Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak

3y ago
65 Views
2 Downloads
1.01 MB
12 Pages
Last View : 23d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Wade Mabry
Transcription

TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN drisE-ISSN : 2442-5494; P-ISSN: 1907-672XIntegrasi Pendidikan Karakter dalamPembelajaran Akidah AkhlakHarpan Reski Mulia111 Aceh Tenggara, Banda s:Akidah akhlak;integration;education ofcharacter;learningprocess.In recent time, character education is viewed as important thing ineducation. It has been applied in all education institutions. In thiswriting, the approach of integration theory is used to analyze theintegration of character education in learning process of study atschool, especially the learning process inAkidah Akhlak. Because,the akidah akhlak has been the value of Islam to teach to thestudents. The objective of this research is to know the process ofintegration of character education in learning process of AkidahAkhlak. This research used descriptive qualitative method byusing phenomenological approach, the phenomenology approachused to understanding the phenomenon by looking directly howthe integration of character education in learning process ofAkidah Akhlak which is being taught by teachers in class rooms ofMIN 11 Aceh Tenggara, based on observation, interview anddocumentation. The result of this research shows that theintegration of character education in learning process of AkidahAkhlak through: the core of competence, the objectives of studyand the learning method process which are used by akidahakhlak’s teachers.Abstrak:Kata Kunci:Akidah akhlak;integrasi; pendidikankarakter; prosespembelajaran.Pendidikan karakter akhir-akhir ini menjadi perhatian khusus didunia pendidikan, bahkan menjadi kewajiban pada semualembaga pendidikan menyelenggarakan pendidikan karakter.Dalam artikel ini, peneliti mendekati pendidikan karakter melaluiteori integrasi, dengan menganalisis integrasi pendidikan karakterdi dalam disiplin mata pelajaran, secara khusus mata pelajaranAkidah Akhlak. Karena, Akidah Akhlak harus mempunyai andilbesar dalam penyadaran nilai-nilai agama Islam kepada pesertadidik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesintegrasi pendidikan karakter dalam proses pembelajaran akidahakhlak. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptifmelalui pendekatan fenomenologi, peneliti berupaya memahamisecara langsung proses integrasi pendidikan karakter dalampembelajaran akidah akhlak, yang dilakukan oleh guru mata118

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlakpelajaran Akidah Akhlak di MIN 11 Aceh Tenggara. Observasi,wawancara, dan dokumentasimerupakan metode pengumpulandata, yang darinya peneliti menemukan bahwa integrasipendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak dapatmelalui kompetensi inti, tujuan pembelajaran,serta metodepembelajaran yang digunakan guru mata pelajaran AkidahAkhlak.Received : 11 Maret 2020Revised: 06 Mei 2020Accepted: 16 Juni 2020http://doi.org/10.19105/tjpi. TadrisJurnal Pendidikan IslamInstitut Agama Islam Negeri Madura, IndonesiaThis is an open access article under the CC–BY-NC license1. PendahuluanPendidikan sejatinya adalah proses memanusiakan manusia, hal inidimaksudkan karena manusia dalam mencapai kemulian tentulah harus melaluipendidikan. Di Indonesia, tujuan pendidikan dirumuskan dalam suatu perundangundangan atau peraturan. Poin penting dari tujuan pendidikan di Indonesiaadalah terbentuknya akhlak atau karakter peserta didik.1Dewasa ini, sorotan utama pendidikan di Indonesia adalah akhlak siswa,karena dekadensi moral yang semakin ambruk. Krisis tersebut antara laintawuran antar pelajar, pemerasan/kekerasan (bullying), penyalahgunaan obatobatan, pornografi, kebiasaan mencontek dan lain sebagainya, semua itumerupakan masalah-masalah sosial dan hingga saat ini belum dapat diatasisecara tuntas, padahal sejatinya salah satu aspek yang diutamakan dalamproses pembelajaran di Indonesia adalah membangun mental positif dalamberbagai dimensi yang tergambar pada undang-undang nomor 20 tahun 2003tentang sistem pendidikan nasional.2Ketika lembaga pendidikan menjadi harapan semua orang, untukmembina karakter peserta didik, maka tidak bisa tidak, pendidikan harus lebihprogresif dalam memberikan ekstra perhatian dalam pembinaan karaktertersebut. Dilain pihak, selain pendidikan karakter ini, kurikulum yang diembankankepada sekolah juga berupa pembinaan dalam ranah afektif dan psikomotorik.Artinya, pendidikan yang diharapkan pada saat sekarang ini adalah pendidikanyang terintegrasi pada tiga ranah tersebut.Pendidikan yang bersifat tektual, pada mata pelajaran pendidikan moraldan budi pekerti di sekolah, dan/atau akidah akhlak di madarasah, menjadikanpenanaman karakter ini menjadi tidak efektif.3 Padahal seogianya, mata pelajaranyang berkenaan dengan penanaman karakter harus lebih berupa kontekstual,terkhusus lagi pada jenjang pendidikan Islam, di semua tingkatan (MadrasahIbtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah) satu mata pelajaran khususterkait pembinaan karakter, yaitu Akidah Akhlak. Selain itu, pendidikan Islam1Seperti yang tertuang dalam Permen No. 57 Tahun 2015, Bab VIII, Pasal 24 bahwa pada poin “b”peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memperoleh nilai sikap / perilakuminimal baik. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Badan Penelitian Dan Pengembangan 2 %20SKL%20MAPEL%20SD-MI.pdf.2Lihat: BAB 1 Pasal 1 UU No. 20 Th 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 0-2003-Sisdiknas.pdf.3Darmiyati Zuchdi, Zuhddan Kun Prasetya, and Muhsinatun Siasah Masruri, Model PendidikanKarakter: Terintegrasi Dalam Pembelajaran Dan Pengembangan Kultur Sekolah (Yogyakarta: MultiPresindo, 2013), 1.DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092Tadris: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020119

Harpan Reski Muliaharus menomor satukan sikap/moral daripada intelektual dan tidak ada kegiatanyang lebih didahului oleh afektifitasasi keimanan kepada Tuhan.4Jika ditilik lebih lanjut, pelajaran Akidah Akhlak dan pendidikan karaktermisi yang sama, sebagaimana akhlak menurut Muhammad Al-Hufy yaknikemauan yang kuat untuk melakukan kebaikan secara berulang-ulang sehinggamenjadi kebiasaan.5 Adapun pendidikan karakter adalah proses penanamankebiasaan yang baik, agar menjadi kebiasaan (habit) dalam kehidupan seharihari.6 Dengan demikian, maka perlu perhatian yang lebih besar pada pelajaranakidah akhlak, agar mata pelajaran ini lebih optimal dalam menanamkanpendidikan karakter bagi peserta didik dan juga sebagai out-put yang diharapkandari mata pelajaran akidah aklak sendiri.Salah satu upaya optimalisasi penanaman pendidikan karakter iniadalah dengan mengintegrasikan dalam pelajaran akidah akhlak. Sebagaimanadalam berbagai mata pelajaran, pendidikan karakter dapat diintegrasikan sepertipada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,7 Pendidikan Kewarganegaraan,8 IlmuPengetahuan Alam,9 Pelajaaran Bahasa,10 Pelajaran Bahasa Jerman,11 dan lainsebagainya, demikian juga pada pelajaran akhidah akhlak harus diupayakan. Adabeberapa alasan integralisasi ini harus dilakukan, pertama menguatkan akidahpeserta didik pada zaman 4.0 ini, sangat diperlukan.12 Kedua, denganmengintegrasikan dalam pelajaran akhlak, maka siswa beraklak kepada Allah,sesama manusia, dan kepada diri sendiri.13Dari uraian diatas, maka perlu adanya sebuah usaha dalammengartikulasikan pendidikan karakter baik secara konseptual maupun praktispada mata pelajaran akidah akhlak, supaya pendidikan karakter tidak selaluhanya bermain pada ranah kognitif, namun juga dapat mencapai pada ranahafektif dan psikomotor atau diaplikasikan dalam kehidupan nyata peserta didik.Untuk melihat upaya guru akidah akhlak dalam mengintegrasikan pendidikankarakter dalam pelajaran akidah akhlak, metode yang digunakan dalam penelitianini adalah deskriptif kualitatif. Sebagaimana penelitian kualitatif bermaksud untukmemahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya4Dja’far Siddik, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, Edisi Revisi, Cet. 1 (Bandung: CitapustakaMedia Perintis, 2011), 49.5Haedar Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama Dan Budaya (Yogyakarta: Multi Presindo,2013), 23.6Agustino Hermino, Manajemen Kurikulum berbasis Karakter: Konsep, Pendekatan, dan Aplikasi(Bandung: Alfabeta, 2014), 159.7Rifki Afandi, “Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah .v1i1.32.8Puspa Dianti, “Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan KewarganegaraanUntuk Mengembangkan Karakter Siswa,” Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 23, no. 1 . Khusniati, “Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPA,” Jurnal Pendidikan IPA Indonesia 1,no. 2 (2012), https://doi.org/10.15294/jpii.v1i2.2140.10Beniati Lestyarini, “Penumbuhan Semangat Kebangsaan Untuk Memperkuat Karakter IndonesiaMelalui Pembelajaran Bahasa,” Jurnal Pendidikan Karakter 0, no. 3 (2012): Sulis Triyono, “Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Jerman,”Jurnal Pendidikan Karakter 0, no. 3 (2012): 269–79, https://doi.org/10.21831/jpk.v0i3.1250.12Zaini Zaini and Roni Ramlan, “Penguatan Pendidikan Aqidah Anak Dari Penyimpangan BudayaOnline,” TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam 14, no. 2 (December 26, 2019): .13Buhari Pamilangan, “Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak,” Istiqra cle/view/467.120Tadris: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlakperilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik.14 Adapun locuspenelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Aceh Tenggara, yaitu denganwawancara, observasi, dan dokumentasi, data kemudia dianalisis dengan teknikMiles dan Huberman berupa, reduksi data, penyajian data, dan membuatkesimpulan/verifikasi.152. PebahasanA. Pendidikan Karekter dan Pembelajaran Akidah Akhlak1) Pendidikan Karakter dan Lembaga PendidikanSekitar tahun 1900-an, terminologi pendidikan karakter mulai merebakdalam dunia pendidikan, terutama sejak luching buku Thomas Lickonayang berjudul “The Return of Character Education”, kemudian disusulbukunya yang berjudul “Educating For Character: How Our School CanTeach Resfect and Responsibility”. Karakter atau “character”secaraetomologi berasal dari bahasa Yunani “charessein” yang berarti mengukircorak yang tetap dan tidak dapat terhapus. Adapun secara terminologikarakter berarti perpaduan dari segala tabiat manusia yang bersifat tetapsehingga menjadi tanda khusus untuk membedakan orang yang satudengan yang lainnya.16Dari pengertian diatas, maka pendidikan karakter yang dilaksanakandisekolah, secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha yangdilakukan oleh semua komponen sekolah untuk menanamkan perilakuperilaku baik kepada peserta didik, sehingga menjadi suatu kebiasaanyang tetap. Seperti yang dikemukakan oleh Zubaedi, bahwa pendidikankarakter di sekolah adalah “the delibrate us of all dimensions of school lifeto foster development”.17 Sejalan dengan Zubaedi, Agus Wibowo lebihdetail memberikan gambaran tujuan pendidikan karakter pada danmengembangkan karekater-karakter luhur kepada anak didik, sehinggamereka memiliki karakter luhur dan mampu menerapkan danmempraktikkan dalam kehidupannya.18Pentingnya keterlibatan lembaga pendidkan untuk penanamanpendidikan karakter kepada peserta didik, membuat California Task aramempromosikan berbagai karakter atau nilai-nilai luhur seperti tanggungjawab.19 Dalam pendidikan Nasional di Indonesia terdapat 18 nilai-nilaiyang perlu ditanamkan dalam pendidikan, yakni religius, jujur, toleransi,disiplin, kerja keras, kratif, mandiri, demograsi, rasa ingin tahu, semangatkebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan14Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya,2014), 6.15Matthew B Miles and A. Michael Huberman, Analisis Penelitian Kualitatif, trans. Tjerjep RohendiRohidi (Jakarta: UI-Press, 1992), 16–21.16Nashir, Pendidikan Karakter Berbasis Agama Dan Budaya, 10.17Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga PendidikanIslam, Cet. 1 (Jakarta: Kencana, 2012), 14.18Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasi Secara Terpadu diLingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi & Masayarakat (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2013), 30.19Francis Fukuyama, Identity: The Demand for Dignity and the Politics of Resentment (FarrarStraus and Giroux, 2018), 86,http://gen.lib.rus.ec/book/index.php?md5 277233c5b699390635ef14e7403b6feb.DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092Tadris: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020121

Harpan Reski Muliatanggung jawab.20 Dengan demikian, menjadi kewajiban bagi semualembaga pendidikan untuk mengembangkan dan menanamkan nilai-nilaikarakter yang telah dirumuskan dalam pendidikan nasional.2) Pelajaran Akidah AkhlakDi Indonesia, lembaga pendidikan dibagi menjadi dua, yaitu lembagapendidikan agama dan lembaga pendidikan umum. Lembaga pendidikanagama ini merupakan usaha untuk menjamin hak individu untuk memelukdan menjalankan keyakinannya. Demikian juga dalam Islam, lembagapendidikan Islam diakui keberadaannya dalam tubuh pendidikan nasionalyang tertuang pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, yang menurut Haidar Daulay21 setidaknya ada tigahal yang terkait dengan pendidikan Islam yaitu. Pertama, secarakelembagaan pendidikan madrasah diakui setara dengan sekolah. Kedua,Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran diakui keberadaannya baik disekolah-sekolah maupun madrasah. Ketiga, nilai (value) terdapatseperangkat nilai-nilai Islam dalam sistem pendidikan nasional.Pendidikan Islam pada tataran kelembagaan, maka lembagapendidikan Islam mempunyai otonomi untuk mengembangkan kurikurimagamnya, salah satunya yaitu dengan membagi mata pelajaran agamaIslam kepada empat mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaranakidah akhlak. Pelajaran akidah akhlak sendiri memiliki dua komponendasar yaitu pelejaran tentang akidah Islamiyah, dan pelajaran akhlak.Pelajaran tentang Akidah Islamiyah yaitu mempelajari tentang keyakinankepada Allah, Rasullullah, Malaikat, Hari Akhirat (Kiamat), dan Qodo danQadar Allah, sehingga mempunyai keyakinan yang teguh. Hal ini sesuaidengan pengertian dari akidah yang dikemukakan oleh Abdullah Al-HamidAl-Atsari, bahwa akidah merupakan sesuatu keyakinan yang teguh dantetap dan kuat mengenai Allah dan Rasull-Nya.22Adapun akhlak sebagaimana dirumuskan oleh Ibnu Miskwaih adalahmerupakan upaya ke arah terwujudnya sikap batin yang mampumendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilaibaik dari seseorang.23 Akhlak, dalam konsep yang harus ditanamkandalam pribadi manusia, menurut miskawaih setidaknya ada empat nilaimendasar yakni al-Iffat (menahan diri/self control), al-Syaja’at(keberanian), dan al-Hikmat (kebijaksanaan) serta al- Adalat (keadilan).24Dengan demikian, maka pengertian yang diberikan oleh Miskswaihtersebut dapat dipahami bahwa dalam mata pelajaran, pelajaran akhlakadalah pelajaran yang membahas tentang tingkah laku manusia, setraupaya untuk menanamkan akhlak-akhlak terpuji kepada peserta didik.Adapun dalam sistem pendidikan nasional, tujuan pelajaran akidahakhlak telah dirumusakan yaitu untuk menumbuh kembangkan akidahmelalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan,penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik20Kementerian Pendidikan Nasional, “Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter” (BadanPenelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, n.d.), 8.21Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia, Edisirevisi, cetakan-3 (Jakarta: Kencana, 2012), 7.22Abdullah Al-Hamid Al-Atsari, Al-Wajiz fi Aqidati as-Salafu as-Shalih Ahli as-Sunnah (Saudi Arabia:Dar al-Alamiyah, n.d.), 14.23Abudin Nata, Persfektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid Studi Pemikiran Tasawuf AlGazali (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2001), 55.24Harpan Reski Mulia, “Pendidikan Karakter: Analisis Pemikiran Ibnu Miskawaih,” Tarbawi : JurnalIlmu Pendidikan 15, no. 1 (June 30, 2019): 43, is: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlaktentang akidah Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terusberkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta,mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindariakhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan individumaupun sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidahIslam.25B. Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah AkhlakBerdasarkan data yang diperoleh, proses intregrasi pendidikankarakter dalam pembelajaran akidah akhlak di MIN 11 Aceh Tenggaramencakup, 1) pada Kompetensi Inti; 2) Tujuan Pembelajaran; 3) MetodePembelajaran.1) Pada Kompetensi IntiDalam RPP yang digunakan guru akidah akhlak, memuat empatkompetensi inti yang harus dicapai. Karena, MIN 11 Aceh Tenggarasudah menggunakan Kurikulum 2013 (K-13) terdiri dari :KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI-2:Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)santun, rensponsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagaibagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalammenempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulanduniaKI-3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dankejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalahKI-4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranahabstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, sertamampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.Proses pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaranakidah akhlak pada kompetensi initi yang dilakukan oleh guru dapatditunjukkan sebagai temuan penelitian. Karena, kompetensi inti dalamkurikulum 2013 (K-13) merupakan terjemahan atau operasionalisasiSKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka, setelahmenyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu ataujenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utamayang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, danketerampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajaripeserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antarapencapaian hard skills dan soft skills.Hal ini sejalan dengan pengertian dalam permendikbud, yaitukompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan25Tem Penyusun, Buku Guru Akidah Akhlak (Jakarta: Kementerian Agama, 2014).DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092Tadris: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020123

Harpan Reski Muliauntuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimilikiseorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.26 Dengan demikian,guru akidah akhlak pada tataran ini, hanya perlu mengembangkan d

Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Akidah Akhlak DOI: 10.19105/tjpi.v15i1.3092 Tadris: Jurnal Pendidikan Islam; Vol. 15 No.1, 2020 121 perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik.14 Adapun locus penelitian ini adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri 11 Aceh Tenggara, yaitu dengan

Related Documents:

Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama BAB II: PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SECARA TERINTEGRASI DI DALAM PROSES PEMBELAJARAN 39 A. Pembelajaran Kontekstual 39 B. Integrasi Pendidikan Karakter di Dalam Pembelajaran 45 1. Perencanaan Pembelajaran 45 2. Pelaksanaan Pembelajaran 51 3. Evaluasi Pencapaian Pembelajaran 59 4.

pembelajaran karakter di sekolah-sekolah dan bentuk model teoretis integrasi pendidikan karakter lintas agama. Key words: lintas agama, pendidkan karakter, penelitian dan pengembangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah .

Sangat urgen adanya upaya pengembangan pendidikan karakter pada siswa, menyangkut pula media yang digunakan dalam proses pembelajaran. . untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam media pembelajaran. Kata kunci : integrasi, implementasi, karakter, flip book maker, teknologi pembelajaran. A. PENDAHULUAN .

implementasi pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui integrasi dalam mata pelajaran, mata pelajaran dalam muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri.2 Sekolah menjadi tempat yang strategis dalam menguatkan pendidikan karakter yang semakin lama mengalami degradasi dan memiliki peran penting dalam menciptakan kultur yang positif.

F. Nilai-Nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 7 BAB II : PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA MELALUI INTEGRASI MATA PELAJARAN, PENGEMBANGAN DIRI, DAN BUDAYA SEKOLAH A. Prinsip dan Pendekatan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 11 B. Perencanaan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 14

pendidikan yang terkait dalam program integrasi, serta penguatan sistem pengelolaan, sarana prasarana maupun pembiayaan lembaga terhadap integrasi. 3. Integrasi MDT di sekolah melalui Kurikulum meliputi penyusunan KTSP yang terintegrasi; penyusunan program Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter bukanlah suatu kebijakan baru sama sekali karena sejak tahun 2010 pendidikan karakter di sekolah sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan menjadi sarana strategis bagi pembentukan karakter bangsa karena memiliki sistem, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia,

Cambridge IGCSE ACCOUNTING 0452/22 Paper 2 May/June 2020 MARK SCHEME Maximum Mark: 120 Published Students did not sit exam papers in the June 2020 series due to the Covid-19 global pandemic. This mark scheme is published to support teachers and students and should be read together with the question paper. It shows the requirements of the exam. The answer column of the mark scheme shows the .