ANALISIS KESALAHAN SISWA TIPE KEPRIBADIAN

3y ago
50 Views
2 Downloads
672.14 KB
11 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Luis Wallis
Transcription

ANALISIS KESALAHAN SISWA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERTDALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERIKUBUS DAN BALOK BERDASARKANPROSEDUR NEWMANOleh :Putri Indriyani1), Wardi Syafmen2), Roseli Theis3)1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas JambiEmail: putriindriyani2101@gmail.comABSTRAKPenelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya kemampuan siswa kelas VIIIA SMPN 18 Kota Jambi dalam menyelesaikan soal cerita. Dalam menyelesaikan soalcerita, kebanyakan siswa mengalami kesulitan sehingga banyak ditemukan kesalahandalam penyelesaian soal cerita. Kesalahan pada penelitian ini akan dianalisis menggunakanprosedur Newman.Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Instrumen yang digunakandalam penelitian ini yaitu penulis sendiri, tes kepribadian MBTI, lembar tugas pemecahansoal cerita, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan yangdilakukan oleh siswa tipe kepribadian ekstrovert meliputi kesalahan memahami,transformasi, keterampilan proses dan penulisan jawaban akhir. Faktor penyebab kesalahanyang dilakukan oleh siswa yang memiliki kepribadian ekstrovert dalam menyelesaikan soalcerita materi kubus dan balok yaitu kurangnya penguasaan bahasa, kurangnya penguasaanmateri baik materi yang sedang dipelajari maupun materi prasyarat, kebiasaan siswa dalammenyelesaikan soal cerita tidak menuliskan kesimpulan, siswa tidak belajar walaupun adates, tidak tahu atau lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal, kurangteliti dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.Kata Kunci : kesalahan, soal cerita, siswa ekstrovert, prosedur Newman, kubus dan balokPutri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 1

ANALISIS KESALAHAN SISWA TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERTDALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERIKUBUS DAN BALOK BERDASARKANPROSEDUR NEWMANOleh :Putri Indriyani1), Wardi Syafmen2), Roseli Theis3)1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas JambiEmail: putriindriyani2101@gmail.comPENDAHULUANCornelius (Abdurrahman, 2012:204), berpendapat bahwa lima alasanperlunya belajar matematika karenamatematika merupakan sarana berpikiryang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan seharihari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,dan sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.Oleh karena itu, salah satu kemampuanmatematika yang penting untuk dimilikisiswa adalah kemampuan pemecahanmasalah.Pemecahan masalah dalam matematika sekolah biasanya diwujudkanmelalui soal cerita. Shaleh Haji (2016:175) mengemukakan bahwa soal ceritamerupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada dilingkungan siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran soal cerita diharapkan siswa dapat memiliki sikap yangsesuai dengan tujuan pembelajaran matematika, meliputi kemampuan pemecahan masalah dan memahami kegunaan matematika dalam kehidupan seharihari.Pada siswa tingkat sekolah menengah pertama, pemecahan masalahbentuk soal cerita yang berkaitan dengan kubus dan balok adalah salah satumateri yang dirasa sulit oleh siswadalam menyelesaikannya. Tingkat kesulitan soal cerita berbeda dengan tingkatkesulitan soal bentuk hitungan yangdapat dilakukan dengan komputasi.Oleh sebab itu, dalam menyelesaikansoal cerita banyak siswa yang mengalami kesulitan, sehingga siswa sering melakukan kesalahan.Berdasarkan hasil wawancarapenulis dengan salah satu guru matapelajaran matematika SMP Negeri 18Kota Jambi, masih terdapat kesalahanyang dilakukan siswa saat dimintamenyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan pemecahan masalah padamateri kubus dan balok, sehingga hasilbelajar siswa menjadi rendah. Hal iniditunjukkan pada hasil ulangan matematika materi kubus dan balok dalampemecahan masalah soal cerita di kelasVIII A SMPN 18 Kota Jambi sebagaiberikut:Hasil NilaiUlanganPersentaseKeterangan 75Jumlah Siswa720%Tuntas 752880%TidakTuntasTotal35100%Dari hasil ulangan dengan jumlah peserta 35 siswa, terdapat 28 siswayang memperoleh nilai ulangan yangmasih berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan disekolah yaitu 75.Abdurrahman (2012:213) agardapat membantu anak berkesulitan belajar matematika, guru perlu mengenalberbagai kesalahan yang dilakukan olehanak dalam menyelesaikan tugas-tugasdalam bidang studi matematika. OlehPutri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 2

karena itu, kesalahan-kesalahan siswadalam menyelesaikan soal cerita matematika materi kubus dan balok harusdiketahui guru. Salah satu cara yangdigunakan untuk mengetahui kesalahanbelajar yang dialami siswa yaitu denganmenganalisis kesalahan hasil belajar siswa. Dengan menganalisis kesalahan hasil belajar siswa, diharapkan guru dapatmengetahui penyebab siswa mengalamikesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi kubus dan balok.Seorang guru tidak hanya dituntut untuk memahami dan mengkajilebih dalam mengenai kesalahan siswadalam pemecahan masalah matematika,akan tetapi seorang guru hendaknya harus mengetahui faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar matematika, salahsatunya dengan cara mengetahui karakteristik siswa. Menurut Sardiman (Ramalisa, 2013:42) karakteristik siswa yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa antara lain: latar belakang, taraf pengetahuan, gaya belajar, prosesberfikir, usia, kronologi, kepribadian,tingkat kematangan, keyakinan, lingkungan, sosial ekonomi dan sebagiannya. Dari pendapat tersebut terlihat bahwa salah satu karakteristik siswa yangdapat mempengaruhi belajar adalah kepribadian.Zaman dan Abdillah (2009:20)mengelompokkan tipe kepribadian menjadi empat kecenderungan kepribadianmanusia. Berdasarkan bagaimana memusatkan perhatian Zaman dan Abdillah (2009:20) membagi tipe kepribadianmenjadi dua, yaitu ekstrovert dan introvert. Secara umum kepribadian ekstrovert memiliki ciri “tidak suka dengankegiatan yang membutuhkan waktu lama dan bertindak lebih dahulu daripadamerenungkan sedangkan kepribadianintrovert memiliki ciri nyaman dengankegiatan yang membutuhkan waktuyang lama dan merenungkan terlebihdahulu baru bertindak” (Zaman danAbdillah, 2009:23). Dengan menyadariperbedaan kondisi pada masing-masingpeserta didik, maka pengajar dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soalcerita pada siswa yang memiliki cirikepribadian, khususnya kepribadianekstrovert.Salah satu metode yang dapatdigunakan untuk menganalisis kesalahan siswa adalah dengan prosedur Newman. Dalam metode ini Anne Newmanmenyarankan lima kegiatan spesifik sebagai suatu hal yang penting untukmembantu menemukan dimana kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswaketika menyelesaikan suatu pemecahanmasalah berbentuk soal cerita. ProsedurNewman dipilih karena prosedur inimerupakan metode diagnostik yang dikembangkan Newman dan digunakanuntuk mengidentifikasi kategori kesalahan terhadap jawaban dari sebuah tesuraian. Tahapan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita menurut prosedur Newman (Prakatipong dan Nakamura, 2006:114) yaitu kesalahan membaca masalah, kesalahan memahamimasalah, kesalahan transformasi, kesalahan keterampilan proses dan kesalahan penulisan jawaban.Berdasarkan latar belakangyang dikemukakan diatas, maka peneliti ingin menganalisis kesalahanyang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi kubus dan balok. Dan untuk itu peneliti mengangkatjudul “Analisis Kesalahan Siswa TipeKepribadian Ekstrovert Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Kubus dan Balok Berdasarkan ProsedurNewman”.KAJIAN PUSTAKASoal Cerita Pemecahan MasalahHaji (Nurussufa’at, 2016:175)mengemukakan bahwa soal cerita merupakan modifikasi dari soal-soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada dilingkungan siswa. Selanjutnya menurut Choirotunnisa (2016-Putri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 3

:127), masalah matematika dalam bentuk soal cerita merupakan terapan darisuatu pokok bahasan yang dihubungkandalam kehidupan sehari-hari. Denganmengacu pada beberapa pendapat ahlidiatas, maka soal cerita yang digunakan pada penelitian ini adalah soal cerita yang berkaitan dengan kehidupansehari-hari serta memuat konsep matematika didalamnya.Untuk dapat menyelesaikan soal cerita, ada beberapa tahapan yang perludilakukan oleh siswa secara tepat untukdapat sampai pada sebuah jawaban akhir. Langkah-langkah penyelesaian soalcerita didalam penelitian ini mengadaptasi pada langkah pemecahan masalahyang dikemukakan oleh Polya (1973).Karena di dalam soal cerita berisi permasalahan yang sering ditemui dalamkehidupan sehari-hari.Dalam pemecahan masalah (dalamhal ini menyelesaikan soal cerita), Polya(1973:6) memaparkan empat tahapanyang harus dilakukan terdiri dari: understanding the problem (memahamimasalah), devising a plan (menyusunrencana penyelesaian masalah), carrying out the plan (melaksanakan rencanapenyelesaian masalah), dan lookingback (memeriksa kembali).Tinjauan Prosedur NewmanAnalisis kesalahan Newman dirancang sebagai prosedur diagnosis sederhana. Dalam proses penyelesaianmasalah, ada banyak faktor yang mendukung siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar. Metode ini menuntutsiswa untuk menerjemahkan makna daripertanyaan dalam konteks matematikasebelum mereka melanjutkan untukmemproses perhitungan untuk mendapatkan jawaban yang tepat dan kegagalan pada setiap tingkat dari urutandiatas akan mencengah didapatnya solusi yang diinginkan atau benar dalampemecahan masalah matematika berbentuk soal cerita (kecuali secara kebe-tulan siswa tiba pada solusi yang benarmeski melalui penalaran yang salah).Menurut Prakitipong dan Nakamura(2006:113), tahapan kesalahan Newmandapat dideskripsikan sebagai berikut:1. Kesalahan Membaca (reading)Menurut Singh (2010: 266) bahwakesalahan membaca terjadi ketika siswatidak mampu membaca kata-kata kuncimaupun simbol yang terdapat dalamsoal.2. Kesalahan Memahami (comprehendsion)Kesalahan memahami masalahadalah kesalahan yang dilakukan siswasetelah siswa mampu membaca permasalahan yang ada dalam soal namun tidak memahami keseluruhan pertanyaansehingga tidak dapat memproses langkah-langkah pemecahan masalah.3. Kesalahan Transformasi (transformation)Kesalahan transformasi adalah sebuah kesalahan yang dilakukan oleh siswa setelah siswa mampu memahamipermasalahan yang terdapat dalam soal,namun tidak mampu memilih pendekatan untuk menyelesaikan permasalahantersebut.4. Kesalahan Kemampuan Memproses(process skill)Kesalahan kemampuan memprosesadalah suatu kesalahan yang dilakukansis-wa dalam proses perhitungan. Siswamampu memilih pendekatan yang harusia lakukan untuk menyelesaikan soal,tapi ia tidak mampu menghitungnya.5. Kesalahan Penulisan (encoding)Kesalahan penulisan adalah kesalahan yang dilakukan oleh siswa karenakurang telitinya siswa dalam menulis.Pada tahap ini siswa sudah mampumenyelesaikan permasalahan yang diinginkan oleh soal, tetapi ada sedikitkekurangtelitian siswa yang menyebabkan berubahnya makna jawaban yang iatulis.Putri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 4

Tipe Kepribadian EkstrovertMenurut Zaman dkk (2009:21)seorang ekstrovert pribadi yang tidaksuka berdiam diri mengutamakan tindakan tanpa banyak merenungkan. Baginya, yang didahulukan adalah tindakan,baru memikirkan resiko yang akan menimpanya. Ia juga senang berbicara, sehingga sangat suka berkenalan danmenjalin persahabatan akan diperolehbanyak masukan bagi pencerahan diri.Dapat disimpulkan bahwa kepribadianekstrovert adalah kecendrungan tingkahlaku serta sifat-sifat yang dimiliki olehindividu dengan karakteristik yaitumempunyai sifat terbuka, senang berteman dengan siapa saja baik dilingkungan yang lama maupun lingkunganyang baru, senang beraktivitas bersamasama, aktif, tingkah lakunya cenderungdipengaruhi oleh orang lain, kurang teliti, tergesa-gesa dan ekspresif.TUJUAN PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untukmendiskripsikan kesalahan yang dilakukan siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert dalam menyelesaikan soal ceritamateri kubus dan balok berdasarkanprosedur Newman serta mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkansiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita materi kubus danbalok berdasarkan prosedur Newman.METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metodekualitatif dengan pendekatan deskriptif.Menurut Moleong (2012:5) penelitiankualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomenatentang apa yang dialami oleh subjekpenelitian misalnya perilaku, persepsi,motivasi, tindakan, dll. Jenis penelitianini yaitu deskriptif, yang dikumpulkanberupa kata-kata, gambar dan bukanangka-angka. Hal yang dideskripsikandalam penelitian ini adalah kesalahansiswa tipe kepribadian ekstrovert dalammenyelesaikan soal cerita berdasarkantahapan kesalahan Newman. Pendeskripsian ini ditelusuri dengan pengamatan langsung, yaitu dengan menganalisishasil tes yang dikerjakan oleh subjekpenelitian yaitu siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert. Pendeskripsian pada penelitian ini juga dilakukan denganwawancara semi terstruktur kepada subjek penelitian.Menurut Moleong (2012:168) dalam penelitian kualitatif yang menjadiinstrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Instrumen pendukungpenelitian lainnya adalah: Angket pemilihan subjek MBTI (Myers-Briggs TypeIndicator), tes kesalahan berupa lembartugas pemecahan soal cerita materi kubus dan balok, dan pedoman wawancarayang digunakan untuk mengetahui kesalahan siswa dalam menyelesaikan soalcerita materi kubus dan balok.Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini mengacu padatahapan atau prosedur penelitian menurut Bogdan yang dimodifikasi oleh Moleong (2012:127). Tahap penelitian tersebut meliputi: (1) tahap pra lapangan;(2) tahap pekerjaan lapangan; dan (3)tahap analisis data.Adapun prosedur pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembar tugas pemecahan soal cerita kubusdan balok sebanyak dua soal. Untukmelihat validasi data pada penelitian iniuji kredibilitas data yang dilakukanadalah dengan menggunakan triangulasitehnik dan triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkandata dari sumber yang berbeda-beda(subjek 1, subjek 2, subjek 3, subjek 4,subjek 5 dan subjek 6) dengan teknikyang sama. Kemudian triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbedabeda (diberikan tes lembar soal ceritapemecahan masalah pada materi kubusdan balok dan melakukan wawancara).Analisis data adalah proses mencaridan menyusun secara sistematis dataPutri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 5

yang diperoleh dari hasil tes penyelesaian soal, wawancara, catatan lapangan, serta bahan lain dengan mengorganisasikan data kedalam kategori, lalumenjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola,memilih mana yang penting dan yangakan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga dapat mudah dipahamioleh diri sendiri ataupun orang lain.HASIL PENELITIANHasil Tes MBTI (Myers-Briggs TypeIndicator)Pengumpulan data pertama dilakukan dengan memberikan tes kepribadianMBTI kepada siswa kelas VIII A SMPNegeri 18 Kota Jambi. Tes Kepribadianini dimaksudkan untuk memperolehsubjek penelitian yaitu siswa dari kelastersebut yang memiliki kepribadianekstrovert. Tes ini dilakukan pada tanggal 9 Maret 2017 kepada 35 siswa dikelas VIII A.Soal tes kepribadian ini terdiri dari25 soal objektif yang terdapat dua alternatif jawaban yaitu a dan b yang disesuaikan dengan karakteristik siswaekstrovert dan introvert. Pertanyaan yang terdapat pada soal tersebut berkaitandengan ciri-ciri atau karakteristik yangdimiliki oleh kedua tipe kepribadian,yaitu kepribadian ekstrovert dan introvert. Setelah siswa mengisi angket kepribadian tersebut, maka setiap butirsoal akan diakumulasikan jumlahnya.Apabila subjek memiliki jawaban ayang lebih banyak dari jawaban b makasubjek dikatakan memiliki tipe kepribadian ekstrovert, sedangkan jika jawaban b lebih banyak dari jawaban a makasubjek dikatakan memiliki tipe kepribadian introvert. Hasil tes kepribadianini juga dikonfirmasi peneliti denganguru matematika yang mengajar dikelas VIII A. Berdasarkan penelitian terhadap hasil tes kepribadian siswa kelasVIII A SMP N 18 Kota Jambi diperolehhasil yaitu 13 siswa ekstrovert dan 22siswa introvert.Berikut persentase keseluruhan hasil tes kepribadian siswa kelas VIII t132237,15%62, 85 %Total35100%Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil tes kepribadianMBTI (Myers-Brigss Type Indicator)dan juga dengan teknik purposive sampling. Terdapat 13 siswa yang terkategori siswa kepribadian ekstrovert, yaitu 4 siswa terkategori siswa tipe kepribadian ekstrovert rendah, 3 siswa terkategori siswa tipe kepribadian ekstrovert sedang dan 6 siswa terkategorisiswa tipe kepribadian ekstrovert tinggi.Oleh karena keterbatasan penelitian,maka jumlah subjek yang akan ditelitidalam penelitian ini adalah siswa yangmeiliki rentang skor ekstrovert tinggiyaitu 6 orang siswa.Berikut hasil tes kepribadian subjekpenelitian siswa dengan kepribadianekstrovert:No.1.2.3.4.5.6.Nama SiswaSubjek Ekstrovert(Se1)Subjek Ekstrovert(Se2)Subjek Ekstrovert(Se3)Subjek Ekstrovert(Se4)Subjek Ekstrovert(Se5)Subjek strovertHasil Tes Lembar Tugas PemecahanSoal CeritaSetelah diperoleh 6 orang subjekpenelitian, selanjutnya subjek tersebutdiberikan lembar tugas pemecahan soalcerita materi kubus dan balok padatanggal 16 Maret 2017, yang terdiri dari2 soal.Berdasarkan hasil dari lembar tugaspemecahan soal cerita kubus dan balok,diperoleh hasil yang berbeda-beda darisubjek penelitian Se1, Se2, Se3, Se4,Se, dan Se6 sebagai berikut:Putri Indriyani RRA1C213005 Pendidikan Matematika FKIP UNJAPage 6

erangan:Se1 Subjek Ekstrovert 1Se2 Subjek Ekstrovert 2Se3 Subjek Ekstrovert 3Se4 Subjek Ekstrovert 4Se5 Subjek Ekstrovert 5Se6 Subjek Ekstrovert 6M MemenuhiTM Tidak Memenuhi1 Soal nomor 12 Soal nomor 2PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian, baik melalui hasil jawaban tertulis maupun hasil wawancara, keenam subjekpenelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Menurut Zaman dkk (2009:21) siswa dengan kepribadian ekstrovert ialah siswa yang mengutamakantindakan tanpa banyak merenungkan.Sehingga dalam menyelesaikan soalcerita, siswa berkepribadian ekstroverttampak kurang teliti dan tergesa-gesa,sehingga siswa kepribadian ekstroverttidak dapat menyelesaikan soal denganbaik.Berdasarkan hasil penelitian tidakditemukan subjek yang melakukan kesalahan dalam membaca, baik Se1, Se2,Se3, Se4, Se5 dan Se6. Semua subjekpenelitian ekstrovert dapat membacasoal, kata-kata penting dan informasi u-tama dengan benar tanpa adanya kesalahan pada pelafalan sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek tidak memenuhi indikator kesalahan membaca.Kesalahan memahami masalahyang dialami subjek sangat bervariasi.Dalam penyelesaian pada soal nomor 1dan nomor 2, hampir semua subjek melakukan kesalahan memahami masalah.Berdasarkan hasil penelitian Se1baik pada soal nomor 1 maupun soalnomor 2, menunjukkan bahwa Se1 telahmampu membaca permasalahan yangada pada soal namun tidak memahamikeseluruhan pertanyaan sehingga tidakdapat memproses langkah-langkah pemecahan masalah untuk soal nomor 2.Dalam memahami soal cerita yang diberikan peneliti, Se1 tampak kebingungan dalam memahami permasalahanyang ada pada soal sehingga menyebabkan Se1 melakukan kesalahan, subjek menuliskan apa yang

teristik siswa. Menurut Sardiman (Ra-malisa, 2013:42) karakteristik siswa ya-ng dapat mempengaruhi kegiatan bela-jar siswa antara lain: latar belakang, ta-raf pengetahuan, gaya belajar, proses berfikir, usia, kronologi, kepribadian, tingkat kematangan, keyakinan, ling-kungan, sosial ekonomi dan sebagian-nya.

Related Documents:

Berdasarkan hasil analisis kesalahan diperoleh sebanyak 3.917 kesalahan yang dibuat siswa pada tes CoMTI 1 dan tes CoMTI 2. Kesalahan tersebut terdiri dari kesalahan pemahaman sebanyak 1.091 (28%), kesalahan transformasi sebanyak 1.969 (50%), kesalahan matematis sebanyak 716 (18%), dan kesalahan tafsir sebanyak 141 (4%).

SP-1 terkait kesalahan-kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 1 dan 2, kesalahan-kesalahan diatas di-sebabkan oleh beberapa faktor. Kesimpulan hasil analisis kesalahan SP-1 dalam melakukan operasi penjumlahan pecahan aljabar di-sajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Analisis kesalahan SP-1 2.

Indikator kesalahan yang digunakan mengacu pada objek matematika langsung menurut Gagne yaitu, kesalahan fakta, konsep, pinsip dan skill. Setelah dilakukan analisis diperoleh hasil penelitian bahwa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan fakta, konsep, prinsip dan skill. Penyebab kesalahan tersebut adalah

dalam menyelesaikan soal matematika adalah kesalahan dalam menafsirkan konsep, kesalahan dalam memahami dan mencermati perintah soal, dan kesalahan siswa yang tidak mampu membagi waktu dalam menyelesaikan soal. Berdasarkan uraian diatas maka analisis kesalahan mahasiswa pada penyelesaian

kesalahan siswa terletak pada tes matematika yang diberikan. Kesalahan jawaban siswa umumnya disebabkan oleh kemampuan membaca, pemahaman, kesalahan transformasi, atau kecerobohan. Seringkali, siswa dapat melaksanakan satu atau lebih dari empat operasi hitung ( , -, x, ) yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan, tetapi mereka tidak mengetahui

Kesalahan format hendaklah ditolak maksimum 2 markah. 4. Kesalahan ejaan hendaklah ditolak ½ markah dan pemotongan maksimum 3 markah. Tiada pemotongan markah bagi kesalahan ejaan yang berulang. 5. Cara menanda kesalahan isi, ejaan dan tanda baca: ( ) Kesalahan isi/fakta _ Kesalahan bahasa, rangkai kata dan perkataan

Taksonomi SOLO. Untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan Taksonomi SOLO pada pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), peneliti melakukan Analisis dengan judul Analisis Tingkat Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi SPLDV Berdasrkan Taksonomi SOLO Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. 2.

Business tourism trends Adventure travel Executives are increasingly attracted to the adventure venue business trip, which combines team building and strategic planning needs with adventure travel. One company, for example, designs adventure vacations for organizations designed to boost morale and develop leadership in corporate employees, while providing a "perk" in the way of a rafting trip .