BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Tanaman Padi

3y ago
39 Views
2 Downloads
1.34 MB
18 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Lee Brooke
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Kajian Teoritis2.1.1. Tanaman PadiTanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan paling pentingdi Indonesia karena lebih dari setengah penduduk Indonesia menjadikan beras sebagaimakanan pokok. Peningkatan jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya berdampak padapeningkatan kebutuhan pangan terutama beras. Oleh karena itu, masalah pangan danketahanan pangan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari komoditi beras (Nurmalina, 2007).Padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza sativa L. yang meliputi 25spesies yang tersebar di daerah tropis dan daerah substropis, seperti Asia, Afrika, Amerika,dan Australia. Padi yang ada sekarang merupakan persilangan antara Oryza officianalis danOryza sativa F. Spontae (Hasanah, 2007).Petani di desa Karangjati umumnya menanam padi varietas IR 64. Adapun deskripsivarietas IR 64 disajikan pada Tabel 2.1.Tabel 2.1. Deskripsi Varietas IR 64 Tanaman PadiKlasifikasiVarietas IR 64Nomor seleksiIR18348-36-3-3Asal persilanganIR5657/IR2061GolonganCereUmur tanaman110 - 120 hariBentuk tanamanTegakTinggi tanaman115 – 126 cmAnakan produktif20 - 35 batangWarna kakiHijauWarna batangHijauWarna telinga daunTidak berwarnaWarna lidah daunTidak berwarnaWarna daunHijauPermukaan daunKasarPosisi daunTegakDaun benderaTegakBentuk gabahRamping, panjang

Warna gabahKuning bersihKerontokanTahanKerebahanTahanTekstur nasiPulenKadar amilosa23%Bobot 1000 butir24,1 gRata-rata hasil5,0 t/haPotensi hasil6,0 t/haKetahanan terhadap hamaTahan wereng coklat biotipe 1,2, sertaagak tahan wereng coklat biotipe 3Ketahanan terhadap penyakitAgak tahan terhadap penyakit hawar daunbakteri strain IV dan tahan virus kerdilrumputAnjuran tanamBaik ditanam di lahan sawah irigasidataran rendah sampai sedangSumber: Litbang, 20162.1.2. Syarat Tumbuh Tanaman PadiPadi merupakan tanaman ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza danspesies Oryza spp. Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 m dpl dengan purata suhuudara24oC-29oC dengan purata curah hujan sebesar 1500-2500 mm per bulan,dengan purata kelembaban 33-90%. Padi menyukai tanah lumpur yang subur denganketebalan lapisan atasnya 18-22 cm dengan pH tanah 4-7. Pada umumnya tanaman padimembutuhkan air dalam jumlah relatif banyak, namun tidak semua fase pertumbuhanmembutuhkan air dalam jumlah yang sama (Djaenuddin, dkk, 2003).2.1.3. Siklus Hidup pada Tanaman PadiPertumbuhan tanaman padi dibagi ke dalam dua stadia: (1.) stadia vegetatif (awalpertumbuhan sampai pembentukan bakal malai); (2.) stadia generatif atau reproduktif(pembentukan bakal malai sampai pembungaan); (3.) stadia generatif atau pematangan(pembungaan sampai gabah matang).Stadia vegetatif merupakan stadia pertumbuhan organ-organ vegetatif, sepertipertambahan jumlah anakan, tinggi tanaman, dan jumlah daun. Lama stadia ini beragam,yang menyebabkan adanya perbedaan umur tanaman. Stadia reproduktif ditandai dengan:(a.) pemanjangan pada beberapa ruas teratas batang tanaman; (b.) berkurangnya jumlahanakan (matinya anakan yang tidak reproduktif); (c.) munculnya daun bendera; (d.) bunting6

dan(e.) pembungaan. Inisiasi primordia malai biasanya dimulai 30 hari sebelumheading dan waktunya hampir bersamaan dengan pemanjangan ruas-ruas batang, yang terusberlanjut sampai berbunga. Oleh sebab itu, stadia reproduktif disebut juga stadiapemanjangan ruas.Pada kebanyakan varietas padi, lama stadiareproduktif umurnya 30 hari dan stadia pematangan sekitar 30 hari. Perbedaan masapertumbuhan (umur) hanya ditentukan oleh lamanya stadia vegetatif (De Datta, 1981).Gambar 2.1. Fase utama pertumbuhan tanaman padi dan lama tiap faseSumber: IRRI, 2007Secara lebih detail, setiap stadia pertumbuhan diatas diuraikan menjadi tahapantahapan pertumbuhan.a. Stadia vegetatif (awal pertumbuhan sampai pemanjangan batang)Tahap 0 – tahap dimana benih akan berkecambah setelah melalui perendaman selama24 jam dan diinkubasi selama 24 jam. Pada hari ke-2 atau ke-3 setelah benih disebar kepersemaian, akan keluar bakal akar dan tunas yang menonjol keluar menembus kulit gabahdan sampai akhirnya akan memperlihatkan daun pertama dari benih ini (De Datta, 1981).Sumber: IRRI, 2007Tahap 1 – pertunasan akan muncul sejak benih berkecambah, kemudian tumbuhmenjadi tanaman muda (bibit) hingga hampir keluar anakan pertama. Selama tahap ini, akarseminal dan lima daun terbentuk. Sementara tunas terus tumbuh, dua daun lagi terbentuk.Daun akan terus berkembang, satu daun dapat tumbuh setiap 3-4 hari selama tahap awalpertumbuhan. Kemunculan akar sekunder membentuk sistem perakaran serabut permanendengan cepat menggantikan radikula dan akar seminal sementara (De Datta, 1981).7

Sumber: IRRI, 2007Tahap 2 – pembentukan anakan. Pada tahap ini akan muncul anakan pertama sampaipembentukan anakan maksimum. Anakan sekunder akan muncul setelah anakan pertamapada 30 HST. Anakan akan terus berkembang sampai tanaman memasuki tahap pertumbuhanberikutnya, yaitu pemanjangan batang. Stadia anakan maksimal dapat bersamaan sebelumatau sesudah inisiasi primordial malai. Stadia tumbuh dari anakan maksimal sampai inisiasimalai disebut vegetative-lag yang merupakan sasaran pemuliaan untuk memperpendek umurtanaman. Setelah anakan maksimal tercapai, sebagian dari anakan akan mati dan tidakmenghasilkan malai (anakan tidak efektif) (De Datta, 1981).Sumber: IRRI, 2007Tahap 3 – pemanjangan batang. Pada tahap ini terjadi sebelum pembentukan malaiatau pada tahap akhir pembentukan anakan. Oleh karena itu bisa terjadi tumpang tindih daritahap 2 dan 3. Anakan akan terus meningkat dalam jumlah dan tingginya. Periode waktupertumbuhan berkaitan nyata dengan memanjangnya batang. Batang lebih panjang padavarietas yang pertumbuhannya lebih lama dalam hal ini varietas padi dapat dikategorikanpada dua grup, yaitu: varietas berumur pendek (masak dalam 105-120 hari) dan varietasberumur panjang (masak dalam 150 hari). Pada keempat tahap pertama ini merupakan awaldari pertumbuhan (stadia pertumbuhan) tanaman padi (De Datta, 1981).Sumber: IRRI, 20078

b. Stadia generatif atau reproduktif (pembentukan malai sampai pembungaan)Tahap 4 – pembentukan malai sampai bunting. Pada varietas genjah, bakal malaiterlihat berupa kerucut putih panjang 1,0 - 1,5 mm, pertama kali muncul pada ruas bukuutama, kemudian pada anakan dengan pola tidak teratur. Bakal malai muncul dan tumbuh didalam batang padi pada fase inisiasi bunga (primordia) hingga bunting.Sumber: IRRI, 2007Inisiasi malai sebenarnya hanya dapat dilihat secara mikroskopik. Saat malai terusberkembang menjadi bulir (spikelets), hal ini dapat terlihat dan dapat di bedakan. Malai mudameningkat dalam ukuran dan berkembang ke atas di dalam pelepah daun bendera,menyebabkan pelepah daun menggembung. Penggembungan daun bendera ini disebutbunting. Bunting terlihat pertama kali pada ruas batang utama. Pada tahap ini, ujung daunlayu (menjadi tua dan mati) dan anakan non-produktif terlihat pada bagian dasar tanaman (DeDatta, 1981).Sumber: IRRI, 2007Tahap 5 – heading (keluarnya bunga atau malai), dikenal sebagai tahap keluarnyamalai. Tahap ini ditandai dengan munculnya ujung malai dari pelepah daun bendera.Malai terus berkembang sampai keluar seutuhnya dari pelepah daun. Anthesis (pembungaan)terjadi segera setelah heading. Fase heading memerlukan waktu 10-14 hari, karena terdapatperbedaan laju perkembangan antar tanaman maupun antar anakan. Apabila 50% bunga telahkeluar, maka pertanaman tersebut dianggap sudah dalam fase pembungaan (Yoshida, 1981).9

Sumber: IRRI, 2007Tahap 6 – pembungaan (anthesis), dimulai ketika benang sari bunga yang palingujung pada tiap cabang malai telah tampak keluar dari bulir dan terjadi proses pembuahan.Pada umumnya, anthesis berlangsung antara pukul 08.00 - 13.00 WIB dan persarian(pembuahan) akan selesai dalam 5 - 6 jam setelah anthesis. Dalam suatu malai, pembungaanmemerlukan 7 - 10 hari, tetapi umumnya hanya 5 hari. Anthesis terjadi 25 hari setelahbunting. Pada proses ini, kelopak bunga terbuka, antera menyebul keluar dari kelopak bunga(flower glumes) karena pemanjangan stamen dan serbuk sari tumpah, kelopak bungakemudian menutup.Pada tahap ini serbuk sari jatuh ke putik sehingga terjadi persarian (pembuahan).Pembungaan terjadi sehari setelah heading. Pada saat pembungaan, 3 - 5 daun masih aktif.Tahap 4, 5, dan 6 merupakan fase produktif, fase kedua dari pertumbuhan padi (Vergara,1980).Sumber: IRRI, 2007c. Stadia generatif atau pematangan (gabah matang susu sampai gabah matang penuh)Tahap 7 – gabah matang susu. Pada tahap ini, gabah mulai terisi dengan cairan kentalberwarna putih susu. Bila gabah ditekan, maka cairan tersebut akan keluar. Malai akanberwarna hijau dan mulai merunduk. Pelayuan (senescense) dasar anakan berlanjut.Daun bendera dan dua daun dibawahnya tetap hijau (Vergara, 1980).10

Sumber: IRRI, 2007Tahap 8 – gabah setengah matang (dough grain stage). Pada tahap ini, isi gabah yangmenyerupai susu, berubah menjadi gumpalan lunak dan akhirnya mengeras. Gabah padamalai mulai menguning. Pelayuan (senescense) dari anakan dan daun di bagian dasartanaman tampak semakin jelas. Pertanaman terlihat menguning. Seiring menguninggnyamalai, ujung dua daun terakhir pada setiap anakan akan mulai mengering (Vergara, 1980).Sumber: IRRI, 2007Tahap 9 – gabah matang penuh. Setiap gabah matang, berkembang penuh, keras, danberwarna kuning. Daun bagian atas mengering dengan cepat (daun dari sebagian varietas adayang tetap hijau). Sejumlah daun yang mati terakumulasi pada bagian dasar tanaman(Vergara, 1980).Sumber: IRRI, 2007Tahap 7, 8, dan 9 merupakan stadia pematangan atau stadia terakhir dariperkembangan pertumbuhan tanaman padi. Periode pemasakan ini memerlukan waktu kirakira 30 hari dan ditandai dengan penuaan daun. Suhu sangat mempengaruhi periodepemasakan gabah (Vergara, 1980).2.1.4. Hama pada Tanaman PadiHama dan penyakit tanaman padi sangat beragam. Disamping faktor lingkungan(curah hujan, suhu, dan musim) yang sangat mempengaruhi terhadap produksi padi adalahpengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi sangat perlu dilakukan.11

Apabila hama dan penyakit tanaman padi tidak dikendalikan dengan baik akanmenurunkan kualitas dan kuantitas dari hasil panen. Berikut merupakan hama yang umumnyamenyerang tanaman padi:a. Walang sangit (Leptocorisa acuta)Walang sangit adalah golongan serangga yang bertipe mulut pencucuk dan penghisap.Serangga ini termasuk family Alydidae, ordo Hemiptera. Hama ini menyerang tanaman padipada saat stadia biji padi masak susu (stadia generatif). Hama ini menyerang tanaman padisejak berbunga sampai stadia masak susu. Serangan hama ini pada saat masak susu atausetelahnya mengakibatkan bulir padi tidak terisi penuh dan terjadinya grain discoloration.Gambar 2.2. Leptocorisa acuta(Sumber: dokumen pribadi)Serangga dewasa meletakkan telur pada bagian atas daun tanaman (daun bendera).Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakkan satu per satu dalam 12 baris sebanyak 1-21 butir. Lama stadia telur berkisar 5 - 7 hari. Nimfa yang baru menetasberwarna hijau dan segera memencar mencari bulir padi sebagai makannnya. Lama periodenimfa berkisar 17 hari pada suhu 21oC - 32oC. Biasanya walang sangit baik dewasa maupunnimfa aktif mencari makan pada pagi dan sore hari. Pada siang hari hama ini bersembunyipada tempat-tempat yang terlindung.Serangan hama ini mengakibatkan penurunan pada hasil produksi, karena bulir padimenjadi hampa atau pengisiannya tidak penuh, dan berakibat pada penuruanan kualitas beras,karena adanya perubahan warna gabah sehingga menyebabkan pengapuran pada beras.Walang sangit memiliki musuh alami berupa parasitoid. Ada dua jenis parasitoidhama walang sangit, yaitu Gryon nixoni dan Oencyrtus malayensisi.Gambar 2.3. Gryon nixoni dan Oencyrtus malayensisi.(Sumber: bbpadi, 2016)12

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan: (1) menanam lebih awal, (2) varietasgenjah dan (3) tanam serempak dengan perbedaan waktu tanam kurang dari 15 hari dalamsatu hamparan. Hama ini dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida BPMC danMIPC yang cukup efektif untuk mengendalikan walang sangit (Kalshoven, 1981).b. Orong-orong (Gryllotalpa orientalis Burmeister)Hama ini dapat merusak tanaman pada semua fase tumbuh. Orong-orong ditemukanpada sawah pasang surut dan terdapat pada semua jenis sawah. Penggenangan tanaman padimenyebabkan hama ini pindah ke pematang.Hama ini memotong tanaman pada pangkal batang dan merusak akar. Pertanaman padimuda yang diserang orong-orong akan terlihat adanya spot-spot kosong di sawah.Pengendalian hama ini dapat dilakukan antara lain: meratakan tanah agar air tergenangmerata, penggunaan umpan (insektisida dicampur dedak) (Untung, dkk, 1995).Gambar 2.4. Orong-orong atau anjing tanah(sumber: bbpadi, 2016)c. Keong mas (Pila ampullacea)Hama ini merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya,sehingga menyebabkan adanya bibit hilang di lahan. Bekas potongan daun dan batang yangdiserangnya terlihat mengambang. Bila terjadi invansi keong mas, sawah perlu segeradikeringkan, karena keong mas menyenangi tempat-tempat yang digenangi air. Jika petanimenanam dengan sistem pindah tanam maka sawah perlu dikeringkan pada 15 HST,kemudian digenangi secara bergantian setiap seminggu sekali tergantung pada intensitascuaca.Gambar 2.5. Keong mas di lahan(sumber: dokumen pribadi)Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara mekanis, dengan cara memungut keongmas beserta telurnya dan menghancurkannya. Pengendalian hama ini bisa juga menggunakan13

potongan pepaya muda atau daun pepaya kemudian diletakkan pada pinggir-pinggir lahankemudian daun pepaya tersebut ditinggalkan semalaman. Keong akan berkumpul mejadi satudan kemudian diambil lalu dibuang. Keong menyukai bau-bau pepaya dan rasa pahit daridaun pepaya dan buahnya yang masih muda (Subiyakto, 2000).d. Hama putih (Nymphula depunctalis G.)Hama ini merupakan bagian dari famili Pyralidae dan ordo Lepidoptera. Hama putihini menyerang tanaman muda dan fase vegetatif, bagian yang diserang hama ini yaitu daun.Gambar 2.6. Hama putih dilahan(sumber: bbpadi, 2009)Gejala serangan, yaitu adanya bagian daun yang berwarna putih memanjang sejajardengan tulang daun. Hama ini akan memotong daun sepanjang 2-4 cm kemudianmenggulungnya. Larva dari hama ini akan bersembunyi dalam gulungan tersebut.Gulungan daun yang berisi larva dapat menempel pada daun padi atau mengapung di ataspermukaan air. Induk betina dari hama ini dapat menghasilkan telur sampai 50 butir.Kelompok telur diletakkan pada bagian bawah daun yang masih tegak. Satu kelompok telurterdiri 10-12 butir. Hama ini hanya suka meletakkan telur pada daun dari tanaman muda(Subiyakto, 2000). Musuh alami hama ini adalah Dacnusa sp. dan beberapa laba-laba antaralain jenis Argiope sp.Gambar 2.7. Dacnusa sp. dan Argiope sp.(Sumber: bbpadi, 2016)Pengendalian hama ini dilakukan jika serangannya pada daun mencapai 25% atausepuluh daun rusak per rumpun. Imago hama ini tertarik lampu. Pemasangan lampuperangkap dapat digunakan untuk menduga populasi hama ini. Pengendalian secara kimiawiuntuk hama ini dapat menggunakan insektisida karbofura, MIPC, dan BPMC. Razak, dkk14

(2007) menambahkan bahwa insektisida quinalphos atau endosulfan juga efektif untukmengendalikan hama ini.e. Kepinding tanah (Scontinophara coarctata)Hama kepinding tanah merupakan salah satu hama asli pada tanaman padi.Kepinding tanah termasuk famili Pentatomidae, ordo Hemiptera. Pola iklim yang tidaknormal menyebabkan terjadinya migrasi hama ini, sehingga menyebabkan ledakan.Serangga dewasanya dapat bermigrasi ke tempat yang jauh, pada malam hari karena tertariklampu. Hama ini mengeluarkan bau yang tidak sedap jika diganggu (Kalshoven, 1981).Gambar 2.8. Kepinding tanah dan gejala serangan kepinding tanah pada tanaman padi(Sumber: bbpadi, 2009)Serangan dari hama ini menghisap cairan tanaman pada bagian batang padi, sehinggadalam populasi yang tinggi menyebabkan tanaman padi menjadi kuning atau merahkecoklatan, dan akhirnya layu dan mati, gejala seperti itu yang disebut terbakar (bug burn).Siklus hidup kepinding tanah antara 33-41 hari. Telur diletakkan pada bagian bawah daribatang padi secara berkelompok, setiap kelompok telur terdiri dari sebanyak 30 butir. Telurmenetas setelah berumur 7 hari.Pengendaliannya dapat dilakukan dengan melakukan pegolahan tanah yang baik,pengendalian gulma, sanitasi lingkungan, dan menggunakan insektisida cair yangmengandung bahan aktif BPMC dan MICP.2.1.5. Musuh Alami pada Tanaman PadiMusuh alami merupakan agen pengendali hayati untuk mereduksi populasi hama,yang terdiri dari: predator, parasitoid, dan patogen penyebab penyakit pada hama. Musuhalami berperan dalam menurunkan populasi hama sampai pada tingkat populasi yang tidakmerugikan (DeBach, 1979). Beberapa musuh alami dari hama dan patogen penyakit tanamanpadi disajikan pada Tabel 2.2.15

Tabel 2.2. Musuh Alami pada Tanaman PadiJenis Musuh AlamiLaba-laba serigala Lycosa spp.Laba-laba Tetragnathidae sp.Capung kuning Orthetrum cancellatumCapung perut pipih Orthetrum SabinaCapung merah Orthetrum testaceumSerangga Parasitoid IchneumonidaeKumbang koksi Coccinella transversalisBelalang sembah Hierodula redatorParasitoidPredatorPredator2.1.6. Penyakit pada Tanaman PadiPenyakit pada tanaman padi dapat disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus dannematoda. Penyakit tanaman yang merupakan suatu penyimpangan atau abnormalitastanaman yang beragam bentuknya, misalnya keriput daun, bercak coklat dan busuk. Tanamanyang sakit menunjukkan gejala atau tanda yang khas. Gejala adalah perubaan yangditunjukkan oleh tanaman itu sendiri akibat adanya serangan penyakit. Berikut merupakanpatogen penyakit yang menyerang tanaman padi:a. Bercak daun 1 (Pyricularia oryzae)Berbeda dengan bercak coklat, blast lebih banyak ditemukan pada pertanaman yangsubur. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pyricularia oryzae. Penyakit ini dapatditemukan pada semua fase pertumbuhan pada tanaman padi (Semangun, 1993).Gejala dari penyakit ini adalah bercak-bercak berbentuk seperti belah ketupat denganujungnya meruncing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanyamempunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Gejala penyakit blast yang khas adalahbusuknya ujung tangkai malai yang disebut busuk leher (neck rot). Tangkai malai yang busukmudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada gabah yang sakit terdapat bercak-bercakkecil yang bulat (Semangun, 1993).Gambar 2.9. Penyakit bercak daun 1 yang menyerang tanaman padi(Sumber: anonim, 2016)16

Pengendalian serangan penyakit ini dilakukan dengan cara: (1) menggunakan varietasyang tahan, (2) menghindari penggunaan pupuk yang mengandung unsur nitrogen (N) terlalubanyak, (3) waktu tanam harus tepat agar saat pembungaan tidak banyak embun atau hujan,dan (4) melakukan penyemprotan dengan fungisida secara berkala (Semangun, 1993).b. Bercak Daun 2 (Helmintosporium oryzae atau Drechslera oryzae)Penyakit ini lebih banyak terdapat di pertanaman yang kurang baik keadaannya,antara lain yang kekurangan air dan unsur hara. Gejala serangannya antara lain timbulnyabercak-bercak cokelat seperti biji wijen terutama pada daun, tetapi dapat pula terjadi padatangkai malai, bulir, dan batang. Awalnya bercak berbentuk bulat kecil, berwarna coklatgelap, kemudian bercak membesar (0,4 - 1 cm), berwarna coklat dengan pusat kelabu.Kebanyakan bercak dikelilingi oleh warna kuning. Penyebab penyakit ini adalahcendawan Helminthosporium oryzae atau Drechslera oryzae (Cochliobolus miyabeanus) .Cendawan ini sering menyerang tanaman yang ditanam pada lahan yang kurang subur atautanah beririgasi kurang baik (Semangun, 1993).Gambar 2.10. Gelaja penyakit bercak daun 2(Sumber: J. G. Dickson, 1956)Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara: (1) memperbaiki kesuburantanah, yaitu dengan memberikan pupuk kandang atau kompos, sebab tanah yang subur tidakakan mudah diserang cendawan tersebut, (2) menanam varietas yang tahan terhadap seranganpenyakit ini, (3) m

Hama dan penyakit tanaman padi sangat beragam. Disamping faktor lingkungan (curah hujan, suhu, dan musim) yang sangat mempengaruhi terhadap produksi padi adalah pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi sangat perlu dilakukan. 12 Apabila hama dan penyakit tanaman padi tidak dikendalikan dengan baik akan .

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat