BAB 1 PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

3y ago
37 Views
3 Downloads
383.65 KB
23 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Braxton Mach
Transcription

BAB 1PENDAHULUANA. Konteks PenelitianWayang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang telah mampubertahan dari waktu ke waktu, dengan mengalami perubahan danperkembangan sampai berbentuk seperti sekarang ini. kesenian wayang yangdapat bertahan sampai saat ini berkat wujud komunikasi antarbudaya yangmengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktifitas komunikasi.Komunikasi merupakan cara bertahan hidup manusia sebagai makhluk social.Dan berkat komunikasi umat manusia tetap survive di dalam semesta ini.komunikasi antara orng-orang yang berbeda budaya.Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan baik berupa verbalmaupun non verbal atau bahkan simbolik, secara sederhana komunikasidikatakan efektif apabila seseorang berhasil menyampaikan apa yangdimaksudkannya. Komunikasi terjadi selama makna ujaran berhubungandengan makna yang ditafsirkan, karena keduanya adalah respon yangterkondisikan, keberhasilan komunikasi tergantung pada sejauh mana tingkatkesamaan pengalaman komunikasi sebelumnya1. Seiring dengn perkembanganzaman, komunikasi berkembang menjadi berbagai pengetahuan simbolik yang1B. Aubrey Fisher, Teori-teori komunikasi prespektif mekanistis, psikologis, interaksional, danpragmatis (Bandung : Remaja karya, 1986)1

2semakin unik, kompleks, luas dan mendalam. Semakin cerdas makhluk hidupmaka semakin canggih pola siverbalseringkalimenggunakan bahasa jawa atau disebut bahasa ibu karma inggil. Penggunaanbahasa Jawa tersebut diikuti dengan etika dan tingkah laku yang sesuai denganadat orang Jawa pada masa itu. Pada kehidupan social, masyarakat Jawaseringkali untuk menandakan dan memberitahukan kabar bahaya, ataupengumuman penting. Bedug yang di tabuh sebagai tanda masuknya sholatlima waktu, dan tidak lupa pula seni pertunjukan sebagai media komunikasisalah satu diantaranya seperti seni pertunjukan wayang.Kesenian adalah salah satu unsure kebudayaan yang keberadaannya sangatdi perlukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesenianmerupakan sesuatu yang hidup senafas dengan mekarnya rasa keindahan yangtumbuh dalam sanubari manusia dari masa ke masa dan hanya dapat di nilaidengan ukuran rasa. Seni di ciptakan untuk melahirkan gelombang kalbumengenai rasa keindahan dan merupakan kreasi bentuk-bentuk simbolis dariperasaan manusia2. Kesenian juga merupakan salah satu perwujudankebudayaan, karena ia adalah hasil dan cipta, rasa dan karya manusia kesenianmerupakan imajinasi kreatif dan sudut pandang atas dunia yang tergurat padasesuatu yang artistic.3Wayang merupakan saalah satu warisn budaya bangsa yang telah mampubertahan, dari waktu ke waktu, dengan mengalami perubahan dan23Israr C, sejarah kesenian islam I, (Djakarta : PT pembangunan 955),hlm 2Marcel Danesi, pesan, tanda dan makna, (djogjakarta :Jalasutra, 2006), hlm 230

3perkembangan hingga berbentuk sama seperti sekarang ini. daya tahanwayang yang luar biasa terhadap berbagai perubahan pemerintahan, politik,social, budaya maupun kepercayaan membuktikan bahwa wayang meupunyaiperanan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Wayang merupakankesenian tradisional yang diwariskan bukan sekedar sebagai sesuatu yangmenghibur saja, tetapi juga syarat akan nilai-nilai falsafah hidup.4Akan tetapi, wayang pada dewasa ini kurang digemari oleh generasi mudabangsa Indonesia. Meskipun wayang merupakan warisan budaya agung yangtelah diakui bahkan memiliki banyak penggemar di manca negara, baikdikalangan kaum muda maupun kaum orang dewasa. Namun berdasarkanpenelitian terdahulu ada beberapa alasan mendasar yang membuat wayangkurang digemari anak muda diantaranya adalah5generasi muda tidak mengerticerita yang dibawakan oleh dalang, generasi muda tidak faham dengan bahasayang digunakan oleh dalang, generasi muda merasa jenuh dan bosandikarenakan wayang kulit yang kurang terpadu dengan kebudayaan modern,pertunjukan wayang kulit berlangsung sangat lama yakni biasanya semalamsuntuk, generasi muda beranggapan wayang kulit merupakan kebudayaankuno. Generasi muda kurang mengenal dan mengerti tentang wayang kulit.Dari beberapa hasil penelitian yang telah disebutkan, kita dapat menarikbenang merah bahwa sebab mendasar yang menjadikan kaum mudamengalami degradasi terhadap minat wayang adalah dikarenakan tidak adajembatan yang membuat mereka mengenal, belajar mengerti, memahami4Rizem Aizid, Atlas Tokoh-tokoh wayang, (Yogjakarta:Diva press, 2012)hlm 24Yogaasmara. P. Ardhi, wayang kulit sebagai media dakwah, Skripsi (Jakarta :UIN SyarifHidayatullah, 2010)5

4sampai kemudian timbulah rasa cinta terhadap kesenian wayang yang justrusyarat akan nilai-nilai falsafah kehidupan, sekaligus menjadi pendidikankarakter generasi muda saat ini sehingga berbudi pekerti yang luhur.Dalang merupakan orang yang memainkan wayang dengan kata laindalang adalah sutradara sekaligus tokoh utama dalam pagelaran wayang.dalang meruapakan penutur kisah, penyanyi lagu (suluk) yang mengajakmemahami suasana pada saat-saat tertentu, pemimpin suara gamelan yangmengiringi, dan diatas segalanya dalang merupakan pemberi jiwa padawayang atau pelaku-pelaku manusia.6Kesenian wayang diharapkan menjadi sarana komunikasi yang dapatmenyampaikan konsepsi-konsepsi dan ide-ide baru sesuai dengan geraklangkah pembangunan. Karena itu sesuai dengan sifat kesenian wayang yangmultidemintional seorang dalang dapat berperan sebagai komunikator,seniman, pendidik masyarakat, penghibur, juru penerang, ataupun kritikussocial. Seorang dalang sewajarnya telah menguasai berbagai unsur seni, yangmencakup seni drama, seni rupa, seni kriya, seni sastra.Wayang juga merupakan media komunikasi instrumentalis, artinya dalamkisah-kisah dunia perwayangan, segala tindak laku manusia akan menjadisebab akibat kehidupan mereka mendatang, seperti contoh makna bentuk rupapara tokoh punakawan yang mengandung makna masing-masing. Karena itumemerlukan kemahiran khusus untuk menghasilkan suatu karya seni sehingga6Ali Rif’an, Buku Pintar wayang berkenalan lebih intim, detail, dan mudah dengan dunia wayang,(Jogjakarta :Grahailmu, 2010), hlm 80

5seorang seniman dapat di bedakan dari orang dewasa 7. Semar yang bertubuhtambun antara perut dan pantat yang hamper tidak bisa dibedakan, Garengyang disebut nalagareng yang berarti atine seng gareng (hatinya yang kering),petruk yang memiliki hidung panjang dan lurus merupakan pesan agarmanusia harus berjalan pada jalan yang lurus, yaitu shirotol mustaqim, danmasih banyak lagi. Komunikasi instrumental merupakan komunikasi yangsesuai antara apa yang di ucapkan dan tindakan sang komunikator, punakawanmerupakan tokoh yang digunakan walisanga untuk menyisipkan ajaran sertanilai-nilai islam.Kurangnya figure yang mampu menjadi jembatan agar generasi mudaberfikir untuk memberikan kesempatan mengenal budaya mereka sendiri,ternyata memunculkan problematika baru, dari asumtif tersebut generasi mudadapat dikatakan bukan hanya tidak mau mengenal budaya bangsa mereka akantetapi juga perlahan telah kehilangan identitas mereka sebagai generasipenerus bangsa Indonesia. Karena itulah sejarah dan budaya juga termasuksalah satu cara yang dinilai cukup bijak untuk berkomunikasi guna mengenalidentitas diri suatu bangsa.Kesenian tradisional yang memiliki banyak problematika baik eksistensiuntuk bersaing dengan budaya modern ataupun entitas dari internal kesenianbudaya itu sendiri, tentunya sangat dirasa perlu untuk mendapatkan generasimuda atau pengkaderan demi kelesatarian budaya terlebih seni wayang.7Edi Sedyawati, pengaruh india pada kesenian Jawa: tinjauan proses akulturasi. Dalangsoedarsono dkk (ed). Pengaruh india, islam dan barat dalam proses pembentukan kebudayaanJawa. Proyek Javanologi, (1985), hlm 8

6Dari konteks penelitian diatas penulis mengangkat judul “KomunikasiSeni Pedalangan Di Sanggar Mekar Budaya” yang terletak di Waru Sidoarjodi rumah Ki Dalang.B. Fokus PenelitianBerdasarkan konteks penelitian diatas, maka penelitian ini fokus sebagaiberikut :Bagaimakah proses komunikasi seni pedalangan Ki Surono Gondo Tarunodan anak –anak seni pedalangan dalam Sanggar Mekar Budaya ?C. Tujuan PenelitianBerdasarkan pada pokok permasalahan diatas, maka penelitian inibertujuan untuk :Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi seni pedalangan KiSurono Gondo Taruno dan anak-anak seni pedalangan dalam SanggarMekar Budaya.D. Manfaat Penelitian1. Secara AkademisMemberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu komunikasi dalampenelitian yang berkaitan dengan Komunikasi Seni pedalangan.

72. Secara Praktisa. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsihterhadap keilmuan komunikasi, terlebih dalam seni komunikasiwayang sebagai pelestarian akan budaya wayang.b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagibudayawan, masyarakat luas, akademisi agar lebih mampu dan maumelestarikan kesenian wayang.c. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan baru terhadapmasyarakat umum, generasi muda untuk lebih mengenal dan ikutmelestarikan kesenian wayang.E. Kajian Penelitian TerdahuluPenelitian mengenai budaya dan kesenian wayang sejauh ini sudah seringdilakukan, mengingat tema budaya dab kesenian yang terdapat banyak sekalidi Indonesia akan tetapi kesenian dan budaya wayang dapat bertahan denganmemegang pakem-pakemnya. Beberapa penelitian yang pernah dilakukandiantaranya adalah :Table 1. 1 Kajian Penelitian TerdahuluNama PenelitiJenis KaryaTahun penelitianMetode PenelitianHasil Temuan Penelitian1Mifdal Zusron Al FaqiSkripsi2011Kualitatif Deskriptif1) Sejarah wayang kulit ada 2 versi, yangpertama, wayang kulit merupakan sebuahkebudayaan dan kesenian yang berasal dariIndia. Versi kedua, wayang kulit berasal dariIndonesia khususnya Jawa. Wayang kulitdari Jawa ini diciptakan oleh sunan kalijagadengan tambahan tokoh punakawan

8Tujuan PenelitianPerbedaanNama PenelitiJenis karyaTahun PenelitianMetode PenelitianHasil temuan penelitianTujuan penelitian2) Kronologis pertunjukan kesenian wayangkulit melalui 3 tahapan :a. Pathet Nem (Jejer)b. Pathet Nyangac. Pathet Manyuro3) Nilai-nilai wayang kulit sangatlah kaya4) Pemerintah dan para pelaku pelestraian(dalang) berusaha untuk melestarikanwayang kulit dengan sering di gelarnyapertunjukan wayang kulit terutama padahari-hari besar. Problematika pelestraianwayang kulit terkendlan masalah mendasar.Tujuan untuk mendeskripsikana. Sejarah wayang kulitb. Kronologis pertunjukan kesenian wayangkulitc. Nilai-nilai yang terkandung dalamkesenian wayang kulitd. Pelestarian wayang kulit kecamatan RinginRejo Kabupaten Kedirie. Problematika pelestarian wayang kulit dikalangan generasi mudaPada penelitian ini, peneliti fokus padaproblematika pelestarian wayang dikalanganmuda, sedangkan pada penelitian sayameskipun berawal dari asumtif pronlematikaminat serta kesenian wayang dikalangan anakmuda yang kurang diminati, namun penelitiansaya lebih fokus pada fenomenaa minat anakanak menjadi dalang cilik ditengah degradasiminat anak muda pada kesenian wayang2Imam WahyudiSkripsi2011Kualitatif Deskriptif1) Sejarah bagaimana proses lahir danberkembangnya wayang kulit di pulau Jawayang disebarkan oleh walisanga2) Kronologis peran aktif walisanga dalamproses penyebaran islam di tanah Jawa3) Nilai-nilai keislaman yang terkandungddalam cerita wayang kulit lakon lahirnyasunan giriMendeskripsikan :a. Bagaimana proses lahir dan berkembangnyawayang kulit di pulau Jawa

9PerbedaanNama PenelitiJenis KaryaTahun PenelitianMetode PenelitianHasil temuan penelitianPerbandinganb. Bagaimana peran wali sanga dalam prosespenyebaran islam di tanah Jawac. Apa saja nilai-nilai keislaman yangterkandung dalam cerita walisanga padapagelaran dalam cerita wayang kulit lakonlahirnya Sunan GiriPenelitian ini lebih fokus terhadap nilai-nilaiyang terkandung dalam perwayangan, terutamanilai keislaman, sedangkan pada penelitian sayalebih fokus pada bagaimana seni komunikasiseni pedalangan3Yogyasmara. P. ArdhiSkripsi2010Kualitatif Deskriftif1) Wayang kulit sebagai media dalamberdakwah dengan menggunakan bahasadakwah dalam pementasan wayang kulit2) Nilai-nilai dakwah dalam pementasanwayang kulit3) Teknikpenyampaianpesandalampementasan wayang kulitPenelitian ini lebih fokus terhadap pandanagnmasyarakat terhadap wayang kulit dalang KiSudardi di Pringapus Semarang, sedangkanpenelitian saya fokus terhadap komunikasi senipedalangan Ki Surono.F. Definisi KonsepUntuk menghindari adanya pembiasan pesan yang terkandung dalam judulskripsi ini, maka perlu penulis memberikan gambaran konseptualisasiterhadap terminology yang digunakan dalam skripsi berjudul “komunikasiseni pedalangan di sanggar mekar budaya. hal ini juga dilakukan dalam rangkaagar pembaca dan penulis menemukan satu presepsi yang padu terhadap isipenelitian.

101. Berangkat dari pendefinisian komunikasi seni pedalangan yang terjadi disanggar mekar budaya, maka peneliti perlu menjelaskan tentang senipedalangan yang dimaksudkan peneliti yang merupakan bagian dari lai-nilaikepercayaan, moral, etika, seni pedalangan yang terkandung dalam diriseorang dalang. seni itu sendiri merupakan penjelmaan rasa indah yangterkandung dalam jiwa seseorang yang dilahirkan dengan perantara alatalat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indrapendengar, penglihatan, ataupun dilahirkan dengan perantara gerak 8.Sedangkan dalang merupakan orang yang memainkan wayang dengan katalain dalang adalah sutradara sekaligus tokoh utama dalam pagelaaranwayang. dalang juga merupakan pemberi jiwa pada wayang atau pelakupelaku manusia.9Komunikasi seni pedalangan yang dimaksudkan peneliti adalah proseskomunikasi yang terjadi di sanggar Mekar Budaya. bagaimana pertukarannilai-nilai budaya kesenian wayang yang dimiliki seorang dalang ituterjadi an mempengaruhi proses komunikasi seni di sanggar MekarBudaya.2. adalahkomunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkansetiap pesertanya menangkap reaksi oranglain secara langsung, baik verbalmaupun non verbal.8Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta : PT Ictia Baru, 1943)hlm 3084Ali Rif’an, Buku Pintar Wayang berkenalan lebih intim, detail, dan mudah dengan dunia wayang,(Jogjakarta : Garailmu, 2010),hlm 80.9

11Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah prosespengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantarasekelompok kecil orang-oang dengan beberapa efek dan beberapa umpanbalik seketika. Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi di dalamdiri sendiri, didalam diri manusia terdapat komponen-komponenkomunikasi seperti sumber, pesan, saluran penerima dan balikan. Dalamkomunikasi interpersonal hanya seorang yang terlibat. Pesan mulai danberakhir dalam diri individu masing-masing. Komunikasi interpersonalmempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan oranglain. Suatu pesanyang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang.3. Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatukomunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan10.Sanggar dalam penelitian yang dimaksud adalah sanggar “Mekar Budaya”yang mempunyai arti filosofi Mekar berarti tumbuh atau sedangberkembang dan budaya sebagai perilaku manusia untuk memenuhikebutuhan hidup diantaranya agama dan ilmu seni (adat istiadatsetempat)11 . dengan demikian sanggar Mekar Budaya juga merupakantempat latihan ki Durono gondo Taruno bersama pengerawitnya untukmenunjang kreatifitas serta mengasah ilmu seni budaya.10Kris, belajar dari berbagai sumber dan berbagai ilmu dari berbagai pengalaman r-sanggar-sastra-Jawa-di.html,201411Wawancara dengan ki dalang Surono Gondo Taruno

12G. Kerangka BerfikirProses penelitian ini di bangun berawal dari perhatian penulis akanfenomena generasi muda yang mengalami degradasi minat terhadappertunjukan seni wayang. kemudian peneliti menemukan fenomena yang unikyakni, di tengah-tengah terjadinya degradasi inat generasi muda terhadapkesenian wayang justru di sanggar mekar budaya ada beberapa anak yangmencintai seni wayang dan belajar seni mendalang. Karena itu, peneliti inginmengangkat fenomena tersebut sebagai penelitian dengan kerangka berfikirsebagai berikut :Nilai/kepercayaanTingkat gBackground budayaBackground budayaGambar 1. 1 Kerangka PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi budaya denganmenggunakan teori komunikasi interpersonal dari bagan diatas penelitimenjelaskan bahwa terjadi komunikasi interpersonal antara dalang dengananak sanggar, komunikasi interpersonal tersebut terjadi ketika anak sanggarbelajar menjadi dalang di sanggar Mekar Budaya, karena itu peneliti melihatwayang sebagai media komuniksi dua tahap tersebut. Meskipun tidak menutupkemungkinan komunikasi yang terjadi tidak selalu masuk dalam sebuah cerita

13wayang namun isi dari komunikasi dan bentuk dalam komunikasi di sanggarMekar Budaya tidak terlepas dari wayang.Komunikasi dalang Ki Surono Gondo Taruno dengan anak sanggartentunya terdapat beberapa identifikasi persoalan dalam komunikasi tersebut,seorang dalang yang memiliki background budaya yang berbeda dengan anakanak baik itu budaya sebagai orang tua. Ataupun budaya yang berbeda dengananak-anak, baik itu budaya sebagai orang tua. Ataupun buday sebagai seorangseniman yang memiliki tingkat kemampuan dan wawasan yang lebih tinggidari pada anak-anak. Nilai serta kepercaayaan seorang dalang juga merupakansalah satu yang dapat mempengaruhi dalam proses komunikasi.Anak sanggar yang memiliki minat terhadap kesenian wayang di sanggarMekar Budaya memiliki tingkat pendidikan yang berbeda, dan masing-masingdari mereka memiliki usia anak-anak yang mempengaruhi bagaimana proseskomunikasi.Dari sinilah peneliti tertarik menulis penelitian ini, budaya dan kesenianwayang merupakan kesenian yang mengandung nilai-nilai yang luhur,filosofis, dan memiliki pakem baik dari segi bentuk atau rupa ataupun bahasayang digunakannya.H. Metode Penelitian1. Pendekatan dan JenisDalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitiankualitatif deskriptif, dimana peneliti nantinya akan mendeskripsikan dan

14memaparkan situasi atau peristiwa secara mendalam melalui hasilwawancara, analisis dan mengintepretasikan fakta-fakta12. Sesuai denganjudul penelitian ini yang tidak terlepas dari tema budaya, karena itupeneliti merasa perlu menggunakan pendekatan budaya yang menurutRichart E. Porter dan Lerry A. Samofar mengatakan bahwa budayaberkenaan dengan cara manusia hidup. manusia belajar berfikir, merasa,mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya,baik itu bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktek komunikasi,tindakan-tindakan social, kegiatan-kegiatan ekonomi, dan politik sertateknologi, semua itu berdasarkan budaya dengan pendekatan budayapeneliti bermaksud agar lebih mudah mendapatkan data kualitatif yangobjektif dan mendalam yang nantinya data hasil penelitian tersebut dapatdisajikan secara deskriptif, sehingga temuan hasil penelitian tersaji secaraurut, detail dan mendalam.a. Subjek dan Objek Penelitian1) Subjek dan Objek PenelitianSubjek dan objek penelitian ini adalah komunikasi senipedalangan Ki Surono Gondo Taruno kemudia proses komunikasiKi Surono Gondo Taruno dengan anak-anak sanggar.2) Waktu dan Lokasi penelitianPenelitian ini dilakukan selama pengambilan program skripsi.Adapun tempat penelitian adalah di Sanggar Mekar Budaya WaruSidoarjo.12Koentjaraningrat, Metode-metode penelitian masyarakat, (Jakarta :PT Gramedia, 1981)hlm 16

15b. Jenis dan Sumber DataYang dimaksud dengan sumber data adalah asal atau dari manadata tersebut di peroleh, dan sumber data merupakan bagian yangsangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang akan di peroleh.Ketepatan dalam mengambil sumber data akan menghasilkan sesuatuyang sesuai dengan tujuan penelitian, sebaliknya jika terjadikesalahan dalam menggunakan dan memahami serta memilih sumberdata, maka data yang di peroleh dapat dipastikan akan meleset dariya

A. Konteks Penelitian Wayang merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang telah mampu . budaya maupun kepercayaan membuktikan bahwa wayang meupunyai peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Wayang merupakan . dakwah dalam pementasan wayang kulit 2) Nilai-nilai dakwah dalam pementasan

Related Documents:

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tawakal dan yang seakar dengannya disebut dalam Al-Qur'an sebanyak 70 kali dalam 31 surah, diantaranya surah Ali Imran (3) ayat 159 dan 173, an-Nisa (4) ayat 81, Hud (11) ayat 123, al-Furqan (25) ayat 58, dan . Bab pertama sebagai pendahuluan merupakan garis besar gambaran skripsi. Pada bab .

Pembangunan Rusun ASN Pemkab Malang)" dengan membuat Bab I samapi Bab V. Bab I berisi Pendahuluan, Bab II berisi Tinjauan Pustaka, Bab III berisi Metodologi Penelitian, Bab IV berisi Analisa dan Pembahasan, Bab V berisi Kesimpulan dan Saran. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna.

BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, Ruang lingkup dan batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka, Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka konseptual , serta hipotesis penelitian.

BAB 1 Akuntansi Keuangan & Standar Akuntansi Keuangan 1 BAB 2 Laporan Laba Rugi, Neraca dan Arus Kas 11 BAB 3 Pengawasan Terhadap Kas 25 BAB 4 P i u t a n g 33 BAB 5 Wesel dan Promes 47 BAB 6 Persediaan Barang Dagang 53 BAB 7 Penilaian Persediaan Berdasarkan Selain Harga Pokok 71 BAB 8 Amortisasi Aktiva Tak Berwujud 81 . Modul Akuntansi Keuangan 1 Dy Ilham Satria 1 1 AKUNTANSI KEUANGAN DAN .