BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Diponegoro University

3y ago
47 Views
3 Downloads
1.11 MB
90 Pages
Last View : 25d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Elisha Lemon
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Limbah Cair DomestikLimbah domestik atau limbah rumah tangga terdiri dari pembuangan air kotor darikamar mandi, kakus dan dapur. Kotoran-kotoran itu merupakan campuran dari zat-zat bahanmineral dan organik dalam banyak bentuk, termasuk partikel-partikel besar dan kecil, bendapadat, sisa-sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung dan dalam bentuk kolloid dansetengah kolloid (Martopo, 1987). Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 112Tahun 2003 yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dariusaha dan atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran,perniagaan, apartemen dan asrama.Pada dasarnya limbah adalah bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasilaktivitas manusia maupun proses-proses alam atau belum mempunyai nilai ekonomi bahkandapat mempunyai nilai ekonomi yang positif termasuk limbah domestik. Menurut sumbernyalimbah dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) limbah domestik (rumah tangga) yang berasaldari perumahan, perdagangan, dan rekreasi; (b) limbah industri; dan (c) limbah rembesan danlimpasan air hujan. Sesuai dengan sumbernya maka limbah mempunyai komposisi yangsangat bervariasi bergantung kepada bahan dan proses yang dialaminya (Sugiharto, 1987).Penanggulangan pencemaran limbah domestik, terutama yang berasal dari rumahtangga sangatlah pelik. Di satu sisi jumlah limbah terus bertambah dengan naiknya jumlahpenduduk, disisi lain kemampuan penjernihan air dan tempat pembuangan sampah makinterbatas serta rendahnya pendidikan dan kebiasaan menggunakan air tercemar dalamkegiatan sehari-hari (Soemarwoto, 1983).15

Di dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidupdisebutkan bahwa daya dukung adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentangperkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera memerinci daya dukunglingkungan menjadi tiga yakni daya dukung lingkungan alam, daya tampung lingkunganbinaan dan daya tampung lingkungan sosial. Kedua undang-undang ini tidak memerincilebih jauh bagaimana daya dukung itu diukur atau dihitung (Sudharto, 2005).Limbah domestik yang masuk ke perairan terbawa oleh air selokan atau air hujan.Bahan pencemar yang terbawa antara lain feses, urin, sampah dari dapur (plastik, kertas,lemak, minyak, sisa-sisa makanan), pencucian tanah dan mineral lainnya. Perairan yang telahtercemar berat oleh limbah domestik biasanya ditandai dengan jumlah bakteri yang tinggidan adanya bau busuk, busa, air yang keruh dan BOD5 yang tinggi (Mutiara, 1999).Akibat yang ditimbulkan oleh limbah dapat bersifat langsung dan tidak langsung.Bersifat langsung misalnya, penurunan atau peningkatan “temperatur dan pH” akanmenyebabkan terganggunya hewan binatang atau sifat fisika atau kimia daerah pembuangan,sedangkan akibat tidak langsung adalah defisiensi oksigen. Dalam proses perombakanlimbah diperlukan oksigen yang ada di sekitarnya, akibatnya daerah pembuangan limbahkekurangan oksigen (Kasmidjo, 1991).Limbah cair ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu limbah cair kakus yang umumdisebut black water dan limbah cair dari mandi-cuci yang disebut grey water. Black wateroleh sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun sebagian dibuang langsung kesungai, sedangkan gray water hampir seluruhnya dibuang ke sungai-sungai melalui saluran(Mara, 2004).Sesuai dengan sumber asalnya, air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasidari setiap tempat dan setiap saat, tetapi secara garis besar zat yang terdapat di dalam airlimbah dikelompokkan seperti skema pada Gambar 1.16

Air limbahAir (99,9%)Bahan padatan (0,1%)Organik (70%)- Protein (65%)- Karbohidrat (25%)- Lemak (10%)Anorganik (30%)- Butiran- Garam- LogamGambar 1. Komposisi Limbah Domestik(Sumber : Tebbutt, 1998; Mara, 2004)Bahan polutan yang terkandung di dalam air buangan secara umum dapatdiklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu bahan terapung, bahan tersuspensi dan bahanterlarut. Selain dari tiga kategori tersebut, masih ada lainnya yaitu panas, warna, rasa, baudan radioaktif. Menurut sifatnya tiga kategori bahan polutan tersebut dapat dibedakansebagai yang mudah terurai secara biologi (biodegradable) dan tidak mudah terurai secarabiologi (non biodegradable). Adapun karakteristik limbah domestik menurut Mara (2004)dengan beban limbah cair hubungan dengan BOD5 dan COD disajikan pada Tabel 2 danmenurut Metcalf & Eddy (1979) pada Tabel 3.Tabel 2Hubungan Beban Limbah Cair antara BOD5 dan CODBebanLemahBOD5 (mg/l)COD (mg/l) 200 400Medium350700Kuat5001000 500 1500Sangat kuatSumber : Mara, 2004.17

Tabel 3Karakteristik Limbah Cair DomestikParameterKonsentrasi (mg/liter)KisaranRata-rataPadatan :-Terlarut250 – 850500-Tersuspensi100 – 350220-BOD110 – 400220-COD250 – 1000500-TOC80 – 290160Nitrogen :-Organik8 – 3515-NH312 - 50251 -533 – 105Fosfor :-Organik-Anorganik-Chlorida30 – 10050-Minyak dan Lemak50 – 150100-Alkalinitas50 – 200100Sumber : Metcalf & Eddy, 1979.Berdasarkan kegiatannya menurut Ligman et a.l (1974) dan Mara (1976) rata-ratakontribusi BOD per orang per hari di negara maju USA dan negara berkembang secara rincidapat dilihat pada Tabel 4.B. Arti Pentingnya AirAir merupakan bahan esensial bagi kelangsungan hidup organisme. Di sampingterdapatnya berbagai organisme yang hidup dalam air, manusia dan berbagai makhluk lainyang tidak hidup dalam air senantiasa mencari tempat dekat air supaya mudah mengambil airuntuk keperluan hidupnya.18

Tabel 4.Kontribusi Rata-rata BOD per orang per hariKegiatanUSANegaraberkembang%%Personal 2,5612,5Total78100,040100,0Garbage disposalLaundryToilet :Sumber : Ligman et a.l (1974) dan Mara (1976)Didalam tata kehidupan masyarakat, air memegang banyak peranan, untuk kebutuhankeluarga, untuk kebersihan desa atau kota, untuk irigasi dan menyiram tanaman, untukmenyejukkan udara, untuk keperluan industri dan lain-lain. Keluarga yang sederhanamemerlukan air rata-rata sekitar 90 liter/orang/hari, baik untuk mandi, mencuci, menyiramtanaman, memasak maupun untuk kebutuhan lain-lainnya. Jadi keluarga yang terdiri dari 5(lima) jiwa membutuhkan kira-kira 14 m3/bulan (Prawiro, 1983; Mutiara, 1999), sedangkanmenurut Mara (2004) menyatakan bahwa untuk keluarga di negara-negara berkembangmemerlukan air rata-rata sekitar 120 liter/orang/hari, sedangkan untuk keluarga menengah/sedang memerlukan air rata-rata sekitar 100 liter/orang/hari.Menurut Mara (2004), untuk timbulan limbah, faktor yang menentukan kekuatanlimbah cair domestik adalah BOD (jumlah limbah organik) yang diproduksi per orang/hariadalah bervariasi dan berbeda untuk setiap negara. Perbedaan yang terbesar adalah padakuantitas dan kualitas di badan limbah dari variasi makanannya. Besarnya nilai BOD yangdihasilkan di negara berkembang sebesar 40 gram BOD5 per orang/hari.19

Dalam pemanfaatan tertentu sumber-sumber air harus memenuhi kriteria mutu air yangbersangkutan. Dalam Surat Keputusan Gubernur Istimewa Yogyakarta No. 214/KPTS/1991tentang baku mutu lingkungan daerah, air pada badan air menurut peruntukannyadigolongkan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu :a) Golongan A, yaitu air yang diperuntukkan bagi air minum secara langsung tanpapengolahan terlebih dahulu;b) Golongan B, yaitu air yang diperuntukkan bagi air baku untuk diolah menjadi airminum dan keperluan rumah tangga dan tidak memenuhi syarat Golongan A;c) Golongan C, yaitu air yang diperuntukkan bagi keperluan perikanan dan peternakandan tidak memenuhi syarat Golongan A dan Golongan B;d) Golongan D, yaitu air yang dapat diperuntukkan bagi pertanian dan dapatdimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, listrik tenaga air dan tidak memenuhisyarat Golongan C, Golongan B dan Golongan A.Baku mutu air limbah domestik menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan HidupNo. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik yang terlampir pada keputusanini seperti pada Tabel 5. Baku mutu air limbah domestik daerah ditetapkan dengan PeraturanDaerah Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dari ketentuan pada Tabel 5. Disamping itu Pemerintah Kota Yogyakarta juga telah mengatur tentang Pengelolaan AirLimbah Domestik melalui Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 6 Tahun 2009.Tabel 5Baku Mutu Air Limbah DomestikParameterSatuanKadar Maksimum-6–9BODmg/l100TSSmg/l100Minyak dan Lemakmg/l10pH20

Limbah kota yang telah diolah dalam IPAL akan dibuang ke Sungai Bedog melalui pipabeton dan kanal atau saluran terbuka. Sungai Bedog termasuk dalam pengendalian satuan airlimbah Golongan II yang dinyatakan dalam Keputusan Gubernur Daerah IstimewaYogyakarta, nilai BOD keluaran (effluen) berada di bawah 50 mg/liter (Kimpraswil, 2008).Secara rinci Baku Mutu Air Limbah Golongan II yang ditetapkan adalah sebagai berikut.Tabel 6Baku Mutu Air Limbah Golongan IIParameterSatuanKadar MaksimumBODmg/l50CODmg/l100Suspended Solid (SS)mg/l200-6–9pHSuhu0C38Sumber : Surat Keputusan Gubernur Istimewa Yogyakarta No. 214/KPTS/1991Untuk mewujudkan Kota Yogyakarta yang bersih dan sehat melalui pengelolaan airlimbah domestik diatur sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2009 dan Perda No. 7 Tahun 2009tentang retribusi. Sarana ini dikelolaoleh Dinas Permukiman Prasarana Wilayah KotaYogyakarta pada Bidang Permukiman Seksi Air Limbah.Sarana yang tersedia pada saat ini adalah saluran utama pembuangan air limbah yangdibangun sejak jaman Belanda, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sertaPemerintah Kota Yogyakarta menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Sewon.Dengan mewujudkan Kota Yogyakartayang bersih dan sehat melalui pengelolaan airlimbah domestik, sehingga dapat melindungi dan meningkatkan kualitas air tanah dan airpermukaan agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih serta pelestarian lingkungan danpartisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.21

Partisipasi warga kota Yogyakarta sangat dibutuhkan untuk keberhasilan pembangunanantara lain : memanfaatkan jaringan air limbah yang sudah ada maupun sarana yang lain,ikut memelihara menjaga serta melaporkan apabila terjadi kendala kemacetan saluran airlimbah maupun IPAL Komunal dan dimohon tidak membuang/memasukkan benda padatpada bak kontrol sambungan rumah, Chamber maupun bak kontrol (Man – Hole).Untuk pengelolaan air limbah domestik terhadap wajib retribusi atau subyek retribusiadalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan atau memanfaatkan jaringan air limbahdomestik. Obyek retribusi adalah fasilitas dan atau jasa pelayanan yang disediakan olehPemerintah Daerah dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik yang berupa penggunaan ataupemanfaatan jaringan air limbah domesik.Daftar besarnya retribusi terhadap masing-masing wajib retribusi disajikan pada Tabel7, Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10.Tabel 7Wajib Retribusi Rumah TanggaNoWajibBesaran h penghuni 1-5 orang2.RT29.000,-Jumlah penghuni 6-10 orang3.RT316.000,-Jumlah penghuni 10-15 orang4.RT422.000,-Jumlah penghuni 15 orangSumber : Perda Kota Yogyakarta, 2 April 200922

Tabel 8Wajib Retribusi SosialNoWajib RetribusiBesaran TarifRp./BulanKeterangan1.S16.000,-Tempat ibadah, Panti Sosial, Musium2.S29.000,-Kantor dengan jumlah pegawai 25orang, Sekolah dengan jumlah guru danmurid 180 orang.3.S322.000,-Kantor dengan jumlah pegawai 25 – 50orang, Sekolah dengan jumlah guru danmurid 180 – 240 orang.4.S437.500,-Kantor dengan jumlah pegawai 50orang, Sekolah dengan jumlah guru danmurid 240 orang.Sumber : Perda Kota Yogyakarta, 2 April 2009Tabel 9Wajib Retribusi Komersial(termasuk usaha jasa maupun usaha yang memproduksi barang dengan kriteria)NoWajibRetribusiBesaran TarifRp./Bulan1.K19.000,-KeteranganPengguna s/d 10 orang dan atau modal Rp. 50 juta.2.K222.000,-Pengguna 11 s/d 50 orang dan atau modalRp. 50 juta – Rp. 100 juta.3.K345.000,-Pengguna 50 s/d 100 orang dan atau modalRp. 100 juta – Rp. 500 juta.4.K475.000,-Pengguna 100 s/d 150 orang dan ataumodal Rp. 500 juta – 1 Milyar.5.K5125.000,-Pengguna 150 orang dan atau modal Rp.1 Milyar.Sumber : Perda Kota Yogyakarta, 2 April 200923

Tabel 10Wajib Retribusi Hotel atau Penginapan khusus untuk Hotel dan Pengusaha(dikenakan tarif per kamar per bulan dengan besaran tarif sesuai dengan kelas hotel)NoWajib RetribusiBesaran TarifRp./BulanKeterangan1.Bintang 4 dan 54.500,-Per kamar per-bulan2.Bintang 1 - 33.500,-Per kamar per-bulan3.Melati2.000,-Per kamar per-bulan4.Penginapan atau Losmen1.000,-Per kamar per-bulanSumber : Perda Kota Yogyakarta, 2 April 2009C. Tolok Ukur Pencemaran AirPengelolaan lingkungan perairan diperlukan sebagai suatu petunjuk untuk menilaiperairan tersebut apakah masih layak digunakan sesuai dengan peruntukannya atau tidak.Mengingat kebutuhan akan air bukan saja dari segi kuantitas, tetapi juga dalam hal kualitasharus baik. Dalam usaha pengendalian pencemaran perairan danau atau kolam sangatdiperlukan informasi dan masukan mengenai tingkat pencemaran yang terjadi di perairantersebut. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang air limbah, perlu diketahui mengenaikandungan yang ada didalam air limbah serta sifat-sifatnya. Air limbah dapat dibedakan atasdasar sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi (Sugiharto, 1987).C.1. Parameter Fisik Air1. SuhuPada umumnya air limbah yang masuk dalam perairan cenderung untuk menaikkansuhu perairan. Dengan meningkatnya suhu akan terjadi peningkatan aktivitas biologik.Pertumbuhan dan kematian jasad-jasad renik serta kadar BOD5 dipengaruhi sampai tingkattertentu oleh suhu yang juga berperan penting dalam reaksi biologik. Derajat pembusukan24

anaerobik sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu. Proses nitrifikasi dariamoniak secara kasar meningkat, sejalan dengan naiknya suhu sampai 100C (Mahida, 1993).Menurut (Mutiara, 1999), perubahan suhu baik naik maupun turun yang berlangsungsecara mendadak, seringkali berakibat lethal bagi organisme-organisme perairan terutamaikan, dan seringkali disebut “shock-thermal”. Pembuangan air yang bersuhu tinggi dalamjumlah banyak dapat menaikkan suhu perairan penerima beberapa derajat di atas suhunormal. Kenaikkan itu akan mempengaruhi organisme-organisme penghuni perairanterutama ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mahida, 1993). Adanyakenaikan suhu juga dapat berakibat berkembangnya suburnya jenis-jenis alga beracun,terutama kelompok Cyanophyta.Pengaruh perubahan pH yang diakibatkan oleh bahan pencemar terhadap organismeakuatik sangatlah sukar untuk ditentukan kecuali bila zat-zat dari bahan pencemar tersebutmempunyai pengaruh langsung dan pada beberapa limbah industri sebagian besarmengandung bahan-bahan yang menyebabkan perubahan pH (Mutiara, 1999).Derajat keasaman (pH) merupakan gambaran jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalamperairan. Secara umum nilai pH menggambarkan seberapa besar tingkat keasaman ataukebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH 7 adalah netral, pH 7 dikatakankondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH 7 dikatakan kondisi perairan bersifat basa.Adanya garam dalam bentuk ion CO3 karbonat, bikarbonat dan hidroksida akan menaikkankebasaan air, sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkankeasaman suatu perairan (Mahida, 1993).Di samping itu, pH merupakan parameter yang penting dan praktis karena banyakreaksi-reaksi kimia dan biokimia yang penting berlangsung pada pH tertentu atau kisaran pHyang sempit (Mahida, 1993; Odum, 1993). Pada pH kurang dari 5 atau lebih besar dari 10,proses-proses aerobiologik menjadi sangat kacau. Oleh karena itu diperlukan pengendalian25

pH secara artificial (buatan) sehingga sesuai bagi organisme-organisme yang khusus terlibatdalam pembenahan air limbah dan sampah industri secara biologik (Mahida, 1993).Batas toleransi organisme perairan terhadap pH bervariasi dan dipengaruhi oleh banyakfaktor meliputi suhu, oksigen terlarut, alkalinitas, adanya anion dan kation serta organisme(Mutiara, 1999).C.2. Pameter Kimia1. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO)Oksigen terlarut merupakan tolok ukur penting kualitas air, kesegaran limbah dankeadaan aerobik suatu perairan (Mahida, 1993). Oksigen terlarut merupakan kebutuhanpokok bagi respirasi semua organisme dan dalam limbah dibutuhkan oleh mikroorganismedalam proses dekomposisi bahan organik yang terkandung menjadi senyawa-senyawa yanglebih sederhana (Mason, 1981). Dengan demikian makin banyak kandungan bahan organikdalam air limbah, maka oksigen yang dibutuhkan untuk proses dekomposisi menjadisemakin banyak. Pada perairan yang tercemar oleh bahan organik kandungan oksigenterlarut akan sangat menurun, bahkan pada kasus pencemaran yang berat kandungan oksigenterlarutnya akan habis (Mason, 1981).Menurut Wetzel (1983) menyatakan bahwa oksigen dalam air umumnya berasal dariudara bebas secara difusi pada permukaan air dan merupakan hasil kegiatan prosesfotosintesis tumbuhan akuatik. Kandungan oksigen dalam air dipengaruhi oleh keadaan suhudan tekanan udara di atasnya.Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai kadar oksigen terlarut dalam air alamiahialah pergolakan di permukaan air, khususnya daerah permukaan air yang terbuka, tekananatmosfer dan prosentase oksigen dalam udara di sekelilingnya (Mahida, 1993).Daya larut oksigen ke dalam air laut rendah dibandingkan dengan daya larutnya dalamair tawar. Daya larut oksigen dalam air limbah 95% dari daya larutnya dalam air tawar.26

Kejenuhan oksigen dinyatakan 100% pada air tawar, apabila kandungan oksigennya 14 mg/lpada suhu 00C, atau 9 mg/l pada suhu 200C atau 7,6 mg/l pada suhu 300C (Mahida, 1993).2. Karbon Dioksida Bebas (CO2)Karbon dioksida memegang peranan penting dalam keseimbangan kimia air danbersama karbonat dan bikarbonat berperanan penting dalam sistem penyangga air (buffersystem). Apabila pH air berada di bawah 6 atau berada di atas 9 akan terjadi perubahankarbonat dan bikarbonat. Pada kondisi pH di atas 4,5 asam karbonat ditransformasikanmenjadi karbonat (Hammer, 1986). Karbon dioksida akan bereaksi dengan air membentukasam karbonat, bikarbonat dan akhirnya membentuk senyawa karbonat melalui persamaanreaksi sebagai berikut :pH 4,5pH 8,3CO2 H2O H2CO3 H HCO3 H CO32asam karbonatbikarbonatKarbon dioksida paling banyak terdapat dalam bentuk ion CO3 dalam pH yang tinggi,sedangkan pada pH rendah karbon dioksida berada dalam bentuk karbon dioksida bebas.Perubahan CO2 ion karbonat dan asam karbonat terhadap pH air digambarkan pada grafikGambar 2. berikut ini.Gambar 2. Grafik Distribusi CO2 , HCO3- , CO32- dalam Sistem Air(Sumber: Manahan, 1994)Menurut Wetzel (1983), karbon dioksida dalam air berasal dari absorsi dari udara bebaspada permukaan air, dekomposisi unsur-unsur organik, respirasi hewan dan tumbuhanakuatik serta pencampuran substansi yang mengandung karbon dioksida.27

3. Kebutuhan Oksigen Biologi (Biochemical Oxygen Demand, BOD5)BOD5 adalah sejumlah oksigen dalam air yang diperuntukan oleh bakteri aerob untukmenetralisasi atau menstabilkan bahan-bahan sampah (organik) dalam air melalui prosesoksidasi biologi secara dekomposisi dalam waktu inkubasi 5 hari pada temperatur 200 C dandisingkat BOD5 (Sugiharto, 1987).Menurut Purwanto (2005), banyaknya oksigen yang diperlukan untuk memecah ataumendegradasi senyawa organik dengan bantuan mikroorganisme disebut dengan kebutuhanoksigen biologik (BOD - Biochemical Oxygen Demand). Oleh karena itu kondisi limbahorganik dinyatakan dengan kandungan BOD. Standart pengukuran BOD adalah padatemperatur 200C dan waktu 5 hari yang dikenal sebagai BOD5. Kandungan BOD padalimbah sebenarnya bukanlah BOD5, tetapi BOD mula-mula atau disebut BOD puncak(ultimate BOD).Menurut Mahida (1993), Salmin (2005), uji BOD5 ini merupakan salah satu uji kualitasair yang penting untuk menentukan kekuatan atau daya cemar air limbah. Pada penerapanyang lebih luas, uji BOD5 juga dipakai untuk pengukuran kemelimpahan limbah organikdalam upaya perencanaan perlakuan biologi

Baku mutu air limbah domestik menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang baku mutu air limbah domestik yang terlampir pada keputusan ini seperti pada Tabel 5. Baku mutu air limbah domestik daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi dengan ketentuan sama atau lebih ketat dari ketentuan pada Tabel 5. Di

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat