PARADIGMA, PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN FENOMENOLOGI .

3y ago
91 Views
9 Downloads
336.35 KB
21 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kelvin Chao
Transcription

PARADIGMA, PENDEKATAN DAN METODEPENELITIAN FENOMENOLOGIOleh:Mami Hajaroh 1AbstrakTulisan ini bermaksud mendeskripsikan tentang paradigma, pendekatan dan metodepenelitian fenomenologi. Penelitian terhadap fenomena pendidikan sangatdipengaruhi oleh paradigma atau cara pandang kita terhadap fenomena tersebut.Selanjutnya paradima yang digunakan akan menentukan pendekatan penelitian yanggunakan dan menjadi dasar dalam menyusun metode penelitian. Secara implisitmaupun eksplisit posisi paradigma memiliki konsekuensipenting dalammelaksanakan penelitian, interpretasi temuan dan pemilihan kebijakan.PendahuluanPenelitian merupakan salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mestidilakukan oleh para civitas akademika terutama dosen dan mahasiswa. Dosen sangatberkepentingan dengan penelitian karena penelitian selain menjadibagian daritugasnya juga menjadi salah satu persaratan dalam kenaikan jabatan. Sekaligusdengan aktifitas penelitian dosen menunjukkan kemempuan profesionalnya.Demikian halnya dengan mahasiwa, mereka tidak akan pernah mendapatkan gelarsarjana, magister maupun doktor jika tidak pernah menyelesaiakan penelitiannyasebagai tugas akhir.Sedemikian penting kemampuan meneliti bagi dosen dan mahasiswa. Merekayang paham dan sering melakukan penelitian maka hampir pasti akan cepat mencapaijabatan tertinggi bagi dosen dan akan paling cepat lulus bagi mahasiswa. Akan tetapiseringkali penelitian justru dianggap sebagai sesuatu yang menghantuisehinggaberakibat pada lamanya studi mahasiswa atau tertundanya kenaikan jabatan bagidosen. Kekurang pahaman terhadap konsep-konsep dasar penelitian sering menjadi1Dosen Program Studi Kebijakan Pendidikan FIP UNY, bidang keahlian Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.1

sumber masalah ketika peneliti akan memulai menyusun proposal dan melaksanakanpenelitian.Membahasparadigma, pendekatan danmetode penelitian fenomenologipenting agar memberikan pemahaman secara komprehensif dalam merancangpenelitian pendidikan. Penelitian terhadap fenomena pendidikan dipengaruhi olehparadigma atau cara pandang (paradigma) kita terhadap fenomena. Paradima yangdigunakan akan menentukan pendekatan dan menjadi dasar dalam menyusun metodepenelitian. Posisi paradigma memiliki konsekuensi penting dalam melaksanakanpenelitian, interpretasi temuan dan pemilihan kebijakan.Paradigma PenelitianParadigma menurut Thomas Kuhn dipergunakan dalam dua arti yang berbedayakni paradigmaberarti keseluruhan konstelasi kepercayaan, nilai, teknik, dansebagainya yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota masyarakat tertentu. Di sisilain paradigma juga berarti menunjukkan pada sejenis unsur dalam konstelasi itu,pemecahan teka-teki yang kongkret, yang jika digunakan sebagai model atau contohdapat menggantikan kaidah-kaidah yang eksplisit sebagai dasar bagi pemecahan tekateki sains yang normal yang masih tertinggal (Kuhn, 2002:180). Thomas Kuhn(2002:103) juga mengeksplisitkan bahwa perubahan paradigma dapat menyebabkanperbedaan dalam memandang realitas alam semesta. Realitas dikonstruksi oleh modeof thought atau mode of inquiry tertentu, kemudian menghasilkan mode of knowingyang spesifik.Menurut Denzin dan Lincoln (1994: 107) paradigma dipandang sebagaiseperangkat keyakinan-keyakinan dasar (basic believes) yang berhubungan denganyang pokok atau prinsip. Paradigma adalah representasiyang menggambarkantentang alam semesta (world). Sifat alam semesta adalah tempat individu-individuberada di dalamnya, dan ada jarak hubungan yang mungkin pada alam semestadengan bagian-bagiannya.Denzin dan Lincoln (1994:108) membagi istemology,dan

methodology.Ontology berkaitan dengan pertanyaan dasar tentang hakikat realitas.Epistemology mempertanyakan tentang bagimana cara kita mengetahui sesuatu, danapa hubungan antara peneliti dengan pengetahuan. Methodology memfokuskan padabagaimana cara kita memperoleh pengetahuan.Guba and Lincoln (Denzim dan Lincoln, 1994:109) menempatkan empatparadigmapenelitian yakni: positivism, post-positivism, critical theory, danconstructivism sebagaimana dalam tertuanggambar tabel 1.Perbedaan dalamasumsi paradigma tidak dapat diabaikan seperti dikatakan semata-mata berbedasecara “philosophical”. Secara implisit maupun eksplisit posisi paradigma memilikikonsekuensipenting dalam melaksanakan penelitian, interpretasi temuan danpemilihan kebijakan.Tabel 1.Basic Beliefs (Metaphysics) of Alternative Inquiry ParadigmItemOntologyPositivismNaïve realism“real” reality butappre-henddablePostpositivismCritical realism„real” reality butonly imperfectlyand objectivist;finding ion ofhypotheses;chieflyquantitativemethodsModified dualist/objetivist; criticaltradition/ community; findingprobably trueModified experimental/ manipulative; criticalmultiplismfalsifycation ofhypotheses; mayinclude qualitative methodsCritical TheoryHistorical realism- virtual reality-shaped by social,political, cultural,econo-mics,ethnic, and gendervalues; crytalizedover ingsConstructivismRelativism localand eated findingsDikutip dariDenzim dan Lincoln, 1994:109Empat paradigm tersebut (positivism, post-positivism, critical theory, andconstructivism) bersesuaian dengan sepuluh isu utama.3

Tabel 2: Posisi Paradigma Pada Pemilihan Isu-isu PraktikIsuePositivismInquiry aimNature ofKnowledgeKnowledgeAccumulationGoodness si: memprediksi danmengontrolCritical ikanHipotesishipotesisnon-falsifiedmenetapkanatau hukumsebagai fakta atauhukumPengukuhan- membangunbangunan, menambah bangunanpengetahuan; menggeneralisasidan hubungan sebab akibatKritik dantransformasi; restitusidan emansispasiPengertian yangmendalan iran individualyang menyatu dengankonsensuslingkungan sosialRevisionisme sejarah;rekonstruksi lebihmenggeneralisasidapat diinformasikandengan kesamaandan shopis-ticated/otentik; kemungkinansalah pahamTerikat situasi sejarah; Derajat kepercayaan;memudarnya ketidakotentisitas;tahuan; dorongankemungkinan salahterhadap aksipahamTercakup-formatifBerasal dari dalam:Berasal dari dalam;mencari kebenaranproses mencarirelevansi; problemyang spesial”Transformasi”Partisipan yang berintelektual” sebagaikepentingan” sebagaiadvokasi dan aktifitas fasilitator darirekonstruksi bagituntutan yangberagamResosialisasi: kualitatif dan kuantitatif; historis;nilai-nilai pemberdayaan dan pengorbananKriteria yang konvensional yangkaku: validitas internal daneksternal, reliabilitas danobyektifitasDihilangkan- menolak pengaruhEkstrinsik dan menolak manipulasiVoice”Ilmuwan yang bebas kepentingan” sebagai pemberi infor-masibagi pembuat keputusan, pembuatkebijakan dan agen perubahanTrainingTeknis danTeknis,kuantitatif;kuantitatif danteorikualitatif, dankanDalam kontrol publikasi,temuan,pendanaan, peningkatan dan ak dapat disepadankanMencari pengakuan dan massukanDikutip dari Guba dan Lincoln dalam Denzim dan Lincoln (1994:112)Empat isu pertama (inquiry aim, nature of knowledge, knowledgeaccumulation, and quality criteria) dianggap secara khusus penting oleh positivismedan post-positivisme, yakni bersumber pada alur berpikir dalam ilmu pengetahuanalam yang cenderung melegitimasi hukum, menempatkan logika, melakukan4

simplifikasi dan aturan guna memberikan penjelasan yang rasional. Paradigma inimenempatkan nilai/value di luar kajian penelitian, karena penelitian sebagai ilmudipandang bebas nilai.Nilai/value dan ethic merupakan isu yang secara serius diambil semuaparadigma meskipun konvensionaldan respon yang muncul cukup berbeda.Terutama oleh critical theory, and constructivism yang berpandangan bahwa nilaitercakup dan ikut memberikan pengaruh. nilai juga merupakan bagian integral dalaminteraksi sosial. Ethic pada constructivism muncul dari dalam proses mencarirelevansi dan problema khusus. Pada, critical theory,ethic berasal dari dalammencari kebenaran.Empat isu terakhir (voice, training, accommodation, dan hegemoni) dianggapmerepresentasikan area paradigma alternatif yang dapat dipakai sebagai pilihandengan menggunakan pola berpikir baru (Guba and Lincoln, 1994:112-113) .Implikasi posisi setiap paradigma terhadap praktek memilih isu-isu penelitian dapatdilihat dalam tabel 6 yang disusun oleh Guba dan Lincoln (Denzim dan Lincoln,1994:112)Pendekatan PenelitianPendekatan penelitian meliputi dua pilihan yakni kualitatif dan kuantitatifdengan asumsi pemahaman masing-masing pendekatan dituliskan secara kontras padabeberapa dimensi (Creswell, 1994:4). Creswell (1994:5-7) mengutip tulisan Guba danLincoln (1998), Firestone (1987) dan Mc Cracken (1988) untuk menggambarkanperbedaan asumsi kuantitatif dan kualitatifdilihat dari perbedaan memandangrealitas, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti, peran nilai, dan retorika antarapendekatan kuantitatif dan kualitatif yang memunculkan metodologi penelitian yangberbeda pula. Lincoln dan Guba dalam Naturalistic Inquiry (1985: 70-91)menjelaskan lebih mendetail tentang pendekatan penelitian kualitatif. Pertama, tabahwapenelitimengkonstruk/membangun realitas yang dia lihat. Dalam gagasan penelitian kualitatif5

masing-masing orang dilibatkan dalam penelitian, sebagai partisipan atau subyekbersama-sama mengkonstruk realitas. Kedua, secara epitemologis, penelitiankualitatif didasarkan pada nilai dan judgment nilai, bukan fakta. Dalam pandanganumum di lapangan mereka mengklaim bahwa nilai peneliti memandu dan membentuksimpulan penelitian sebab peneliti membangun realitas dari penelitian. Dalam waktuyang sama peneliti memiliki sensitifitas pada realitas yang diciptakan oleh orang lainyang terlibat, dan konsekuensi perubahannya dan perbedaan-perbedaan nilai. Semuatemuan dalam penelitian kualitatif yang dinegosiasikan secara sosial diakui benar.Ketiga, penelitian kualitatif bersifat empiris dan ilmiah sebagaimanapenelitian kuantitatif, meskipun dasar-dasar filosofis penelitian kualitatif baik secaraontologis maupun epistemologis dipandu oleh judgment nilai yang subyektif. Lincolndan Guba memecahkan masalah empiris dengan sebuah quasi- "Grounded-Theory"yakni pendekatan pada pola-pola. Lincoln dan Guba (1985: 187-220). Mengangkatpeneliti sebagai instrument penelitian “research instrument” dari sebuah penelitian,dan menugaskan peneliti untuk meloloskan data dengan secara intens mengidentikasi“tema-tema” yang “muncul” dari data. Menentukan tema-tema yang valid dari datadengantriangulasi tema-tema dengan tema-tema yang sudah dimunculkan olehinstrumen peneliti (researcher-instruments) yang lain dan triangulasi denganinterpretatif data dengan format-format data yang relevan dengan penelitian. Denganmenggunaan triangulasi yang seksama peneliti dapat yakin terhadap hasilpenelitiannya sebagai hasil yang hati-hati, ketat dan sama mahirnya dengan penelitikuantatif.Asumsi ontologis, epistemologis, axiologis, retorík dan metodologis dalampendekatan kualitatif dan kuantitatif terlihat di tabel 3 di bawah ini.6

Tabel 3: Asumsi pendekatan penelitian kuantitatif dan umsiOntologisApakah sifat-sifatdasar dari realitas?Realitas itu obyektif dantunggal, terpisah dari penelitiAsumsiEpistemologisPeneliti independent dariyang ditelitiAsumsiAxiologisAsumsiretorikApa relasi/ hubungan antarapeneliti denganyang ditelitiApa peran darinilai?Apa bahasapenelitian?Realitas itu subyektif danmultiple seperti yang dilihatoleh partisipan dalam penelitianPeneliti berinteraksi denganyang ditelitiAsumsimetodo-logiApa prosespenelitian?Bebas nilai dan tidak bias(value free and unbiased) Formal Berdasar padaseperangkat devinisi Bukan suaraperseorangan Menggunakan kata-katayang diterima oleh bahasakuantitatif Proses deduktif Sebab dan dampak Desain yang statikdiisolasi oleh kategorikategori sebelum penelitian Bebas konteks Dikenal generalisasi untukmemprediksi, explanasidan mema-hami(understanding). Akurasi dan reliabilitasdata melalui validitas danreliabilitasMemuat nilai dan bias (valueladen and biased) Informal Mengembangkan keputusan Suara perseorangan(personal voice) Menggunakan kata-katayang diterima oleh bahasakualitatif Proses induktif Membentuk hubungan yangtimbal balik (mutualsimultaneous) dari faktorfaktor. Memunculkan desainmengidentifikasi kategoriselama proses penelitian Terikat pada konteks Pola-pola, teori-teoridikembangkan untukmemahami Akurasi dan reliabilitasmelalui verifikasiDikutip dari Creswell (1994:5).Telah disebutkan diatas bahwa karakteristik penggunaan pendekatan kualitatiflebih lanjut akan nampak pada tahap pengembangan metodologis penelitian.Metodologi penelitian merupakan sebuah strategi penelitian yang menggerakkanasumsi filosofis dasar pada desain riset dan pengum-pulan data. Pilihan metodepenelitian berpengaruh pada cara yang ditempuh peneliti dalam mengumpulkan data.Spesifikasi metode penelitian juga berimplikasi pada keterampilan, asumsi danpraktik penelitian yang berbeda.7

Dalam metode-metodeatau pendekatan kualitatif ilmu-ilmu sosial danmanusia menawarkan beberapa tradisi. Tradisi ini dalam tipe-tipe mengumpulkandata, analisa data, dan penulisan laporan penelitian atau keseluruhan desain yangtermasuk semua tahap dalam proses penelitian. Creswell (1994:11) memberikanbeberapa contoh desain dalam pendekatan kualitatif diantaranya: desain-desaindidiskusikan dalam human ethology, ecological psychology, holistic ethnography,cognitive anthropology, ethnography of communication dan symbolic interactionisme(Jacobs :1987); Pendekatan kualitatifjuga dikategorikanapproaches, artistic approaches, sistematicapproachesk

berbeda pula. Lincoln dan Guba dalam Naturalistic Inquiry (1985: 70-91) menjelaskan lebih mendetail tentang pendekatan penelitian kualitatif. Pertama, secara ontologis penelitian kualitatif ditandai oleh fakta bahwa peneliti mengkonstruk/membangun realitas yang dia lihat. Dalam gagasan penelitian kualitatif

Related Documents:

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

METODE PENELITIAN A. Penelitian Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Seperti yang dijelaskan dalam sugiyono (2010, hlm.11) bahwa metode penelitian eksperimen meruoakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu. Adapun, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, artinya sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasa dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan .

Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat diskriptif, yait 74 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian tentang keharmonisan pernikahan pemuda dewasa dini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif menurut

prosedur penelitian, (4) subjek penelitian, (5) teknik pengumpulan data (6) instrumen penelitian, dan (7) teknik analisis data. 3.1. Jenis dan pendekatan penelitian . Penelitian ini dilaksanakan untuk mendeskripsikan cara siswa dalam memahami konsep materi bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis data dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap kepercayaan, persepsi dan orang secara individual maupun kelompok

35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang

Penelitian Kuantitatif 1. Penelitian Kuantitatif Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang memiliki dasar menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Metode kuantitatif digunakan dalam suatu penelitian apabila: a. Masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. b. Penelitian