spiritual. Kesejahteraan sosial merupakan ilmuterapan, ilmu yang saling meminjam dari disiplin ilmu lain, seperti psikologi,antropologi, hukum, ekonomi dan disiplin ilmu lainnya. Kesejahteraan sosialmemiliki tiga kerangka nilai, meliputi Body of knowledge (kerangkapengetahuan), Body of value (kerangka nilai) dan Body of skills (kerangkaketerampilan). Definisi Kesejahteraan Sosial menurut Suharto (2010:3) adalahsebagai berikut :Kesejahteraan sosial adalah suatu institusi atau bidang kesejahteraan yangmelibatkan aktivitas terorganisir yang diselenggarakan baik oleh lembagalembaga pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah,mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalahsosial, dan peningkatan kualitas hidup individu.Definisi tersebut menggambarkan kesejahteraan sosial adalah suatulembaga sosial yang beraktifitas atau yang berperan penting dalam mencegah,mengatasi atau memberikan kontribusinya dalam pemecahan masalah yang20

21dihadapi oleh setiap individu, kelompok, maupun masyarakat. Adapun definisikesejahteraan sosial yang lain menurut Suharto (2009: 154) adalah sebagai berikut: “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritualdan sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya”. Berdasarkan definisi tersebutmaka kesejahteraan sosial merupakan keadaan untuk memenuhi semua kebutuhandari mulai material dan spiritual sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnyadengan baik dan layak tanpa adanya halangan apapun. Fungsi sosialnya tersebutdapat juga berupa sosialisasinya serta mobilitas dalam kesehariannya.Definisi kesejahteraan sosial tentunya sangatlah beragam, namun padaintinya seluruh definisi kesejahteraan sosial tersebut merujuk pada keberfungsiansosial yang terjadi dalam upaya untuk dapat meningkatkan kebutuhan dalammasyarakat. Salah satu definisi yang juga tidaklah jauh berbeda dengan defisinikesejahteraan sosial yang telah dijelaskan diatas adalah definisi kesejateraan sosialmenurut UU No.6 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1 yang diperbaharui dalam UU No.11Tahun 2009 yang dikutip oleh Fahrudin (2012: 10) adalah sebagai berikut :Menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinyakebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hiduplayak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakanfungsi sosialnya.Definisi di atas menjelaskan kesejahteraan sosial merupakan suatu tatakehidupan yang bertujuan dengan pelayanan untuk individu, kelompok danmasyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga dapat melaksanakanfungsi sosialnya.

222.Tujuan Kesejahteraan embalikankeberfungsian setiap individu, kelompok dan masyarakat dalam menjalanikehidupan, yaitu dengan mengurangi tekanan dan goncangan yang dapatmeningkatkan kesejahteraan sosial. Tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosialyang sampai tingkat tertentu tercermin dalam semua program kesejahteraan sosialmenurut Schneiderman dalam Fahrudin (2012:10) adalah sebagai berikut :1. Untuk mencapai kehidupan yg sejahtera dalam arti tercapainya standarkehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, danrelasi-relasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya denganmasyarakat di lingkungannya, misalnya dengan menggali sumbersumber, meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yangmemuaskan.3.Fungsi-fungsi Kesejahteraan SosialKesejahteraan sosial selain memiliki tujuan untuk mencapai kehidupanyang layak bagi masyarakat, juga memiliki fungsi-fungsi yang berkaitan eratterhadap keberfungsian sosial dalam kehidupan. Selain itu kesejahteraan sosialjuga memiliki fungsi khusus yang berkaitan dengan penyesuaian sosial dan relasisosial sehingga diharapkan peranan-peranan sosial yang terganggu dapat kembalisesuai dengan apa yang diinginkan dan keberfungsian sosial masyarakat dapatkembali normal.

23Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial menurut Friedlander dan Apte, (1982)dalam Fahrudin, (2012: 12) adalah sebagai berikut :a. Fungsi Pencegahan (preventive)Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat individu, keluarga, danmasyarakat supaya terhindar dari masalah-masalah sosial baru.b. Fungsi penyembuhan langkankondisi-kondisiketidakmampuan fisik, emosional, dan sosial agar orang yang mengalamimasalah tersebut daapat berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.c. Fungsi Pengembangan (development)Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan sumbangan langsungataupun tidak langsung dalam proses pembangunan atau pengembangantatanan dan sumber-sumber daya sosial dalam masyarakat.d. Fungsi Penunjang (supportive)Fungsi ini mencangkup kegiatan-kegiatan untuk membantu mencapai tujuansector atau bidang pelayanan kesejahteraan sosial. Fungsi kesejahteraan sosialini dapat di terapkan dalam praktik pekerja sosial profesional dan dalampemecahan masalah penyandang disabilitas yang tidak dapat terlaksanakemandiriannya, upaya untuk memenuhi kemandirian penyandang disabilitaspihak lembaga yang terkait perlu untuk terlibat dalam memecahkan masalahtersebut.

244.Komponen Kesejahteraan SosialKesejahteraan sosial selain memiliki tujuan dan fungsi yang sangatpenting bagi yang mempelajarinya, kesejahteraan sosial juga memiliki beberapakomponen –komponen yang tidak kalah jauh penting. Komponen-komponentersebut menjadi suatu pembeda antara kesejahteraan sosial dengan kegiatankegiatan lainnya,Dikutip dalam Fahrudin (2012: 16) komponen-komponendalam kesejahteraan sosial antara lain :1) Organisasi formalUsaha kesejahteraan sosial terorganisasi secara formal dan dilaksanakanoleh organisasi/badan sosial yang formal pula.2) PendanaanTanggung jawab dalam kesejahteraan sosial bukan hanya tanggung jawabpemerintah melainkan juga tanggung jawab masyarakat.3) Tuntutan kebutuhan manusiaKesejahteraan sosial harus memandang kebutuhan manusia secarakeseluruhan, dan tidak hanya memandang manusia dari satu aspek saja, halinilah yang membedakan pelayanan kesejahteraan sosial dengan yang lainnya.Pelayanan kesejahteraan sosial diadakan karena tuntutan kebutuhan manusia.4) nakansecaraprofesionalberdasarkan kaidah ilmiah, terstruktur, sistematik, dan menggunakan metodadan teknik-teknik pekerjaan sosial dalam praktiknya

255) KebijakanPelayanan kesejahteraan sosial harus ditunjang oleh seperangkatperundang-undangan yang mengatur syarat memperoleh, proses pelayanan danpengakhiran pelayanan.6) Peran serta masyarakatUsaha kesejahteraan sosial harus melibatkan peran serta masyarakat agardapat berhasil dan memberi manfaat kepada masyarakat. Peran sertamasyarakat dalam hal ini adalah peran serta dari para penyandang disabilitasuntuk dapat turut serta berpartisipasi dalam mengikuti program peningkatankapasitas diri ini untuk meningkatkan keterampilannya.7) Data dan informasi kesejahteraan sosialPelayanan kesejahteraan sosial harus ditunjang dengan data dan informasiyang tepat. Tanpa data dan informasi yang tepat maka pelayanan akan tidakefektif dan tidak tepat sasaran.5.Bidang-bidang Pelayanan Kesejahteraan SosialDalam kesejahteraan sosial selain berfokus pada keberfungsian sosial yangterjadi di masyarakat, ternyata kesejahteraan sosial juga memiliki beberapabidang-bidang pelayanan dalam usaha kesejahteraan sosial. Tentunya hal ini lebihmenspesifikasi fokus-fokus pelayanan yang terdapat dalam ilmu kesejahteraansosial, fokus-fokus pelayanan dari beberapa cakupan yang terdapat dalamkesejahteraan sosial juga saling terkait erat antara satu dengan yang lainnya.Cakupan-cakupan tersebut antara lain terdiri dari :1) kesejahteraan anak dan keluarga

262) Kesejahteraan remaja dan generasi muda3) kesejahteraan orang lanjut usia4) pelayanan kesejahteraan sosial umum5) pelayanan rekreasional6) pelayanan sosial koreksional7) pelayanan kesehatan mental8) pelayanan sosial medis9) pelayanan sosial bagi penyadang cacat10) pelayanan sosial bagi wanita11) pelayanan sosial perumahan dan lingkunganB. Tinjauan tentang Intervensi Pekerjaan Sosial1.Pengertian Pekerjaan SosialKesejahteraan sosial pada dasarnya memiliki tujuan utama yang dapatdengan mudah dimengerti dan dipahami yakni berfokus untuk dapatmengembalikan keadaan keberfungsian sosial pada individu, kelompok, maupunmasyarakat. Namun, untuk dapat mewujudkan hal tersebut tentunya sangatlahdibutuhkan bantuan dari tenaga professional yang dapat turut serta membantudalam mewujudkan kondisi keberfungsian sosial tersebut. Tenaga professionalyang dapat membantu menangani dan mewujudkan hal tersebut adalah seorangpekerja sosial. Menurut Zastrow (1999) dalam Suharto (2009: 1) Pekerjaan sosialadalah:Aktivitas profesional untuk menolong individu, kelompok, masyarakatdalam meningkatkan atau memperbaiki kapasitas mereka agar berfungsi

27sosial dan menciptakan kondisi-kondisi masyarakat yang kondusif untukmencapai tujuan tersebut.Profesi pekerjaan sosial sesuai dengan pengertian di atas dalam melakukanpertolongan yaitu dalam bentuk pelayanan sosial yang didasari oleh kerangkapengetahuan (body of knowledge), kerangka keahlian (body of skill) dan kerangkanilai (body of value) yang secara integratif membentuk profil dan pendekatanpekerjaan sosial dengan menurut sertakan kemampuan dan kemandirian padaklien. Definisi yang tidak jauh berbeda mengenai Pekerjaan sosial juga terdapatmenurut IMFS (2000: 5) dalam Suharto (2014: 24) pekerjaan sosial adalah :Suatu profesi yang mendorong pemecahan masalah dalam kaitannyadengan relasi kemanusiaan, perubahan sosial, pemberdayaan danpembebasan manusia, serta perbaikan masyarakat, menggunakan teoripeori perilaku manusia dan sistem sitem sosialm pekerjaan sosialmelakukan intervensi pada titik dimana orang berinteraksi denganlingkungannya. Prinsip-prinsip hak asasi manusia dan keadilan sosialsangat penting bagi pekerjaan sosial.Berdasarkan definisi tersebut, maka pekerja sosial merupakan suatuprofesi yang memiliki tujuan untuk dapat memecahkan permasalahan sosialsehingga keberfungsian sosial dapat terwujud baik bagi individu, kelompok,maupun masyarakat tentunya dengan menggunakan teori-teori yang telah dikuasaidan juga menggunakan prinsip-prinsip yang berasaskan hak asasi patdenganmudahmenyelesaikan permasalahan sosial yang ada.2.Tujuan Intervensi Pekerjaan SosialBerdasarkan definisi dari pekerjaan sosial yang telah dijelaskan sebelumnyadapat dikemukakan secara umum bahwa pada dasarnya pekerjaan sosial bertujuanuntuk dapat memberikan bantuan dalam menangani permasalahan sosial yang ada

28dan juga turut serta membantu mengembalikan keberfungsian sosial yangsebelumnya terganggu dapat kembali seperti semula. Menurut The NationalAssociation Of Social Workers (NASW) dalam Huda (2009: 15) awalnya pekerjasosial mempunyai 4 tujuan utama, namun belakangan The Council On SocialWork Education menambah 2 tujuan pekerjaan sosial sehingga menjadi 6, yaitu :1. Meningkatkan kapasitas masyarakat untuk menyelesaikan masalahnya,menanggulangi dan secara efektif dapat menjalankan fungsi sosialnya.2. Menghubungkan klien dengan jaringan sumber yang dibutuhkan.3. Meningkatkan kinerja lembaga-lembaga sosial dalam pelayanannya agarberjalan secara efektif.4. Mendorong terciptanya keadilan sosial melalui pengembangan kebijakansosial yang berpihak.5. Memberdayakan kelompok-kelompok rentan dan mendorong kesejahteraansosial maupun ekonomi.6. Mengembangkan dan melakukan uji keterampilan atau pengetahuanprofessional.Berdasarkan tujuan pekerjaaan sosial tersebut, dapat disimpulkan bahwapekerjaan sosial memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan kapasitas masyarakatdalam upaya-upaya menyelesaikan permasalahan sosial dan juga dapatmemberdayakan kelompok-kelompok masyarakat yang ada untuk dapatmeningkatkan kesejahteraan sosialnya dan ekonominya dengan menggunakanpengetahuan-pengetahuan professionalnya.

29Usaha yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk dapat mencapai suatu tujuan yangsesuai yaitu untuk dapat memecahkan suatu permasalahan sosial dengan carameningkatkan kemampuan masyarakat dalam berinteraksi dengan orang lainmaupun dengan melakukan pemberdayakan kelompok-kelompok yang memilikikerentanan dalam hal kesejahteraan sosial maupun ekonomi tentunya merupakansalah satu upaya yang digunakan agar tingkat kesejahteraan sosial di lingkunganmasyarakat dapat sesuai dengan apa yang diharapakan dan juga keberfungsiansosial yang ada dalam masyarakat dapat berjalan dengan sesuai seharusnyasehingga tidak ada suatu permasalahan sosial yang akan dapat menyebabkanterganggunya keberfungsian sosial yang terjadi.Pekerja sosial dalam hal ini memandang bahwa masalah sosial merupakansuatu permasalahan yang dapat menganggu keberfungsian sosial dalammasyarakat sehingga dapat dipastikan masalah sosial merupakan suatu masalahyang sangat utama yang haruslah diselesaikan oleh pekerja sosial dan juga melaluikerja sama dengan masyarakat, pemerintah ataupun institusi terkait. Seperti PSBNWyataguna Bandung yang memberikan program peningkatan kapasitas dirikepada para penyandang disabilitas di PSBN Wyataguna Bandung ini mendorongpenyandang disabilitas untuk dapat bersama-sama menambah keterampilan yangtelah dikuasai sebelumnya. Dengan banyaknya para penyandang disabilitas yangberpartisipasi dalam mengikuti program peningkatan kapasitas diri, tentunyadiharapkan dapat bertambahnya keterampilan atau skill yang dimiliki nya agardapat lebih bermanfaat kepada masyarakat di luar panti ketika mereka lulus dariPSBN Wyataguna. Tentunya hal ini juga merupakan salah satu cara dari PSBN

30Wyataguna Bandung untuk meningkatkan kemandiriannya setelah mereka lulusdari PSBN Wyataguna. Peran pekerja sosial sebagai profesi salah satunya dalamhal ini adalah turut serta meningkatkan kinerja lembaga-lembaga dalam hal iniPSBN Wyataguna Bandung memberikan pelayanannya agar berjalan secaraefektif dan sesuai dengan tujuan.3.Fokus Intervensi Pekerja SosialBerdasarkan dari definisi pekerja sosial yang telah dijelaskan sebelumnyamaka dapat dipahami bahwa pekerja sosial merupakan suatu profesi yangmemiliki tujuan untuk dapat mencegah dan mengatasi suatu permasalahan sosialyang ada dan juga dapat mengembalikan keberfungsian sosial yang tergangguakibat dari adanya suatu permasalahan sosial yang terjadi. Pekerja sosial jugatidak hanya menangani permasalahan yang berkaitan dengan individu, namunjuga mengenai permasalahan sosial yang terjadi di ruang lingkup kelompok,ataupun masyarakat. Selain itu, pekerja sosial juga memiliki fokus intervensinyasendiri dalam memberikan pertolongannya. Menurut Iskandar dalam Suharto(2009: 5) Fokus intervensi pekerja sosial adalah:Fokus intervensi pekerja sosial yang berhubungan dengan kemampuanpekerja sosial untuk memusatkan perhatiannya, baik terhadap usaha klienmelihat aspek penting dari situasi tersebut, maupun memegang teguhbeberapa kesimpulan dari fokus tersebut atau kemajuan yang telah dicapai.Hal ini berarti bahwa pekerja sosial harus dapat memahami satu aspekmasalah atau alternatif pemecahannya.Berdasarkan definisi tersebut maka fokus intervensi pekerja sosialmerupakan suatu hal yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial untukmemusatkan suatu perhatiannya kepada klien dengan memahami aspek-aspek

31yang terjadi dalam suatu permasalahan sehingga dapat mengambil suatu caraataupun keputusan untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan tersebut.Intervensi yang dapat dilakukan oleh pekerja sosial dalam pengaruhprogram peningkatan kapasitas diri terhadap kemandirian ini adalah turut sertamembantu panti yang telah membuat program untuk melakukan pengembanganpelayanan terhadap program peningkatan kapasitas diri sehingga diharapkankemandirian dari para penyandang netra ini akan semakin tinggi untuk dapatmemanfaatkan program tersebut. Diharapkan dengan tingginya kemandirianpenyandang netra dalam program peningkatan kapasitas diri ini dapat membuatmereka lebih bersemangat dalam beraktifitas diluar panti dan juga lebih percayadiri akan gangguan lingkungan dari masyarakat luar. Untuk itu dapat dipahamibahwa dalam hal ini pekerja sosial juga turut serta bersama-sama dengan PSBNWyata Guna dan Kementrian Sosial RI selaku pembuat program yang berupapeningkatan kapasitas diri kepada penyandang disabilitas netra memiliki tujuankhusus yaitu menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi berupa kurangnyakemandirian dengan terus memberikan pelayanan-pelayanan yang dapatdimanfaatkan oleh klien panti khususnya penyandang disabilitas netra.Peran dari seorang pekerja sosial dalam hal ini bukan semata-mata hanyamenjadi seorang broker yang membantu menghubungkan antara panti sebagaipemberi layanan dan juga klien dalam hal ini penyandang disabilitas yangmenerima pelayanan saja, tetapi juga dapat turut serta membantu dengan menjadiseorang educator yang dapat melakukan dan memberikan informasi-informasikepada para klien agar dapat turut serta memanfaatkan program dan pelatihan

32yang telah diberikan oleh PSBN Wyata Guna Bandung, sehingga diharapkantingkat kemandirian penyandang disabilitas juga akan meningkat seiring denganinformasi-informasi.Pekerja sosial juga dapat berperan yang bersifatnya fasilitatif yaitu denganmemberikan semangat ataupun motivasi kepada para klien untuk dapatmemanfaatkan program pelatihan yang telah diberikan, sehingga diharapkankemandirian yang terjadi dapat ditekan khususnya untuk yang kurang percaya diriakan kondisinya sekarang. Diharapkan dari pemahaman para klien mengenaiprogram peningkatan kapasitias diri yang dikeluarkan oleh PSBN Wyata GunaBandung beserta tujuan-tujuan dan alasannya, para klien dapat memilikikemampuan yang tinggi untuk dapat lebih mandiri ketika di lingkungan luar pantitersebut.4.Metode Intervensi Pekerjaan SosialSetiap penanganan yang dilakukan oleh seorang pekerja sosial tentunyamenggunakan pengetahuan-pengetahuan dan ilmu yang telah dimiliki dan jugasecara professional dalam setiap penanganannya. Bidang garap pekerjaan sosialmencakup masalah sosial yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok danmasyarakat. Tentunya dalam hal ini seorang pekerja sosial juga harus dapatmenepatkan dirinya karena dalam setiap penanganan yang diberikan baik kepadaindividu, kelompok, ataupun masyarakat tentunya berbeda antara yang satudengan yang lainnya. Menurut Huda (2009: 18) Atas cangkupannya yang berbedaini pekerjaan sosial terbagi pada 3 level, yaitu :

33a) Mikro (individu)Pada level mikro ini penanganan yang diberikan lebih dikenal dengancasework (terapi perseorangan/terapi klinis).b) Mezzo (keluarga dan kelompok kecil)Pada level mezzo ini penanganan yang diberikan lebih dikenal dengan groupwork (terapi kelompok) dan family therapy (terapi keluaraga).c) Makro (organisasi atau masyarakat)Pada level makro ini penanganan yang diberikan lebih dikenal dengancommunity development (pengembangan masyarakat) atau policy analysis(analisis kebijakan).Berdasarkan metode intervensi pekerja sosial tersebut maka dalam hal inipekerja sosial menggunakan level mezzo karena pada program peningkatankapasitas diri ini memiliki subjek yaitu para klien penyandang disabilitas yangdiharapkan dapat berpartisipasi dalam memanfaatkan pelatihan yang diberikanyang merupakan suatu program yang dibuat oleh PSBN Wyata Guna Bandung.Dengan kemandirian yang tinggi dari para penyandang disabilitas ini akanmanfaat dan tujuan dari peningkatan kapasitas diri ini diharapkan dapat sedikitmenekan kurangnya permasalahan kemandirian dan kurangnya percaya diri parapenyandang disabilitas ketika terjun ke lingkungan masyarakat luar panti.Tujuan utama pekerja sosial dalam strategi mezzo ini yaitu memberikanmotivasi-motivasi dan juga informasi kepada para penyandang disabilitasmengenai program peningkatan kapasitas diri ini tentunya dengan bekerja samadengan panti untuk dapat mengatasi permasalahan yang berupa kurangnya

34kemandirian yang terjadi, selain itu pekerja sosial juga menjadi penghubungantara pihak penyandang disabilitas dan juga panti mengenai programpeningkatan kapasitas diri sehingga diharapkan pekerja sosial dapat menjadipenghubung yang dapat turut serta memberikan masukan-masukan gunamenjadikan program peningkatan kapasitas diri di PSBN Wyata Guna Bandungini semakin lebih baik dan juga bermanfaat.5.Model Pertolongan Pekerjaan SosialSelain strategi dan metode pekerjaan sosial yang sangatlah penting untukdapat membantu menyelesaikan suatu permasalahan sosial, model pertolonganyang digunakan juga sangatlah penting secara paradigmatic model pertolonganpekerjaan sosial sangat tergantung atau dipengaruhi oleh beroperasinya 5C, yangmerupakan kepanjangan dari concept, commitment, capability, connection, dancommunication dalam proses dan praktik pekerjaan sosial. Menurut Suharto(2014: 30) untuk lebih jelasnya 5C dijelaskan secara rinci, yaitu :1. ConceptMenunjuk pada perumusan konsep-konsep pekerjaan sosial yang akandijadikan focus of inquiry secara ringkas, menarik dan jelas.2. CommitmentPenerimaan secara konsisten terhadap konsep yang telah didefinisikan danakan digunakan sebagai pisau analisi.3. CapabilityKemampuan atau keahlian dalam mengaplikasikan konsep.

354. ConnectionKoneksi atau jaringan dengan mana praktik pekerjaan sosial beroperasimbaik dengan teman sejawat dalam bingkai asosiasi profesi lain secarateamwork.5. CommunicationMengkomunikasikan setiap hasil praktik dalam bentuk jurnal, buku. Bagimasyarakat modern, publikasi tertulis merupakan dinamika sentral danpendefinisi kemajuan peradaban.6.Nilai dan Kode Etik dalam Pekerjaan SosialDalam setiap profesi tentunya memiliki kode etik dan juga nilai-nilai yangada. Hal tersebut tentulah sangat diperlukan agar suatu profesi tidak keluar darigaris-garis yang telah ditentukan dan juga tetap pada koridor yang seharusnya.Hal tersebut tidaklah terkecuali pada profesi pekerjaan sosial, menurut Reamer(1999: 26) dalam Huda (2009: 143) Secara umum bentuk nilai yang dapatdinukilkan dari kode etik NASW (National Association Of Social Worker) antaralain :1) PelayananPrinsip etiknya adalah pekerja sosial harus mengutamakan tujuan untukmembantu masyarakat yang membutuhkan dan memusatkan padapermasalahan sosial.2) Keadilan sosial

36Prinsip etik dari nilai ini adalah pekerja sosial wajib untuk menentangketidakadilan sosial. Ujuan inti pekerjaan sosial adalah menuju perubahansosial yang lebih humanis dan mengarah kepada kesejahteraan sosial.3) Harkat dan martabat seseorangPrinsip etik dari nilai ini adalah pekerja sosial menghormati harkat danmartabat seseorang.4) Mementingkan hubungan kemanusiaanPrinsip etik dari nilai ini adalah pekerja sosial mengakui dan mengutamakanhubungan kemanusiaan.5) IntegritasPrinsip etik dari nilai ini adalah pekerja sosial harus mempunyai perilakuyang dapat dipercaya.6) KompetensiPrinsip etik dari nilai ini adalah pekerja sosial harus mempraktikkankeahlian profesionalismenya dalam proses pertolongan yang dilakukan.7.Faktor Penyebab Kurang Populernya Profesi Pekerja SosialBerbagai macam profesi di Indonesia semakin maju semakin tumbuh danberkembang, salah satunya adalah profesi pekerja sosial. Namun, masih sangatlahbanyak masyarakat Indonesia yang kurang mengenal profesi pekerjaan sosial.Padahal dalam praktiknya pekerja sosial sangatlah dekat dengan masyarakat. Halini dapat dipahami sebab ilmu ini lahir dan berkembang di barat. Tetapi bukanberarti pekerja sosial tidak relevan dikembangkan di Indonesia, sebab fokus kajianpekerjaan sosial adalah membantu individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat

37yang mengalami masalah dan kesulitan. Menurut Huda (2009: 4) Ada banyakfaktor yang menyebabkan kurang populernya profesi pekerjaan sosial, antara lain :1) Istilah yang dipakai tidak spesifik dan kurang tegas. Istilah yang spesifikdan tegas ditunjukkan misalnya pada profesi dokter atau guru, tetapi pekerjasosial justru identik dengan kegiatan skarela dan tidak professional.2) Menyangkut stigma, pekerja sosial identik dengan pekerjaan sukarela, tidakdibayar, sehingga muncul kesan tidak profsional. Akibatnya profesi inikurang dihargai dan tentu saja tidak banyak diminati.3) Profesi ini dalam praktiknya tergantikan oleh profesi lain. Misalnya dimasyarakat yang masih menjunjung tinggi suatu adat, profesi ini diperankanoleh tokoh-tokoh adat.Berdasarkan penjelasan tersebut, dapatlah diambil kesimpulan bahwaprofesi pekerja sosial sebenarnya merupakan profesi yang sangatlah pentingkhususnya di masyarakat, namun kurangnya pengetahuan, promosi ataupuninformasi mengenai profesi pekerja sosial membuat masyarakat tidak begitutertarik untuk mencari tahu mengenai profesi tersebut, hal ini tentu sangatlahberbeda dengan Negara barat. Pekerja sosial di Negara barat telah mempunyaibagian sendiri dalam masyarakat tentunya hal ini sangatlah berbanding terbalikyang terjadi di Negara Indonesia, memang tidak bisa disalahkan juga kurangnyapengetahuan masyarakat dan kurangnya informasi yang ada mengenai profesi inimenyebabkan banyak yang mendefinisikan pekerja sosial merupakan profesiseorang relawan, yang dalam artian hanya turut membantu dengan tenaga danjuga tanpa mendapatkan pendapatan, tentunya jika dilihat secara rinci hal ini

38sangatlah berbeda, pekerjaan sosial merupakan suatu profesi yang dalam setiappenangannya menggunakan metode-metode maupun keilmuan-keilmuan yangtelah dipelajarinya dan tentunya profesi ini pun mendapatkan dukungan dan jugapendapatan yang tidaklah sedikit.C. Tinjauan tentang Masalah Sosial1.Pengertian Masalah SosialIndonesia merupakan salah satu Negara berkembang di Asia yang erjadi.Tentunyapermasalahan sosial yang terjadi dapat disebabkan oleh banyak hal, tentunya haltersebut dapat menyebabkan ketimpangan sosial sehingga dapat mengganggupada kehidupan bermasyarakat. Menurut Kartono (1992; 1-2) dalam Huraerah(2008; 4), mendefinisikan masalah sosial adalah “Situasi sosial yang dianggapoleh sebagian besar dari warga masyarakat sebagai menganggu, tidakdikehendaki, berbahaya, dan merugikan orang banyak”.Berdasarkan definisi diatas bahwa masalah sosial yang terjadi akanberdampak pada terganggunya aktivitas ataupun hal lain yang menyebabkan tidakberjalannya mobilitas atau sosialisasi dengan normal sehingga merugikan bagibanyak orang dan mengganggu keberfungsian sosialnya. Untuk mengatasipermasalahan tersebut dibutuhkan seorang pekerja sosial agar keberfungsiansosial yang sebelumnya terganggu dapat berjalan sebagaimana mestinya danmasalah-masalah sosial tersebut dapat teratasi. Definisi masalah sosial jugadikemukakan oleh Rubbington et al (1981) dalam bukunya The Study Of Social

39Problem yang dikutip oleh Rudito (2008: 44), dalam hal itu Rubbingtonmendefinisikan masalah sosial adalah :Sebuah situasi yang diduga bahwa situasi tersebut tidak cocok ataubertentangan dengan nilai-nilai sejumlah orang atau komuniti,dan orangdalam komuniti tersebut sepakat bahwa harus ada aksi yang dilakukanuntuk merubah situasi tersebut.Definisi diatas menjelaskan bahwa masalah sosial merupakan suatu situasiyang tidak diharapkan orang atau komuniti, namun dalam kehidupanbermasyarakat masalah sosial tidaklah dapat terpisahkan begitu saja. Tentunyamasyarakat haruslah memiliki cara untuk dapat mengatasi permasalahan sosialtersebut, salah satunya adalah dengan adanya aksi ataupun kegiatan untuk dapatmerubah hal tersebut.2.Pandangan tentang Masalah SosialDalam masalah sosial terdapat 2 pandangan yang berbeda, pandangantersebut berasal dari persepsi yang dibedakan oleh kelas yang ada. Perbedaanpersepsi tersebut tentunya menimbulkan pandangan yang berbeda antarakeduanya. Pandangan tersebut yaitu :1) Pandangan umum atau orang awamPada pandangan ini orang awam dan umum cenderung menanggapimasalah sosial sebagai suatu yang berkenaan langsung dengan sendikehidupan dirinya selaku anggota komuniti.2) Pandangan para ahliPada pandangan ini para ahli cenderung menanggapi masalah sosial terjadidikarenakan adanya faktor lain yang mendukung sehingga terjadi suatupermasalahan sosial

403.Klasifikasi Masalah Sosial berdasarkan SumbernyaMasalah sosial timbul karena adanya nilai-nilai ataupun perilaku yangtidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.Namun, dalam setiap masalah sosial tentunya terdapat juga sumber-sumberpermasalahan yang akan tentu menjadi suatu akar permasalahan sehingga menjadisuatu masalah sosial. Masalah sosial juga memiliki kualifikasi-kualifikasi sepertiyang dikutip dalam Soekanto (2012: 314) Klasifikasi masalah sosial berdasarkansumber-sumbernya, yaitu :1. Ekonomis (contoh : kemiskinan, pengangguran, dsb)2. Biologis (contoh : penyakit)3. Biopsikologis (contoh : penyakit saraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa)4. Kebudayaan (contoh : perceraian, kejahatan, kenakalan anak-anak, konflikrasial, dan keagamaan)Berdasarkan klasifikasi-klasifikasi masalah sosial tersebut dapat dipahamibahwa masalah sosial memiliki berbagai macam klasifikasi yang berdasarkandengan berbagai sumber-sumber yang ada dalam kehidupan bermasyarakat.Tentunya hal tersebut menjadi suatu pembelajaran khususnya untuk pemerintahmaupun warga Negara agar permasalahan sosial yang ada dapat diminimalisir.D. Tinjauan Tentang Disabilitas Netra1.Tuna NetraTuna netra adalah orang yang memiliki ketajaman penglihatan 20/200 ataukurang pada mata yang baik, walaupun dengan memakai kacamata, atau yangdaerah penglihatannya sempit sedemikian kecil sehingga yang terbesar jarak

41sudutnya tidak lebih dari 20 derajat. (Efendi, 2006) tuna netra dapat d

pekerjaan sosial dengan menurut sertakan kemampuan dan kemandirian pada klien. Definisi yang tidak jauh berbeda mengenai Pekerjaan sosial juga terdapat menurut IMFS (2000: 5) dalam Suharto (2014: 24) pekerjaan sosial adalah : Suatu profesi yang mendorong pemecahan masalah dalam kaitannya deng

Related Documents:

Pembahasan Soal Ujian Profesi Aktuaris Persatuan Aktuaris Indonesia A20-Probabilitas dan Statistika Periode 2014-2019 Penyusun: Wawan Hafid Syaifudin, M.Si, MAct.Sc. 2019. DAFTAR ISI BAB 1 Pembahasan A20 Nopember 2014 2 BAB 2 Pembahasan A20 Maret 2015 33 BAB 3 Pembahasan A20 Juni 2015 60

Pembangunan Rusun ASN Pemkab Malang)" dengan membuat Bab I samapi Bab V. Bab I berisi Pendahuluan, Bab II berisi Tinjauan Pustaka, Bab III berisi Metodologi Penelitian, Bab IV berisi Analisa dan Pembahasan, Bab V berisi Kesimpulan dan Saran. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dalam penelitian kualitatif agak sulit untuk dibedakan dan dipisahkan, karena sifat dari informasi yang diperoleh, maka bagian hasil dan bagian pembahasan disatukan. Ada tiga pembahasan dalam penelitian ini yaitu bagaimana terjadinya limpahan pengetahuan pada klaster industri animasi di Cimahi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA & PEMBAHASAN . A. Tinjauan Pustaka . 1. Asuransi a. Pengertian Asuransi Asuransi dalam sudut pandang hukum dan ekonomi merupakan bentuk manajemen risiko utama yang digunakan untuk menghindari kemungkinan terjdinya kerugian yang tidak tentu. Asuransi didefinisikan sebagai transfer yang

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.