Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan .

3y ago
72 Views
6 Downloads
1.87 MB
89 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ciara Libby
Transcription

PEDOMAN TEKNISPRASARANA RUMAH SAKITSISTEM INSTALASI TATA UDARADIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATANDIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RITAHUN 2012

KATA PENGANTARInstalasi Tata Udara Rumah Sakit merupakan salah satu faktor penting dalam penyelenggaraanpelayanan medik.Dalam rangka mendukung Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka perludisusun Pedoman Teknis Prasarana Instalasi Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit yangmemenuhi standar pelayanan Keselamatan dan Kesehatan.Sistem Tata Udara di rumah sakit berfungsi untuk pengaturan temperatur, kelembaban udara relatif,kebersihan udara dan tekanan udara di dalam ruang serta dalam rangka mencegah berkembang biakdan tumbuh suburnya mikroorganisme, terutama di ruangan-ruangan khusus seperti di ruang operasi,ruang isolasi, dan lain-lain.Pedoman Teknis ini disusun dengan partisipasi berbagai pihak termasuk rumah sakit, organisasiprofesi serta instansi terkait.Dengan diterbitkannya Pedoman Teknis ini, maka penyelenggaraan sistem Tata Udara di seluruhrumah sakit di Indonesia diharapkan dapat mengacu pada “Pedoman Teknis Prasarana Instalasi TataUdara pada Bangunan Rumah Sakit” ini.Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Pedoman Teknis ini, kamiucapkan terima kasih.Jakarta, September 2012

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitDAFTAR ISIBAB - I1.11.21.31.4Ketentuan UmumLatar BelakangPengertianMaksud dan TujuanRuang LingkupBAB - II2.1Fasilitas Perawatan KesehatanPendahuluanPengkondisian Udara (Air Conditioning) untuk tindakanpencegahan terhadap penyakit.2.2125678BAB - III3.13.23.33.43.53.63.73.83.93.103.11Fasilitas Rumah SakitFasilitas Rumah SakitKualitas UdaraGerakan UdaraTemperatur dan Kelembaban UdaraPerbedaan Tekanan dan VentilasiPengendalian AsapKriteria Rancangan SpesifikKontinuitas Layanan dan Konsep EnergiPerawatanPenunjangKontinuitas Layanan Dan Konsep Energi1011141717181918233140BAB - IV4.14.24.34.4Fasilitas Rawat Jalan Rumah SakitUmumKlinik DiagnostikKlinik PengobatanKriteria Rancangan43434343BAB - V5.15.25.35.45.55.65.7Pengoperasian Dan PemeliharaanPendahuluanPemeliharaanPerkakas Pemeliharaan Modern.PengoperasianPemenuhan dengan Persyaratan “Joint Commisioning”.Konstruksi.Pertimbangan Pemeliharaan Khusus untuk sistem TataUdara/Peralatan.Komisioning Bangunan.Perancangan Modal Investasi.5.85.9BAB - VIPenutupLampiranKepustakaan1Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI454549565760707171727386

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitBAB – IKETENTUAN UMUM1.1Latar Belakang.1.1.1Bangunan rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang membutuhkan perhatiansangat khusus dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaannyaterutama pada prasarana instalasi tata udara.1.1.2Bangunan rumah sakit mempunyai kekhususan yang sangat berbeda dan tidakditemui di bangunan gedung umum lainnya.Rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit (dengan bermacam-macam penyakit)didiagnosa, diterapi, dirawat, dan dilakukan tindakan medik. Tindakan medik ini dimulai daripemeriksaan biasa, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan dengan sinar radioaktif,pemeriksaan dengan ultrasonic, tindakan pembedahan ringan, tindakan pembedahan beratdan sebagainya.1.1.3Pasien datang dengan beragam penyakit dan masalah kesehatan seperti : sakitbiasa atau sakit khusus yang membutuhkan dokter dan tindakan khusus, seperti sakitjantung, penyakit dalam, pasien luka bakar, pasien luka terbuka atau tertutup, pasienmenular dan sebagainya.Dengan kondisi tersebut, faktor-faktor yang membedakan rumah sakit dengan bangunangedung biasa terletak pada peralatan dan instalasi tata udaranya.Jam kerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, berarti membutuhkan pengkondisian yang terusmenerus dilakukan oleh sistem tata udara.1.1.4Mengingat rumah sakit bisa dikatakan sebagai pusat sumber dari berbagai jenismikroorganisme yang bisa menimbulkan banyak masalah kesehatan baik kepada petugas,perawat, dokter serta pasiennya yang berada di rumah sakit tersebut, maka pengaturantemperatur dan kelembaban udara dalam ruangan secara keseluruhan perlu mendapatkanperhatikan khusus.Untuk mencegah berkembang biak dan tumbuh suburnya mikroorganisme tersebut,terutama di ruangan-ruangan khusus seperti: ruang operasi, ruang Isolasi, dan lain-lain,diperlukan pengaturan :(1)temperatur;(2)kelembaban udara relatif;(3)kebersihan dengan cara filtrasi udara ventilasinya;(4)tekanan ruangan yang positif dan Negatif;(5)distribusi udara didalam ruangan.2Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit1.1.5Sistem redudansi menjadi masalah pokok pada sistem tata udara dan diperlukanpada ruang-ruang tertentu, hal ini mengingat bahwa ada tindakan-tindakan medik yangmenginginkan tidak boleh berhentinya sistem tata udara untuk melindungi pasien danperalatan medik yang harus selalu dikondisikan oleh sistem tata udara.Untuk itu sistem tata udara harus mempunyai cadangan yang cukup untuk mengantisipasikerusakan (breakdown) ataupun pada saat dilakukan tindakan pemeliharaan yangdiperlukan pada sistem tata udara.1.1.6Rumah sakit adalah bangunan yang penuh dengan sumber penyakit dan sumberinfeksi. Bakteri, virus, mikroorganisme yang berada di udara (airborne microorganism),jamur, dan sumber-sumber penyakit lainnya yang dapat menular merupakan hal yang harusmenjadi perhatian pada sistem tata udara.Belum lagi, bahan kimia yang berbahaya (misalnya gas anestesi atau di laboratorium),bahan-bahan radioaktif harus diperlakukan secara benar untuk menghindari bahaya yangmungkin timbul pada pasien, petugas medis atau pengunjung rumah sakit.1.1.7Rumah sakit terdiri dari berbagai ruang dengan fungsi yang berbeda bedatergantung pada jenis penyakit atau tingkat keparahan pasiennya, dan juga tergantung padaperbedaan tindakan medisnya.Perbedaan fungsi tersebut mengakibatkan setiap fungsipengkondisian udara yang berbeda-beda tingkat kebersihannya.ruanganmembutuhkanSistem tata udara khusus diperlukan untuk menghindarkan penularan penyakit danmemperoleh tingkat kenyamanan termal seperti kondisi temperatur dan kelembaban yangtepat untuk penyakit yang berbeda.1.2Pengertian.1.2.1barbiturat,sebagai obat depresi sistem saraf terpusat, barbiturat menghasilkan efek spektrum yang luasdari sedasi ringan sampai total anestesi. Barbiturat juga efektif sebagai anxiolytik, sebagaihipnotik, dan sebagai antikonvulsan. Barbiturat memiliki potensi kecanduan, baik fisik danpsikologis.1.2.2HEPA (High Efficiency Particulate Air),HEPA filter terutama digunakan di kamar bedah dari kompleks ruang operasi. Filter udara iniharus dapat menyaring partikel udara lebih besar dari 0,3 mikron yang melewatinya denganeffisiensi 99,97% udara.3Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitGambar 1.2.1 – Konstruksi fisik HEPA Filter.1.2.3hipertermia,peningkatan temperatur tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi. Hipertermiajuga dapat didefinisikan sebagai temperatur tubuh yang terlalu panas atau tinggi.Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat untuk menurunkan temperatur tubuh.Namun, pada keadaan tertentu, temperatur dapat meningkat dengan cepat hinggapengeluaran keringat tidak memberikan pengaruh yang cukup.Hipertermia cenderung lebih sering terjadi pada bayi dan anak di bawah usia 4 tahun danorang tua yang berumur 65 tahun ke atas.Orang yang kelebihan berat badan, sedang sakit atau berada dalam pengobatan tertentujuga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami hipertermia.Temperatur tubuh yang terlalu tinggi dapat merusak otak dan organ vital lainnya. Padapenderita hipertermia parah, gejala yang akan timbul meliputi kondisi mental kelelahan,cemas, tubuh kejang, dan dapat mengakibatkan koma.1.2.4infiltrasi,laju aliran udara tak terkendali dan tidak disengaja masuk ke dalam gedung melalui celahdan bukaan lainnya dan akibat penggunaan pintu luar gedung. Infiltrasi disebut juga sebagaikebocoran udara luar ke dalam gedung.1.2.5kelembaban udara relatif ruangan,perbandingan antara jumlah uap yang dikandung oleh udara tersebut dibandingkan denganjumlah kandungan uap air pada keadaan jenuh pada temperatur udara ruang tersebut.1.2.6konservasi energi sistem tata udara,sistem tata udara yang dapat bekerja dengan hemat energi tanpa mengurangi persyaratanfungsinya.1.2.7konservasi energi,upaya mengeffisienkan pemakaian energi untuk suatu kebutuhan agar pemborosan energidapat dihindarkan.4Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit1.2.8pengkondisian udara (air conditioning),usaha mengolah udara untuk mengendalikan temperatur ruangan, kelembaban relatif,kualitas udara, dan penyebarannya.1.2.9sistem saluran udara variabel ( Variable Air Volume VAV ),sistem tata udara yang mengendalikan temperatur bola kering dalam suatu ruangan denganmengatur laju aliran udara yang masuk ke dalam ruangan tersebut.1.2.10sistem tata udara,keseluruhan sistem yang mengkondisikan udara di dalam gedung dengan mengatur besarantermal seperti temperatur dan kelembaban relatif, serta kesegaran dan kebersihannya,sedemikian rupa sehingga diperoleh kondisi ruangan yang nyaman.1.2.11trakeostomi,suatu tindakan dengan membuka dinding depan/interior trakea untuk mempertahankan jalannafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas. Selainitu, trakeostomi merupakan prosedur operasi yang bertujuan untuk membuat jalan nafasdidalam trakea servikal.1.2.12ULPA (Ultra Low Penetration Air),Filter udara yang dapat menyaring udara sekurang-kurangnya 99,999 % debu, serbuk sari,jamur, bakteri, dan semua partikel berukuran 120 nanometer (0,12 micron) atau lebih besardi udara.Gambar 1.2.2 - Bentuk fisik ULPA Filter.1.2.13unit pengolah udara (Air Handling Unit).alat yang digunakan untuk mengkondisikan dan mensirkulasikan udara, pada sistempemanasan, ventilasi dan pengkondisian udara (Heating, Ventilating, Air Conditioning HVAC).5Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitGambar 1.2.13a - Skematik Unit Pengolah Udara (AHU)Gambar 1.2.13b - Bentuk fisik Unit Pengolah Udara (AHU)Unit pengolah udara biasanya berupa kotak besar berisi blower, koil pemanas ataupendingin, rak filter atau chamber, peredam suara, dan damper.Unit pengolah udara biasanya disambungkan ke sistem ducting (saluran udara) ventilasi danmendistribusikan udara yang telah dikondisikan melalui terminal-terminal dan balik ke UnitPengolah Udara.Kadang-kadang UPU (AHU) menyemburkan udara ke dan dari ruangan yang dilayanikemudian balik langsung tanpa menggunakan ducting.1.2.14ventilasi udara luar (Outdoor ventilation),pemasukan udara segar dari luar ke dalam gedung dengan sengaja, untuk menjagakesegaran atau kualitas udara.1.3.Maksud dan Tujuan.1.3.1. Pedoman teknis ini dimaksudkan sebagai ketentuan minimal bagi semua pihak yangterlibat dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan instalasi tata udara padabangunan rumah sakit.1.3.2. Pedoman teknis ini bertujuan untuk memperoleh kondisi termal dan kualitas udarasesuai fungsi ruang yang dibutuhkan bagi pasien, tenaga medis dan pengunjung di rumahsakit.6Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit1.4Ruang Lingkup.1.4.1Pedoman teknis ini diberlakukan terhadap kinerja instalasi tata udara sesuai kriteriapenggunaan energi yang efektif.1.4.2. Ruang lingkup pedoman teknis prasarana instalasi tata udara rumah sakit ini,meliputi :Bab - I:Ketentuan Umum.Bab - II:Fasilitas Perawatan Kesehatan.Bab - III:Fasilitas Rumah Sakit.Bab - IV :Fasilitas Perawatan Kesehatan Rawat Jalan.Bab - VFasilitas Rumah Perawatan/Panti Jompo.:Bab - VI :Pengoperasian Dan Pemeliharaan.Bab - VII :PenutupLampiran.7Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitBAB – IIFASILITAS PERAWATAN KESEHATAN2.1Pendahuluan.2.1.1Kemajuan terus menerus dalam bidang kedokteran dan teknologi membutuhkanevaluasi ulang kebutuhan pengkondisian udara (air conditioning) pada fasilitas medik rumahsakit.Bukti medis menunjukkan bahwa pengkondisian udara yang tepat sangat membantu dalampencegahan dan pengobatan berbagai penyakit.Biaya yang relatif tinggi dari instalasi pengkondian udara menuntut perancangan danpengoperasian yang effisien untuk menjamin manajemen energi yang ekonomis.2.1.2Klasifikasi hunian perawatan kesehatan, didasarkan pada pedoman hunian terbarudari NFPA, harus dipertimbangkan pada awal dari tahap perancangan proyek, terutamakarena hunian perawatan kesehatan penting untuk mengadaptasi proteksi kebakaranterhadap hunian (zona asap, pengendalian asap) lebih ketat kedepan dengan sistem tataudara.2.1.3Fasilitas kesehatan menjadi semakin beragam dalam menanggapi kecenderunganmenuju layanan rawat jalan.Klinik pada jangka panjang mungkin merujuk bangunan tempat kerja dokter dan menjadipusat pengobatan khusus kanker.Pemeliharaan kesehatan prabayar yang disediakan oleh organisasi kesehatan regional yangterintegrasi merupakan model seperti untuk perawatan medis melahirkan.Organisasi ini, sepanjang berdirinya rumah sakit, merupakan bangunan yang terlihat tidakseperti rumah sakit dan lebih seperti gedung perkantoran.2.1.4Untuk tujuan bab ini, fasilitas kesehatan dibagi dalam katagori berikut :(1)Fasilitas rumah sakit.(2)Fasilitas perawatan kesehatan rawat jalan.2.1.5Kondisi lingkungan spesifik yang berbeda dengan apa yang ada pada bab ini,tergantung pada standar lingkungan apa yang digunakan oleh instansi yang berwenang.2.1.6Instansi berwenang mungkin memiliki standar fasilitas kesehatan yang berbeda,seperti yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan setempat, atauOrganisasi Komisi Bersama Akreditasi Kesehatan Rumah Sakit (JCAHO Joint Commissionon Acreditation of Healthcare Organization).Dianjurkan instansi-instansi tersebut dapat mendiskusikan tentang tujuan pengendalianinfeksius bersama Komite Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.2.1.7Butir 2.1.4.(1) menjelaskan rumah sakit umum sebagai dasar uraian dimanaberbagai layanan yang disediakan.Kondisi lingkungan dan kriteria rancangan berlaku untuk daerah fasilitas kesehatan lainnyayang sebanding.8Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitRumah sakit umum untuk perawatan akut memiliki ruang perawatan kritis, termasuk kamaroperasi, kamar persiapan melahirkan, kamar melahirkan, dan kamar bayi.Biasanya fungsi radiologi, laboratorium, pusat steril, dan farmasi terletak dekat dengan ruangperawatan kritis.Ruang perawatan inap, termasuk perawatan intensif, ruang gawat darurat, ada di dalamkompleks ruang perawatan.Fasilitas penunjang, termasuk layanan dapur, makan dan makanan, kamar mayat, dandukungan kebersihan terpusat.2.1.8Butir 2.1.4.(2) menjelaskan kriteria untuk fasiltas rawat jalan. Tindakan operasiharian (One day care) dilakukan dengan antisipasi bahwa pasien tidak akan tinggalbermalam.Fasilitas rawat jalan mungkin termasuk bagian dari fasilitas akut, unit berdiri sendiri, ataubagian lain dari fasilitas medik.2.1.9Butir 2.1.4.(3) membahas Rumah Perawatan/Panti jompo yang secara terpisahpersyaratan fundamentalnya sangat berbeda dari fasilitas medis lainnya.2.2Pengkondisian Udara (Air Conditioning) untuk tindakanpencegahan terhadap penyakit.2.2.1Pengkondisian udara di rumah sakit mempunyai peran yang lebih penting darisekedar promosi kenyamanan. Dalam banyak kasus, pengkondisian udara yang tepatmerupakan faktor terapi pasien dan dalam beberapa kasus merupakan pengobatan utama.2.2.2Studi menunjukkan bahwa pasien dalam lingkungan terkendali umumnya memilikipenyembuhan fisik lebih cepat daripada orang-orang di lingkungan yang tidak terkendali.Pasien dengan tirotoksikosis tidak menghendaki kondisi lembab atau gelombang panas yangsangat tinggi. Suatu lingkungan yang sejuk, dan kering disukai, hilangnya panas radiasi danpenguapan dari kulit dapat menyelamatkan jiwa pasien.2.2.3Pasien jantung mungkin tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang diperlukanuntuk memastikan kerugian panas normal. Oleh karena itu pengkondisian udara di ruangrawat jantung dan ruang pasien jantung, terutama mereka yang gagal jantung diperlukandan dianggap terapi.2.2.4Seseorang dengan cedera kepala, dan mengalami operasi otak, dan yangkeracunan barbiturat mungkin memiliki hipertermia, terutama dilingkungan yang panas,karena adanya gangguan di pusat pengatur panas otak.2.2.5Faktor penting dalam pemulihan lingkungan, pasien dapat mengurangi panas olehradiasi dan penguapan pada ruangan yang sejuk serta udara kering.2.2.6Suatu lingkungan yang panas dengan temperatur 320C bola kering dan kelembabanrelatif 35% telah berhasil digunakan untuk merawat pasien radang sendi.2.2.7Kondisi kering juga dapat merupakan bahaya untuk yang sakit dan lemah denganberkontribusi terhadap infeksi sekunder atau infeksi total yang tidak terkait dengan kondisiklinis yang menyebabkan perlu rawat inap.9Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit2.2.8Area klinis yang ditujukan untuk pengobatan penyakit pernapasan atas danperawatan akut, serta area klinis umum dari seluruh rumah sakit, harus dipertahankan padakelembaban relatif 30% sampai 60%.2.2.9Pasien dengan penyakit paru-paru kronis sering memiliki lendir kental pada saluranpernapasannya. Lendir menumpuk dan meningkatkan viskositas, pasien bertukar dari panasdan air. Dalam keadaan ini menghirup udara lembab dan hangat, sangat penting untukmencegah dehidrasi.2.2.10 Pasien yang memerlukan terapi oksigen dan pasien dengan tracheostomymemerlukan perhatian khusus untuk menjamin kehangatan dan pasokan udara lembab.Dingin, oksigen kering atau melalui mucosa nasopharyngeal menyajikan situasi yangekstrem.Teknik pernapasan untuk anestesi dan tertutup dalam inkubator adalah sarana khususmenangani kehilangan gangguan panas di lingkungan terapeutik.2.2.11 Pasien luka bakar membutuhkan lingkungan yang hangat dan kelembaban relatiftinggi. Bangsal untuk korban luka bakar harus memiliki kontrol temperatur yangmemungkinkan penyesuaian temperatur ruangan sampai 320C bola kering dan kelembabanrelatif hingga 95%.10Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana KesehatanKementerian Kesehatan RI

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah SakitBAB – IIIFASILITAS RUMAH SAKIT3.1Fasilitas Rumah Sakit.3.1.1Meskipun pengkondisian udara (air conditioning) yang tepat sangat membantudalam pencegahan dan pengobatan penyakit, penerapan pengkondisian udara untukfasilitas kesehatan menunjukkan bahwa masih banyak masalah dihadapi yang tidak dijumpaipada sistem pengkondisian udara yang nyaman.3.1.2Perbedaan dasar antara pengkondisian udara untuk rumah sakit (dan fasilitaskesehatan yang terkait) dan jenis bangunan lainnya antara lain :(1)kebutuhan untuk membatasi pergerakan udara di dalam dan antara berbagai bagian dirumah sakit;(2)persyaratan khusus ventilasi dan filtrasi untuk melarutkan dan menghilangkankontaminasi dalam bentuk bau, mikroorganisme udara, virus, kimia berbahaya dan zatradioaktif;(3)temperatur dan kelembaban udara yang berbeda untuk berbagai area; dan(4)perancangan yang canggih dibutuhkan untuk memungkinkan kontrol secara akurat darikondisi lingkungan.3.1.3Sumber Infeksi dan Tindakan Pengendalian.3.1.3.1 Infeksi Bakteri.(1)Contoh bakteri yang sangat menular dan terbawa dalam campuran udara atau udaradan air adalah Mycobacterium

Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara Pada Bangunan Rumah Sakit 4 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Gambar 1.2.1 – Konstruksi fisik HEPA Filter. 1.2.3 hipertermia, peningkatan temperatur tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi.

Related Documents:

Draft Pedoman Teknis JKB 9. 4. Ruang Lingkup Dalam pedoman ini, diuraikan prinsip dasar tahapan perencanaan sistem BUS JALUR KHUSUS yang meliputi antara lain: desain sarana dan prasarana, sistem pelayanan, aspek kepengusahaan, serta pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan. Adapun tahapan perencanaan meliputi: .

sistem organ, kelainan dan penyakit. Sistem – sistem pada manusia dan hewan 1. Sistem pencernaan 2. Sistem ekskresi 3. Sistem pernapasan 4. Sistem peredaran darah 5. Sistem saraf dan indera 6. Sistem gerak 7. Sistem imun 8. Sistem reproduksi 9. Keterkaitan antar sistem organ dan homeostasis 10. Kelain

Pemenuhan standar tata kelola yang baik tidak luput dari berbagai macam kendala, apalagi jika sistem tata kelola bermuatan inovasi. Resistensi dapat muncul dan dilawan oleh . Pedoman Tata Pamong 8 sistem yang sedang berjalan. Beberapa hal strategis dan perlu mendapat perhatian untuk melaksanakan tata kelola yang baik adalah sebagai berikut: a. Dipahami oleh civitas akademika, sistem .

3.3 Mengidentifikasi administrasi inventarisasi sarana dan prasarana 4.3 Membuat administrasi inventarisasi sarana dan prasarana Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu : 1. Mendeskripsikan administrasi sarana dan prasarana 2. Mendeskripsikan pengertian dan kegunaan administrasi inventaris sarana dan prasarana 3.

yang telah dilakukan oleh UMRI adalah penyusunan Pedoman Umum Tata Kelola UMRI. Pedoman ini merupakan wujud bahwa UMRI merupakan organisasi yang sangat mementingkan pengendalian mutu atas kegiatan organisasi. Pedoman ini merupakan bagian dari sistem informasi manajemen yang berisi pedoman pekerjaan dalam tiap bidang, yaitu bidang akademik, sumber daya manusia, sarana prasarana, dan keuangan .

1. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 2 2. Spesifikasi Teknis Traktor Roda 4 3. Spesifikasi Teknis Rice Transplanter 4. Spesifikasi Teknis Pompa Air 5. Spesifikasi Teknis Chopper 6. Spesifikasi Teknis Cultivator 7. Form Laporan Bantuan Alsintan Poktan/Gapoktan/UPJA 8. For

pasal 9 : pedoman laporan tugas akhir 13 12. pasal 10 : pedoman teknis penulisan laporan tugas akhir 16 13. pasal 11 : pedoman teknis gambar kerja 20 14. pasal 12 : pedoman gambar presentasi 24 15. pasal 13 : poster presentasi 25 16. pasal 14 : skema material dan maket 27 17. .

c181 c182 c183 c184 . alloy: 5052-h32 per qqa 250/8 & astm b209 . standard finish: chemical film per mil-c-5541e . type 1 class 3 (gold) accessories chassis plate center support bar. actual . length (in) center . bar . sku. lllnl . stk# 5975-chassis . depth (minimum) 1d . 8.000. cb1 53407. 8" 2d . 14.000. cb2 53408. 14" 3d . 20.000. cb3 53409. 20" 4d . 26.000. cb4 unspecified. 26" custom .