KAJIAN SISTEM USAHATANI - Kementerian Pertanian

3y ago
52 Views
4 Downloads
382.99 KB
52 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Shaun Edmunds
Transcription

Success story

Success storySuccess StoryPenanggung jawab : Dr.Ir. Bambang Prayudi(Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi)Dewan Redaksi :Drs. SuharyonIr. Ahmad Yusri MsiIr. Linda Yanti MSiIr. Marlina Susy RangkutiHeri Sandra, MsiRedaksi Pelaksana dan Design Sampul :Endang SusilawatiDiterbitkan oleh:BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBIJl. Samarinda Paal Lima Kotabaru JambiKotak Pos 118 Jambi 36128Telepon: 074 1 - 40174/7553525Fax: 0741 - 40413E-mail: bptp jambi@yahoo.comTahun: 2007

Success storyKATA PENGANTARInovasi teknologi yang sudah dihasilkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian(BPTP) Jambi harus bermanfaat bagi pengguna untuk meningkatkan efisiensi,efektivitas system dan usaha agribisnis. Kegiatan diseminasi hasil-hasil pengkajianterus digalakkan melalui media, baik media elektronik maupun media cetak sepertijurnal, brosur, bulletin dan folder.Media ini menyajikan sebagian dari keberhasilan adopsi teknologi spesifiklokasi di Provinsi Jambi. Ada 3 materi yang disajikan yaitu; 1) Kajian SistemUsahatani Integrasi Ternak dan Tanaman Di Lahan Kering, 2) Pengkajian SistemUsahatani Padi pada Lahan Sawah Irigasi Di Kabupaten Tanjung Jabung BaratProvinsi Jambi dan 3) Kajian Analisis Usahatani Karet.Diharapkan informasi dalam media ini dapat dimanfaatkan oleh pengguna ataupihak lain yang berkepentingan terhadap hasil pengkajian BPTP Jambi. Bagipembaca yang memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi BPTP Jambisesuai dengan alamat yang tertera pada media ini.Jambi, September 2007Kepala BalaiDr. Bambang PrayudiNIP: 080 037 725

Success storyDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIHalamaniiiDAFTAR TABELiiiDAFTAR GAMBARivI.II.IIIKAJIAN SISTEM USAHATANI INTEGRASI TERNAKDAN TANAMAN DI LAHAN KERING1PENGKAJIAN SISTEM USAHATANI PADA PADALAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN TANJUNGJABUNG BARAT PROVINSI JAMBI13KAJIAN ANALISIS USAHATANI KARET40

Success storyDAFTAR TABELNo.Tabel1.Produksi pada kegiatan pengujian beberapa Varietas UnggulBaru (VUB) di lahan irigasi pada MH 2004.22Analisis Usahatani beberapa varietas padi (per ha) di lahanirigasi Desa Sri Agung .23Produksi beberapa VUB pada kegiatan adaptasi beberapavarietas padi di Desa Sri Agung Kecamatan Tungkal UluKabupaten Tanjung Jabung Barat MH 2005. .27Analisa biaya usahatani kegiatan adaptasi beberapa varietas padi(per ha) pada MH 2005. .28Komponen teknologi pada Pengkajian Sistem Usahatani Padi diLahan Irigasi Provinsi Jambi pada MK 2006 dan MH2006/2007. .302.3.4.5.6.7.8.9.10.11.Produksi beberapa VUB pada kegiatan SUT Padi di lahan sawahirigasi MK 2006.Analisis usahatani padi (per ha) dengan teknologi introduksipada kegiatan SUT Padi di lahan sawah MK 2006Analisis usahatani padi (per ha) dengan teknologi diperbaikipada kegiatan SUT Padi di lahan sawah MK 2006Analisis usahatani padi (per ha) petani non koperator padakegiatan SUT Padi di lahan sawah MK 2006Analisis usahatani padi (per ha) varietas Ciherang dan TukadBalian dengan teknologi introduksi dan teknologi diperbaikilahan irigasi MH 2006/2007Analisis Usaha Tani Tanaman Sela pada Perkebunan KaretRakyat .Halaman313334353643

Success storyDAFTAR GAMBARNo.Gambar1.3.Keragaan Tanaman Sela Jagung pada gawangan karet umur 1tahun .Keragaan Tanaman Sela Padi pada gawangan karet umur 2tahun . .Keragaan Tanaman Sela Jahe pada gawangan karet umur 3 tahun4.Keragaan Tanaman Sela Jahe pada gawangan karet umur 3 tahun455.Panen Perdana Karet Pengkajian Sistem dan Usaha AgribisnisBerbasis Komoditas Karet. .462.Halaman434444

Success storyKAJIAN SISTEM USAHATANIINTEGRASI TERNAK DAN TANAMAN DI LAHAN KERINGZubir, Batubara Z, Syafrial, Yusri A, Bustami dan Susilawati EPENDAHULUANPerubahan tatanan dunia kearah globalisasi, menghadapkan pembangunansektor pertanian Indonesia pada tantangan yang mengharuskan produk-produkpertanian untuk mampu bersaing secara global, memenuhi persyaratan wajib(necessary condition), yakni dihasilkan dengan biaya rendah, memberikan nilaitambah tinggi, mempunyai kualitas tinggi, mempunyai keraga man untuk berbagaisegmen pasar, dan mampu mensubstitusi produk sejenis (impor). Oleh karena ituefisiensi dalam segala subsistem agribisnis harus dilakukan.Rendahnya kemampuan bersaing, masih menjadi permasalahan utamapengembangan produk pertanian dalam negeri. Persaingan dalam harga jual sulitdimenangkan karena besarnya biaya produksi. Komoditas sapi pedaging misalnya,sebagian besar masih berasal dari peternakan rakyat yang dipelihara secara parsial dibawah skala ekonomis dengan efisiensi yang rendah. Jika curahan tenaga kerjadiperhitungkan, maka biaya pemeliharaan induk selama setahun tidak dapat ditutupioleh nilai pedet yang dihasilkan. Hal ini sangat berbeda dengan negara tetangga yangmemproduksi sapi pedaging dalam skala besar secara ekstensif karena didukung olehlahan yang luas. Biaya produksi yang rendah menyebabkan mereka dapatmenawarkan harga yang lebih rendah, bahkan setelah sampai di Indonesia. Hal yangsama juga terjadi pada komoditas jagung, di dalam negeri umumnya jagungdiproduksi dalam hamparan yang relatif sempit dan dengan input eksternal yangtinggi, sehingga dengan demikian tingkat efisiensinya juga rendah.Selain persaingan dalam harga jual, produk pertanian dalam negeri jugadihadapkan pada issu lingkungan dan residu kimia. Pre ferensi konsumen dunia akanproduk tanpa residu kimia serta dihasilkan oleh pertanian yang ramah lingkungansemakin meningkat. Pertanian yang ramah lingkungan merupakan unsur utama

Success storypertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan adalahpertanian yang dapat bertahan terus-menerus tanpa merusak lingkungan hidup. Lebihluas pertanian berkelanjutan tidak hanya mencakup kelestarian lingkungan tetapi jugamenyangkut aspek lain yang membuat pertanian tersebut layak dilakukan. Barber(1989) menyatakan bahwa pertanian berkelanjutan dapat dicapai ketika biaya sosialdapat dipertahankan konstan atau turun sebagai akibat peningkatan produksi.Pembangunan pertanian di Provinsi Jambi dihadapkan pada kenyataan bahwasebagian besar (93,58%) lahan yang tersedia merupakan lahan kering masam beriklimbasah. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang pengembangan areal pertaniandimasa mendatang. Merupakan tantangan karena jenis lahan tersebut tergolongkurang subur, merupakan peluang karena jumlahnya yang luas serta masih banyakyang belum dimanfaatkan. Lahan ini menjadi prospek dimasa mendatang dimanalahan subur sudah tidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Disisilain potensi pengembangan ternak sapi potong juga belum terkelola dengan baik,dimana setiap tahunnya terjadi trend peningkatan pemasukan ternak dari luar daerah.Konsep Integrasi Tanaman dan Ternak yang dikembangkan oleh BadanLitbang Pertanian dapat berperan dalam mengatasi berbagai permasalahan di atassecara simultan serta mewujudkan pertanian berkelanjutan. Beberapa keuntunganpelaksanaan sistem integrasi tanaman-ternak menurut Devendra (1993) adalah (1)diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi, (2) mengurangi terjadinya resiko, (3)efisiensi penggunaan tenaga kerja, (4) efisiensi penggunaan komponen produksi, (5)mengurangi ketergantungan energi kimia dan energi biologi serta masukansumberdaya lainnya dari luar, (6) sistem ekologi lebih lestari dan tidak menimbulkanpolusi sehingga melindungi lingkungan hidup, (7) meningkatkan output, dan (8)mengembangkan rumah tangga petani yang lebih stabil. Terdapat berbagai variansistem integrasi tanaman ternak dengan bebagai komoditasnya. Integrasi sapi jagungdipertimbangkan sebagai sistem yang lebih efisien karena tingginya tingkat

Success storyketergantungan antar komoditas tersebut. Tujuan kegiatan pengkajian ini adalah:menciptakan alternatif model pengembangan sistem usahatani integrasi ternak dantanaman yang sesuai dengan kondisi lahan kering.METODOLOGIPengkajian ini menggunakan pendekatan yang menyeluruh, partisipatif danintegratif (holistic-partisipative-integrative approach / HPIA) dan menganalisisrumah-tangga tani sebagai suatu sistem. Ditinjau dari percepatan difusi dan adopsiteknologi serta produk yang dihasilkan kegiatan ini termasuk sistem usahatani(farming system reseach) dengan tipe farmers-first farming systems (FF-FSR). Polaintegrasi diterapkan dengan pendekatan prinsip ‘zero waste’ dan LEISA (low externalinput sustainable agriculture) pada ternak sapi, khususnya untuk menghasilkankomersial stock. Konsep yang diterapkan merupakan pertanian terpadu denganpenekanan utama pada integrasi ternak sapi–palawija.Masalah yang diliput dalam pengkajian relatif kompleks mulai dari kesuburanlahan, budidaya palawija, pengolahan limbah tanaman, penyediaan pakan ternak,pengelolaan limbah kandang serta dinamika kelompok tani. Teknologi alternatif yangdiintroduksikan guna memperbaiki kinerja usahatani dikaji kelayakannya secarateknis, ekonomis dan sosial. Teknologi alternatif yang nyata tidak layak, dimodifikasiatau diganti dengan teknologi introduksi lain pada tahun berikutnya. Paket teknologiintroduksi dilaksanakan secara berkelompok, oleh karena itu pemberdayaankelompok tani merupakan bagian penting dari pengkajian.Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sarimulya, Kecamatan Jujuhan Ilir,Kabupaten Bungo. Kajian diterapkan pada satu kelompok tani dengan keterlibatananggota kooperatif sebanyak 18 orang, luas hamparan palawija 10 ha dan ternaksapi 50 ekor. Kegiatan dimulai tahun 2004 dengan survei karakateristik wilayah dan

Success storyPRA serta menghasilkan beberapa rancangan komponen teknologi. Tahun 2005rancangan komponen teknologi tersebut diuji adaptasikan dalam berbagai paketteknologi usahatani, sedangkan pada tahun 2006 dilakukan perbaikannya.Jenis data yang akan dikumpulkan sangat beragam sehingga dalampengambilan-nya disesuaikan dengan karakteristiknya masing-masing. Secara umumteknik pengambilan data yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :-metode pengamatan lansung untuk data keragaan biofisik tanaman dan ternak-metode wawancara untuk data sosial ekonomi-metode khusus untuk data tertentu seperti persepsi, interaksi sosial dansebagainyaHASILA. Deskripsi Umum WilayahKabupaten Bungo memiliki letak geografis yang strategis di tengah-tengahPulau Sumatera. Ibukota Kabupaten Bungo yaitu Muara Bungo dilalui oleh jalurLintas Tengah Sumatera. Jarak tempuh darat antara Muaro Bungo dengan 4 ibukotaProvinsi (Riau, Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi) relatif hampir sama sertamemiliki prasarana akses yang lancar. Keadaan tersebut membuat daerah ini memilikijangkauan dan alternatif pasar yang luas bagi produk yang dihasilkan.Topografi Kabupaten Bungo sebelah timur umumnya berupa dataran rendah,sedangkan ke arah barat datar, bergelombang sampai berbukit dan bergunung.Kecamatan Jujuhan memiliki ketinggian wilayah 50-150 m dpl. Desa Sarimulyakarena terletak di bagian timur memiliki topografi yang datar dan berada padaketinggian 70 m dplCurah hujan di Kabupaten Bungo rata-rata 97 – 384 mm/th dengan jumlah harihujan rata-rata 12 hari sehingga termasuk ke dalam golongan tipe A (sangat basah).Temperatur rata-rata berkisar antara 28 – 330C dengan kelembaban udara 80%.

Success storyKecamatan Jujuhan mempunyai kisaran suhu udara yang lebih rendah, yaitu : 25 –300 C atau rata-rata 27 0 C. Bulan basah Oktober sampai Maret dan bulan Kering Aprilsampai September. Berdasarkan zonasi agroekologi (Busyra et al., 2003) DesaSarimulya terletak pada zona IVax2 dan IVax1 (Gambar 1). Komoditas anjuran untukzona tersebut adalah padi gogo, jagung, kedelai, kacang tanah, cabe serta padi sawahdan kangkung. Seluruh jenis komoditas tersebut pada kenyataannya memang telahmenjadi komoditi ekonomi masyarakat dengan jagung sebagai prioritas.Jenis tanah yang paling luas di Kabupaten Bungo adalah latosol (45%),berikutnya PMK (14%), andosol (3 %) dan jenis kompleks (37%). KecamatanJujuhan juga memiliki jenis tanah dominan latosol. Tekstur tanah di Desa Sarimulyatermasuk liat, dimana komponen liat rata-rata 57,7%. Hasil analisis kimia sampeltanah di lahan tanaman palawija memperlihatkan bahwa kriteria sifat kimia tanahpada lahan palawija di Desa Sarimulya termasuk tanah dengan tingkat kesuburanrendah.Rendahnya tingkat kesuburan tanah tersebut disebabkan oleh N totalmempunyai kriteria rendah, P tersedia, K total dan kandungan karbon organik jugaberada pada kriteria rendah.Untuk lebih terarahnya pembangunan pertanian di Kecamatan, Dinas PertanianKabupaten mengambil kebijakan yaitu dengan membangun kawasan sentra produksipertanian. Tahun 2002 telah diusulkan kawasan sentra produksi pertanian dimasingmasing kecamatan dimana Kecamatan Jujuhan Ilir menjadi kawasan pengembanganpalawija. Hamparan tanaman palawija di Kecamatan Jujuhan terkonsentrasi di duadesa yaitu Bukitsari dan Sarimulya. Di Desa Sarimulya, palawija dan sapi potongmerupakan 2 komoditas andalan perekonomian masyarakat.Luas lahan palawija potensial yang dimiliki masyarakat Desa Sarimulya adalah180 ha, sedangkan yang selalu ditanami baru seluas 70 ha. Meski berada dekatdengan aliran sungai, tidak semua lahan tersebut menerima luapan setiap tahun.

Success storyLahan yang dimiliki petani kooperator pengkajian rata-rata hanya tergenang hanyasetiap 8 tahun sekali.B. Perakitan Paket TekologiBudidaya palawijaPola tanamKomoditas palawija utama di Desa Sarimulya adalah jagung, disamping ituterdapat juga tananam kedelai, kacang hijau dan kacang tanah. Penanaman palawijadilakukan dengan pola tanam yang beragam, mulai dari pertanaman monokultur,tumpang gilir hingga tumpangsari. Pola tanam jagung secara tumpangsari sudah biasadilakukan oleh sebagian petani. Tumpangsari jagung yang paling umum ditemukanadalah dengan kacang-kacangan terutamakedele. Meskimasih tergolongtumpangsari, namun porsi tanaman jagung biasanya cukup rendah, hanya sekitar10%, sehingga hasil dari tanaman jagung tidak dianggap penting. Tanaman jagunghanya berfungsi sebagai batas antar lajur dan petani sering menyebut periode tanamtumpangsari tersebut sebagai periode tanam kedele saja.Dalam lingkup integrasi palawija dan sapi potong, budidaya tanaman jagungdan kacang-kacangan dipandang tidak hanya sebagai penghasil jagung pipilan dankacang, tetapi juga sebagai penghasil pakan. Oleh karena hal tersebut hasil produksampingan berupa pakan perlu mendapat pertimbangan secara ekonomis. Kombinasitanaman jagung dan kacang-kacangan memberikan manfaat yang lebih baik, karenasaling melengkapi kebutuhan zat gizi ternak. Volume bahan pakan yang besar darisisa tanaman jagung dapat mensuplai kebutuhan energi yang tinggi, sedangkan sisatanaman kacang-kacangan akan lebih mendukung dalam penyediaan kebutuhanprotein. Campuran sisa tanaman kedele akan memperbaiki kualitas pakan berbasislimbah jagung karena kadar proteinnya lebih tinggiKegiatan pengkajian telah mengintroduksikan pola tanam tumpangsari jagungkedele dengan porsi yang lebih seimbang. Hal ini dimaksudkan agar ketersediaan

Success storyjerami jagung dan kedele sebagai komposisi utama pakan sapi dapat tersediasepanjang tahun dalam imbangan yang tetap. Disamping itu diharapkan terdapatbantuan suplai N dari tanaman kedele yang dapat meningkatkan kesuburan tanamanjagung. Hasil percobaan dilapangan telah mendapatkan kedua faktor tersebut sesuaiharapan, tetapi terdapat faktor lain yang lebih mempengaruhi produksi kumulatiftanaman sepanjang tahun. Faktor tersebut adalah adanya respon yang berbeda antarjagung dan kedele dalam berproduksi optimal terhadap musim. Jagung cendrungberproduksi optimal pada saat curah hujan tinggi, sebaliknya kedele akan mendapatbanyak serangan hama penyakit pada kondisi tersebut dan produksinya akanmaksimal pada kondisi curah hujan rendah. Hal tersebut menyebabkan jika jagungdan kedele ditanam dengan pola tumpangsari sepanjang tahun, maka keduakomoditas tersebut akan mengalami periode produksi rendah secara tandem,akibatnya produksi kumulatif setahun menjadi lebih rendah dibanding pola tumpanggilir. Oleh karena itu, dalam perhitungan analisis finansial didapatkan peningkatanpendapatan dengan introduksi teknologi pola tanam sebesar minus 22,6%/tahun.Jarak TanamJarak tanam jagung yang banyak digunakan petani adalah 80 x 20 cm.Sedangkan jarak tanam kedelai adalah 20 x 20 cm. Jarak tanam jagung tersebutmemuat populasi 62.500 batang perhektarnya, sehingga masih termasuk jarak tanamanjuran. Menurut Sudaryanto (1998) populasi tanaman jagung sebaiknya berkisarantara 60.000 dan 100.000 perhektar.PemupukanPenggunaan pupuk anorganik masih terbatas, baik jenis maupun dosisnya.Pupuk anorganik biasanya tidak diberikan jika jagung yang ditanam adalah varietaslokal. Penanaman jagung hibrida diberikan pupuk anorganik dengan dosis di bawahanjuran. Umumnya hanya menggunakan pupuk urea dengan dosis rata-rata 125 kg/ha.

Success storyRendahnya penggunaan pupuk buatan disebabkan karena petani merasa hargapupuk tersebut cukup tinggi, dan mereka kekurangan modal untuk memenuhinya.Alasan lain yang juga dikemukakan sebagian kecil petani adalah pemberian pupukyang terlalu banyak akan menyebabkan tanaman menjadi terlalu subur, sehingga bilaterjadi angin kencang tanaman menjadi mudah rebah.Percobaan pemupukan terdiri dari 2 perlakuan introduksi yaitu rekomendasiorganik dan rekomendasi anorganik. Meski produksi dari kedua perlakuan tersebutberbedatidak nyata,namun secaraekonomisrekomendasipukan lebihmenguntungkan karena biaya input yang lebih rendah. Analisis finansial terhadaptanaman jagung yang dipupuk rekomendasi pukan menunjukkan peningkatanpendapatan sebesar 231,2% dibanding teknologi petani.Budidaya Sapi PotongPenggunaan bibit pejantanPerhitungan dalam analisis finansial terhadap pengunaan bibit pejantan antaraPO dan Simental dibatasi pada penghitungan input-output mulai dari dikawinkanhingga anak lepas sapih. Harga lepas sapih merupakan harga taksiran dari hasilwawancara dengan petani, karena kenyataannya sangat jarang petani yang maumenjual sapinya pada umur tersebut. Harga pedet persilangan simental PO jugabervariasi terutama tergantung pada besarnya porsi darah Simental pada turunantersebut. Semakin besar porsi darah PO secara fenotipik semakin tinggi harga tawarternak tersebut. Analisis finansial pada laporan ini, mematok harga pedet padapersilangan aditif dengan porsi darah PO dan Simental yang sama. Pendapatan yangdiperoleh peternak meningkat 109% bila pedet merupakan hasil persilangan POSimental.

Success storyPakanPerhitungan analisis finansial pakan dalam laporan ini dibatasi dengan asumsisebagai berikut :-ransum seimbang yang dimaksud disini adalah pakan komplit berbasis limbahjagung yang telah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.-perbandingan hanya dilakukan terhadap pemberian pakan komplit denganpemberian pakan cara petani, sedangkan pemberian pakan flushing secaraekonomis belum dapat dilakukan perbandingan-nilai ekonomis lain dari pakan komplit berupa pe ningkatan kinerja ternak sebagaiakibat pemberian nutrisi seimbang tidak diperhitungkan.-jumlah ternak yang dipelihara adalah 3 ekor induk sapi PO dengan calvinginterval 12 bulan dan perkawinan dilaksanakan melalui IBPembatasan ini dilakukan untuk mengeliminir variabel nuisance yang dapatmerancukan perhitungan.Hasil analisis menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan petani hanyasebesar 3% dengan pemberian pakan komplit. Angka tersebut memang tidak berartiapa-apa dalam konteks perhitungan ini, tetapi analisis lebih lanjut terhadap faktorinp

9. Analisis usahatani padi (per ha) petani non koperator pada kegiatan SUT Padi di lahan sawah MK 2006 35 10. Analisis usahatani padi (per ha) varietas Ciherang dan Tukad Balian dengan teknologi introduksi dan teknologi diperbaiki lahan irigasi MH 2006/2007 36 11. Analisis Usaha Tani Tanaman Sela pada Perkebunan Karet

Related Documents:

sistem organ, kelainan dan penyakit. Sistem – sistem pada manusia dan hewan 1. Sistem pencernaan 2. Sistem ekskresi 3. Sistem pernapasan 4. Sistem peredaran darah 5. Sistem saraf dan indera 6. Sistem gerak 7. Sistem imun 8. Sistem reproduksi 9. Keterkaitan antar sistem organ dan homeostasis 10. Kelain

c) Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna d) Kementerian Sumber Manusia e) Kementerian Kerja Raya f) Kementerian Pertanian dan Industri Asas Tani g) Kementerian Pembangunan Usahawan dan Koperasi h) Kementerian Perusahaan, Perladangan dan Komoditi i) Kementerian Perumahan dan Kerajaan Tempatan

1. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah . 1. Percepatan diseminasi inovasi pertanian mendukung program strategis kementerian pertanian dan program pembangunan daerah 2. Percepatan penyampaian perkembangan inovasi pertanian. .

daerah yaitu ”menjadi akselerator pembangunan sektor pertanian untuk mewujudkan pertanian tangguh yang berorientasi pada sistem dan usaha agribisnis melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian secara efisien, mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan menuju masyarakat sejahtera”. Penyuluhan pertanian sebagai suatu sistem .

Pada peringkat awal pelaksanaan sistem berkementerian, 10 buah kementerian telah dibentuk bagi membolehkan satu kabinet pentadbiran kerajaan dilaksanakan, iaitu Jabatan Perdana Menteri, Kementerian Kewangan, Kementerian Hal Ehwal Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Hal Ehwal Luar Negeri, Kementerian Kebudayaan, Belia dan .

Untuk mewujudkan Visi tersebut Kementerian Pertanian menetapkan sepuluh Misi, yaitu: (1) Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis IPTEK dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis; (2) Menciptakan

Litbang Pertanian. Keputusan Menteri Pertanian tersebut mengamanatkan untuk mengoptimalkan peran KP sebagai Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP), yaitu sebagai lokasi penelitian, pengkajian, pengembangan, dan diseminasi inovasi pertanian pada unit pelaksana teknis lingkup Badan Litbang Pertanian.

A02 transactions for nonpermanent employees, including: TAU Limited Term T&D assignments Retired Annuitants Emergency 3. 120 transactions for employees who may have been placed in a duplicate position number as a result of the mass update. Departments should run a MIRS report to identify affected employees. In order to limit the fallout and manual processing required, departments should not .