IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA .

3y ago
44 Views
8 Downloads
332.90 KB
18 Pages
Last View : 30d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Alexia Money
Transcription

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPAOleh :Drs. Yoko Rimy, M.SiWidyaiswara LPMP D.I. YogyakartaABSTRAKKurikulum 2013 mengisyaratkan pembelajaran mempunyai tujuan membangunkompetensi anak didik seutuhnya yang mencakup 3 aspek kompetensi dalam dirinya.Pendekatan saintifik atau ilmiah mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Pemerolehan ketigaranah kompetensi tersebut memiliki lintasan (proses) psikologis yang berbeda.Implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran sangat menentukankeberadaan ketiga aspek kompetensi pada anak didik. Kebenaran implementasipendekatan saintifik dapat meningkatkan rasa keingintahuan, keterampilan mengamati,analisis, dan komunikasi. Oleh sebab itu perlu pemahaman tentang apa pendekatansaintifk, dan bagaimana implementasinya dalam pembelajaran khususnya IPA.Kata kunci : Pendekatan saintifik, anak didik seutuhnya1

A. PENDAHULUANStandar proses pendidikan menuntut proses pembelajaran hendaknya melaluilima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, ikan,yaitumelaluipenerapanpendekatan saintifik (Permendikbud no 81A Tahun 2013). Melalui proses inipengetahuan, ketrampilan, dan sikap pada anak didik dapat dielaborasi. Kompetensisikap dapat diperoleh melalui lintasan proses psikologis menerima, menjalankan,menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Kompetensi pengetahuan diperolehmelalui proses psikologis mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,mengevaluasi, dan mencipta. Sedangkan kompetensi keterampilan diperoleh enyaji,danmencipta(Permendikbud no 65 tahun aksikandalampembelajaran IPA? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu kembali pada konsepIPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alamsecara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu prosespenemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan menjadi wahana peserta didikuntuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lanjut ranmenekankanpadapemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi secara ilmiah.Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat, sehingga membantu pesertadidik memperoleh pemahaman mendalam tentang alam sekitar. Dengan demikiandapat dikatakanbahwa IPA adalah ilmu yang disusun secara sistematis dari gejalaalam, diperoleh secara ilmiah dan sikap ilmiah.Pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dirancang dengan prosedur agarpeserta didik aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip menjadi ilmu, melaluikegiatan mengamati/mencari latar belakang permasalahan, merumuskan masalah,mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagaiteknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan hasilnya.Prosedur saintifik didasari oleh beberapa teori pembelajaran yang relevan.Menurut teori Piaget, pikiran anak dibentuk bukan oleh ajaran orang dewasa ataupengaruh lingkungan lainnya, anak memang membangun struktur-struktur kognitifbaru dalam dirinya. Piaget menggambarkan ada empat tahap belajar yaitu: 1) TahapSensorimotorik; Tahap ini adalah sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pemahaman2

diperoleh melalui koordinasi pengalamansensor (seperti melihat dan mendengar)dengan tindakan-tindakan fisik. Anak memiliki kemampuan melakukan gerak motorikuntuk mengadakan hubungan dengan dunianya. Pada periode ini anak sudah mulaidapat menentukan cara baru melaluirabaan fisis dan internal pemikirannya; 2)Tahap Pemikiran Pra-Operasional; Tahap ini adalah pada usia antara 2-7 tahun.Anak mulai melukiskan dunia dengan kata dan gambar atau symbol, meskipun belummampu melaksanakan tindakan mental yang diinternalisasikan. Anak is,menggambarfisik,menggambar dalam mental, dan bahasa ucapan. Disini dengan bahasa anak dapatberkomunikasi dengan orang lain; 3) Tahap Operasional Kongkret; Tahap iniadalah pada usia 7-11 tahun. Terjadi perkembangan system pemikiran engurutan,klasifikasi,desentering, reversibility, konservasi, dan penghilangan sifat egosentrisme; dan 4)Tahap Operasional Formal Tahap ini adalah usia mulai 11 tahun, periode terakhirperkembangan kognitif teori Piaget. Anak memiliki kemampuan kemampuan berpikirabstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.Anak memiliki kemampuan berpikir sistematis, yaitu dapat memikirkan kemungkinanpemecahan suatu persoalan.Berbeda dengan Piaget, teori Vygotsky menyatakan perkembangan intelektualterkait dengan konteks historis dan budaya, yang perkembangannyatergantung ikamerekatumbuh.Pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui pengajaran daninformasi dari orang lain, yang diinternalisasi, sehingga anak dapatberpikir danmemecahkan masalah secara mandiri (self regulation).Vigotsky, juga mempunyaipandangan tentang zone ofproksimaldevelopment.Pembelajaran terjadi ketika anakanak bekerja dalam zona perkembangan proksimal mereka, dalam kondisi ini mentalfungsi lebih tinggi karena terjadi kesinambungan belajar. Teori ini menekankanhakikat pembelajaran sosiokultural, yang memerlukan perancahan (scaffolding), dankerja sama.Teori Bruner, menyatakan adanya 4 hal penting yang menjadi landasansaintifik, yaitu: 1) individu hanya belajar dan mengembangkan pikirannya apabila iamenggunakan pikirannya, 2) melalui proseskognitif dalam penemuan, siswa akanmemperoleh sensasi dan kepuasan intelektual, 3) cara agar siswa dapat belajarmenemukan, jika memiliki kesempatan untuk melakukan penemuanm dan 4) melaluipenemuan maka akan memperkuat retensi ingatan.3

Teori di atas sesuai dengan karakteristik pendekatan saintifik yaitu : 1)pembelajaran berpusat pada siswa, 2) melibatkan keterampilan proses sains dalammengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, 3) melibatkan proseskognitif dalammerangsang perkembangan intelektual berpikir tingkat tinggi, dan 4) dapatmengembangkan karakter siswa.Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi aktivitasmengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sehinggaimplementasi pendekatan saintifik akan dapat memberikan makna-makna berikut ini.1. Meningkatkan rasa keingintahuanPada pembelajaran IPA dapat difasilitasi melalui kegiatan penayangan videofenomena alam, diskusi bacaan, ataupun mengamati fakta dan masalah disekitar. Fasilitasi ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu peserta didik, karena iaakan bertanya tentang siapa(who), apa(what), dimana(Where), mengapa (Why),dan bagaimana (How) pada objek belajarnya.2. MengamatiMengamati objek belajar yang menarik sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasaingin tahu, sehingga pembelajaran bermakna tinggi. Mengamati merupakankegiatan mengidentifikasi ciri-ciri objek tertentu dengan alat inderanya secarateliti, atau menggunakan alat atau bahan tertentu untuk mengamati objek dalamrangka pengumpulan data atau informasi. Pengamatan yang dilakukan hanyamenggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yangdilakukan dengan menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif. amati,sebaiknyadimunculkan kegiatan yang memungkinkan siswa mengunakan berbagai pancaindranya untuk mencatat hasil pengamatan.3. MenganalisisPeserta didik perlu dilatih dan dibiasakan melakukan analisas data sesuai tingkatkemampuannya.Anak perlu memahami caraanalisis kuantitatif ataupun analisiskualitatif.Perlu ada kesempatan pada anak didik untuk mereviu kembali hasilpengamatannya dan perlu pelatihan membuat pola-pola atau grafik.Anak didikperlu berlatih mengembangkan kemampuan menghubungkan vaiabel yang telahdiperoleh dari pengamatan.dari data yang diperolehnya.4. MengkomunikasikanPada pendekatan saintifik anak didik perlu mendapatkan kesempatan untukmengkomunikasikan hasil yang telah diperolehnya. Komunikasi dapat berupapenyusunan pelaporan atau penyampaian hasil kegiatan.4

B.PEMBAHASAN1. PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN gintegrasikanpendekatan keterampilan proses dan metode ilmiah. Metode ilmiah dilakukan denganlangkah : melakukan pengamatan, menentukan hipotesis, merancang eksperimen,menguji hipotesis, menerima atau menolak hipotesis, dan merevisi hipotesis ataumembuat kesimpulan. Keterampilan proses dikembangkan melalui pengalamanlangsung anak didik ketika mengalami proses belajar, sehingga anak didik dapatmenghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.Funk dalam AmericanAssociation for the Advancement of Science, (1970)mengklasifikasikan ketrampilanproses menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu.Klasifikasi keterampilan proses tersebut tertera pada tabel berikut.Tabel 1.Keterampilan Proses Dasar dan Terpadu Keterampilan Proses DasarKeterampilan Proses TerpaduMengamati Mengontrol variabelMengukur Menginterpretasikan dataMenyimpulkan Merumuskan hipotesaMeramalkan Mendefinisikanvariabelsecara operasionalMenggolongkanMengkomunikasikan Merancang eksperimenDalam merancang pengembangan ketrampilan proses pada anak didik, kitaperlu memahami indikator dan sub indikator dari setiap ketrampilan proses. Tabelberikut ini menyajikan jenis-jenis indikator keterampilan proses beserta subindikatornya.Tabel 2.Jenis-jenis Indikator dan Sub Indikator Keterampilan b Indikator Keterampilan Proses Sains Menggunakan sebanyak mungkin alat inderaMengumpulkan/menggunakan fakta yang relevanMencatat setiap pengamatan secara terpisahMencari perbedaan, persamaan;Mengontraskan ciri-ciri;MembandingkanMencari dasar pengelompokkan atau penggolonganMenghubungkan hasil-hasil pengamatanMenemukan pola dalam suatu seri pengamatan;MenyimpulkanMenggunakan pola-pola hasil pengamatanMengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaansebelum diamati Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana. Bertanya untuk meminta penjelasan; Mengajukanpertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.5

unikasiSub Indikator Keterampilan Proses Sains Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinanpenjelasan dari suatu kejadian. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannyadengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan carapemecahan masalah. Menentukan alat/bahan/sumber yang akan digunakan Mentukan variabel/ faktor penentu; Menetukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat; Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkahkerja Memakai alat/bahan Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan ; Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan. Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasibaru Menggunakan konsep pada pengalaman baru untukmenjelaskan apa yang sedang terjadi Mengubah bentuk penyajian Menggambarkan data empiris hasil percobaan ataupengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram; Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis; Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian; Membaca grafik atau tabel atau diagram; Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atausuatu peristiwa.Untuk mengenal lebih jauh tentang indikator ketrampilan proses pada IPA, berikutini diuraikan beberapa indikator keterampilan proses dasar dan keterampilan prosesterpadu yang mungkin dilatihkan pada peserta didik.1.MengamatiKegiatan ini merupakan aktivitas mengidentifikasi ciri objek tertentu dengan alatindera atau alat bantu lainnya secara teliti, sehingga terkumpul data atau informasi objekyang dipelajari. Alat indra yang dapat digunakan untuk mengamati meliputi indrapenglihat, indra pembau, indra peraba, indra pengecap dan indra pendengar. Dalampembelajaran anak didik mengidentifikasi rasa buah akan diperoleh data kualitatif itemansekelasdenganmenggunakan meteran akan diperoleh data dengan ukuran sekian cm tingginya, yangberupa data kuantitaif.2. MengukurKeterampilan ini dikembangkan melalui aktivitas yang berkaitan denganpenggunaan alat ukur dengan satuan yang cocok untuk ukuran panjang, luas, isi,waktu, berat, dan sebagainya.Carin menyatakan mengukur adalah merupakan6

observasi kuantitatifdengan membandingkan objekterhadap standar yangkovensional atau standar baku. Melatih anak didik agar trampil mengukur panjangmeja, dapat dengan alat ukur konvensioal jengkal, atau dengan alat ukur bakumeteran.3. MengklasifikasikanKlaslifikasi adalah merupakan aktivitas untuk menyusun atau pengelompokanatas objek-objek atau kejadian-kejadian tertentu. Untuk melakukan keterampilanklasifikasi ini, anak didik perlu melakukan dua keterampilan berikut ini:a. Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yang diamati darisekelompokobjek.b. Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifatobjek.Klasifikasi berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan persamaan, perbedaandan hubungan timbal baliknya. Anak didik yang dapat mengelompokkan hewan yanghidup di darat, dan hewan yang hidup di air, akan memahami ciri yang diperlukanuntuk hidup dan di darat, dan juga dapat membedakan hewan-hewan yang diamati.4. MenyimpulkanMenyimpulkan ini dikenal dengan inferensi, sebagai sebuah pernyataan yangdibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan. Hasil inferensi dikemukakan sebagaipendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamati.Pola pembelajaran untukmelatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan pembelajarankonstruktivisme, sehingga siswa belajar merumuskan sendiri inferensinya. Anak didikyang memiliki matra pengetahuan air hujan turun ke bawah, air di genteng turunketanah, maka anak didik tersebut akandapat menarik inferensi melalui kontrukpengetahuan bahwa air mempunyai sifat “mengalir dari tempat yang tinggi ketempatyang rendah”.5. MengkomunikasikanKomunikasi berarti merupakan aktivitas menyampaikan pendapat hasilketerampilan proses, baik disampaikan secara lisan maupun tulisan. Secara lisanketrampilan dapat berupa presentasi di depan kelas. Dalam tulisan bisa bagainya.Keterampilanmengkomunikasikan ini misalnya:a) Mengutarakan suatu gagasan.b) Menjelaskan penggunaan data hasil pengamatan secara akurat suatu objek ataukejadian.7

c) Mengubah data dalam bentuk tabel ke bentuk lainnya misalnya grafik, petasecara akurat.6. MemprediksiPrediksi adalah perkiraan berdasarkan hasil pengamatan nyata. Memprediksiberarti mengemukakan yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatiberdasarkan pola yang ditemukan. Keterampilan meramalkan atau prediksimencakup keterampilan mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadiberdasarkan suatu kecenderunganatau pola yang sudah ada. Jika anak didikmenemukan fenomena hari ini panas, ada mendung, maka anak didik dapatmempreksi bahwa sebentar lagi akan turun hujan.7. Mengidentifikasikan VariabelVariabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasiatau berubah pada suatu situasi tertentu.Besaran kualitatif adalah besaran yang tidakdinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalahbesaran yang dinyatakan dalam satuan pengukuran baku tertentu.Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaituvariabel bebas atau manipulasi, variabel teikat atau respon dan variabel kontrol. Variabel manipulasi adalah suatu variabel yang secara sengaja diubah ataudimanipulasi dalam suatu situasi. Variabel respon adalah variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatanmanipulasi. Variabel kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidakberpengaruh terhadap variabel respon.Ketika anak didik mencoba belajar dengan mememihara anak ayam, dia ingin tahujenis makanan apa yang cepat membuat anak ayam bertambah beratnya,makaanak didik akan mengidenttifikasi jenis variable yang ada dalam belajarnya. Janismakanan sebagai variabel bebas, berat ayan sebagai variable terikat, sedangkanvariable kontrolnya dapat berupa umur anak ayam, jenis anak ayam dll.8. Menginterpretasi DataFakta atau data yang diperoleh dari observasi sering memberikan suatu nya:mencatatsetiaphasilpengamatan, menghubungkan-hubungkan hasil pengamatan, menemukan pola atauketeraturan dari suatu rangkaian pengamatan dan menarik kesimpulan.Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data,analisis data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikandata dalam bentuk yang mudah difahami, misalnya bentuk tabel, grafik dengan8

angka-angka yang sudah direrata. Data yang sudah dianalisis baru diinterpretasikanmenjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang diinterpretasikanharus data yang membentuk pola atau berupa kecenderungan.9.Merumuskan HipotesisHipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan pembuktian yangmerupakan dugaan yang akan terjadi pada sebuah fenomena. Hipotesis dirumuskandalam bentuk pernyataan, secara induktif atau deduktif.Perumusan secara induktifberdasarkan data pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori.Hipotesis dapatjuga dipandang sebagai jawaban sementara dari rumusan masalah.10. Definisi Variabel Secara OperasionalMendefinisikan suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabelitu diukur. Definisi operasional variabel menguraikan bagaimana mengukur suatuvariabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan danpengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan inimerupakan komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena ituharus sering di ulang-ulang.11. EksperimenEksperimen merupakan aktivitas percobaan/ pembuktian untuk menghasilkandata yang digunakan untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus selalu dalam bentuk penelitianyang rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yangsederhana.Melalui penerapan keterampilan proses peserta didik dapat terlatih dalamketerampilan saintifik.Sehingga ada peningkatan dan keseimbangan antarakemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memilikikecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)pada peserta didik.2.CONTOH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK1.Kompetensi pembelajaranKompetensi pembelajaran IPA di kelas V kurikulum 2013 .1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dankompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yangmenciptakannya, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agamayang dianutnya2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; obyektif; jujur;teliti; cermat;tekun;hati-hati;bertanggung jawab; terbuka; dan ujud9

implementasisikapdalammelakukan inkuiri ilmiah dan berdiskusi2.2Menghargai kerja individu dankelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagaiwujud implementasi melaksanakan penelaahan fenomena alam secaramandiri maupun berkelompok3.4. Membedakan campuran dan larutan melalui pengamatan4.1. Merancang dan melaksanakan percobaan untuk membedakan campurandan larutan menggunakan bahan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hariIndikator2.1.1. menunjukkan perilaku teliti, hati-hati, tanggung jawab2.2.1. menghargai kerja individu dan kelompok3.4.1. menjelaskan pengertian campuran3.4.2. menjelaskan pengertian larutan4.1.1. merancang percobaan untuk membedakan campuran dan larutan4.1.2. melaksanakan percobaan untuk membedakan campuran dan larutan4.1.3. melaporkan hasil percobaan2. Model Pembelajaran danTahapan Kagiatan Pembelajaran yang DigunakanContoh model pe

Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi aktivitas mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Sehingga implementasi pendekatan saintifik akan dapat memberikan makna-makna berikut ini. 1. Meningkatkan rasa keingintahuan Pada pembelajaran IPA dapat difasilitasi melalui kegiatan penayangan video .

Related Documents:

implementasi pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu (2) hasil pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn era daring di MAN Kota Batu. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif diskriptif dengan pendekatan saintifik yang dilakukan di MAN Kota Batu pada September 2020.

“Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran IPA di SDN Cepit, Bantul” hasil penelitiannya adalah pemahaman guru mengenai kurikulum 2013 masih rendah. Sehingga guru lebih nyaman menerapkan kurikulum 2006 (KTSP), namun guru tetap menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Implementasi pendekatan

pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Fiqih di MAN 4 Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru 4 Aceh besar. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunujukan bahwa implementasi pendekatan saintifik yang

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPA SECARA TERPADU Dadan Rosana Pendidikan IPA, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, email:danrosana.uny@gmail.com ABSTRAK Kurikulum 2013, yang menekankan pada penerapan pendekatan saintifik, menuntut pembelajaran IPA yang menekankan pada pembelajaran terpadu juga menerapkan

Negeri 25 Medan. 3) Penerapan model pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan. 4) Daya . Daya Dukung Sekolah Terhadap Proses Pembelajaran Dengan Pendekatan Saintifik Model Inkuiri Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 25 Medan 70 5. Pandangan Guru dan Siswa Terhadap Penerapan Pendekatan Saintifik dalam

Tabel 4.5: Distribusi Frekuensi dan Persentase Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Akidah Akhlak. 67 Tabel 4.6: Kategorisasi Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran . Pada perubahan dan implementasi kurikulum 2013 harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran .

used when setting windows hooks . Relies on the user api hook . User Api Hook Special hooking mechanism introduced to support Windows themes RegisterUserApiHook Can only be registered by privileged processes Requires the TCB privilege Caller must be running as SYSTEM Allows Windows to load a theme client module into every GUI application . Smashing the Atom . Theme Subsystem Introduced in .