PERANAN MEDIA WAYANG KULIT SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ISLAM .

3y ago
69 Views
3 Downloads
2.97 MB
154 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Oscar Steel
Transcription

PERANAN MEDIA WAYANG KULITSEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ISLAMDI DUSUN GOMBANG DESA SEGIRIKECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANGTAHUN 2019SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama IslamDisusun OlehMUHAMAD EFENDI JARKASIHNIM: 23010-15-0294PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA2019

II

PERANAN MEDIA WAYANG KULITSEBAGAI SARANA PENDIDIKAN ISLAMDI DUSUN GOMBANG DESA SEGIRIKECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANGTAHUN 2019SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat GunaMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama IslamDisusun OlehMUHAMAD EFENDI JARKASIHNIM: 23010-15-0294PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA2019m

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBINGMufiq, S. Ag., M.Phil.Dosen IAIN SalatigaPersetujuan PembimbingHal: Naskah SkripsiLamp: 4 eksemplarSaudara: Muhamad Efendi JarkasihKepadaYth. Dekan FTIK IAIN SalatigaDi SalatigaA s s a la m u 'a la ik u m IVr. Wb.Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:Nama: Muhamad Efendi JarkasihNIM: 23010150294Jurusan: Pendidikan Agama IslamJudulPERANAN MEDIA WAYANG KULIT SEBAGAI SARANAPENDIDIKAN ISLAM DI DUSUN GOMBANG DESASEGIRIKECAMATANPABELANKABUPATENSEMARANG TAHUN 2019Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segeradimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.Salatiga, 12 Agustus 2019PembimbingivIV

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGAFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)S O L O T IG AJl. Lingkar Salatiga Km. 2 Tel. (0298) 6031364 Salatiga 50716SKRIPSIPERANAN MEDIA WAYANG KULIT SEBAGAI SARANA PENDIDIKANISLAM DI DUSUN GOMBANG DESA SEGIRI KECAMATAN PABELANKABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019Disusun Oleh:Muhamad Efendi JarkasihNIM. 23010150294Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program StudiPendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 6 September 2019 dan telahdinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.vV

PERNYATAAN KEASLIAN TULISANDANKESEDIAAN DIPUBLIKASIKANSaya yang bertanda tangan di bawah ini:NamaMuhamad Efendi JarkasihNIM23010- 5-0294FakultasTarbiyah dan Ilmu KeguruanJurusanPendidikan Agama IslamMenyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil karyasaya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan oranglain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etikilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan pada e-repository IAINSalatigaDemikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.Salatiga, 12 Agustus 2019j i b n AtIm p e i:akanI1CAFF960544';ndi JarkasihNIM. 23010150294VI

MOTTO j l j lc-V'Vj 'j V VjArtinya: “Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah kamubersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi derajatnyajika kamu beriman " (QS. Al-Imran: 139)Vii

PERSEMBAHANPuji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,Skripsi ini penulis persembahkan untuk:1. Ayahku dan ibundaku tersayang, bapak Harianto dan ibu Suryanti yang selalumembimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalamkehidupanku.2. Kelima saudara kandungku kakak Puryanto, Tri Bintari, Titik Djambi,Suprapti, dan Bahruddin Supadi atas motivasi dan dukungannya yang tiadahentinya selalu mendoakanku sehingga perjalananku menempuh gelar sarjanaini bisa tercapai.3. Saudara seperjuanganku Riki Febriansyah, M. Bion Asyari, Tyas AyuNingrum, dan Eko Wahyu Ramadhani yang selalu memberikan semangat dandoanya kepadaku.4. Keluarga Besar BANI KUWAT dan BANI MARSITI, yang sudahmemberikan semangat kepadaku.5. Rekan dan rekanita IPNU IPPNU kecamatan Pabelan yang telah menjadisahabat terbaikku.6. Teman seperjuangan HIMA-SUMA (Himpunan Mahasiswa Sumatera) yangsudah memberikan semangat kepadaku.7. Dosen Pembimbing Akademik, bapak M. Agung Hidayatulloh, S.S., M.Pd.I.8. Dosen Pembimbing Skripsi, bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil.9. Ketua Prodi PAI, ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.viii

KATA PENGANTARBismillahirrahmaanirrohimPuji syukur alhamdulillahirobbil ‘alaamiin, penulis panjatkan kepadaAllah Swt yang selalu memberikan rahmat, nikmat, karunia, taufik serta hidayah Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini denganjudul Peranan Media Wayang Kulit dalam Penanaman Pendidikan Islam di dusunGombang desa Segiri kecamatan Pabelan kabupaten Semarang.Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepadaNabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnyayang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satusatunya umat manusia yang sempurna dan panutan terbaik untuk umatnya.Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dariberbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag.2. Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansyur, M.Ag.3. Ibu ketua Prodi PAI IAIN Salatiga, Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.4. Bapak Mufiq, M.Phil. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbingdengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk penulissehingga skripsi ini terselesaikan.ix

5. Bapak M. Agung Hidayatulloh, S.S., M.Pd.I. selaku dosen pembimbingakademik yang sudah banyak memberikan nasehat dan bimbingan.6. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sertakaryawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjangpendidikan S1.7. Bapak Fahrozi, selaku kepala desa Segiri kecamatan Pabelan KabupatenSemarang, yang sudah memberikan izin untuk penulis melakukan penelitian.8. Masyarakat Dusun Gombang yang telah meluangkan waktunya untuk penulisketika melakukan penelitian skripsi.Kepada mereka semua, penulis tidak dapat memberikan balasan apapun.Hanya untaian kata terima kasih dan Jazakumullah khoir al-jaza’ yang bisapenulis sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat kepadamereka serta membalas semua amal baik yang telah diberikan kepada penulis.Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.Salatiga, 12 Agustus 2019PenulisMuhamad Efendi JarkasihNIM: 23010150294x

ABSTRAKJarkasih, Muhamad Efendi. 2019. Peranan Media Wayang Kulit sebagai SaranaPendidikan Islam di Dusun Gombang Desa Segiri Kecamatan PabelanKabupaten Semarang Tahun 2019. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan IlmuKeguruan Progam Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama IslamNegeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.Kata Kunci: Peranan Wayang Kulit dan Pendidikan IslamPenelitian ini dilatarbelakangi dari pertunjukkan wayang kulit di dusunGombang Desa Segiri. Masyarakat hampir mayoritas menyukai pertunjukkanwayang kulit ini. Sehingga menimbulkan tanda tanya apakah wayang kulit sangatpenting untuk ditonton dan apa manfaatnya. Tujuan yang hendak dicapai dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan media wayang kulitsebagai sarana pendidikan Islam, nilai-nilai pendidikan Islam dalam wayang kulit,dan bagaimana transformasi nilai pendidikan Islam pada masyarakat dusunGombang Desa Segiri Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang tahun 2019setelah mononton pertunjukan wayang kulit.Jenis penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian lapangan (fieldresearch) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitianini meliputi sumber primer yakni hasil wawancara kepada beberapa tokohmasyarakat, tokoh budaya dan tokoh agama. Sumber data sekunder meliputi fotofoto kegiatan saat pertunjukan wayang kulit. Pengumpulan data ini dilakukandengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: pertama, peranan media wayangkulit sebagai sarana pendidikan Islam pada masyarakat Dusun Gombang adalahmemberikan ajaran moral dan budi pekerti, memberikan contoh prilaku yang baikdan buruk serta akibatnya, mengajarkan penghormatan pada dirinya sendiri,sesama makhluk hidup serta lingkungannya, dan menjadikan cerita wayang kulitsebagai pedoman hidup. Kedua, nilai pendidikan Islam yang dapat diambil diantaranya: Punakawan Semar mengajak beriman dan bertaqwa kepada AllahSWT, menyempurnakan rukun Islam dan rukun iman, anjuran berbuat baikkepada orang tua, kerabat, membantu anak yatim, jangan sombong,menumbuhkan rasa persaudaraan, saling menghargai, bertoleransi, taat padapemimpin, patuh kepada guru, berakhlak mulia, dan menjaga hawa nafsu. Ketiga,transformasi nilai pendidikan Islam pada masyarakat yaitu bertambahnyapemahaman masyarakat mengenai ilmu agama, ilmu sosial, meningkatnyakualitas serta kuantitas ibadah maghdah dan ghairu maghdah, memperbanyaksedekah, beramal shalih, bekerja dengan ikhlas, rukun, dan tolong menolong.xi

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL. iHALAMAN BERLOGO. iiHALAMAN SAMPUL DALAM. iiiPERSETUJUAN PEMBIMBING. ivPENGESAHAN KELULUSAN. vPERNYATAAN KEASLIAN DAN DIPERKENAN DIPUBLIKASIKAN.viMOTTO. viiPERSEMBAHAN. viiiKATA PENGANTAR. ixABSTRAK. xiDAFTAR ISI. xiiBAB I PENDAHULUAN.1A. Latar Belakang Masalah.1B. Rumusan Masalah. 5C. Tujuan Penelitian. 6D. Manfaat Penelitian. 6E. Penegasan Istilah. 7F. Tinjauan Pustaka.10G. Metodologi Penelitian.12xii

18H. Sistematika PenulisanBAB II KAJIAN PUSTAKA.19A. Wayang Kulit.191. Pengertian Wayang Kulit.192. Sejarah Munculnya Wayang Kulit di Indonesia. 213. Makna Simbolik Pertunjukan Wayang Kulitdi Masyarakat. 26B. Pendidikan Islam. 331. Pengertian Pendidikan Islam. 332. Ruang Lingkup Pendidikan Islam. 363. Tujuan Pendidikan Islam. 374. Nilai-nilai Ajaran Islam yang Terkandung dalam Pertunjukan WayangKulit. 405. Pentingnya Nilai Pendidikan Islam dalam Kehidupan Manusia. 49BAB III METODE PENELITIAN.56A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. 56B. Lokasi Penelitian .57C. Sumber Data. 571. Data Primer .572. Data Sekunder .58D. Prosedur Pengumpulan Data .581. Observasi.58xiii

2. Wawancara. 593. Dokumentasi.59E. Analisis Data. 60F. Pengecekan Keabsahan Data. 61G. Tahap-tahap Penelitian. 62BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS. 64A. Gambaran Umum Dusun Gombang Desa Segiri Kecamatan Pabelan.641. Kondisi Geografis. 642. Kondisi Demografis. 663. Kondisi Urusan Pemerintahan Desa. 684. Gambaran Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. 69B. Paparan D ata. 72C. Analisis Data .81BAB V PENUTUP. 94A. Kesimpulan. 94B. Saran. 96DAFTAR PUSTAKA. 97RIWAYAT HIDUP PENULIS.100LAMPIRAN-LAMPIRAN.101xiv

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahKehidupan di dunia ini dapat dikatakan sebagai perwujudan peperanganantara ke dua buah kutub yang saling bertentangan, yaitu antara kebaikan dankejahatan, antara kekacauan dan ketertiban, antara benar dan salah, serta antarakeindahan dan keburukan. Mungkin sebenarnya kita berada di antara orang-orangyang sedang mencari jawaban dari kehidupan ini. Namun, yang patut diketahuibahwa tidak ada jalan yang pasti dan lurus dalam mencapai kebenaran maupunkebahagiaan tersebut karena tidak ada ilmu dan cara yang baku untukmemperolehnya bagi setiap manusia. Sebab, manusia diciptakan sebagai makhlukyang unik dan berbeda-beda dalam pemenuhan setiap kebutuhan pribadinya. Yangtersedia hanyalah “ilmu” yang tidak hanya dipelajari namun harus dilakukan,dijalani, dan diselami berdasarkan tuntutan, kisi-kisi, maupun saran untukmengarahkan petualangan pencarian, yang dijalannya tak mesti lancar danterkadang pula menyakitkan. Sebab, kebahagiaan adalah produk kesadaran batin.(Ardian Kresna, 2012: 9). Dari sini kita dapat tarik kesimpulan bahwa, setiapmanusia memiliki hak untuk memilih menjalani masa hidup ini dengan baik atauburuk, memilih bahagia atau susah, karena itu pilihan manusia sendiri. Akantetapi tidak terlepas dari itu kita juga akan diminta pertanggungjawaban atassemua yang pernah kita lakukan semasa hidup ini, apalagi dengan keilmuan yangkita miliki.1

Harapan dan cita-cita manusia adalah mencapai tingkatan “manusiautama”, yaitu manusia yang dapat hidup dengan selamat di dunia maupun diakhirat. Harkat manusia sebagai makhluk pribadi, makhluk sosial, dan makhlukTuhan yang mengandung nilai bagi perkembangan peradaban, sehingga menjadimanusia yang mengerti dan menghayati nilai-nilai pribadi, nilai pergaulan dengansesama, dan nilai pengamalan ajaran agama yang dipeluk untuk diamalkan bagikebersamaan dan kebaikan (Ardian Kresna, 2012: 8). Dengan demikian, kita bisamemakai ajaran alternatif yang ditemukan dalam kekayaan kebudayaan lampaudengan suatu cara yang dapat dipahami dan dapat diidentifikasi dalam kontekskehidupan sehari-hari. Setiap orang akan mendapatkan ajaran kebijakan dari apayang ia tempatkan dalam praktik pedoman kitab suci dan ajaran agama yangdipeluknya hari demi hari, yang tidak saja hanya berada di dalam kuil, sanggarpemujian, biara, gereja maupun masjid, namun akan didapat pula dengan jalanpemahaman kesadaran yang dapat muncul setiap saat dalam kondisi tertentu.Salah satu kebudayaan Indonesia dan juga merupakan seni tradisi yangmenjadi warisan adiluhung yang telah kita miliki sebagai dasar budaya ketimuranadalah pewayangan. Wayang merupakan salah satu kesenian Indonesia yang telahdiakui oleh UNESCO sebagai warisan peradaban dunia. Wayang selain dikenalsebagai warisan budaya orang Jawa dikenal juga pada budaya masyarakat Balidan Sunda. Di tengah ke tiga komunitas budaya inilah wayang tumbuh menjadikesenian yang dominan, walaupun harus diakui bahwa di luar komunitas budayatersebut mereka juga mengenal kesenian wayang tapi tidak menjadi kesenian yangdominan. (Hermawati, DKK, 2006:1). Seperti halnya di masyarakat Dusun2

Gombang Desa Segiri Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.Setiap merti dusun atau biasa dikenal sebagai hari jadi dusun itu pasti akandiadakan nonton wayang kulit bersama, agar para masyarakat di sekitar merasaterhibur dan bisa menikmati pertunjukan wayang kulit serta memahami maknayang terkandung dalam lakon cerita wayang kulit yang ditonton. Pastinya dengandigelarnya pertunjukan wayang diharapkan ada nilai-nilai pendidikan Islam yangakan bisa diambil dan dipetik hikmahnya sehingga bisa ditransformasikan dalamkehidupan sehari-hari, juga bisa menambah keyakinan mereka kepada sangpencipta mereka melalui pendekatan budaya wayang kulit ini yang sudah menjaditradisi budaya leluhur sejak dulu.Karya seni wayang kulit harus ditempatkan dalam konteks budaya,khususnya budaya Jawa. (Kanti Walujo, 2000:6) Sehingga dengan demikianWayang menjadi refleksi dari budaya jawa, dalam arti pencerminan darikenyataan kehidupan, nilai dan tujuan kehidupan, moralitas, harapan, dan cita-citakehidupan orang Jawa.Cerita pewayangan juga mengandung kearifan lokal (local genius), danajaran kebijakan serta keluhuran sebagai batu pijakan kita hidup di dunia untukmeniti perjalanan kehidupan selanjutnya. (Ardian Kresna, 2012: 5). Dengandemikian, penulis menyimpulkan bahwa melalui cerita wayang, masyarakat Jawamenerima gambaran kehidupan mengenai bagaimana hidup sesungguhnya (dassein) dan bagaimana hidup itu seharusnya (das sollen). Wayang juga dianggapsebagai alat pemelihara dan penyebaran kebudayaan Jawa, yang di dalamnyamemuat nilai-nilai pendidikan hidup yang lengkap. Tidak hanya contoh3

kepahlawanan saja, tetapi juga pendidikan moral, kesetiaan, dan kejujuran,lengkap beserta dilema-dilema kehidupan yang kesemuanya menggambarkansegala sifat dan perangai perjalanan manusia dimuka bumi ini. (Ardian Kresna,2012:

wayang kulit ini. Sehingga menimbulkan tanda tanya apakah wayang kulit sangat penting untuk ditonton dan apa manfaatnya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan media wayang kulit sebagai sarana pendidikan Islam, nilai-nilai pendidikan Islam dalam wayang kulit,

Related Documents:

Persembahan wayang kulit selalunya diiringi oleh satu kumpulan muzik paluan atau gamelan dan juga alat tiupan (serunai) atau alat bertali (rebab). PERANAN WAYANG KULIT DALAM KONTEKS SOSIO BUDAYA MASYARAKAT Pelbagai bentuk dan jenis wayang kulit boleh didapati di Asia dan lebih-Iebih lagi di Tenggara Asia.

adalah wayang kulit. Wayang merupakan salah satu dari sekian banyak hasil karya nenek moyang yang diakui adhiluhung. Penulis memiliki ketertarikan pribadi pada wayang kulit, karya seni yang penuh dengan nilai filosofis, nilai simbolis, dan nilai historis, sehinga penulis sangat tertarik untuk mempelajari dan mengkaji wayang kulit lebih dalam .

Dalam konteks yang demikian tidak mengherankan jika kesenian . Sedangkan Gagrak/Gagrag dan tokoh dalam Wayang kulit Cirebon merupakan contoh peralihan dari wayang zaman Hindu-Buddha ke wayang zaman . Sejarah perkembangan wayang tidak lepas dari peranan Sunan Kalijaga. Di mata masyarakat Islam, wayang dan Sunan Kalijaga tidak bisa .

dalam wayang kulit adalah sesuatu yang dipelajari dan diwarisi oleh Tok Dalang. Tok Dalang begitu mengenali dan faham tentang sejarah setiap watak dan perwatakan dalam plot cerita wayang kulit. Watak-watak dalam cerita tradisional merupakan ilham daripada Hikayat Seri

A. Konteks Penelitian Wayang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang telah mampu . budaya maupun kepercayaan membuktikan bahwa wayang meupunyai peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Wayang merupakan . dakwah dalam pementasan wayang kulit 2) Nilai-nilai dakwah dalam pementasan

hanya wayang kulit, wayang golek dan wayang orang. Dari sekian banyak . apresiasi manusia dan kritik terhadap karya seni dalam konteks yang berkaitan dengan manusia dan peranan seni dalam perubahan dunia (sachari, 2002:2). Metode yang digunakan mengacu pada nilai-nilai estetis yang .

Salah satu budaya yang kini berkembang dengan baik di Indonesia adalah wayang Potehi. Wayang potehi adalah wayang yang berbentuk boneka yang terbuat dari kain, wayang ini mulai berkembang pada masa dinasti Jin, yakni pada -5 M dan masuk ke Indonesia pada abad ke 16 19 M. Wayang Potehi bukan hanya berfungsi sebagai pertunjukkan saja, melainkan .

Classical Theory and Modern Bureaucracy by Edward C. Page Classical theories of bureaucracy, of which that of Max Weber is the most impressive example, seem to be out of kilter with contemporary accounts of change within the civil service in particular and modern politico-administrative systems more generally. Hierarchy and rule-bound behaviour seem hard to square with an environment .