PENGARUH PERUBAHAN TATAGUNA LAHAN TERHADAP KARAKTERISTIK .

3y ago
24 Views
2 Downloads
477.59 KB
13 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Raelyn Goode
Transcription

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMYulyana AurdinPENGARUH PERUBAHAN TATAGUNA LAHANTERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGRAF BANJIR(Studi Kasus DAS Dengkeng dan DAS Jlantah Bagian Hulu Bengawan Solo Kabupaten Sukoharjo,Provinsi Jawa Tengah)Yulyana AurdinDosen Teknik Survei dan PemetaanUniversitas Indo Global Mandiri Palembangemail : yulyanaaurdin@gmail.comABSTRAKBanjir yang terjadi di Bengawan Solo Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 26 Desember 2007 menimbulkan kerugian yangmenyebabkan puluhan ribu orang menderita karena tergenangnya rumah-rumah penduduk setempat. Pada kejadian banjirtersebut, muncul isu yang mengindikasikan bahwa penyebab banjir tersebut dikarenakan akibat dari perubahan respon DASterhadap hujan akibat perubahan tataguna lahan. Perubahan bentuk hidrograf dan perubahan besaran debit puncak dapatdiinterpretasikan sebagai bentuk dari konsekuensi perubahan tata guna lahan, oleh karena itu diperlukan suatu analisishidrologi untuk mengetahui perubahan debit puncak akibat dari perubahan tata guna lahan. Pada penelitian ini dilakukananalisis hidrologi terhadap DAS Dengkeng dan DAS Jlantah yang merupakan DAS kritis. Metode analisis hidrologi yangdigunakan yaitu menghitung hidograf satuan terukur (observed) dengan metode Collins dalam proses pengalihragamanhujan menjadi aliran, menghitung hujan efektif dengan metode Soil Conservation Service-Curve Number (SCS-CN) danmenghitung banjir rancangan dengan kala ulang 2, 5, 10, 25, dan 50 tahun dengan metode analisis frekuensi. Hitunganbanjir rancangan dilakukan pada beberapa kondisi tataguna lahan yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilaiCN sebagai variabel penentu fungsi lahan di DAS Dengkeng dan DAS Jlantah dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2009tidak mengalami perubahan membaik yang signifikan. Untuk itu dilakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan yang kritisserta pengembangan fungsi Daerah Aliran Sungai ditingkatkan secara optimal untuk masa yang akan datang dengan caramelakukan upaya pengendalian tataguna lahan. Hasilnya upaya rehabilitasi hutan dan lahan sesuai rencana dari BPDASSolo ini mampu mempengaruhi perubahan nilai CN dan juga mempengaruhi faktor losses dan hujan efektif dalampengalihragaman hujan-aliran. Ini ditandai dengan terjadinya penurunan debit puncak banjir pada tahun 2025 sebesar 18%sampai dengan 66%.Kata kunci : banjir, tataguna lahan, curve number.ABSTRACTThe flood event on December 26, 2007, in Bengawan Solo river, the Province of Jawa Tengah has caused loss andsubmerged housed of thousands of people. The growing issue in regard to the event indicated that the cause was thechanging response of the catchment area to the rainfall due to the land use changing. The changing of the hydrographshape and the amount of peak discharge can be interpreted as the form of land use changing consequences. Thus, it isrequired to have a hydrological analysis to identify the changing of peak discharge due to the impact of land use changing.In this study, hydrological analysis was carried out for Dengkeng and Jlantah watershed as the critical catchment areas.The method used for the analysis was calculating unit hydrograph by using the Collins method in the conversion process ofrainfall-runoff translation, calculating the effective rainfall by using the Soil Conservation Service-Curve Number (SCSCN) and calculating the design flood with return periods of 2, 5, 10, 25, and 50 years by using the frequency analysismethod. The design flood calculation was carried out for various land use conditions. Results of this study showed that theCN value as the main variable of the land function in Dengkeng and Jlantah watershed from 2003 to 2009 has notindicated significant improvement changes. Therefore, in order to rehabilitate forest and critical land as well as tooptimally improve the development of the catchment areas in the future land use control is necessary. Based on the plansby BPDAS Solo, the results indicated that such rehabilitation influenced the changing of CN value and the losses factor aswell as to the effective rain in rainfall-runoff translation. This was indicated by the declining flood peak discharge in 2025from 18% to 66%.Keywords: flood, land use, curve number.1

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMYulyana Aurdinmaupun perencana dalam berbagai keperluanperencanaan maupun perancangan untukmenetapkan besaran rancangan. Sri Harto(2000) menyatakan cara yang digunakan dalamanalisis untuk mendapatkan debit banjirrancangan adalah dengan melakukan analisisfrekuensi atas data debit terukur yang cukuppanjang. Apabila data debit terukur tidaktersedia, analisis dapat dilakukan dengan duacara, yaitu analisis frekuensi dilakukan atasdata hujan, selanjutnya hujan rancangan(design rainfall) dan analisis frekuensidilakukan atas data debit bangkitan (generateddischarge) yang dapat diperoleh denganmodel.Dalam analisis debit banjir rancanganberdasarkan hujan rancangan, komponenpenting yang perlu dipertimbangkan adalahbesarnya hujan efektif yang menjadi limpasanlangsung. Salah satu metode yang telahdikembangkan dalam perhitungan hujan efektifadalah cara SCS CN (Soil ConservationService Curve Number). Untuk mengatasipermasalahan banjir di sungai Bengawan Soloperlu dilakukan identifikasi permasalahan danpemecahannya. yaitu antara lain denganmemperbaiki pola tataguna lahan danpenghutanan kembali (reboisasi) lahan yangkritis atau beralih fungsi. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui seberapa besarpengaruh perubahan tata guna lahan terhadapperubahan karakteristik hidrograf banjirwilayah penelitian yaitu DAS Dengkeng danDAS Jlantah.1. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSungai Bengawan Solo melewati 2(dua) provinsi dan tujuh kabupaten di JawaTengah (Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar,Klaten, Sragen, Blora, dan kota Surakarta) dan7 (tujuh) kabupaten di Jawa Timur (Pacitan,Madiun, Ponorogo, Ngawi, Bojonegoro,Tuban, Lamongan, dan Gresik). Denganpanjang sungai 600 km dan panjang anaksungai 1230 km, menjadikan DASBengawan Solo sebagai DAS dengan sistempengaliran sungai utama terpanjang di pulauJawa. Daerah Aliran Sungai (DAS) BengawanSolo dibagi menjadi tiga bagian yaitu DASBengawan Solo Hulu, DAS Kali Madiun dibagian tengah dan DAS Bengawan Solo Hilir.Di DAS Bengawan Solo pada akhirDesember2007terjadibanjiryangmenimbulkan puluhan ribu orang menderitadan ribuan rumah tergenang. Banjir Desember2007 dirasakan oleh masyarakat sebagai banjiryang luar biasa yang pernah terjadi di DASBengawan Solo selama ini, mungkin dianggapterbesar setelah banjir Maret 1966 (Perum JasaTirta I, 2008 dalam Gunawan, 2009). Salahsatu penyebab banjir yang terjadi di Sukoharjodan Surakarta dikarenakan curah hujan yangtinggi dan juga bobolnya tanggul di sungaiSamin dan sungai Wingko sehinggamenyebabkan jalan propinsi Solo-Wonogiritergenang di lima lokasi, di kecamatan Nguter,kecamatan Sukoharjo dan desa Telukan(kecamatan Grogol) akibat meluapnya anaksungai Bengawan Solo (Balai Besar WilayahSungai Bengawan Solo, 2008 as kejadian ekstrim banjir di masamendatang sangat penting bagi peneliti1.2. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah :1. melakukan identifikasi nilai curve number(CN) sebagai variabel penentu perubahanlahan di DAS Dengkeng dan DAS Jlantahyang mempengaruhi kondisi hidrologi2

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMYulyana Aurdindalam pengalihragaman hujan menjadialiran,2. melakukan proses simulasi pengalihragamanhujan menjadi aliran untuk mengetahuidampak pengaturan tataguna lahan terhadapdebit banjir di DAS Dengkeng dan DASJlantah.1.3. Manfaat PenelitianDengan melakukan analisis pengaturantataguna lahan yang ditandai menurunnyavariabel CN di DAS Dengkeng dan DASJlantah dalam pengelolaan DAS maka dapatmengurangi debit banjir dan dapat diketahuibahwa penyebab banjir yang terjadi padatanggal 26 Desember 2007.Gambar 1. Peta wilayah studi.2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Kajian Studi Banjir TerdahuluStudi penelitian pada DAS Dengkeng danDAS Jlantah yang secara khusus terkaitdengan aspek hidrologi belum pernahdilakukan.Penelitianinimeneruskankesimpulan dari penelitian yang pernahdilakukan oleh Gunawan (2009). Beberapapenelitian terdahulu yang sejenis menyangkutaspek hidrologi banjir adalah sebagai berikutini.1. Studi Banjir Bengawan Solo 2007 untukPeningkatan Kinerja Mitigasi BencanaBanjir (studi kasus pada anak-anak sungaiBengawan Solo antara Bendung Colo diSukoharjo dan Jurug di Surakarta),Gunawan (2009) melakukan penelitian disepanjang alur sungai Bengawan Solo,penelitianinidilaksanakanuntukmelakukan rekonstruksi kejadian banjirsungai Bengawan Solo antara BendungColo, Sukoharjo dan Jurug, Surakarta padatanggal 25, 26, dan 27 Desember 2007.Analisispenelusuranbanjirsecarahidrologis menggunakan software HECHMS. Hasil dari penelitian ini adalahmendapatkan analisis terhadap lokasi yangkritis terhadap banjir dan rekomendasiupaya mitigasi bencana banjir secara nonstruktural yaitu penyampaian informasiyang baik kepada para penghuni rumah di1.4. Batasan PenelitianAdapun batasan masalah dalampenelitian ini adalah sebagai berikut :1. Wilayah penelitian perubahan tata gunalahan hanya dilakukan pada DAS-DASkritisberdasarkanpenelitianTesissebelumnya yang dilakukan oleh Gunawan,2009 yaitu di DAS Dengkeng dan DASJlantah,2. Kasus banjir yang dipilih untuk kalibrasiparameter dalam penelitian ini adalah banjirpada tanggal 26 Desember 2007,3. Data yang digunakan dalam penelitian iniadalah data sekunder yang terdiri dari dataAWLR, data hujan harian, data hujanotomatis serta peta digital daerah penelitianyang berisi informasi penggunaan lahan.1.5. Wilayah StudiPenelitian yang dilakukan adalah diDAS Dengkeng dan DAS Jlantah, DaerahAliran Sungai bagian hulu Bengawan Solo,kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah(lihat Gambar 1).3

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMsekitar bantaran sungai dan pengaturan sertapengendalian tata ruang permukiman padaDAS Wingko, DAS Dengkeng. Sedangkanpada DAS Samin dan Jlantah perlu adanyapengendalian pola dalam pemanfaatanlahan.2. Identifikasi Penyebab dan Upaya NonStruktural Pengendalian Banjir KaliSampean Umar Mahfudi (2010), melakukanpenelitian di DAS Sampean bagian huludengan menganalisis data hidrologi denganalat bantu perangkat lunak HEC-HMS(Hydrologic Center-Hydrologic ModellingSystem) versi 3.3. Penelitian ini mengkajipenyebab meningkatnya potensi banjir KaliSampean dan bagaimana upaya nonstruktural pengendaliannya. Hasil daripenelitian ini adalah banjir di Kali Sampeandisebabkan oleh faktor perubahan tatagunalahan yang melibatkan campur tanganmanusia dan juga disebabkan curah hujanyang tinggi yang terjadi secara merata diseluruh DAS. Dari tahun 1998 sampai 2008telah mengalami alih fungsi lahan terutamadari lahan hutan menjadi tegalan, sawah danpemukiman. Akibatnya nilai CNkompositmeningkat sebesar 2,11. Maka dalampenelitian Umar Mahfudi (2010) inidilakukan upaya pengendalian banjirdengan upaya non strukural dan struktural.Skenario yang pertama dengan melakukanupaya non stuktural yaitu pengaturanpenggunaan lahan berdasarkan BPDASSampean Madura. Untuk memenuhi kondisiDAS yang ideal hendaknya penutupanlahan vegetasi permanen berupa hutanberkisar 30% luas seluruh DAS. Hasilnyamenunjukkan adanya penurunan debitpuncak dari tahun 2008 sampai dengan2023 yaitu 4,6% sampai 11,75%.Sedangkan skenario kedua mengacu padaRTRW Kabupaten Bondowoso denganYulyana Aurdinmemperkirakanpadatahun2023penggunaan lahan hutan diharapkan dapatmencapai 40% luas DAS. Hasilnya adanyapenurunan debit puncak yang cukup besardari 2008 sampai tahun 2023 yaitu 7,02%sampai 17,17%. Upaya struktural dalammengatasibanjiryaitudenganpembangunan Waduk Taman di bagian hilirSub DAS Taman dengan pelimpah tipeambang lebar dan lebar pelimpah 10 m padaelevasi 281 m dengan luas permukaangenangan 8,74 km2 dan kapasitastampungan waduk sebesar 7,08 juta m3.Hasilnya mampu mengurangi debit puncakuntuk kala ulang 50 tahun sebesar 23,89%dan volume limpasan berkurang 29,41%.2.2. Informasi Banjir Bengawan Solo 2007Menurut Nippon Koei CO.,LTD (2008)banjir yang terjadi pada tanggal 26 Desember2007 di Bengawan Solo merupakan banjirterbesar yang menyebabkan tergenangnyarumah penduduk, pasar, lahan pertanian danjalanan di kota. Curah hujan tinggi rata-rata diDAS Bengawan Solo hulu dan DAS Madiunyang tercatatat pada tanggal 25 Desember2007 sebesar 134 mm. Untuk hujan titik padatanggal 25 Desember 2007 di DAS BengawanSolo hulu sebesar 124 mm dengan kala ulang55 tahun. Sedangkan debit yang tercatat diDAS Bengawan Solo hulu pada tanggal 26Desember 2007 sebesar 1986 m3/s.Untuk meneliti daerah yang terkenabanjir maka digunakan foto satelit yangberdasarkan hasil investigasi daerah banjir danbiaya kerusakan yang ditimbulkan. Datatergenangnya rumah di DAS Bengawan Solohulu sebanyak 18.722 rumah dan 8.503 ha areayang tergenang.4

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMYulyana Aurdindiwakili oleh stasiun yang bersangkutansebagai faktor pembobot dalam menghitunghujan rata-rata. Meskipun belum dapatmemberikan bobot yang tepat, cara inidipandang lebih baik dari cara rata-rata aljabardan cocok untuk menentukan hujan rata-rataDAS, dimana lokasi stasiun tidak banyak danhujannya tidak merata (Rachmad Jayadi,2000).Adapun cara mendapatkan nilai curahhujan rata-rata dengan metode ini adalahdengan membuat poligon yang memotongtegak lurus pada tengah-tengah garispenghubung dua stasiun hujan. Dengandemikian, setiap stasiun pengukur hujan akanterletak pada suatu luasan poligon tertutup.Jumlah perkalian antara tiap-tiap luaspoligon dengan besar curah hujan di stasiundalam poligon tersebut dibagi dengan luasseluruh DAS akan menghasilkan nilai curahhujan rata-rata DAS. Cara hitungan ini dapatdilihat pada persamaan (3.1) dan Gambar 2.2.3. Perubahan Fungsi LahanPerubahan karakter pada salah uhkeseimbanganberubah, dan berakibat pada perubahankarakter transformasi secara keseluruhan (SriHarto, 2000). Faktor tataguna lahan pada DASmemberikan pengaruh cukup dominan. Macampenggunaan lahan akan sangat menentukanbesarnya losses akibat infiltrasi dan besarnyakoefisien limpasan permukaan. Perubahantataguna lahan dapat menyebabkan perubahannilai koefisien limpasan permukaan (koefisienaliran) dan kerapatan jaringan kuras (RachmadJayadi, 2005)Soil Conservation Service (SCS)menggambarkan pengaruh tataguna lahanterhadap limpasan dengan nilai CN. Namunsebenarnya nilai CN tidak hanya bergantungpada tataguna lahan, akan tetapi jugamerupakan fungsi dari jenis tanah, vegetasidan kondisi kelengasan tanah, sehingga dengankarakter tersebut limpasan permukaan dapatdiketahui berdasarkan metode SCS CN.nP 3. LANDASAN TEORI𝑃PiAiAtotal3.1. Hujan Rata-rata DASDalam analisis hidrologi, umumnyadigunakan masukan hujan yang dianggap dapatmewakili jumlah seluruh hujan yang terjadidalam DAS yang dimaksudkan. Besaran hujanini diperoleh dengan merata-ratakan hujan titik(point rainfall). Selama ini cara-cara yangdigunakan dalam analisis untuk memperolehhujan rata-rata DAS (catchment rainfall)adalah dengan cara rata-rata aljabar (meanarithmeticmethod),poligonThiessen(Thiessen polygon method), dan Isohyet(isohyetal method).Cara poligon Thiessen dilakukandengan memperhitungkan luas daerah yang APi 1iATotali(3.1)dengan:: curah hujan rata-rata DAS (mm),: curah hujan pada stasiun ke-i (mm),: luas yang dibatasi tiap poligon (km2),: luas total DAS (km2).Gambar 2. Metode poligon Thiessen.5

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGMYulyana Aurdinperkotaan, serta mampu menggabungkanbeberapa karakteristik daerah tangkapan.Penggunaan metode SCS dalampenetapan hujan efektif menyertakan variablecurvenumber(CN)sebagaifungsikarakteristik DAS yang lain seperti tipe tanah,tanaman penutup, tataguna lahan, kelembabandan cara pengerjaan tanah. Persamaan untukmenghitung hujan efektif metode SCSdituliskan sebagai berikut ini.3.2. Hujan EfektifHujan efektif adalah hujan yang tidakterinfiltrasi, tidak masuk ke tampungan dantidak tertahan di atas permukaan tanah.Menurut Bambang Triatmodjo (2008), hujanefektif adalah sama dengan hujan total yangjatuh di permukaan tanah dikurangi kehilanganair (losses). Kehilangan air yang dimaksudkanadalah air yang teresap akibat infiltrasi dansebagian kecil terintersepsi serta mengisicekungan permukaan (Chow et al., 1988).Metode sederhana dalam persamaan infiltrasiadalah dengan menggunakan indeks lajuabstraksi konstan atau disebut dengan indeksФ.Yudianti (2006) dalam Gunawanmenyebutkan lima cara menentukan hujanefektif, yaitu:1. Menggunakan constant proportion lossrate, faktor kehilangan untuk setiapperiode hujan.2. Menggunakan indeks Ф yaitu angkakehilangan konstan, dimana hujan efektifadalah hujan setelah angka kehilanganatau kapasitas infiltrasi terpenuhi.3. Menggunakan initial dan constant lossrate yaitu mirip dengan cara (2) tetapilimpasan tidak terjadi sampai kapasitaskehilangan awal telah terpenuhi.4. Menggunakan kurva infiltrasi, dimanakurva yang diperoleh dari rumus empirisatau didasarkan dari model sepertipersamaan Green dan Ampt5. Menggunakan standar hubungan antarahujan dan limpasan, seperti kurva dari USSoil Conservation Service (US SCS).Metode SCS CN merupakan sebuahpendekatan empiris yang cukup banyakdigunakan untuk perhitungan limpasanlangsung (direct runoff) dari kejadian hujan,mulai dari daerah tangkapan (watershed)berupa lahan pertanian kecil, hutan maupunPe ( P 0,2S ) 2P 0,8S(3.2)dengan:Pe: kedalaman hujan efektif (mm),P: kedalaman hujan (mm),S: retensi potensial maksimum (mm).Retensi potensial maksimum (S) airoleh tanah, sebagian besar terjadi karenainfiltrasi (Bambang Triatmodjo, 2008). Untukmenghitung retensi potensial maksimum,digunakan Persamaan (3.3) berikut ini.S 25400 254CN(3.3)Grafikhubunganantarahujankumulatif dan hujan efektif kumulatif untukberbagai nilai CN disajikan dalam Gambar 3.3(Chow et al., 1988).Nilai CN bervariasi antara 0 sampai100, untuk CN 100 (permukaan lahan kedapair), berarti hujan efektif sama dengan hujantotal yang selanjutnya berubah menjadilimpasan langsung. Nilai CN untuk berbagaijenis tataguna lahan diberikan dalam Tabel 1).Apabila lahan terdiri dari beberapa tatagunalahan dan tipe tanah, maka di hitung nilai CNkomposit. Meskipun nilai CN diperoleh daripenelitian didaerah beriklim sedang, akantetapi dapat digunakan apabila nilai CN didaerah yang diteliti belum tersedia.Untuk kondisi kering (AMCI) atau kondisibasah (AMCIII).6

ISSN 2338-6762Jurnal Tekno Global, Vol. III No. 1, Desember 2014 (1-13)Fakultas Teknik UIGM2000) menetapkan indeks Ф sebagai fungsiluas DAS (A) dan frekuensi sumber (SN). SoilConservation Service (1972) mengembangkansuatu metode untuk menghitung abstraksi daricurah hujan (Chow et al., 1988). Untuk curahhujan menyeluruh, kedalaman hujan yangjatuh ke permukaan tanah (excess rainfall) atauhujan efektif (Pe) selalu lebih kecil atau samadengan kedalaman hujan (P). Demikian jugasetelah mulai terjadi limpasan, kedalamantambahan dari air yang tertahan daerahtangkapan (Fa) lebih kecil atau sama denganretensi potensial maksimum (maximumpotential retention; S).Metode SCS telah menyertakanvariabel Curve Number (CN) untukmenentukan besarnya retensi potensialmaksimum, yang pada akhirnya memberikanpengaruh pada besarnya nilai hujan efektif.Curve Number merupakan fungsi darikaraketristik DAS seperti tipe tanah, tanamanpenutup, tataguna lahan, kelembaban dan carapengerjaan tanah (Bambang Triatmodjo,2008).Tabel 1. Nilai CN untukbeberapa tataguna 33277767489684

TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROGRAF BANJIR . hujan menjadi aliran, menghitung hujan efektif dengan metode Soil Conservation Service-Curve Number (SCS-CN) dan . memperkirakan pada tahun 2023 penggunaan lahan hutan diharapkan dapat mencapai 40% luas DAS. Hasilnya adanya

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

modal (M) dan luas lahan (LL) berpengaruh positif terhadap produksi usahatani padi sawah (PUP). Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama tenaga kerja, modal, dan luas lahan berpengaruh secara signifikan terhadap produksi usaha tani padi sawah di Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal

kemampuan lahan V terdapat di satuan lahan S1VAnRS, S4IIIAnRKb, S5IIILcS, S6IIIAnRS, S7IIAnRS, S8IILckS, F1ILckS. Kelas kemampuan lahan VI terdapat di satuan lahan S2IVAnRS, S3IVAnRKb, S3IVAnRS, S4IIIAnRS. Faktor pembatas dominan adalah tekstur tanah, pH tanah, per

potensial). Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhu

sengketa batas luas pemakaian lahan adat masyarakat Gampong Cot Mee dan Cot Rambong, kebijakan pemerintah daerah dalam penyelesaian sengketa batas luas pemakaian lahan adat masyarakat Gampong Cot Mee dan Cot Rambong, serta analisis penyelesaian sengketa terhadap batas luas pemakaian lahan adat masyarakat menurut konsep al-ṣulḥu . Penulisan .

Contoh: perubahan pusat pembayaran, Vot, Jab/PTJ, Aktiviti/Amanah/Projek Setia, perubahan nombor akaun bank, perubahan data gaji, perubahan data caruman KWSP, perubahan data potongan cukai dll. 5 Tkh Mula Tindakan (Action Start Date) a) Medan WAJIB bagi setiap SG20 b) Masukkan Tarikh Mula tindakan. .

CIE IGCSE Business Studies Paper 1 Summer & Winter 2012 to 2015 . UNIVERSITY OF CAMBRIDGE INTERNATIONAL EXAMINATIONS International General Certificate of Secondary Education MARK SCHEME for the May/June 2012 question paper for the guidance of teachers 0450 BUSINESS STUDIES 0450/11 Paper 1 (Short Answer/Structured Response), maximum raw mark 100 This mark scheme is published as an aid to .