TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Swamedikasi 2.1.1 .

3y ago
58 Views
3 Downloads
319.18 KB
15 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Carlos Cepeda
Transcription

1BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Tinjauan Tentang Swamedikasi2.1.1. Pengertian SwamedikasiSwamedikasi atau pengobatan sendiri adalah suatu perawatan sendiri olehmasyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obatobatan yang dijual bebas di pasaran atau obat keras yang bisa didapat tanpa resepdokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek (BPOM, 2014). Swamedikasi/SelfCare berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obatsederhana yang dibeli bebas di apotek atau toko obat, atas inisiatif sendiri tanpanasihat dokter (Tjay dan Rahardja, 2010).Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan – keluhan danpenyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti demam, nyeri, pusing,batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyakit kulit dan lain - lain.Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkanketerjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya swamedikasi dapat menjadisumber terjadinya kesalahan pengobatan (Medication Error) karena keterbatasanpengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini Apotekerdituntut untuk dapat memberikan informasi yang tepat kepada masyarakatsehingga masyarakat dapat terhindar dari penyalahgunaan obat (drug abuse).Masyarakat cenderung hanya tahu merek dagang obat tanpa tahu zatberkhasiatnya (Depkes, 2006).2.1.2. Alasan Praktek SwamedikasiSetiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatanyang aman, bermutu, dan terjangkau. Setiap orang berhak secara mandiri danbertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagidirinya (Depkes RI, 2009). Praktek Swamedikasi menurut WHO, dipengaruhi

2oleh beberapa faktor antara lain: faktor sosial ekonomi, gaya hidup, kemudahandalam memperoleh obat, faktor lingkungan dan kesehatan masyarakat dan faktorketersediaan obat baru1. Faktor sosial ekonomiDengan meningkatnya tingkat pendidikan dan kemudahan akses dalammendapatkan informasi, dipadu dengan meningkatnya kepentingan individudalam menjaga kesehatan diri, akan meningkatkan pemberdayaan masyarakatuntuk berpartisipasi langsung dalam pengambilan keputusan terhadap masalahperawatan kesehatan (Sukasediati, 2000).2. Gaya HidupMeningkatnya kesadaran masyarakat terhadap dampak dari gaya hiduptertentu, seperti menghindari merokok dan pola diet yang seimbang untukmemelihara kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit (WHO, 1998).3. Kemudahan Memperoleh Produk ObatKonsumen lebih nyaman memilih obat yang bisa diperoleh dengan mudahdibandingkan dengan harus menunggu lama di klinik ataupun di tempat fasilitaskesehatan lainnya (Djunarko dan Hendrawati, 2011).4. Faktor Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan yangtepat,tersedianya air bersih dan sanitasi yang baik, akan memberikan kontribusidalam membangun dan menjaga kesehatan masyarakat serta mencegahterjangkitnya penyakit (Depkes, 2009).5. Ketersediaan Produk BaruSaat ini telah banyak dikembangkan produk baru yang dirasa lebihefektif, dan di anggap sesuai untuk pengobatan sendiri (WHO, 1998).2.1.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan SwamedikasiBerikut ini merupakan beberapa hal yang penting untuk diketahuimasyarakat ketika akan melakukan swamedikasi (Depkes RI, 2006).1. Untuk menetapkan jenis obat yang dipilih perlu diperhatikan :a. Pemilihan obat yang sesuai dengan gejala atau keluhan penyakit.b. Kondisi khusus. Misalnya hamil, menyusui, lanjut usia, dan lain-lain.

3c. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak diinginkan terhadappenggunaan obat tertentu.d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping,dan Interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obate. Untuk pemilihan obat yang tepat dan informasi yang lengkap,ditanyakan kepada apoteker (Depkes RI, 2006).2. Untuk menetapkan jenis obat yang digunakan perlu diperhatikan :a. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.b. Menggunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket ataubrosur.c. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,dihentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.d. Tidak menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.e. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap,tanyakan kepada Apoteker. (Depkes RI, 2007)2.1.4Penggunaan Obat Secara RasionalPenggunaan obat tanpa resep dokter masih sering menimbulkan masalahbagi kesehatan karena masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tentangobat. Hal ini mengakibatkan dasar penentuan obat tanpa resep untuk pengobatansendiri sering tidak rasional, yaitu umumnya bersumber pada pengalamanmenggunakan obat tertentu pada waktu lampau, karena diberitahu orang lain(keluarga, tetangga, teman), atau bersumber dari iklan obat di media cetakmaupun media elektronik. Untuk itu, masyarakat perlu dibekali pengetahuantentang obat bebas dan obat bebas terbatas agar penggunaan untuk obat sendiridapat tepat, rasional, dan aman (Tan dan Rahardja, 2010).Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (2014),beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan swamedikasi supayatercapai pengobatan sendiri yang tepat, aman dan rasional adalah sebagai berikut:

41. Mengenali kondisi ketika akan melakukan swamedikasiSwamedikasi perlu diperhatikan kondisi yang sedang .Membacaperingatan/perhatian yang tertera pada label atau brosur obat juga menjadihal yang perlu dilakukan, karena di dalamnya tertulis hal-hal yang harusdiperhatikan sebelum atau setelah mengkonsumsi obat yang dimaksud(Hermawati, 2012).2. Memahami bahwa ada kemungkinan interaksi obatBanyak obat dapat berinteraksi dengan obat lainnya atau berinteraksidengan makanan dan minuman. Nama obat atau nama zat berkhasiat yangterkandung dalam obat harus dikenali sebagai digunakan sebagaiswamedikasi. Meminta informasi kepada Apoteker di apotik mengenai adatidaknya interaksi dari obat-obat tersebut juga perlu untuk dilakukan.Melalui informasi mengenai mekanisme interaksi dapat diperkirakankemungkinan efek samping yang akan terjadi dan melakukan antisipasi.Selain itu, untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi, aturan pakaiyang tercantum pada label kemasan obat harus diperhatikan (Gitawati,2008).3. Mengetahui obat-obat yang dapat digunakan untuk swamedikasiTidak semua obat dapat digunakan untuk swamedikasi. Telahdijelaskan diatas bahwa obat yang digunakan untuk swamedikasi adalahobat golongan obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat-obat golonganobat bebas dan obat bebas terbatas merupakan obat yang relatif amandigunakan untuk swamedikasi (BPOM, 2014).4. Mewaspadai efek samping yang mungkin munculESO (Efek Samping Obat) atau Adverse Drug Reactions adalahrespon terhadap suatu obat yang merugikan dan tidak diinginkan dan yangterjadi pada dosis yang biasanya digunakan pada manusia untukpencegahan, diagnosis, atau terapi penyakit atau untuk modifikasi fungsifisiologik. Apabila terjadi efek samping, segera hentikan pengobatan dankonsultasikan dengan tenaga kesehatan (BPOM, 2012).

55. Mengetahui obat yang akan dibeliPada saat akan membeli obat, yang harusnya dipertimbangkanadalah:a. Bentuk sediaannya (tablet, sirup, kapsul, krim, dan lain-lain)dan memastikan bahwa kemasan tidak rusak.b. Obat yang akan di minum harus sudah memiliki nomor izinedar karena ini berarti obat tersebut telah memenuhipersyaratan keamanan, khasiat dan mutu yang ditetapkan olehBadan POM.c. Tanggal kadaluarsa yang menandakan bahwa sebelum tanggaltersebut obat masih memenuhi persyaratan dan aman untukdigunakan6. Mengetahui cara dan waktu penggunaan obat yang benarPelayanan informasi obat sangat penting dalam upaya menunjangbudaya penggunaan obat secara rasional. Pelayanan informasi obat sangatdiperlukan, terlebih lagi banyak pasien yang belum mendapatkaninformasi obat secara memadai tentang obat yang digunakan, karenapenggunaan obat yang tidak benar dan ketidakpatuhan meminum obat bisamembahayakan (Tumiwa dkk., 2014).7. Mengetahui cara penyimpanan obat yang baikDalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapajenis obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupunkemasannya. Apabila hal ini terjadi di suatu rumah tangga, maka perludipikirkan cara menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidakmemenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar, maka akanterjadi perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kerusakan obat(Binfar, 2008)Kriteria penggunaan obat yang rasional adalah (Depkes RI, 2008) :a. Tepat diagnosis artinya obat diberikan sesuai dengan diagnosis.Apabila diagnosis tidak ditegakkan dengan benar maka pemilihanobat akan salah.

6b. Tepat indikasi penyakit artinya obat yang diberikan harus yang tepatbagi suatu penyakit.c. Tepat pemilihan obat artinya obat yang dipilih harus memiliki efekterapi sesuai dengan penyakit.d. Tepat dosis artinya dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberianobat harus tepat.2.1.5 Kriteria Obat yang Digunakan dalam SwamedikasiJenis obat yang digunakan dalam swamedikasi adalah meliputi : ObatBebas, Obat Bebas Terbatas, dan OWA (Obat Wajib Apotek). Penggunaan obatbebas dan obat bebas terbatas yang sesuai dengan aturan dan kondisi penderitaakan mendukung upaya penggunaan obat yang rasional. Kerasionalan penggunaanobat menurut Cipolle, et. al., (1998) terdiri dari beberapa aspek, di antaranya:ketepatan indikasi, kesesuaian dosis, ada tidaknya kontraindikasi, ada tidaknyaefek samping dan interaksi dengan obat dan makanan, serta ada tidaknyapolifarmasi (penggunaan lebih dari dua obat untuk indikasi penyakit yang sama).Sesuai permenkes No.919/MENKES/PERDC/1993, kriteria obat yangdapat diserahkan tanpa resep adalah:1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko padakelanjutan penyakit.3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harusdilakukan oleh tenaga kesehatan.4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi diIndonesia.5. ung jawabkan untuk pengobatan sendiri.yangdapat

7

8Menurut Keputusan Menteri Kesehatan NO. 347/ MENKES/SK/VII/1990Tentang Obat Wajib Apotek yaitu obat keras yang dapat diserahkan oleh apotekerkepada pasien di apotek tanpa resep dokter. Berikut beberapa ketentuan yangharus dipatuhi apoteker dalam memberikan obat wajib apotek kepada pasien.a. Apoteker berkewajiban untuk melakukan pencatatan yang benar mengenaidata pasien, mencakup nama, alamat, umur, dan penyakit yang sedangdideritanya.b. Apoteker berkewajiban untuk memenuhi ketentuan jenis sekaligus jumlahyang bisa diserahkan kepada pasien, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,yang diatur oleh Keputusan Pemerintah Kesehatan tentang daftar obatwajib apotek (OWA).c. Apoteker berkewajiban memberikan informasi yang benar tentang obatyangdiserahkan, mencakup indikasi, kontra-indikasi, cara pemakaian, carapenyimpanan, dan efek samping yang tidak diinginkan yang palingdimungkinkan akan timbul sekaligus tindakan yang disarankan apabila halitu memang benar-benar terjadi (Menkes, 1990).2.3. Tinjauan Tentang Batuk2.3.1. Epidemilogi BatukBatuk merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untukmengeluarkan dan membersihkan saluran pernafasan dan dahak, zat-zatperangsang asing, dan infeksi. Dengan demikian, batuk merupakan suatumekanisme perlindungan. Penyebab lain batuk adalah peradangan dari jaringanparu-paru, tumor, dan juga akibat efek samping beberapa obat seperti ACEinhibitor (Tan dan Rahardja, 2010). Batuk merupakan gejala klinis dari gangguanpada saluran pernapasan. Batuk bukan merupakan suatu penyakit, tetapimerupakan manifestasi dari penyakit yang menyerang saluran pernafasan.Penyakit yang bisa menyebabkan batuk sangat banyak sekali mulai dari infeksi,alergi, inflamasi bahkan keganasan (Kumar,et all., 2007). Batuk juga dapatdisebabkan oleh efek samping dari penggunaan ACE inhibitor yang terjadi pada1% sampai 10% pasien yang menerima terapi ACE inhibitor (Dipiro, 2009).

92.3.2. Patosiologi BatukBatuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjaga pernapasandari benda atau zat asing. Batuk dapat disebabkan oleh berbagai faktor sepertivirus (flu, bronkitis), bakteri, dan benda asing yang terhirup (alergi) (Widodo,2009). Batuk juga membantu melindungi paru dari aspirasi yaitu masuknya bendaasing dari saluran cerna atau saluran napas bagian atas. Saluran napas yangdimaksud adalah mulai dari tenggorokan trakhea, bronkus, bronkhioli, sampai kejaringan paru (Guyton et all., 2008).Proses batuk yang terjadi didahului dengan adanya fase iritasi yangmerupakan fase perangsangan reseptor oleh berbagai rangsangan. Setelah terjadiiritasi akibat rangsangan pada reseptor kemudian terjadi fase inspirasi maksimalyang diperlukan untuk mendapatkan volume udara sebanyak-banyaknya sehinggaterjadi peningkatan tekanan intratorakal (Somantri, 2007).Selanjutnya terjadi fase kompresi atau penutupan glotis yang bertujuanmempertahankan volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase initerjadi kontraksi otot ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi sehinggaintraabdomen juga tinggi. Kemudian glotis akan terbuka yang menyebabkanterjadinya ekspirasi yang cepat, singkat, dan kuat sehingga terjadi pembersihanbahan-bahan yang tidak diperlukan seperti mukus dan lain-lain. Setelah fasetersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat berlangsung singkat ataulama tergantung dari jenis batuknya. Apabila diperlukan batuk kembali maka faserelaksasi berlangsung singkat untuk persiapan batuk (Supriyanto, 2010).2.3.3. Penyebab BatukBatuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan bukaninfeksi. Penyebab batuk dari infeksi bisa berupa bakteri atau virus, misalnyatuberkulosa, influenza, campak, dan batuk rejan. Sedangkan penyebab yang bukaninfeksi misalnya debu, asma, alergi, makanan yang merangsang tenggorokan,batuk pada perokok, batuk pada perokok berat sulit diatasi hanya dengan obatbatuk simptomatik. Batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan

10terutama pada saluran nafas yaitu bronkitis, pneumonia dan sebagainya (DepkesRI, 1997).2.3.4. Pengobatan swamedikasi batukBatuk merupakan gejala penting yang ditimbulkan oleh terpicunya refleksbatuk, misalnya pada alergi (asma), debu, rokok, asap, peradangan bahkan tumorparu. (Tjay dan Rahardja,1993). Batuk terjadi disaluran nafas, yang dibagimenjadi saluran nafas bagian atas dan saluran nafas bagian bawah. Pada salurannafas bagian atas maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan denganbersin, sementara gangguan pada saluran nafas bagian bawah biasanya denganrefleks barupa batuk (Kompas,2006).2.3.4.1 Non farmakologiUmumnya batuk berdahak dan tidak berdahak dapat dikurangi dengancara sebagai berikut :a.Memperbanyak minum air putih, untuk membantu mengencerkandahak, mengurangi iritasi atau rasa angmerangsang tenggorokan dan udara malam yang dingin (Depkes RI,1997).Sedangkan menurut Wirjodiarjo, 2006. Hal-hal yang perlu dilakukan untukmengurangi gejala batuk adalah:a.Minum banyak cairan (Air atau sari buah) akan mendorongmembersihkan tenggorokan, jangan minum kopi atau sodab.Menghentikan kebiasaan merokokc.Menghindari makanan yang merangsang tenggorokan dan udaradingind.Madu dan tablet hisap pelega tenggorokan, dapat meringankaniritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah batuk kalautenggorokan kering

11e.Hirup uap panas untuk mencairkan sekresi cairan hidung yangkental supaya mudah di keluarkkanf.Bila batuk sudah 3 hari tidak sembuh ke dokterg.Pada bayi dan balita batuk di sertai nafas cepat atau sesak, harussegera di bawah ke dokter atau pelayanan kesehatanh.Minum obat batuk yang sesuai dengan gejala.2.3.4.2 FarmakologiPengobatan pada batuk disesuaikan dengan jenis obat batuk yangbenar. Pengobatan batuk secara umumnya dapat diklasifikasikanberdasarkan jenis batuknya berdahak atau tidak. Jenis-jenis obat batukyang terkait dengan batuk yang berdahak dan tidak berdahak yangdibahaskan di sini adalah mukolitik, ekspektoran, antitusif, danPenggolongan obat batuk yang beredar di pasaran pada table 2.1 (Paat,2010).2.3.5. Batuk Produktif (Ekspektoran)Ekspektoran merupakan obat yang dapat merangsang pengeluarandahak dari saluran pernafasan (ekspektorasi). Penggunaan ekspektoran inididasarkanpengalaman empiris. Tidak ada data yang membuktikanefektivitas ekspektoran dengan dosis yang umum digunakan. Obat yangtermasuk golongan ini ialah ammonium klorida dan gliseril guaiakolat(Paat, 2010). Mekanisme kerjanya adalah merangsang reseptor-reseptor dimukosa lambung yang kemudian meningkatkan kegiatan kelenjar sekresidari saluran lambung-usus dan sebagai refleks memperbanyak sekresi darikelenjar yang berada di saluran nafas (Linnisa dan Wati, 2014).Obat ini digunakan untuk meningkatkan sekresi mukus di salurannapas sehingga bermanfaat untuk mengurangi iritasi dan batuknya akanberkurang dengan sendirinya. (Estuningtyas, 2008).Menurut Ikawati, ( 2010 ). Obat-obat yang digunakan pada batukekspektoran antara lain:

121. Glyseryl guaiacolate ( Guafenisin)a. Mekanisme kerja obat adalah mengencerkan dahak dari salurannafasb. Perhatian usia dibawah 2 tahun dan ibu hamil harus denganpengawasan dokter, diharapkan tidak menggunakan lebih dari 7hari tanpa izin dokter dan minumlah 1 gelas air setiap minumobat ini.c. Indikasi untuk batuk yang membutuhkan pengeluaran dahak.d. Efek samping mual, muntah yang dapat dikurangi denganminum segelas air putih.2. Succus liquiritiaea. Mekanisme kerja dari Succus liquiritiae untuk mengatasi batuk,membatu mengeluarkan dahak, menyembuhkan peradangan.b. Keguanan mengencerkan lender saluran nafasc. Efek samping berupa nyeri kepala, udema dan gangguan padakeseimbangan elektrolit tubuh. Succus liquiritiae merupakankomponen dari Obat Batuk Hitam (Depkes RI, 1997).2.3.6. Batuk ramengencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan memecah benangbenang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Agen mukolitikberfungsi dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimialangsung pada ikatan komponen mukoprotein. Agen mukolitik yangterdapat di pasaran adalah bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein(Estuningtyas, engencerkan sekret saluran pernafasan dengan jalan memecah benangbenang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum, Infeksi saluranpernapasan menyebabkan munculnya mukus yg bersifat purulen ataumenyebabkan infeksi, oleh karena itu harus segera dikeluarkan secaraalamiah. Obat golongan ini berkhasiat melarutkan dan mengencerkandahak yg kental sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui batuk dan

13sering digunakan pada penderita Bronkhitis. Contoh : Asetilsistein ,Bromheksin (Martin, 2007).Menurut Ikawati, ( 2010 ). Obat yang digunakan pada batukmukolitik adalah:1. Bromheksina. Mekanisme kerja dari bromheksin untuk mengencerkan dahakdisaluran nafasb. Perhatian, hati-hati pada penderita tukak lambung dan wanitahamil 3 bulan pertama.c. Efek samping dapat terjadi rasa mual, diare, dan kembung yangringan (Depkes RI, 1997).2.3.7. Batuk Non Produktif (Antitusif)Antitusif atau cough suppressant merupakan obat batuk yangmenekan batuk, dengan menurunkan aktivitas pusat batuk di otak danmenekan respirasi. Misalnya dekstrometorfan dan folkodin yang merupakanopioid lemah. Terdapat juga analgesik opioid seperti kodein, diamorfin danmetadon yang mempunyai aktivitas antitusif (Martin, 2007).Antitusif adalah obat batuk yang digunakan untuk batuk tidakberdahak atau batuk kering. Obat ini bekerja secara sentral pada susunansaraf dengan menekan pusat batuk dan menaikan ambang rangsang batuk.Antitusif yang digunakan pada swamedikasi salah satunya dekstrometorfanHBr (Depkes RI, 1997; Dewoto, 2007a)Pada kasus batuk kering digunakan obat-obat antitusiv, obat inibekerja dengan menekan rangsang batuk (Ikawati, 2010). Obat yang

2.1.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Swamedikasi Berikut ini merupakan beberapa hal yang penting untuk diketahui masyarakat ketika akan melakukan swamedikasi (Depkes RI, 2006). 1. Untuk menetapkan jenis obat yang dipilih perlu diperhatikan : a. Pemilihan obat yang sesuai dengan gejala atau keluhan penyakit. b. Kondisi khusus.

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pustaka memiliki arti kitab atau buku. Sedangkan dalam bahasa inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin liber atau libri yang artinya buku.

7 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “ tahu “ dan ini terjadi setelah orang