PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 MANUFAKTUR

3y ago
35 Views
2 Downloads
543.49 KB
53 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Karl Gosselin
Transcription

LABORATORIUM MANUFAKTURMODUL PRAKTIKUMPERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2MANUFAKTURJURUSAN TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNGSEMARANG2018

KATA PENGANTARAssalaamu’alaikum Wr. WbAlhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji syukur atas karunia Allah SWT, sehingga kamidapat menyelesaikan modul praktikum Pearancangan Teknik Industri 2 Manufaktur.Modul praktikum Pearancangan Teknik Industri 2 Manufaktur ini merupakan salahsatu pengantar bagi mahasiswa dalam memahami prinsip dan konsep dasar tentang prosespermesinan secara konvensioanal khususnya mesin-mesin perkakas seperti mesin perkayuan,drill, mesin pemotong, dan sebagainya, serta elemen dasar proses permesinan. Dalam materimodul ini juga dibahas tentang penjadwalan produksi serta optimasi proses permesinan padamesin perkakas. Modul ini diharapkan dapat memandu mahasiswa dalam melaksanakankegiatan praktik tersebut selain buku pegangan yang lainnya.Saran dan kritik sangat kami harapkan mengingat modul ini masih jauh darisempurna. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikanbantuan dalam penyusunan modul ini.Wassalaamu’alaikum Wr. WbSemarang, Mei 2017Penyusun2

Daftar IsiKATA PENGANTAR . 2MODUL 1. 5PENJADWALAN. 51.1PENDAHULUAN . 51.2TUJUAN PENJADWALAN . 51.3ISTILAH . 61.4JENIS PENJADWALAN . 71.5OUTPUT SISTEM PENJADWALAN. 81.6INPUT SISTEM PENJADWALAN. 81.7PENJADWALAN BATCH . 91.8PENJADWALAN JOB SHOP. 111.8.1JOB SHOP LOADING . 121.8.2JOB SHOP SEQUENCING. 121.8.3PENJADWALAN “n” JOB PADA “SATU” PROSESOR . 131.8.3.1KASUS TANPA DUE DATE . 141.8.3.2KASUS DENGAN DUE DATE . 151.8.4PENJADWALAN “n” JOB PADA “m” PROSESOR. 161.8.4.1PENJADWALAN PARALEL . 171.8.4.2PENJADWALAN SERI. 18MODUL 2. 19KESELAMATAN KERJA DAN PERMESINAN KONVENSIONAL. 19MODUL 3. 46FINISHING . 466.1. Pendahuluan . 466.2. Tujuan Praktikum . 466.3Peralatan Dan Bahan. 466.4 Pengecatan Besi . 47MODUL 4. 483

MANAJEMEN PEMASARAN. 481.1.Definisi pemasaran. 481.1.1.Konsep Pemasaran Inti. 481.1.2.Konsep Produksi . 491.1.3.Konsep produk . 491.1.4.Konsep Penjualan. 501.1.5.Konsep Pemasaran . 501.1.6.Konsep Pemasaran Masyarakat . 501.2.Memenangkan Pasar . 501.2.1.Definisi Perencanan Strategis Yang Berorientasi Pasar. 501.2.2.Perencanaan Strategis Bisnis . 50Daftar Pustaka. 53FORMAT SUSUNAN LAPORAN RESMI PTI 2 .Error! Bookmark not defined.4

MODUL 1PENJADWALAN1.1PENDAHULUANPenjadwalan merupakan alat ukur yang baik bagi perencanaan agregat.Pesanan-pesanan actual pada tahap ini akan ditugaskan pertama kalinya pada sumberdaya tertentu (fasilitas, pekerja, dan peralatan), kemudian dilakukan pengurutan kerjapada tiap-tiap pusat pemprosesan sehingga dicapai optimalitas utilisasi kapasitas yangada. Pada penjadwalan ini permintaan akan produk-produk tertentu (jenis dan jumlah)dari MPS akan ditugaskan pada pusat-pusat pemprosesan tertentu untuk periodeharian. Metode-metode penjadwalan kerja untuk tipe aliran proses produksi job shopdan batch dengan cara job datang statis, sedangkan penjadwalan dengan tipe flowshop ada pada keseimbangan lintasan. Penjadwalan job shop untuk ‘n’ job‘1’prosesor dan ‘n’ job ‘n’ prosesor untuk kasus tanpa maupun dengan bataspenyelesaian (due date), tipe produksi batch akan diwakili oleh metode runout time.1.2TUJUAN PENJADWALANBedworth (1987) mengidentifikasi bebebrapa tujuan dari aktivitas penjadwalanadalah sebagai berikut:1. Meningkatkan penggunaan sumber daya atau pengurangi waktu tunggunyasehingga total waktu proses dapat berkurang dan produkstivitas dapat meningkat.2. Mengurangi persediaan barang setengah jadi atau mengurangi sejumlah pekerjaanyang menunggu dalam antrian. Ketika sumber daya yang masih mengerjakantugas lain. Teori Baker mengatakan jika aliran kerja suatu jadwal konstan makaantrian yang mengurangi rata-rata waktu alir akan mengurangi rata-ratapersediaan barang setengah jadi3. Mengurangi beberapa kelambatan pada pekerjaan yang mempunyai batas waktupenyelesaian sehingga akan meminimasi penalty cost (biaya kelambatan)5

4. Membantu pengambilan keputusan mengenai perencanaan kapasitas pabrik danjenis kapasitas yang dibutuhkan sehingga penambahan biaya yang mahal dapatdihindarkan.Pada saat merencanakan suatu jadwal produksi yang harus dipertimbangkanadalah ketersediaan sumber daya yang dimiliki baik berupa tenaga kerja,peralatan/prosesor ataupun bahan baku. Karena sumber daya yang dimiliki dapatberubah-ubah. Terutama operator dan bahan baku, maka penjadwalan dapat klita lihatmerupakan proses yang dinamis.1.3ISTILAHBeberapa istilah umum yang akan digunakan dalam membahas penjadwalanproduksi khususnya penjadwalan job shop1. Prossesing time (waktu proses)Merupakan perkiraan waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Perkiraan waktu inimeliputi juga perkiraan waktu set up yang dibutuhkan. Symbol yang digunakanuntuk waktu proses pekerjaan I adalah Ti.2. Due date (batas waktu)Merupakan waktu maksimal yang dapat diterima untuk menyelesaikan pekerjaantersebut. Kelebihan waktu dari waktu yang ditetapkan, merupakan suatukelambatan. Batas waktu ini disimbolkan sebagai di.3. Lateness (kelambatan)Merupakan penyimpangan antara waktu penyelesaian pekerjaan dengan bataswaktu. Suatu pekerjaan akan mempunyai kelambatan positif jika diselesaikansesudah batas waktu dan kelambatan negatif jika diselesaikan sebelum bataswaktu. Symbol kelambatan ini adalah Li4. Tardiness (ukuran kelambatan)Merupakan ukuran untuk kelambatan positif jika suatu pekerjaan diselesaikanlebih cepat dari batas waktu yang ditetapkan, maka mempunyai nilai kelambatan6

negatif tetapi ukuran kelambatan positif. Ukuran ini disimbolkan dengan Ti,dimana Ti adalah maksimum dari (0,Li).5. Slack (kelonggaran)Merupakan ukuran yang digunakan untuk melihat selisih waktu antara waktuproses dengan batas waktu yang sudah ditetapkan. Slack dinotasikan Sl i. dandihitung dengan persamaan Sli di-Ti6. Completion time (waktu penyelesaian)Merupakan rentang waktu antara pekerjaan saat dimulai t 0 samapi denganpekerjaan tersebut selesai. Disimbolkan dengan Ci7. Flow time (waktu alir)Merupakan rentang waktu antara saat pekerjaan tersedia (dapat dimulai) dan saatpekerjaan selesai. Waktu alir sama dengan waktu proses ditambah waktu tunggusebelum pekerjaan diproses.1.4JENIS PENJADWALANJenis dari penjadwalan produksi akan sangat bergantung pada hal – hal sebaaiberikut :1. Jumlah job yang akan dijadwalkan2. Jumlah mesin yang dapat digunakan3. Ukuran dari keberhasilan pelaksanaan penjadwalan4. Cara job datang5. Jenis aliran proses produksiJenis dari aliran proses produksi yang digunakan sangat mempengaruhipermasalahan yang akan terjadi pada saat tahap penjadwalan produksi. Karenapenjadwalan digunakan untuk mengatur aliran kerja yang melalui satu system, makafactor kunci yang mendominasi strategi penjadwalan adalah jenis aliran dari desainprosesnya. Jadi, pemilihan pemjadwalan tergantung apakah tipe aliran yangdigunakan merupakan proses kontinyu, flow shop (dengan produksi masal yang7

fleksibel atau ketat), job shop untuk item – item dengan pesanan khusus atau proyekyang melibatkan produk / jasa yang unik.1.5OUTPUT SISTEM PENJADWALANUntuk memastiksan bahwa suatu aliran kerja yang lancar akan melaluitahapan produksi, maka system penjadwalan harus membentuk aktifitas – aktifitasoutput sebagai berikut :a. Pembebanan (loading)Pembebanan melibatkan penyesuaian kebutuhan kapasitas untuk order – orderyang diterima / diperkiraan denagn kapasitas yangbtersedia. Pembebanandilakukan dengan menugaskan order – order pada fasilitas – fasilitas, operator –operator, dan peralatan tertentu.b. Pengurutan (sequencing)Merupakan penugasan tentang order – order mana yang diprioritaskan untukdiproses dahulu bila suatu fasilitas harus memproses banyak job.c. Prioritas Job (dispaching)Merupakan prioritas kerja tentang job – job mana yang diseleksi dandiprioritaskan untuk diproses.d. Pengendalian Kinerja PenjadwalanDilakukan dengan : Meninjau kembali status order – order pada saatmelalui system tertentu. Mengatur kembali urut – urutan.e. Up-dating JadwalDilakukan sebagai refleksi kondisi operasi yang terjadi dengan merevisi prioritas– prioritas.1.6INPUT SISTEM PENJADWALANPekerjaan – pekerjaan yang berupa alikasi kapasitas unuk order – order,penugasan prioritas job, dan pengendalian jadwal produksi membutuhkan informasi8

yang terperinci, dimana informasi – informasi tersebut akan dinyatakan input darisystem penjadwalan.Untuk produk – produk tertentu, informasi ini bisa diperoleh dari lembar kerjaoperasi ( berisi ketrampilan dan pealatan yang dibutuhkan, waktu standar, dll) danBOM (berisi kebutahn – kebutuhan akan komponen, sub komponen, dan bahanpendukung). Kualitas dari keputusan – keputusan penjadwalan sangat dipengaruhioleh ketepatan estimasi input – input di atas. Oleh karena itu, pemeliharaan catatanterbaru tentang status tenaga kerja dan peralatan yang tersedia, dan perubahankeputusan kapasitas yang diakibatkan perubahan desain produk / proses menjadisangat penting.Bila digambarkan, maka elemen – elemen output input, prioritas – prioritasdan ukuran kinerja dari system penjadwalan akan tampak seperti gambar di bawah iniGambar 1. Elemen – elemen sistem penjadwalan1.7PENJADWALAN BATCHBanyak dari pabrik dengan jenis MTS memproduksi produk-produk yangberbeda pada fasilitas-fasilitas yang umum. Sebagai contoh, Pabrik minuman ringanmungkin memproduksi beberapa rasa minuman yang berbeda pada satu fasilitas atau9

perusahaan sabun mungkin mengemas produknya dalam beberapa ukuran yangberbeda pada lintasan pengepakan yang sama. Pada kasus seperti ini, produk-produktersebut umumnya diproduksi dalam ukuran batch. Keputusan-keputusan yangdihadapi oleh manajer produksi dalam system produksi batch adalah “berapa” jumlahproduksi dalam setiap batchnya berikut urut-urutannya, atau perintah mengenaiproduk-produk mana saja yang harus dibuat secara batch.Kuantitas dari batch (bisa ditentukan berdasarkan panjang waktu yangdibutuhkan untuk setiap production run) dan frekuensi produksi akan mempengaruhitingkat persediaan dan biaya setup. Biaya setup terjadi setiap ada pergantian dalampembuatan suatu produk baru. Dengan production run yang lebih panjang, makadibutuhkan persediaan lebih banyak tetapi dengan stup yang lebih sedikit. Kuantitasbatch yang optimal dapat dihitung dengan mengunakan model EPQ. Meskipundemikian, ketika beberapa produk menggunakan fasilits umum secara bersama-sama,maka kita perlu memodifikasi ukuran batch. Modifikasi urutan batch ini dikarenakanurutan produk harus juga dipertimbangkan. Urutan produk juga akan mempengaruhibiaya, karena biaya setup akan bervariasi tergantung dari perubahan-perubahanurutan produk, misalnya Dalam kasus perubahan suatu lintasan pengepakan dari ukuran kecilke mediumdibandingkan dengan dari ukuran kecil ke besar. Dalam kasus perubahan rasa dari Cola ke rasa Lemon dibandingka dari Cola keCola rendah gula.Dalam situasi pemrosesan jenis batch, maka biasa digunakan teknik penjadwalandengan Runout Time (R), dimana :R TingkatPer sediaanKecepa tan Per min taanRunout Time merupakan panjangnya waktu dari suatu persediaan akantersedia untuk memenuhi permintaan. Jika Runtime dihitung untuk masing-masingproduk, maka kita akan menjadwalkan produk tersebut untuk pertama kali untukproduk dengan R terkecil.10

1.8PENJADWALAN JOB SHOPPenjadwalan pada proses produksi tipe job shop lebih sulit dibandingkanpenadwalan Flow shop. Hal ini disebabkan oleh 3 alasan :1. Job shop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan pola alira yangberbeda-beda melalui pusat-pusat kerja.2. Peralatan pada job shop digunakan secara bersama-sama oleh bermacam-macamorder dalam prosesnya, sedang pada flowshop digunakan khusus hanya untuk satujenis produk.3. Job-job yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas yang berbeda pula. Halini mengakibatkan order tertentu yang dipilih harus diproses seketika pada saatorder tersebut ditugaskan pada suatu pusat kerja. Sedang pada flowshop tidakterjadi permasalahan seperti di atas karena keseragaman output yang diproduksiuntuk persediaan. Prioritas order pada flowshop dipengaruhi terutama padapengirimannya dibandingkan tanggal pemrosesan.Factor-faktor tersebut diatas menghasilkan sangat banyak kemungkinankombinasi dari pembebanan atau (loading) dan urut-urutan (sequecing). Perhitungandari identifikasi dan evaluasi jadwal-jadwal yang mungkin menjadi sangat sulitsehingga banyak perhatian diarahkan pada riset penjadwalan jobshop. Selain npembaharuannyamembutuhkan investasi yang besar untuk fasilitas komputer.Pada bagian ini kita membahas masalah penjadwalan jobshop denganmemperhatikan permasalahan pada job loading dan job sequencing. Job loadingmemperhatikan bahwa kita harus memutuskan pada pusat-pusat kerja yang manasuatu job harus ditugaskan. Job sequencing mengartikan bahwa kita harusmenentukan bagaimana urutan proses dai bermacam-macam job harus dtugaskanpada mesin-mesin tertentu atau pusat kerja tertentu.11

1.8.1 JOB SHOP LOADINGKetika order-order tiba pada suatu jobshop. Kegiatan pertama daripenjadwalan adalah menugaskan order-order tersebut pada bermacam pusat-pusatkerja untuk diproses. Permasalahan loading menjadi lebih sederhana ketika suatu jobtidak dapat dipisah. Meskipun hal ini sering terjadi, biasanya suatu industry seringdalam prakteknya melakukan pemisahan job dan menugaskan pada baian-bagian darijob tersebut kepada pusat-pusat kerja yang berbeda untuk meningkatkan utilisasisumber daya. Untuk permasalahan yang sederhana dimana kita mengasumsikan tidakada pemisahan job, maka shop loading dapat dibuat dengan mudah denganmenggunakan Gantt Chart dan metoide penugasan.Loading dengan Gantt Chart merupakan cara yang paling sederhana, palingtua dan paling banya digunakan untuk bermacam-macam aktifitas penjadwalan.Meskipun sederhana dan tervisualisasikan, Gentt Chart sangat lemah dalammengevaluasi rencana alternatif untuk loading. Penggunaan harus memakai cara trialerror dalam improvisasi jadwal. Bila jumlah job meningkat, proses ini menjadi cukupsulit dan tidak layak.Loading dengan metode penugasan merupakan cara pembebanan pekerjapekerja untuk job-job yang tersedia dengan tujuan meminimasi total waktu kerja atautotal biaya kerja. Metode Hungaria merupakan metode yang bisa dipakai untukpermasalahan ini.Dalam situasi yang lebih komplek, permasalahan loading dapat diformulasikansebagai suatu bentuk problem transportasi yangtelah dijelaskan pada bagian metodelinier perencanaan agregat sebelumnya.1.8.2JOB SHOP SEQUENCINGPenjadwalan job shop melibatkan aturan-aturan prioritas sequencing. Aturan-aturan prioritas sequencing diaplikasikan untuk suatu job yang sedang menunggudalam antrian. Biola pusat kerja telah lowong untuk satu job baru, maka job denganprioritas terdahulu akan diproses.12

anefesianpenggunaan fasilitas dengan criteria antara lain biaya setup, biaya persediaan WIP,waktu menganggur stasiun kerja, persentase waktu mengganggur, rata-rata jumlah jobyang menunggu, dsb.Beberapa aturan-aturan prioritas sequencing yang umum adalah antara lain :1. First – COME – First – SERVED (FCFS)Job yang datang diproses ssuai dengan job mana yang datang terlebih dahulu.2. EARLIEST DUE DATE (EDD)Prioritas antara diberikan kepada job-job yang mempunyai tanggal yanggal waktupenyerahan (Due Date) paling awal.3. SHORTEST PROCESSING TIME (SPT)Job dengan waktu proses pendek akan diproses lebih dahulu, demikian berlanjutuntuk jobyang waktu prosesnya terpendek nomor 2. Aturan SPT ini tidakmemperdulikan Due Datemaupun kedatangan order baru.Beberapa kasus yang akan dibahas pada bagian penjadwalan job shop iniadalah jobshop dengan pola kedatangan statis. Beberapa buku mendefisinikan obshop dengan pola kedatangan statis sebagai susatu penjadwalan job shop denganurutan proses sama, atau disebut juga Flow Shop Schedulling. Penjadwalan ini akanmelibatkan permasalahan job loading dan job sequencing untuk kasus tanpa ataupundengan due date sebagai berikut :a. Penjadwalan “n” job pada “satu” prosesor.b. Penjadwalan “n” job pada “m” prosesor, baik untuk penjadwalan parallel maupunpenjadwala seri.Adapun criteria utama yang digunakan untuk mengevaluasi penjadwalan jobshop ini adalah Makespan, Flow Time dan Tradiness.1.8.3PENJ

Modul praktikum Pearancangan Teknik Industri 2 Manufaktur ini merupakan salah satu pengantar bagi mahasiswa dalam memahami prinsip dan konsep dasar tentang proses permesinan secara konvensioanal khususnya mesin-mesin perkakas seperti mesin perkayuan, drill, mesin pemotong, dan sebagainya, serta elemen dasar proses permesinan. Dalam materi

Related Documents:

konsep dasar sistem manufaktur modern serta penggunaan komputer dalam manufaktur secara integral. SISTEM MANUFAKTUR Keluaran Pembelajaran: Memahami konsep dasar sistem produksi dan komponen-komponennya yang terdiri peralatan manufaktur, teknologi penanganan material dan penyimpanan, teknologi inspeksi dan sistem pendukung manufaktur.

Konsep Dasar Proses Manufaktur Pertemuan - 01 1 Mahasiswa dapat mengidentifikasi dasar-dasar dan pengertian teknologi proses manufaktur dan sistem manufaktur 2 Learning Outcomes Outline Materi Pengantar Manufaktur (Definisi) Desain, Material, dan Produksi Sistem Manufaktur

32 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 617 33 Teknik Otomasi Industri 618 Pilihan : 34 Teknik Pengelasan 421 35 Teknik Fabrikasi Logam 422 9 Teknik Mesin Umum 420 36 37 38 Teknik Pengecoran Logam Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin 423 424 425 39 Teknik Gambar Mesin 426 .

TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (057) 2. TEKNIK SUITSING (058) 3. TEKNIK JARINGAN AKSES (060) Kelas X Semester : Ganjil / Genap Materi Ajar : Teknik Kerja Bengkel Teknik Telekomunikasi CPE e m baga) t em n ex er Kelas XI dan Kelas XII C3:Teknik Elektronika Komunikasi Teknik Kerja Bengkel Teknik Listrik Teknik Elektronika Simulasi Digital Dasar .

ANALISIS SWOT UNTUK MENENTUKAN KEUNGGULAN STRATEGI BERSAING DI SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR Lukmandono Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) Jl. Arief Rachman Hakim 100 Surabaya 60117 Email : lukmandono@gmail.com ABSTRAK

pengukuran. Mahasiswa memahami proses pembuatan atau pengerjaan mempergunakan mesin konvensional dan modern. Mahasiswa memahami konsep dasar sistem manufaktur modern serta penggunaan komputer dalam manufaktur secara integral. KIMIA INDUSTRI Keluaran Pembelajaran: Mahasiswa memahami ilmu kimia dasar dan aplikasinya di industri.

Kurikulum Institusional (Teknik Industri Untar) terdiri dari Mata Kuliah: Kelompok Pengetahuan Kode Mata . struktur pasar, analisa biaya, pendapatan nasional, keuangan dan bank, inflasi dan resesi, . PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INDUSTRI 161 IE13031 Kimia Dasar (Integrasi dengan

asset management must be considered as one of the first revolutions in financial technology. However, it quickly became the industrial secret of many successful hedge funds such as Re-naissance, D.E.Shaw, Two Sigmas, CFM, e.t.c. The 2008 crisis has changed the investment point of view of investors and the regulators. They required more and more efforts from the hedge fund industry and asset .