BAB II PERJALANAN SEJARAH TERRORISME DI INDONESIA DAN .

3y ago
42 Views
2 Downloads
254.60 KB
16 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Dani Mulvey
Transcription

BAB IIPERJALANAN SEJARAH TERRORISME DI INDONESIA DAN DUNIA2.1 Perjalanan Wacana TerorismePeristiwa 11 September tersebar cepat di seluruh dunia. Berita menyebar langsung daristudio New York ke London, Roma, Moskow, Al Jazeera, Riyadh, Baghdad dan Kabul. Padaperistiwa 11 September ini, Al-Qaeda menjadi sorotan yang besar dalam cakupan di mediamassa Barat dengan berbagai ratusan cerita-cerita yang menyoroti kesedihan, penderitaan,kisah dari para korban dan keluarga mereka, pemerintahan Bush dan para pejabat publik mulaiberspekulasi tentang penyebab dan akibat peristiwa 9/11 mengenai siapa dalangnya dan apamotif melakukan hal tersebut hingga ungkapan simpati dari para pemimpin dunia,beberapabulan kemudian, peristiwa 11 September terus mempengaruhi hubungan internasional,kebijakan domestik dan opini publik. Momok operasi al-Qaeda yang membawa bentuk baruterorisme untuk dunia telah memicu perdebatan besar atas definisi teror, peran sosial danpolitik, etika operasi kontra-terorisme, negara keterlibatan, bahaya masa depan kegiatan teroris,kegagalan demokrasi di negara-negara Timur Tengah, dan fundamentalisme agama.Salah satu isu penting yang timbul dari peristiwa ini adalah peran dan efek dari liputanmedia massa mengenai pembingkaian terorisme. Pasca 11 September para junalis mulaimeliput mengenai berbagai macam angle pemberitaan mengenai Timur Tengah, MuslimAmerika, Muslim - Arab di mana liputan berita tersebut dikaitkan dengan berbagai kasusterorisme yang terjadi hingga berujung pada penghancuran gedung WTC, tetapi dalam hal inisecara signifikan menimbulkan pertanyaan kepada kita mengenai seberapa jauh cakupan berita- berita yang di tayangkan dan dinikmati oleh audience ini memenuhi standart jurnalistik 'seimbang','kebenaran','objektivitas' kah mereka dalam kasus - kasus ekstrim konflik politikantara Amerika dan Timur Tengah."Sebelum kita dapat memahami maksud dan implikasi peristiwabagaimana terorisme yang dibingkai oleh media massa dan sebelum kitadapat membedakan antara 'tujuan' indikator monitoring insiden terorisme32

dan persepsi yang 'subjektif', kita perlu mendekonstruksi dan menjelaskankonsep dasar "terorisme." Konsep ini pada dasarnya diperebutkan, nilaisarat dan terbuka untuk beberapa makna yang terletak di dalam bingkaibudaya yang lebih luas, sehingga, sampai batas tertentu, terorisme adalahdi mata yang melihatnya. Keputusan untuk label protagonis membentukbagian dari pergumulan politik atas makna. Kelompok dapat dianggapsebagai "teroris" atau sebagai "gerakan pembebasan," "radikal aktivis,""bersenjata pemberontak","gerilyawan","diktator." (Norris:2002 )Terorisme diartikan di sini sebagai sistematis penggunaan intimidasi terhadap wargasipil untuk tujuan-tujuan politik. Konsep ini mengidentifikasi fenomena dengan teknik, target,dan tujuan; dan semua atribut ini dianggap sebagai diperlukan dan cukup untuk tindakan untukmemenuhi syarat sebagai terorisme. 'Teroris' adalah mereka yang menggunakan metodeterorisme." Terorisme adalah metode atau taktik yang melibatkan sistematis koersifintimidasi, termasuk ancaman atau penggunaan kekerasan dalampenghancuran properti atau fisik orang-orang yang digunakan sebagaimekanisme kontrol. Proses ini dicontohkan oleh penggunaan sabotase,merusak kerusuhan, pembajakan, pembunuhan, penculikan, pembakaran,penyiksaan, pemerkosaan, bom, dan melanggar hukum penjara yangdirancang untuk menanamkan rasa takut, ketidakamanan dan cemas diantara populasi target." (Norris:2002).Seorang politisi Amerika Serikat bernama Samuel P. Huttington berperan dalammengkonstruksi wacana Islam. Dia membaca pertarungan politik antar negara setelah perangdingin. Para teoritis beargumen bahwa pertarungan ideologi antar negara dalam perang dinginmeliputi hak asasi, demokrasi liberal dan ekonomi global/pasar bebas. Dan salah satu pemikirFrancis Fukuyama berpendapat bahwa dunia sudah mengalami akhir dari sejarah yangmengakhiri perang dingin dan dimulainya masa Post Cold War. Huttington dalam bukunya TheClash of Civilization and the Remaking of World Order (1996), menjelaskan masa perangideologi telah berakhir dan dunia mengalami babak baru yaitu pertarungan kebudayaan. Diaberpendapat bahwa penyulut utama konflik di masa depan adalah dalam garis kebudayaan dan33

agama. Kebudayaan dunia yang dia maksud antara lain Western, Amerika Latin, Orthodox,Eastern World dan Moslem World. Moslem world. Moslem World merupakan dunia Islamatau negara-negara Islam yang meliputi negara timur tengah, Afrika Barat, Albania,Bangladesh, Brunei, Comoros, Indonesia, Malaysia, Pakistan, and Maldives. Negara-negaratersebut adalah negara yang berpotensi menyulut konflik dunia yang berbasis kultural.Serangan 11 September menjadi titik balik dalam lingkungan keamanan umum didunia. Serangan tersebut memiliki makna simbolis: di jantung Barat (New York danWashington) dan dilakukan oleh fundamentalis Islam. Delapan belas dari sembilan belasteroris berasal dari Arab Saudi, mendapatkan misi mereka dari Al-Qaeda di Afghanistan, yangdi mana mereka tinggal dan belajar di Jerman dan, akhirnya, melakukan serangan mereka diAS. Dalam berminggu - minggu setelah serangan tersebut, Arab Saudi menyangkal faktabahwa teroris tersebut adalah warga Arab Saudi atau lahir dan besar di kerajaan tersebut.Serangan teroris pada 11 September 2001 adalah peristiwa yang secara tidak langsungmenyimbolkan serangan Islam terhadap negara Amerika Serikat. Hal ini tersebut terjadi karenaasal warga negara para teroris yang berasal dari negara-negara Islam yaitu Afghanistan danArab Saudi. Al-Qaeda juga merupakan organisasi Islam yang berasal dari negara timur tengah.Menurut Huttington, Afghanistan dan Arab Saudi termasuk dalam kategori dunia Islamsedangkan Amerika Serikat termasuk ke dalam kategori Western. Dan ketika peristiwa 11september terjadi maka konflik tersebut langsung mengarah kepada konflik Islam dan barat.Konstruksi wacana Islam sebagai teroris kemudian menjadi wacana global. Wacanatersebutlah yang membenarkan serangan Amerika Serikat dan sekutunya terhadap negaranegara Islam, Afghanistan dan Irak, atas nama pembasmian para teroris. Wacana ini kemudianmenjadikan Islam sebuah identitas yang dimarjinalkan, berdasarkan alasan bahwa para terorisberasal dari organisasi Islam maka seluruh umat Islam mendapatkan imbas identitas sebagaiteroris yang berbahaya. Padahal dinamika orang-orang Islam dalam memandang seranganteroris tersebut ada yang pro dan kontra tetapi wacana global telah mengeneralkan identitasIslam sebagai teroris yang memicu konflik peradaban dunia.Wacana global tentang Islam sebagai teroris juga berpengaruh di Indonesia. Peristiwabom bali yang terjadi dua kali pada tahun 2002 dan 2005 menjadikan isu terorisme Islamsemakin menguat. Peristiwa pertama hanya berselang waktu satu tahun dari tragedi 11september 2001 yang menyerang Amerika Serikat. Isu hangat dari peristiwa serangan kepada34

Amerika tersebut langsung menyeruak di masyarakat Indonesia dalam memandang peristiwabom Bali. Teroris Islam kembali beraksi dan yang menjadi sasarannya adalah Indonesia. Baliyang menjadi pulau wisata internasional menjadi target bom yang menelan ratusan korban dariwarga negara Indonesia dan warga negara asing.Peristiwa bom Bali dipandang sebagai aksi terorisme yang mempunyai kaitan denganaksi terorisme di Amerika Serikat. Daftar tersangka kasus bom Bali seperti Imam Samudraditengarai mengikuti organisasi Islam dunia. Target serangan bom Bali adalah turis-turis yangsedang berlibur dan bersenang senang di Bali. Terbukti dengan lokasi pusat bom Bali pertamayaitu Paddy's Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali. Tempat- tempat tersebutadalah klub-klub malam yang ramai dengan turis. Ledakan terakhir dalam bom Bali pertamaadalah di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Ledakan kali ini membawa wacana tentangIslam yang semakin menguat, yaitu serangan Islam atas negara Barat khususnya AmerikaSerikat, dengan terjadinya dua kali peristiwa pengeboman di bali, menjadikan pandanganduniabahwa Indonesia adalah sarang teroris sekaligus juga target terorisme.Peristiwapengebomana yang terjadi apda tahun 2002 dan tahun 2005 ini di Indonesia menjadikanperistiwa terorisme terparah dalam sejarah Indonesia, sebelumnya pandangan dunia mengenaibali adalah sebuah pulau dewata yang indah, eksotik, penuh dengan kehangatan, kuat akanbudaya, dan aman menjadi wacana yang negatif mengenai Indonesia.Islam, terorisme dan bom bunuh diri adalah tiga unsur yang utuh dan melekat dalamwacana identitas Islam. Islam bukan lagi dianggap sebagai agama yang menentramkankehidupan tetapi dianggap agama yang menakutkan. Wacana tersebut membuat Islam seakan- akan adalah gerakan berbahaya yang menjadi musuh bersama warga dunia, sehinggamembuat mereka yang tinggal di daerah - daerah minoritas agama Islam menjadikan Muslimsebagai ancaman bagi sekitarnya, di Indonesia, wacana tersebut adalah wacana dominan.Pemerintah Indonesia juga melakukan aksi pembasmian teroris yang juga disebut sebagaimusuh negara. Dengan dibentuknya pasukan khusus militer yaitu Densus 88.Pasukan tersebutadalah pasukan khusus yang menangani masalah terorisme di Indonesia." Media adalah mekanisme prinsip yang komunikasi itu disebarkan, tetapi itulebih dari sekadar menjadi saluran pasif untuk menyampaikan pesan. Mediaadalah aktor politik dalam dirinya sendiri dan mampu memainkan sejumlah peranpolitik, yang meliputi agen stabilitas, agen pengekangan agen perubahan(McCargo 2003). "35

Hari ini dalam negara-negara di seluruh Asia, berbagai bentuk oranganisasi yangberbeda bertransaksi pesannya melalui media massa, hal ini termasuk gerakan-gerakanseparatis yang didorong oleh berbagai faktor etnis, nasionalis dan agam ataupun kelompokrevolusioner yang berusaha untuk menumbangkan kedaulatan negara. Penyebaran informasioleh pemerintah melalui media yang digunakan untuk menjadi landasan pembangunan bangsadan politik.Tindakan terorisme dan kekerasan politik adalah kisah komunikasi yang tidakberakhir hanya dalam diri tetapi bagian dari proses yang lebih luas untuk mengkomunikasikanpesan dan membangkitkan respon yang diinginkan." Kekerasan yang berfungsi sebagai kunci universal fokus media perhatian danmendapatkan publisitas (Nacos: 2002) "Bagi mereka yang terlibat, kekerasan digunakan untuk mendapatkan perhatian yangdari elite politik, kebijakan, pemicu untuk membuat orang memperdebatkan tentang tujuanmereka, sehingga membuat para media mulai mengatur agendanya untuk memberitakan halini, media mungkin mencari sensasi untuk meningkatkan peringkat mereka, tetapi jugamemiliki kepentingan dalam mengatur arusnya informasi dalam negaranya.Media jugamemiliki hubungan erat dengan aktor-aktor lainnya, seperti kepentingan politik dan bisnis, danpemiliknya. Oleh karena itu kombatan non-negara mungkin mampu mengatur agenda mediamelalui menggunakan kekerasan, tetapi hal ini tidak selalu memberi mereka pengaruh atas isimedia output.Publisitas dapat diarahkan di berbagai khalayak untuk sejumlah tujuan. Pada satutingkat, kekerasan dapat dimaksudkan untuk mengintimidasi opini publik dan elit politik untukmendatangkan suatu respon. Di sisi lain, kelompok perlunya eksistensi untuk merekrutanggota dan membangun dukungan politik. Al - Qaeda menggunakan media dengan cara ini,di mana menggunakan kekerasan untuk memikat para media untuk mengatur agendapemberitaanya, dan terus menyorot aksinya sehingga membuat ancaman bagi keamanannasional Amerika Serikat.Elemen kunci dalam proses komunikasi adalah bagaimana media membantu untukbentuk persepsi publik mengenai para terroris dan kekerasan yang mereka lakukan. Meskipunlabel dan definisi yang melekat pada kelompok individu yang terlibat kekerasan, umum nyalabel seperti 'teroris',' pemberontak','revolusioner', atau bahkan ' perompak ' umum digunakanuntuk menggambarkan kelompok - kelompo yang terlibat konflik dalam suatu negara, tetapi36

setalah terjadinya peristiwa 9/11 ada sebuah istilah baru yang ditawarkan oleh media bagikegiatan terrorisme yang terjadi di dunia ' Islam terrorism '.Selama dekade terakhir munculnya baru media komunikasi di Asia, khususnya internet,menambahkan dimensi baru untuk peran media. Salah satu keuntungan utama dari internetadalah bahwa ia menawarkan mengkomunikasikan pesan mereka kapan saja, dan bagimanapun pesannya, karena dalam media internet sendiri, kita dapat bebas melewati gate keeper ,karena kita sendirilah yang menjadi peran gate keeper. Akibatnya, secara luas diyakini bahwamedia baru adalah aktor kritis dalam memfasilitasi perubahan sosial dan politik di negaranegara di seluruh Asia. Media baru menawarkan kesempatan yang lebih besar membawa orangbersama-sama, menghasut kekerasan dan melegitimasi perjuangan mereka untuk audiens yanglebih luas. Militan yang menggunakan internet sebagai akses informasinya telah meningkatselama dekade terakhir, sejak perang di Afghanistan pada tahun 2001-2002, Al- Qaeda semakinberfocus berkomunikasi melalui internet, Al Qaeda menggunakan website untuk perdebatanumum dan untuk menyebarkan ideologi, dalam beberapa kasus, pesan yang dikeluarkan untukmenetapkan tujuan strategis yang luas atau menargetkan daftar tempat-tempat dan orang-orang.2.2 Media AmerikaPasca terjadinya peristiwa 9/11 yang terjadi di Amerika Serikat, banyak daripemberitaan melaporkan segera setelahnya bahwa pelakunya adalah orang Arab dan Muslim.hal ini sama hal dengannya ketika sebuah serangan bom yang menghancurkan gedung FederalAlfred P. Murrah di Oklahoma City pada tanggal 19 April 1995, FBI dan pemberitaan dengancepat mengidentifikasi orang - orang timur tengah sebagai tersangka, hingga dalam beberapajam setelah kejadian tersebut, mereka orang Arab, dan Muslim - Amerika menjadi sasaran fisikdan verbal oleh masyarakat setempat, dan ternyata pelaku dari peristiwa tersebut adalahseorang warga Amerika yang bernama Timothy McVeigh seorang mantan prajurit berusia 27tahun." Mengapa orang Arab dan Muslim yang menjadi korban dari pemberitaan mediapasca terjadinya peristiwa pengeboman, hal tersebut terjadi bahwa banyak orangyang melihat citra dari arab melalui televisi dan film yang digambarkan olehhollywood, di mana mereka dicitrakan sebagai orang yang melakukanpengeboman bunuh diri, orang - orang yang fanatik dan malas. ( Pippa andMontague 2003 : 134 ) "37

" Sekitar 55 tahun yang lalu, sebelum munculnya televisi, Walter Lippmannmengamati bahwa apa yang orang tahu tentang dunia di sekitar mereka sebagianbesar merupakan hasil dari pengetahuan yang diterima melalui pers dan gambar" Picture in our head " adalah hasil dari sebuah Pseudo-reality tercermin dalamberita. ( Pippa and Montague 2003 : 135 ) . "Dalam masyarakat massal hari ini, orang-orang bahkan lebih bergantung pada beritakarena mereka tidak memiliki tempat lain untuk mencari informasi tentang urusan publik danpada saat ini sangatllah mudah untuk mengakses ssebuah informasi, baik itu menggunkanatelevisi, radio, ataupun media baru ( internet ), dalam sepuluh tahun terakhir, media AS telahdikendalikan oleh 50 perusahaan yang bersaing satu sama lain , banyak dari lembaga-lembagamedia tersebut melakukan konglomerasi media satu sama lain, di mana jurnalisme adalahbisnis inti mereka.Wartawan, editor, produser, dan pihak lain di media berita membuat keputusan terusmenerus tentang apa dan siapa yang akan hadir dalam berita dan bagaimana; Pilihan tersebutdipengaruhi oleh prosedur operasi standar organisasi mereka."sumber dan sudut pandang 'diindeks' (diterima melalui gerbang berita) sesuaidengan besarnya dan kandungan konflik di antara pengambil keputusan utamapemerintah atau pemain lain yang memiliki kekuatan (seperti yang dirasakan olehorang dalam jurnalistik) kepada Bennett. Mempengaruhi perkembangan sebuahcerita (Bennett:1996)."Pers mencakup suara kritis dan sudut pandang kepentingan yang kurang lebihditentukan tergantung pada posisi tertentu dari sumber otoritatif, terutama pihak pemerintah.Karena "pengindeksan" telah terbukti paling kuat dalam berita asing, orang bertanya-tanyaapakah hal itu mempengaruhi liputan orang-orang Amerika Muslim dalam menghadapimasalah Timur Tengah antara orang Israel dan Palestina dan dukungan tradisional pemerintahA.S. untuk Israel. Kern mengungkapkan bahwa terdapat dua dimensi dalam mengemumakanberita asing , yaitu: berita asing yang berhubungan dengan peristiwa di luar negeri dan kisahdalam negeri yang berkonsentrasi pada peran dan reaksi Amerika Serikat terhadap peristiwadunia (Kern:198). Demikian pula, cakupan domestik juga memiliki dua dimensi: yangberkonsentrasi pada minoritas etnis dan agama di Amerika (yaitu Muslim-Amerika dan Arab38

Amerika) dan satu lagi yang berkonsentrasi pada hubungan mereka dengan daerah asal mereka(Timur Tengah ).Perisitiwa 9/11 memberitahukan kepada para audience televisi diseluruh dunia bahwaagama masih merupakan sesuatu kekuataan yang patut diperhitungkan dan media, akan tetapimenjadi pengawal untuk meliput setiap berita buruk dan mengerikan. Ini berati selama mediamodern bekejra sesuai dengan standarnya sendiri, seperti kata pepatah lama “ berita baik adalahberita buruk, dan berita buruk adalah berita baik”.Dalam Practicing Religon in the Age of Media Hoover beragumen bahwa“ Sebagian besar hal yang terjadi dalam hubungan antar agama dan mediamelibatkan keterkaitan berlapis antara symbol agama, kepentingan, makna, danlingkungan media modern tempat memperkenalkan budaya terkini ( Hoover 2002)2.2.1 Media Amerika Pasca Peristiwa 9/11Dalam bukunya yang berjudul Televsion Culture : Popular Pleasures and Politics (1987 ). John Fiske berargumen bahwa televisi adalah suara “ agen budaya “, yang berfungsisebagai “ pemancing dan penyebab makna – makna”. Ia mengatakan bahwa kebudayaanberkaitan dengan mkan dan kesenangan : kebudayaan kita terdiri dari makna – makna yangkita buat atas pengalaman sosial dan atas relasi sosial kita, dan oleh karena itu kebudayaanadalah arti yang kita punyai atas “ diri “ kita sendiri. Kebudayaan juga menempatkan makna– makna itu di dalam system sosial, karena suatu system sosial hanya dapat dipertahnkan olehmakna – makna yang dibuat manusia untuknya. Kebudayaan terukur secara mendalam di dalamdistribusi kekuasaan bertingkat di dalam masyarakat, karena relasi kekuasaan hanya dapatdistabilkan atau digoyahkan oleh makna – makna yang dibuat manusia untuknya. Kebudayaanadalah perjuangan untuk makna – makna sebagaimana masyarakat adalah suatu perjuanganuntuk kekuasaan ( Fiske, 1987 )“ Agama dan televisi dimediasi oleh makna kultural yang diproyeksikan ke layardan dikendailakn oleh para Gate Keepers yang bertugas sebagai agen “ ideologidominan”. Lebih lanjut Fiske mengatakan bahwa televisi “ dibuat tampak sebagaihasil dari proses alamiah ketimbang kultural, ia dijauhkan dari ranah sejarah dan39

kebudayaan dan di geser kea arah kebenaran universal sehingga televisimenghasilkan ‘realitas’ .”Enam bulan pasca kejadian tersebut televisi di Amerika terus menerus menampilkan‘realitas’ yang dibuat oleh televisi mengenai pemberitaan 9/11, baik itu bagaimana terjadinyaperistiwa tersebut, bagaimana jaringan al – qaeda itu sendiri, hingga pemimpin dari peristiwatersebut yaitu Osama bin Laden, yang menarik dari hal ini media – media di Amerika bukanhanya menyoroti mengenai kejadian tersebut tetapi mereka semua mencoba mencari ‘ orangketiga ‘ dari terjadinya peristiwa 9/11, hal tersebut dapat kita lihat dari table dibawah.Secara signifikan pasca terjadinya peristiwa tersebut, berita yang dilaporkan diseluruhmedia Amerika menyebutkan mengenai Muslim – Amerika dan Arab – Amerika, padahal enambulan sebelum peristiwa tersebut media hanya sekitar belasan memberikan mengenai Muslim– Amerika dan Arab – Amerika, tetapi pasca kejadian tersebut seperti yang kita lihat pada datadi atas, mengalami kenaikan hingga ratusan mengenai berita yang menyebutkan Muslim –Amerika dan Arab – Amerika , 70 persen cerita sepenuhnya ditujukan untuk agama yangmenyangkut Islam dan Islam dan 30 persen sisanya berhubungan dengan agama Kristen danKristen, Yudaisme dan Yahudi, non-denomi

pasca terjadinya peristiwa pengeboman, hal tersebut terjadi bahwa banyak orang yang melihat citra dari arab melalui televisi dan film yang digambarkan oleh hollywood, di mana mereka dicitrakan sebagai orang yang melakukan pengeboman bunuh diri, orang - orang yang fanatik dan malas. ( Pippa and Montague 2003 : 134 ) "

Related Documents:

BAB I KONSEP SEJARAH A. Pengertian Sejarah Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh (تار ñخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu.

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Modul Puncak Sejarah Penggal 3 STPM Negeri Melaka 2015 SEJARAH MALAYSIA DAN ASIA TENGGARA ( 1800-2000 ) ANALISIS SOALAN SEJARAH STPM PENGGAL 3 BAHAGIAN A : SEJARAH MALAYSIA TEMA TAJUK HASIL PEMBELAJARAN TAHUN SOALAN TEMA 1 Masyarakat 1.1 (a)Institusi Pemerintahan 1.1.1 Raja 1.1.2 Pembesar menjelaskan konsep dan peranan raja.

B. PRAKTEK: 1. Praktek Perencanaan Perjalanan Wisata Pelaksanaan Pengujian praktek perencanaan perjalanan wisata diselenggarakan dalam bentuk ujian tulisan secara klasikal. Setiap peserta disiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan. Alat & Bahan yang diperlukan Database komponen perjalanan wisata Kalkulator

API 6A Flanges Catalogue. API 6A - TYPE - 6B 13.8 MPA (2000 PSI) Size B OD C (MAX.) K P E T Q X BC N H LN HL JL Ring Number R or RX 2 1/16 53.2 165 3 108 82.55 7.9 33.4 25.4 84 127 8 20 81 60.3 53.3 23 2 9/16 65.9 190 3 127 101.60 7.9 36.6 28.6 100 149.2 8 23 88 73.0 63.5 26 3 1/8 81.8 210 3 146 123.83 7.9 39.7 31.8 117 168.3 8 23 91 88.9 78.7 31 4 1/16 108.7 275 3 175 149.23 7.9 46.1 .