NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WEDHATAMA KARYA .

3y ago
88 Views
4 Downloads
4.26 MB
141 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Sasha Niles
Transcription

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WEDHATAMAKARYA KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYAMANGKUNEGARA IVSKRIPSIDiajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syaratguna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)dalam Ilmu Tarbiyah dan KeguruanOleh :RENI ASTUTINPM : 1411010376Jurusan Pendidikan Agama IslamFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG1439 H/2018 M

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WEDHATAMAKARYA KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYAMANGKUNEGARA IVSKRIPSIDiajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syaratguna Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)dalam Ilmu Tarbiyah dan KeguruanOleh :RENI ASTUTINPM : 1411010376Jurusan Pendidikan Agama IslamPembimbing IPembimbing II: Dr.H.Agus Jatmiko M.Pd: Dr.Safari Daud M.Sos.IFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG1439 H/2018 Mi

ABSTRAKNILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SERAT WEDHATAMAKARYA KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYAMANGKUNEGARA IVOleh:RENI ASTUTI 1411010376Berdasarkan latar belakang, skripsi yang peneliti lakukan dapat memberikanpengalaman hidup dan nilai-nilai yang baik bagi pembacanya. Rumusan masalah daripenelitian adalah bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Serat Wedhatamakarya KGPAA Mangkunegara IV. Tujuan dari penulisan skripsi adalah untukmendeskripsikan nilai-nilai pendidikan akhlak yang termaktub dalam SeratWedhatama karya KGPAA Mangkunegara IV. Adapun kegunaan dari hasil penelitianini dapat digunakan sebagai salah satu bahan kajian penelitian tentang nilai-nilaipendidikan akhlak pada karya sastra yang berbentuk serat.Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif, sedangkanjenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research) dengan sumberdata primer Sumber utama yaitu Sri Mangkunegoro IV, WEDATAMA diIndonesiakan oleh s.p Adhikara Yogyakarta: CV. Bina Usaha. 1983 dan SeratWedhatama Karya KGPAA Mangkunegara IV yang telah diterbitkan kembali olehpenerbit Dahara Prize , Semarang pada tahun 1989. Metode pengumpulan data adalahmetode dokumentasi. Metode analisis data dengan menggunakan metode contentanalysis dan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seratwedhatama karya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV berisitentang landasan pembinaan akhlak, yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist yaituperintah untuk mencontoh nabi.Serat wedhatama di dalamnya terdapat berbagai macam metode pembinaanakhlak yaitu mengendalikan hawa nafsu (dengan cara bertapa,semedi dan puasa),meneladadi leluhur dan mencari guru yang pandai. Adapun pendidikan akhlak yangterdapat dalam serat wedhatama yaitu pengendalian diri dari sifat egois, pengendaliandiri dari berbicara dari yang tidak bermanfaat, pengendalian diri dari sifat sombong,lila(ikhlas), narima (menerima), sabar dan rendah hati (tawadhu). Sedangkan tujuanpendidikan akhlak dalam serat wedhatama yaitu untuk membentuk manusia yangberbudi pekerti luhur.ii

MOTTO)١٢( يرا ََْ ْ ّللاْ َواليَو َْمْاْل ِخ َْرْ َو َذ َك َْر ََْ ْ سنَةْْلِ َمهْْ َكانَْْيَر ُجو َِْ ْ سو ِْل ً ِ ّللاْ َكث َ ّللاْأُس َوةْْ َح ُ لَقَدْْ َكانَْْلَ ُكمْْفِيْ َر Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yangbanyak mengingat Allah.(QS.Al-Ahzab: 21)1Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani.Ki Hadjar Dewantara1Al-Aliyy, Al-Qur’an dan terjemahnya (Bandung:Diponegoro,2005), h.336.v

PERSEMBAHANKarya sederhana ini peneliti persembahkan kepada:1. Bapak Salim dan Ibu Hartini tercinta yang telah mendukung ananda menujukesuksesan.2. Al-ustadz Drs.H.Moh.Yamin selaku pimpinan pondok pesantren Madinah.3. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung.vi

RIWAYAT HIDUPReni Astuti adalah anak tunggal dari pasangan Bpk.Salim dan Ibu Hartini.Lahir di Wana,25 April 1994 M, tepatnya di desa Wana, Kec.Melinting, KabupatenLampung Timur, yang menempuh pendidikan: TK PGRI 2 WANA tahun 1999-2000M , SDN 2 WANA tahun2000-2006 M , SMP N 1 MELINTING tahun 2006-2009 M, MA AL-MADINAH tahun 2009-2012 M , Ponpes Modern AL-MADINAH tahun2009-2013 M . Dan mengabdi satu tahun dalam pengembangan pembelajaran diPonpes AL-MADINAH tahun ajaran 2013/2014 M. Dan saat ini menempuh study diUIN RADEN INTAN LAMPUNG pada tahun 2014- sekarang.Selama menempuh jenjang pendidikan SMP–MA, peneliti aktif dalamkegiatan OSIS dan PRAMUKA. Dalam mengemban amanah organisasi OSIS,Peneliti menjabat sebagai Ketua OSIS periode 2008/2009 M. Dan KetuaKO’ORDINATORPRAMUKA di Ponpes MADINAH Lampung Timur padaperiode 2012-2013 M. Dan mengikuti KMD (Kursus Mahir Dasar) pada tahun 2011M sebagai syarat menjadi pembina pramuka. Dan prestasi yang diraih oleh penelitiyaitu juara I Majalah Dinding se-Provinsi Lampung, Juara I Seni tari Bedana seLampung, dan juara II Tari Bedana tingkat Nasional di Batam Kep.Riau pada tahun2012 M. Dan peneliti aktif dalam kegiatan organisasi Bapinda dan KAMMI padatahun 2014-2015 M.vii

KATA PENGANTARDengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,denganmemanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat,hidayah dan bimbingan-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Serat Wedhatama Karya Kanjeng GustiPangeran Adipati Arya Mangkunegara IV”. Sholatan wasalaman ilaa habibinaMuhammad SAW yang menjadi Uswatun Hasanatun, suri tauladan bagi umat nya.Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi danbantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan rasa hormat dan rendah hati penelitimenghaturkan terimakasih kepada :1. Prof.Dr.Chairul Anwar,M.Pd Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUniversitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.2. Dr. Imam Syafe’i, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama IslamFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden IntanLampung.3. Dr.H.Agus Jatmiko M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuhkesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan dan dorongansemangat dalam penyelesaian penulisan skripsi.viii

4. Dr.Safari Daud M.Sos.I selaku Wali studi yang begitu sabar dalammengarahkan peneliti.5. Para dosen dan staff pengajar di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang telahmembekali ilmu sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.6. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkansatu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi inibermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.Bandar Lampung,PenelitiReni AstutiNPM.1411010376ix2018 M

DAFTAR ISIHalamanJUDUL . iABSTRAK . iiPERSETUJUAN . iiiPENGESAHAN . ivMOTTO . vPERSEMBAHAN . viRIWAYAT HIDUP . viiKATA PENGANTAR . viiiDAFTAR ISI . xBAB I:PENDAHULUANA. Penegasan Judul . 1B. Alasan Memilih Judul . 2C. Latar Belakang Masalah . .4D. Rumusan Masalah . 9E. Tujuan Penelitian . 9F. Kegunaan Penelitian . 9G. Metode Penelitian . 10BAB II: LANDASAN TEORIA. Pengertian Pendidikan Akhlak. 14B. Macam-Macam Akhlak . 20C. Dasar Akhlak . 28D. Tujuan Akhlak . 29E. Metode Pendidikan Akhlak . 31F. Pengertian Serat Wedhatama . 36G. Tinjauan Pustaka . 38x

BAB III: KGPAA MANGKUNEGARA IV DAN SERAT WEDHATAMAA. Biografi KGPAA Mangkunegara IV . 481. Prestasi KGPAA Mangkunegara IV. 542. Karya-Karya KGPAA Mangkunegara IV . 583. Latar Penulisan Serat Wedhatama . 61B. Serat Wedhatama . 641. Arti Serat Wedhatama . 642. Ringkasan Isi Serat Wedhatama . 643. Naskah Serat Wedhatama . 69BAB IV: ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK SERAT WEDHATAMAKARYA KGPAA MANGKUNEGARA IVA. Analisis Landasan Pendidikan Akhlak dalam Serat Wedhatama . 79B. Analisis Metode Pembinaan Akhlak dalam Serat Wedhatama. 801. Mengendalikan Hawa Nafsu . 812. Mencari Guru yang Pandai . 963. Meneladani Leluhur . 984. Membiasakan Membersihkan Jiwa . 100C. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Serat Wedhatama KaryaKGPAA Mangkunegara IV . 1021. Pengendalian Diri dari Sifat Egois . 1032. Pengendalian Diri dari Bicara Tidak Bermanfaat . 1053. Pengendalian Diri dari Sifat Sombong . 1074. Rendah Hati (Tawadlu’) . 1095. Sabar . 1116. Lila . 1147. Narima . 115D. Analisis Tujuan Pembinaan Akhlak dalam Serat Wedhatama . 116BAB V: PENUTUPA. Kesimpulan . 122B. Saran . 124DAFTAR PUSTAKA . 125xi

1BAB IPENDAHULUANA. PENEGASAN JUDULAgar dalam pembahasan masalah ini tidak menimbulkan persepsi yangberbeda dengan yang peneliti maksudkan, maka peneliti berusaha menegaskanbeberapa istilah yang dimaksudkan dalam judul skripsi ini yaitu:a. NilaiNilai adalah harga, ukuran : angka yang mewakili prestasi, sifat-sifatpenting yang berguna bagi manusia dalam menjalani hidupnya. 1b. Pendidikan AkhlakPendidikan akhlak adalah pendidikan tentang prinsip-prinsip akhlakmulia yang harus diketahui, difahami, dihayati dan kemudian dipratekkan olehsetiap anak dalam kehidupan sehari-hari. Caranya dengan membiasakanberkata dan bertindak benar, berlaku jujur, dapat dipercaya, patuh kepadaorang tua, menyayangi orang lain, selalu berusaha meminta maafdanmemberikan maaf, menghormati orang lain, menghormati tamu, menolongorang lain yang membutuhkan pertolongan, berbuat baik kepada kawankawannya dan lain sebagainya.2 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik1Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,2005), h.782.2Imam Suraji, Etika dalam Perspektif al-Quran dan al-Hadits (Jakarta: Pustaka al-Husna,2006), h.41.

2secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dannegara.3c. Serat WedhatamaSerat Wedhatama mengandung makna yang sangat dalam sekali yangartinya:SeratadalahKitab, adapunWedhatamamengandung artiPengetahuan yang Utama, untuk dapat kiranya memiliki budi atau jiwa yangutama/luhur bagi setiap insan di dunia. Serat Wedhatama terdiri atas 100 baityang masuk dalam lima pupuh :pangkur, sinom, pucung, gambuh dansinom.4Penelitian ini akan mengkaji bait-bait dalam Serat Wedhatama yangberkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan. Yaitu bait 1, bait 3, bait 4,bait 5, bait 8, bait 10, bait 11, bait 13, bait 14, bait 15, bait 16, bait 17, bait 24,bait 31, dan bait 43.B. ALASAN MEMILIH JUDULMenetapkan judul dalam suatu karya ilmiah, harus didasari denganalasan-alasan yang logis dan ilmiah sehingga dalam pembahasannya nanti tidak3UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depok: Media WacanaPress, 2003), h.9.4Sabdacarakatama, Serat Wedhatama (Yogyakarta: NARASI,2010) h. 7.

3terjadi tumpang tindih. Judul ini cukup menarik bagi pemilik untukmembahasnya serta menelitinya dengan pertimbangan sebagai berikut :1.Serat Wedhatama mengandung makna yang sangat dalam sekali yangartinya : Serat adalah kitab, adapun wedha mengandung arti pengetahuan,dan Tama ialah utama. Maka serat Wedhatama bermakna kitabpengetahuan yang utama, untuk dapat kiranya memiliki budi atau jiwayang utama/luhur bagi setiap insan.2.Pendidikan akhlak sangatlah penting bagi perkembangan manusia karenadengan adanya pendidikan akhlak kehidupan manusia menjadi lebih baikdan sejahtera yang dapat mewujudkan manusia yang berpendidikan, yaitumanusia paripurna (insan kamil). Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya,sejahtera rusaknya suatu bangsa dan masyarakat, tergantung kepadabagaimana akhlaknya.3.Pendidikan akhlak seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan,kebiasaan serta apa yang ia pelajari. Sumber bacaan seperti kitab, karyasastra atau buku yang telah dipelajari juga mempengaruhi tingkah lakuatau akhlak seseorang, terutama apabila isi dari sumber bacaan tersebutsangat menarik, memiliki nilai-nilai yang dapat diaplikasikan dalamkehidupan sehari-hari.

4C. Latar belakang MasalahKeberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanyaditentukan oleh melimpahnya sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan olehkualitas sember daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bangsayang besar dapat dilihat dari kualitas/ karakter bangsa (manusia) itu sendiri. 5Untuk membentuk kualitas atau karakter sebuah bangsa (manusia) tentunyamembutuhkan proses pendidikan yang tidaklah mudah, pendidikan harusmencakup berbagai nilai, diantaranya nilai moral, etika, dan akhlak. Pendidikantidak hanya mendidik untuk menjadi manusia yang cerdas, tetapi jugamembangun kepribadiannya agar berakhlak mulia.6Penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai pendidikan akhlak untukmencegah terjadinya tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yangberlaku di masyarakat. Akhlak yang dimiliki oleh seseorang bukan merupakansuatu yang dibawa sejak lahir, dan bukan pula merupakan suatu yang bersifattetap, tetapi suatu yang berubah, berkembang dan harus dibentuk melalui prosesdan waktu yang cukup lama. Demikian juga halnya dengan akal pikiran.Pendidikan harus mempunyai tiga unsur yakni kognitif, afektif danpsikomotorik. Akan tetapi, pada pelaksanaannya unsur afektif ggaterjadibanyakAbdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam Cet. Ke-1 (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h.2.6Ahmad Muhaimin Azzer, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi PendidikanKarakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa Cet. Ke-1 (Yogyakarta: Ar RuzzMedia, 2011), h.15.

5penyimpangan akhlak pada generasi masa kini. Sebagai contoh dari catatanKomisi Perlindungan Anak (Komnas Anak) mencatat ada 229 kasus tawuranpelajar sepanjang Januari-Oktober tahun 2014. Jumlah ini meningkat 44 persendibanding tahun lalu yang hanya 128 kasus. Dalam 229 kasus kekerasanantarpelajar SMP dan SMA itu, 19 siswa meninggal dunia. 7Tentunya ini mengindikasikan terjadinya penurunan akhlak dikalanganpelajar saat ini. Penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai pendidikanakhlak untuk mencegah terjadinya tindakan yang tidak sesuai dengan normanorma yang berlaku di masyarakat. Akhlak yang dimiliki oleh seseorang bukanmerupakan suatu yang dibawa sejak lahir, dan bukan pula merupakan suatu yangbersifat tetap, tetapi suatu yang berubah, berkembang dan harus dibentuk melaluiproses dan waktu yang cukup lama.Pendidikan akhlak menjadi urgent karena dengan ini diharapkan manusiaakan mempunyai pegangan dalam berbuat, berperilaku, berpikir, Dengandemikianpendidikan akhlak yang diajarkan pada anak akan membentuk kepribadian anakyang sesuai dengan syariat Islam dan norma yang berlaku sehingga tidakmenyalahi pedoman yang telah diterapkan oleh nilai-nilai etik kemasyarakatandan awuran-sekolah-jakarta-naik-44-persendiakses tanggal 20 September 2017 Jam 20:45 WIB.

6Indonesia sesungguhnya mempunyai kebudayaan yang tinggi danadiluhung warisan nenek moyang yang ajaran-ajarannya tidak kalah pentingdengan ajaran-ajaran, teori-teori, dan faham dari Barat. Salah satunya adalahSerat Wedhatama. Serat Wedhatama merupakan salah satu kitab Jawa Kuno(kitab piwulang dan piweling) yang sangat popular dikalangan masyarakat Jawa.Dalam Serat Wedhatama terdapat piwulang dan piweling luhur yang berisitentang konsep ketuhanan, kemasyarakatan dan kemanusiaan. Wedhatama darikata “wedha” berarti ilmu dan “tama” berarti utama, “wedhatama” pengetahuanyang utama.8Sehingga Wedhatama pada zamannya sangat terkenal. Bukan saja didalam lingkungan istana Mangkunegaran saja tetapi juga istana Kasunananmaupun Kasultanan Yogyakarta. Bahkan Wedhatama dikenal dan dihafal sampaipelosok-pelosok desa yang berbahasa Jawa, meskipun hanya satu dan dua baittetapi mereka itu hafal luar kepala. Sehingga Wedhatama merupakan sebuahfalsafah atau petunjuk hidup. Serat Wedhatama terdiri atas 100 bait yang masukdalam lima pupuh.9 Pupuh pertama adalah pangkur10 yang terdiri atas 14 bait,berisi nasihat-nasihat dan ajaran dasar dalam menghadapi hidup agar manusia8https://www.google.co.id/url?sa t&source web&rct j&url https://seowaps.wordpress.com/2014/03/17/ ( Anjar Any, MenyingkapSerat Wedotomo (Semarang: Aneka Ilmu, 1986), h. 77).9Pupuh adalah kumpulan tembang puisi yang sejenis dan isi yang disampaikan antara satudan lainnya saling berhubungan. Dhanu Pr

ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan kajian penelitian tentang nilai-nilai pendidikan akhlak pada karya sastra yang berbentuk serat. Pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif, sedangkan . Serat Wedhatama mengandung makna yang sangat dalam sekali yang artinya: Serat adalah Kitab, adapun Wedhatama mengandung arti

Related Documents:

Akhlak merupakan hal mendasar yang memiliki urgensi dalam kehidupan. Akhlak juga merupakan permasalahan yang sangat penting karena menjadi identitas bagi suatu bangsa. Oleh sebab itu, agama memiliki peran penting dalam mengendalikan akhlak atau moral seseorang dan juga harus bisa merealisasikannya dalam kehidupan

MTs Madrasah Tsanawiyah N Nilai Keluaran Nilai-nilai yang diperhatikan oleh para stakeholders Nilai Masukan Nilai-nilai yang dibutuhkan dalam diri setiap pegawai, dalam rangka mencapai keunggulan Nilai Proses Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam bekerja, dalam rangka mencapai dan mempertahankan kondisi yang diinginkan

20 Zahrudin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persda, 2004), hlm. 14. 27 Islam memandang bahwa akhlak sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, bahkan Islam menegaskan akhlak merupakan misinya yang paling utama. Rasulullah saw. b

pendidikan karakter melalui program ekstrakurikuler pramuka dilakukan dengan beberapa cara, yaitu melalui kegiatan upacara, latihan rutin, permainan/ outbond dan perlombaan. Nilai-nilai karakter yang ada di dalam kegiatan upacara yaitu kedisiplinan, religius, dan tanggung jawab. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam

b. isi serat wedhatama. 34 c. naskah serat wedhatama. 44 bab iii kajian teoritik nilai materi pendidikan akhlak untuk penguat pendidikan karakter dalam serat wedhatama karya k.g.p.a.a mangkunegara iv

Tabel 4.12 : Analisis Data Tentang Pengaruh Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Terhadap Perilaku Filantropi Siswa Kelas X Yang Berasal Dari SMP Tabel 4.13 : Rumus Product Moment Tabel 4.14 : Signifikansi Hubungan Antara Variable X (Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji) dengan Variable Y

Hamzah Fansuri. 2. Pembahasan Naskah Syair Perahu karya Hamzah Fansuri ini terdapat bermacam-macam nilai agama diantaranya nilai tauhid, nilai akidah, dan nilai akhlak. Untuk penggunaan nilai tauhid yang terdapat di dalam Syiar Per

Leadership is a new requirement and is defined in its own section within the new ISO 14001:2015 standard. This means that top management throughout the organisation are expected to take a more hands on approach to the EMS. This will ensure companywide motivation and commitment towards goals, a continued focus on improvement, and the effectiveness of the EMS. Clause 6. ‘Planning’ - Risk and .