Seminar Nasional Bimbingan Dan Konseling

3y ago
29 Views
2 Downloads
1.32 MB
174 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Vicente Bone
Transcription

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAMPENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIKAli RachmanJurusan Bimbingan dan KonselingUniversitas Lambung MangkuratE-mail: andesmida@gmail.comAbstrak: Program bimbingan dan konseling yang dikembangkan padasekolah memiliki tujuan memberikan layanan edukatif denganmenitikberatkan pelayanan pada upaya pencegahan dan berfokus kepadapengembangan yang berupaya membantu terciptanya perkembanganoptimal seluruh aspek kepribadian peserta didik secara komprehensif agarmereka dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang adapada dirinya, baik yang terkait dengan masalah pribadi, belajar, sosial,maupun karir. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakanbagian inti dari pendidikan karakter yang dilaksanakan dengan berbagaistrategi pelayanan dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik untukmencapai kemandirian, dengan memiliki karakter yang dibutuhkan saat inidan masa depan. Pelayanan bimbingan dan konseling disekolahdimaksudkan untuk memberikan, manfaat atau kegunaan kepada pesertadidik yang menggunakan pelayanan tersebut sehingga peserta didik dapatberkembang secara optimal termasuk didalamnya adalah pengembanganpendidikan karakter. Pelayanan BK akan terwujud melalui dilaksanakannyaprogram bimbingan dan konseling sesuai dengan fungsi-fungsinya dalammendukung pengembangan karakter peserta didik.Kata kunci: Peranan BK, karakter, peserta didikPENDAHULUANPendidikan karakter saat ini telah menjadi isu utama dalampendidikan di Indonesia, pendidikan karakter diharapkan mampu menjadidasar utama untuk menyukseskan generasi Indonesia Emas dalampembentukan akhlak anak bangsa. Pemerintah telah menjadikan fokusPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah1

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014pendidikan untuk membangun karakter peserta didik pada setiap jenjangpendidikan mulai dari anak usia dini sampai di tingkat satuan pendidikantinggi.Grand design pembentukan karakter telah disusun Kemendiknaspada tahun 2010 dengan mengembangkan segala fungsi-fungsi dari seluruhpotensi individu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik dalam konteksinteraksi sosial kultural dalam lingkungan keluarga, sekolah, danmasyarakat yang berlangsung sepanjang hayat. Pembentukan karakter turaltersebutdikelompokkan dalam: (1) Olah Hati, (2) Olah Pikir, (3) Olah Raga danKinesteti, dan (4) Olah Rasa dan Karsa. (Kemendiknas, 2010). Keempatpengembangan karakter tersebut tentunya terintegrasi dalam kurikulum disekolah pada setiap tingkat satuan pendidikan. Sehingga akan nampak jelasbahwa pengembangan karakter manusia Indonesia dengan melibatkan unsurhard skills dan soft skills, baik pengetahuan melalui pembelajaran ffects)maupunterkuasainya kompetensi pribadi sebagai efek pengiring (nurturant effects),termasuk layanan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan karakterpeserta didik.Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yangbertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikankeputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkankebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.Pendidikan merupakan tulang punggung strategi pembentukankarakter bangsa. Dalam konteks makro, penyelenggaraan pendidikankarakter mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pengorganisasian,Pemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah2

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014pelaksanaan, dan pengendalian mutu yang melibatkan seluruh unit utama dilingkungan pemangku kepentingan pendidikan nasional. Peran pendidikansangat strategis karena merupakan pembangun integrasi nasional yang kuat.Selain dipengaruhi faktor politik dan ekonomi, pendidikan juga dipengaruhifaktor sosial budaya, khususnya dalam aspek integrasi dan ketahanan sosial.Pendidikan karakter dalam konteks mikro, berpusat pada satuanpendidikan secara holistik. Satuan pendidikan merupakan sektor utama yangsecara optimal memanfaatkan dan memberdayakan semua lingkunganbelajar yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki, menguatkan, danmenyempurnakan secara terus-menerus proses pendidikan karakter di satuanpendidikan. Pendidikanlah yang akan melakukan upaya sungguh-sungguhdan senantiasa menjadi garda depan dalam upaya pembentukan karaktermanusia Indonesia yang sesungguhnya.Kebijakan pemerintah dalam menetapkan pendidikan karaktersebagai misi pertama dari delapan misi pembangunan jangka PanjangNasional Tahun 2010-2025 perlu didukung dan implementasikan olehberbagai komponen masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing,termasuk di dalamnya adalah kalangan pendidikan, bukan hanya dalambidang pembelajaran namun juga pada layanan bimbingan dan konseling.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Prayitno (2004) bahwa pengajaran dikelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutanpenyelenggaraan pendidikanyang luas danmendalam.Pelayananbimbingan dan konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalamupayan pendidikan secara menyeluruh, baik di sekolah, maupun di luarsekolah.Bimbingan dan konseling di sekolah termasuk salah satu programyang urgen dalam memberikan layanan bantuan kepada peserta didik baikPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah3

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014untuk pengembangan diri siswa maupun siswa yang mengalami masalah/gangguan fisik dan gangguan psikologis. Kemampuan guru Bimbingan danKonseling dalam memberikan layanan bantuan kepada peserta didik sebagaiseorang yang ahli dan terampil dalam bidang bimbingan dan konseling yangdikenal dengan sebutan konselor sekolah yang profesional. Seorangkonselor sekolah yang profesional bukan saja hanya mampu melakukanlayanan bantuan kepada peserta didik dalam pengembangan aimanamempertanggungjawabkan kualitas layanan bimbingan dan konseling dilingkungan dunia pendidikan. Kualitas layanan bimbingan dan konselingyang dimaksud adalah seberapa besar unjuk kerja konselor sekolah dalammengembangkan kemampuan peserta didik dalam perkembangan dirinyayang terintegrasi secara utuh dalam wujud hard skills maupun soft skillsmelalui output sebagai produk dari proses pendidikan yang secara substantifjuga akan nampak pada perilaku individu siswa yang menggambarkankarakter siswa itu agar dapat berkembang secara optimal melalui layananbimbingan dan konseling.PERMASALAHANMengingat pentingnya bimbingan dan konseling dalam membantupengembangan karakter peserta, maka munculah sebuah pertanyaanbagaimanakah peranan bimbingan dan konseling dalam mengembangkankarakter peserta didik.PEMBAHASANBimbingan dan konseling merupakan sebagai bagian yang tidakterpisahkan dari proses pendidikan. Bimbingan dan konseling merupakanPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah4

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014salah satu dari tiga layanan utama pendidikan yakni layanan administrasidan supervisi yang di selenggarakan oleh kepala sekolah dan staf. Layananpendidikan dan pengajaran oleh guru sesuai dengan bidang studi masingmasing, dan layanan bimbingan dan layanan lainnya oleh guru bimbingandan konseling. Fokus utama garapan bimbingan dan konseling ialahmembantu para peserta didik agar mereka memperoleh perkembanganoptimal untuk mengembangkan mutu kehidupannya sesuai dengan tahapanperkembangannya.Pelaksanaan bimbingan dan konseling tetap memperhatikan tentangprinsip-prinsip pendidikan (educational), kegiatan bimbingan bukanlahpraktik pengajaran atau pembelajaran, terdapat area garapan yang berbedaantara mengajar dengan membimbing. Dalam mengajar guru mengajarkankompetensi kepada peserta didik sesuai dengan bidang studi, seperti IPA,IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan lain-lain.Sementara itu, dalam membimbing konselor sekolah fokuspadapengembangan kompetensi akademik, sosial pribadi dan karir. Fokuspengembangan kompetensi akademik diarahkan pada upaya untukmemfasilitasi peserta didik agar memiliki kemampuan dan keterampilandalam belajar untuk belajar, fokus pengembangan pribadi diarahkan dariupaya membekali peserta didik untuk menguasai keterampilan dankemampuan ilmu kehidupan, fokus pengembangan pribadi diarahkan dariupaya membekali peserta didik untuk menguasai keterampilan dankemampuan ilmu kesuksesan hidup sehingga peserta didik dapat menjadidirinya sendiri sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang dijalani, baikmelalui layanan individual maupun kelompok.Pemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah5

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dapat dilakukansecara individual ataupun kelompok. Dalam situasi keadaan tertentu adasuatu masalah yang bisa jadi tidak dapat ditangani secara individual, akantetapi situasi kelompok dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakanlayanan bimbingan bagi peserta didik, melalui bimbingan kelompok.Bimbingan kelompok menggunakan situasi kelompok sebagai media untukmemberikan layanan bantuan kepada individu, dengan memperhatikan asasasasbimbingan dan konseling yang meliputi: (1) kerahasiaan; (2)kesukarelaan; (3) keterbukaan; (4) kegiatan; (5) kemandirian; (6) kekinian;(7) kedinamisan; (8) keterpaduan; (9) keharmonisan; (10) keahlian; (11) alihtangan kasus (Depdiknas, 2007). Dengan memperhatikan asas-asasbimbingan dan konseling, tentunya diharapkan dapat memberikan rasaaman, keteladanan dan motivasi, dengan mengoptimalkan potensi pesertadidik yang sedang dalam memasuki tahap perkembangan dengan segalapermasalahan yang dihadapinya dalam layanan bimbingan dan konselingterutama dalam penegembangan karakter peserta didik.Pengembangan karakter peserta didik dalam layanan bimbingan dankonseling merupakan suatu kebutuhan peserta didik dalam proses kehidupanberbangsa dan bernegara untuk menjadikan pembangunan karakter bangsasebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dari pembangunan nasional.Menurut Sunaryo dalam Budimansyah (2010) pendidikan karakter dalambidang pendidikan harus dikembangkan dalam bingkai utuh sistempendidikan nasional, bingkai utuh sistem pendidikan nasional dalampendidikan karakter yang dirumuskan dalam sembilan ayat kerangka pikir,yakni sebagai berikut :Pertama, karakter bangsa bukan agregasi perorangan karena karakterbangsa harus terwujud dalam rasa kebangsaan yang kuat dalam konteksPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah6

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014kultur yang beragam. Karakter bangsa mengandung perekat kultural, yangharus terwujud dalam kesadaran kultural (cultural awareness) dankecerdasan kultural (cultural intelegence) setiap warga negara. Karaktermenyangkut perilaku yang amat luas karena di dalamnya terkandung nilainilai kerja keras, kejujuran, disiplin mutu, estetika, komitmen, dan rasakebangsaan yang kuat. Perlu dirumuskan esensi nilai-nilai yang terkandungdalam makna karakater yang berakar pada filosofi dan kultur bangsaIndonesia dalam konteks kehidupan antarbangsa.Kedua, pendidikan pengembangan karakter adalah sebuah prosesberkelanjutan dan tidak pernah berakhir (neverending process) selamasebuah bangsa ada dan ingin tetap eksis. Pendidikan karakter harus menjadibagian terpadu dari pendidikan alih generasi. Pendidikan adalah persoalankemanusiaan yang harus dihampiri dari perkembangan manusia itu sendiri.Oleh karena itu, perlu diketahui dan dirumuskan secara utuh sosok generasimanusia Indonesia masa depan. Riset komprehensif perlu dilakukan untukmerumuskan sosok manusia di Indonesia masa depan sebagai landasanpendidikan dan pengembangan karakter bangsa. Riset dimaksud mestiberakar pada filosofi dan nilai-nilai kultural bangsa Indonsia dalam kontekskehidupan antarbangsa dan perkembangan sains dan teknologi.Ketiga, pasal 1 ayat (3) dan pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentangSisdiknas adalah landasan legal formal akan keharusan karakter bangsamelalui upaya pendidikan yang dapat di inferensi dari makna yangterkandung dalam pasal dan ayat ynag dimaksud, yaitu: (1) watak danperadaban bangsa yang bermartabat yang berlandaskan nilai-nilai Pancasiladan agama sebagai tujuan eksistensial pendidikan, (2) melandasipencerdasan kehidupan bangsa sebagai tujuan kolektif yang di dalamnyamengandung kecerdasan kultural karena kecerdasan kehidupan bangsaPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah7

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014bukanlah kecerdasan perorangan atau individual, dan (3) melaluipengembangan potensi peserta didik sebagai tujuan individual. Tiga ranahtujuan ini harus dicapai secara utuh melalui proses pendidikan dalamberbagai jalur dan jenjang. Proses pendidikan yang secara mikro terwujuddalam proses transaksi kultural yang harus mengembangkan karakter bangsasebagai bagian yang terintegrasi dari pengembangan sains, teknologi danseni, dan tidak terjebak pada proses pendidikan di tingkat tujuan individual.Keempat, proses pembelajaran sebagai wahana pendidikan danpengembangan karakter yang tidak terpisahkan dari pengembangankemampuan sains, teknologi, dan seni telah dirumuskan secara amat bagussebagai landasan legal pengembangan pembelajaran dalam Pasal 1 ayat (1)UU No. 20 Tahun 2003. Yang belum terjadi saat ini adalah pemaknaansecara tepat dan utuh dari pasal dimaksud mengiringi kebijakan dan praktekpenyelenggaraan pendidikan di tanah air perlu direformasi dan direvitalisasisehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan bahkan harus menjadiwahana utama bagi pendidikan dan pengembangan karakter. Prosespembelajaran perlu dikembalikan kepada khitah-nya sebagai prosesmendidik.Kelima, proses pembelajaran yang mendidik sebagai wahanapendidikan karakter, perlu dibangun atas makna yang terkandung dalamPasal-pasal dan ayat-ayat yang disebutkan, dan secara konsisten menjadilandasan dan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran, termasuk kurikulumdan sistem manajemen. Ilmu mendidik dan ilmu pendidikan yangdikembangkan para ahli pendidikan di LPTK (dulu IKIP dan kini sudahmenjadi Universitas), dalam lima dekade terakahir di republik ini dirasatetap relevan dengan kepentingan pendidikan karakter serta pemaknaan danperumusan regulasi dan kebijakan pendidikan. Perlu reposisi dan reinvensiPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah8

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014ilmu mendidik dan pendidikan dalam pendidikan karakter dan dalammelahirkan regulasi-regulasi dan kebijakan pendidikan, dengan dukunganpolotical will, yang pada saat ini keberadaan dan peran ilmu pendidikansudah banyak dilupakan. Perlu revitalisasi LPTK dengan menempatkanpenguatan ilmu pendidikan sebagai ilmu menjadi salah satu fokus utamadari revitalisasi ituKeenam, proses pendidikan karakter akan melibatkan ragam aspekperkembangan peserta didik, baik kognitif, konatif, afketif, maupunpsikomotorik sebagai suatu keutuhan (holistik) dalam konteks kehidupankultural. Proses pembelajaran yang membangun karakter tidak bisa sebagaiproses linier yang layaknya dalam pembelajaran kebanyakan bidang studiyang bersifat transformasi informasi, walaupun sesungguhnya itu keliru,tapi tidak bisa juga berwujud menjadi sebuah mata pelajaran ‘pendidikankarakter’ yang diajarkan sebagai sebuah bidang studi. Karakter tidak bisadibentuk dalam perilaku instannya yang bisa di-olimpiadekan.Pengembangan karakter harus menyatu dalam proses juanpendidikan,dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang transaksional dan bukaninstruksional, dan dilandasi pemahaman secara mendalam terhadapperkembangan peserta didik. Suasana pembelajaran ini akan menumbuhkannurturan effect pembelajaran yang di dalamnya termasuk pengembangankarakter, soft skills, dan sejenisnya seiring dengan pengembanganpengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran itu. Inilah sesungguhnyaesensi dari kompetensi dan kinerja guru profesional yang dalampelaksanaannya harus didukung oleh kebijakan yang tepat seskulturaldanpendidik/guru adalah “perekayasa” kultur pembelajaran dan sekolah. PerluPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah9

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014dikembangkan kultur sekolah sebagai ekologi perkembangan peserta didikdengan segala pendukungnya.Ketujuh, sekolah sebagai lingkungan pembudayaan peserta didik danguru sebagai “perekayasa” kultur sekolah tidak terlepas dari regulasi,kebijakan, dan birokrasi. Kebijakan dan birokrasi harus ditata dan disiapkanuntuk mendukung terwujudnya pendidikan karakter melalui pengembangankultur pembelajaran dan sekolah sebagai ekologi perkembangan pesertadidik. Perlu reformasi mindset para birokrat pendidikan, di tingkat pusatmaupun daerah, sehingga mampu melihat dan memposisikan pendidikansebagai proses membangun karakter, membangun kultur sekolah yangwaras, dan mengubah perilaku birokrasi atas dasar pemahaman secara benartentang esensi pendidikan. Reformasi mindset ini perlu didukung politicalwill yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah dan juga memposisikanpendidikan bukan sebagai proses birokratik dan administratif semata yangbisa membuat pendidikan bergeser menjadi ranah dan beban politikdaripada sebagai layanan profesional sejati, yang tanggung jawab utamanyaada dipemerintah daerah, dan calon para guru harus dididik dengan landasankeilmuan dan pendidikan disiplin ilmu yang kokoh yang tanggung jawabutamanya ada di LPTK.Kedelapan, pendidikan karakter adalah pendidikan sepanjang hayat,sebagai proses perkembangan ke arah manusia kaffah (sempurna). Olehkarena itu, pendidikan karakter memerlukan keteladanan dan sentuhanmulai sejak dini dampai dewasa. Periode yang paling sensitif menentukanadalah pendidikan dalam keluarga yang menjadi tanggung jawab orang tua.Pola asuh atau parenting style adalah salah satu faktor yang secarasignifikan turut membentuk karakter anak. Pendidikan dalam keluargaadalah pendidikan utama dan pertama bagi anak, yang tidak bisa digantikanPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah10

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014oleh lembaga pendidikan manapun. Oleh karena itu, pendidikan dalamkeluarga sangat diperlukan untuk membangun sebuah community of learnertentang pendidikan anak dan pendidikan dalam keluarga juga sangatdiperlukan menjadi sebuah kebijakan pendidikan dalam upaya membangunkarakter bangsa secara berkelanjutanKesembilan, pendidikan karakter akan harus bersifat multilevel danmultichannel karena tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh sekolah.Pembentukan karakter itu perlu keteladanan misalnya perilaku nyata dalamsetting kehidupan yang otentik dan tidak bisa dibangun secara instant. Olehkarena itu, pendidikan karakter harus menjadi sebuah gerakan moral yangbersifat holistik, melibatkan berbagai pihak dan jalur serta berlangsungdalam setting kehidupan alamiah. Namun, yang harus dihindari jangansampai tersesat menjadi gerakan dan ajang politik yang pada akhirnya hanyaakan membentuk perilaku-perilaku formalistik-pragmatis yang berorientasikepada asas manfaat sesaat, yang justru akan semakin merusak karakter danmartabat bangsa.Pentingnya pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagaicara, baik melalui kegiatan intra kurikuler yang terintegrasi ke dalam matapelajaran maupun melalui kegiatan di luar mata pelajaran, seperti hallayanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling sebagai salahsatu bagian dari komponen pendidikan diharapkan dapat mengambil perandalam mengembangkan dan mengimplementasikan pendidikan karakterpada peserta didik. Peranan yang bisa dilakukan dalam layanan bimbingandan konseling untuk pendidikan karakter adalah :1.Adanya pengembangan program aspek-aspek kepribadian pesertadidik untuk menjadi sumber kekuatan pendidikan karakter yang dapatPemberdayaan Bimbingan dan Konseling Sekolah11

Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling21 Desember 2014membentu

Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling dalam membantu pengembangan karakter peserta, maka munculah sebuah pertanyaan bagaimanakah peranan bimbingan dan konseling dalam mengembangkan karakter peserta didik. PEMBAHASAN Bimbingan dan konseling merupakan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan.

Related Documents:

Bimbingan dan Konseling 47 VI.PENGEMBANGAN 50 LAMPIRAN 51 1.Laporan kegiatan harian dan/mingguan52 2.laporan layanan konseling individu 53 3.Silabus layanan bimbingan dan konseling kurikulum 2004 54 4.Satuan kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan konseling 55 5.Gambar ruang pelayanan bimbingan dan konseling (Standar Unit Sekolah Baru) 56

2. Mengidentifikasi latar belakang perlunya bimbingan dan konseling 3. Menguraikan sejarah perkembangan bimbingan dan konseling 4. Menjelaskan tujuan bimbingan dan konseling 5. Menguraikan fungsi bimbingan dan konseling Waktu 3x50 menit Materi Pokok Konsep Dasar I (satu) Bimbingan dan Konseling :

bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh seluruh staff, Disekolah ini kepala sekolah juga merangkap sebagai guru bimbingan konseling, kepala sekolah lah menjalankan seluruh mekanisme layanan bimbingan konseling yang dibantu seluruh staff. Pengorganisasian bimbingan konseling

PRAKTIK KETERAMPILAN KONSELING Bahan Pelatihan bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Bidang Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Dr. Suwarjo, M.Si Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGAYAKARTA 2008

manajemen bimbingan dan konseling. Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala aktivitas yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi di bidang bimbingan dan konseling

konseling, bimbingan, dan psikoterapi 2. Mahasiswa dapat memahami, mengerti, dan menjelaskan dasar-dasar konseling di dalam 1. Fungsi psikologi dalam pengamalannya sebagai ilmu 2. Pengertian konseling, bimbingan, dan psikoterapi 3. Fungsi konseling 4. Tipe Konseling 5. Karakteristik Konseling 1, 2 3 x 50 menit Partisipasi Mahasiswa 5 % 1, 6,7

terminasi. Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling Islam diperlukan metode untuk melaksanakanya. Berikut adalah metode yang diterapkan di padepokan Anggur Ijo Ngalian Semarang: a. Metode konseling individu b. Metode konseling kelompok cData tentang keberhasilan pelaksanaan bimbingan dan konseling islam di

2013 BERKELEY COUNTY SCHOOL 2ND & 3RD GRADE WRITING FOLDER 3 2nd grade Second Semester - Pen Pals.38