PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

3y ago
141 Views
29 Downloads
1.34 MB
62 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Tripp Mcmullen
Transcription

2018PETUNJUK PRAKTIKUMFISIKA DASAR IKINEMATIKADINAMIKA ROTASIGETARANFLUIDAOleh : Dosen-dosen FisikaLABORATORIUM FISIKA DASARDEPARTEMEN FISIKAFAKULTAS ILMU ALAMINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISIBAB I: Pendahuluan . .2BAB II: Cara Penggunaan Alat . 8BAB III: Cara Perhitungan Ralat . .12BAB IV: Materi PercobaanG1. Bandul Matematis 22G2. Bandul Fisis 24G3.Tetapan Pegas 26M1. Gerak Peluru . .29M2. Fletchers Trolley. .32M3. Viscositas Zat Cair. .35M4. Koefisien Gesekan. .39M5. Momen Inersia.42M6. Bola Jatuh Bebas. .45M7. Tegangan Permukaan .47DAFTAR PUSTAKA .49LAMPIRAN 501

BAB IPENDAHULUAN1.1PENGANTAR DAN STANDART UMUM PRAKTIKUMSesuai dengan tujuan pendidikan di ITS yaitu : Pembinaan hidup bermasyarakat. Pembinaan sikap ilmiah. Pembinaan sikap kepemimpinan. Pembinaan keahlian.Maka tugas dari laboratorium Fisika Dasar FIA – ITS antara lain : Memperkuat konsep. Melengkapi kuliah. Melatih ketrampilan/penerapan teori.Dengan demikian praktikum Fisika Dasar adalah melatih ketrampilandalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dari kuliah dan untukmelengkapi kuliah. Disamping itu praktikum Fisika Dasar merupakan saatpertama kali bagi mahasiswa dalam melakukan/melaksanakan percobaansendiri. Oleh sebab itu, melaksanakan praktikum dengan sungguhsungguh merupakan prasyarat bagi keberhasilan praktikan, karenapraktikum bagaimanapun juga merupakan dasar bagi praktikum yangakan dilakukan selama kuliah di ITS. Peralatan yang digunakan dan caramelakukan percobaan mengacu pada standart peralatan LEYBOLD dariJerman. Ada sepuluh jenis percobaan yang terdapat di laboratorium fisikadasar untuk mendukung matakuliah Fisika Dasar I dengan capaianpembelajaran dan sub capaian pembelajaran dtunjukkan pada sub bab1.4. Selama melaksanakan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar adabeberapa hal yang perlu praktikan perhatikan, antara lain :1. Praktikan harus mengumpulkan pas foto 3 x 4 2 lembar.2. Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten dan untuk itupraktikan harus mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaan2

yang akan dilakukan seperti yang ada pada “BUKU PETUNJUKPRAKTIKUM” bersama rekan praktikumnya.3. Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yangakan digunakan dan pinjamlah peralatan yang belum ada.4. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktuyang ada, karena waktu pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar adalah“3 jam”.Rincian penggunaan waktu praktikum adalah sebagai berikut : Persiapan :Untuk persiapan praktikan diberi waktu 30 menit untuk meminjamperalatan yang belum ada. Melakukan Percobaan :Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu 120 menitdan sisanya (30 menit) digunakan untuk mencatat hasil praktikumdalam lembar Laporan Sementara.5. ersiapkan Laporan Sementara yang telah ditulisi dengan tujuanpercobaan, teori, cara kerja serta persiapkan pula kertas karbon dankertas grafik bila diperlukan.1.2TATA TERTIB DAN SOP PRAKTIKUMTata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama Praktikum FisikaDasar adalah :1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.2. Praktikan baru diperkenankan masuk laboratorium setelah percobaanyang dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh Asisten.3. Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali bukupetunjuk praktikum, alat tulis dan peralatan penunjang harusdiletakkan ditempat yang telah ditentukan.4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan teman praktikumyang telah ditentukan.3

5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dantidak diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuatgaduh, dll.6. Selama praktikum, Praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikantugasnya pada meja yang telah disediakan (melakukan percobaan,membuat laporan sementara dan resmi).7. Selama melakukan percobaan semua data hasil percobaan ditulisdalam kolom-kolom tabel yang dipersiapkan lebih dahulu. Laporansementara dibuat rangkap n 1 dan dilaporkan pada asisten untukditanda tangani. n adalah jumlah praktikan dalam satu kelompok.8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten,setiap praktikan membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yangdiberikan dalam buku petunjuk. Kemudian diserahkan kepada asistenmasing-masing dengan dilampiri laporan sementara.9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkanpada asisten dan demikian pula sebaliknya.10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskanmeninggalkan ruang praktikum.1.3SANGSIAda beberapa sangsi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yangmelanggar peraturan tata tertib :1. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sangsi berupapembatalan seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”.2. Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan ataumenghilangkan alat milik laboratorium harus mengganti alat tersebut.Apabila dalam waktu yang ditentukan belum mengganti, maka tidakdiperkenankan mengikuti praktikum berikutnya.3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sangsipembatalan seluruh praktikum dan diberi nilai E.4. Sangsi lain yang yang ada diluar sangsi-sangsi diatas ditentukankemudian oleh Kepala Laboratorium Fisika Dasar.4

1.4 CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CP-MK) DAN SUBCAPAIAN PEMBELAJARAN MATAKULIAH (SUB CP-MK)NoNamaKodePercobaanPercobaanCP- MKSub CP- MKMahasiswamemahamiMahasiswadan unggetaran nilaiharmonispercepatansederhana pada gravitasisistembandul denganmatematissistem bandulmatematis2Bandul FisisG2.Mahasiswamemahami danmempraktekkansistem getaranharmonissederhana padasistem bandulfisisMahasiswamemahamidan dapatmempraktekkan3Tetapan epatangravitasidengansistem bandulfisisMahasiswamenentukanHooke nilaitetapanelastisitas pegastarik dan getaran dengan carapegasstatisdandinamisMahasiswa4Gerak PeluruM1.memahamiMahasiswadan dapatmempraktekkanrumusmenentukangerak kecepatan5

parabolisdua epatandansudutpeluru ketikamenyentuhtanahMahasiswamemahamiMahasiswadan dapatmempraktekkan5Fletchers TrolleyM2.gerakmenghitunglurus nilaiberaturangerakdan kecepatanlurus cositas ZatCairM3.Mahasiswadan dapatmempraktekkanadanyasifat nlaikekentalandari kekentalanzat cairdari zat cairMahasiswaMahasiswamemahamidan fatmeghitungkekasaran koefisiendaripermukaansuatu gesekstatisdankinetisdarisuatu6

permukaanMahasiswaMahasiswamemahamidan dapatmempraktekkan8Momen InersiaM5.menghitungpengaruh momen nilaimomengaya dan momen inersiadariinersia dari suatu sistem rodabenda tegar padagerak rotasiMahasiswaMahasiswamemahamidan dapatmempraktekkangerakvertikal nilaikebawah9Bola Jatuh BebasM6.menghitungkecepatantanpa percepatanawal ketika benda(jatuh nmempraktekkandapatmenghitungadanya tegangan nilai teganganpermukaan padasuatu fluida cairpermukaandari fluida cair7

BAB IICARA PENGGUNAAN ALATPetunjuk cara penggunaan alat ini digunakan untuk menghindari :1. Tidak tepatnya pengukuran.2. Kemungkinan kerusakan alat.2.1 JANGKA SORONGJangka sorong digunakan untuk pengukuran besaran panjang. Alat inidapat digunakan untuk mengukur : panjang, lebar, tinggi, diameter luardan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda.CDFHGPQTekanESkala UtamaAB0,9 mm3.10 cm0,5Skala NoniusGambar 1. Jangka SorongCara Menggunakan Jangka Sorong :1. Letakkan benda pada posisi A-B (untuk mengukur diameter digunakanC-D dan lubang digunakan P-Q).2. Tekan E agar posisi A-B, C-D, dan P-Q dapat berubah sesuai denganukuran besar benda.3. Baca skala utama F (satuan cm) dan skala nonius G (satuan mm). Jikaskala G penuh berarti 1 mm. Misalnya pada Gambar 1 ditunjukkangaris “nol” pada skala nonius (skala bantu) G berada 3,10 cm pada8

skala utama (skala dasar) F, sedangkan pada skala bantu yang palingberimpit dengan skala dasar adalah 0,9 mm. Jadi panjang benda yangdiukur adalah : 3,10 cm 0,9 mm 3,10 cm 0,09 cm 3,19 cm.Seandainya garis “nol” dari skala bantu sudah tepat berimpit denganskala dasar, maka panjangnya adalah harga dari skala dasar tersebut.4. Skala dasar H adalah dengan satuan inchi.2.2 MIKROMETERMikrometer digunakan untuk mengukur panjang, lebar, diameter luar, dantinggi.Cara Menggunakan Mikrometer ;1. Sebelum menggunakan perhatikan permukaan A-B apakah sudahbersih dari kotoran, benda-benda kecil dan sebagainya.2. Dengan memutar skala bantu C, maka A dan B akan berimpit. Agar Adan B berimpit betul putarlah E sehingga bersuara 5 kali (StandartLaboratorium) dan dilakukan dengan hati-hati.3. Perhatikan kedudukan titik “nol”, apabila skala dasar D tidak tepatpada “nol” maka perlu dilakukan “Ralat Sistematik”. Contoh, bila dalampengecekan alat ini setelah A dan B berimpit dengan memutar Esebanyak 5 kali, skala dasar tidak terlihat sedangkan pada skala bantuberharga 21 dan skala dasar berharga “nol” maka Ralat Sistematiknyaadalah 0,21 mm.4. Cara Pengukuran : Letakkan benda diantara A dan B. Putar E (5 kali) agar A dan B benar-benar menghimpit benda.Apabila skala dasar D menunjukkan harga 2 sedang skala bantu Cmenunjukkan harga 48 (Gambar 2), maka panjang benda adalah :2 mm 0,48 mm 0,21 mm 2,69 mm.Catatan : Spesifikasi Mikrometer yang digunakan adalah ;1. Satuan terkecil skala dasar 0,01 mm2. Satuan terkecil skala bantu 1 mm9

3. Tiap putaran skala bantu E (360o) 0,5 mm4. Pembacaan skala bantu dari 0 sampai 0,5 mmGambar 2. Mikrometer2.3 NERACA TEKNISNeraca teknis digunakan untuk mengukur berat benda secara teliti.Cara menggunakan neraca teknis :1. Perhatikan batas maksimum dan minimum neraca teknis ini.2. Sebelum menimbang periksa dahulu kedudukan neraca, apakahsudah berdiri tegak (dengan melihat bandul A) dan praktikan dilarangmerubah skrup pengatur B.3. Pada umumnya jarum gandar C, tidak dapat berhenti karena pengaruhdari luar (angin). Karena itu dianjurkan untuk menggunakan neracadalam ruang tertutup.4. Dalam penimbangan, letak anak timbangan di sebelah kanan danbenda yang ditimbang di sebelah kiri (Standar Laboratorium).5. Pada saat meletakkan atau mengambil anak timbangan hanyadiperbolehkan apabila jarum gander C berhenti berayun.6. Anak timbangan tidak boleh dipegang dengan tangan dan dianjurkandengan penjepit.7. Zat yang dapat merusak pinggan neraca dilarang diletakkan dipinggan.10

8. Pada saat melepas penahan (D) usahakan agar simpangan jarumtidak terlalu besar.9. Penimbangan dianggap tepat bila jarum C tepat pada titik nol.BBCKiriKananAEEDGambar 3. Neraca Teknis11

BAB IIICARA PERHITUNGAN RALAT3.1 Fenomena dalam PengukuranPengukuran merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaranfisis yang diukur. Informasi yang diperoleh dapat berupa nilai dalam bentukangka (data kuantitatif) maupun berupa pernyataan yang merupakan sebuahsimpulan (data kualitatif). Dalam konteks ilmiah, pengukuran dalam lingkuppercobaan di laboratorium sering menghasilkan kemiripan data yangdigunakan untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Oleh karena itu seorangeksperimentalis harus selalu sadar sampai seberapa jauh kualitas atauketangguhan kesimpulannya dan hal ini berarti bahwa ia harus menyatakanketelitian dari kesimpulannya. Untuk mengatasi hal tersebut, seorangeksperimentalis melakukan eksperimen tidak hanya sekali agar mempunyaijangkauan ketelitian yang dapat dipercaya dan masuk akal. Pengulangandalam eksperimen dengan perbaikan berbagai teknik dan metode akanmenghasilkan secara bertahap dan mendekati kesimpulan yang dapatditerima dan dipercaya untuk menjadi gambaran hasil eksperimen. Sebagaicontoh yang terdapat dalam bidang-bidang baru dari ilmu Fisika, seseorangmelakukan banyak pengukuran untuk membandingkan berbagai macamteori.3.2 Akurasi (Accuracy) dan Presisi (Precession)Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu perbedaan antaraakurasi dan presisi. Suatu alat ukur dikatakan tepat jika mempunyai akurasiyang baik, yaitu hasil ukur menunjukkan ketidakpastian yang kecil.Keakuratan sebuah eksperimen diukur dari seberapa dekat hasil ukur dengannilai sebenarnya. Dalam hal ini sebelum sebuah alat ukur digunakan, harusdipastikan bahwa kondisi alat sudah dalam keadaan terkalibrasi dengan baik.Kalibrasi yang buruk akan menyebabkan ketidakpastian hasil ukur menjadibesar. Sedangkan sebuah alat ukur dikatakan presisi jika untuk pengukuran12

besaran fisis tertentu yang diulang maka alat ukur tersebut mampumenghasilkan hasil ukur yang sama seperti sebelumnya. Kepresisianeksperimen diukur dari seberapa baik hasil yang ditetapkan, tanpa referensiyang sesuai dengan nilai sebenarnya. Perbedaan antara pengukurankeakuratan dan kepresisian ditunjukkan pada Gambar 4. Terlihat jelas siansecarabersamaan untuk percobaan apapun.Y(a)(b)3210123456XGambar 4. Ilustrasi perbedaan antara presisi dan akurasi (a) Presisi tetapi data tidakakurat (b) akurat tetapi data tidak presisi. Nilai sebenarnyadirepresentasikan berupa garis lurus.3.3 Cara Perhitungan RalatRalat/ketidakpastian selalu muncul dalam sebuah pengukuran. Ralatini muncul baik karena keterbatasan alat ukur yang berpengaruh pada presisidan akurasi alat, atau juga karena kondisi (lingkungan dll) pengukuran yangkurang mendukung. Kesalahan yang dikenal dengan istilah ralat (error)didefinisikan sebagai selisih (difference) antara hasil ukur (hasil pengamatan)dan hasil sebenarnya. Perlu dicermati bahwa pengertian ralat bukan berartikita salah mengukur, tetapi lebih menggambarkan deviasi hasil baca alat ukurterhadap nilai “benar” besaran fisis yang diukur. Dalam hal ini kita tidakmengetahui nilai “benar” dari apa yang kita ukur, namun kita dapatmemperkirakan dengan eksperimen awal maupun prediksi teori. Perkiraantersebut dapat mengindikasikan bahwa besarnya hasil yang ditawarkan13

mendekati kebenaran, tetapi kita harus menentukan cara sistematis dari datadan kondisi eksperimen itu sendiri terhadap seberapa besar kepercayaan kitaterhadap hasil eksperimen. Oleh karena kita tidak mengetahui nilai “benar”tersebut maka hasil ukur yang kita peroleh dapat dinyatakan dalam bentukrentang (interval) hasil busipadaralat/ketidakpastian dapat dikelompokkan dalam dua kelas ralat, yaitu :1. Ralat Sistematis (Systematic Error)2. Ralat Acak (Random Error)3.3.1 Ralat Sistematis (Systematic Error)Ralat ini digunakan untuk sumber-sumber kesalahan yang timbulnyadapat dipelajari secara sistematis, dapat diprediksi, dan bahkan dapatdihilangkan. Keakuratan eksperimen sebagaimana dijelaskan sebelumnyasecara umum tergantung sebaik apa kita dapat mengontrol systematic error.Kesalahan dapat membuat hasil kita berbeda dari nilai sebenarnya denganhasil yang diperoleh. Hal tersebut bisa berasal dari hasil kalibrasi peralatanyang rusak atau kesalahan dari pengamat. Hal tersebut harus diperkirakandari analisis kondisi dan teknik eksperimen. Bagian detail eksperimen harusdiperhatikan untuk memahami dan mengurangi sumber systematic error.Misalnya :a. Jarum penunjuk Ampermeter yang seharusnya menunjukkan angka 0 Asaat tidak ada arus, ternyata menunjukkan angka 0,5 A. Maka harus adakoreksi titik nol sebesar -0,5 A. Bila alat digunakan untuk mengukur arusmaka arus yang sebenarnya arus terbaca koreksi titik nol.b. Jangka sorong dan Mikrometer sering tidak menunjukkan titik nol.c. Pembacaan Barometer air raksa perlu koreksi pembacaan karena adanyapemuaian air raksa.d. Mistar yang digunakan mengukur besaran panjang, mungkin skalanyatidak teratur, atau mungkin suhu peneraan mistar tidak sama dengan suhupada saat pengukuran dilakukan.14

Dalam pekerjaan kita selalu melakukan koreksi terhadap ”systematic error”walaupun ralat ini tidak perlu masuk perhitungan, namun ralat ini tetap perludituliskan.3.3.2 Ralat Acak (Random Error)Sesuai dengan namanya, tipe ralat ini terjadi secara acak (berfluktuasisecara statistik) pada hasil ukur. Nilai besaran fisis yang diukur bervariasi disekitar nilai benar, menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai benartersebut. Ralat tipe ini dapat dikurangi pengaruhnya (bukan dihilangkan)dengan melakukan pengukuran secara berulang-ulang beberapa kalisehingga kita dapat memperoleh rata-rata hasil pengukuran yang presisi.Kepresisian eksperimen sebagaimana dijelaskan sebelumnya secara umumtergantung sebaik apa kita dapat mengatasi random error.Sumber dari ralat ini tidak dapat kita ikuti dan kita kendalikan karenasifatnya muncul secara alamiah (tidak disengaja) dan sesuatu yang melekat(inherent) pada saat pengukuran. Ralat tipe ini umumnya bernilai kecil dantidak dapat diperkirakan secara tepat berapa nilainya saat pengukurandilakukan. Ralat ini harus selalu dicantumkan dalam hasil pengukuran.Contoh :Hasil pengukuran panjang batang logam adalah :Pengukuran KePanjang x x x x x 2120,1 m 0,1 m0,01 m2220,0 m0,0 m0,00 m2320,2 m 0,2 m0,04 m2419,8 m-0,2 m0,04 m2519,9 m-0,1 m0,01 m2Rata-rata x 20,0 m x x 2 0,10 m215

x x 2 Ralat Mutlak : n(n 1) 12dimana : n jumlah pengukuran 0,10 5(5 1) 12 0,005 m 0,0707 m 0,07 mRalat Nisbi:Keseksamaan : K 100 - IK 100 - 0,4 %K 99,6 %Hasil Pengukuran : Hasil rata-rata Ralat mutlakMisalnya :Panjang batang logam (20,00 0,07) m.Jadi, panjang batang logam sebenarnya terletak antara (20,00 – 0,07) mdan (20,00 0,07) m.Bila pengukuran hanya dilakukan 1 kali maka ralat mutlak adalah setengahharga skala terkecil alat.Keterangan :Dalam menuliskan Ralat mutlak diambil hanya satu angka yang bukan noldi belakang koma. Angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan lebihkecil dari 5 diabaikan. Jadi 0,0707 dibulatkan menjadi 0,07.16

Ralat Hasil Perhitungan Harga TerkecilUntuk menentukan ralat hasil perhitungan dari hasil pengukuran haruskita perhatikan beberapa hal, misalnya kita akan mengukur besar f yang akandidapat dengan jalan mengukur besaran x dan y. Dikatakan f merupakanfungsi x dan y f f(x,y) . Menurut Kalkulus, untuk f f (x,y) berlaku :df f fdx x xDalam perhitungan ralat diperoleh : f f fΔx Δy x yRalat dari f ditimbulkan oleh ralat dari x dan y. Apabila x dan y merupakanralat mutlak x dan y maka,f x y f x yf x–y f x - yf x.y dimana f ralat mutlak hasil perhitunganf harga rata-rata.Contoh 1 :Bila, dimana x, y, z adalah besaran yang diukur denganralat mutlak masing-masing x, y, dan z.Penyelesaian :ΔMΔxΔy Δz 2 MxyzSehingga diperoleh : Δx Δy Δz M M 2yz xContoh 2 :Hasil perhitungan volume tabung adalah :Volume (V) r2 lJari-jari (r) (65,00 0,02) cm.17

Panjang (l) (10,00 0,03) cm.Artinya r 65,00 cm, r 0,02 cm dan l 10,00 cm, l 0,03 cm.Penyelesaian : Ralat Mutlak (V) dapat dihitung :ΔVΔr Δl0,020,03 2 2 0,08 0,03Vrl65,00 10,00ΔV 0,011VV .(65,00)2.(10,00) 785,00 cm3 V 785,00 . 0,011 8,635 cm3Jadi volume tabung (785 9) cm3 Ralat NisbiDengan pembulatan maka I 1 % Keseksamaan K 100 % - 1 % 99 %Ringkasan :Dalam mencantumkan hasil pengukuran harus disertai :1. Ralat Sistematis (apabila ada)2. Ralat Mutlak : x x 2 Δx n n 1 12Dimana : n jumlah pengukuranx harga rata-rata3. Ralat Nisbi : %4. Keseksamaan : 100% - ralat nisbi %18

Langkah - langkah Membuat Grafik1. Grafik harus dibuat pada kertas millimeter dan titik pada grafik harusdiberi tanda yang jelas : O, o, dsb (sesuai kesepakatan asisten).2. Besar skala dan letak titik nol harus dibuat sedemikian rupa sehinggagrafik mudah dibaca dan dimengerti. Artinya skala absis skalaordinat dan letak titik nol di pusat sumbu se

Ada sepuluh jenis percobaan yang terdapat di laboratorium fisika dasar untuk mendukung matakuliah Fisika Dasar I dengan capaian pembelajaran dan sub capaian pembelajaran dtunjukkan pada sub bab 1.4. Selama melaksanakan praktikum di Laboratorium Fisika Dasar ada beberapa hal yang perlu praktikan perhatikan, antara lain : 1.

Related Documents:

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II 4 g. Membuat kesimpulan h. Menulis abstrak praktikum dengan benar Di samping itu, mahasiswa harus bisa bekerja sama dengan kelompoknya dan melaksanakan praktikum secara tertib dan disiplin. 3. Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar Secara teknis, pelaksanaan kegiatan Praktikum Fisika Dasar dibagi dalam tiga tahap.

Praktikum Biologi Sel merupakan salah satu praktikum yang mendasari praktikum pada mata praktikum yang lain seperti Praktikum Teknik Analisa Biologi Molekuler, Praktikum Kultur Jaringan dan Sel Hewan serta Praktikum Imunologi. Petunjuk Praktikum Biologi Sel ini disusun sejak tahun akademik 2004/2006 yang saat itu hanya memuat tiga materi.

Dasar-dasar Agribisnis Produksi Tanaman 53. Dasar-dasar Agribisnis Produksi Ternak 54.Dasar-dasar Agribisnis Produksi Sumberdaya Perairan 55. Dasar-dasar Mekanisme Pertanian 56. Dasar-dasar Agribisnis Hasil Pertanian 57. Dasar-dasar Penyuluhan Pertanian 58. Dasar-dasar Kehutanan 59. PertanianDasar-dasar Administrasi

langkah yang harus dilakukan untuk melaksanakan praktikum Fisika Dasar II. Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak atas terwujudnya petunjuk praktikum Fisika Dasar II, kepada 1. Bapak Dekan FMIPA yang telah memberi kesempatan kepada penulis u

kuliah Praktikum fisika dasar II dan hasil analisis materi pada modul Praktikum Fisika Dasar II dan SAP Fisika Dasar II yang telah dilakukan ditemukan beberapa hambatan yang dialami saat praktikum fisika dasar II antara lain: a) jika terjadi pemadaman listrik maka alat-alat praktiku

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2003 . Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I 2 KATA PENGANTAR Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga revisi buku Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I ini dapat diselesaikan sesuai dengan permintaan. Buku petunjuk praktikum ini merupakan pedoman mahasiswa dalam

UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011 . . untuk melengkapi petunjuk praktikum multimedia. Petunjuk praktikum ini berisi langkah-langkah melakukan pemeriksaan pada hewan besar khususnya ruminansia. Petunjuk praktikum ini terbagi menjadi pemeriksaan dasar yang . Goyangkan termometer sehingga cairan skala berada di

Prof. Andreas Wagner Karlsruhe Institute of Technology (KIT) Published: April 2014 Third edition: May 2015 2. The significance of thermal insulation Arguments aimed at overcoming misunderstandings 3. 4 Preamble. The energy renovation of existing build-ings represents a key component of the “Energiewende” (energy revolution). The building envelope and the system technology used within the .