BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Health Belief Model

2y ago
19 Views
2 Downloads
481.48 KB
20 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Konnor Frawley
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Konsep Health belief model1.Pengertian health belief modelHealth belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966,kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974,teori Health belief model telah menjadi perhatian para peneliti.Model teori inimerupakan formulasi konseptual untuk mengetahui persepsi individu apakahmereka menerima atau tidak tentang kesehatan mereka. Variabel yang dinilaimeliputi keinginan individu untuk menghindari kesakitan, kepercayaan merekabahwa terdapat usaha agar menghindari penyakit tersebut.Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan sehatatau health adalah suatu kondisi tubuh yang lengkap secara jasmani, mental, dansosial, dan tidak hanya sekedar terbebas dari suatu penyakit dan ketidakmampuanatau kecacatan, sedangkan menurut UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan,kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosialyang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial danekonomi.Belief dalam bahasa inggris artinya percaya atau keyakinan. Menurutpeneliti belief adalah keyakinan terhadap sesuatu yang menimbulkan perilakutertentu. Misalnya individu percaya bahwa belajar sebelum ujian akan11digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12berpengaruh terhadap nilai ujian. Jenis kepercayaan tersebut terkadang tanpadidukung teori teori lain yang dapat dijelaskan secara logika.Model adalah seseorang yang bisa dijadikan panutan atau contoh dalamperilaku, cita-cita dan tujuan hidup yang akan dicapai individu. Biasanya teorimodeling ini sangat efektif pada perkembangan anak di usia dini, namun dalammateri peneliti kali ini teori modeling di umpakan sebuah issue atau pengalamanpengobatan dari seseorang yang memiliki riwayat sakit yang sama dan memilihserta menjalani pengobatan alternative yang mendapatkan hasil yang positif.Health belief model merupakan suatu konsep yang mengungkapkan alasandari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku sehat (Janz & Becker,1984).Health belief model juga dapat diartikan sebagai sebuah konstruk teoretismengenai kepercayaan individu dalam berperilaku sehat (Conner, 2005).Health belief model adalah suatu model yang digunakan untukmenggambarkan kepercayaan individu terhadap perilaku hidup sehat, sehinggaindividu akan melakukan perilaku sehat, perilaku sehat tersebut dapat berupaperilaku pencegahan maupun penggunaan fasilitas kesehatan.Health belief modelini sering digunakan untuk memprediksi perilaku kesehatan preventif dan jugarespon perilaku untuk pengobatan pasien dengan penyakit akut dan kronis.Namunakhir-akhir ini teori Health belief model digunakan sebagai prediksi berbagaiperilaku yang berhubungan dengan kesehatan.Konsep utama dari health belief model adalah perilaku sehat ditentukanoleh kepercaaan individu atau presepsi tentang penyakit dan sarana yang tersediauntuk menghindari terjadinya suatu penyakit. Health belief model (HBM) padadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13awalnya dikembangkan pada tahun 1950an Oleh sekelompok psikolog sosial diPelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat, dalam usaha untukmenjelaskan kegagalan secara luas partisipasi masyarakat dalam programpencegahan atau deteksi penyakit. Kemudian, model diperluas untuk melihatrespon masyarakat terhadap gejala-gejala penyakit dan bagaimana perilakumereka terhadap penyakit yang didiagnosa, terutama berhubungan denganpemenuhan penanganan medis.Oleh karena itu, lebih dari tiga dekade, model initelah menjadi salah satu model yang paling berpengaruh dan secara luasmenggunakan pendekatan psikososial untuk menjelaskan hubungan antaraperilaku dengan kesehatan.Dari pengertian-pengertian mengenai health belief model yang sudahdijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa health belief model adalah model yangmenspesifikasikan bagaimana individu secara kognitif menunjukkan perilakusehat maupun usaha untuk menuju sehat atau penyembuhan suatu penyakit.Health belief model ini didasari oleh keyakinan atau kepercayaan individu tentangperilaku sehat maupun pengobatan tertentu yang bisa membuat diri individutersebut sehat ataupun sembuh.Health belief model ini awalnya dikonsep oleh Rosenstock (1974)kemudian dikaji lebih lanjut oleh Becker dkk (1974) health belief modeldikembangkan untuk memahami sejumlah factor psikologis berbasis keyakinandidalam pengambilan keputusan terkait kesehatan dan perilaku sehat. Sepertimodel lain (teori perilaku terencana dan teori tindakan rasional), health beliefmodel adalah model nilai-ekspektansi. Individu mempresentasikan penindak-digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14lanjutan perilaku berdasarkan keyakinan individu yang dapat diprediksi danmenghasilkan sebuah perilaku, sehingga dapat meneliti nilai yang melekat padahasil perilaku.Dipertengahan 20a-an para peneliti kesehatan di AS mulai menyorotibagaimana cara paling efektif melakukan intervensi pendidikan kesehatan. Parapeneliti ini tertarik untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat memprediksikepuusan untuk melakukan perilaku sehat. Health belef model ini berfokus padapresepsi ancamandan evaluasi perilaku terkait kesehatan sebagai aspek primeruntuk memahamii bagaimana seseoran mempresentasikan tindakan sehat(Strecher dan Rosenstock, 1997)Perkembangan dari HBM tumbuh pesat dengan sukses yang terbatas padaberbagai program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di tahun 1950-an. Apabilaindividu bertindak untuk melawan atau mengobati penyakitnya, ada empatvariabel kunci dua tambahan yang baru-baru ini diungkapkan para ahli yangterlibat didalam tindakan tersebut, yakni kerentanan yang dirasakan terhadapsuatu penyakit, keseriusan yang dirasakan, manfaat yang diterima dan rintanganyang dialami dalam tindakan melawan penyakitnya, dan hal-hal yang memotivasitindakan tersebut. Di mana komponen-komponennya disebutkan di bawah ini.Gambaraa Health belief model terdiri dari 6 dimensi, diantaranya:a. Perceived susceptibility atau kerentanan yang dirasakankonstruk tentangresiko atau kerentanan (susceptibility) personal, Hal ini mengacu padapersepsi subyektif seseorang menyangkut risiko dari kondisi kesehatannya. Didalam kasus penyakit secara medis, dimensi tersebut meliputi penerimaandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15terhadap hasil diagnosa, perkiraan pribadi terhadap adanya resusceptibilily(timbul kepekaan kembali), dan susceptibilily (kepekaan) terhadap penyakitsecara umum.b. Perceived severity atau kesriuasan yang dirasa.Perasaan mengenai keseriusanterhadap suatu penyakit, meliputikegiatan evaluasi terhadap konsekuensiklinis dan medis (sebagai contoh, kematian, cacat, dan sakit) dan konsekuensisosial yang mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan, kehidupan keluarga,dan hubungan sosial). Banyak ahli yang menggabungkan kedua komponendiatas sebagai ancaman yangdirasakan (perceived threat).c. Perceived benefitsm, manfaat yang dirasakan.Penerimaan susceptibilitysesorang terhadap suatu kondisi yang dipercaya dapat menimbulkankeseriusan (perceived threat) adalah mendorong untuk menghasilkan suatukekuatan yang mendukung kearah perubahan perilaku. Ini tergantung padakepercayaan seseorang terhadap efektivitas dari berbagai upaya yang gan-keuntunganyangdirasakan (perceived benefit) dalam mengambil upaya-upaya kesehatantersebut. Ketika seorang memperlihatkan suatu kepercayaan terhadap adanyakepekaan (susceptibility) dan keseriusan (seriousness), sering tidak diharapkanuntuk menerima apapun upaya kesehatan yang direkomendasikan kecuali jikaupaya tersebut dirasa manjur dan cocok.d. Perceived barriers atau hambatan yang dirasakan untuk berubah, atau apabilaindividu menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakantersebut. Sebagai tambahan untuk empat keyakinan (belief) atau persepsi.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16Aspek-aspek negatif yang potensial dalam suatu upaya kesehatan (seperti:ketidakpastian, efek samping), atau penghalang yang dirasakan (seperti:khawatir tidak cocok, tidak senang, gugup), yang mungkin berperan sebagaihalangan untuk merekomendasikan suatu perilaku.e. Health motivation dimana konstruk ini terkait dengan motivasi individu untukselalu hidup sehat. Terdiri atas kontrol terhadap kondisi kesehatannya sertahealth value (Conner, 2005).f. Cues to action suatu perilaku dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi isyaratbagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku. (Becker dkk,1997 dalam Conner & Norman, 2003). Isyarat-isyarat yang berupa faktorfaktor eksternal maupun internal, misalnya pesan-pesan pada media massa,nasihat atau anjuran kawan atau anggota keluarga lain, aspek sosiodemografismisalnya tingkat pendidikan, lingkungan tempat tinggal, pengasuhan danpengawasan orang tua, pergaulan dengan teman, agama, suku, keadaanekonomi, sosial, dan budaya, self-efficacy yaitu keyakinan seseorang bahwadia mempunyai kemampuan untuk melakukan atau menampilkan suatuperilaku tertentu.Health belief model dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktordemografis (Rosenstock, 1974 dalam Conner & Norman, 2003), karakteristikpsikologis (Conner & Norman, 2003), dan juga dipengaruhi oleh structuralvariable, contohnya adalah ilmu pengetahuan (Sarafino, 1994).Faktor demografis yang mempengaruhi health belief model individuadalah kelas sosial ekonomi. Individu yang berasal dari kelas sosial ekonomidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17menengah kebawah memiliki pengetahuan yang kurang tentang faktor yangmenjadi penyebab suatu penyakit (Hossack & Leff, 1987 dalam Sarafino, 1994).Faktor demografis (Rosenstock, 1974 dalam Conner & Norman, 2003),karakteristik psikologis (Conner & Norman, 2003), dan structural variable(Sarafino, 1994), pada akhirnya mempengaruhi health belief model pada individuyang mengalami fraktur.Edukasi merupakan faktor yang penting sehingga mempengaruhi healthbelief model individu (Bayat dkk, 2013). Kurangnya pengetahuan akanmenyebabkan individu merasa tidak rentan terhadap gangguan, yang dalam suatupenelitian yang dilakukan oleh Edmonds dan kawan – kawan adalah osteoporosis(Edmonds dkk, 2012). Karakteristik psikololgis merupakan faktor yangmempengaruhi health belief model individu (Conner & Norman, 2003). Dalampenelitian ini, karakteristik psikologis yang mempengaruhi health belief modelkedua responden adalah ketakutan kedua responden menjalani pengobatan secaramedis.Beberapa factor Health belief model berbasis kognitif (seperti keyakinandan sikap) dan berkaitan dengan proses berfikir yang terlibat dalam pengambilankeputusan individu dalam menentukan cara sehat individu. Dalam kajianpsikologi kesehatan, persepsi individu dalam melakukan atau memilih perilakusehat dikaji dalam teori Health belief model (HBM). HBM adalah modelkepercayaan kesehatan individu dalam menentukan sikap melakukan atau tidakmelakukan perilaku kesehatan (Conner, 2005).digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18Teori Health belief model menghipotesiskan terdapat hubungan aksidengan faktor berikut:1) Motivasi yang cukup kuat untuk mencapai kondisi yang sehat.2) Kepercayaan bahwa seseorang dapat menderita penyakit serius dan dapatmenimbulkan sekuele.3) Kepercayaan bahwa terdapat usaha untuk menghindari penyakit tersebutwalaupun hal tersebut berhubungan dengan finansial.Health belief model juga dapat menjelaskan tentang perilaku pencegahanpada individu.Hal ini menjelaskan mengapa terdapat individu yang maumengambil tindakan pencegahan, mengikuti skrining, dan mengontrol penyakityang ada.Perilaku responden juga dapat ditinjau dari pendekatan modelling danoperant conditioning, sehingga perilaku berubah karena konsekuensinya(Sarafino, 1994). Modelling dilakukan dengan cara memperhatikan perilaku oranglain (Bandura, 1969), melakukan observasi dan melakukan modelling terhadapurutan perilaku dapat merubah perilaku hidup sehat secara efektif (Sarson dkk,1991).Aspek-aspek pokok perilaku kesehatan menurut Rosenstock adalahsebagai berikut:a) Ancaman1. Presepsi tentang kerentanan diri terhadap bahaya penyakit (ataukesedian menerima diagnosa sakit)2. Presepsi tentang keparahan sakit atau kondisi kesehatannyadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19b) Harapan1. Presepsi tentang keuntungan suatu tindakan2. Presepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan suatutindakan.c) Pencetus tindakan : media, pengaruh orang lain dan hal-hal yangmengingatkan (reminder)d) Faktor-faktor Sosio-demografi (pendidikan, umur, jenis kelamin ataugender, suku bangsa).e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukantindakan itu) (Anonim, 2012)Untuk mempermudah memahami gambaran Health Belief Model (lihat Bagan 1)Factor-faktordemogrefis :usia, gender,status socialekonomi, danlain-lainFactor-faktorpsikologis :tekanan rekansebaya, gayakepribadiandan lain-lain.Kerentanan yangdirasakanBahaya sakityang dirasakanTindakanpencegahansakit ataupenyembuhanpenyakit yangsudah diagnosa.Motivasi sehatatau sembuhKeuntungan yangdirasakanPengobatanmelalui medismaupun nonmedis(alternative)Penghambat yangdirasakanBagan 1Health Belief Model (Janz dan Becker, 1984)digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

202. Pengertian Pengobatan AlternatifMenurut Kuntari (2008), paradigma pemahaman tentang pengobatanalternatif sebenarnya merupakan ekspresi dari rasa frustrasi dan responmasyarakat terhadap tingginya biaya pengobatan dan kesehatan secara medis.Padahal, jika dikalkulasikan dengan cermat, upaya ikhtiar mencari kesembuhandengan berobat ke dukun, paranormal dan jasa penghusada lainnya, biayanya bisajadi lebih mahal, jika dibandingkan dengan pengobatan medis secara ilmiah dantidak sedikit juga yang berujung dengan hal-hal yang tidak diinginkan sepertipenyakitnya bertambah parah dan kematian. Seringkali pasien baru kembaliberobat medis ketika efek pengobatan tersebut menunjukkan gejala-gejalasemakin berbahaya atau memburuk. Banyak sekali dokter yang harus maumenerima pasien setelah tubuh si pasien menjalani dan menerima berbagai jenisterapi yang memberikan efek yang buruk bagi tubuh dan makin memperlambatpemberian terapi ilmiah (Kuntari, 2012).Pengobatan alternativesering ditukar istilah dengan pengobatantradisional. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (W.H.O) ada beberapa macampengobatan alternative yang dibeda-bedakan dengan cara pengobatannya.Pengobatan alternative juga bisa diartikan sebagai jenis pengobatan yangdilakukan diri sendiri dengan melakukan pola hidup sehat dan pola makan yangsehat pula. Sedangkan pengobatan tradisional biasanya idntik dengan pengobatanmelalui jamu-jamuan dan cara pengobatan terdahulu yang sudah digunakan sejaknenek moyang (turun temurun).digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21Menurut peneliti Pengobatan alternative adalah ketika pengobatan moderntidak mampu menangani seluruh masalah kesehatan.Pengobatan alternative jugadisebut pengobatan pengganti yang dicari orang dibedakan dengan pengobatanmodern yang kita kenal sekarang ini sebagai hasil perkembangan ilmupengetahuan (bersifat ilmiah).Pada abad ke -19 sejak pengobatan modernberkembang penemuan bakteri dan mikroskop sehingga para ahli menyimpulkanbahwa setiap penyakit ada penyebab yang jelas sehingga dapat dicarikan obatnya.Sebelum cara ini ditemukan ada metode pengobatan tradisional yang berdasarkanpada anggapan bahwa penyakit disebabkan oleh roh-roh jahat yang menggangguseseorang atau bahwa penyakit disebabkan oleh ketidak seimbangan energi dalamtubuh (misalnya yin-yang).Manusia terdiri dari dua aspek yang saling berkaitan (holistik) dan bukandua aspek yang terpisah secara dikotomik (badan dan jiwa).Berdasarkan hal itu,realita dan pengobatan penyakit harus mencakup keduanya, jadi lebih tepatdisebut sebagai pengobatan komplimenter (dengan pengertian saling melengkapi)dari pada “alternative” yang dimaknakan sebagai pengganti.Menurut kamus kesehatan istilah alternatif mengacu pada berbagaiperawatan yang biasanya tidak diklasifikasikan sebagai tradisi “pengobatanBarat”. Biasanya pengobatan alternatif ini juga mencakup perawatan jamu,biofeedback, bekam, gurah, homeopati dan akupuntur yang semua itu tidaktermasuk sebagai praktik standart dalam system pengobatan kedokteran.Filosofi pengobatan alternative sendiri biasanya menekankan promosikesehatan, penyembuhan dan pencegahan melalui kesadaran diri atas pikiran dandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22tubuh, serta olahraga, gizi dan bentuk lain dari perawatan diri sendiri. Biasanyapengobatan alternative menggunakan bahasa yang komunikatif dan gampangdimengerti pasiennya (bukan bahasa yang menggunakan istilah medis).Tak jarangpenggunaan bahasa komunikasi yang digunakan menggunakan unsure motivasikesehatan yang menuntun pasiennya agar lebih menjaga kesehatan dan berfikirpositif untuk mencapai kesembuhan.3. Proses psikologi dalam pemilihan pengobatan alternative sebagai penanganankesehatan menurut teori health belief modelPerilaku kesehatan individu untuk menentukan pilihan individu terhadapberbagai fasilitas kesehatan mana yang akan digunakan untuk mendapakanpenanganan sakit yang dialami individu tersebut. Perilaku tersebut dipengaruhioleh kepercayaan individu terhadap kesehatan. Health belief model menjadi dasardalam perilaku individu ini. Variable-variabel pada kerangka teorinya adalahpresepsi terhadap kerentanan (perceived susceptibility), presepsi terhadapkeseriusan sakit (perceived severity), yang merupakan presepsi terhadap ancamansakit (perceived treat), presepsi terhadap manfaat dan rintangan-rintangan(perceived benefit and barriers), serta isyarat atau tanda-tanda pendorong (cues toaction) (Lewin, 1954; Becker, 1974 dalam Glanz, 2012).Selain teori health beliefmodel tersebut memperlihatkan bahwa perilaku kesehatan bergantung pada tigajenis factor yaitu:a. Faktor motivasi untuk mengobati sakitnya.b. Faktor belief in health threatdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23c. Faktor kepercayaan akan mendapatkan manfaat maupun rintangan yangdilakukan (Kitko, Lisa., et al, 2008).Factor-faktor ini memperlihatkan variable yang menentukan seseorangdalam memilih tindakan yang akan didapatkan untuk mengobati sakitnya. ediaanlayananmempengaruhi perilaku individu dalam health seeking. Selain itu factor isyaratdan tanda-tanda pendorong juga turut mempengaruhi health seeking behaviorpasien (Notoatmodjo, 2010).Pencarian pengobatan dilakukan ketika salah satu anggota keluarga yangbenar-benar sakit dan membutuhkan pertolongan kemudian barulah orang sakitdan keluarganya mencari informasi atau mengunjungi fasilitas kesehatan untukmengobati sakitnya. Masyarakat yang mendapat penyakit dan tidak merasakansakit tidak akanbertindak terhadap penyakitnya. Mereka baru akan bertindakketika penyakit yang diserang menimbulkan rasa sakit, maka barulah timbulberbagai macam perilaku dan usaha (Notoatmodjo, 2007) antara lain:a. Tidak bertindak apa-apa (no action)Masyarakat yang mengalami situasi ini, kondisi yang dialami tidakakan mengganggu kegiatan mereka dan menganggap bahwa lebihmemprioritaskan tugas lain daripada mengobati sakitnya.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24b. Pengobatan sendiri (self treatment)Masyarakat pada situasi ini beranggapan bahwa pengobatan denganusaha sendiri dapat mendatangkan kesembuhan.Hal ini mengakibatkanpencarian pengobatan keluar tidak diperlukan.c. Pengobatan Alternative (tradisional remedy)Pada umumnya, masyarakat pada situasi ini masyarakat pedesaan yangmenganggap bahwa sehat-sakit bagian dari kebudayaan yang hanyabisa diobati dengan menggunakan pengobatan alternative yangditangani langsung oleh dukun atau pakar pengobatan tersebut.d. Mencari Pengobatan modern baik yang disediakan oleh pemerintahmaupun swasta seperti puskesmas dan rumah sakit.Masalah kesehatan masyarakat, terutama diIndonesia, terdapat dua aspekyaitu aspek fisik seperti ketersediaan sarana kesehatan dan pengobatan penyakit,sedangkan aspek non–fisik yang berkaitan dengan perilaku kesehatan masyarakat.Kedua aspek tersebut saling berkaitan yaitu aspek perilaku dalam menentukansarana kesehatan yang dipilih dan pengobatan penyakit yang merupakan aspeknon–fisik perilaku individu atau kelompok dengan kemungkinan besar yangmengalami keluhan kesehatan tetapi masyarakat lebih memilih untuk pergiketempat pelayanan kesehatan medis ataupun memilih alternatif pengobatan yanglain. Penentuan individu dalam memilih pengobatan oleh pasien dipengaruhi olehbeberapa faktor yang mempengaruhi individu untuk memenuhi keinginannyauntuk sembuh dan sehat.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

254. Kriteria pemilihan pengobatan alternative menurut teori Health belief modelKriteria yang dimaksud adalah bagaimana seseorang memutuskan untukmenggunakan pengobatan alternative dengan berbagai alasan yang menurutnyalogis untuk dilakukan. Salah satu alasan seseorang memilih pengobatanalternative salah satunya adalah keterbatasan biaya untuk menjalani serangkaianpelayanan kesehatan medis, mengalami ketakutan, kecemasan akan hasil operasiyang tidak sesuai, ketakutan akan dampak negative pasca operasi ketergantunganobat dan beban psikologis lain yang harus di tanggung pasien maupun pihakkeluarga.Pemilihan pengobatan alternative ini terkadang menjadi opsi terakhir ataubahkan menjadi tujuan utama yang dilakukan individu untuk mencapaikesembuhan, dalam riwayat kanker yang selalu merujukkan pasien untuk operasijika obat jalan dan terapi sudah tidak mampu mengatasi penyakit kanker, bahkanmembuat individu yang sudah didiagnosa oleh dokter tidak mengindahkan haltersebut. Individu akan mencari cara lain agar dirinya tidak menjalani operasi.Individu merasakan lebih nyaman saat menjalani pengobatan alternatif,serta meyakini pengobatan tersebut membawa dampak positif bagi peningkatankesehatan.Rasa nyaman dan damai inilah yang membuat sel kanker tumbuh secaralambat. Meski belum bisa dipastikan secara jelas ketenangan batin bisamenghilangkan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuh pasien.5. Penyebab individu memilih dan menjalani pengobatan alternativePenentuan individu dalam memilih pengobatan oleh pasien dipengaruhioleh beberapa faktor yang mempengaruhi individu untuk memenuhi keinginannyadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26untuk sembuh dan sehat. Penentuan pemilihan pengobatan yang dilakukanmasyarakat, dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sepertipengetahuan,masalahbiaya pengobatan, ketidakpuasan terhadap hasil pengobatan, ketidakpuasan dengan pelayanan yang diterima dalam menjalani pengobatan, beberapakasus malpraktek, dan letak tempat pelayanan kesehatan.Individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi,pemahaman dan penafsiran atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu.Tindakan individu ini merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapaitujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat (Batubara, 2009).Tingkat sosial ekonomi merupakan menggambarkan kedudukan seseorangdalam bermasyarakat yang biasanya ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan,dan pendapatan yaitu kelompok tinggi, kelompok menengah, dan kelompokrendah. Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi seseorangdapat menentukansuatu pilihan pengobatan yang ada sesuai dengan kemampuannya.Individu yang berbeda suku bangsa, pekerjaan, atau tingkat pendidikanmempunyai kecenderungan yang tidak sama dalam mengerti dan bereaksiterhadap kesehatan mereka. Didasarkan pada asumsi bahwa orang-orang denganlatar belakang struktur sosial yang bertentangan akan menggunakan pelayanankesehatan dengan cara yang tertentu pula (Notoatmodjo, 2012). Pendapatan dapatdigunakan sebagai ukuran kesanggupan seseorang untuk memperoleh pelayanankesehatan.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27Proses Health belief model dalam pemilihan pengobatan alternativePresepsi IndividuFaktor PerubahanMEDISTindakanpencegahan ataupenyembuhanIklan, saran dariorang lain,pengalamankeluarga, artikeldan koranKemungkinan MelakukanpenyembuhanPresepsi tentangresiko operasi danefek samping obatPresepsi tentangancaman penyakitPresepsi tentangpengobatan alternativePemilihan pengobatanalternative sebagai penanganankesembuhan pemyakitdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28B. PERSPEKTIF TEORITIKPrespektif mengenai pengobatan alternatif yaitu Pengobatan alternatifmenjadi sebuah topik yang sedang marak-maraknya beberapa tahun ini.Pengobatan ini menjadi salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakatuntuk menyelesaikan permasalah kesehatan yang sedang mereka alami.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eisenberg dkk (1996)diperkirakan bahwa sebanyak 425 juta orang di Amerika melakukankunjungan ke pengobatan alternatif, jumlah tersebut melebihi angka darikunjungan masyarakat Amerika ke dokter (Weiss dan Lynne, 1996 dalamNovitasari , 2010). Sementara di Indonesia dari data yang diperoleh BPStahun 2003 menunjukkan bahwa sebanyak 30,67% dari penduduk Indonesiamenggunakan pengobatan alternatif untuk mengatasi permasalahan terkaitkesehatan mereka. Persentase tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun1999 (Jauhari, Utami, & Padmawati, 2008).Pemilihan sumber pengobatan yang dilakukan oleh pendudukIndonesia yang mengeluhkan sakit, persentase terbesar 66,82% pendudukyang mengobati sendiri dan berobat jalan 45,80%. Serta persentase pendudukIndonesia yang menggunakan obat tradisional adalah 23,63% (BPS, 2011).Hal tersebut cukup menarik, dikarenakan masih banyak masyarakat yangkurang memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan banyaknya masyarakatyang lebih memilih untuk mengobati penyakitnya sendiri (Depkes).Beberapa review dari beberapa penelitian tentang pengobatanalternatif yang ada di Indonesia, didapatkan fakta bawa individu menjalanidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29pengobatan alternatif karena adanya anggapan bahwa pengobatan alternatifdapat memberikan kesembuhan dengan cepat dan biaya yang dibutuhkan jugarelative murah, jarak yangdekat disbanding rumh sakit besar, metodepengobatannya tidak menakutkn sepertidi rumah sakit, sebab beberapaindividu memiliki pengalaman buruk dengan perawatan rumah sakit.Adanya kepercayaan supranatural dalam pengobatan alternatif jugaturut membuat individu meyakini akan kesembuhan yang akan didapatkan(Notosiwoyo dkk, 2001). Mayarakat yang berobat dipengobatan alternatifkarena adanya kecemasan untuk menalani pengobatan di rumah sakit,pengobatan alternatif juga membutuhkan biaya yang murah, serta kurangnyapengetahuan individu tentang resiko menjalani pengobatan alternatif.Berdasarkan beberapa penelitian tersebut peneliti beasumsi bahwaindividu berobat ke alternatif dilatar belakangi adanya anggapan bahwapengobatan alternatifdapat memberikan kesembuhan dengan cepat, adanyakecemasan individu untuk menjalani pengobatan secara medis, yangdiasumsikan merupakan factor karakteristik psikologis.Dalam penelitian ini adapun teori rasa sakit yaitu pengalaman indrawidan emosi tidak menyenangkan yang terkait dengan kerusakan jaringan actualatau potensial, atau dapat digambarkan berdasarkan kerusakannya.Umumnyapara petugas kesehatan professional menganggap rasa sakit akut sebagaisimtom yang tepat untuk berbagai kondisi penyakit dan prosedurpenyembuhan.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30Dari pengertian-pengertian mengenai health belief model ecarakognitifmenunjukkan perilaku sehat maupun usaha untuk menuju sehat ataupenyembuhan suatu penyakit. Health belief model ini didasari oleh keyakinanatau kepercayaan individu tentang perilaku sehat maupun pengobatan tertentuyang bisa membuat diri individu tersebut sehat ataupun sembuh dari sakityang dialaminya.Penelitian ini menggunakan teori health belief model sebagai factoryang mendasari individu memilih pelayanan ataupun tindakan periaku demiterwujudnya sehat. Teori ini berbasis kognitif yang dinggap signifikan dalammemahami suatu proses pengambilan sutu keputusan didalam perilaku sehatdan perilaku sakit. Bentuk pemikran rasional tersebut meliputi analisa biayadan keuntungan

Health belief model 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Health belief model 1. Pengertian health belief model dikemukakan pertama kali oleh Resenstock 1966, kemudian disempurnakan oleh Becker, dkk 1970 dan 1980.Sejak tahun 1974, teori Health belief model telah menjadi perhatian para peneliti.Model teori ini

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .