BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Problem Based .

3y ago
37 Views
2 Downloads
676.30 KB
14 Pages
Last View : 30d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Braxton Mach
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Kajian Teori2.1.1 Problem Based Learning dengan Langkah Polya2.1.1.1 Pengertian Problem Based LearningProblem Based Learning atau yang lebih dikenal dengan PBL adalah suatumodel pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik denganmasalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau open-ended melaluistimulus dalam belajar. Menurut Rusman (2012:241) problem based learningmemiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1) belajar dimulai dengansuatu permasalahan, 2) memastikan bahwa permasalahan yang diberikanberhubungan dengan dunia nyata peserta didik, 3) mengorganisasikan pelajaran diseputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu, 4) memberikan tanggungjawab sepenuhnya kepada peserta didik dalam mengalami secara langsung prosesbelajara mereka sendiri, 5) menggunakan kelompok kecil, dan 6) menuntutpeserta didik untuk mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalambentuk produk atau kinerja (performance). Dengan demikian, siswa diharapkanmemiliki pemahaman yang utuh dari sebuah materi yang diformulasikan dalammasalah, penguasaan sikap positif, dan keterampilan secara bertahap danberkesinambungan.Menurut Slameto (2011:7) model Problem Based Learning merupakan uanuntukmenyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupanaktual siswa untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Hosnan(2014:295) mengemukakan bahwa model Problem Based Learning merupakanmodel pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalahautentik sehingga siswa dapat menyusun sendiri, menumbuhkembangkanketerampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa danmeningkatkan kepercayaan diri sendiri.6

7Menurut Amir (2008:21) Problem Based Learning adalah lingkungan belajaryang di dalamnya menggunakan masalah yaitu sebelum belajar mempelajari suatuhal, mereka diharuskan mengidentifikasi masalah, baik yang dihadapi secara nyatamaupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga siswamenemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkanmasalah tersebut. Sani, Ridwan (2013:138-146) mengemukakan Problem basedlearning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan an-pertanyaan,memfasilitasi penyelidikan, membuka pembelajaranberdasarkan masalah merupakan pembelajaran dimana siswa mengerjakanpermasalahan yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan merekasendiri, mengembangkan inkuiri dan kemampuan berpikir tingkat tinggi,mengembangkan kemandirian, dan rasa percaya diri. Menurut Sanjaya (2009:214)bahwa PBL dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yangmenekankan pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan Problem Based Learningmerupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah untuk dipecahkansiswa baik secara individu ataupun kelompok dengan memahami konsep darimasalah yang ada agar dapat memahami esensi dari materi dan merangsangpemikiran kritis siswa untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang merekapahami.2.1.1.2 Karakteristik Problem Based LearningKarakteristik Problem Based Learning menurut Arends dalam Trianto(2011:93) adalah sebagai berikut : (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah (2)Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu (3) Penyelidikan autentik (4)Menghasilkan produk dan memamerkannya (4) Kolaborasi.Menurut Amir (2009:12) karakteristik model Problem Based Learning (PBL)antara lain: 1) pembelajaran diawali dengan pemberian masalah, 2) siswa

8berkelompok secara aktif merumuskan masalah, 3) mempelajari dan mencarisendiri materi yang berhubungan dengan masalah serta melaporkan solusinya.Setiap model mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu juga dengan modelPBL juga mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan model PBL menurutSanjaya (2009:220-221) antara lain:1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahamipelajaran2) PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasanuntuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa3) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran4) Melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa setiap mata pelajaran,pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harusdimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru ataubuku-buku saja5) PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa6) PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis7) likasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata8) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terusmenerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.Sedangkan kelemahan dari model PBL antara lain:1) Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwamasalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akanmerasa enggan untuk mencoba2) Keberhasilan model pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukupwaktu untuk persiapan3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkanmasalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apayang ingin mereka pelajari.Sanjaya (2009:220-221)

92.1.1.3 Langkah-langkah Problem Based LearningLangkah-langkah Problem Based Learning menurut Sugiyanto (2008:140141) ada 5 tahapan yang harus dilakukan dalam PBL, yaitu: 1) Memberikanorientasi tentang permasalahannya kepada siswa. 2) Mengorganisasikan kelompok.4)Mengembangkan dan mempresentasikan hasil. 5) Menganalisis dan mengevaluasiproses mengatasi masalah.Endang (2011:221) menyebutkan ada 4 langkah dalam proses pembelajaranberbasis masalah yaitu: (1) guru menjelaskan tujuan pembelajaran kemudianmemberi tugas atau masalah untuk dipecahkan (2) guru menjelaskan proseduryang harus dilakukan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pemecahanmasalah (3) guru membantu siswa menyusun laporan hasil pemecahan masalahyang sistematis (4) guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi dan refleksiproses-proses yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Sintak atau langkahlangkah pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) disajikandalam tabel berikut:Tabel 3Sintaks Pembelajaran Problem Based LearningTahapTahap IOrientasi siswa pada masalahTahap IIMengorganisasi siswa untuk belajarTahap IIIMembimbing penyelidikan individualmaupun kelompokTahap IVMengembangkan dan menyajikan hasilTahap VMenganalisis dan mengevaluasi prosespemecahan masalahAktivitas GuruGuru menjelaskan tujuan pembelajaran,memotivasi siswa untuk terlibat padaaktivitas pemecahan masalahGurumembantusiswauntukmendefinisikan dan mengorganisasikantugas-tugas belajar yang berkaitan denganmasalahGuru mendorong siswa untuk mendapatkaninformasi yang tepat agar mendapat solusiintuk memecahkan masalahGurumembantusiswadalammerencanakan dan menyiapkan hasil-hasilyang tepat seperti laporan dan membantumereka untuk berbagi tugas dengantemannyaGuru membantu siswa untuk melakukanrefleksi atau evaluasi terhadap terhadapproses yang telah mereka lalui.

10Tabel 3 menunjukkan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan gurumenggunakan model Problem Based Learning. Ada 5 langkah dari modelProblem Based Learning yang digunakan dalam pembelajaran yaitu; orientasimasalah, organisasi belajar, penyelidikan, pengembangan dan penyajian hasil,analisis dan evaluasi.2.1.1.4 Pemecahan Masalah Matematika Menurut PolyaMenurut Hudojo dalam Aisyah, dkk. (2007:5-3), pemecahan masalah padadasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikanmasalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalahbaginya. Menyelesaikan suatu masalah merupakan proses untuk menerimatantangan dalam menjawab masalah. Suatu masalah memuat tantangan yang tidakdapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang telah diketahui oleh pelakusehingga dibutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan masalahtersebut dari proses pemecahan masalah rutin biasa. Pemecahan masalahmerupakan salah satu topik yang penting dalam mempelajari matematika.Matematika pada dasarnya searti dengan pemecahan masalah yaitu mengerjakansoal cerita, membuat pola, menafsirkan gambar atau bangun, membentukkonstruksi geometri, membuktikan teorema dan lain sebagainya.Menurut George Polya dalam Simanullang, dkk. (2008:9-8) bahwa untukmempermudah memahami dan menyelesaikan suatu masalah, terlebih dahulumasalah tersebut disusun menjadi masalah-masalah sederhana, lalu dianalisis(mencari semua kemungkinan langkah-langkah yang akan ditempuh), kemudiandilanjutkan dengan proses sintesis (memeriksa kebenaran setiap langkah yangdilakukan). Pada tingkatan masalah tertentu, langkah-langkah Polya di atas dapatdisederhanakan menjadi empat langkah yaitu memahami masalah, membuatrencana penyelesaian, melaksanakan rencana dan melihat kembali.2.1.1.5 Langkah-langkah Teori Polya

11Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya (Nuralam, 2009) yaknimemahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah, danmelakukan pengecekan kembali semua langkah yang telah dikerjakan. Pada fasememahami masalah siswa tidak mungkin menyelesaikan masalah dengan benartanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, selanjutnya siswaharus mampu menyusun rencana atau strategi. Penyelesaian masalah dalam faseini sangat tergantung pada pengalaman siswa yang kreatif dalam menyusunpenyelesaian suatu masalah. Langkah selanjutnya adalah siswa mampumenyelesaikan masalah sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dianggaptepat. Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah menurut Polya adalahmelakukan pengecekan atas apa yang dilakukan, mulai dari fase pertama hinggahingga fase ketiga. Kesalahan yang tidak perlu teijadi dapat dikoreksi kembalidengan model seperti ini, sehingga siswa dapat menemukan jawaban yang benarbenar sesuai dengan masalah yang diberikanLangkah-langkah Polya meliputi: memahami masalah dalam bentuk yanglebih jelas, menyatakan masalah dalam bentuk yang lebih operasional, menyusunhipotesis-hipotesis kerja dan prosedur kerja yang perkirakan baik, hipotesis danmelakukan kerja untuk memperoleh hasilnya, mengecek kembali hasil yang sudahdiperoleh. Langkah-langkah Polya pada dasarnya adalah belajar metode-metodeilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, dan teratur secara teliti. Tujuanyaadalah untuk memperoleh kemampuan kecakapan kognitif untuk memecahkanmasalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Secara garis besar, langkah pemecahanmasalah dengan polya disajikan dalam gambar berikut;Memahami masalahMerencanakan penyelesaianMelaksanakan rencanaMengecek kembali

12Gambar 1. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan teori polya2.1.1.6 Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polyaPembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning(PBL) terintegrasi langkah teori polya diharapkan dapat meningkatkan hasilbelajar siswa. Sintak pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terintegrasilangkah teori polya :Tabel 4Sintak pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) terintegrasi langkahteori polyaTahapOrientasi siswa pada masalahMengorganisasi siswa untuk belajarMembimbing penyelidikan individualmaupun kelompokMengembangkan dan menyajikan hasilMenganalisis dan mengevaluasi prosespemecahan masalahKegiatan pembelajaran dengan teoripolyaSiswa mulai terlibat dalam aktivitasmemecahkan masalah. Pada tahap ini,langkah pemecahan masalah yang pertamaadalah memahami masalah denganmegumpulkan semua data atau informasiyang adaSetelah memahami masalah, siswa mulaiberpikirmenyusunrencanauntukmenyelesaikan masalah yang adaSiswa melaksanakan rencana yang telahdisusun dengan memasukkan data atauinformasi yang telah diperoleh pada tahappertamakedalamperencanaanpenyelesaianSetelah siswa mendapat jawaban ataspermasalah yang mereka pecahkan, siswamengecek kembali hasil yang didapatmulai dari tahap pertama sampai ketigauntuk memastikan tidak ada kekeliruanJawaban beserta langkah pemecahanmasalah didiskusikan dengan kelas2.1.2 Hasil belajar Matematika2.1.2.1 Pembelajaran Matematika di Sekolah DasarMenurut Karso (2014:1.40) Matematika merupakan suatu ilmu yangberhubungan dengan penelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur dan hubungandiantar hal-hal itu. Pendapat lain dalam Karso (2014:1.40) diantaranya Kline(1973) mengatakan bahwa matematika itu bukan pengettahuan sendiri yang dapat

13sempurna karena dirinya sendiri. Tapi beradanya itu terutama untuk membantumanusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, danalam. Reys (1984) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola danhubungan, suatu jalan/pola pikir, suatu seni bahasa/suatu alat.Strategi pemahaman Matematika di SD tak lepas dari adanya peran teori-teoribelajar yang dapat disesuaikan dengan pemahaman dan kemampuan anak. Tujuanakhir dari matematika adalah pemahaman terhadap konsep-konsep matematikayang relatif abstrak. Menurut teori Piaget, kemampuan siswa SD belum sampaipada tahap berfikir abstrak atau formal, mereka masih berada pada tingkat operasikonkret. Maka dari itu, pembelajaran matematika di SD menggunakan sifatmatematika yang abstrak namun tetap memperhatikan karakteristik matematikaantara lain sebagai berikut: (1) pembelajaran matematika adalah bertahap, mulaidari konsep yang sederhana ke konsep yang lebih sukar dan mulai dari konkret kesemi konkret dan berakhir ke abstrak (2) pembelajaran matematika mengikutimetode spiral, yaitu menggunakan bahan yang belum dipelajari atau telahdipelajari dan saling dikaitkan (3) pembelajaran matematika menekankan padapola pendekatan induktif, dari khusus ke umum (4) pembelajaran matematikamenganut kebenaran konsistensi.2.1.2.2 Tujuan Matematika Sekolah DasarGagne dalam Herman Hudoyo (2003:36) mengatakan bahwa dalam belajarmatematika ada 2 hal yang dapat diperoleh siswa, yaitu obyek langsung danobyek tak langsung.Obyeklangsung yang dimaksud adalah berupa fakta,ketrampilan, konsep dan aturan. Sedangkan obyek tidak langsung adalah antaralain kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikappositif terhadap matematika. Pembelajaran matematika di sekolah yang padaawalnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung dan sebagai dasaruntuk mempelajari ilmu yang lain, kini bergeser pada empat tujuan utama yaitu:(1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan (2)mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, instuisi danpenemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,

ampuanmemecahkan masalah (4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasiatau mengkomunikasikan gagasan.2.1.2.3 Definisi Hasil BelajarNana Sudjana (2005;5) mengemukakan bahwa pengertian belajar adalah suatuproses yang ditandai dengan adanya perubahan positif pada diri seseorang.Perubahan itu dapat ditunjukkan sebagai bentuk dari hasil belajar. Perubahan yangnampak dapat berupa perubahan pengetahuan, sikap, kecakapan, tingkah laku,keterampilan atau kebiasaan lain yang menjadi positif dialami oleh individu yangbelajar.Prestasi siswa dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya disekolah. Hasil belajar dari tes atau ulangan harian dikelas dapat dijadikan sebagaidata kognitif siswa yang diakumulasikan untuk dapat menentukan prestasi yangdiperoleh siswa disekolah. Interaksi antara guru dan siswa dikelas dalampembelajaran merupakan proses menambah pengetahuan secara langsung.Dimyati dan Mujiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakansuatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terutama terjadi karena berkatevaluasi guru. Selain itu juga menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasildari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Oleh karena itu, siswayang mendapat hasil yang baik dikelas menunjukkan bahwa pembelajaran yangdilakukan sudah berhasil.Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakankeseluruhan aktivitas yang dilakukan dan terjadinya perubahan perilaku dalamranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga terjadi peningkatan dari segalaranah. Dalam peelitian ini untuk melihat hasil belajar atau ketercapaian prosespembelajaran hanya dilihat dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif, hasilbelajar dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa dari tes yang diberikan gurusetelah proses pembelajaran.2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

15Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Rusman:2012) antaralain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa faktor fisiologi danfaktor psikologi. Faktor fisiologi yaitu kondisi fisiologis, seperti kesehatan yangprima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmanidan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerimamateri pelajaran. Faktor psikologi meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat,bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik. Faktor eksternalyaitu faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan meliputilingkungan fisik dan lingkungan sosial. Faktor instrumental adalah faktor yangkeberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yangdiharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untktercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumentalini berupa kurikulum, sarana dan guru.2.1.2.5 Pengukuran Hasil BelajarUntuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan pembelajaran, guruperlu mengadakan tes formatif setiap menyajikan suatu bahasan materi kepadasiswa. Penelitian formatif ini untuk mengetahui sejauh mana siswa telahmenguasai pembelajaran khususnya mencapai tujuan yang diinginkan. Haltersebut adalah hal yang digunakan untuk memberikan umpan balik kepada gurudalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan programremidial atau pengayaan bagi siswa. Karena itulah, suatu proses belajar mengajardinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan pembelajaran.2.2 Hasil Kajian Penelitian Yang RelevanDari penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Problem Based Learningdan Teori Polya efektif meningkatkan hasil belajar siswa, penelitian tersebutantara lain:Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Wahyuningtyas dengantujuan untuk untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IIISDN 01 Alastuwo pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bentuk soal

16cerita melalui metode polya Tahun Pelajaran 2012/2013 menunjukkan bahwapenelitian ini memperoleh hasil bahwa Penggunaan metode polya sangatmembantu dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Suasana belajar yangditimbulkan dalam pembelajaran lebih menantang siswa untuk memecahkanmasalah dan rasa tanggng jawab dalam setiap siswa sehingga meminimalisasi rasabosan dan jenuh dalam belajar menghitung. Selain itu, melalui metode polyadapat meningkatkan hasil belajar penjumlahan dan pengurangan pada soal ceritadengan hasil rata – rata nilai siklus I putaran I 70 dengan prosentase 45,83% dari24 siswa baru 11 siswa yang memenuhi target, pada siklus I putaran II denganhasil rata – rata nilai 72,92 dengan prosentase 54,17% dari 24 siswa baru 13 siswayang memenuhi target dan siklus II putaran I rata – rata nilai 76,25 denganprosentase 62,50% dari 24 siswa baru 15 siswa yang sudah target, dan siklus IIputaran II rata – rata nilai 79,17 dengan prosentase 75% dari 24 siswa maka 19siswa sudah mencapai ketuntasan minimal 75.Penelitian lain adalah yang dilakukan oleh Alim dan Novisita Ratu denganjudul penelitian Peningkatan Hasil belajar matematika siswa kelas IV denganmetode problem based learning dan teori dienes. Hasil penelitian menunjukkanbahwa dalam pembelajaran menggunakan PBL dengan teori dienes siswa menjadiaktif dan terlibat dalam pemecahan masalah kelompok. Peningkatan hasil belajardari 73,94 menjadi 85 setelah menggunakan metode metode problem basedlearning dengan teori dienes.2.3 Kerangka PikirKegiatan belajar men

masalah dengan polya disajikan dalam gambar berikut; Mengecek kemb Memahami masalah Merencanakan penyelesaian Melaksanakan rencana ali. 12 Gambar 1. Langkah-langkah pemecahan masalah dengan teori polya 2.1.1.6 Problem Based Learning terintegrasi langkah teori polya Pembelajaran matematika menggunakan model Problem Based Learning

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .