BAB II SIKSA KUBUR DAN KUANTITAS HADIS

3y ago
20 Views
2 Downloads
1.22 MB
28 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Casen Newsome
Transcription

19BAB IISIKSA KUBUR DAN KUANTITAS HADISA. Pengertian Siksa KuburSesungguhnya azab dan nikmat kubur itu adalah azab dan nikmat alambarzakh. Barzakh yaitu antara dunia dan akhirat yang menurut kebiasaannyadinyatakan dengan kubur. Orang yang tersalib, tenggelam, terbakar, atau dimakanbinatang buas dan burung atau ikan paus, akan menerima bagiannya dari nikmatatau azab barzakh, hingga andaikan orang-orang yang maksiat itu bergantungdiatas puncak pohon yang diempaskan angin taufan, jasadnya itu menerimabagian dari azab barzakh.1Begitu juga orang saleh yang dibakar di tungku api yang menjulat-julat,akan menerima pula nikmat barzakh dengan roh sebagai bagiannya dan jasadnyapun akan merasakan nikmat itu karena Allah SWT. Membuat api menjadi dinginserta menyelamatkan jasadnya, sebab alam dan material yang ada didalamnyatunduk serta patuh atas kehendak Allah, penciptanya, serta patuh untuk digantidan diubah, sebagaimana Allah telah mengubah apa yang manusia saksikansendiri adanya kekuatan (daya) dalam sesuatu yang sebelumnya terjadi.2Berkenaan siksaan alam kubur yang terjadi pada orang murtad kepadaAllah, dan takutlah akan siksaanya pada segala larangannya dan sayangilah Allahkarena rahmatnya dan satu lagi bukti kasih sayang Allah kepada umat-Nya tidak1Habib Abdullah Zakiy Al-Kaaf, Manusia, Alam Roh, dan Alam Akhirat(Bandung: Pustaka Setia, 2005), 116.2Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Roh. Ter. Kathur Suhardi (Jakarta: Pustaka alKautsar, 1994), 108.19

20ke neraka dan hanya diberi peringatan sahaja. Sesuai dengan firmann Allah SWTdalam surah ar-Rahman ayat 60 : Dan bukankah tidak ada balasan bagi amal yang baik melainkan balasan yangbaik juga?.3Ayat diatas menyatakan bahwa adanya siksa kubur atau kejadian dimanaadanya siksaan di dalam kubur setelah ajal menjemput ada, berdasarkankekuasaan-Nya bahwa Allah selalu memberi balasan yang setimpal bagihambanya.Siksa kubur disini sebenarnya bukan jasadnya yang disiksa tetapimelainkan yang disiksa ruhnya itu sendiri, dalam suatu kitab dijelaskan bahwasiksa dan nikmat kubur dijelaskan dengan mimpi, walaupun adakalanya jasad initidur tetapi adakalanya bisa merasakan nikmat dan sedihnya mimpi tersebut.B. Siksa Di Alam KuburDi dalam kubur, mayit akan mengalami yang namanya fitnah kubur(fitnah yang bermakna ujian). Yang dimaksud dengan fitnah kubur adalah apabilaselesai dikubur akan diajukan kepada mayit pertanyaan-pertanyaan berupapertanyaan tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Sesungguhnya Ahlussunnahwal Jamaah beriman kepada fitnah kubur karena Alquran dan as-Sunnah telahmenerangkan demikian. Adapun di dalam Alquran, Allah SWT berfirman dalamsurat al-Fatihah sebagai berikut:3Alquran, 55:60.

21 Yang menguasai hari pembalasan4Terdapat dua tujuan pokok dari ayat diatas. Pertama, menerangkankepada manusia siapa Tuhan sebenarnya, yaitu Allah yang Maha Tunggal, tidakada Tuhan selain Allah. Kedua, menerangkan kepada manusia bahwa sesudahhidup yang terbatas waktunya di dunia sekarang ini, manusia akan dihidupkankembali dengan kehidupan yang kekal dan abadi, dimana masing-masing manusiaakan menerima pembalasan dari apa saja yang pernah mereka lakukan. Perbuatanbaik akan dibalas dengan kebaikan, dan perbuatan jelek akan dibalas dengankejelekan atau azab siksaan.5Dijelaskan pula bahwa Allah sebagai penguasa hari pembalasan akanmemberikan ganjaran kepada siapa saja yang berbuat baik dan menimpakankeburukan kepada yang melakukan keburukan selama hidup di dunia. Kata yaumial-din menurut bey arifin, bermakna sesuatu yang gha ib yang diciptakan Allahyang hanya Allah saja yang mengetahuinya. Yaumi al-din bisa saja dirasakanbalasannya ketika masih hidup di dunia, alam kubur, hari kiamat, sampai kepadadi akhirat.6Pada surat al-Fatihah ayat keempat ini semakin mempertegas bahwa didalam Alquran banyak yang menyebutkan akan adanya siksaan yang dirasakanmayit setelah meninggal dunia. Di ayat lainnya Allah menjelaskan sebagai berkut:4Alquran, 1:4.Bey Arifin, Samudra al-Fatihah (Surabaya: Bina Ilmu, 2002), 161.6Ibid., 164.5

22 Allah akan meneguhkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yangkokoh tersebut di kehidupan dunia dan akhirat7Dari ayat diatas menerangkan bahwa mayit akan di berikan pertanyaanketika di dalam kubur. Namun yang ma‟ruf menurut Ahlussunnah wal Jama’ahbahwasanya pada asalnya adzab itu ditimpakan atas ruh, sedangkan badan itusekedar mengikuti ruhnya saja. Sebagaimana azab di dunia itu menimpa badandan ruhnya hanya mengikuti saja, sebagaimana hukum-hukum syar’iyyah di duniaitu berlaku atas dzahirnya dan di akhirat itu sebaliknya.Maka di alam kubur, azab atau nikmat kubur itu terjadi kepada ruh akantetapi jasad itu terpengaruh dengannya dan mengikutinya, jadi tidak secaralangsung. Dan terkadang azab itu terjadi pada badan dan ruh itu mengikutinya,akan tetapi hal ini tidak terjadi kecuali jarang sekali. Sesungguhnya pada asalnyaadzab itu terjadi pada ruhnya, dan badan sekedar ikut. Demikian pula kenikmatanitu terjadi pada ruh dan badan cuma ikut saja. Ibnu Qayyim al-Jauziyah,mengatakan bahwa ada yang mendapat nikmat kubur atau azab kubur, di sini adapenetapan azab kubur. Alquran dan as-Sunnah telah menerangkan demikian,bahkan dikatakan sebagai ijma‟ kaum muslimin.8Hal ini merupakan perkara yang dipersaksikan kebenarannya. Orangyang hendak mati mendengar, menyambut dua orang yang datang kepadanya dari7Alquran, 14:27.Ibnu Qayyim, Roh., 151.8

23kalangan 17 malaikat9 dan berkata : Selamat datang, dan terkadang berkata:Selamat datang dan duduklah di sini, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Qayyimdalam kitab ar-Ruh, dan terkadang dapat dirasakan bahwasanya orang tersebuttertimpa sesuatu yang menakutkan maka berubahlah wajahnya ketika hendak matiketika turun kepadanya malaikat azab. Setiap jiwa yang mati akan diuji dan harusmempertanggungjawabkan seluruh amalan baik dan buruknya yang telahdilakukannya selama hidup di dunia. Amalan yang senantiasa menyertainya ituadalah kitab yang didalamnya para malaikat mencatat amalan yang kecil dan yangbesar tanpa melewatkan sedikitpun.10Ada dua macam azab kubur yakni azab yang terus menerus dan azabyang terputus. Azab yang terus menerus yaitu siksa atas orang-orang kafir dansebagian ahli maksiat yang banyak melakukan perbuatan dosa. Adapun azab yangterputus yaitu azab ringan yang diringankan bagi orang yang berbuat dosa danmaksiat kecil. Semuanya disiksa menurut kadar dosanya. Azab itu terputusdengan doa dan sedekah atau yang lainnya.11 يا بشار : و قال بشا ربن غالب رايت رابعة العدوية يف منا مي وكنت كثري الد عاء هلا فقالت ىكذا دعاء : وكيف ذاك؟ قالت : قلت . ىداياك تاتني علي اطباق من نور مغطا ة مبنا ديل احلرير AlBaro bin Azib meriwayatkan dalam kisah keluarnya bersama Nabi darikisah jenazah orang Anshar. Dikeluarkan Al-Imam Ahmad, (4/287,288,295 dan 296) AbuDawud (4753) AlAjuri dalam AsyShari’ah (367) AlHakim dalam AlMustadrak (1/37)berkata: Shahih berdasarkan syarat AlBukhari Muslim, dan disetujui AdzDzahabi dandisetujui oleh AlAlbani dalam Ahkamul Jana‟iz (159) berkata al-Hafidz al-Mundziridalam At-Targhib wat Tarhib (4/369): Hadits ini h}asan shah}ih.10Ali Muhammad Lagha, Perjalanan Kematian, ter. Irawan Kurniawan (Jakarta:Serambi Ilmu Semesta, 2000), 76.11Habib Abdullah, Manusia., 1309

24 مث اويت هبا , املؤمنني االحياء للمو يت اذااستجيب جعل علي اطباق النور مث عطي مبنا ديل احلرير . للذي دعي لو من املويت فقيل ىذ ه ىد ية فالن اليك Basysyaar bin Gahlab berkata, “Aku bermimpi bertemu dengan Rabi‟ah alAdawiyah dan aku paling banyak mendoakan dia. Dia berkata: Ya Basysyar,hadiah-hadiahmu datang kepadaku atas lapisan cahaya yang tertutup dengan saputangan sutera. Bagaimana itu? Dia menjawab: “Begitulah doa orang mukmin yanghidup atas orang mukmin yang telah mati bila diterima oleh Allah, dijadikannyasebagai lapisan sinar yang tertutup dengan sapu tangan sutera. Kemudian, datangkepada jenazah yang didoakan dan dikatakan, “Inilah hadiah dari fulanuntukmu”.12Adapun sebab-sebab yang mewajibkan azab kubur terbagi menjadi dua,yaitu sebab yang secara ringkas dan sebab yang terperinci. Yang ringkas ntah-perintah-Nya,mengerjakan larang-larangannya yang mengundang kemurkaan dan azab-Nya.Dengan demikian, Allah SWT. Tidak mengazab ruh yang mengenal-Nya,yang mencintai-Nya dan mengerjakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.Azab itu pun tidak terhadap jasadnya. Sebab azab kubur merupakan tandakemurkaa Allah dan kemarahan-Nya. Demikian pula azab akhirat nanti.Barang siapa yang dibenci dan dimurkai Allah di dalamnya dunia inikarena telah melakukan pelanggaran-pelanggaran yang dilarangnya dan tidakmelakukan perintah yang diwajibkannya kemudian mati tanpa bertobat, makaakan menerima azab barzakh (kubur) sesuai dengan kadar kemurkaan dankebencian Allah terhadap dirinya, baik orang jujur maupun dusta, yang sedikitberamal ataupun banyak beramal.Adapun sebab terperinci, Rasulullah SAW telah menceritakan tentangdua orang yang diketahui sedang disiksa di kuburan sebab yang seorang suka12Ibnu Qayyim, Roh., 144-145.

25menyebarluaskan adu domba (fitnah) diantara manusia dan yang satunya tidakmenutup kemaluannya, buang air kecil sambil berjalan. Meninggalkan bersuciyang diwajibkan dan menyebarluaskan permusuhan dikalangan manusiamerupakan sebab yang mengandung kemurkaan Allah SWT.13Diantara orang yang mendapat siksa kubur, yaitu tukang zina (laki-lakidan perempuan), orang yang sombong, riya, suka bertengkar, suka mengumpatdan mencela, tukang mencaci maki, dan orang yeng mendatangi dukun (tukangteluh) dan tukang ramal dan tukang tebak nasib seseorang, penolong kezaliman,orang-orang yang menuai akhiratnya (agamanya) untuk dunianya, orang sibukmencari cela (aib) orang lain, orang yang mencari dosa (meneliti) orang lain.Semua itu mendatangkan azab dalam kuburnya.14C. Pendapat Ulama Tentang Adanya Siksa KuburPara ulama sudah sepakat tentang adanya alam kubur/barzakh, siksa dannikmat kubur. Berdasarkan dalil Alquran dan sunnah yang banyak, yang berselisihsalah satunya adalah kaum Mu'tazilah (pendewa akal) dan teman-temannya, yangmenyatakan bahwa dalil-dalil tentang adzab kubur adalah h }adis ah}ad,15 dan Imamal-Bukha ri beserta para ulama lainnya telah membantah pemikiran tersebut.Berkata Imam al-Qostholani, “Sebagian kelompok beranggapan bahwaadzab kubur tidak disebutkan dalam Alquran tetapi hanya disebutkan dalam h }adis-13Habib Abdullah, Manusia., 133.Ibid., 134.15Lihat ringkasan Mukhtashar Minhâj al-Qâshidîn oleh Ibnu Qudâmah alMaqdisi guna meneliti apa yang ia katakan perihal sebagian h }adis- h }adis ini dan jugah }adis- h }adis yang lain dari kitab-kitab Takhrij al-Hadits.14

26h }adis ah}ad. Oleh karenanya pengarang (Imam al-Bukha ri) menyebutkan beberapaayat yang menunjukkan siksa kubur untuk membantah golongan yang tidaksepakat dengan siksa kubur.”Cukuplah firman Allah SWT sebagai berikut Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hariterjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir‟aun dankaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.16Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata, “Ayat ini merupakan landasan pokok bagiAhli sunnah untuk menetapkan adanya siksa kubur.”Imam as-Suyuthi berkatadalam kitab al-Aja‟ib oleh al-Kirmani dikatakan bahwa “ayat ini merupakan dalilyang sangat jelas tentang adanya siksa kubur.”Dan masih banyak lagi lainnya seperti surat dalam Ibrahim 14:27, Thoha20:124, Nuh 71:25, at-Taubah 9:101, al-An‟am 6:93, as-Sajdah 32:101, alMu‟minun 23:99, ath-Thur 52:47, al-Waqi‟ah 56:83-94, an-Nahl 16:32 dansebagainya. Tentu semuanya dengan bantuan kitab-kitab tafsir dan hadits paraulama Salaf terkemuka. Sungguh benar Imam Ibnu Qayyim tatkala berkata,“Apabila anda menghayati h }adis-h }adis seputar siksa dan nikmat kubur, niscayaanda akan mendapatinya telah menjelaskan dan memperinci makna ayatAlquran”.1716Alquran , 40: 46.Afif Muhammad Taufiqullah, Kitab Jinayah dalam Terj. Assbab Wurud alHadist Au Al Luma‟ fi Asbab al-Hadis (Bandung: PUSTAKA. 1984), 113.17

27Adapun h }adis-h }adis tentang adanya adzab kubur banyak sekali. Bahkanmencapai derajat muṭ awa tîr, diriwayatkan oleh para Imam sunnah dan ahli h }adisdari sejumlah sahabat di antaranya Anas bin Malik, Abdullah bin Abbas, Bara‟bin Azib, Umar bin Khattab, Ummul Mukminin „Aisyah, Asma‟ binti Abu Bakar,Abu Ayyub al-Anshori, Ummu Kholid, Abu Huroiroh, Abu Said al-Khudri,Samuroh bin Jundub, Utsman, Ali, Zaid bin Tsabit, Jabir bin Abdulloh, Sa‟ad binAbi Waqosh, Zaid bin Arqom, Abu Bakroh, Abdurrohman bin Samuroh,Abdulloh bin Amr bin Ash, Amr bin Ash, Ummu Mubasysyir, Abu Qotadah,Abdulloh bin Mas‟ud, Abu Tholhah, Abdur Rohman bin Hasanah, Tamim adDaariy, Hudzaifah, Abu Musa, Nu‟man bin Basyir, dan Auf bin Malik.18Para ulama ahli h }adis telah menegaskan bahwa h }adis-h }adis tentang adzabkubur mencapai derajat muṭ awa tîr. Di antaranya adalah Imam Ibnu Abi Ashim,Imam Ibnu Abdil Barr, Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah,al-Hafidz Ibnu Rojab,danlain-lain banyak sekali.Imam Nawawi berkata, “Dalam h }adis mengenai siksa kubur ini terdapatpenetapan adanya adzab kubur dan fitnah kubur. Hal ini merupakan madzhab ahlihaq, berbeda halnya dengan pendapat Mu‟tazilah. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:“Dalam h }adis ini terdapat bantahan terhadap orang-orang yang mengingkari adzabkubur.”Dari pemaparan diatas Jumhur ulama berpendapat bahwa, orang yangtidak menyakini dengan adanya siksa kubur terjatuh dalam dua kesalahan.Pertama, teori bahwa h }adis ah}ad tidak bisa dijadikan landasan dalam akidah18Badri Khaeruman, Orientasi Hadist (Studi Kritis Atas Kajian HadistKontemporer), Peng. Endang Soetarti (Bandung: Remaja Roesda Karya, 2004), 127.

28tidaklah benar. Keyakinan Ahlus Sunnah menetapkan bahwa h }adis ah}ad mulaidari yang masyh}ur, ’aziz sampai yang gharib sekalipun tetap bisa dijadikanlandasan dalam keyakinan selama statusnya s}ahih atau hasan.19Ulama menjelaskan bahwa azab atau siksa kubur adalah azab alambarzakh yang dilakukan di kubur. Jika Allah menghendaki, bisa saja menyiksamayat di dalam kubur atau tidak, disalib, ditenggelamkan dilaut, dimakan hewanbahkan dibakar hingga menjadi debu lalu diterbangkan angin. Tempat azab kuburadalah pada ruh dan badan sekaligus. Demikian kesepakatan ulama AhlusSunnah.20Adanya berbagai perspektif akan tiadanya siksa kubur, menunjukkanbahwa h }adis-h }adis tersebut zhanni dilalah (penunjukkan maknanya), karenah }adis-h }adis tersebut memiliki makna atau konotasi lebih dari satu sebagaimanayang telah disebutkan oleh para ulama h }adis.21Mayoritas ulama menyatakan bahwa h }adis-h }adis yang bertutur tentangketetapan-ketetapan akhirat, semacam siksa kubur, ru‟yatullah, dan lain-lain,tidak menghasilkan ilmu dharuriy, tetapi, hanya menghasilkan ilmu tuma‟ninah(ketetapan hati).Demikian pendapat ulama’ ahlus sunnah wal jama’ah, disini penulis jugamemaparkan ayat Alquran tentang adanya alam kubur. Yaitu QS. Al-Mu‟minunayat 100, yang berbunyi:19Ibid.,Imam Jalaluddin al-Suyuthy, Spiritualitas Kematian (Yogyakarta: DIVAPress, 2007), 149.21Ibid., 150.20

29 Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekalikali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan dihadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (Maksudnya:mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan baru, Yaitu kehidupan dalamkubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat).22Bedasarkan ayat ini dijelaskan bahwa orang meninggal itu rohnya beradadi suatu tempat dimana ada dinding yang menghalanginya bahwa roh itu tidakbisa kembali ke jasadnya di bumi dan tidak bisa menuju kehidupan berikutnyasampai hari kebangkitan. Dengan demikian, diri manusia itu berada di alambarzakh atau orang menyebutkan di alam kubur. Tetapi bukan kubur dalam artisebenarnya secara fisik.Barangkali ayat tersebut dapat dijadikan pendukung h }adis-h }adis diatasakan adanya alam kubur, sedangkan siksa kubur sendiri dalam banyak riwayatrasul seringkali menyuruh untuk berdo‟a dari azab atau siksa kubur. Memangditinjau dari segi akal agaknya kurang begitu rasional, akan tetapi dalil Alqurandan h }adis menunjukkan indikator adanya alam kubur dan adzab di dalam kubur.D. Pengertian Hadis MutawatirMenurut bahasa, kata al-muṭ awa tîr adalah isim fa’il berasal dari mashdar”al-tawat}ur semakna dengan ”at-tatabu’u” yang berarti berturut-turut atauberiring-iringan seperti kata “t}awatara al-matharu” yang berarti hujan turunberturut-turut. Sedangkan menurut istilah, h }adis muṭ awa tîr adalah h }adis yang22Alquran, 23:100.

30diriwayatkan oleh sejumlah perawi pada semua t}abaqat (generasi) yang menurutakal dan adat kebiasaan tidak mungkin mereka bersepakat untuk berdusta.23Sedangkan menurut Fatchurrahman, secara definitif h }adis muṭ awa tîradalah: ىوخرب عن حمسوس رواه عد د جم جبب ف العادة احالة اجتماعحم وتوا طعهم علي الكذب Suatu h }adis hasil tanggapan dari panca indera, yang diriwayatkan oleh sejumlahbesar rawi, yang menurut adat kebiasaan mustahil mereka berkumpul danbersepakat dusta.24Dalam ilmu h }adis maksudnya ialah h }adis yang diriwayatkan denganbanyak sanad yang berlainan rawi-rawinya serta mustahil baginya berkumpul jadisatu untuk berdusta mengadakan h }adis itu. Pengertian di atas, kalau dipecah-pecahakan terdapat tiga syarat bagi muṭ awa tîr yaitu:a. Mesti banyak sanadnya.b. Mesti sama banyak rawinya dari permulaan sanad-sanad sampai akhir sanadsanad, umpamanya: dipermulaan sanad yang mencatat 50 orang, makadipertengahan sanadnya, sedikitnya mesti 50 rawi dan diakhir sanad sahabatyang mendengar dari Nabi SAW pun sedikitnya mesti 50 orang.c. Mesti menurut pertimbangan akal bahwa tidak bias jadi rawi-rawi ituberkumpul bersama-sama, lalu mereka berdusta mengatakan itu sabda Nabi,maupun berkumpulnya itu dengan disengaja atau kebetulan.25Oleh karena rawi terakhir yang mendewankan h }adis secara resmi kedalam dewan h }adis itu, tidak hidup sezaman dengan Rasulullah SAW, maka2324Mahmud Thahhan. Intisari Ilmu Hadis (Malang:UIN-Press, 2007) 31-32.Fatchur Rahman, Ikhtisar Musthalahul Hadis (Bandung: PT. Alma‟arif,1974), 78.251966) 37.A. Qadir Hassan. Penerangan Ilmu Hadiest Juz 1-2 (Bangil:Al-Muslimun,

31sudah barang tentu h }adis Rasulullah yang sampai/kepadanya untuk didewankanitu melalui rawi-rawi setiap generasi yang diperlukan sebagai sumber pemberita.Jika jumlah para sahabat yang menjadi rawi pertama suatu h }adis itu banyak sekali,kemudian rawi dalam generasi tabi‟in yang menerima h }adis dari rawi-rawigenerasi pertama (sahabat) juga banyak jumlahnya dan tabi‟it-tabi‟in yangmenerimanya dari tabi‟in pun seimbang jumlahnya, bahkan mungkin lebihbanyak, demikian seterusnya dalam keadaan yang sama, sampai kepada rawi-rawiyang mendewankan h }adis, maka h }adis tersebut dinamakan h a} dis muṭ awa tîr.26Konsep muṭ awa tîr ini baru secara definitif dikemukakan al-Baghda di,menurut al-Baghda di, h }adis muṭ awa tîr adalah suatu h }adis yang diriwayatkanoleh sekelompok orang dengan jumlah tertentu yang menurut kebiasaan mustahilmendustakan kesaksiannya.27Ibn Shalah mendefinisikan muṭ awa tîr adalah suatu ungkapan tentangberita yang diriwayatkan oleh orang yang memperoleh pengetahuan, yangkebenarannya dipastikan dan sanadnya konsisten memenuhi persyaratan tersebutdari awal sanad sampai akhirnya.28Namun, Ibnu S}alah menganggap bahwa h }adis muṭ awa tîr ini termasukbagian h a} dis masyhur. Kategori ini diakui oleh al-Asqalani bahwa setiap h }adismuṭ awa tîr itu h }adis masyhur, tetapi tidak sebaliknya. Pemahaman Ibnu S}alah26Rahman, Ikhtisar., 78.Abu Bakar bin Ahmad bin Tsabit al-Khatib al-Baghdadi, al-Kif

Para ulama sudah sepakat tentang adanya alam kubur/barzakh, siksa dan nikmat kubur. Berdasarkan dalil Alquran dan sunnah yang banyak, yang berselisih salah satunya adalah kaum Mu'tazilah (pendewa akal) dan teman-temannya, yang menyatakan bahwa dalil-dalil tentang adzab kubur adalah h }adis ah}ad ,15 dan Imam

Related Documents:

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

bab iii. jenis-jenis perawatan 7 . bab iv. perawatan yang direncanakan 12 . bab v. faktor penunjang pada sistem perawatan 18 . bab vi. perawatan di industri 28 . bab vii. peningkatan jadwal kerja perawatan 32 . bab viii. penerapan jadwal kritis 41 . bab ix. perawatan preventif 46 . bab x. pengelolaan dan pengontrolan suku cadang 59 . bab xi.

Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan sejenisnya 138 Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan kepada bintang 152 Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161

BAB 1 Akuntansi Keuangan & Standar Akuntansi Keuangan 1 BAB 2 Laporan Laba Rugi, Neraca dan Arus Kas 11 BAB 3 Pengawasan Terhadap Kas 25 BAB 4 P i u t a n g 33 BAB 5 Wesel dan Promes 47 BAB 6 Persediaan Barang Dagang 53 BAB 7 Penilaian Persediaan Berdasarkan Selain Harga Pokok 71 BAB 8 Amortisasi Aktiva Tak Berwujud 81 . Modul Akuntansi Keuangan 1 Dy Ilham Satria 1 1 AKUNTANSI KEUANGAN DAN .

5. Setelah shalat, dianjurkan agar ia pergi menuju kubur Nabi dan kubur kedua sahabatnya Abu Bakar dan Umar serta memberi salam kepada mereka. Lalu ia membaca: "Assalamu 'alaika ya rasulallah wa rahmatullahi wa barakatuh. Assalamu 'alaika ya Aba Bakr. Assalamu 'alaika ya Umar.' Kemudian ia berpaling serta tidak kembali.

Prodi : Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas : Ushuluddin dan Studi Islam Alamat : Jl. Prof. H.M Yamin, S.H Gg. Pinang No. 45 Medan Judul Skripsi :TRADISI ZIARAH KUBUR KERAMAT KUDA MASYARAKAT DESA AMPLAS PASAR I TEMBUNG PERCUT SEI TUAN Pembimbing I : Drs. Parluhutan Siregar, M.Ag Pembimbing II : Ismet Sari, M.A

Tourism is a sector where connectivity and the internet have been discussed as having the potential to have significant impact. However there has been little research done on how the internet has impacted low-income country tourism destinations like Rwanda. This research drew on 59 in-depth interviews to examine internet and ICT use in this context. Inputs Connectivity can support inputs (that .